Transformasi Laplace Peninjauan kembali variabel kompleks dan fungsi kompleks Variabel kompleks Fungsi Kompleks

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

TRANSFORMASI LAPLACE

LIMIT FUNGSI. A. Menentukan Limit Fungsi Aljabar A.1. Limit x a Contoh A.1: Contoh A.2 : 2 4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Respons Sistem dalam Domain Waktu. Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 4

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

Metode lokasi akar-akar (Root locus method) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 8

Transformasi Laplace

BAB I PENDAHULUAN. Karena penyelesaian partikular tidak diketahui, maka diadakan subtitusi: = = +

Prosedur tersebut bisa digambarkan sbb.:

MATEMATIKA TEKNIK II BILANGAN KOMPLEKS

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan

TRANSFORMASI LAPLACE. Matematika Lanjut 2. Achmad Fahrurozi-Universitas Gunadarma

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun

BAB VI PENYELESAIAN DERET UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Model Aliran Panas

BILANGAN KOMPLEKS. 1. Bilangan-Bilangan Real. 2. Bilangan-Bilangan Imajiner. 3. Bilangan-Bilangan Kompleks

Bil Riil. Bil Irasional. Bil Bulat - Bil Bulat 0 Bil Bulat + maka bentuk umum bilangan kompleks adalah

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

ANALISIS KESTABILAN ROUTH HURWITZ DAN ROOT LOCUS

I. SISTEM KONTROL. Plant/Obyek. b. System terkendali langsung loop tertutup, dengan umpan balik. sensor

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3

Modul I Dasar Bilangan Kompleks

Tanggapan Alih (Transient Respond) dan Kestabilan System

Tanggapan Frekuensi Pendahuluan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Kriteria Nyquist. Dalam subbab ini, sistem lup tertutup yang akan dikaji seperti ditunjukkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS METODE DEKOMPOSISI SUMUDU DAN MODIFIKASINYA DALAM MENENTUKAN PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR

TUGAS MANDIRI KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tahun Ajaran 2016/2017

Invers Transformasi Laplace

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA NONLINIER ORDE DUA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE

MODUL PEMBELAJARAN ANALISIS VARIABEL KOMPLEKS 2/22/2012 IKIP BUDI UTOMO MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI

Contoh klasik dari persamaan hiperbolik adalah persamaan gelombang yang dinyatakan oleh

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

BAB V PERSAMAAN LINEAR TINGKAT TINGGI (HIGHER ORDER LINEAR EQUATIONS) Persamaan linear tingkat tinggi menarik untuk dibahas dengan 2 alasan :

ROOT LOCUS. Aturan-Aturan Penggambaran Root Locus. Root Locus Melalui MATLAB. Root Locus untuk Sistem dengan

APLIKASI METODE ANALISIS TRANSFORMASI HOMOTOPI PADA PERSAMAAN ( ) ( ) (Skripsi) Oleh DONGKY PRANATA PUTRA

TINJAUAN MATA KULIAH... Kegiatan Belajar 2: PD Variabel Terpisah dan PD Homogen Latihan Rangkuman Tes Formatif

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

DASAR-DASAR TEKNIK PENGATURAN. Oleh: Mohammad Dhandhang Purwadi UNTUK KALANGAN SENDIRI JURUSAN TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NASIONAL

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. kemajuan. Salah satunya adalah cabang ilmu matematika yang sampai saat ini

BAB II LANDASAN TEORI

Pemodelan Sistem Dinamik. Desmas A Patriawan.

TANGGAPAN FREKUENSI. Analisis Tanggapan Frekuensi. Penggambaran Bode Plot. Polar Plot / Nyquist Plot. Log Magnitude vs Phase Plot / Nichols

BAB III PEMODELAN PERSAMAAN INTEGRAL PADA ALIRAN FLUIDA

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

II. TINJAUAN PUSTAKA ( ) ( ) ( ) Asalkan limit ini ada dan bukan atau. Jika limit ini memang ada, dikatakan ( ) ( ) ( ) ( )

7. RESIDU DAN PENGGUNAAN. Contoh 1 Carilah titik singular dan tentukan jenisnya dari fungsi berikut a. f(z) = 1/z

, ω, L dan C adalah riil, tunjukkanlah

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

RPKPS (Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester) Program Studi : S1 Matematika Jurusan/Fakultas : Matematika/FMIPA

Persamaan Diferensial Biasa


Bab II Fungsi Kompleks

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persamaan diferensial sebagai model matematika terbentuk karena

Perancangan sistem kontrol dengan root locus. Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 11

Persamaan Diferensial Biasa: Suatu Pengantar

KERANGKA BAHAN AJAR. Mata Kuliah : Sistem Linier Semester: 3 Kode: TE-1336 sks: 3 Jurusan : Teknik Elektro Dosen: Yusuf Bilfaqih

BAB I PENDAHULUAN. keadaan dari suatu sistem. Dalam aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan

PENGANTAR DASAR MATEMATIKA REKAYASA, oleh Markoni Hak Cipta 2014 pada penulis

SISTEM KENDALI OTOMATIS Analisa Respon Sistem

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

MATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri

Deret Binomial. Ayundyah Kesumawati. June 25, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Deret Binomial June 25, / 14

Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya. MATERI Diagram Nyquist

KONSEP SINYAL. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani February EL2032 Sinyal dan Sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( )

Matematika Teknik Dasar-2 2 Bilangan Kompleks - 1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

Analisa Matematik untuk Menentukan Kondisi Kestabilan Keseimbangan Pasar Berganda dengan Dua Produk Melalui Sistem Persamaan Diferensial Biasa Linear

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS


III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan

HUBUNGAN ANTARA DIFFERENSIAL DAN INTEGRAL

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

MATERI PELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS X BAB I: BENTUK PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA. 1.1 Pangkat Bulat. A. Pangkat Bulat Positif

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

TINJAUAN PUSTAKA. diketahui) dengan dua atau lebih peubah bebas dinamakan persamaan. Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam

BILANGAN KOMPLEKS SHINTA ROSALIA DEWI, S.SI, M.SC

2.1 Pelinieran Model Matematik dengan Ekspansi Deret Taylor

Persamaan Diferensial

Candi Gebang Permai Blok R/6 Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

Transkripsi:

Transformasi Laplace Metode transformasi Laplace adalah suatu metode operasional yang dapat digunakan secara mudah untuk menyelesaikan persamaan diferensial linear. Dengan menggunakan transformasi Laplace, beberapa fungsi umum dapat diubah seperti fungsi sinusoida, fungsi sinusoida teredam, dan fungsi eksponensial menjadi fungsi-fungsi aljabar variabel kompleks s. Bila persamaan aljabar dalam s dipecahkan, maka penyelesaian dari persamaan diferensial (transformasi Laplace balik dan variabel tidak bebas) dapat diperoleh dengan menggunakan tabel transformasi Laplace atau dengan teknik uraian pecahan parsial. Suatu kelebihan metode transformasi Laplace adalah bahwa metode ini memungkinkan penggunaan teknik grafis untuk meramal kinerja sistem tanpa menyelesaikan persamaan diferensial sistem. Kelebihan lain metode transformasi Laplace adalah diperolehnya secara serentak baik komponen transien maupun komponen keadaan tunak jawaban persamaan pada waktu menyelesaikan persamaan diferensial. Peninjauan kembali variabel kompleks dan fungsi kompleks. Sebelum disajikan transformasi Laplace, akan ditinjau kembali teori Euler, yang mengaitkan fungsi sinusoida dengan fungsi eksponensial. Variabel kompleks. Bilangan kompleks mempunyai bagian nyata dan bagian imajiner, keduanya adalah konstan. Jika bagian nyata dan/atau bagian imajiner adalah variabel, bilangan kompleks itu dinamakan variabel kompleks. Pada transformasi Laplace akan digunakan notasi s sebagai variabel kompleks, yaitu: (1) dengan σ adalah bagian nyata dan ω adalah bagian imajiner. Fungsi Kompleks. Fungsi kompleks F(s), fungsi dan s, mempunyai bagian nyata dan bagian imajiner atau (2)

dengan F x dan F y adalah besaran nyata. Besaran dan F(s) adalah F + akar dari 2 2 x F y F x +F y dan sudut θ dan F(s) adalah tan -1 (F y /F x ). Sudut tersebut diukur berlawanan jarum jam dari sumbu nyata positif. Konjugasi kompleks dari F(s) adalah F(s) = F x jf y Fungsi kompleks G(s) dikatakan analitik dalam suatu daerah bila G(s) dan semua turunannya ada pada daerah tersebut. Turunan dari suatu fungsi analitik G(s) diberikan: (3) Karena Δs = Δ σ + jδω, maka Δs dapat mendekati nol sepanjang jumlah tertentu dari lintasan yang berbeda. Titik-titik pada bidang s yang menyebabkan fungsi G(s) analitik disebut titik ordiner (ordinary), sedangkan titik-titik pada bidang s yang menyebabkan fungsi G(s) tidak analitik disebut titik singuler. Titik-titik singuler yang menyebabkan fungsi G(s) atau turunan-turunannya mendekati tak terhingga disebut pole (kutub). Jika G(s) mendekati tak terhingga untuk s mendekati -p dan jika fungsi G(s)(s + p) n (n = 1,2,3) (4) mempunyai nilai terhingga tak nol di s = -p. maka s = -p disebut pole orde n. Jika n = 1, pole tersebut disebut pole sederhana. Jika n = 2, 3,..., pole tersebut disebut pole orde dua, pole orde tiga, dan seterusnya. Titik-titik yang menyebabkan fungsi G(s) sama dengan nol disebut zero. Untuk melukiskannya, tinjau fungsi kompleks G(s) mempunyai nol di s = -2, s = -10, kutub sederhana di s = 0, s = -1, s = - 5, dan kutub ganda (banyak kutub dan orde 2) di s = -15. Perhatikan bahwa G(s) menjadi nol di s =. Karena untuk nilal yang besar dan s G(s) mempunyai tiga nol (banyak nol dan orde 3) di s =. Jika titik-titik di tak terhingga dimasukkan, G(s) mempunyai jumlah yang sama d kutub sebagai nol. Ringkasnya, G(s) mempunyai 5 nol (s = -2, s = -10, s =, s =, s ) dan 5 kutub(s = 0,s =-1,s = -5, s = -15, s = -15).

Definisi transformasi Laplace, pembahasan singkat kondisi keberadaan transformasi Laplace, dan contoh contoh yang melukiskan penurunan transformasi Laplace beberapa fungsi yang biasa dijumpai. Dapat didefinisikan bahwa, f(t) = fungsi waktu t sedemikian rupa sehingga f(t) = 0 untuk t <0 s = variabel kompleks = simbol operasional yang menunjukkan bahwa besaran yang didahuluinya ditransformasi dengan integral Laplace e st dt F(s) = transformasi Laplace dari f(t) Selanjutnya transformasi Laplace dari f(t) didefinisikan oleh st st [ F( t)] = F( s) = e dt[ f ( t)] = f ( t) e dt 0 0 Proses kebalikan dari penemuan fungsi waktu f(t) dan transformasi Laplace F(s) dinamakan transformasi Laplace balik. Notasi untuk transformasi Laplace balik adalah. Jadi [F(s)] = f(t) Transformasi Laplace dapat juga digunakan untuk memecahkan persamaan difrensial linear yang mempunyai parameter konstan, dimana variable merupakan fuksi waktu. Untuk memperoleh transformasi Laplace tanpa menggunakan tabel Laplace, ada beberapa langkah penting yaitu: 1. Pilih fungsi waktu f(t) 2. Kalikan dengan suatu faktor konvergen e -st 3. Integrasikan bentuk-bentuk ini antara limit 0 dan Contoh 1 Tentukan transformasi Laplace dari fungsi e -at Solusi. 0

Penyederhanaan fungsi ini menghasilkan Integrasikan, diperoleh Subsitusi batasan yang ada, diperoleh Oleh karenanya, maka atau Dengan demikian Contoh 2 Tentukan dan dimana A merupakan konstanta dan sebab itu merupakan waktu independen. Solusi Karena Selanjutnya a = 0 dan e -at = 1

Maka Untuk dan maka sebaliknya dan Transformasi Laplace Balik Proses matematik untuk mengubah dari variabel kompleks ke bentuk ungkapan waktu disebut transformasi balik. Notasi transfomasi Laplace balik dinyatakan dengan Contoh 3 Tentukan transformasi Laplace balik dari Ekspansi pecahan parsial dari F(s) adalah a 1 dan a 2 diperoleh dengan

Jadi Fungsi Alih Dalam teori kontrol, fungsi alih digunakan untuk mencirikan hubungan masukan dan keluaran dari komponen atau sistem yang dapat digambarkan dengan persamaan diferensial linear, invarian-waktu. Fungsi alih persamaan diferensial linear, invarian-waktu suatu sistem didefinisikan sebagai perbandingan antara transformasi Laplace keluaran (fungsi tanggapan) terhadap transformasi Laplace masukan (fungsi penentu dengan anggapan bahwa semua syarat awal nol. Perhatikan persamaan diferensial linear, invarian-waktu sistem yang didefinisikan dengan persamaan diferensial berikut: dengan ( n m) dengan y adalah keluaran sistem dan x masukan. Fungsi alih sistem mi diperoleh dengan mengambil transformasi Laplace kedua sisi Persamaan (5) dengan anggapan semua syarat awal nol atau (5) Dengan menggunakan konsep fungsi alih dapat dinyatakan sistem dinamik dengan persamaan aljabar dalam s. Jika pangkat tertinggi dan s dalam penyebut fungsi alih sama dengan n, maka sistem disebut sistem orde ke-n.

Kegunaan konsep fungsi alih terbatas pada sistem linear persamaan diferensial, waktu tidak berubah. Namun pendekatan fungsi alih digunakan secara ekstensif dalam analisis dan desain sistem demikian. Berikut ini kita akan mendaftar komentar penting mengenai fungsi alih. (Perhatikan bahwa dalam daftar tersebut sebuah sistem adalah sistern linear yang dijelaskan oleh persamaan diferensial, waktu tidak berubah). 1. Fungsi alih dari sistem adalah model matematika yang merupakan metode operasional dari pernyataan persamaan diferensial yang menghubungkan variabel keluaran dengan variabel masukan. 2. Fungsi alih adalah sifat dari sistem tersebut sendiri, tidak tergantung dari besaran dan sifat dari masukan atau fungsi penggerak. 3. Fungsi alih termasuk unit yang diperlukan untuk menghubungkan masukan dengan keluaran; namun, ia tidak memberikan informasi apapun mengenai struktur fisik dari sistem tersebut. (Fungsi alih dari banyak sistem yang secara fisik berbeda dapat identik). 4. Jika fungsi alih dari sistem diketahui, keluaran atau tanggapan dapat ditelaah untuk berbagai macam bentuk masukan dengan pandangan terhadap pengertian akan sifat dari sistem tersebut. 5. Jika fungsi alih dari sistem tidak diketahui, ia mungkin dapat diadakan secara percobaan dengan menggunakan masukan yang diketahui dan menelaah keluaran dari sistem tersebut. Sekali diadakan, fungsi alih memberikan penjelasan penuh dan karakteristik dinamika dari sistem, yang berbeda dan penjelasan fisiknya.