BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar sehingga suasana di SDN Kalibeji 01 sangat nyaman dan jauh dari kebisingan kendaraan umum. Sarana dan prasarana di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sudah cukup lengkap dan fasilitas untuk mengajar seperti alat peraga dan sumber-sumber lain (buku) sudah sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Siswa SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang berjumlah 248 anak yang terdiri mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan masing-masing kelas terdiri 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru. Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada siswa kelas 5 Semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sebanyak 20 siswa dengan rincian 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPA materi Peristiwa alam beserta dampaknya dengan menggunakan salah satu komponen KBM yaitu model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray). Kegiatan ini terdiri dari 2 tahap siklus I dan siklus II. Siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan, dan siklus II juga dilaksanakan 3 kali pertemuan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini, secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut 50

51 4.2 Hasil Analisis Data 4.2.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu penulis melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik siswa sertahambatan-hambatan yang dialami siswa pada proses belajar mengajar terutama pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan uji kompetensi yang dilakukan pada mata pelajaran IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya, ternyata hasilnya kurang memuaskan. Dugaan sementara guru kurang memanfaatkan media yang tersedia dan selalu menggunaka ceramah yang konvensional, sehingga berdampak pada hasil belajar IPA siswa. Ketika hasil nilai ulangan IPA semester II sebelum diadakan proses pembelajaran diperoleh hasil rata-rata 64.55. Hal ini membuktikan bahwa selama ini konsep yang diterima siswa tentang pokok bahasan peristiwa alam beserta dampaknya belum tercapai. Oleh karena itu, penulis meminta bantuan kepada guru kelas untuk bersama-sama mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran IPA yang telah dilaksanakan. Siswa masih kurang menguasai konsep yang diberikan oleh guru meskipun sudah di jelaskan berkali-kali dan di adakan tanya jawab, sehingga guru harus berusaha memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang baru yaitu menggunakan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dan mengganti model pembelajaran yang lama agar pembahasan tentang materi peristiwa alam beserta dampaknya dapat dikuasai oleh siswa dengan baik sehingga hasil belajar IPA siswa pada mata pelajaran IPA dapat meningkat. Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan jumlah 20 siswa pada pembelajaran IPA. Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

52 Tabel 4.1 Rekapitulasi Perolehan Nilai Pra siklus Pra Siklus Nilai Jumlah Persentase Keterangan Siswa 60-64 5 25 % Tidak Tuntas 65-69 3 15 % Tuntas 70-74 1 5 % Tuntas 75-79 11 55 % Tuntas Jumlah 20 100 % Tuntas Ketuntasan 15 75 % Tidak Tuntas 5 25 % Tabel 4.1 menerangkan bahwa pembelajaran belum efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya, sebanyak 5 orang siswa dari 20 siswa belum memenuhi KKM. Sebanyak 15 orang siswa dari 20 siswa sudah memenuhi KKM. Secara terperinci dapat di jelaskan bahwa: Nilai 60-64 sebanyak 5 siswa dengan persentase 25%, nilai 65-69 sebanyak 3 siswa dengan presentase 15%, nilai 70-74 sebanyak 1 siswa dengan persentase 5%, nilai 75-79 sebanyak 11 siswa dengan persentase 55%. Sehingga penulis merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas 5 SDN Kalibeji 01 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pokok Bahasan Peristiwa Alam Beserta Dampaknya. Untuk lebih memperjelas dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus Nilai Frekuensi Keterangan Persentase 65 15 Tuntas 75% < 65 5 Tidak Tuntas 25% Jumlah 20 100% Tabel 4.2 menerangkan bahwa nilai pra siklus, menunjukkan bahwa hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang masih rendah. Terbukti dari jumlah siswa sebanyak 20 anak masih ada

53 5 anak atau 25% yang belum mencapai ketuntasan dan baru ada 15 siswa atau 75% siswa yang sudah tuntas KKM yaitu 65. Hasil belajar pada tabel 4.2 bila disajikan dalam bentuk diagram lingkaran adalah sebagai berikut: Persentase ketuntasan pra siklus 75% 25% Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Sebelum Tindakan (pra siklus) Berdasarkan gambar 4.1 ketuntasan hasil belajar IPA sebelum dilakukan tindakan adalah 25% jumlah keseluruhan siswa belum tuntas, ada 75% jumlah siswa yang sudah tuntas. Ada beberapa hal yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar IPA. Pertama Guru dalam menyampaikan sebuah materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih menggunakan metode atau model yang konvensional (ceramah), dan hanya terfokus pada buku paket. Model yang di gunakan oleh guru tersebut dapat menyebabkan Siswa kurang memperhatikan pada saat pembelajaran berlangsung. Suasana kelas menjadi ramai menyebabkan siswa tidak fokus dalam kegiatan pembelajaran terutama penjelasan materi yang diberikan oleh guru. Dengan kondisi seperti pada gambar 4.1 dengan ketuntasan hanya 75%, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan kerja sama antar guru kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dan pihak sekolah setempat. Sesuai dengan rencana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray). Pada penelitian ini, penulis merancang dua siklus, dalam satu siklus terdiri dari 3 kali pertemuan.

54 4.2.2 Deskripsi Siklus I 4.2.2.1 Perencanaan Setelah memperoleh data mengenai hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada kondisi awal, penulis melakukan diskusi dengan guru kelas untuk melaksanaan siklus I. Dalam siklus I ada 3 kali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar. Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar guru menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan pada saat mengajar seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, menyiapkan soal tes dan lembar observasi. Lembar observasi di lakukan oleh observer setiap pertemuan ketiga per siklus. Lembar observasi bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan oleh penulis. Hasil observasi tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pertemuan berikutnya, terlampir. 4.2.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 20 anak. Pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada RPP yang telah dibuat sehingga kekurangan pada pembelajaran prasiklus tidak akan terulang pada siklus I. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 24 Maret 2014, pertemuan kedua tanggal 25 Maret 2014, dan pertemuan ketiga pada tanggal 26 Maret 2014. 1. Pertemuan pertama siklus I Pada pertemuan pertama guru sudah dimulai dari salam pembuka, guru sudah mengucapkan salam kepada siswa, doa, absensi siswa, guru sudah melakukan apersepsi dan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberi motivasi kepada siswa tentang materi Peristiwa Alam Beserta Dampaknya yang akan dipelajari. Guru menjelaskan tentang model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) sebelum mulai melaksanakan proses belajar mengajar berlangsung, guru membentuk kelompok kecil yakni setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.

55 Guru memberi materi ajar untuk di pelajari selama 15 menit. Kemudian setiap kelompok memilih dua teman untuk menyampaikan materi ke kelompok lain, sedangkan dua anak tinggal di kelompoknya untuk menerima tamu yang akan menyampaikan materi pembelajaran ke kelompoknya, guru mengontrol siswa dalam berdiskusi, setelah selesai menyampaikan materi, setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan kelas kepada kelompok lain, kelompok lain menanggapi hasil diskusi temannya yang telah dibacakan di depan kelas. Guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok, kemudian guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum di mengerti, guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran, selanjutnya guru memberi penguatan dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. 2. Pertemuan Kedua siklus I Adapun langkah-langkah kegiatan pada pertemuan pertama guru sudah memulai dari salam pembuka, doa, absensi siswa, apersepsi dan kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa tentang materi Peristiwa Alam Beserta Dampaknya yang akan dipelajari. Masuk pada kegiatan inti. Guru membahas tugas rumah yang diberikan pada pertemuan yang lalu, kemudian guru menunjukan sebuah gambar dan guru melakukan tanya jawab tentang gambar tersebut. siswa dibagi dalam kelompok kecil dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang. Guru membagikan materi tentang peristiwa alam beserta dampaknya dan membagikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompok dan menjelaskan cara kerjanya. Siswa bekerja pada kelompok masing-masing dan guru membimbing jalannya diskusi. Kemudian beberapa kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya yang sudah disediakan guru. Pada kegiatan kofirmasi. Kegiatan ini dimulai dengan guru membahas hasil diskusi yang telah disampaikan oleh setiap kelompok dan guru memberikan masukkan terhadap hasil diskusi siswa. Kegiatan akhir pada pertemuan ini guru bersama-sama dengan siswa menarik simpulan tentang peristiwa alam beserta dampaknya.

56 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang halhal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari dan siswa merangkum hasil pembelajaran. Setelah itu guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan dengan menanyakan kepada siswa ada berapa bencana alam yang ada di indonesia. Kemudian siswa diminta mengerjakan tugas di buku LKS sebagai tugas rumah. Setelah itu pembelajaran diakhiri dengan salam penutup. 3. Pertemuan Ketiga siklus I Pada pertemuan kali ini lebih difokuskan pada evaluasi tetapi tetap saja guru masih mengulang sedikit pelajaran pada pertemuan pertama dan pertemuaan kedua sebelumnya. Pada pra pembelajaran guru menata kursi dan meja serapi mungkin dan memberikan jarak antara meja yang satu dengan meja yang lainnya. Hal ini dilakukan agar pada saat mengerjakan evaluasi siswa bisa lebih mudah bergerak dan mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan (mencontek). Pada kegiatan awal pertemuan ketiga ini diawali dengan salam dan berdoa. Sebelum masuk pada materi, guru mengingatkan pelajaran pada pertemuan yang lalu. Masuk pada kegiatan inti siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang nateri yang lalu dan membahas LKS yang diminta siswa mengerjakan sebagai tugas rumah. Guru menunjukan gambar kepada siswa (bencana alam yang terjadi di indonesia). Guru menjelaskan materi tentang peristiwa alam beserta dampaknya dan membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru membimbing jalannya diskusi dan siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan dari hasil kerja kelompoknya. Dan siswa di berikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi sebagai tolak ukur pengetahuan siswa tentang materi yang telah disampaikan. Jumlah soal untuk evalusi ialah 25 soal dan berbentuk pilihan ganda. Pembelajaran di akhiri dengan salam penutup.

57 Selama proses belajar mengajar berlangsung, observer mengawasi jalanya pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Pengawasan tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar IPA berupa nilai tes formatif diperoleh data nilai siswa, nampak pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus I Rentang Nilai Frekuensi Persentase 62-66 4 20 % 67-71 5 25 % 72-76 6 30 % 77-81 5 25 % Jumlah 20 100 % Ketuntasan 16 80% Tidak Tuntas 4 20% Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk tabel 4.3 terlihat jelas perbandingannya bahwa table 4.3 menunjukkan jumlah siswa yang mendapat nilai 65 ke atas berjumlah 80% atau 16 siswa, yang mendapat nilai dibawah 65 berjumlah 20% atau 4 siswa. Tabel 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Nilai Frekuensi Keterangan Persentase 65 16 Tuntas 80% < 65 4 Tidak Tuntas 20% Jumlah 20 100% Tabel 4.4 menunjukan bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM 65 sebanyak 4.4 siswa. Dengan demikian ada 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal. Sedangkan yang sudah mencapai KKM 65 ada 16 siswa. Berdasarkan analisis tentang ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa dapat diketahui dari jumlah siswa kelas 5 sebanyank 20 siswa, yang sudah tuntas 80%

58 atau 16 siswa, dan yang belum tuntas 20% atau 4 siswa. Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada gambar diagram 4.2 berikut ini. Persentase ketuntasan siklus I 80% 20% Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPA Siklus I Pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran menunjukkan hasil yang baik. Hasil pengamatan kinerja guru terlampir dan hasil observasi kinerja siswa. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencakan tindakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan tindakan pada siklus II. 4.2.2.3 Pengamatan Hasil pengamatan digunakan sebagai bahan refleksi untuk merencanakan tindakan pada siklus II. Pembelajaran siklus I masih terdapat beberapa kekurangan-kekurangan seperti pada data hasil observasi kinerja guru. Data hasil observasi kinerja guru siklus I dapat dilihat pada table 4.5 berikut ini. Table 4.5 Hasil Observasi Kinerja Guru dan Siswa Siklus I Observasi Siklus Total Skor Kriteria Guru 1 43 Baik Siswa 1 49 Baik Jumlah skor hasil kinerja peneliti pada siklus I yaitu berjumlah 43. Pengamatan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran siklus I menunjukan hasil

59 yang baik. Bedasarkan tabel 4.5 jika dianalisis data hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.5. Jumlah skor hasil kinerja siswa pada siklus I yaitu berjumlah 49. Pengamatan terhadap kinerja peneliti dalam pembelajaran siklus I menunjukan hasil yang baik. Bedasarkan tabel 4.5 jika dianalisis data hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.5. 4.2.2.4 Evaluasi dan Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal dan hasil tes siklus I dapat dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus I. Hubungan dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukan perbandingan pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Pra Siklus ke Siklus I Jumlah Siswa Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Jumlah Persentase Jumlah Persentase Tuntas 15 75 % 16 80 % Tidak Tuntas 5 25 % 4 20 % Jumlah 20 100 % 20 100 % Nilai Tertinggi 75 80 Nilai Terendah 50 52 Nilai Rata-Rata 64,55 70,05 Berdasarkan data hasil belajar IPA pada siswa terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA di kelas 5. Oleh karena itu nilai rata-rata kelas pun meningkat. Walaupun sudah terjadi peningkatan, namun hasil belajar IPA pada siswa belum maksimal karena target keberhasilan ketuntasan siswa harus mencapai 85%. Hal ini dilihat dari hasil belajar IPA siklus I hanya mencapai ketuntasan 80%. Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus I ditemukan kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan siklus yang dapat dilihat sebagai berikut. Guru masih belum mengondisikan siswa yang membuat keributan di

60 kelas, guru masih belum memperhatikan kelompok yang mengalami masalah, guru masih belum memberikan motivasi agar siswa aktif dalam berdiskusi, guru masih belum membentuk kelompok siswa secara heterogen serta guru masih belum menjelaskan cara kerja kelompok dan tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok dengan mengunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray). Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran siklus I segala kekurangan yang terjadi akan diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II, perbaikan itu di antaranya: Guru akan mengondisikan siswa yang membuat keributan di kelas, guru memperhatikan kelompok yang mengalami masalah, memberikan motivasi agar siswa aktif dalam berdiskusi, membentuk kelompok siswa secara heterogen, serta menjelaskan cara kerja kelompok dan tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok dengan mengunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray). 4.2.3 Deskripsi Siklus II 4.2.3.1 Perencanaan Siklus II terdiri dari 3 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 2, 5 dan 7 April 2013. Sebelum proses pembelajaran siklus II dilaksanakan, penulis telah melakukan diskusi dengan observer, dan guru kelas 5 SD, untuk melaksanakan model pembelajaran lebih baik dari siklus pertama, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Pertama guru mempersiapkan rencana pembelajaran siklus II untuk mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2 materi tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Perencanaan awal hampir sama dengan siklus I. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, guru menggunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray). Perencanaan yang dilakukan telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

61 4.2.3.2 Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini telah sesuai dengan yang direncanakan, sebelumnya penulis melakukan diskusi dengan guru kelas untuk melanjutkan dengan pelaksanaan siklus II. Dalam siklus II ada 3 kali pertemuan kegiatan belajar mengajar. Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar guru menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan pada saat mengajar yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, media belajar, menyiapkan soal tes. 1. Pertemuan pertama siklus II Adapun langkah-langkah kegiatan pada pertemuan pertama guru memulai dari salam pembuka, doa, absensi siswa, apersepsi dan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberi motivasi kepada siswa tentang materi peristiwa alam yang terjadi di indonesia yang akan dipelajari. Guru menjelaskan tentang model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) yang akan digunakan selama proses belajara mengajar berlangsung, guru sudah membentuk kelompok kecil yakni setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dan kelompok diberi materi ajar untuk di pelajari selama 15 menit. Kemudian setiap kelompok memilih dua siswa untuk menyampaikan materi ke kelompok lain, sedangkan dua siswa tinggal di kelompoknya untuk menerima tamu yang akan menyampaikan materi pembelajaran ke kelompoknya, guru mengontrol siswa dalam berdiskusi, setelah selesai menyampaikan materi, masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi hasil diskusi temannya yang telah dibacakan di depan kelas. Guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok, kemudian guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum di mengerti, setelah itu guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran, selanjutnya guru sudah memberi penguatan dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

62 2. Pertemuan Kedua siklus II Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam dan berdoa. Kemudian guru melakukan presensi dan memberikan apersepsi kepada siswa. Masuk pada kegiatan inti, guru membahas tugas rumah yang diberikan pada pertemuan yang lalu, kemudian guru menunjukan sebuah gambar Tentang peristiwa alam beserta dampaknya dan guru melakukan tanya jawab tentang gambar. Guru membagikan gambar tentang peristiwa alam yang yang terjadi di indonesia dan membagikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompok dan menjelaskan cara kerjanya. Masuk pada kegiatan siswa bekerja pada kelompok masing-masing dan guru membimbing jalannya diskusi. Kemudian beberapa kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan menempelkan gambar yang disediakan guru di papan tulis. Kegiatan ini dimulai dengan guru membahas hasil diskusi yang telah disampaikan oleh setiap kelompok dan guru memberikan masukkan terhadap hasil diskusi siswa. Kegiatan akhir pada pertemuan ini guru bersama-sama dengan siswa menarik simpulan tentang peristiwa alam yang ada di indonesia. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari dan siswa merangkum hasil pembelajaran. Setelah itu guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan dengan menanyakan kepada siswa ada berapa peristiwa alam yang terjadi di indonesia. Kemudian siswa diminta mengerjakan tugas di buku LKS sebagai tugas rumah. Pembelajaran diakhiri dengan salam penutup. 3. Pertemuan Ketiga siklus II Sebelum mulai belajar guru memulai dengan berdoa, absen, guru menanyakan kesiapan anak dalam mengikuti pembelajaran, dan memberikan apresepsi anak-anak siapa yang tahu apa dampak dari peristiwa alam?.pada kegiatan inti, guru memberikan pertanyaan sebelum memulai pelajaran, guru membagi siawa dalam 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang dalam kelompok untuk mendiskusikan tentang peristiwa alam yang dapat dicegah dan tidak dapat

63 dicegah, guru menjelaskan apa yang harus dikerjakan siswa. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menjelaskan/mempersentasikan hasil diskusinya kepada siswa yang berbeda kelompok, dan setiap kelompok diberi kesempatan untuk memberikan pertanyaan. Setelah presentasi selesai, guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam materi yang telah dipelajari saat itu. Kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami, guru dan siswa membuat simpulan bersama, siswa mengerjakan tugas evaluasi, selanjutnya guru memberi penguatan dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. Selama proses belajar mengajar berlangsung, observer mengawasi jalanya pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Pengawasan tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar IPA berupa nilai tes formatif diperoleh data nilai siswa, hasil tes tersebut dianalisis dalam bentuk tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Distribusi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus II Rentang Nilai Frekuensi Persentase 64-68 2 10 % 69-73 - - 74-78 5 25 % 79-83 3 15 % 84-88 4 20 % 89-94 6 30 % Jumlah 20 100 % Ketuntasan 18% 90 % Tidak Tuntas 2% 10 % Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam table 4.7 terlihat jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 65 ke atas sebanyak 18 siswa atau 90%.

64 Tabel 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Nilai Frekuensi Keterangan Persentase 65 18 Tuntas 90 % <65 2 Tidak Tuntas 10 % Jumlah 20 100% Berdasarkan data dari tabel 4.8 yang menjadi subyek penelitian ada 20 siswa. Siswa yang memperoleh nilai 65 atau sudah tuntas KKM ada 18 anak atau 90%. Jika dilihat dari data nilai siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan nilai ratarata dari siklus I ke siklus II yaitu 70,05 menjadi 80,15. Sedangkan ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 80% ke 90%. Hal itu membuktikan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan analisis siklus II pada tabel 4.9 dapat dibuat diagram lingkaran seperti pada gambar 4.3 berikut ini. Persentase ketuntasan siklus II 90% 10% Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPA Siklus II 4.2.3.3 Pengamatan Hasil pengamatan digunakan sebagai bahan refleksi dan evaluasi untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya (jika ada). Data hasil observasi kinerja peneliti siklus II dapat dilihat pada tabel. Data hasil observasi kinerja guru siklus I dapat dilihat pada table 4.10 berikut ini.

65 Tabel 4.9 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Observasi Siklus Total Skor Kriteria Guru 2 55 Sangat Baik Siswa 2 58 Sangat Baik Jumlah skor hasil kinerja guru pada siklus II yaitu berjumlah 55. Pengamatan terhadap kinerja penelitian dalam pembelajaran siklus II menunjukan hasil yang sangat baik. Bedasarkan tabel 4.9 jika dianalisis berdasarkan data hasil pengamatan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9. Jumlah skor hasil kinerja siswa pada siklus II yaitu berjumlah 58. Pengamatan terhadap kinerja penelitian dalam pembelajaran siklus II menunjukan hasil yang sangat baik. Bedasarkan tabel 4.9 tersebut jika dianalisis berdasarkan data hasil pengamatan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9. 4.2.3.4 Evaluasi dan Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi tes siklus I dan hasil tes siklus II dapat dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus II. Berdasarkan data perolehan nilai tes ada peningkatan hasil belajar IPA pada siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 65 ke atas sebanyak 17 siswa. Setelah siklus II naik menjadi 19 siswa. Hubungan dengan ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa dapat ditunjukan perbandingan pada table 4.12 berikut ini.

66 Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Belajar IPA Pra Siklus ke Siklus II Jumlah Siswa Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Tuntas 15 75 % 16 80 % 18 90% Tidak Tuntas 5 25 % 4 20 % 2 10% Jumlah 20 100 % 20 100 % 20 100% Nilai Tertinggi 75 80 92 Nilai Terendah 50 52 64 Nilai Rata-Rata 64,55 70,05 84,15 Dari tabel 4.10 dapat dijelaskan perbandingan hasil belajar IPA pada siswa di setiap siklus. Pada kondisi prasiklus, dari 20 siswa masih ada 5 siswa atau 25% yang belum tuntas belajarnya dan 15 siswa atau 75% siswa sudah tuntas belajarnya. Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar IPA pada siswa yaitu dari 20 siswa sudah ada 16 siswa atau 80% yang sudah tuntas dan tinggal 4 siswa atau 20% yang belum tuntas. Melihat hasil belajar IPA pada siswa siklus I yang masih belum memenuhi indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu 85% atau minimal 18 siswa sudah tuntas KKM, maka perlu dilaksanakan pembelajaran pada siklus II. Hasil belajar IPA pada siswa setelah dilaksanakan siklus II menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA. Dari 20 siswa sudah ada 18 siswa atau 90% yang sudah memperoleh nilai 65. Belum tuntas 2 siswa atau 10% dapat di lihat dari hasil tes IQ dan ulangan sekolah serta latihan-latihan yang dilakukan oleh sekolah. Menurut penuturan guru kelas 5, siswa tersebut masih tergolong anak yang perlu penanganan khusus dan seharusnya bersekolah di sekolah khusus untuk menangani anak yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata. Jadi peningkatan proses pembelajaran yang berkualitas masih perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar yang optimal. Jadi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II telah memenuhi indikator kinerja dan tidak perlu dilakukan tindakan

67 lagi. Berdasarkan data-data yang terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa, khususnya mata pelajaran IPA di kelas 5. 4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SD Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2013/2014. Hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tentang Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Hal ini dibuktikan dari hasil belajar IPA pra siklus yang baru ada 15 siswa atau 75 % yang tuntas KKM dengan nilai rata-rata 64,55 mengalami peningkatan setelah dilaksanakan tindakan di kelas itu. Pada siklus I terdapat 16 siswa atau 80 % yang telah mencapai ketuntasan KKM dengan nilai rata-rata 70,05. Untuk mencapai target ketuntasan sesuai indikator kinerja dalam penelitian ini, maka dilakukan tindakan pada siklus II. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, pencapaian kriteria ketuntasan minimal meningkat menjadi 18 siswa atau 90 % dengan nilai rata-rata 84,15. Belum tuntas 2 siswa atau 10% dapat di lihat dari hasil tes IQ dan ulangan sekolah serta latihanlatihan yang dilakukan oleh sekolah. Menurut penuturan guru kelas 5, siswa tersebut masih tergolong anak yang perlu penanganan khusus dan seharusnya bersekolah di sekolah khusus untuk menangani anak yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata. Berdasarkan lembar observasi guru, guru mengalami peningkatan dalam melaksanakan proses mengajar di kelas. Pada siklus I, guru baru memperoleh skor 43 dengan kriteria baik meningkat menjadi 55 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan lembar observasi siswa pada saat proses pembelajaran IPA pada materi peristiwa alam beserta dampaknya, siswa menjadi semangat dan

68 antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dari siklus I yang baru mencapai skor aktivitas dengan jumlah 49 dengan kriteria baik mengalami peningkatan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus 2 menjadi 58 dengan kriteria sangat baik. Hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata pada setiap siklus. Dengan demikian hipotesis tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapt meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2013-2014, telah terbukti yaitu dalam penelitian yang dilakukan pada akhir siklus siswa yang telah mencapai KKM mencapai 90% dengan rata-rata nilai kelas 84,15%. Hasil belajar IPA pada siswa dapat tercapai apabila guru dalam menyampaikan pelajaran tidak menjadikan siswa hanya sebagai obyek belajar, tetapi siswa dijadikan sebagai subyek, sehingga siswa bisa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) hasil belajar IPA pada siswa dapat meningkat karena proses pembelajaran tidak monoton sehingga siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran dan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Suasana positif yang timbul memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pembelajaran IPA dalam kegiatan yang menyenangkan sehingga siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar dan berfikir. Dengan demikian, model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2013-2014. Penerapan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) terbukti dapat membuat siswa lebih semangat dan antusias karena mereka belajar melalui pengalaman langsung yang berkesan sehingga banyak informasi yang mereka dapatkan saat melakukan penyelidikan dalam kelompok kecil.