ISOMETRI TERHADAP GEOMETRI INSIDENSI TERURUT

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah geometri selain aksioma diperlukan juga unsur-unsur tak terdefinisi. Untuk. 2. Himpunan titik-titik yang dinamakan garis.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Geometri Insidensi. Modul 1 PENDAHULUAN

Hubungan Kekongruenan Dalam Geometri Terhingga

II. LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah,

MENUNJUKKAN SIFAT SIFAT AFFINITAS PERSPEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CABRI. Oleh Sugiyono Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK

MENUNJUKKAN SIFAT SIFAT AFFINITAS PERSPEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CABRI

UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI

GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

REFLEKSI DAN AKSIOMA CERMIN PADA BIDANG POINCARÉ

TRANSFORMASI. Dosen Pengampu Mata Kuliah. HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 1. Hayatun Nupus Rina Ariyani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:

GENERALISASI TEOREMA MENELAUS DAN TEOREMA CEVA PADA POLIGON DI BIDANG EUCLID

MEMOTIVASI SISWA BELAJAR GEOMETRI DENGAN LINGKARAN TITIK SEMBILAN. Sugiyono Jurusan Pendidikan Matematika FMPA Universitas Negeri Yogyakarta.

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

TUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI. Tentang. Isometri dan Sifat-sifat Isometri. Oleh : EVI MEGA PUTRI : I. Dosen Pembimbing :

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Aksioma-aksioma yang membentuk geometri Affin disebut dengan aksioma playfair

Geometri di Bidang Euclid

IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2

Memahami Bentuk Aljabar Melalui Origami (Seni Melipat Dari Jepang) Oleh: Dian Usdiyana dan Mohamad Rahmat*)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Geometri Dimensi Dua

TUGAS MATA KULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI

PEMANFAATAN KOMPUTER PROGRAM CABRI DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI (II)

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)

Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS

1 P E N D A H U L U A N

REFLEKSI TERHADAP LINGKARAN SKRIPSI

OLEH : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU SEKOLAH TINNGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAHAN BELAJAR: UNSUR DASAR PEMBANGUN GEOMETRI. Untung Trisna Suwaji. Agus Suharjana

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

Tentang. Isometri dan Refleksi

MAKALAH OLEH KELOMPOK I NAMA : 1. SHINTA JULIANTY 2. SITI HERLIZA 3. FATMALIZA 4. SUPRA ANTONI 5. JUNIANTY

TUGAS KELOMPOK 5 GEOMETRI TALI BUSUR, GARIS SINGGUNG, DAN RUAS SECANT. Oleh: AL HUSAINI

TRANSFORMASI. 1) T(A) = A 2) Apabila P A, maka T(P) = Q dengan Q titik tengah garis. Selidiki apakah

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN SEGIEMPAT TALI BUSUR DAN SEGIEMPAT GARIS SINGGUNG PADA SATU LINGKARAN

SIMETRI BAHAN BELAJAR MANDIRI 3

Menemukan Dalil Pythagoras

KONSTRUKSI PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI ANALISIS VEKTORIS DALAM RUANG BERDIMENSI DUA

MASALAH BILLIAR AL HASSAN UNTUK TRAPESIUM SAMA KAKI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

ISOMETRI & HASIL KALI TRANSFORMASI

BAB V GEOMETRI DAN TRANSFORMASI

1. Jika B = {bilangan prima kurang dari 13} maka jumlah himpunan penyelesaiannya... A. 4

TRANSLASI BANGUN RUANG BERSISI DATAR PADA RUANG BERDIMENSI TIGA

KONGRUENSI PADA SEGITIGA

A. Menemukan Dalil Pythagoras

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam

KAJIAN BOLA-LUAR DAN BOLA-DALAM PADA BIDANG-EMPAT

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

BAB II MATERI. sejajar dengan garis CD. B

GEOMETRI TRANSFORMASI SETENGAH PUTARAN

GEOMETRI AFFINE A. PENDAHULUAN

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika:

GEOMETRI EUKLID VERSUS GEOMETRI SFERIK. Sangadji *

GEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH :

VEKTOR II. Tujuan Pembelajaran

Modul ini adalah modul ke-7 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

ISTILAH, SIMBOL, DAN OBJEK YANG DIBERI SIMBOL DALAM MATEMATIKA. Oleh: Sugiyono, FMIPA UNY ABSTRAK

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan

BAB 3 PENALARAN DALAM GEOMETRI

SILABUS MATAKULIAH. : Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

MATERI : GESERAN (TRANSLASI) KELOMPOK 6 (VI.E)

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

LOGO JARAK DUA TITIK

Jurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Desember 2016, Vol. 1, No.2. ISSN:

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang

BAHAN AJAR MATEMATIKA SMP KELAS VIII LINGKARAN (SUDUT KELILING, SUDUT PUSAT, PANJANG BUSUR, LUAS JURING DAN HUBUNGANNYA)

BAB 7 GEOMETRI NETRAL

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

PEMBELAJARAN BANGUN-BANGUN DATAR (1)

RINGKASAN MATERI SUDUT DAN PENGUKURAN SUDUT

2. Tentukan persamaan garis yang melalui titik P (x 1,y 1,z 1 ) dan R (x 2,y 2,z 2 ) seperti yang ditunjukkan pada gambar. Z P Q R

GEOMETRI PROJEKTIF DAN APLIKASINYA. Sangadji dan Marsodi *

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus D. Materi Pelajaran Pendahuluan

KEGIATAN BELAJAR SISWA

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

Matematika Semester IV

TRANSFORMASI. Suatu transfornmasi pada bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga.

GESERAN atau TRANSLASI

C. 9 orang B. 7 orang

SILABUS MATA KULIAH. Kompetensi Dasar Indikator Pengalaman Belajar Materi Pokok Alokasi Waktu Sumber/alat Penilaian Portofolio. geometri.

A. Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang. Definisi 1 (Space) Ruang (space) adalah himpunan semua titik.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB XI ALAT PERAGA DALAM GEOMETRI RUANG

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

PERLUASAN SISTEM AKSIOMA INSIDENSI PADA DIMENSI EMPAT. Sitta Alief Farihati Universitas Terbuka ABSTRAK

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 2002

Transkripsi:

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 ISOMETRI TERHADAP GEOMETRI INSIDENSI TERURUT Damay Lisdiana, Muslim Ansori, Amanto Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung Email: peace_ay@yahoo.com Abstrak.Misalkan fungsi : E n E n adalah isometri, jika untuk semua titik P dan Q berada di E n. Isometri merupakan suatu transformasi atas refleksi (pencerminan) apabila (P) = P, (Q) = Q sehingga jarak = untuk setiap pasang titik P dan Q. Misalkan g refleksi pada garis g, maka akan dibuktikan bahwa g adalah suatu isometri. Dengan menggunakan metode studi literatur, maka akan dibuktikan bahwa g adalah suatu isometri. Dengan memisalkan bahwa terdapat tiga titik segaris yang berurutan A, B, dan C direfleksikan terhadap garis g. Karena g refleksi pada garis g, maka g(a) = A, g(b) = B, dan g(c) = C. Sehingga jarak =. Karena g dapat mempertahankan jarak, maka gadalah suatu isometri. Katakunci:Geometri Insidensi, Geometri Insidensi Terurut, Geometri Transformasi, Isometri, Refleksi. PENDAHULUAN Geometri Euclides adalah geometri yang mempelajari tentang bidang datar yang didasarkan pada definisi, teorema, aksioma dan asumsi-asumsi. Geometri insidensi merupakan geometri yang mendasari geometri Euclides. Geometri insidensi adalah geometri yang didasari oleh aksioma insidensi. Menurut David Hilbert, geometri Euclides didasarkan pada lima kelompok aksioma, yaitu: kelompok aksioma insidensi, kelompok aksioma urutan, kelompok aksioma kekongruenan, aksioma kesejajaran Euclides, dan aksioma kekontinuan. Jadi dapat dikatakan bahwa geometri Euclides adalah sebuah geometri insidensi yang dilengkapi dengan kelompok aksiomaaksioma tersebut. Sedangkan geometri insidensi yang telah diperkaya dengan aksioma urutan disebut geometri insidensi terurut. LANDASAN TEORI Suatu geometri dibentuk berdasarkan aksioma yang berlaku dalam geometrigeometri tersebut. Geometri insidensi didasari oleh aksioma insidensi. Di dalam sebuah geometri selain aksioma diperlukan juga unsur-unsur tak terdefinisi. Untuk membangun suatu geometri diperlukan unsur tak terdefinisi sebagai berikut : 1. Titik hanya mempunyai posisi, tetapi titik tidak mempunyai panjang, lebar, maupun ketebalan. 2. Himpunan titik-titik yang dinamakan garis. Garis mempunyai panjang tapi tidak mempunyai lebar maupun ketebalan. 3. Himpunan titik-titik yang dinamakan bidang. Bidang mempunyai panjang dan lebar tapi tidak mempunyai ketebalan. Geometri Insidensi Pada geometri insidensi sistem aksioma yang digunakan adalah sistem aksioma insidensi yang terdiri dari enam aksioma, yaitu : 1.1 Garis adalah himpunan titik-titik yang mengandung paling sedikit dua titik. 1.2 Dua titik yang berlainan terkandung dalam tepat satu garis (satu dan tidak lebih dari satu garis). Semirata 2013 FMIPA Unila 89

Damay Lisdiana: Isometri Terhadap Geometri Insidensi Terurut 1.3 Bidang adalah himpunan titik-titik yang mengandung paling sedikit tiga titik yang tidak terkandung dalam satu garis (tiga titik tak segaris atau tiga titik yang tak kolinear). 1.4 Tiga titik berlainan yang tak segaris terkandung dalam satu dan tidak lebih dari satu bidang. 1.5 Apabila sebuah bidang memuat dua titik berlainan dari sebuah garis, maka bidang itu akan memuat setiap titik pada garis tersebut (garis terkandung dalam bidang itu, atau garis terletak pada bidang itu). 1.6 Apabila dua bidang bersekutu pada sebuah titik maka kedua bidang itu akan bersekutu pada titik kedua yang lain (ada titik lain dimana bidang tersebut juga bersekutu). Geometri Insidensi Terurut Geometri insidensi terurut adalah geometri insidensi yang telah diperkaya dengan aksioma urutan [6]. Urutan Pada Garis Urutan adalah salah satu pengertian yang amat mendasar dalam matematika. Secara matematika diperkenalkan pengertian urutan tersebut dalam bentuk suatu aksioma yang selanjutnya akan dinamakan sistem Aksioma Terurut. Sistem aksioma tersebut adalah sebagai berikut: U 1 : (ABC) mengakibatkan (CBA), (ABC) dibaca titik B antara titik A dan titik C. U 2 : (ABC) mengakibatkan ~(BCA) dan ~(BAC),~(BCA) dibaca tidak (BCA). U 3 : Titik-titik A, B, C berlainan dan segaris jika dan hanya jika (ABC), (BCA), atau (CAB). U 4 : Jika P segaris dan berbeda dengan A, B, C maka (APB) mengakibatkan (BPC) atau (APC) tetapi tidak sekaligus dua-duanya. U 5 : Jika A B maka ada X, Y, Z sehingga (XAB), (AYB), (ABZ). Ruas Garis Ruas garis lurus dilambangkan dengan. Ruas garis adalah bagian dari garis lurus yang berada di antara dua titik pada garis lurus tersebut, termasuk kedua titik tersebut [7]. Jika suatu ruas garis dibagi menjadi bagian-bagian: 1. Panjang keseluruhan ruas garis sama dengan jumlah dari panjang semua bagiannya. 2. Panjang keseluruhan ruas garis lebih besar dari panjang bagiannya yang manapun. 3. Dua ruas garis yang mempunyai panjang sama dikatakan kongruen. Jadi, jika AB = CD maka kongruen dengan, sehingga ditulis. Jika suatu ruas garis dibagi menjadi dua bagian yang sama: 1. Titik bagiannya adalah titik tengah ruas garis tersebut. 2. Garis yang memotong pada titik tengah dikatakan membagi dua ruas garis tersebut. 3. Jika tiga titik A, B, dan C terletak pada satu garis, maka ketiganya disebut kolinear. Jika A, B, dan C kolinear dan AB + BC = AC, maka B terletak di antara A dan C. Gambar 1. Tiga titik A, B, dan C yangkolinear. Apabila A B, maka himpunan H = * ( )+disebut ruas garis AB atau disingkat. Titik A dan B disebut ujungujung ruas. Sehingga mengakibatkan = * ( )+ [6]. Urutan Pada Bidang Pada garis berlaku aksioma U 1 sampai U 5, tapi aksioma tersebut kurang mencukupi untuk bidang, sehingga untuk bidang dilengkapi dengan aksioma U 6 90 Semirata 2013 FMIPA Unila

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 yang biasa disebut dengan Aksioma Pasch. Aksiomanya berbunyi sebagai berikut: U6:Misalkan g sebuah garis yang sebidang dengan titik A, B, C tetapi g tidak melalui A, B, atau C. apabila g memotong maka g memotong atau tetapi tidak duaduanya.u6 juga berlaku apabila A, B, C berlainan dan segaris atau apabila C = A atau C = B [6]. Jika A g, himpunan semua titik X hingga memotong g dinamakan setengah bidang yang dilambangkan dengan g/a (dibaca g atas A ) garis g disebut tepi setengah bidang tersebut.setengah bidang dengan tepi g disebut sebuah sisi dari g. Dua setengah bidang yang berhadapan dengan sisi g dinamakan sisi yang berhadapan. Dua titik atau dua himpunan titik dikatakan terletak pada sisi g yang sama apabila mereka terletak pada setengah bidang bertepi g yang sama, mereka terletak pada sisi g yang berhadapan apabila mereka terletak pada dua setengah bidang bertepi g yang berhadapan. Oleh karena setiap titik yang tidak pada g terletak pada tepat satu setengah bidang bertepi g sedangkan setiap setengah bidang bertepi g memiliki setengah bidang tunggal yang berhadapan, sehingga dapat ditarik kesimpulan sifat-sifat berikut berdasarkan dari Aksioma Pash, yaitu: 1. Misalkan titik A dan B terletak pada sisi g yang sama dan B dan C pada sisi g yang sama maka, A dan C juga pada sisi g yang sama. 2. Misalkan A dan B pada sisi g yang sama dan B dan C pada sisi g yang berhadapan, maka A dan C terletak pada sisi g yang berhadapan. 3. Misalkan A dan B terletak pada sisi g yang berhadapan dan B dan C terletak pada sisi g yang berhadapan maka A dan C terletak pada sisi g yang sama. Urutan sinar Gambar 2. Kedudukan antar sinar Misalkan,, dan tiga sinar yang berpangkalan sama dititik O. Misalkan pula dan berlainan dan tidak berlawanan. Jika ada titik A 1, B 1, C 1 sehingga A 1, B 1, C 1 dan (A 1, B 1, C 1 ) maka dikatakan bahwa sinar terletak antara dan, ditulis ( ) [6]. Sudut Sudut adalah suatu gambar yang terbentuk oleh dua sinar yang mempunyai titik akhir yang sama. Sinar-sinar tersebut merupakan sisi-sisi sudut, sementara titik akhirnya merupakan titik sudutnya. Simbol untuk sudut adalah atau [7]. Gambar 3. Sudut Pengertian sudut menyangkut berbagai konsep, yaitu: 1. Sebuah gambar yang terdiri atas dua garis. 2. Daerah pada bidang yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan. 3. Sebuah ukuran yang dinyatakan dengan bilangan real yang menggambarkan selisih arah dua garis yang berpotongan. Misalkan ada tiga titik O, A, B yang berlainan dan tidak segaris himpunan titik Semirata 2013 FMIPA Unila 91

Damay Lisdiana: Isometri Terhadap Geometri Insidensi Terurut {O} disebut sudut dan ditulis sebagai AOB. Jadi AOB = {O}. Sinar dan dinamakan sisi sudut dan O dinamakan titik sudut. Daerah dalam sebuah AOB, yang dilambangkan dengan D( AOB) adalah himpunan titik X sehingga antara dan atau dengan kata lain D( AOB) = { ( )}. Daerah luar AOB, adalah himpunan titik X yang tidak dalam daerah dalam maupun pada sudut tersebut. Daerah luar AOB ditulis sebagai L( AOB). Jadi adalah L( AOB)= * ( ) +. Dua buah sudut yang bertitik ujung sama membentuk sepasang sudut yang bertolak belakang apabila kedua kaki sudut yang satu berlawanan arah dengan kedua kaki sudut yang lain. Dua garis l dan m dikatakan membentuk sebuah sudut, apabila titik sudutnya berimpit dengan titik potong kedua garis itu dan apabila kedua kakinya termuat dalam dua garis tersebut [6]. Isometri Fungsi : E n E n adalah isometri, jika untuk semua titik P dan Q berada di E n [5]. (P) (Q) = PQ adalah suatu transformasi titik yang mempertahankan jarak antara tiap pasang titik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini adalah menentukan isometri terhadap geometri insidensi terurut dan memperoleh sifatsifat khusus dari suatu isometri terhadap geometri insidensi terurut. Isometri merupakan suatu transformasi atas refleksi,translasi, dan rotasi pada sebuah garis yang mempertahankan jarak, yaitu panjang dari suatu ruas garis. Pada pembahasan ini akan dibahas hanya tentang refleksi (pencerminan). Refleksi Refleksi atau pencerrninan adalah transformasi yang memindahkan titik-titik dari suatu objek dengan menggunakan sifat bayangan, yaitu: 1. Garis yang menghubungkan setiap titik dengan bayangannya tegak lurus dengan sumbu pencerminan. 2. Jarak antara setiap titik dan cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin. 3. Bangun dan bayangannya adalah kongruen. Sebuah refleksi dari titik P, yang hasil refleksi ditulis sebagai g(p) dengan g garis yang dinamakan sumbu refleksi ditentukan sebagai berikut g(p) = { Dan g adalah sumbu ruas PQ Gambar 4. Isometri Transformasi dinamakan suatu isometri apabila (P) = P, (Q) = Q sehingga jarak = untuk setiap pasang titik P dan Q.Jadi, suatu isometri Gambar 5. Refleksi titik P terhadap garis g Teorema 92 Semirata 2013 FMIPA Unila

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Jika g sebuah garis dan misalkan g refleksi pada g, maka g adalah suatu isometri. Misalkan, diketahui tiga titik berurutan yang segaris A, B, dan C yang terletak pada sisi yang sama terhadap garis g. Titik B terletak di antara A dan C, dapat ditulis A B C. jika g adalah refleksi pada g dan jika g(a) = A, g(b) = B, dan g(c) = C. Akandibuktikan bahwa ABC = A B C. Misalkan, jika AA g, BB g,dan C g.diketahui AA memotong g di titik P, BB memotong g di titik Q, dan CC memotong g di titik R.Karena g adalah refleksi pada g, maka PA = PA, QB = QB, dan RC = RC. Sehingga diperoleh PAQ PA Q, dan QBR QB R yang mengakibatkan QA = QA dan RB = RB.Jadi, AQB = A QB dan BRC = B RC.Sehingga terbukti bahwa ABC = A B C dan g merupakan suatu isometri. Gambar 6. Refleksi tiga titik berurutan A, B, dan C terhadap garis g Berdasarkan bukti dari teorema, maka diperoleh lima sifat isometri, yaitu: 1. Suatu isometri mempertahankan sebuah ruas garis Dapat dilihat pada gambar 6Misalkan,diketahui A B, maka himpunan AB ={X AXB}, dan g adalah refleksi padag dan merupakan suatu isometri.misalkan X AB maka X A B dengan X = g(x), A = g (A), dan B = g (B).Sehingga, g (AB) = {X A - X - B } = { g g (A) - g (X) - g (B)} Jadi, terbukti bahwa suatu isometri mempertahankan sebuah ruas garis. 2. Suatu isometri mempertahankan keantaraan Dapat dilihat pada gambar 6Misalkan, diketahui titik A, B, dan C yang segaris dan titik B terletak antara titik A dan titik C, dapat ditulis A B C. g adalah refleksi pada g dan merupakan suatu isometri.jika g(a) = A, g(b) = B, dan g(c) = C maka dari AB + BC = AC diperoleh A B = AB, B C = BC, dan A C = AC, mengakibatkan A B + B C = A C. Dari A B C diperoleh bahwa jika titik B letaknya di antara titik A dan titik C maka titik B juga letaknya di antara titik A dan titik C, sehingga A B C.Jadi, terbukti bahwa suatu isometri mempertahankan keantaraan. 3. Suatu isometri mempertahankan titik tengah Dapat dilihat pada gambar 6Misalkan, diketahui AB = BC, jadi B merupakan titik tengah AC. g adalah refleksi pada g dan merupakan suatu isometri.jika g(a) = A, g(b) = B, dan g(c) = C sehingga g(ab) = A B, dan g(bc) = B C, maka A B = B C yang mengakibatkan B merupakan titik tengah antara A dan C.Jadi, terbukti bahwa suatu isometri mempertahankan titik tengah. 4. Suatu isometri mempertahankan kesebangunan Dapat dilihat pada gambar 6Misalkan, diketahui titik-titik P, A dan Q tidak segaris, maka PA + AQ > PQ. Jika g adalah refleksi pada g dan merupakan suatu isometri, maka PA + A Q > PQ, yang berarti bahwa P, A, dan Q juga tidak segaris. PAQ merupakan gabungan dari Semirata 2013 FMIPA Unila 93

Damay Lisdiana: Isometri Terhadap Geometri Insidensi Terurut ruas-ruas,, dan sehingga ( PAQ) adalah PA Q. PA Q merupakan gabungan dari ruas-ruas,, dan, sedemikian rupa sehingga PAQ PA Q.Jadi, terbukti bahwa isometri mempertahankan kesebangunan. 5. Suatu isometri mempertahankan sudut Dapat dilihat pada gambar 6. Misalkan, diketahui ada tiga titik berlainan dan tidak segaris yaitu A, B, dan C. AQB merupakan himpunan titik {Q}.Jika g adalah refleksi pada g dan merupakan suatu isometri, maka ( AQB) adalah A QB. A QB merupakan himpunan titik dari {Q}, sedemikian rupa sehingga AQB = A QB.Jadi, terbukti bahwa isometri mempertahankan sudut. KESIMPULAN Dari pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa pada suatu refleksi (pencerminan)diperoleh bahwa bentuk bayangan sama dan sebangun dengan bentuk aslinya.suatu isometri atas refleksi memiliki sifat-sifat sebagai berikut: mempertahankan sebuah ruas garis dengan tiga titik segaris yang berurutan dengan jarak dan panjang yang sama, mempertahankan keantaraan pada tiga titik segaris yang berurutan, mempertahankan titik tengah terhadap tiga titik segaris yang berurutan, mempertahankan kesebangunan, mempertahankan sudut antara dua garis. UCAPAN TERIMA KASIH Terselesaikannya penulisan makalah ini tidak hanya dari penulis saja, tetapi juga karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Muslim Ansori, M.Si., bapak Amanto, M.Si., bapak TiryonoRuby, M.Sc., Ph.D.atas bimbingan, bantuan dan kesabarannya yang selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. 2. Ibu dan Bapak, terimakasih atas kasih sayang, cinta dan doa doanya, yangselalu mendukung, membimbing dan memberi motivasi bagi penulis untuk tetap semangat. 3. Sahabat serta teman-teman Jurusan Matematika terutama angkatan 2009 (Geometri) yang telah banyak membantu dan memberikan masukan yang sangat berarti dalam pembuatan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA David Hilbert. 1971. Fondation of Geometry. Illinois: Open Court. Edwin Moise. 1963. Elementary Geometry from Advance Standpoint. Addison Wesley Publishing Company, Inc. G. E. Martin. 1932. Transformation Geometry: An Introduction to Symetry. New York: Springer. Greenberg, Marvin J. 1973. Euclidean and Non-Euclidean Geometries. W.H. Freeman and Company. Jennings, George A.1997.Modern Geometry with Aplication. New York: Springer. Rawuh.2009. Geometri. Jakarta: UniversitasTerbuka. Schaum s. 2005. Geometri. Jakarta: Erlangga. Wallace Edward C.N. and West Stephen F. 1992. Road to Geometry. Prentice Hall. W. Prenowitz & Meyer Jordan. 1965. Basic Concepts of Geometry. Massachusetts: Xerox College Publishing. 94 Semirata 2013 FMIPA Unila