BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Gambaran umum kecenderungan kecanduan facebook pada siswa SMP Negri 10 salatiga kelas VIII E dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini Tabel 4.1 Deskripsi siswaberdassarkan kategori kecenderungan kecanduan facebook pada siswa Interval Frekuensi Presentase 88-104 Sangat Tinggi 0 0% 71-87 Tinggi 5 17,9% 54-70 Sedang 20 71,3% 37-53 Rendah 3 10,8% 20-36 Sangat Rendah 0 0% Hasil pengelolaan data menunjukan 17,9% dari 28 siswa kelas VIII E menggunakan facebook dengan tinggi. Artinya sebagian kecil siswa mengalami kecanduan facebook dalam penggunaan alat komunikasi tersebut. Sebagian siswa SMP N 10 Salatiga yaitu kelas VII E memiliki kebiasaan menggunakan Facebook terlalu lama. Dengan menggunakan facebook mereka bisa mengenal dan memperoleh teman baru. Lebih lanjut mereka menyatakan facebook sangat membatu dalam berinteraksi sosial. Akan tetapi efek yang ditimbulkan berupa
melalaikan tugas di rumah, sering mengabaikan PR dari sekolah. Facebook yang menyediakan interaksi secara instans bisa membuat penggunanya ketagihan, karena dalam penggunaan facebook, individu merasa asyik dan nyaman dalam mengoperasikannya. Tanpa disadari karena keasyikannya membuat waktu yang dibutuhkan untuk online facebook semakin bertambah. Akibatnya individu bisa mengisolasi dari kehidupan nyata dan menarik diri dari lingkungan sekitar. Sikap pengabaian tugas dan melalaikan pekerjaan sangat mungkin terjadi. Individu juga akan mengalami perasaan cemas dan khawatir ketika harus meninggalkan facebook, hari-hari yang dilalui terasa bosan tanpa mengomentari dan membuat status di facebook. Salah satu siswa menyatakan setiap hari meng-update status nya, hal ini menimbulkan perasaan penasaran apakah statusnya lekas di komentari atau tidak. Apabila tidak ada yang mengomentari, tindakannya berupa memaksa beberapa teman untuk mengomentarinya. Terlihat prilaku ini sudah menunjukan betapa pentingnya facebook bagi individu tersebut. Subyek pada penelitian terdiri dari 10 orang yang dipilih secara random berdasarkan pada interval tinggi dan cukup, untuk dijadikan gup kontrol dan grup eksperimen. Tabel 4.2 Diskripsi subyek penelitian kecenderungan kecanduan facebook Grup kontrol Grup eksperimen Kategori 2 (BW, NM) 3(AA, GP, AR) Tinggi
3(CF,BK,WA) 2(NY, ES) Cukup 5 5 Jumlah 4.2 Analisis Penelitian Pelaksanaan intervensi dalam penelitian pada umumnya berjalan dengan lancar, yang ditandai dengan partisipan mudah untuk dihubungi, partisipan memperhatikan materi dan mempraktekkan kegiatan intervensi dengan baik, dan guru pamong yang selalu memberi pengarahan bagi peneliti. Setiap sesi dalam pelaksanaan intervensi partisipan mendapatkan materi sesuai dengan kebutuhan setiap sesi, pemberian intervensi diberikan secara sistematis dan berkesinambungan yang ditandai dengan pemberian intervensi diberikan secara berurut dari mulai sesi 1 sampai sesi 8. Secara lengkap, pelaksanaan intervensi dengan teknik latihan asertif adalah sebagai berikut. Sesi 1 tanggal 14 agustus 2011 Tahap Pembentukan dan peralihan Sesi 1 merupakan awal dari pertemuan konseling kelompok behavioral. Tahap ini merupakan tahap pengenalan dan penjajakan, dimana para peserta diharapkan dapat lebih terbuka menyampaikan harapan keinginan dan tujuantujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing anggota. Rancangan membahas tentang bahaya dari penggunaan facebook. Pada pertemuan ini siswa sudah bisa beradaptasi dengan anggota kelompok karena anggota kelompok adalah teman
satu kelas. Konselor memberikan pertanyaan tentang materi yang disampaiakan, hasil dari jawaban siswa sudah menjelaskan bahwa mereka sudah mendapatkan pemahaman tentang dampak negatif dari facebook. Selanjutnya siswa akan mengurangi intensitas penggunaan facebook. Sesi 2 15 agustus 2011 Tahap Kegiatan Pertemuan sesi 2 dirancang untuk melakukan relaksasi, tujuannya untuk mengurangi kecemasan para anggota pada saat tidak menggunakan facebook. Perasaan yang dirasakan saat tidak menggunakan facebook juga bermacammacam, ada yang biasa saja, ada yang merasa bosan ataupun suntuk. Relaksasi yang digunakan adalah meredakan kecemasan dengan relaksasi otot, yaitu berupa peregangan otot-otot. Instruksinya sebagai berikut (terlampir). Setelah itu siswa dikondisikan untuk membayangkan perasaan yang membosankan, kemudian dlanjutkan pada kondisi siswa membayangkan hal-hal yang menyenangkan. Pada tahap penutupan peneliti memberikan tugas untuk siwa berupa pertanyaan untuk menjelaskan cara relaksasi secara sistematis. Untuk evaluasinya, berdasarkan jawaban dari siswa yang sudah mengarah pada tujuan yaitu mengurangi kecemasaan saat tidak menggunakan facebook. Beberapa anak bisa rilek dan tenang saat relaksasi berlangsung tetapi ada juga yang kurang konsentrasi karena lingkungan sedikit rame.
Sesi 3 16 agustus 2011 Tahap Kegiatan Pertemuan sesi 3 dirancang untuk menerima mengemukakan fakta-fakta masalah yang akan dihadapi para anggota. Tujuannya konseli bisa bersikap tegas dan mengekspresikan pikirannya secara jujur. Mengembangkan hak-hak pribadi, hak untuk menolak ajakan yang bersifat negatif, hak untuk memuji orang lain, hak untuk meminta sesuatu kepada orang lain. Konseli menyebutkan masalah ketika menggunakan facebook, kemudian masing-masing anggota bertukar pikiran untuk memberikan solusi supaya bisa mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya peneliti memutarkan film facebook addict untuk memberikan percontohan tentang kecanduaan facebook. Pada tahap penutup siswa diberikan pertanyaan berupa manfaat bersikap asertif, evaluasinya siswa mampu mengungkapkan masalah secara jujur, bisa mengatasi masalah tersebut, dan mencegah masalah muncul lagi. Siswa sudah menuliskan dan mengungkap kegiatan negatif saat menggunakan facebook yang bisa menimbulkan masalah bagi mereka Sesi 4-5 18&19 agustus 2011 Pada sesi 4 dan 5 kegiatan mengacu pada latihan untuk bersikap asertif sendiri. Teknik yang digunakan berupa permainan peran yang dilakukan oleh para anggota. Tujuannya Mengurangi hambatan kognitif dan afektif yang menghambat aktualisasi sikap asertif, misalnya berfikir irasional, perasaan bersalah dan marah, kecemasan yang eksesif. Pada tahap awal peneliti membahas pertemuan kemarin tentang sikap asertif.
Pada tahap inti peneliti memberikan materi tentang prilaku asertif, non asertif dan agresif. Selanjutnya para siswa melakukan kegiatan role play tentang sikap asertif, non asertif dan agresif dengan skrip naskah berjudul facebook bikin cenat-cenut.(naskah terlampir) Pada tahap akhir, peneliti dan siswa menyimpulkan dari permaian peran dengan ditunjukan sikap dari masing masing tokoh. Kegiatan selanjutnya diteruskan dengan penutupan pertemuan dan melakukan kontrak waktu untuk menghadiri pada pertemuan ke 5. Pada pertemuan ke 5 mengulang naskah cerita dan bermain peran serta memberikan materi tentang sikap asertif non asertif dan agresif. Siswa disuruh memberikan contoh lain tentang sikap asertif, non asertif dan agresif. Beberapa siswa menjelaskan sikap non asertif: ketika diajak main tetapi tidak berani menolak padahal baru capek, sedangkan sikap asertifnya berupa berani membuat alasan tanpa menyinggung perasaan temannya dengan menolak secara halus. Sikap agresif; memaksa orang lain untuk tetap bermain. Kerjasama antar anggota sangat bagus, sehingga dalam bermain peran terjadi komunikasi yang baik. Sesi ke 6 22 Desember 2011 Pada sesi ke 6 siswa di ajarkan untuk mengembangkan sikap asertif dalam situasi sebenarnya. Tujuannya adalah Membangun komitmen dalam mengunakan facebook dengan tanggung jawab. Siswa dihadapkan pada situasi pro dan kontra penggunaan facebook, agar para siswa bisa mempertahankan hak dalam menyampaikan pendapat secara asertif.
Peneliti dan siswa menjabarkan pada kelompok pro: hak untuk menggunakan facebook itu boleh saja. Karena remaja juga membutuhkan orang lain terutama teman sebaya untuk bersosial. Akan tetapi penggunaannya harus seimbang dengan tugas utamanya yaitu belajar. Sedangkan kelompok kontra menarik kesimpulan: hak untuk mengatakan tidak menggunakan facebook kepada teman boleh-boleh saja, karena banyak kasus dan dampak negatif akibat penggunaan facebook. Komunikasi dan interaksi lebih nyaman secara face to face supanya bisa lebih kongkret melihat orang lain. Sesi ke 7 6 September 2011 Pada pertemuan ini, siswa kembali mengulang kegiatan relaksasi yaitu penambahan kegiatan relaksasi secara lengkap. Tujuannya supaya siswa tidak lupa dan mempelajari lagi kegiatan relaksasi. Instruksinya sebagai berikut terlampir. Setelah melakukan relaksasi secara lengkap selanjutnya peneliti memberikan materi tentang Manfaat relaksasi terlampir. Tahap pengakhiran berupa kesan dan perasaan siswa setelah melakukan relaksasi. Kebanyakan siswa bisa merasakan perbedaan ketegangan otot, akan tetapi ada 2 siswa yang kesulitan berkonsentrasi karena suasana sedikit gaduh. Sesi ke 8 13 September 2011 Tahap Pengakhiran Pada sesi 8 adalah tahap akhir dari pertemuan yang dilakukan. Peneliti memberikan perintah bahwa kegiatan akan segera diakhiri. Pertemuan ini dirancang untuk mencegah siswa mengunakan facebook secara tidak aman.
Materi yang diberikan berupa tips-tips menggunakan facebook dengan aman. Peneliti hanya membahas tentang kesimpulan dari 8 kali pertemuan untuk mengetahui perkembangan siswa setelah diberikan tretmen, memberikan feedback tentang proses treatmen, beserta melakukan post-tes. Peneliti berharap tindak lanjut siswa untuk mengembangkan sikap asertif berupa ketegasan, mampu jujur, mengendalikan pikiran yang dapat menyinggung perasaan orang lain dalam menggunakan facebook. Selama melaksanakan sesi peneliti sangat terbantu karena sikap dari para anggota yang mudah berinteraksi dalam pelaksanaan treatment. Komunikasi yang hangat dapat terjalin pada sesama anggota, akan tetapi kendala juga menghampiri dalam melakukan treatment. Siswa ada yang mengikuti kegiatan paskibraka, jadi beberapa pertemuan tidak bisa mengikuti. Jadi sebelum melakukan sesi, peneliti memberikan sedikit materi pertemuan yang lalu supaya anggota bisa mengulang dan yang tidak hadir mempunyai gambaran tentang pelaksanaan treatment yang lalu. Pada akhir kegiatan peneliti memberikan Post-tes tentang skala penilaian kecenderungan kecanduan facebook. Siswa disuruh duduk dan mengerjakan sendiri. Peneliti menyuruh untuk menuliskan nama dan kelas supaya jelas. Setelah selesai, peneliti meminta lembar skala penilain dan menutup sesi ke-8. Selanjutnya peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua siswa dan memberikan penguatan supaya siswa mampu menggunakan secara proposional.
4.4 Uji Hipotesis Kecanduan facebook diukur dengan skala data kecenderungan kecanduan facebook dari Young(dalam Ika, 2010). Teknik yang digunakan dengan analisis data uji Mann-Whitney dengan bantuan spss 16. for window. Pengujian dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan pada hasil tes. Hasilnya dapat dilihat di tabel 4.3 dibawah ini. tabel 4.3 hasil uji beda post tes kelompok eksperimen dan kontrol dengan analisis man whitney Ranks Siswa N Mean Rank Sum of Ranks nilai ikut layanan 5 3.60 18.00 tidak ikut layanan 5 7.40 37.00 Total 10 Test Statistics b nilai Mann-Whitney U 3.000 Wilcoxon W 18.000 Z -2.009 Asymp. Sig. (2-tailed).045 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].056 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: siswa
table 4.4 hasil uji beda post tes dan pre tes kelompok eksperimen dengan analisis man whitney Ranks siswa N Mean Rank Sum of Ranks nilai pre tes 5 7.20 36.00 pos tes 5 3.80 19.00 Total 10 Test Statistics b nilai Mann-Whitney U 4.000 Wilcoxon W 19.000 Z -1.781 Asymp. Sig. (2-tailed).075 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].095 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: siswa Pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat p = Asymp Sig 0,045<0,050. Penghitungan statistik tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kelas 8E SMP N 10 Salatiga. Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis diajukan adalah: Konseling Kelompok Behavioral signifikan dalam menurunkan kecenderungan kecanduan facebook pada siswa kelas 8E SMP N 10 Salatiga. Berdasarkan hasil analisis yang dapat dilihat pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil dari nilai p = Asymp Sig 0,075>0,050 hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan konseling kelompok behavioral terhadap penurunan
kecenderunagn facebook pada siswa kelas 8E SMP N 10 Salatiga, berdasarkan sedangkan mean rank kelompok eksperimen adalah 3,60(hasil pre-tes 6,00) maka ada penurunan tidak signifikan kecenderungan kecanduan facebook pada kelompok eksperimen. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ditolak. 4.4 Pembahasan Dari hasil analisis perbedaan kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh skor 0,045 < 0,050 artinya ada perbedaan signifikankelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan mean rank kelompok eksperimen adalah 3,60(hasil pre-tes 6,00) maka ada penurunan, namun setelah dilakukan uji beda pre tes dan pos tes kelompok eksperimen diperoleh nilai p = Asymp Sig 0,075>0,050. Sehingga dapat disimpulkan ada penurunan kecenderungan kecanduan facebook pada siswa kelas 8e SMP N 10 Salatiga namun tidak signifikan Facebook (FB) merupakan situs yang sederhana dan mudah digunakan, dan yang paling penting adalah mempunyai efek mencandu. Pertama, karena kita senang memperoleh teman dan mendapat perhatian dari orang lain. Kedua, seseorang senang menjadi orang yang dikenal dan diakui keberadaannya. Karena itu, akan semakin mudah menjadi pecandu jejaring sosial di internet bila seseorang memiliki kebutuhan besar akan perhatian, penghargaan diri, dan pengakuan akan eksistensi dirinya. (Dominowski 2009) Facebook memiliki beraneka fitur yang selalu update dan baru setiap bulannya. Fasilitas-fasilitas yang ada di Facebook sudah dapat merangkum
bloging, chatting, iklan, group, share photo, games dan banyak lainnya dalam satu situs. Otomatis dengan adanya fasilitas yang all in one ini mengakibatkan para member betah berlama-lama membuka Facebook. Segala bentuk update yang dilakukan seorang member dapat segera diketahui oleh member yang lain sehingga memacu member lain untuk memberikan komentar dan melakukan aktivitas lainnya di Facebook. Hal ini yang menarik para pengguna facebook untuk terus melihat perkembangan yang terjadi di dunia maya tersebut. Melalui layanan Konseling kelompok behavioral siswa dapat bersikap tegas dalam menggunakan facebook, seperti menggunakan tidak lebih dari satu jam, bersosial dengan langsung atau tatap muka. Terjadinya komunikasi yang hangat antara peneliti dan siswa membuat layanan yang dilakukan sangat terbuka. Siswa memperhatikan layanan dengan baik dan kritis dalam memberikan jawaban ataupun masukan tentang sikap asertif. Hasil temuan Amelia (2009) menunjukan bahwa latihan asertif efektif digunakan untuk mereduksi prilaku adiksi game online pada remaja, karena game online dan facebook merupakan fenomena yang mencandu bagi remaja, perlu ketegasan dalam menyikapi hal tersebut. Karena facebook bisa berdampak menggangu peran sosial dan akademik bagi pengguna yang mengunakan intensitas waktu lebih dari 4/minggu dengan durasi lebih dari 4 jam.(pempek dkk, 2009)