44 KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu ciri yang paling sering muncul pada remaja untuk menjalani penanganan psikologisnya adalah stres. Stres pada remaja yang duduk dibangku sekolah dapat dilanda ketika mereka menghadapi kenaikan kelas atau Ujian Nasional (UN). Santrock dalam Seligman (1975) mengemukakan bahwa stimulus aversif atau tidak menyenangkan, perasaan putus asa, dan situasi yang tertekan dapat menimbulkan gejala stres. Standar kelulusan UN 2009 dinaikkan menjadi rata-rata minimal 5.50 dari sebelumnya 5.25 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan. Sementara itu, dari masing-masing mata pelajaran yang diujikan nilai minimal 4.00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4.25 untuk mata pelajaran lainnya (Wibowo 2009). Tingkat stres pada remaja dapat dipengaruhi oleh faktor yang bersifat internal dan eksternal, yaitu dirinya sendiri, keluarga, dan lingkungan sekolah (Handayani 2003). Stres dari segi karaktersitik anak dapat ditinjau dari umur, jenis kelamin, urutan kelahiran, kepribadian, dan tujuan hidup. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam berinteraksi. Dalam keluarga setiap individu membutuhkan pengayoman, perlindungan dan rasa kasih sayang untuk dapat mengembangkan dirinya secara optimal (Megawangi 1999). Karakterisitik keluarga yang terdiri dari besar keluarga, umur, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, dan fasilitas belajar akan mempengaruhi penerapan interaksi di lingkungan keluarga terutama ayah kepada anaknya seperti interaksi dengan ayah, komunikasi dengan ayah, keeratan dengan ayah, kualitas interaksi ayah, dan harapan ayah yang selanjutnya secara langsung maupun tidak langsung diduga memiliki kaitan dengan tingkat stres remaja. Interaksi di lingkungan sekolah dan prestasi belajar diduga ikut mempengaruhi tingkat stres remaja. Remaja yang gagal dalam mengembangkan rasa identitas di lingkungan sosial akan kehilangan arah dan bisa berdampak pada kecenderungan melakukan perilaku menyimpang yang berarti perilaku tersebut tidak sesuai dengan norma sosial yang ada (Pratiwi 2007). Secara umum, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis interaksi antara remaja, ayah, dan sekolah serta hubungannya dengan tingkat stres dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) yakni ditinjau dari segi karakteristik anak, karakteristik keluarga, interaksi anak, tingkat stres, dan prestasi belajar.
45 Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan Karakteristik keluarga Umur Besar Keluarga Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Fasilitas belajar Interaksi Anak dengan Ayah dan Sekolah Ayah Hubungan ayah dengan anak Frekuensi komunikasi ayah dengan anak Keeratan hubungan ayah dengan anak Kualitas hubungan Harapan ayah Sekolah Interaksi dengan guru Interaksi dengan teman sebaya Interaksi dengan sekolah Prestasi Belajar Nilai Rapor semester 5 Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta Karakteristik Lingkungan Sekolah Aktivitas dan Alokasi Belajar Gambar 2 Kerangka pemikiran interaksi antara remaja, ayah, dan sekolah serta hubungannya dengan tingkat stres menghadapi Ujian Nasional.
46 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan desain penelitian cross sectional study, yakni penelitian dilakukan pada satu waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 dan SMA Insan Kamil, Kota Bogor, Jawa Barat. Lokasi penelitian dilakukan di dua tempat secara simple random sampling berdasarkan kategori sekolah favorit di kota tersebut. Pengumpulan data dilakukan selama 8 minggu sebelum Ujian Nasional (20-24 April 2009) sampai Juni 2009. Pemilihan Kota Bogor Purposive SMA Negeri 3 Bogor Siswa Kelas III IPA SMA Insan Kamil Siswa Kelas III IPA Simple random sampling Siswa yang masih memiliki ayah SMA Negeri 3 Bogor Total 38 Orang Laki-laki= 19 Orang Perempuan= 19 Orang SMA Insan Kamil Bogor Total 38 Orang Laki-laki= 19 Orang Perempuan= 19 Orang Sampel Gugus Bertahap Gambar 3 Cara pengambilan contoh.
47 Contoh dan Cara Penarikan Contoh Kriteria contoh dalam penelitian ini adalah anak yang berumur 16-18 tahun atau remaja pertengahan (remaja/ siswa kelas III SMA). Alasan pemilihan contoh ini adalah karena anak remaja atau siswa kelas III SMA sedang menghadapi Ujian Nasional (UN). Pada tahap awal penentuan contoh dilakukan proses penyaringan siswa melalui penyebaran kuisioner untuk mengidentifikasikan siswa yang memiliki ayah. Dari proses penyaringan tersebut, ternyata hanya 81 siswa yaitu 41 siswa dari SMA Negeri 3 Bogor dan 40 siswa dari SMA Insan kamil yang mengisi kuisioner dengan benar dan lengkap beserta rapor semester akhir. Selanjutnya 81 siswa tersebut diambil dengan proporsi jenis kelamin yang sama baik laki-laki maupun perempuan sehingga total contoh dalam penelitian ini adalah sebanyak 76 siswa (Gambar 2). Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi identitas pribadi, karakteristik sosial ekonomi keluarga, interaksi anak (lingkungan keluarga (ayah) dan lingkungan sekolah), prestasi belajar, dan tingkat stres contoh. Data sekunder yang digunakan adalah keadaan umum sekolah berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Bogor. Data sekunder diperoleh dari website sekolah dan keterangan pihak sekolah serta rapor siswa. Reliabilitas variabel dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data Jenis Data Variabel Alat Ukur dan Skala Data Primer Karakteristik Anak: Kuisioner/wawancara 1. Umur Rasio 2. Jenis Kelamin Nominal 3. Urutan Kelahiran 4. Kepribadian 5. Cita-cita dan Tujuan Karakteristik Keluarga: Kuisioner 1. Umur Rasio 2. Besar Keluarga Rasio 3. Pendapatan 4. Jenis Pekerjaan Nominal 5. Pendidikan 6. Fasilitas Belajar Nominal
48 Tabel 1 (Lanjutan) Jenis Data Variabel Alat Ukur dan Skala Data Interaksi Anak dengan ayah Kuisioner Interaksi dengan ayah Komunikasi dengan ayah Keeratan dengan ayah Kualitas interaksi Harapan ayah Lingkungan Sekolah Interaksi dengan guru Interaksi dengan teman Interaksi dengan sekolah Kuisioner Sekunder Tingkat Stres Tingkat stres remaja Gambaran Umum Lokasi Data Siswa Prestasi Belajar Kuisioner Data Dinas Pendidikan dan Data Sekolah Rapor siswa Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh selanjutnya akan diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry data ke komputer, cleaning, dan analisis data. Pada awalnya data dari kuisioner ditransfer ke dalam program Microsoft Excel dan SPSS for windows versi 11,5. Analisis data yang dilakukan meliputi statisitika deskriptif (mean, minimum, maksimum, dll) dan inferensia (uji beda, korelasi, dan regresi). Tabel 2 menyajikan berbagai variabel yang diteliti dan cara pengolahan datanya. Tabel 2 Variabel dan cara pengolahan Variabel Kategori Dasar pengukuran Karakteristik anak Umur Jenis Kelamin 1.Laki-laki 2. Perempuan Urutan kelahiran 1. Anak Pertama 2. Anak Tengah 3. Anak Bungsu 4. Anak Tunggal Kepribadian (adaptasi dari 1. Introvert
49 Eka Aprilianti 2007) 2. Ekstrovert Cita-cita dan Tujuan 1. Tidak Penting (<40) 2. Cukup Penting (40-48) 3. Sangat Penting (>48) Tabel 2 (Lanjutan) Variabel Kategori Dasar pengukuran Karakteristik Keluarga Umur Papalia dan Olds (1981) 1. 18-40 tahun (Dewasa muda) 2. 41-65 tahun (dewasa madya) 3. >65 tahun (dewasa lanjut) Besar Keluarga 1.Kecil ( 4 orang) BKKBN 1997 2. Sedang (5-6 orang) 3. Besar ( 7 orang) Pekerjaan Orangtua 1. Pegawai Negeri Pekerjaan ayah 2. Karyawan BUMN Pekerjaan ibu 3. ABRI/TNI/Polisi 4. Wiraswasta 5. Karyawan Swasta 6. Pensiunan 7.Buruh 8. Ibu Rumah Tangga 9. Pelajar/mahasiswa 10. Lainnya Pendidikan Orangtua 1. Tidak Sekolah Pendapatan Keluarga (Utama) Pendapatan ayah Pendapatan ibu Pendapatan anggota lain Fasilitas Belajar 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. Akademi/Diploma 6. PT 1. < Rp 2.5 juta 2. 2 500 001 5 juta 3. 5 000 001 7.5 juta 4. 7 500 001 10 juta 5. > 10 juta Tingkat stres remaja (dikembangkan dari Eka Aprilianti 2007) Tidak Pernah (skor 1) Rendah (<43)
50 Jarang (skor 2) Sedang (43-60) Sering (skor 3) Tinggi (>60) Interaksi keluarga (ayah) Interaksi dengan ayah (dikembangkan dari Puspitawati 2006) Komunikasi dengan ayah (dikembangkan dari Puspitawati 2006) Kurang baik (< 53) Cukup baik (53-71) Sangat baik ( 72) Kurang baik (<16) Cukup baik (16-29) Sangat baik ( 30) Keeratan dengan ayah (dikembangkan dari Puspitawati 2006) Kualitas interaksi (dikembangkan dari Puspitawati 2006) Kurang baik (< 25) Cukup baik (25-36) Sangat baik ( 37) Kurang puas (< 5) Cukup puas (5-8) Sangat puas ( 9) Tabel 2 (Lanjutan) Variabel Kategori Dasar pengukuran Harapan ayah Rendah (<43) Sedang (43-53) Tinggi ( 53) Interaksi di lingkungan sekolah Interaksi dengan guru Kurang baik(<19) Cukup baik (19-24) Sangat baik ( 25) Interaksi dengan teman Kurang baik(< 21) Cukup baik (21-27) Sangat baik ( 28) Interaksi dengan sekolah Kurang baik(< 14) Cukup baik (14-21) Sangat baik ( 22) Prestasi Akademik Nilai Pengetahuan Rendah (<64) Sedang (65-80) Tinggi ( 81) Nilai Psikomotorik Rendah (<64) Sedang (65-80) Tinggi ( 81) Nilai Afektif Rendah (<1) Cukup (1.1-2) Baik (2.1-3) Baik Sekali (3.1-4) Nilai standar yang diberikan sekolah berikut : Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
51 1. Uji deskriptif digunakan pada seluruh variabel yang diamati untuk melihat sebaran contoh menurut variabel yang diteliti. 2. Uji beda yang digunakan adalah uji beda Mann Whitney untuk data nonparametrik atau data kategorik dan uji beda t-test (untuk data numerik). Uji beda dilakukan pada seluruh variabel yang diamati yakni untuk melihat ada tidaknya perbedaan pada masing-masing variabel di kedua kelompok contoh (SMA Negeri dan SMA Swasta). 3. Uji Korelasi Spearman, digunakan untuk melihat hubungan antara karakteristik contoh, karakteristik keluarga, interaksi anak, prestasi belajar, dan stres. 4. Uji regresi linear berganda, untuk melihat pengaruh karakteristik anak, karakteristik keluarga, interaksi anak, dan prestasi belajar. Y = B 0 + B 1 x 1 + B 2 x 2 + B 3 x 3 + B 4 x 4 + B 5 x 5 + B 6 x 6 + B 7 x 7 + B 8 x 8 + B9x 9 + B 10 x 10 + B 11 x 11 + B 12 x 12 Keterangan: Y = Tingkat stres B = Unstandardized Coefficients B B 0 = Constant X 1 = Jenis kelamin X 2 = Besar keluarga X 3 = Kepribadian X 4 = Interaksi dengan ayah X 5 = Interaksi dengan guru X 6 = Interaksi dengan sekolah X 7 = Harapan ayah X 8= Rapor X 9 = Fasilitas belajar X 10= Umur ibu X 11 = Pekerjaan ayah X 12 = Pekerjaan ibu Definisi Operasional Contoh adalah siswa kelas III IPA di SMAN 3 Bogor dan SMA Insan Kamil, Bogor. Karakteristik Contoh adalah ciri-ciri khas contoh yang diteliti yang meliputi jenis kelamin, umur, urutan kelahiran, kepribadian dan tujuan atau cita-cita.
52 Karakteristik Keluarga adalah keadaan keluarga yang meliputi umur orangtua, besar keluarga, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan keluarga, dan fasilitas belajar. Besar Keluarga adalah banyaknya jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah, dikelompokkan menjadi kecil ( 4 orang), sedang (5-7 orang), dan besar ( 7 orang) dengan menggunakan sumberdaya yang sama. Pendidikan orangtua adalah jenjang pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh orangtua contoh, meliputi SD sampai Perguruan Tinggi. Pekerjaan orangtua adalah jenis pekerjaan yang ditekuni orangtua (pekerjaan tetap). Pendapatan orangtua adalah jumlah pendapatan anggota keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. Kepribadian ekstrovert adalah contoh yang memiliki sifat terbuka, periang, santai, punya banyak teman, mudah bergaul, butuh teman untuk curhat, suka tantangan, ramah, dan mudah emosi. Kepribadian introvert adalah contoh yang memiliki sifat tertutup, pendiam, kutu buku, pemalu, banyak pertimbangan, tidak suka hura-hura, pandai menyembunyikan perasaan, tidak suka curhat, dan sabar. Stres adalah tekanan yang dialami oleh contoh saat ini, sebagai akibat adanya sumber stres dengan mengasumsikan keadaan dalam menghadapi UN (Ujian Nasional) sebagai sumber stres. Tingkat Stres adalah derajat tekanan yang dialami oleh contoh saat ini, sebagai akibat adanya sumber stres. Ditinjau dari gejala fisik dan emosional yang dialami dalam menghadapi UN (Ujian Nasional). Prestasi Belajar adalah gambaran mengenai penguasaan contoh terhadap materi pelajaran yang diberikan. Prestasi belajar diukur dengan menggunakan nilai rapor pada semester lima meliputi Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Interaksi dalam keluarga adalah tindakan nyata yang terjalin antara contoh dengan ayah yang meliputi interaksi dengan ayah (kehangatan dan kekasaran), komunikasi dengan ayah, keeratan interaksi dengan ayah, kualitas interaksi, dan harapan ayah.
53 Interaksi dengan sekolah adalah tindakan nyata yang terjalin antar contoh dengan lingkungan sekolah yang meliputi interaksi dengan guru, interaksi dengan teman, dan interaksi dengan sekolah.