MAKALAH. Pembuktian Teorema Pythagoras

dokumen-dokumen yang mirip
SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan

A. Menemukan Dalil Pythagoras

GEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH :

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

Sifat-Sifat Bangun Datar

a. jenis-jenis segitiga di tinjau dari panjang sisinya. (i) segitiga sebarang. Adalah segitiga yang disisi-sisinya tindak samapanjang AB BC AC

TEOREMA PYTHAGORAS. Contoh Hitunglah nilai kuadrat bilangan-bilangan berikut

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

Pengertian Dan Sifat-Sifat Bangun Segi Empat 1. Jajaran Genjang

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

BAB II MATERI. sejajar dengan garis CD. B

Geometri Ruang (Dimensi 3)


Pelatihan-osn.com Konsultan Olimpiade Sains Nasional contact person : ALJABAR

Pembahasan Soal OSK SMA 2018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA OSK Matematika SMA. (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA)

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen.

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 2011 Jenjang SMA Bidang Matematika

MATEMATIKA. Pertemuan 2 N.A

LAMPIRAN Data Penelitian Nilai Siswa

- Segitiga dengan dua sisinya sama panjang dan terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang kongruen disebut segitiga samakaki

Menemukan Dalil Pythagoras

1. Jika B = {bilangan prima kurang dari 13} maka jumlah himpunan penyelesaiannya... A. 4

TEOREMA PYTHAGORAS ( sumber: )

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar.

Dengan makalah ini diharapkan para siswa dapat mengetahui tentang sudut, macam-macam sudut, bangun datar dan sifat-sifat bangun datar.

Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS

KUMPULAN MATERI PEMBINAAN DAN PENGAYAAN MATEMATIKA

MakALAH TEOREMA PYTHAGORAS

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Matematika Teknik Dasar-2 4 Aljabar Vektor-1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Pembahasan Soal Olimpiade Matematika SMP Babak 1 Persiapan Olimpiade Sains Provinsi dan Nasional

MAKALAH SEGITIGA BOLA. disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Program Studi Pendidikan Fisika. oleh. 1. Dyah Larasati ( )

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika:

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

D. 18 anak Kunci : C Penyelesaian : Gambarkan dalam bentuk diagram Venn seperti gambar di bawah ini :

SELEKSI TINGKAT PROPINSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2008 MATEMATIKA SMA BAGIAN PERTAMA

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1986 Matematika

BAB III METODE PENELITIAN

VEKTOR II. Tujuan Pembelajaran

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan

Pembahasan OSN SMP Tingkat Nasional Tahun 2012 Bidang Matematika

KISI-KISI PENULISAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

SEGIEMPAT SACCHERI. (Jurnal 7) Memen Permata Azmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. 4 2 l2

C. 9 orang B. 7 orang

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018

LATIHAN ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 196 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 LEMBAR SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

1. AB = 16 cm, CE = 8 cm, BD = 5 cm, CD = 3 cm. Tentukan panjang EF! 20 PEMBAHASAN : BCD : Lihat ABE : Lihat AFE : Lihat

PENGERTIAN PHYTAGORAS

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Provinsi. Tutur Widodo. Bagian Pertama : Soal Isian Singkat

SIMETRI BAHAN BELAJAR MANDIRI 3

MIMIN RIHOTIMAWATI TRIGONOMETRI

OSN MATEMATIKA SMA Hari 1 Soal 1. Buktikan bahwa untuk sebarang bilangan asli a dan b, bilangan. n = F P B(a, b) + KP K(a, b) a b

TUGAS KELOMPOK 5 GEOMETRI TALI BUSUR, GARIS SINGGUNG, DAN RUAS SECANT. Oleh: AL HUSAINI

BAB V GEOMETRI DAN TRANSFORMASI

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

Matematika IPA (MATEMATIKA TKD SAINTEK)

Geometri di Bidang Euclid

Soal Babak Penyisihan 7 th OMITS SOAL PILIHAN GANDA

BAB 7 GEOMETRI NETRAL

Segiempat. [Type the document subtitle]

KEGIATAN BELAJAR SISWA

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L

PERSIAPAN UN MATEMATIKA SMP 2014

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2010/2011

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

Jika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

PEMBAHASAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2016 BIDANG MATEMATIKA

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2008 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2009

kombinasi antara aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara

Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

Pembahasan Matematika SMP IX

Tidak diperjualbelikan

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd

Modul Matematika Semester 2 Dimensi Tiga

Modul Matematika X IPA Semester 2 Dimensi Tiga

BAB 2 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2008

Matematika Semester IV

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras

Silabus. Kegiatan Pembelajaran Instrume n. - Menentukan nilai. Tugas individu. (sinus, cosinus, tangen, cosecan, secan, dan

Buku Pendalaman Konsep. Trigonometri. Tingkat SMA Doddy Feryanto

1 Lembar Kerja Siswa LKS 1

PEMBAHASAN SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI 2012 OLEH :SAIFUL ARIF, S.Pd (SMP NEGERI 2 MALANG)

HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKIP UTARA UNIT III BULAKSUMUR P.O.

SD kelas 5 - MATEMATIKA BAB 6. BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANGLatihan Soal 6.2

Transkripsi:

MAKALAH Pembuktian Teorema Pythagoras Disusun Oleh: Kelompok 12 1. Muhammad Naufal Faris 12030174229 2. Weni Handayani 14030174003 3. Wahyu Okta Handayani 14030174024 4. Faza Rahmalita Maharani 14030174026 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya

PENGERTIAN TEOREMA PYTHAGORAS Teorema Pythagoras merupakan salah satu teorema yang telah dikenal manusia sejak peradaban kuno. Nama teorema ini diambil dari nama seorang matematikawan Yunani yang bernama Pythagoras. Pythagoras lahir di pulau Samos, Yunani, sekitar tahun 570 SM. Sesuai dengan nasehat gurunya Thales, Pythagoras muda mengunjungi Mesir sekitar tahun 547 SM dan tinggal di sana. Pythagoras-lah yang telah membuat generalisasi dan membuat teorema ini menjadi populer. Secara singkat teorema Pythagoras berbunyi: Pada sebuah segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring (sisi di depan sudut sikusiku) sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi yang lain. PEMBUKTIAN TEOREMA PYTHAGORAS 1. Pembuktian dari Sekolah Pythagoras Sifat pada segitiga siku-siku ini sebenarnya telah dikenal berabad-abad sebelum masa Pythagoras, seperti di Mesopotamia, juga Cina. Tetapi catatan tertulis pertama yang memberi bukti berasal dari Pythagoras. Bukti dari sekolah Pythagoras tersebut tersaji pada gambar di bawah. Perhatikan bahwa: Luas daerah hitam pada gambar (1) adalah a 2 + b 2 Luas daerah hitam pada gambar (2) adalah c 2 Dengan demikian a 2 + b 2 = c 2 2. Pembuktian lain menggunakan diagram Pythagoras Bukti berikut ini lebih sederhana tetapi menggunakan sedikit manipulasi aljabar. Keempat segitiga siku-siku yang kongruen disusun membentuk gambar di bawah ini.

diperoleh: Dengan menghitung luas bangun bujur sangkar yang terjadi melalui dua cara akan (a + b) = c 2 + 4. ab a 2 + 2ab + b 2 = c 2 + 2 ab a 2 + b 2 = c 2 3. Bukti dari Astronom India Bhaskara (1114-1185) Bukti berikut ini pertama kali terdapat pada karya Bhaskara (matematikawan India, sekitar abad X). Bangun ABCD di atas berupa bujursangkar dengan sisi c. Di dalamnya dibuat empat buah segitiga siku-siku dengan panjang sisi a dan b. Dengan konstruksi bangun tersebut, maka: Luas PQRS (4 luas ABQ) = luas ABCD (b a) 2 + (4. ab) = c 2 b 2 2ab + a 2 + (2ab) = c 2 a 2 + b 2 = c 2 4. Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Presiden J. A. Garfield

Pembuktian ini berasal dari J. A. Garfield pada tahun 1876. Luas daerah trapesium di bawah ini dapat dihitung dengan dua cara sehingga teorema Pythagoras dapat dibuktikan sebagai berikut. Luas trapesium =. tinggi =. (a + b) Di lain pihak, luas trapesium = 2. ab + c 2 Sehingga,. (a + b) = 2. ab + c 2 a 2 + 2ab + b 2 = 2ab + c 2 a 2 + b 2 = c 2 5. Bukti menggunakan Garis Tinggi dan Sifat Segitiga Sebangun (Pembuktian Baskhara yang Kedua) Perhatikan gambar berikut: Segitiga ABC sebangun dengan segitiga ACD sehingga = atau b 2 = c. c 1... (1) Segitiga ABC sebangun dengan segitiga CBD sehingga = atau a 2 = c. c 2... (2) Dari (1) dan (2) diperoleh:

a 2 + b 2 = c. c 1 + c. c 2 a 2 + b 2 = c (c 1 + c 2 ) a 2 + b 2 = c. c a 2 + b 2 = c 2 6. Bukti menggunakan Transformasi Misal segitiga ABC siku-siku di C. Putarlah segitiga ABC sejauh 90 0 berlawanan arah dengan putaran jarum jam dengan pusat rotasi C. Akan diperoleh segitiga A B C yang berimpit dengan segitiga ABC. a 2 = (1) b 2 = (2) + (3) ------------------------------------ + a 2 + b 2 = (1) + (2) + (3) = [(1) + (2)] + (3) = cx + cy = c (x + y) = c.c = c 2

Dengan mengalikan dua pada setiap ruas maka akan diperoleh a 2 + b 2 = c 2 7. Bukti dengan Dasar Perbandingan lagi Diberikan segitiga ABC yang siku-siku di C. Kalikan setiap sisi dengan c. Lalu bentuk dua segitiga sebangun dengan ABC seperti pada gambar di atas. Dengan perbandingan sisi pada segitiga-segitiga sebangun akan diperoleh panjang sisi-sisi yang lain pada bangun di samping. Dari konstruksi tersebut jelas c 2 = a 2 + b 2. Bukti sejenis ini terdapat pula dalam beberapa buku dan publikasi, seperti oleh Birkhoff. 8. Bukti dengan Bayangan Perhatikan bahwa kelima gambar di bawah ini memuat daerah gelap dengan luas yang sama (menggunakan konsep kesamaan luas bangun-bangun datar). Bukti bayangan di atas, menggunakan perubahan bentuk bangun datar karena strain (peregangan) dan translasi yang keduanya tidak mengubah luas bangun datar. Berturut-turut perubahan yang terjadi adalah strain-translasi-strain. 9. Bukti dengan Putaran

Perhatikan proses dari diagram di atas. Luas daerah gambar awal = a 2 + b 2 + 2.. ab Luas daerah gambar akhir = c 2 + 2.. ab Oleh karena transformasi di atas tidak mengubah ukuran, maka kedua daerah tersebut sama luasnya, sehingga dengan mengurangi masing-masing oleh ab atau mengambil kedua bangun segitiga siku-siku akan diperoleh: a 2 + b 2 = c 2 (Sumardyono, 2003) 10. Bukti dengan cara Geser, Potong, lalu Putar Perhatikan bukti geometris berikut ini, dengan cara menggeser, memotong, dan memutar. (Sumardyono, 2004) 11. Bukti dari Euclid Bukti berikut ini pertama kali diberikan oleh Euclid. Perhatikan gambar di bawah ini.

DBQE = NLBD... kedua bangun konruen = MLBC... alas sama-sama BL dengan tinggi tetap BD = SRBC... alas sama-sama BC dengan tinggi tetap BR = a 2 ADEP = KNDA... kedua bangun konruen = KMCA... alas sama-sama AK dengan tinggi tetap AD = UTCA... alas sama-sama AC dengan tinggi tetap AU = b 2 c 2 = BDQE + ADEP = a 2 + b 2 12. Bukti dari Leonardo da Vinci Diberikan segitiga siku-siku ABC. Buatlah segitiga JHI kongruen dengan ABC. Maka segiempat ABHI, JHBC, ADGC, dan EDGF adalah kongruen.

Bukti teorema Pythagoras dilakukan sebagai berikut: Luas ADGC + luas EDGF = luas ABHI + luas JHBC Luas ADEFGC = luas ABCJHI Kedua bangun memuat dua segitiga yang kongruen dengan segitiga ABC, sehingga: Luas ADEFGC 2. Luas ABC = luas ABCJHI 2. Luas ABC Luas ABED + luas BCGF = luas ACJI 13. Bukti dengan cara Tambah lalu Geser Susunlah empat segitiga siku-siku yang kongruen dengan segitiga ABC seperti pada gambar sebelah kiri, lalu tambahkan sebuh bujur sangkar dengan luas b a. Maka diperoleh: Luas KMNPQR = luas KSQR + luas MNP = a 2 + b 2 Kemudian pindahkan segitiga 1 dan 4 sehingga membentuk bangun di sebelah kanan. Bangun yang terbentuk adalah bujur sangakar dengan sisi c, sehingga luasnya c 2. (Sumardyono, 2003) 14. Bukti dari Liu Hui (pada 3 Masehi)

Bukti berikut bersifat geometris. Tetapi Anda dengan mudah dapat membuktikannya secara aljabar. 15. Bukti dari Tsabit ibn Qorra Bukti berikut berasal dari Tsabit ibn Qorra (836-901) dan merupakan generalisasi Teorema Pythagoras. Diberikan sebarang segitiga ABC. Buatlah titik A dan B pada AB sedemikian sehingga < BA C = < AB C = < CAB (untuk gambar atas <CAB tumpul dan untuk gambar bawah < CAB lancip). Dengan demikian tampak bahwa segitiga ABC, segitiga CBA dan segitiga ACB saling sebangun. Kesebangunan ini mengakibatkan: = (pandang segitiga CBA dan ABC )

= (pandang segitiga ACB dan ABC) Sehingga akan diperoleh BC 2 + AC 2 = AB(A B + AB ) Apabila sudut C siku-siku maka A = B dan Teorema Pythagoras terpenuhi. 16. Bukti dari Pappus Bukti berikut berasal dari Pappus (sekitar 300 M) dan merupakan suatu generalisasi. Buat sebarang segitiga ABC. Lalu buat sebarang jajargenjang CADE (di sisi CA) dan sebarang jajargenjang CBFG (di sisi BC). Kemudian panjang DE dan FG hingga bertemu, katakan di H. Kemudian lukis AL dan BM sejajar dan sama panjang dengan HC. Maka: Luas CADE = luas CAUH = luas SLAR Luas CBFG = luas CBVH = luas SMBR --------------------------------------------------------------------------- + Luas CADE + luas CBFG = luas ABML Bila segitiga ABC adalah segitiga siku-siku (dengan sudut siku-siku di C) serta jajargenjang di sisi CA dan BC merupakan bujursangkar, maka akan diperoleh Teorema Pythagoras. 17. Pembuktian dengan Segitiga Sama Sisi Buat segitiga siku-siku dengan panjang sisi a, b, dan c.

Kemudian buat segitiga sama sisi dengan panjang a, b, dan c di setiap sisisisinyasehinggaakan tampak seperti gambar berikut. Dari gambar di atas,diketahui bahwa luas segitiga sama sisi pada sisi miring sama dengan jumlah segitiga sama sisi lainnya. Untuk segitiga dengan panjang sisi k, l, dan m maka luas segitiga tersebut adalah

Karena luas segitiga sama sisi pada sisi c sisi miring) sama dengan jumlah dari luas segitiga sama sisi pada sisi a dan b, maka : 18. Pembuktian dengan Identitas Trigonometri Pythagoras Buat segitiga siku-siku dengan panjang sisi a, b, dan, c seperti gambar berikut.

Kemudian dengan menggunakan trigonometri untuk menentukan sinus dan cosinus sudut Ө yaitu sebagai berikut. Hubungan antara sinus dan cosinus dinamakan sebagai identitas trigonometri Pythagoras yang mendasar. Sehingga pada trigonometri kita ketahui bahwa Hubungan antara sinus dan cosinus dinamakan sebagai identitas trigonometri Pythagoras yang mendasar. Sehingga pada trigonometri kita ketahui bahwa. (terbukti) 19. Pembuktian dengan Persamaan Differensial Pertama gambar segitiga siku-siku ABC seperti gambar berikut

b diperpanjang ke titik D yaitu sisi db, c juga diperpanjang dengan sisi dc. Terdapat dua sisi segitiga yang sebangun yaitu segitiga AED (EA tegak lurus terhadap sisi miring) dan segitiga ABC seperti gambar berikut. yaitu: Oleh karena itu rasio atau perbandingan sisi-sisi pada segitiga tersebut harus sama, Dapat ditulis sebagai berikut c.dc b.db = 0 c 2 b 2 c 2 = c = b 2 + c Perhatikan gambar, apabila b = 0, maka a harus berhimpit terhadap c. Artiya a = c. Maka konstanta = c 2 = a 2 sehingga c 2 = b 2 + a 2 terbukti. 20. Pembuktian Thabit Ibn Qurra Buat persegi panjang dengan panjang a dan b, kemudian disusun berdampingan seperti gambar berikut.

Luas bangun di atas adalah persegi besar dan persegi kecil yaitu a 2 + b 2. Persegi di atas kita gabungkan, kemudian buat garis sedemikian rupa sehingga akan tampak seperti gambar di bawah, dimana sisi c menjadi sisi miring. Selanjutnya segitiga kita potong dan tempatkan di bagian lain yaitu samping kanan dan bagian atas sehingga akan tampak seperti gambar berikut. Bangun yang terbentuk adalah sbuah bujur sangkar dengan luas c 2. 21. Pembuktian John Kawamura Pembuktian ini ditemukan oleh siswa SMA yang dilaporkan oleh Chris Davis, guru geometrinya di Head-Rouce School, Oakland, CA.

Kedua diagonal tegak lurus memiliki panjang c, sehingga daerah yang sama dengan sehingga = Luas bangun ABCD = Luas BCD + Luas ABD = a. + b. c 2 = a 2 + b 2 terbukti 22. Pembuktian Tao Tong ABC dan BED dua buah segitiga yang kongruen. E pada AB.

Luas ABD = BD. = DE. Berdasarkan gambar di atas diperoleh = b..x = CF (diperoleh dari kesamaan BD dan AC pada segitiga BFC dan ABC). x = 23. Pembuktian dengan beberapa segitiga yang sebangun. Berdasarkan gambar di atas diperoleh =, = + cx = aa + bb maka cc = aa + bb 24. Pembuktian dengan dua trapesium yang kongruen Pembuktian ini ditemukan oleh seorang siswa SMA, Jamie delemos. Luas dari trapesium tersebut adalah.(a+b) Di lain pihak

2. + 2b. + 2. Dari dua persamaan tersebut diperoleh: a 2 + b 2 = c 2 25. Pembuktian dari weininjieda dari Cina Misal CE = BC = a, CD =AC =b, F titik potong DE dan AB. Segitiga CED kongruen dengan segitiga ABC, misal DE = AB = c. AC tegak lurus dengan BD BE tegak lurus dengan AD, dan ED tegak lurus dengan AB. Maka diperoleh Luas segitiga ABD = Luas segitiga ABE + Luas segitiga ACD + luas segitiga BCE Akan diperoleh persmaan c(c+ef) = EF. C + b 2 + a 2 yang bentuk sederhananya c 2 = b 2 + a 2