HASIL. Karakteristik Remaja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL. Karakteristik Remaja"

Transkripsi

1 HASIL Karakteristik Remaja Jenis Kelamin dan Usia. Menurut Monks, Knoers dan Haditono (1992) kelompok usia remaja di bagi ke dalam empat kategori, yakni usia pra remaja (10-12 tahun), remaja awal (12-15 tahun), remaja madya (15-18 tahun) dan remaja lanjut (18-21 tahun). Berdasarkan klasifikasi usia tersebut, maka contoh pada penelitian termasuk dalam kategori usia remaja madya. Persentase terbesar contoh, yakni lebih dari setengah contoh (54,17 %) berusia 16 tahun. Sebaran contoh berdasarkan usia dan jenis kelamin disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan hasil uji beda t sampel bebas, tidak terdapat perbedaan usia antar jenis kelamin (p value >0,05). Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan usia remaja Usia (tahun) Laki-laki Total 16 25,00 29,17 54, ,61 20,83 44,44 Total Rata-rata±SD 16,44±0,558 16,42±0,55 16,43±0,526 P value 0,825 Uang Saku. Uang saku adalah adalah jumlah uang yang diperoleh anak dari orang tua untuk ongkos dan makan selama satu bulan sekolah. Remaja sebagai contoh penelitian ini, memiliki uang saku yang beragam. Perbedaan tingkat uang saku dapat dijadikan salah satu prediktor kelompok sosial ekonomi contoh. Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan uang saku remaja per bulan Uang Saku Per Bulan Laki-laki Total (Rp) ,39 23, ,83 23,61 44,44 > ,78 2,78 5,56 Total Rata-rata±SD 409,44±159,40 420,00±148,48 415,00±153,04 P value 0,772 Menurut data yang tersaji pada Tabel 6, separuh contoh (50%) memiliki uang saku yang berada pada kisaran Rp sampai Rp per bulan. Sebanyak 26,39 persen dari kelompok laki-laki dan 23,61 persen perempuan. Hanya sedikit remaja (5,56%) memiliki uang saku diatas Rp per bulan

2 28 sisanya mengelompok pada kisaran uangsaku Rp sampai per bulan. Nilai akademik. Rataan nilai rapor contoh selama dua semester terakhir dijadikan ukuran untuk melihat perbedaan kemampuan akademik antara jenis kelamin yang kemudian diasumsikan dapat mempengaruhi hasil akhir pencapaian tugas perkembangan remaja. Tabel 7 menyajikan data sebaran ratarata nilai akademik remaja. Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rataan nilai antara contoh yang berjenis kelamin laki-laki dengan perempuan(p<0,01). Secara keseluruhan contoh berjenis kelamin perempuan memiliki rataan nilai akademik berada 0,73 poin diatas rata-rata total dan lebih tinggi dibandingkan contoh berjenis kelamin laki-laki dengan selisih skor sebesar 1,47. Kelompok perempuan memiliki rata-rata nilai dalam setiap mata pelajaran lebih tinggi dari laki-laki. Hal ini didukung penelitian nasional departemen pendidikan AS padatahun 2000 (Santrock, 2007) bahwa secara rata-rata anak perempuan adalah pelajar yang lebih baik dari laki-laki. Tabel 7 Sebaran rataan nilai akademik remaja berdasarkan mata pelajaran Mata Pelajaran Jenis Kelamin Total Laki-laki Rata-rata SD Rata-rata SD Ratarata SD Agama 77,67 3,08 80,75 3,4 79,21 3,57 PKn 79,17 2,76 80,21 2,27 79,69 2,57 Bahasa 78,32 4,51 80,17 3,40 79,25 4,07 Indonesia Bahasa Inggris 77,87 3,72 78,78 2,20 78,32 3,07 Matematika 74,04 2,94 76,00 2,14 75,02 2,74 Fisika 74,24 4,52 75,72 1,42 74,98 3,41 Biologi 74,14 2,80 74,88 2,38 74,51 2,61 Kimia 76,16 5,29 77,22 3,39 76,69 4,45 Sejarah 75,22 2,72 76,47 1,14 75,85 2,16 Geografi 77,04 4,28 79,36 4,95 78,20 4,74 Ekonomi 73,64 3,45 74,33 3,20 73,99 3,32 Sosiologi 78,93 3,06 80,44 2,56 79,68 2,90 SBK 77,76 3,38 78,64 1,55 78,20 2,65 Penjaskes 78,79 4,83 80,45 1,28 79,62 3,61 TIK 76,97 5,00 78,24 1,55 77,60 3,73 Bahasa Asing 75,60 2,87 76,24 3,18 75,92 3,03 Muatan Lokal 1 75,34 3,27 77,90 2,40 76,62 3,13 Muatan Lokal 2 76,34 1,13 77,94 1,44 77,14 1,52 Total 76,51 3,54 77,98 2,44 77,25 3,18 P value 0,001 Kegiatan Ekstrakulikuler. Selain intrakulikuler, kegiatan diluar jam pelajaran (ekstrakulikuler) diduga dapat mendukung pencapaian tugas perkembangan remaja. Kegiatan ekstrakulikuler dapat menjadi wadah bagi

3 29 remaja untuk pengembangan minat dan pengembangan kemampuan sosial terutama kerjasama dan tanggung jawab. Kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti contoh meliputi bidang seni, olahraga, OSIS, MPK, Keagamaan dan lainnya (paskibraka, pramuka, PMR, klub fisika, klub teknik informatika, klub bahasa inggris,kir,event Organizer). Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan jumlah ekstrakulikuler yang diikuti remaja Jumlah Kegiatan Laki-laki Total Ekstrakulikuler 0 15,28 8,33 23, ,06 18,06 36, ,50 16,67 29,17 3 4,17 2,78 6,94 4 0, 4,17 4,17 Total P value 0,091 Berdasarkan data pada Tabel 8 menunjukkan sebagian besar remaja telah mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Lebih dari sepertiga remaja (36,11%) mengikuti satu kegiatan ekstrakulikuler. Sementara hampir seperempat contoh tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler selama masa sekolah menengah atas. Hasil uji beda menunjukkan tidak ada perbedaan jumlah kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti remaja (p > 0,05). Prestasi. Selain aktif dalam kegiatan positif diluar sekolah, prestasi perlu diraih remaja sebagai eksistensi pengembangan dirinya. Prestasi adalah penghargaan yang diperoleh remaja dari keikutsertaanya dalam kompetisi pengembangan minat dan bakat. Lebih dari separuh remaja (62,5%) belum memiliki prestasi selama masa sekolah menengah atas. Meskipun proporsi lakilaki yang memiliki prestasi lebih besar dibandingkan perempuan, namun uji beda tidak menunjukkan perbedaan perolehan prestasi diantara keduanya. Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan jumlah prestasi yang diraih remaja Jumlah Prestasi Laki-laki Total 0 30,56 31,94 62, ,67 13,89 30,56 2 2,78 2,78 5, ,39 1,39 Total P value 0,862

4 30 Karakteristik Keluarga Besar Keluarga. Tabel 10 menunjukkan bahwa besar keluarga pada lebih dari separuhnya (55,56%) berada pada kategori keluarga kecil yang terdiri kurang dari atau sama dengan empat orang. Sedangkan sedikit sekali contoh (1,39%) yang tergolong dalam kategori ukuran keluarga besar. Keluarga contoh yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak berada pada kategori keluarga kecil (31,94%), sedangkan perempuan lebih banyak berada pada kategori keluarga sedang (26,39%). Namun berdasarkan uji beda tidak terdapat perbedaan rataan antara kedua contoh. Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga Besar Keluarga Laki-laki Total Kecil ( 4 orang) 31,94 23,61 55,56 Sedang (5-6 orang) 16,67 26,39 43,06 Besar ( 7 orang) 1,39 0 1,39 Total Rata-rata±SD 4,25±0,96 4,56±0,73 4,40±0,87 P value 0,136 Usia Orangtua. Usia orangtua contoh digolongkan ke dalam empat kategori usia dewasa menurut Papalia dan Olds (2009) yaitu dewasa madya, dewasa akhir, lansia awal dan lansia. Data yang disajikan pada Tabel 11 menunjukkan hampir keseluruhan contoh (83,33%) memiliki ayah berusia antara 41 sampai 50 tahun, sehingga ayah berada pada kategori dewasa akhir. Begitu juga usia ibu, lebih dari separuhnya (55,56%) berada pada kategori dewasa akhir. Hanya sedikit contoh (1,39%) yang memiliki ayah berusia lansia dan tidak ada sama sekali contoh yang memiliki ibu berusia lansia. Hal ini berarti sebagian orangtua contoh berada pada usia produktif. Pendidikan Orangtua. Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung perkembangan anak. Pendidikan orangtua contoh diukur berdasarkan lama pendidikan yang ditempuh orangtua yang diklasifikasikan ke dalam jenjang pendidikan sesuai yang ditampilkan pada Tabel 12. Menurut data yang diperoleh, hampir separuh ayah contoh (44,5%) berada pada jenjang tamat sekolah menengah atas dan sederajat. Sedangkan 43,06 persen ayah contoh berada pada jenjang tamat perguruan tinggi.

5 31 Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan usia orangtua Usia orangtua Laki-laki Total Usia Ayah Dewasa madya (31-40) 4,17 5,56 9,72 Dewasa akhir (41-50) 43,06 40,28 83,33 Lansia awal (51-60) 2,78 2,78 5,56 Lansia (>60) 0 1,39 1,39 Total Rata-rata±SD 45,44±4,19 44,75±5,08 45,10±4,64 P value 0,530 Usia Ibu Dewasa madya (31-40) 19,44 26,31 43,06 Dewasa akhir (41-50) 29,17 26,39 55,56 Lansia awal (51-60) 1,39 0 1,39 Lansia (>60) Total Rata-rata±SD 42,58±3,79 41,03±3,01 P value 0,058 Berdasarkan data yang disajikan Tabel 12, hampir separuh ibu (47,22%) berada pada jenjang pendidikan tamat sekolah menengah atas dan sederajat, dan ibu yang menamatkan perguruan tinggi atau lebih memiliki proporsi terbesar kedua (30,72%). Pada kedua kelompok contoh baik laki-laki maupun perempuan hanya sebagian kecil saja orangtua contoh yang berpendidikan tamat SD. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi orangtua contoh yang memiliki pendidikan tinggi lebih besar dibandingkan proporsi orangtua contoh yang berpendidikan rendah. Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan lama pendidikan orangtua Lama pendidikan (Tahun) Laki-laki Total Ayah Tamat SD (6 tahun) 1,39 0 1,39 Tamat SMP (9 tahun) 0,00 2,78 2,78 Tamat Sma (12 tahun) 18,06 26,39 44,45 Diploma 4,17 4,17 8,34 Strata1 atau lebih ( 16 tahun) 26,39 16,67 43,06 Total Rata-rata±SD 14,30±2,48 13,42±2,17 13,86±2,35 P value 0,110 Ibu Tamat SD 0 2,78 2,78 Tamat SMP 1,39 2,78 4,17 Tamat Sma 25,00 22,22 47,22 Diploma 9,72 5,56 15,28 Strata1 atau lebih ( 16 tahun) 13,89 16,67 30,56 Total Rata-rata±SD 13,61±1,98 13,17±2,77 13,39±2,40 P value 0,437 Pendapatan Keluarga. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 13, hampir keseluruhan (93,06%) pendapatan keluarga contoh berada pada kisaran Rp ,00 sampai dengan Rp ,00. Pendapatan minimun

6 32 keluarga contoh adalah Rp ,00 dan pendapatan maksimum adalah Rp ,00. Rata-rata pendapatan keluarga pada kelompok laki-laki lebih tinggi (Rp ) dibandingkan kelompok perempuan (Rp ), namun tidak ada perbedaan nyata antara pendapatan keluarga pada kelompok laki-laki dan perempuan (p >0,05). Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan total keluarga per bulan Pendapatan Laki-laki Total keluarga (RP1000) ,83 47,22 93,06 >7850 s.d ,78 2,78 5,56 >58650 s.d ,39 0,00 1,39 Total Rata-rata±SD 6319,44±10275, ,00±2126, ,00±7459,07 P value 0,194 Pendapatan per kapita menggambarkan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya. Nilai pendapatan perkapita diperoleh dari membagi pendapatan keluarga dengan besar keluarga atau jumlah anggota keluarga. Pendapatan perkapita keluarga contoh menurut standar BPS tahun 2011 desa dan kota di Jawa Barat, menggolongkan keseluruhan contoh sebagai keluarga tidak miskin karena memiliki pendapatan perkapita perbulan diatas Rp ,00 dengan rata-rata Rp ,00. Hasil uji beda tidak menunjukkan perbedaan rata-rata baik pendapatan keluarga maupun pendapatan perkapita keluarga contoh pada jenis kelamin yang berbeda (p>0,05) Tabel 14 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan keluarga perkapita menurut BPS 2011 Pendapatan Laki-laki Total Perkapita (RP) (Miskin) > (Tidak Miskin) Total Rata-rata±SD 1483,49±2050, ,00±5118, ,00±1511,537 P value 0,111 Pekerjaan Orangtua. Pekerjaan orangtua baik ayah maupun ibu beragam, dengan proporsi terbesar ayah bekerja sebagai wiraswasta (33,33%), sedangkan ibu sebagian besar menjadi ibu rumah tangga atau dalam kata lain digolongkan tidak bekerja (59,72%). Ibu yang bekerja sebagian besar berprofesi sebagai PNS (16,67%). Banyaknya ayah yang bekerja sebagai wiraswasta menambah peluang keluarga memiliki pendapatan yang tinggi. Sedangkan

7 33 banyaknya jumlah ibu yang tidak bekerja, memungkinkan ibu lebih berkonsentrasi pada perannya dalam sektor domestik. Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan jenis pekerjaan orangtua Pekerjaan Orangtua Laki-laki Total Ayah Buruh 1,39 0 1,39 PNS 8,33 11,11 19,44 Karyawan Swasta 18,06 13,89 31,94 Wiraswasta 12,50 20,83 33,33 Guru 1,39 0,00 1,39 Polisi/TNI 6,94 2,78 9,72 Lainnya (dokter, konsultan kehutanan) 1,39 1,39 2,78 Tidak bekerja Total Ibu Buruh 1,39 0 1,39 PNS 11,11 5,56 16,67 Karyawan Swasta 2,78 1,39 4,17 Wiraswasta 2,78 5,56 8,33 Guru 2,78 5,56 8,33 Polisi/TNI 0,00 0 0,00 Lainnya (dokter, konsultan kehutanan) 1,39 0 1,39 Tidak bekerja 27,78 31,94 59,72 Total Tugas Perkembangan Keluarga Tugas perkembangan keluarga adalah serangkaian tuntutan spesifik yang harus dipenuhi keluarga untuk sukses menjalani tahapan siklus hidup keluarga selanjutnya. Tugas perkembangan keluaga diklasifikasikan menjadi lima jenis berdasarkan keterkaitannya dengan peran orangtua dalam keluarga. Tabel 16 menyajikan skor rata-rata pemenuhan tugas perkembangan keluarga yang diperoleh dari total item sebanyak 59 yang masing-masing ditujukan mengukur pemenuhan tugas oleh ayah maupun ibu. Berdasarkan data yang disajikan Tabel 16, keluarga pada kelompok laki-laki maupun perempuan telah memenuhi sebagian besar tugas perkembangan keluarga. Rata-rata lebih dari 70 persen tugas perkembangan keluarga pada tiap aspek telah dicapai contoh. Keluarga pada kelompok laki-laki memiliki rata-rata lebih tinggi dibandingkan perempuan. Akan tetapi, hasil uji beda tidak menunjukkan adanya perbedaan pemenuhan tugas perkembangan keluarga diantara kedua kelompok (p > 0,05). Keluarga laki-laki dalam aspek tugas terkait peran suami istri, tugas terkait peran pengelola rumah tangga dan peran sebagai individu dewasa memiliki rata-rata skor lebih tinggi dibandingkan perempuan. Sedangkan, keluarga perempuan memiliki rata-rata skor lebih tinggi

8 34 pada aspek tugas perkembangan umum keluarga dan tugas terkait peran sebagai orangtua. Namun demikian, hasil uji beda menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pemenuhan setiap aspek tugasperkembangan keluarga pada kedua kelompok (p>0,05) Tabel 16 Sebaran rata-rata dan uji beda contoh berdasarkan pemenuhan tugas perkembangan keluarga Tugas Perkembangan Keluarga Laki-laki P value Rata-rata % Rata-rata % Tugas Umum (46) 37,28 81,04 37,64 81,83 0,785 Peran Ayah Ibu (24) 19,61 81,71 19,72 82,17 0,884 Peran Suami-Istri (12) 9,47 78,92 8,86 73,83 0,295 Pengelolaan Rumah tangga (16) 13,41 83,81 12,78 79,88 0,450 Dewasa(20) 15,14 75,70 14,75 73,75 0,560 Total (118) 94,64 80,20 93,75 79,45 0,770 Secara keseluruhan, sebagian besar contoh (88,88%) telah memenuhi tugas perkembangan keluarga dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan pemenuhan tugas perkembangan contoh berada pada kategori tinggi atau mencapai lebih dari 66,7 persen dari tugas perkembangan keluarga yang harus dipenuhi. Data menunjukkan tidak ada contoh yang berada pada kategori rendah baik pada kelompok laki-laki maupun perempuan. (Tabel 17). Tabel 17 Sebaran contoh berdasarkan kategori tingkat pemenuhan tugas perkembangan keluarga Tugas perkembangan keluarga Laki-laki Total Rendah (<33,33%) Sedang (33,33%-66,7%) 4,17 6,95 11,12 Tinggi (>66,7%) 45,84 43,06 88,88 Total Tugas Perkembangan Umum Keluarga. Hasil penelitian pada Tabel 18 menunjukkan, umumnya contoh telah memenuhi penyediaan kebutuhan remaja baik fasilitas hiburan dan pergaulan, kebutuhan fisik dasar hidup, fasilitas belajar maupun fasilitas pengembangan minat dan bakat dengan baik. Penyediaan kebutuhan fasilitas hiburan dan pergaulan (100%), kebutuhan fisik dasar (100%) dan penyediaan fasilitas belajar (88,89%) bagi remaja lebih besar dipenuhi keluarga kelompok perempuan, namun pemenuhan penyediaan fasilitas minat dan bakat lebih rendah (69,44%) dibandingkan kelompok laki-laki (83,33%). Keluarga laki-laki maupun perempuan telah memiliki kondisi keuangan yang memadai dan mampu menangani apabila terjadi permasalahan keuangan

9 35 dengan segera. Hal ini ditandai dengan lebih dari 80 persen contoh pada laki-laki dan perempuan telah memenuhi kedua item pernyataan terkait indikator penyesuaian keuangan keluarga. Begitu juga, peran dan tanggung jawab anggota keluarga pada lebih dari 90 persen contoh telah dibagi berdasarkan kemampuan masing-masing anggota untuk menyelesaikan masalah pengelolaan rumah tangga. Keluarga laki-laki telah baik dalam memenuhi indikator mempertahankan dan memperbaiki hubungan suami-istri pada item menjaga komunikasi setiap hari (83,33%) dan menyelesaikan masalah suami-istri dengan segera (88,89%). Kelompok perempuan telah baik dalam memenuhi item menjaga komunikasi setiap hari (83,33%). Sedangkan, dalam menyelesaikan masalah suami-istri dengan segera hanya dipenuhi oleh 69,44 persen contoh oleh keluarga perempuan. Kedua kelompok masih kurang (55,56%) dalam meluangkan waktu pergi bersama dengan pasangan. Keluarga contoh laki-laki dan perempuan sebagian besar telah berusaha mempererat komunikasi dengan remaja. Hal ini ditunjukkan dengan lebih dari 80 persen keluarga senantiasa menjaga komunikasi dengan remaja baik tatap muka maupun melalui media komunikasi lain dan memiliki waktu berkumpul bersama. Keterbukaan remaja dengan orang tua dibutuhkan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada anak. Akan tetapi, berdasarkan persepsi remaja keluarga laki-laki dan perempuan belum cukup baik dalam mengajak diskusi mengenai masalah remaja. Hal ini ditunjukkan dengan hanya 53,88 persen keluarga laki-laki dan 77,78 persen keluarga perempuan yang telah mampu terbuka mendiskusikan masalah dengan remaja. Tugas umum keluarga yang terkait langsung dengan remaja salah satunya adalah memperluas cakrawala remaja dan orang tua. Ayah dan ibu pada keluarga laki-laki yang mereferensikan buku terhadap remaja mencapai 58,33 persen, sementara ayah dan ibu pada keluarga perempuan presentasenya hanya 38,33 persen dan 58,33 persen. Presentase ayah pada keluarga laki-laki dan perempuan (83,33%) lebih besar dibandingkan ibu pada keluarga laki-laki (72,22%) dan perempuan (77,78%) dalam hal mengarahkan remaja untuk memperluas wawasan dari berbagai media.

10 36 Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan indikator pemenuhan tugas umum perkembangan keluarga No Tugas umum perkembangan keluarga Laki-laki Ayah Ibu Ayah Ibu a. Penyediaan kebutuhan bagi remaja 1. Penyediaan fasilitas hiburan dan pergaulan 91,67 91, bagi remaja 2. Penyediaan kebutuhan fisik dasar hidup bagi 97,22 97, remaja 3. Penyediaan fasilitas belajar 86,11 86,11 88,89 88,89 4. Penyediaan fasilitas pengembangan minat 83,33 83,33 69,44 69,44 dan bakat b. menyesuaikan kondisi keuangan keluarga 5. Mampu menangani masalah keuangan 94,44 94,44 91,67 91,67 keluarga 6. Memiliki kondisi finansial yang memadai 83,33 83,33 83,33 83,33 c. Menetapkan pembagian tanggung jawab anggota keluarga 7. Membagi tanggung jawab peran dalam rumah tangga sesuai kemampuan anggota keluarga 91,67 91,67 94,44 94,44 d. Mempertahankan dan memperbaiki hubungan suami-istri 8. Mmeluangkan waktu pergi bersama 55,56 55,56 55,56 55,56 9. Menjaga komunikasi setiap hari 83,33 83,33 83,33 83, Menyelesaikan masalah suami istri dengan segera 88,89 88,89 69,44 69,44 e. Mempererat jarak komunikasi dengan remaja 11. Menjaga komunikasi dengan remaja 86,11 86,11 94,44 94, Memiliki rutunitas berkumpul bersama 83,33 83,33 86,11 86, Mampu mendiskusikan masalah dengan remaja (fleksibel dan terbuka) f. Memperbaiki hubungan dengan keluarga besar dan kerabat 14. Keluarga besar saling memberi kabar kejadian penting 58,33 58,33 77,78 77,78 86,11 86,11 97,22 97, Kemudahan memperoleh bantuan dari 91,67 91,67 88,89 88,89 keluarga besar dan kerabat 16. Meluangkan waktu untuk saling mengunjungi 77,78 86,11 83,33 97,22 keluarga besar g. Membuka cakrawala remaja dan orangtua 17. Mereferensikan buku kepada remaja 58,33 58,33 38,89 58, Mengarahkan remaja membuka wawasan 83,33 72,22 83,33 77,78 dari berbagai media 19. Mengajak remaja memgembangkan minat 41,67 50,00 58,33 55,56 dan bakat 20. Mampu berdiskusi dengan remaja mengenai 58,33 44,44 69,44 52,78 ilmu pengetahuan h. Merumuskan filsafat hidup keluarga 21. Memotivasi remaja untuk mempelajari hal agama 88, ,89 91, Memberi teladan perilaku sesuai ajaran agama 23. Mengajarkan perilaku sesuai norma dan aturan di masyarakat 91, ,89 94,44 94, ,22 100

11 37 Berdasarkan data pada Tabel 18, orangtua pada kedua keluarga masih kurang dalam memenuhi indikator mengajak remaja mengembangkan minat dan bakatnya. Hal ini ditunjukkan dengan persentase ayah pada laki-laki (41,67%) dan ibu (50%), sementara ayah pada perempuan (58,33%) dan ibu (55,56%) dalam memenuhi indikator mengajak remaja mengembangkan minat dan bakat. Diidentifikasikan bahwa lebih dari separuh ayah laki-laki (58,33%) dan hampir separuh ibu (44,44%) dapat berdiskusi dengan remaja masalah pelajaran dan ilmu pengetahuan. Sedangkan, lebih dari separuh ayah pada perempuan (69,44%) dan ibu (52,78%) yang dapat berdiskusi masalah ilmu pengetahuan. Presentase ayah lebih besar dibandingkan ibu dalam berdiskusi masalah pelajaran dengan remaja pada kedua kelompok Perumusan filsafat hidup keluarga telah dipenuhi oleh hampir keseluruhan keluarga laki-laki maupun perempuan. Hal ini ditandai dengan lebih dari 80 persen ayah dan ibu telah mengajarkan remaja untuk berperilaku sesuai norma dan aturan yang berlaku di masyarakat, memberi teladan sesuai ajaran agama dan memotivasi untuk mempelajari agama lebih dalam. Jika diamati, presentase ibu lebih besar dibandingkan dengan ayah dalam memenuhi tugas umum terkait perumusan filsafat hidup keluarga. Hal ini berarti menurut persepsi remaja, ibu lebih memerhatikan dan mendorong remaja dalam hal pembentukan filsafat hidup. Hasil yang menarik dalam pemenuhan tugas perkembangan keluarga adalah bahwa menurut persepsi remaja, peran ayah lebih banyak dalam hal membuka cakrawala remaja, sementara ibu lebih berperan dalam pengembangan filsafat hidup bagi remaja. Dibandingkan laki-laki, perempuan merasa orangtua lebih terbuka diajak berdiskusi mengenai masalah remaja dan mampu menjaga komunikasi dengan remaja. Hal ini menunjukkan perempuan memiliki kemampuan menjalin hubungan dan merasa lebih nyaman bercerita kepada orangtua mengenai masalahnya. Tabel 19 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pemenuhan tugas umum perkembangan keluarga Tugas umum perkembangan keluarga Laki-laki Total Rendah (<33,33%) Sedang (33,33%-66,7%) 5,56 6,94 12,50 Tinggi (>66,7%) 44,44 43,06 87,50 Total

12 38 Hampir keseluruhan contoh (87,5%) memenuhi tugas perkembangan umum keluarga pada kategori tinggi. Sisanya berada pada kategori sedang, sehingga tidak ada satupun contoh yang berada dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan contoh telah baik dalam memenuhi tugas umum perkembangan keluarga pada tahap anak berusia remaja. Tugas Perkembangan Keluarga terkait Peran sebagai Ayah Ibu. Berdasarkan data yang dipaparkan pada Tabel 20, keluarga pada kelompok lakilaki maupun perempuan telah memenuhi sebagian besar indikator aspek tugas terkait peran sebagai orang tua. Menurut remaja, orang tua telah menunjukkan sikap dan pemikiran dewasa, menjadi contoh suami-istri dan orang tua yang baik, serta kompak dalam mengawasi remaja. Keempat indikator tersebut dipenuhi keluarga antara 88,89 persen sampai dengan 97,22 persen. Ayah dan ibu pada kedua kelompok telah memberikan kesempatan bagi remaja untuk mengembangkan minat dan bakat, percaya kepada remaja untuk dapat menyelesaikan masalahnya, memberikan kehangatan kasih sayang, serta menyadari kebutuhan remaja. Keempat indikator telah dipenuhi antara 77,78 persen hingga 94,44 persen keluarga. Jika dibandingkan dengan ayah, ibu lebih meluangkan waktu untuk mendengarkan masalah remaja, menunjukkan kehangatan kasih sayang kepada remaja, menyadari kebutuhan remaja dan mengatur emosi saat berhadapan dengan remaja. Presentase ayah lebih besar dibandingkan ibu pada kedua kelompok lebih dalam memberikan kesempatan kepada remaja untuk mengembangkan minat-bakat, memberikan kepercayaan kepada remaja untuk menyelesaikan masalah serta memberikan perhatian yang sesuai dan cukup bagi remaja. Tabel 20 menunjukkan bahwa hampir separuh remaja baik laki-laki maupun perempuan merasa kedua orangtua belum memahami keadaan dan kondisi lingkungan sosial anak tumbuh menjadi remaja. Hal ini ditunjukkan tidak lebih dari tiga per lima keluarga pada laki-laki dan perempuan telah memenuhi indikator memahami keadaan remaja. Remaja, perempuan merasa kedua orang tua memberikan perhatian berlebih pada remaja, dengan hanya 58,33 persen ibu dan 61,11 persen ayah yang memenuhi indikator memberikan perhatian yang sesuai bagi remaja. Sedangkan, pada ayah pada laki-laki (83,33%) dan ibu (61,11%) lebih banyak yang telah memenuhi indikator tersebut. Pada kedua kelompok, ibu lebih rendah dalam memberi perhatian yang sesuai. Hal ini berarti

13 39 remaja menganggap orangtua, terutama ibu belum sepenuhnya menganggap remaja sebagai individu yang dapat mandiri. Tabel 20 Sebaran contoh berdasarkan indikator pemenuhan tugas perkembangan keluarga terkait peran sebagai ayah ibu No Indikator Laki-laki Ayah Ibu Ayah Ibu % % % % 1. Menunjukkan sikap dan pemikiran dewasa 91,67 94,44 91,67 97,22 2. Suami-istri yang baik 91,67 91,67 86,11 86,11 3. Orangtua yang baik 88,89 97,22 94,44 97,22 4. Memberikan kesempatan kepada remaja 88,89 83,33 94,44 86,11 mengembangkan minat dan bakat 5. Memberikan kepercayaan kepada remaja 86,11 83,33 88,89 86,11 untuk menyelesaikan masalah 6. Memberikan perhatian yang sesuai 83,33 61,11 61,11 58,33 7. Memberikan kehangatan kasih sayang 77,78 83,33 86,11 94,44 8. Meluangkan waktu mendengarkan masalah 63,89 83,33 50,00 83,33 remaja 9. Memahami perbedaan keadaan remaja 52,78 55,56 50,00 52,78 tumbuh 10 Menyadari perubahan kebutuhan remaja 77,78 91,67 77,78 88,89 11 Mengatur emosi saat berhadapan dengan 72,22 69,44 86,11 83,33 remaja 12 Bekerja sama dengan pasangan dalam pengawasan remaja 91,67 91,67 88,89 88,89 Berdasarkan Tabel 21, sebesar 1,39 persen keluarga perempuan berada pada kategori rendah, yakni tidak lebih dari 33,33 persen tugas perkembangan keluarga terkait peran sebagai orangtua dipenuhi keluarga. Hampir keseluruhan keluarga (83,33%) telah memenuhi tugas perkembangan terkait peran sebagai orang tua pada kategori tinggi. Hal ini berarti, keluarga pada kelompok laki-laki dan perempuan dapat dikatakan baik dalam memenuhi tugas perkembangan terkait aspek perannya sebagai orangtua. Tabel 21 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pemenuhan tugas perkembangan keluarga terkait peran sebagai ayah ibu Tugas perkembangan keluarga terkait peran orangtua Laki-laki Total Rendah (<33,33%) 0 1,39 1,39 Sedang (33,33%-66,7%) 9,72 5,56 15,28 Tinggi (>66,7%) 40,28 43,06 83,33 Total Tugas Perkembangan Keluarga terkait Peran sebagai Suami-Istri. Selain sebagai ayah dan ibu, orang tua juga memiliki tugas terkait perannya sebagai suami-istri. Santrock (2007) menyebutkan bahwa hubungan perkawinan akan mempengaruhi pengasuhan yang diberikan kepada anak dan secara tidak langsung akan mempengaruhi terhadap perilaku dan perkembangan anak,

14 40 sehingga orang tua perlu melaksanakan tugas sebagai suami istri dengan baik yang mencakup menjaga kualitas hubungan perkawinan. Hasil penelitian menunjukkan, menurut persepsi remaja lebih dari tiga perempat ayah dan pada kedua kelompok, telah memenuhi indikator tugas perkembangan keluarga terkait peran sebagai suami-istri yakni, menjaga penampilan fisik baik di luar maupun di dalam rumah, saling mengerti dan mendukung pasangan, peduli pada kebutuhan pasangan, serta berbagi pengalaman pekerjaan dengan pasangan. Sementara dalam rutinitas perawatan fisik diri tidak lebih dari tiga per empat ayah dan ibu dari kedua kelompok telah dapat memenuhinya. Dimana, proporsi ibu dari kedua kelompok yang memiliki rutinitas perawatan fisik lebih banyak dibandingkan ayah. Hanya separuh (50%) orangtua pada kelompok laki-laki dan hampir separuh (44,44%) orangtua pada kelompok perempuan telah memenuhi indikator mengembangkan hobi dan kegiatan bersama (Tabel 22). Tabel 22 Sebaran contoh berdasarkan indikator pemenuhan tugas perkembangan keluarga terkait peran sebagai suami-istri No Indikator Laki-laki Ayah Ibu Ayah Ibu % % % % 1. Memiliki rutinitas perawatan fisik diri 61,11 66,67 58,33 72,22 2. Menjaga penampilan fisik di luar 83,33 86,11 75,00 83,33 maupun di rumah 3. Saling mengerti dan mendukung 88,89 97,22 91,67 91,67 pasangan 4. Peduli pada kebutuhan pasangan 94,44 97,22 80,56 83,33 5. Berbagi pengalaman pekerjaan 86,11 86,11 75,00 86,11 dengan pasangan 6. Mengembangkan hobi dan kegiatan bersama 50,00 50,00 44,44 44,44 Berdasarkan kategori tingkat pemenuhan tugas perkembangan keluarga terkait peran sebagai suami-istri yang disajikan pada Tabel 23,. Hanya sedikit contoh (7,64%)yang berada pada kategori rendah. Lebih dari separuh contoh (60,42%) berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga telah baik dalam memenuhi tugas perkembanganya terkait peran orangtua sebagai suami-istri.

15 41 Tabel 23 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pemenuhan tugas perkembangan keluarga terkait peran sebagai suami-istri Tugas perkembangan keluarga terkait peran suami-istri Laki-laki Total Rendah (<33,33%) 0,69 6,94 7,64 Sedang (33,33%-66,7%) 19,45 12,50 31,94 Tinggi (>66,7%) 29,86 30,56 60,42 Total Tugas Perkembangan Keluarga terkait Peran sebagai Pengelola Rumah Tangga. Berdasarkan indikator tugas perkembangan keluarga terkait peran pengelola rumah tangga (Tabel 24), terdapat beberapa tugas yang berbeda antara ayah dan ibu. Hampir keseluruhan ayah dari kedua kelompok telah memiliki pekerjaan dan pendapatan yang layak (97,22%). Sebagian besar, (>80%) keluarga telah melibatkan dan mendorong remaja dalam tanggung jawab pekerjaan rumah. Sebagian besar ayah pada kedua keluarga keluarga, yakni 80,56 persen pada keluarga laki-laki dan 88,89 persen pada keluarga perempuan telah memberikan kebutuhan finansial yang sesuai bagi remaja. Menurut remaja, ayah mendukung jika istri membantu menambah finansial keluarga. Hal ini ditunjukkan dengan 75 persen ayah pada keluarga lakilaki dan 80,56 persen pada keluarga perempuan memenuhi indikator mendukung pasangan jika ingin membantu finansial keluarga. Ayah Lebih dari separuh ayah pada kedua keluarga terbuka mengenai kondisi keuangan keluarga dan memberi tanggung jawab kepada remaja mengatur keuangan sendiri dan melibatkan anggota keluarga dalam pembelian barang berharga. Ayah pada kelompok lakilaki sebesar 83,33 persen dan 66,67 persen pada perempuan telah terlibat dalam membantu penyelesaian pekerjaan rumah tangga. Remaja menganggap, ibu telah dapat mengatur menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dengan baik. Seluruh ibu (100%) pada kelompok perempuan dan hampir seluruh ibu pada kelompok laki-laki (97,22%) telah dapat mengatur penyelesaian pekerjaan rumah tangga dengan baik. Begiru pula, hampir seluruh ibu atau lebih dari 90 persen ibu pada kedua kelompok telah mampu mengatur keuangan, menjaga kenyamanan rumah dan melibatkan remaja dalam tanggung jawab pekerjaan rumah tangga.

16 42 Tabel 24 Sebaran contoh berdasarkan indikator pemenuhan tugas perkembangan keluarga terkait peran pengelola rumah tangga No Indikator Laki-laki % % Ayah 1. Terbuka mengenai kondisi keuangan keluarga 63,89 55,56 2. Memberi tanggung jawab kepada remaja mengatur 72,22 61,11 keuangan sendiri 3. Melibatkan anggota keluarga dalam pembelian 52,78 61,11 barang berharga keluarga 4. Memberikan kebutuhan finansial yang sesuai bagi 88,89 80,56 remaja 5. Mendukung istri jika ingin membantu finansial 75,00 80,56 keluarga 6. Mengambil bagian dalam pekerjaan rumah tangga 83,33 66,67 7. Melibatkan dan mendorong remaja dalam tanggung 88,89 94,44 jawab pekerjaan rumah tangga 8. Memiliki pekerjaan dan pendapatan yang layak 97,22 97,22 Ibu 9. Terbuka mengenai kondisi keuangan keluarga 80,56 75, Memberi tanggung jawab kepada remaja mengatur 83,33 80,56 keuangan sendiri 11. Melibatkan anggota keluarga dalam pembelian 58,33 66,67 barang berharga keluarga 12. Memberikan kebutuhan finansial yang sesuai bagi 94,44 77,78 remaja 13. Melibatkan dan mendorong remaja dalam tanggung 88,89 94,44 jawab pekerjaan rumah tangga 14. Mengatur penyelesaian pekerjaan rumah tangga 97,22 100,00 dengan baik 15. Mengatur keuangan keluarga dengan bijak 94,44 91, Menjaga kenyamanan rumah untuk keluarga 94,44 94,44 Seluruh ibu (100%), pada kelompok laki-laki dan lebih dari tiga perempat (77,78%) ibu pada kelompok perempuan telah memberikan kebutuhan finansial yang sesuai bagi remaja. Tiga perempat (75%) ibu pada perempuan dan sebagian besar ibu (80,56%) pada kelompok laki-laki ibu terbuka mengenai kondisi keuangan keluarga.sebagian besar remaja menganggap ibu telah memberi tanggung jawab kepada remaja untuk mengatur keuangan sendiri (80,56 dan 83,33%). Sedangkan lebih dari separuh ibu pada kedua kelompok contoh yang melibatkan anggota keluarga lain pada pembelian barang berharga. Remaja menganggap, baik ayah maupun ibu pada kedua kelompok belum banyak melibatkan remaja dalam mengambil keputusan pembelian barang berharga keluarga. Hal ini dapat disebabkan karena orangtua belum sepenuhnya mengakui autonomi anak dalam proses mengambil keputusan. Data pada Tabel 25 menunjukkan, menurut kategori tingkat pemenuhan tugas perkembangan terkait peran pengelola rumah tangga, lebih dari dua per

17 43 tiga contoh (69,45%) berada pada kategori tinggi. Proporsi kelompok laki-laki yang berada pada ketegori tinggi lebih banyak (36,11%) daripada kelompok perempuan (33,34%). Hanya sebagian kecil (1,69%) keluarga yang berada pada kategori rendah dalam memenuhi tugas terkait pengelola rumah tangga. Disimpulkan, remaja mempersepsikan keluarga telah cukup baik dalam memenuhi tugasnya terkait peran pengelola rumah tangga. Tabel 25 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pemenuhan tugas perkembangan terkait peran pengelola rumah tangga Tugas perkembangan keluarga terkait peran pengelola rumah tangga Laki-laki Total Rendah (<33,33%) 0 1,69 1,69 Sedang (33,33%-66,7%) 13,89 15,97 29,86 Tinggi (>66,7%) 36,11 33,34 69,45 Total Tugas Perkembangan Keluarga terkait Peran Individu Dewasa. Sebagai individu dewasa, orang tua memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Berdasarkan Tabel 26, baik ayah maupun ibu dari dua kelompok kurang dari separuhnya melakukan rutinitas berolahraga. Kurang dari sepertiga ayah pada laki-laki (27,78%) dan ayah pada perempuan (25%) terlibat aktif dalam kegiatan organisasi sosial di lingkungannya. Sedangkan, lebih dari sepertiga ibu pada laki-laki (38,89%) dan ibu pada perempuan (36,11%) telah terlibat aktif dalam kegiatan organisasi sosial di lingkungannya. Presentase ibu lebih besar dibandingkan ayah dalam keterlibatan kegiatan organisasi di masyarakat. Hal ini disebabkan lebih dari separuh ibu pada anak remaja tidak bekerja sehingga dapat meluangkan waktunya untuk kegiatan organisasi. Rata-rata separuh ayah (50%) dan lebih dari separuh ibu (63,89%) pada keluarga laki-laki terus meningkatkan potensi diri. Lebih dari separuh ayah (55,56%) pada perempuan (36,11%) terus mengembangkan potensi diri meski sudah memiliki anak berusia remaja. Menurut remaja orangtua telah baik dalam melakukan penyesuaian pola makan, pola pekerjaan,pengurangan perilaku dan kebiasaan tidak baik, semakin bijak dalam menangani masalah, fleksibel terhadap hal baru di masyarakat,menciptakan rasa nyaman saat berkumpul keluarga dan meraih standar hidup yang realistis. Hal ini ditunjukkan dengan lebih dari 80 persen keluarga pada laki-laki maupun perempuan telah memenuhinya.

18 44 Tabel 26 Sebaran contoh berdasarkan indikator pemenuhan tugas perkembangan keluarga terkait peran individu dewasa No Indikator Laki-laki Ayah Ibu Ayah Ibu % % % % 1. Melakukan rutinitas berolahraga 47,22 41,67 38,89 38,89 2. Menyesuaikan pola makan dengan perubahan kondisi fisik 83,33 80,56 75,00 75,00 3. Menyesuaikan pola pekerjaan dengan perubahan kemampuan fisik 86,11 94,44 86,11 83,33 4. Mengurangi kebiasaan dan perilaku yang tidak baik 91,67 94,44 97,22 100,00 5. Semakin bijak dalam menyelesaikan masalah 88,89 91,67 88,89 88,89 6. Fleksibel terhadap hal baru di masyarakat 80,56 75,00 83,33 86,11 7. Menciptakan rasa nyaman saat berkumpul dengan keluarga 88,89 100,00 88,89 94,44 8. Meningkatkan potensi diri (seminar,hobi, pelatihan keterampilan dsb.) 50,00 63,89 55,56 36,11 9. Terlibat dalam kegiatan organisasi sosial di masyarakat 27,78 38,89 25,00 36, Maksimal meraih tujuan hidup dengan cara yang realistis 91,67 97,22 97,22 100,00 Secara umum, contoh yang memenuhi tugas perkembangan keluarga terkait peran individu dewasa dengan baik, atau dalam kata lain berada dalam kategori tinggi mencapai separuh (52,08%). Hanya sedikit contoh (0,69%) yang masih kurang dalam memenuhi tugas perkembangan orangtua sebagai individu dewasa. Kelompok laki-laki yang berada pada kategori tinggi lebih besar proporsinya (29,86%) dibandingkan kelompok perempuan (22,22%). (Tabel 27) Tabel 27 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pemenuhan tugas perkembangan keluarga terkait peran individu dewasa Tugas perkembangan keluarga terkait peran individu dewasa Laki-laki Total Rendah (<33,33%) 0,69 0 0,69 Sedang (33,33%-66,7%) 20,14 27,79 47,93 Tinggi (>66,7%) 29,86 22,22 52,08 Total Tugas Perkembangan Remaja Tugas perkembangan remaja di bagi menjadi tujuh aspek, diantaranya adalah tugas perkembangan terkait perubahan biologis, kepuasan penerimaan peran sosial, sosialisasi, kemandirian emosi, mempersiapkan kemandirian ekonomi, keterampilan intelektual dan kepekaan sosial serta perumusan filsafat

19 45 hidup. Berdasarkan Tabel 28, rata-rata remaja baik laki-laki maupun perempuan telah mencapai 66,67 persen tugas perkembangan remaja dari total item 57 pernyataan. Ketujuh aspek perkembangan remaja telah dipenuhi contoh rata-rata lebih dari tiga perempat bagian. Kelompok perempuan memiliki rata-rata lebih tinggi dalam aspek keterampilan intelektual dan kepekaan sosial;(76,52%) dan aspek perumusan filsafat hidup (84,92%). Sedangkan kelompok laki-laki memiliki rataan lebih tinggi dalam aspek tugas perkembangan terkait perubahan biologis (80,86%), kepuasan penerimaan peran sosial (97,78%), kemampuan sosialisasi (80,83%), kemandirian emosi (79,63%) dan kesiapan kemandirian ekonomi (78,24%). Akan tetapi, hasil uji beda tidak menunjukkan perbedaan pencapaian tugas perkembangan remaja antara laki-laki dan perempuan baik dalam tiap aspek maupun total keseluruhan tugas perkembangan (p>0,05). Penelitian Ruhudawati (2005), juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan kemandirian antara lakilaki dan perempuan. Tabel 28 Sebaran rataan dan uji beda contoh berdasarkan pencapaian tugas perkembangan remaja Tugas perkembangan remaja Laki-laki P Value rata-rata % rata-rata % Perubahan biologis (9) 7,28 80,86 6,83 75,93 0,273 Kepuasan penerimaan peran sosial (5) 4,89 97,78 4,75 95,00 0,197 Sosialisasi (10) 8,08 80,83 8,03 80,28 0,890 kemandirian emosi (9) 7,17 79,63 6,83 75,93 0,356 Kesiapan kemandirian ekonomi (6) 4,69 78,24 4,53 75,46 0,627 Keterampilan intelektual dan kepekaan 8,25 75,00 8,42 76,52 0,683 sosial (11) Perumusan filsafat hidup (7) 5,69 81,35 5,94 84,92 0,352 Total (57) 46,06 80,80 45,33 79,53 0,612 Berdasarkan tingkat pencapaian tugas perkembangan remaja, lebih dari separuh contoh (55,56%) berada dalam kategori tinggi. Sementara sisanya berada pada kategori sedang (44,44%). Tidak ada seorangpun yang berada pada ketegori rendah. Proporsi kelompok laki-laki dan perempuan yang berada pada kategori tinggi maupun sedang memiliki jumlah yang sama. (Tabel 29). Tabel 29 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pencapaian tugas perkembangan remaja Tugas Perkembangan Remaja Laki-laki Total Rendah (<33,33%) Sedang (33,33%-66,7%) 22,22 22,22 44,44 Tinggi (>66,7%) 27,78 27,78 55,56 Total

20 46 Menerima Perubahan Tubuh dan Menggunakannya dengan Efektif (Perubahan Biologis). Menurut hasil yang dipaparkan pada Tabel 30, hampir keseluruhan contoh telah mencapai beberapa indikator terkait perubahan biologis. Indikator tersebut yakni, mengetahui bentuk tubuh proporsional, berusaha untuk menjaga bentuk tubuh ideal, mengetahui ciri perubahan tubuh, menjaga asupan gizi dan mampu menyesuaikan penampilan pada situasi berbeda. Kelompok laki-laki lebih banyak mencapai tugas terkait perubahan biologis dalam seluruh indikator kecuali dalam menjaga asupan gizi. Hal ini menunjukkan laki-laki lebih dapat melakukan penyesuaian terhadap bentuk tubuh. Sedangkan perempuan lebih peduli dalam menjaga asupan gizi atau dietnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dalam Santrock (2007), remaja perempuan memiliki pencitraan tubuh yang lebih negatif dibandingkan laki-laki. Tabel 30 Sebaran contoh berdasarkan indikator aspek tugas perkembangan terkait perubahan biologis No Indikator Laki-laki 1. Percaya diri dengan bentuk tubuh 63,88 52,78 2. Mengetahui bentuk tubuh normal proporsional 97,22 97,22 3. Berusaha untuk menjaga bentuk tubuh ideal 88,89 83,34 4. Mengetahui ciri perubahan tubuh ,22 5. Nyaman dengan perubahan bentuk tubuh 91,67 75,00 6. Memiliki rutinitas olahraga di luar pelajaran 86,11 63,89 7. Menjaga asupan gizi 94,44 97,22 8. Menyesuaikan penampilan dalam situasi berbeda 88,89 88,89 9. Melakukan perawatan tubuh 50,00 47,22 Tabel 30 menunjukkan, terdapat seperempat bagian kelompok perempuan yang tidak nyaman dengan perubahan bentuk tubuh. Separuh contoh laki-laki (50%) dan hampir separuh contoh perempuan (47,22%) melakukan perawatan tubuh secara rutin untuk menjaga penampilan. Kelompok perempuan lebih sedikit (63,89%) memiliki rutinitas berolahraga di luar pelajaran dibandingkan kelompok laki-laki (86,11%). Menurut tingkat pencapaian aspek tugas perkembangan terkait perubahan biologis, lebih dari separuh contoh (68,06%) berada pada kategori tinggi. Hanya sedikit contoh (4,17%) yang berada pada kategori rendah. Presentase laki-laki (34,72%) yang memenuhi tugas perkembangan terkit aspek perubahan biologis pada kategori tinggi lebih besar dibandingkan perempuan (33,33%). Hal ini dapat disebabkan citra tubuh pada remaja perempuan yang lebih negatif (Tabel 31).

21 47 Tabel 31 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pencapaian aspek tugas perkembangan remaja terkait perubahan biologis Tugas Perkembangan Remaja terkait perubahan biologis Laki-laki Total Rendah (<33,33%) 0 4,17 4,17 Sedang (33,33%-66,7%) 15,28 12,50 27,78 Tinggi (>66,7%) 34,72 33,33 68,06 Total Mencapai Kepuasan dan Penerimaan PeranSosial. Pencapaian kepuasan dan penerimaan peran sosial pada contoh dapat dikatakan baik. Hal ini terlihat dari hampir keseluruhan contoh ( 88,89%) telah memenuhi setiap indikator. Diantaranya, berusaha menjadi remaja sesuai norma, belajar mempersiapkan diri menjadi dewasa, mengetahui peran dan tugas orang dewasa, memehami perbedaan peran dan laki-laki dewasa, menunjukkan penampilan dan perilaku sesuai identitas jenis kelamin (Tabel 32). Tabel 32 Sebaran contoh berdasarkan indikator kepuasan dan penerimaan peran sosial remaja No Indikator Laki-laki 1. Berusaha menjadi remaja sesuai norma ,22 2. Belajar mempersiapkan diri menjadi dewasa Mengetahui peran dan tugas orang dewasa 94,44 88,89 4. Memahami perbedaan peran laki-laki dan 97,22 94,44 perempuan dewasa 5. Menunjukkan penampilan dan perilaku sesuai identitas jenis kelamin 97,22 94,44 Setelah di klasifikasikan berdasarkan tingkat pencapaian kepuasan dan penerimaan peran sosial (Tabel 33), maka hampir keseluruhan contoh berada pada kategori tinggi (97,22%). Tidak ada contoh yang berada pada kategori rendah dalam mencapai tugas perkembangan terkait kepuasan dan penerimaan sosial. Hal ini berarti remaja telah berusaha menjadi remaja sesuai harapan masyarakat berdasarkan jenis kelamin yang berbeda. Oleh karena itu, nilai-nilai streotip gender yang terdapat dalam masyarakat maupun keluarga perlu lebih menekankan bahwa seseorang penting menjadi manusia yang kompeten daripada sebagai maskulin, feminin atau androgin (Pleck 1983;Paludi 2002 dalam Santrock 2007).

22 48 Tabel 33 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pencapaian tugas kepuasan dan penerimaan peran sosial Tugas Perkembangan Remaja terkait kepuasan dan penerimaan peran sosial Laki-laki Total Rendah (<33,33%) Sedang (33,33%-66,7%) 1,39 1,39 2,78 Tinggi (>66,7%) 48,61 48,61 97,22 Total Sosialisasi antar Teman Sebaya. Salah satu lingkungan yang memiliki pengaruh besar terhadap remaja adalah teman sebaya. Oleh karena itu remaja perlu memiliki keterampilan sosial dalam bergaul dengan teman sebaya. Berdasarkan indikatornya, hampir seluruh contoh atau lebih dari 90 persen merasa diterima dan nyaman dalam kelompok pertemanan serta pernah memiliki pengalaman menyukai lawan jenis. Hal ini mengindikasikan bahwa contoh memiliki kemampuan berinteraksi secara timbal-balik. Tabel 34 Sebaran contoh berdasarkan indikator sosialisasi antar teman sebaya No Indikator Laki-laki 1. Merasa diterima dalam kelompok pertemanan 94,44 97,22 2. Nyaman bergaul dengan kelompok pertemanan 91,67 97,22 3. Mudah mendapat teman 86,11 77,78 4. Nyaman bergaul dengan teman lawan jenis 86,11 75,00 5. Memiliki pengalaman menyukai lawan jenis 94,44 94,44 6. Memahami bagaimana cara bergaul dengan 88,89 66,67 berbagai kelompok/golongan 7. Dikenal sebagai orang yang pandai bergaul 66,67 69,44 dengan berbagai golongan 8. Mampu menolak ajakan teman (asertif) 69,44 58,33 9. Mampu mempengaruhi teman (asertif) 55,56 80, Mampu segera berbaikan dengan teman 75,00 86,11 Sebagian besar contoh laki-laki mudah mendapat teman (86,11%), nyaman bergaul dengan teman lawan jenis (86,11%), dan memahami cara bergaul dengan kelompok berbeda (88,89%). Presentase laki-laki dalam memenuhi indikator tersebut lebih besar dibandingkan kelompok perempuan. Kelompok perempuan memiliki presentase lebih besar dibandingkan laki-laki dalam hal mampu segera berbaikan dengan teman (86,11%) dan mempengaruhi atau mengajak teman secara asertif (80,56%), namun lebih rendah dibandingkan laki-laki dalam mampu menolak ajakan teman (58,33%). Meski demikian contoh yang merasa dirinya dikenal sebagi orang yang pandai bergaul tidak lebih dari tiga per empat bagian contoh, baik laki-laki (66,7%) maupun perempuan (69,44%). (Tabel 34).

23 49 Tabel 35 menunjukkan, Sebagian besar contoh (81,94%) memiliki tingkat pencapaian indikator sosialisai antar teman sebaya berada pada kategori tinggi. Hanya sebagian kecil contoh (2,78%) berada pada kategori rendah, sisanya (15,28%) berada pada kategori sedang. Kelompok perempuan yang berada pada kategori tinggi memiliki proporsi lebih besar dari laki-laki. Hal ini dapat disebabkan, contoh perempuan lebih mampu mempengaruhi teman secara asertif dan lebih mudah berbaikan kembali dengan teman. Bagaimanapun, berdasarkan uji beda pada Tabel 28 tidak terdapat perbedaan nyata antara laki-laki dan perempuan dalam hal sosialisasi antar teman sebaya. Berarti, baik laki-laki maupun perempuan telah sama-sama mencapai tugas perkembangan terkait sosialisasi antar teman sebaya dengan baik.hanya saja, laki-laki dan perempuan memiliki pencapaian yang lebih baik dalam indikator yang berbeda. Sesuai pendapat Goleman (2001) bahwa laki-laki memiliki pergaulan yang lebih luas sementara perempuan lebih setia kepada grup sebayanya. Tabel 35 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pencapaian indikator sosialisasi antar teman sebaya Tugas Perkembangan Remaja terkait sosialisasi antar teman sebaya Laki-laki Total Rendah (<33,33%) 1,39 1,39 2,78 Sedang (33,33%-66,7%) 9,72 5,56 15,28 Tinggi (>66,7%) 38,89 43,06 81,94 Total Mencapai Kemandirian Emosi dari Orangtua dan Orang Dewasa Lain. Remaja perlu mencapai kemandirian emosi dari orangtua, namun bukan berarti lepas sama sekali dari orangtua. Remaja tetap memerlukan orang tua atau orang dewasa lain dalam membimbing dan mengarahkan remaja agar dapat dengan tepat mengambil keputusan penting dalam hidup. Berdasarkan indikatornya, terlihat bahwa hampir keseluruhan contoh dari kelompok laki-laki (100%) maupun perempuan (94,44%) telah berusaha membina hubungan kasih sayang yang lebih dewasa dengan orangtua.hampir seluruh laki-laki (97,22%) dan perempuan (86,11%)berusaha menyelesaikan pekerjaan sendiri. Hampir seluruh contoh telah berpikir dan bertindak dengan perhitungan jangka panjang yakni 97,22 persen laki-laki dan 91,67 persen perempuan. Hasil menunjukkan, tidak lebih dari tiga perempat laki-laki (63,89%) dan perempuan (75%) yang mandiri mempersiapkan kebutuhan pribadi, mampu

24 50 memutuskan sendiri masalah penting (75% dan 69,44%) dan merubah bentuk ketergantungan dengan orangtua menjadi lebih dewasa (63,89% dan 75%). (Tabel 36). Tabel 36 Sebaran contoh berdasarkan indikator kemandirian emosi No Indikator Laki-laki 1. Mandiri mempersiapkan kebutuhan pribadi 63,89 75,00 2. Inisiatif meringankan beban orangtua 66,67 80,56 3. Membina hubungan kasih sayang yang lebih ,44 dewasa dengan orangtua 4. Mampu memutuskan sendiri masalah penting 75,00 69,44 5. Siap hidup lepas dari orangtua 83,33 52,78 6. Mampu bersabar atas permintaan yang tidak 69,44 58,33 dapat dipenuhi orangtua 7. Merubah bentuk ketergantungan dengan 63,89 75,00 orangtua menjadi lebih dewasa 8. Berusaha menyelesaikan pekerjaan sendiri 97,22 86,11 9. Berpikir dan bertindak dengan perhitungan jangka panjang 97,22 91,67 Berdasarkan Tabel 36, kelompok perempuan memiliki proporsi lebih besar untuk berinisiatif meringankan beban orangtua (80,56%). Sedangkan kelompok laki-laki lebih besar proporsinya dalam indikator siap hidup lepas dari orangtua (83,33%) dan mampu bersabar atas permintaan yang tidak dipenuhi orangtua (69,44%). Berdasarkan tingkat pencapaian indikator kemandirian emosi, teramati bahwa hampir tiga per empat contoh (70,83%) berada pada kategori tinggi. Lakilaki yang memiliki kategori tinggi dalam memenuhi aspek kemandirian emosi lebih besar proporsinya (37,50%) dibandingkan perempuan (33,33%). Hal ini menunjukkan bahwa, remaja laki-laki lebih siap untuk mandiri secara emosi dari orangtua maupun orang dewasa lain. (Tabel 37). Berdasarkan Santrock (2007), hal ini dapat daripada perempuan. terjadi karena laki-laki diberikan indepedensi yang lebih luas Tabel 37 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pencapaian indikator kemandirian emosi Tugas Perkembangan Remaja terkait kemandirian emosi Laki-laki Total Rendah (<33,33%) 1,39 1,39 2,78 Sedang (33,33%-66,7%) 11,11 15,28 26,39 Tinggi (>66,7%) 37,50 33,33 70,83 Total Memilih dan Mempersiapkan suatu Pekerjaan untuk Kemandirian Ekonomi. Berdasarkan data pada Tabel 38, seluruh contoh laki-laki (100%) dan

golongan ekonomi menengah. Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai

golongan ekonomi menengah. Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai PEMBAHASAN Penelitian ini didasarkan pada pentingnya bagi remaja mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa sehingga dapat mengelola tanggung jawab pekerjaan dan mampu mengembangkan potensi diri dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota

Lebih terperinci

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta 44 KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu ciri yang paling sering muncul pada remaja untuk menjalani penanganan psikologisnya adalah stres. Stres pada remaja yang duduk dibangku sekolah dapat dilanda ketika mereka

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

TINJAUAN PUSTAKA Remaja TINJAUAN PUSTAKA Remaja Istilah remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Namun saat ini adolescence memiliki arti yang lebih luas mencakup kematangan mental,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Pemillihan tempat dilakukan dengan cara pupossive, yaitu

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 231 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kualitas remaja mencakup kecerdasan intelektual (IQ), status gizi (IMT/U), dan kecerdasan emosi. a) Analisis deskriptif terhadap kecerdasan intelektual menunjukkan

Lebih terperinci

HASIL. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

HASIL. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 31 HASIL Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Luas wilayahnya adalah 157,9 Ha. Batas wilayah Kelurahan Bubulak adalah

Lebih terperinci

HASIL. Tabel 20 Sebaran nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi karakteristik keluarga Rata-rata ± Standar Deviasi

HASIL. Tabel 20 Sebaran nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi karakteristik keluarga Rata-rata ± Standar Deviasi 43 HASIL Karakteristik Keluarga Tabel 20 menunjukkan data deskriptif karakteristik keluarga. Secara umum, usia suami dan usia istri saat ini berada pada kategori dewasa muda (usia diatas 25 tahun) dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung Sekolah menengah atas (SMA) merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan dasar. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI

BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan kompetensi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak 7 TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Berdasarkan Undang-undang nomor 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat

Lebih terperinci

PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA. Lia Nurjanah

PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA. Lia Nurjanah PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA Lia Nurjanah DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Usia contoh berkisar antara 14 sampai 18 tahun dan dikategorikan ke dalam kelompok remaja awal (14 sampai 16 tahun) dan remaja akhir (17 sampai 18 tahun). Dari jenis

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian 37 HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua sekolah berbeda di Kota Bogor dan melibatkan tiga kelas yaitu kelas akselerasi, SBI dan reguler Kelas akselerasi dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional karena data yang diambil berkenaan dengan pengalaman masa lalu yaitu saat keluarga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil pembahasan pada bab IV, oleh peneliti rumuskan suatu. kesimpulan, kesimpulan umum dan kesimpulan khusus.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil pembahasan pada bab IV, oleh peneliti rumuskan suatu. kesimpulan, kesimpulan umum dan kesimpulan khusus. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dari hasil pembahasan pada bab IV, oleh peneliti rumuskan suatu kesimpulan, kesimpulan umum dan kesimpulan khusus. A. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dan salah satu kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk meningkatkan kualitas hidup serta untuk mencapai

Lebih terperinci

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan 46 KERANGKA PEMIKIRAN Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) merupakan keluarga yang mengalami perpisahan dengan istri dalam jangka waktu yang relatif lama. Ketiadaan istri dalam keluarga menjadi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan 60 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Bogor, Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keterdedahan Berita Kriminal di Televisi Keterdedahan berita kriminal di televisi merupakan beragam penerimaan khalayak remaja terhadap siaran berita kriminal di televisi, meliputi

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum responden beras organik SAE diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan suatu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan suatu usaha untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan suatu usaha untuk membantu siswa dalam perkembangannya sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa tersebut. Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu tempat dimana anak bersosialisasi paling awal, keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain. Keluarga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan 18 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi antara ibu dengan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan kegiatan observasi awal pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan diskusi kepada guru mata pelajaran IPS, kelas VII A menunjukkan beberapa permasalahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Dinamika Personal Growth periode anak anak dewasa muda pada individu yang mengalami masa perkembangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kelas X di SMAN 3 Malang adalah tinggi. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat determinasi diri pada

BAB V PENUTUP. kelas X di SMAN 3 Malang adalah tinggi. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat determinasi diri pada BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini, yakni: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat peran ayah pada remaja kelas X di SMAN 3 Malang adalah tinggi.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, artinya data penelitian dikumpulkan pada satu periode waktu tertentu. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu siswa dalam perkembangannya sesuai dengan bakat dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. membantu siswa dalam perkembangannya sesuai dengan bakat dan kemampuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan suatu usaha untuk membantu siswa dalam perkembangannya sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa tersebut. Tingkat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2 Sebaran jumlah penduduk menurut lokasi penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2 Sebaran jumlah penduduk menurut lokasi penelitian 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Secara administratif, Desa Kuning Gading dan Desa Rantau Ikil termasuk dalam wilayah Kecamatan Pelepat Ilir dan Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Masih banyak sekolah yang menerapkan betapa pentingnya kecerdasan IQ (Intelligence Question) sebagai standar dalam kegiatan belajar mengajar. Biasanya, kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 me 2.1.1 Pengertian me Seligman (1991) menyatakan optimisme adalah suatu pandangan secara menyeluruh, melihat hal yang baik, berpikir positif dan mudah memberikan makna bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang, yaitu suatu periode yang berada dalam dua situasi antara kegoncangan, penderitaan, asmara dan

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) 5.1 Karakteristik Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga

Lebih terperinci

Bandung, Agustus Peneliti. Universitas Kristen Maranatha

Bandung, Agustus Peneliti. Universitas Kristen Maranatha Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk tugas akhir mencapai gelar sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi, peneliti akan mengadakan penelitian sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi. Sehubungan

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN 75 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan karakteristik keluarga, lokasi tempat tinggal responden menyebar hampir seimbang antara kota dan luar kota. Umur responden ayah di kota dan luar kota berada

Lebih terperinci

DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III

DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III Inisial A D V Usia 22 tahun 27 tahun 33 tahun Tempat/Tanggal Jakarta, 24 Mei 1986 Jakarta, 19 Maret 1981 Jakarta Lahir Agama Islam Kristen Protestan Katolik Suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi dan modernisasi, banyak terjadi perubahanperubahan dalam berbagai sisi kehidupan yang mengharuskan setiap manusia tanpa terkecuali

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN 5.1 Faktor Internal Responden Penelitian Faktor internal dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia tua merupakan waktu bagi seseorang untuk bersantai dan menikmati sisa kehidupannya, tetapi tidak di sebagian besar negara berkembang seperti di Indonesia. Mereka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang terletak di Utara Pantai Jawa dengan luas wilayah 2 040 110 Km 2. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Pernikahan anak menjadi salah satu persoalan sosial di Kabupaten Gunungkidul. Meskipun praktik pernikahan anak di Kabupaten Gunungkidul kian menurun di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana utama yang dapat mengembangkan kemampuan dan potensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO.

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO. HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND THE ELDERLY

Lebih terperinci

BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS 3.1 Analisis Keterkaitan Ruang Perencanaan Dengan Hinterland KAB/KOTA 3.1.1 Analisis Struktur Penduduk 3.1.1.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut

Lebih terperinci

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang sangat penting di dalam perkembangan seorang manusia. Remaja, sebagai anak yang mulai tumbuh untuk menjadi dewasa, merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian 65 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Atas Negeri 1 (SMAN1) Bogor merupakan satusatunya Sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SNBI) di Kota Bogor yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB II LANDASAN TEORITIK BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan gabungan dari prestasi belajar dan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi. Prestasi dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Bekerja 1. Pengertian Motivasi Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar adalah motif ( motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pamulang, yang selanjutnya disebut UNPAM, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pamulang, yang selanjutnya disebut UNPAM, merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Universitas Pamulang, yang selanjutnya disebut UNPAM, merupakan salah satu elemen penyelenggara pendidikan tinggi yang tidak hanya mampu bertahan di tengah

Lebih terperinci

BERITA RESMI. Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Profil Penerima Manfaat BUMI di Sukabumi

BERITA RESMI. Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Profil Penerima Manfaat BUMI di Sukabumi No. 02/02/BR/II/2017, 23 Februari 2017 Profil Penerima Manfaat BUMI di Sukabumi Pada tahun 2012, Sukabumi memulai program zakat produktif yang disebut "Bangkit Usaha Mandiri Sukabumi Berbasis Masjid" (BUMI).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan hanya pada satu waktu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak 25 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang hanya dilakukan pada satu waktu

Lebih terperinci

Karakteristik Laki-Laki Perempuan Rata-rata SD Rata-rata SD. Pendidikan Ayah (tahun) 3,94 1,43 3,82 1,30. Pendidikan Ibu (tahun) 3,64 1,70 3,40 1,56

Karakteristik Laki-Laki Perempuan Rata-rata SD Rata-rata SD. Pendidikan Ayah (tahun) 3,94 1,43 3,82 1,30. Pendidikan Ibu (tahun) 3,64 1,70 3,40 1,56 LAMPIRAN 80 Lampiran 1 Nilai rata-rata dan standar deviasi karakteristik keluarga, karakteristik remaja, karakteristik peer-group, pengorganisasian waktu, stimulasi musikal, aktivitas ekstrakurikuler,

Lebih terperinci

Peran Lingkungan Rumah dalam Prestasi Belajar Siswa SMA dan SMK: Hasil Analisis Data Survei Peserta Ujian Nasional 2016

Peran Lingkungan Rumah dalam Prestasi Belajar Siswa SMA dan SMK: Hasil Analisis Data Survei Peserta Ujian Nasional 2016 Peran Lingkungan Rumah dalam Prestasi Belajar Siswa SMA dan SMK: Hasil Analisis Data Survei Peserta Ujian Nasional 2016 Anindito Aditomo Ide Bagus Siaputra 1 DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF 3 1. RESPONDEN

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang Lampiran-1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bertandatangan Anggita Fahrina Nasution dengan NIM. 091101024 adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 62 BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Berdasarkan hasil full enumeration survey, diketahui sebanyak 113 (49,6 persen)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber

PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai modal penting untuk membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat yang terbentuk dari hubungan pernikahan laki-laki dan wanita untuk menciptakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMK Negeri contoh terletak di Jalan Raya Pajajaran, Kota Bogor. Sekolah ini berdiri dan diresmikan pada tanggal 12 Juni 1980 dengan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nasional pasal 18 diatur tentang pendidikan menengah yaitu:

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nasional pasal 18 diatur tentang pendidikan menengah yaitu: BB IV GMBRN UMUM LOKSI PENELITIN 4.1 Gambaran Umum SM Sekolah menengah atas (SM) merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan dasar. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Penghayatan hidup tak bermakna yang menyertai pengalaman derita di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Penghayatan hidup tak bermakna yang menyertai pengalaman derita di BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Penghayatan hidup tak bermakna yang menyertai pengalaman derita di awal tunanetra

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMA PIRI 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemuning 14 Yogyakarta. Secara garis besar SMA PIRI 1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1 Uji korelasi Pearson hubungan antar variabel penelitian Hubungan antar variabel penelitian

Lampiran 1 Uji korelasi Pearson hubungan antar variabel penelitian Hubungan antar variabel penelitian LAMPIRAN 83 84 85 Lampiran 1 Uji korelasi Pearson hubungan antar variabel penelitian Hubungan antar variabel penelitian V. X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X1 1 X2-1.406 ** X3 -.133 -.171

Lebih terperinci

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 29 METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan di dua Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bogor, terdiri dari tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan organisasi terkecil dalam masyarakat. Secara historis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan organisasi terkecil dalam masyarakat. Secara historis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan organisasi terkecil dalam masyarakat. Secara historis terbentuknya suatu keluarga dapat melalui ikatan darah, perkawinan ataupun adopsi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas, bidang pendidikan memegang peranan yang penting. Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan,

Lebih terperinci

Kesiapan menikah hasil identifikasi dari jawaban contoh mampu mengidentifikasi tujuh dari delapan faktor kesiapan menikah, yaitu kesiapan emosi,

Kesiapan menikah hasil identifikasi dari jawaban contoh mampu mengidentifikasi tujuh dari delapan faktor kesiapan menikah, yaitu kesiapan emosi, 61 PEMBAHASAN Hampir seluruh dewasa muda dalam penelitian ini belum siap untuk menikah, alasannya adalah karena usia yang dirasa masih terlalu muda. Padahal ketentuan dalam UU No.1 tahun 1974, seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan istimewa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan istimewa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua anak dilahirkan baik dan tidak berdosa. Setiap anak masing-masing memiliki keunikan dan istimewa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua untuk membuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Sebelum membahas pola pembagian peran dalam keluarga responden, terlebih dahulu akan di jelaskan mengenai karakteristik responden yang akan dirinci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psychological well-being (PWB) atau kesejahteraan psikologis merupakan suatu kondisi yang menjadikan individu dapat mengenali, menggali dan memiliki potensi yang khas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di sekolah menjadi beberapa sumber masalah bagi siswa SMAN 2 Bangkinang Barat, jika siswa tidak dapat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 28/05/32/Th. XVIII,4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,57 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan dapat menjadi caloncalon intelektual. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis didalam keluarga dan masyarakat. Sayangnya, banyak yang tidak bisa memainkan peran dan fungsinya dengan baik

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Secara administratif Kota Yogyakarta berada di bawah pemerintahan Propinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang merupakan propinsi terkecil setelah Propinsi

Lebih terperinci

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi memaksa orangtua lebih

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelegensi atau akademiknya saja, tapi juga ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Remaja merupakan bagian perkembangan yang penting dan unik,

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Remaja merupakan bagian perkembangan yang penting dan unik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah salah satu bagian perkembangan disetiap manusia. masa remaja dimulai saat seorang individu berumur 11-22 tahun (Santrock, 2003). Remaja merupakan bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Prestasi sangat penting dimiliki oleh seseorang dan menjadi harapan dari

I. PENDAHULUAN. Prestasi sangat penting dimiliki oleh seseorang dan menjadi harapan dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prestasi sangat penting dimiliki oleh seseorang dan menjadi harapan dari berbagai pihak. Menurut Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 895) prestasi

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV 5.1 Profil Khalayak Langsung Acara Musik Derings Khalayak langsung acara musik Derings adalah khalayak yang berada dilokasi penayangan acara

Lebih terperinci

ANGKET UNTUK ORANG TUA / WALI

ANGKET UNTUK ORANG TUA / WALI ANGKET UNTUK ORANG TUA / WALI CALON SISWA / SANTRI BARU SMP-SMA SEKAR KEMUNING Islamic Boarding School KOTA CIREBON TAHUN AJARAN 2018/2019 Nama calon siswa/santri :.. Gender : L / P Nama Bapak / wali :..

Lebih terperinci