GEOMETRI DALAM RUANG DIMENSI TIGA

dokumen-dokumen yang mirip
M O D U L 3 Dimensi Tiga

A B. Kedudukan titik, Garis dan bidang dalam bangun ruang. Pengertian titik

DIMENSI TIGA 1. Standar Kompetensi: Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB)

LUAS IRISAN PENAMPANG H G E F D C H G E F D C

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd

Geometri (bangun ruang)

Materi W9b GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. B. Menggambar dan Menghitung jarak.

KEGIATAN BELAJAR III SUDUT ANTARA DUA BIDANG (YANG BERPOTONGAN)

GEOMETRI DALAM RUANG DIMENSI TIGA

KEGIATAN BELAJAR II SUDUT ANTARA GARIS DAN BIDANG

Geometri Ruang (Dimensi 3)

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

DIMENSI TIGA. 3. Limas. Macam-macam Bangun Ruang : 1. Kubus : 1 luas alas x tinggi. Volume Limas = 3. = luas alas + luas bidang sisi tegak

GEOMETRI DIMENSI TIGA

BAB VIII. DIMENSI TIGA

SOAL-JAWAB MATEMATIKA PEMINATAN DIMENSI TIGA. Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4 cm. P adalah titik tengah CD. Tentukan panjang EP!

Dimensi Tiga. (Proyeksi & Sudut)

Materi W9c GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. C. Menggambar dan Menghitung Sudut.

GEOMETRI RUANG. Oleh : Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Geometri Ruang i

LEMBAR KERJA SISWA KE-3

Modul Matematika X IPA Semester 2 Dimensi Tiga

Materi W9a GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang.

Modul Matematika Semester 2 Dimensi Tiga

Bab 1. Logika Matematika Uji Kompetensi 1

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan

Dimensi Tiga (Sudut Pada Bangun Ruang)

SOAL-SOAL LATIHAN DIMENSI TIGA UJIAN NASIONAL

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (PEMINATAN)

360 putaran. Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit ( ) dan detik ( )

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA Ruas garis PQ Ruas garis QR Garis PQ = garis QR (karena bila diperpanjang akan mewakili garis yang sama)

(Dengan Pendekatan Vektor) Oleh: Murdanu, M.Pd.

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

BAB 1 KESEBANGUNAN & KONGRUEN

Sisi-Sisi pada Bidang Trapesium

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen (X-5) dan Kelas Kontrol (X-4) SMA Negeri 2 Purworejo. No Hari, Tanggal Jam ke- Kelas Materi

Pembelajaran Sudut Dan Jarak Dalam Ruang Dimensi Tiga

Konsep Dasar Geometri

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Matematika

Bangun Ruang dan Unsur-unsurnya (1)

Geometri MAT 3 A. TITIK, GARIS, BIDANG PADA RUANG B. KEDUDUKAN TITIK, GARIS & BIDANG GEOMETRI. materi78.co.nr

TEOREMA PYTHAGORAS. Kata-Kata Kunci: teorema Pythagoras tripel Pythagoras segitiga siku-siku istimewa. Sumber: Indonesian Heritage, 2002

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

PERSEGI // O. Persegi merupakan belah ketupat yang setiap sudutnya siku-siku Sisi Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan semua sisinya sama panjang

Sifat-Sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang

Jarak Titik ke Bidang

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E.

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen.

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1986 Matematika

Siswa dapat menyebutkan dan mengidentifikasi bagian-bagian lingkaran

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 12

By Drs. La Misu, M.Pd Drs. La Arapu,, M.Si Reviewers: Dr. Sugiman, M.Si SUBJECT MATTER

Antiremed Kelas 12 Matematika

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP & PENALARAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEKNIK SOLO/SUPERITEM

PAKET 4. Paket : 4. No Soal Jawaban 1 Luas Segiempat PQRS pada gambar di bawah ini adalah. A. 120 cm 2 B. 216 cm 2 C. 324 cm 2 D. 336 cm 2 E.

C. 9 orang B. 7 orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

SOAL ULA GA HARIA I DILE GKAPI DE GA KARTU SOAL DA KISI KISI YA

Drs.Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D.

MAKALAH BANGUN RUANG. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Guru Bidang Matematika. Disusun Oleh: 1. Titin 2. Silvi 3. Ai Riska 4. Sita 5.

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

Pengertian Dan Sifat-Sifat Bangun Segi Empat 1. Jajaran Genjang

Bab. Teorema Pythagoras dan Garis-Garis pada Segitiga. A. Teorema Pythagoras B. Garis-garis pada Segitiga

RUANG DIMENSI TIGA. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X

Downloaded from Paket 3. PAKET 3 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN 2013

GEOMETRI BANGUN RUANG

BAB XIV V E K T O R Pengertian Vektor adalah besaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri sebuah vektor dilukiskan sebagai panah.

SEGIEMPAT SACCHERI. (Jurnal 7) Memen Permata Azmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. 4 2 l2


GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

8 SEGITIGA DAN SEGI EMPAT

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB VIII ALAT UKUR, ALAT HITUNG DAN ALAT LUKIS DALAM GEOMETRI RUANG

( ) 2. Nilai x yang memenuhi log 9. Jadi 4x 12 = 3 atau x = 3,75

Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran

MODUL MATEMATIKA. Geometri Dimensi Tiga. Maylisa Handayani,S.Pd. Penyusun: MAT. 06. Geometri Dimensi Tiga

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

LATIHAN ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP 2012 MATEMATIKA XI RPL

VEKTOR. Notasi Vektor. Panjang Vektor. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor (,, ) (,, ) di atas dapat dinyatakan dengan: Matriks = Maka = =

KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG

BAB I TITIK DAN GARIS

KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N)

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

Geometri. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Titik Garis Bidang Ruang Jarak Sudut Diagonal A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

sdt ACB = = sdt CBA = = 3. Diketahui sebuah segitiga mempunyai keliling 24 cm, luas segitiga tersebut adalah : jawab :

KUBUS DAN BALOK. Kata-Kata Kunci: unsur-unsur kubus dan balok jaring-jaring kubus dan balok luas permukaan kubus dan balok volume kubus dan balok

TRIGONOMETRI 3. A. Aturan Sinus dan Cosinus 11/20/2015. Peta Konsep. A. Aturan Sinus dan Kosinus. Nomor W4801 Aturan Sinus

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB XII BANGUN DATAR

SOAL MATEMATIKA - SMP

BANGUN RUANG BAHAN BELAJAR MANDIRI 5

b = dan a b= 22. Jika sudut antara a dan b adalah a, maka

Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS

Transkripsi:

GEOMETRI DLM RUNG DIMENSI TIG

GEOMETRI DLM RUNG DIMENSI TIG (l. Krismanto, M.Sc.) I. KEDUDUKN TITIK, GRIS, DN IDNG. TITIK, GRIS DN IDNG Titik merupakan unsur ruang yang paling sederhana, tidak didefinisikan, tetapi setiap pembaca diharapkan dapat memahaminya. Yang dimaksud garis dalam bahasan ini adalah garis lurus dan yang dimaksud dengan bidang adalah bidang datar. Keduanya berukuran tak terbatas. Untuk garis tak terbatas panjangnya, sedangkan untuk bidang tak terbatas luasnya. Garis digambar digunakan sebatas yang diperlukan, khusus pada tulisan ini tidak berujung anak panah. Untuk menggambar sebuah bidang biasanya digunakan sebuah persegi panjang berukuran sesuai keperluan. Namun karena kedudukannya umumnya tidak frontal (tidak sejajar atau tidak pada bidang gambar), maka sebuah bidang datar biasa diwakili oleh sebuah jajar genjang. Untuk menunjukkan sebuah titik tertentu, kadang-kadang digunakan sebuah noktah. Pada bangun datar atau bangun ruang tertentu, misalnya pada sebuah kubus, meskipun bangun ruang tersebut mempunyai 8 titik sudut sebagai titik potong tiga bidang, atau tiga rusuk, titiknya tidak biasa diberi noktah.. KEDUDUKN TITIK TERHDP GRIS DN IDNG 1. Jika diketahui sebuah titik T dan sebuah garis g, mungkin: g (i) T (ii) a garis g melalui titik T (Gb. 1.1 (i)) g T Gambar 1.1 Titik T terletak pada garis g, atau b Titik T berada di luar g, atau garis g tidak melalui titik T. (Gb. 1.1 (ii)) Jika T pada g dan P pada g, maka dapat dinyatakan bahwa garis g melalui T dan P ksioma 1: Melalui dua buah titik dapat dibuat tepat satu garis. 2. Jika diketahui sebuah titik T dan sebuah bidang H, mungkin: a (i) H T Untuk menunjukkannya dibantu dengan menggambar sebuah garis pada bidang H (lihat C) T

(ii) H Titik T terletak pada bidang H, atau bidang H melalui titik T (Gb. 1.2 (i)). b Titik T tidak terletak pada bidang H, atau bidang H tidak melalui titik T(Gb. 1.2 (i)). Gambar 1.2 C. KEDUDUKN GRIS TERHDP IDNG DN GRIS 1. Jika diketahui sebuah garis g dan sebuah bidang H, mungkin: a Garis g terletak pada bidang H, atau bidang H melalui garis g g Sebuah garis g dikatakan terletak pada bidang H jika setiap H titik pada garis g terletak pada bidang H. Gambar 1.3 (i) Untuk menunjukkannya, ujung ruas garis wakil g harus terletak pada sisi jajar genjang wakil bidang H. Jika ada titik T di luar g juga terletak pada bidang H, maka dapat dinyatakan pula bahwa bidang H melalui sebuah garis dan sebuah titik di luar garis itu. lkris: Dimensi Tiga 08 MGMP Natematika SM Kab Sleman 1 ksioma 2: Melalui sebuah garis dan sebuah titik di luar garis tersebut dapat dibuat tepat sebuah bidang datar. Karena garis g tertentu jika dua ada dua titik tertentu (misal dan b) yang dilaluinya, maka: ksioma 3: Melalui tiga buah titik tak segaris dapat dibuat tepat sebuah bidang datar. g b Garis g memotong bidang H, atau garis g dan H berpotongan. Garis g dikatakan memotong bidang H jika garis g dan bidang H mempu-nyai hanya sebuah titik persekutuan. Titik itu disebut titik potong atau titik tembus garis g terhadap bidang H. Pada Gb. 1.3 (ii), T adalah titik tembus g terhadap H. c Garis g sejajar bidang H (g // H), atau bidang H sejajar garis g. Sebuah garis g dikatakan sejajar bidang H jika garis g dan bidang H tidak mempunyai titik persekutuan. Untuk menunjukkannya dapat dilakukan dengan menggambar sebuah garis pada H (misal h) sejajar garis g. Lihat Gb. 1.3 (iii). T H Gambar 1.3 (ii) g h H Gambar 1.3 (iii) 2. Jika diketahui sebuah garis g dan sebuah garis H, mungkin: Garis g dan garis H terletak pada sebuah bidang (misal H). Jika demikian maka yang dapat terjadi adalah: (i)

g H h a. g dan H berimpit. Dikatakan g = H. b. g dan H berpotongan (pada sebuah titik). (Gb. 1.4 (i)) ksioma 4: Melalui dua garis berpotongan dapat dibuat tepat sebuah bidang datar. (ii) g c. g h, yaitu jika keduanya tidak mempunyai titik h persekutuan. (Gb. 1.4 (ii)) H ksioma 4: Melalui dua garis sejajar dapat dibuat tepat sebuah bidang datar. (iii) g h T H d. garis g dan garis H tidak sebidang. Dikatakan bahwa garis g dan H bersilangan (silang menyilang). Jadi keduanya tidak sejajar dan juga tidak mempunyai titik persekutuan. Gambar 1.4 D. HUUNGN NTR IDNG-IDNG Dua bidang berimpit (semua titik pada bidang yang satu terletak pada bidang kedua, dan sebaliknya) dipandang sebagai sebuah bidang saja. 1. a b (i) Hubungan antara Dua idang Jika diketahui bidang H dan V, maka mungkin: idang H dan V sejajar Keduanya sama sekali tidak mempunyai titik persekutuan. (Gb. 1.5 (i)) (ii) V V H H Gambar 1.5

idang H dan V berpotongan pada sebuah garis. Garis potong ini biasa dilambangkan dengan (H, V). (Gb. 1.5 (ii)) lkris: Dimensi Tiga 08 MGMP Natematika SM Kab Sleman 2 γ (i) α β α γ γ (ii) α β (α,γ (β,γ) (iii) (iv) γ (α, γ) β (β, γ) (α, β) β α β (V) γ α (α,γ) (α,β) Hubungan antara Tiga idang (α, β, γ)

(α, β) = (α, γ) = (β, γ) 2. (β,γ) T Gambar 1.6 Ketiganya sejajar: idang α β γ (Gb. 1.6 (i)) Dua bidang sejajar, dipotong bidang ketiga: idang α β dan γ α, γ β (α, γ) (β, γ) (Gb. 1.6 (ii)) Ketiga bidang berpotongan pada satu garis. (α, β), (α, γ), dan (β, γ) berimpit. (Gb. 1.6 (iii)) Ketiga bidang berpotongan pada tiga garis potong yang sejajar. (α, β) (α, γ) (β, γ) (Gb. 1.6 (iv)) Ketiga bidang berpotongan pada sebuah titik ketiga garis potong (α, β), (α, γ), dan (β, γ) melalui sebuah titik. (Gb. 1.6 (V)) a. b. c. d. e. E. MENENTUKN TITIK POTONG GRIS DN IDNG DN GRIS POTONG NTR IDNGIDNG β C g T h Garis g dan H berpotongan di titik T. Garis H menembus α di dan β di. Garis g memebus β di C. Tentukan titik (α, β) tembus g terhadap α. Gambar 1.7 Jawab: Garis g dan H berpotongan. Jadi dapat dibuat sebuah bidang misal γ melalui g dan H. β C g T h C dan pada bidang γ C = (β, γ ) C dan pada bidang β (α, β) K α β (β, γ) memotong (α, β) di titik K. Maka garis potong ketiga yaitu (α, γ) juga melalui K (*). Karena pada H, maka pada γ. Titik titik tembus H terhadap bidang α, maka pada α. Jadi pada (α, γ). (**) C g T h β (α, β) K

α lkris: Dimensi Tiga 08 MGMP Natematika SM Kab Sleman α Dari (*) dan (**) maka (α, γ) = garis K C g T h (α, β) D K K dan g pada bidang γ, keduanya berpotongan.di titik D = titik tembus g terhadap bidang α. 3 G H Menggunakan Dasar Hubungan Tiga idang Q E Contoh F P Diketahui kubus CD.EFGH (Gb 1.8 ). Titik P, Q, dan R berturut-turut terletak pada rusuk CG, DH dan E. idang α melalui P, Q, dan R. Gambarlah garis-garis potong:\ a. (α, DHE) b. (α, CGF) Jawab: a. Q pada α dan Q pada DHE Q pada (α, DHE)... (1) R pada α dan R pada DHE R pada (α, DHE)... (2) Dari (1) dan (2) maka QR = (α, DHE) a. P pada α dan P pada CGF (α, CGF) melalui titik P... (3) idang CGF DHE dipotong bidang α, maka (α, CGF) (α, DHE) = QR... (4) Dari (3) dan (4) maka (α, CGF) melalui P sejajar QR (Gb 1.9 (i)), yaitu garis PS R C D Gb 1.8 G H Q E

F P R C D S Gb 1.9 Titik P adalah titik tengah rusuk T pada limas beraturan T.CD. idang α melalui P sejajar D dan T. Carilah garis-garis potong bidang α dengan sisi-sisi limas. Jawab: α. T idang α melalui P//T (α, T) T P pada bidang T Untuk membuat (α, T) dibuat PQ pada bidang T T P (Q pada ) Gb 1.10a. D C N Gb 1.10. a Q T (α, CD ) D pada bidang CD melalui Q// D Q pada α dan CD idang α // D Garis tersebut memotong D di R dan C di N. (Gb 1.10. b) erdasar sifat kesejajarannya terhadap T, maka:(i) pada S TD dibuat garis melalui R sejajar T. P R

T memotong TD di S, (ii) pada TC dibuat garis melalui N sejajar T memotong TC di M. D C N Gb 1.10. b Q Irisan adalah segi lima PQRSM (Gb 1.10. c) Dengan demikian maka prosedur menggambarnya sebagai berikut: lkris: Dimensi Tiga 08 MGMP Natematika SM Kab Sleman 4 1) Pada bidang T ditarik garis PQ T ( Q pada ) 2) Pada bidang CD ditarik QR D (R pada D ) memotong C di N. 3) 4) 5) T M S Pada bidang TD ditarik garis RS T (S pada TD ) Pada bidang TC ditarik garis melalui N T memotong TC di M. Garis-garis potongnya adalah PQ, QR, RS, SM, dan MP Segilima PQRSM disebut irisan bidang α terhadap limas T.CD. P

R D C N Q Gb 1.10. c Latihan 1 1. Salin dan tentukan titik tembus garis H terhadap bidang α. h β β C β? h C D? α

h? α C α E 2. Gambarlah garis-garis potong antara bidang CF dan DE dengan bidang α dan β, dan juga antara bidang CF dan DE. 3. Limas-limas di bawah ini terletak pada bidang α. Tentukan titik tembus garis terhadap bidang α. β D F C α T T pada TPQ pada TPR R P R Q 4. P Q Pada kubus CD.EFGH, titik-titik P, Q, R dan S berturut-turut terletak pada bidang CDHG, DHE, CGF, dan FE. Kubus tersebut diletakkan pada bidang α. Tentukanlah titik tembus

garis-garis PQ PR, PS, QR, dan QS terhadap bidang α (lihat gambar di bawah No. 5) 5. Pada limas T.CD, titik-titik P, Q, R dan S berturut-turut terletak rusuk TD, bidang TC, bidang T, dan rusuk T. las limas pada pada bidang α. Tentukanlah titik tembus garis garis PQ PR, PS, QR, dan QS terhadap bidang α. lkris: Dimensi Tiga 08 MGMP Natematika SM Kab Sleman 5 T H E P Q G P F Q R R D S D C lkris: Dimensi Tiga 08 MGMP Natematika SM Kab Sleman S C

6 II. JRK DN SUDUT. JRK Definisi: Jarak antara dua buah bangun adalah panjang ruas garis penghubung terpendek yang menghubungkan dua titik pada bangun-bangun tersebut. Jika G1 dan G2 adalah bangun-bangun geometri, maka G1 dan G2 dapat dipikirkan sebagai himpunan titik-titik, sehingga dapat dilakukan pemasangan antara titik-titik pada G1 dan G2. Jika ruas garis adalah yang terpendek antara semua ruas garis penghubung titik-titik itu, maka panjang ruas garis disebut jarak antara bangun G1 dan G2. kibat dari pengertian yang demikian maka: G2 G1 Gambar 2.1 1. Jarak antara titik P dan Q adalah panjang ruas garis PQ. (Gb. 2.2 (i)) 2. Jarak antara titik P dan garis g adalah panjang ruas garis penghubung P dengan proyeksi P pada garis g. Pada Gb. 2.2 (ii), jarak antara titik P dan garis g = PP1. 3. Jarak antara titik P pada bidang K adalah panjang ruas garis penghubung P dengan proyeksi titik P pada bidang K. Pada Gb. 2.2 (iii), jarak antara titik P dan bidang K = PP1. 4. Jarak antara garis g dan bidang K yang sejajar adalah sama dengan jarak salah satu titik pada garis g terhadap bidang K. Pada Gb. 2.2 (iv), jarak antara g dan K dengan g K adalah PP1. 5. Jarak antara bidang K dan L yang sejajar adalah sama dengan jarak salah satu titik pada bidang K terhadap bidang L, atau sebaliknya. 6. Jarak antara garis g dan H yang bersilangan adalah panjang ruas garis hubung yang letaknya tegaklurus pada g dan H (perhatikanlah cara menggambarkannya).$ P P P R

Q K Q P P4 P2 P3 P1 (ii) (i) C P1 K g (iii) g P1 (iv) h h g g 1 1 C1 (V) lkris: Dimensi lkris: Dimensi TigaTiga 08 MGMP Natematika SM Kab Sleman (Vi) (Vii) Gambar 2.2 7. CR MELUKIS JRK DU GRIS ERSILNGN g

Cara I (Gambar 2.3): (1) Lukis garis b1 // dan memotong garis a. (2) Lukis bidang H melalui dan b1. (3) Proyeksikan garis terhadap bidang H. Hasilnya adalah garis b2, yang memotong garis di titik. (4) Lukislah garis g yang melalui b, dan memotong garis di. (5) = panjang, merupakan jarak antara garis dan yang bersilangan. (1) (2) (3) (4) Cara II (Gambar 2.4): Lukislah bidang H b. idang H memotong garis di P. Proyeksikan garis pada bidang H, hasilnya a1. Lukislah garis melalui P a1 dan memotong a1 di titik Q. Melalui Q lukis garis k // yang memotong garis di titik. b b2 H a b1 Gambar 2.3 k l (5) Melalui titik lukis garis l PQ dan memotong garis di titik. (6) Panjang sama dengan panjang PQ dan merupakan jarak antara garis dan yang bersilangan. Q a 1 P Contoh 2.1 Diketahui kubus CD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Lukis dan hitunglah jarak antara E dan H. Jawab: b Gambar 2.4 H (1) kan dilukis garis sejajar E memotong H di. Garis tersebut telah tersedia yaitu F. (2) Lukis bidang melalui H dan F. idang tersebut adalah Q bidang DHF (3) Proyeksikan garis E pada bidang DHF. Hasil proyeksinya adalah garis KL yang memotong H di P. (4) Melalui titik P lukis PQ E. PQ = 21 6 2 cm = 3 2 cm.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) G (2) P (4) (1) D C K Gambar 2.5 H C, maka G L E Cara II (Gambar 2.6) Dilukis bidang yang tegaklurus E : telah tersedia yaitu Q bidang CD. Proyeksikan H pada bidang CD, yaitu D. Lukis garis melalui D, yaitu C, memotong D di titik K. Melalui K dibuat garis sejajar E yaitu KL yang memotong H di P. Melalui P dibuat garis tegaklurus E yaitu PQ. F (3) (5) PQ =panjang ruas garis PQ merupakan jarak antara E dan H. 1 2 a L E Cara I (Gambar 2.5): (6) Oleh karena PQ = K dan K = H

F P (4) (5) D (1) (2) K (3) C Gambar 2.6 PQ = panjang ruas garis PQ, merupakan jarak antara E dan H. Panjangnya = K = 21 C = 21 6 2 cm = 3 2 cm. lkris: Dimensi Tiga 08 MGMP Natematika SM Kab Sleman 8 Contoh Diketahui kubus CD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Lukis dan hitunglah jarak antara EG dan FC. Jawab: Digunakan Cara II (Gambar 2.7). E (1) Lukis bidang yang tegaklurus EG, yaitu bidang DHF yang memotong EG di K. (2) Proyeksikan garis FC ke bidang DHF, yaitu FL. (3) Melalui K dibuat garis tegaklurus FL dan memotong FL di titik M. (Dibuat KM H, karena H FL ). (4) Melalui M dibuat garis sejajar EG, memotong FC di titik P. (5) Melalui P dibuat garis sejajar KM, memotong EG di Q.. (6) Panjang ruas garis PQ merupakan jarak antara EG dan FC PQ = KM; KM = 21 HN = 21 4 3 cm = 2 3 cm H G K Q F (5) (3) (1) M (4) P N D (2) C L

Gambar 2.7 Jadi jarak antara garis EG dan FC adalah sepanjang ruas garis PQ = 2 3 cm. Catatan: Jika yang ditanyakan hanya jaraknya, maka jarak tersebut sama dengan jarak antara bidang DEG dan CF. Karena kedua bidang tegak lurus dan membagi tiga sama diagonal H, maka jarak kedua garis sama dengan jarak antara dua bidang sejajar tersebut = 13 6 3 cm = 2 3 cm C. SUDUT 1. Sudut ntara Dua Garis Sudut antara dua garis garis adalah sudut lancip atau siku-siku antara kedua garis tersebut. Dengan demikian maka sudut antara dua garis bersilangan adalah sudut lancip atau siku-siku yang terbentuk oleh kedua garis bersilangan (tidak sebidang) F Jika dan dua garis bersilangan, maka besar sudut antara kedua V garis sama de-ngan besar sudut antara a yang sebidang dengan dan a sejajar a, dengan b, atau sebaliknya: antara b yang sebidang dengan dan sejajar b, dengan a. D α Jika sudutnya 90, dikatakan menyilang tegak lurus b. b Pada Gambar 2.8, dan bersilangan. esar sudut antara dan = EDF = α a H E Gambar 2.8 2. Sudut ntara Garis dan idang Garis dikatakan tegak lurus bidang H, jika garis tegaklurus pada semua garis pada bidang H g a1, g a2, g a3, dengan a1, a2, a3, pada bidang H g H. (Gb. 2.9) Karena dua garis berpotongan menentukan keberadaan a4 a5 a2 sebuah bidang (melalui 2 garis berpotongan dapat dibuat a 2 tepat sebuah bidang), maka: jika garis g tegak lurus pada a1 dua buah garis pada bidang H, maka garis g H. esar sudut antara garis dan bidang H, dengan tidak tegak lurus H, ditentukan oleh besar sudut antara garis dan a yang merupakan proyeksi garis pada bidang H. lkris: Dimensi Tiga 08 MGMP Natematika SM Kab Sleman g H Gambar 2.9 9 k a

a α (i) a k =a α a α = α (ii) Gambar 2.10 Pada Gb. 2.10 (i), dan pada garis a. Proyeksi pada H adalah, proyeksi pada H adalah, sehingga hasil proyeksi pada H yaitu a adalah garis '. Sudut antara dan H = sudut antara dan a yaitu α. Jika pada bidang pemroyeksi dibuat garis k a (Gb. 2.10 (ii)), maka k = a. Untuk menggambarkan besar sudut antara k dan a, dalam hal ruang gambarnya tidak memungkinkan, dapat diatasi dengan menggambar garis a a pada bidang pe-mroyeksi sehingga besar sudut antara k dan H dapat diwakili oleh α, yaitu (k, a ). C 3. Sudut ntara Dua idang (yang erpotongan) V Misalkan bidang V dan W berpotongan pada garis (bidang V W = bidang CD, bidang W = bidang EF). Jika sebuah bidang K memotong tegaklurus garis potong antara bidang V dan W, maka T P α bidang K dinamakan bidang tumpuan antara bidang V dan W. Karena bidang K V dan K W, maka bidang K K (V, W), sehingga (V, W)) (K, V) dan (V, W) (K, W). Sudut antara garis (K, V) dan (K, W) dinamakan sudut tumpuan antara bidang V dan W. esar sudut antara bidang V dan W ditentukan oleh besar sudut tumpuan antara kedua kedua bidang. Pada Gb. 2.11, sudut yang dimaksud adalah sudut PTQ. Gambar 2.11 Jadi untuk menentukan besar sudut antara dua bidang V dan W dapat dilakukan sebagai berikut: H (1) Tentukan (V, W) (dalam Gb. 2.11: ) S (2) Pilih sembarang titik T pada (V, W) F E (3) Pada bidang V tarik garis TQ (V, W)

R (4) Pada bidang W tarik garis TP (V, W) maka: besar (V, W) = PTQ Jika besar (V, W) = 90, dikatakan V W Pada kubus CD.EFGH (Gb. 2.12): P D R F G C Q Contoh Q Q P D o a. Sudut antara H dan F T O E Gambar. 2.12 = sudut antara H dan DH (karena DH F ) = 45o (karena SDH siku-siku sama kaki). b. Jika sudut antara bidang FH dan CFH = α, berapakah cos α? Jawab: (FH, CFH) = FH. lkris: Dimensi Tiga 08 MGMP Natematika SM Kab Sleman 10

FH sama sisi dan S titik tengah FH. Jadi S FH (1) CFH sama sisi dan S titik tengah FH. Jadi CS FH (2) Jadi sudut tumpuan antara bidang FH dan CFH = SF, besarnya = α. T 2 2 2 S + CS S Pada SF: cos α = ; misalkan = 2a, maka 2.S.CS C = 2a 2, S = CS = a 6 = = 6 a 2 + 6 a 2 8a 2 2 a 6 a 6 4a 2 12a 2 = 31 Jadi cos (FH, CFH) = 31 D Gambar. 2.13 P αq M C 1) T.CD adalah sebuah limas segi-4 beraturan (Gb. 2.13): = 6 cm, tinggi limas = 6 cm. Tentukan sin ( TC, CD) dan tan (TC, CD) Jawab: M = proyeksi T pada bidang CD dan C = proyeksi T pada bidang CD Jadi proyeksi TC pada bidang CD adalah MC sehingga ( TC, CD) = TCM; MC = 21 C = 21 6 2 cm = 3 2 cm. TC = 2 TM + MC sin TCM = 2 ( )2 =

= 62 + 3 2 36 + 18 = 54 = 3 6 (cm) TM 6 = = 31 6 TC 3 6 Jadi sin ( TC, CD) = 31 6 (TC, CD) = C ; Q pada C, QT pada bidang TC tegak lurus C Q pada C, QP pada bidang CD tegak lurus C Sudut tumpuan antara bidang TC dan CD adalah PTC, tan PTC = TM 6 = =2 MQ 3 Jadi tan (TC, CD) = 2. Latihan 1 EFGH Untuk no. 1-6, gunakan gambar kubus pada Gambar 12 dengan panjang rusuk 6 cm. CD 1. erapakah jarak antara (1) dan C, (2) D dan G? 2. erapakah jarak (terpendek) antara E dan C jika ditempuh melewati bi dang sisi kubus? 3. erapakah jarak antara (1) dan FC (2) D dan EG? 4. erapakah jarak dan besar sudut antara (1) HG dan bidang FE, (2) FG dan CHE? 5. erapakah jarak antara bidang FE dan bidang DCHG, (2) bidang FH dan bidang DG? 6. erapakah jarak antara (1) dan FG, (2) E dan D, dan (3) GH dan FC? 7. erapakah kosinus sudut antara: a. (i) FC dan DG (ii) H dan QG (iii) DH dan QG b. (i) H dan EFGH c. (i) DG dan CD (ii) EG dan DG (ii) EG dan EFGH

(iii) CS dan FH (iii) FH dan DE lkris: Dimensi Tiga 08 MGMP Natematika SM Kab Sleman 11 8. Kubus CD.EFGH panjang rusuknya a 2 cm. Tentukanlah jarak titik H ke bidang DEG! 9. Dua buah garis l dan m bersilangan tegak lurus. Jarak antara kedua garis itu adalah dengan pada l dan pada m. Pada garis l dan m berturut-turut terletak titik-titik C dan D, sehingga C = 6 cm dan D = 8 cm. Jika = 10 cm, hitunglah panjang CD. 10. D.C adalah sebuah bidang empat beraturan, panjang rusuknya 6 cm. a. Hitung jarak antara: i. setiap titik sudut ke bidang sisi di hadapannya ii. setiap dua rusuknya yang bersilangan b. Hitunglah kosinus sudut antara: i. dua bidang sisinya ii sebuah rusuk dengan sisi yang ditembusnya iii garis tinggi dan rusuk yang dipotongnya. 11. erapakah jarak antara (1) dan FG, (2) E dan D, dan (3) GH dan FC? 12. Gambarlah kubus CD.EFGH. K adalah titik potong diagonal C dan D. Lukislah sebuah ruas garis yang menyatakan jarak antara garis G dan EC, kemudian hitung jarak tersebut jika panjang rusuk kubus 6 cm. 13. T.CD adalah sebuah limas beraturan. = 6 cm, T = 3 5 cm. Gambarlah sebuah ruas garis yang menyatakan jarak antara titik ke bidang TD dan hitunglah jarak tersebut. 14. CD adalah sebuah trapesium siku-siku di, merupakan alas sebuah limas T.CD dengan T CD. Panjang rusuk D = 30 cm, = 20 cm, dan C = 15 cm. Hitunglah: jarak antara (i) CD dan T, (ii) dan bidang TCD, (iii) dan bidang TCD, dan sinus sudut antara bidang TCD dan CD lkris: Dimensi Tiga 08 MGMP Natematika SM Kab Sleman 12