BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dengan tingkat toleransi sebesar 10% maka hasilnya adalah 59 sampel.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. trust, information sharing, dan relationship commitment, studi pada apotek

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria

KUESIONER PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PT. TELKOMSEL MEDAN DIVISI CALL CENTRE

Andry Wirawan Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet.

Sena Aradea Manajemen Ekonomi 2013

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: suatu keputusan pembelian.

Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Iphone di ITC Depok. Monica Arum Kusumaningtyas EA13

KUESIONER. Responden yang terhormat,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1

Nama : Neneng Badriah NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Harjanto Sutedjo, SSi.MMSi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA PENGGUNA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI MAHASISWA MEMILIH UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjudul " Pengaruh Relationship. Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Loyalitas Pelanggan Pada Jasa

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ponorogo

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER. mengisi daftar pernyataan dalam kuesioner ini dengan tujuan sebagai data untuk

Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta penelitian yang berjudul : PENGARUH KUALITAS MAKANAN, KUALITAS PELAYANAN DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Pekalongan yang berjumlah nasabah. Dengan

: Intan Larasati NPM : Jurusan : Manajemen /S1 Pembimbing : Dr. Adi Kuswanto

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PRIBADI DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA DISTRO INNOCENT JALAN DR.

ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI, DAN TEMPAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK INDOSAT OOREDOO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. responden, kualitas website, kepuasan pelanggan, uji validitas dan reliabilitas, uji

KUESIONER PENELITIAN PT. BPR ASWAJA JALAN BATORO KATONG NO. PONOROGO. Karyawan karyawati di PT. BPR ASWAJA Jl. Batoro Katong Ponorogo

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 150 dari konsumen

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE SAMSUNG (STUDY KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA)

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN. Pertanyaan di bawah ini hanya semata-mata digunakan untuk data

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Tiara Puri Yasinta Manajemen Ekonomi 2016 PENGARUH LOKASI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU PADA TOKO LULU KIDS DEPOK

BAB IV HASIL PENELITIAN. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BINJAI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari uji validitas dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. Pada gambaran subyek penelitian akan di jelaskan hal-hal yang akan menguraikan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BIRO HUKUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

KUESIONER. yang diberikan. Informasi yang Anda berikan sangatlah berarti dalam

Analisis Pelayanan Klaim Dan Dominasi Dimensi Kualitas Pelayanan Yang Diterima Oleh Nasabah Pemegang Polis PRUhospital.

KUESIONER PENELITIAN

Pembahasan. Uji Validitas dan Reliabilitas

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (Rtv) Pekanbaru terhadap 76 orang pelanggan diperoleh hasil penelitian meliputi :

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Penelitian. Melalui hasil data primer yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner

LAMPIRAN. 1. Kuesioner Penelitian. No: KUESIONER PENELITIAN

isilah kotak jawaban yang tersedia disamping sesuai dengan jawaban Bapak/Ibu 1. Jenis Kelamin 1. Pria 2. Umur th 3. Pendidikan 1.SMP 4.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. bantu SPSS. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan pada

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA TOKO BUKU GRAMEDIA SANTIKA DYANDRA MEDAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA

Rudi Aditia Hartono Manajemen Ekonomi 2013

Lampiran. Descriptive Statistics BUDAYA TOTAL KOMITMEN TOTAL KINERJA TOTAL

Analisis Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Kompensasi tidak Langsung Terhadap Kinerja Karyawan Apartemen Nifarro

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia. Salam Sari dapat dilihat pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dibutuhkan untuk mengetahui latar belakang dari responden. Dalam penelitian ini

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lazada Indonesia merupakan top online retailer di Indonesia. Perusahaan

Tulus Yulianti Manajemen Ekonomi 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

KUESIONER PENGARUH STRES KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) MEDAN BAGIAN UMUM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepada 80 responden yang ada di Bank Sinarmas KCP Tanah Abang.

LAMPIRAN 1 (KUISIONER PENELITIAN) PENGARUH EFIKASI DIRI DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Deskripsi dan Analisis Data. minimum yang dapat diolah yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Saudara/Saudari Responden yang terhormat, Bersama ini, saya meminta kesediaan Saudara/i untuk mengisi daftar

BAB 4. Analisis Data dan Penyajian. korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

LAMPIRAN 1 :KUISIONER LEMBAR KUESIONER. Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i. Pelanggan Toko Sae Sepeda Ponorogo

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. angkatan XI dan XII.Gambaran umum responden dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENULISAN ILMIAH. Pengaruh Peranan Pimpinan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Katra Yatra (Radio Suara Bekasi 855 AM)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden Profil responden disajikan untuk mengetahui karakteristik dan tanggapan responden. Sebanyak 73 dari 112 responden yang ditemui, bersedia untuk mengisi kuesioner sehingga respon rate 65,17%. Jumlah tersebut telah sesuai dengan rumus Slovin dalam menentukan ukuran sampel, yaitu populasi apotek di Kota Surakarta sebanyak 144 apotek dengan tingkat toleransi sebesar 1% maka hasilnya adalah 59 sampel. Namun ditemukan 3 kuesioner yang tidak menjawab salah satu item pertanyaan yang sama namun ketiga kuesioner tersebut masih dapat digunakan untuk diolah. Dari 73 kuesioner yang valid dan layak kemudian diolah dalam proses penelitian selanjutnya, dan diperoleh data profil identitas responden terkait dengan jenis kelamin pemilik apotek, jenis kelamin apoteker, tahun berdiri apotek, dan lama hubungan apotek dengan pemasok utama mereka. 1. Jenis Kelamin Pemilik Apotek Berdasarkan data dari 73 responden yang terkait jenis kelamin pemilik apotek diperoleh hasil sebagai berikut: 28

digilib.uns.ac.id 29 Tabel IV.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pemilik Apotek Jenis Kelamin Jumlah Persentase Pria 42 58% Wanita 31 42% Jumlah 73 1% Sumber: data primer yang diolah, 216 Dari tabel IV.1 diperoleh bahwa responden pemilik apotek dalam penelitian ini cukup berimbang antara pria dan wanita karena selisihnya tidak lebih dari 1%. 2. Jenis Kelamin Pemilik Apoteker Berdasarkan data dari 73 responden yang terkait jenis kelamin apoteker diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel IV.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Apoteker Jenis Kelamin Jumlah Persentase Pria 19 26% Wanita 54 74% Jumlah 73 1% Sumber: data primer yang diolah, 216 Dari tabel IV.2 diperoleh bahwa apoteker di apotek Kota Surakarta dalam penelitian ini adalah didominasi oleh apoteker berjenis kelamin wanita daripada pria. Hal ini menandakan bahwa dalam menjalani transaksi dengan pemasok utama, lebih sering dihadapi oleh apoteker berjenis kelamin wanita. 3. Tahun Berdiri Apotek Berdasarkan data dari 73 responden yang terkait tahun berdiri apotek di Kota Surakarta diperoleh hasil sebagai berikut:

digilib.uns.ac.id Tabel IV.3 Distibusi Responden Berdasarkan Tahun Berdiri Apotek Tahun Berdiri Jumlah Persentase 197-1979 1 1% 198-1989 7 1% 199-1999 2 27% 2-29 31 42% 21-216 14 19% Jumlah 73 1% Sumber: data primer yang diolah, 216 Dari tabel IV.3 diperoleh bahwa apotek di Surakarta yang berusia menengah antara 1-15 tahun merupakan yang terbanyak di Kota Surakarta. Secara grafik, distribusi di atas dapat dilihat sebagai berikut: Gambar IV.1 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Tahun Berdiri Apotek Dari tabel IV.3 dan gambar IV.3 di atas, nampak bahwa responden didominasi oleh apotek yang berdiri pada tahun 2-29.

digilib.uns.ac.id 31 4. Lama Hubungan dengan Pemasok Utama Berdasarkan data dari 73 responden yang terkait lama hubungan apotek di Kota Surakarta dengan suplier utama mereka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel IV.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Hubungan Dengan Pemasok Utama Lama Hubungan Jumlah Persentase < 1 tahun 1 1% 1-3 tahun 8 11% > 3-5 tahun 15 21% > 5 tahun 49 67% Jumlah 73 1% Sumber: data primer yang diolah, 216 Dari tabel IV.4 diperoleh bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini telah memiliki hubungan yang lama dengan pemasok utama mereka. Secara grafik, distribusi di atas dapat dilihat sebaga berikut: 6 5 4 3 2 1 < 1 tahun 1-3 tahun > 3-5 tahun > 5 tahun Gambar IV.2 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Lama Hubungan Dengan Pemasok Utama

digilib.uns.ac.id 32 Sebanyak 73 apotek yang menjadi responden tersebut, terdapat 3 apotek yang berganti pemasok utama mereka dalam 5 tahun terakhir ini. Secara umum hal itu mereka lakukan karena pertimbangan faktor harga produk dan diskon yang ditawarkan oleh pemasok utama kepada apotek. Dua dari tiga apotek tersebut saat ini menjalani tahun ke-3 dan satu sisanya tahun ke-4 dalam berhubungan dengan pemasok utama baru mereka tersebut. B. Analisis Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Untuk mengetahui validitas item-item pertanyaan dapat menggunakan nilai factor loading. Suatu item pertanyaan dikatakan valid, apabila nilai factor loading >,4. Dalam penelitian ini terdapat 17 item pertanyaan. Pada variabel trust terdapat 5 item pertanyaan dan terdapat salah satu item pertanyaan yaitu item dengan kode T4 yang tidak valid karena memiliki nilai factor loading ganda, yaitu sebesar.656 dan.4. Item yang tidak lulus uji validitas dari hasil observasi di lapangan adalah T4 yaitu tentang perhatian pemasok terhadap problem yang dihadapi oleh apotek. Item tersebut kemudian harus dikeluarkan atau di drop. Dengan membuang item pertanyaan T4 maka item pertanyaan untuk variabel trust adalah T1, T2, T3, T5, selanjutnya dilakukan uji validitas kembali. Adapaun hasil perhitungan factor loading variabel dengan bantuan SPSS versi 16 adalah sebagai berikut:

digilib.uns.ac.id 33 Tabel IV.5 Uji Validitas Variabel Item Factor Loading Keterangan Trust T1.797 Valid T2.684 Valid T3.815 Valid T4.656 Tidak Valid T5.8 Valid Information Sharing IS1.72 Valid IS2.91 Valid IS3.83 Valid IS4.794 Valid IS5.8 Valid IS6.421 Valid IS7.77 Valid Relationship Commitment RC1.859 Valid RC2.73 Valid RC3.825 Valid RC4.585 Valid RC5.776 Valid Sumber: Data Primer yang diolah, 216 Tabel IV.5.2 Uji Validitas Variabel Item Factor Loading Keterangan Trust T1.786 Valid T2.681 Valid T3.815 Valid T5.813 Valid Information Sharing IS1.699 Valid IS2.912 Valid IS3.88 Valid IS4.81 Valid IS5.798 Valid IS6.43 Valid IS7.711 Valid Relationship Commitmen RC1.866 Valid RC2.71 Valid RC3.838 Valid RC4.593 Valid RC5.782 Valid Sumber: Data Primer yang diolah, 216

digilib.uns.ac.id 34 Dari hasil analisis kedua, semua item variabel sudah lulus uji validitas, sehingga dinyatakan telah valid dan dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Dengan demikian tabel IV.6.2 telah berhasil menunjukkan item-item pertanyaan yang telah valid karena memenuhi syarat nilai factor loading>,4. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten yang besarnya ditunjukkan oleh nilai koefisien reliablitas. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan menggunakan metode dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 16. Tabel IV.6 Uji Reliabilitias Sumber: Data Primer yang diolah, 216 Suatu instrumen dinyatakan reliabel apabila hasil koefisien nilai,6. Dari tabel di atas terlihat bahwa semua variabel dalam penelitian ini memiliki nilai,6 dengan demikian semua variabel adalah reliabel. 3. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Cronbach's Alpha Kategori Trust (T).861 Sangat Reliabel Information Sharing (IS).896 Sangat Reliabel Relationship Commitmen (RC).858 Sangat Reliabel Analisis jawaban per variabel ini bertujuan mengetahui gambaran deskriptif mengenai tanggapan responden tentang berbagai pertanyaan variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

digilib.uns.ac.id 35 a) Trust Berdasarkan jumlah tanggapan responden terhadap item pertanyaan trust, peneliti mengelompokkan tingkat trust yang dimiliki antara apotek dan pemasok uatama mereka kedalam 3 kategori dengan interval sebagai berikut: Interval = (35-5) / 3 = 1 Rendah jika jumlah tanggapan = 5-14 Sedang jika jumlah tanggapan = 15-24 Tinggi jika jumlah tanggapan = 25-34 Tabel IV.7 Deskripsi Responden BerdasarkanTrust Kategori Jumlah Persentase Rendah 1 1,4% Sedang 11 15,1% Tinggi 61 83,6% Total 73 1% Sumber: Data Primer yang diolah, 216 Berdasarkan tabel IV.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan yang tinggi terhadap tingkat trust yang terjalin pada hubungan bisnis apotek dan pemasok utama mereka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pemasok utama pada bisnis apotek memiliki tingkat kejujuran yang tinggi, menepati janji-janjinya, dan ketulusan dalam berbisnis agar sama-sama mendapatkan keuntungan. Hanya terdapat 1,4% dari total responden yang menyatakan bahwa tingkat trustnya rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas apotek di Kota Surakarta mempercayai pemasok utama mereka.

digilib.uns.ac.id 36 Variabel trust pada penelitian ini diukur melalui 5 item pertanyaan. Trust bisa dipersepsikan secara berbeda dan menurut sudut pandang masing-masing oleh orang yang berbeda. Penelitian ini mengukur variabel trust apotek terhadap pemasok utama mereka. Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel trust dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel IV.7.2 Jawaban Responden Setiap Item Pertanyaan Variabel Trust ITEM PERTANYAAN STS ATS TS N S AS SS T4 - sama mendapatkan % % % % % % % % 2 2,7% % 1 1,4% 2 2,7% 2 2,7% 4 5,5% 1 1,4% 2 2,7% % 6 8,2% 12 16,4% 3 4,1% 44 6,3% 38 52,1% 42 57,5% 35 47,9% 41 56,2% 4 5,5% 11 15,1% 7 9,6% 9 12,3% 6 8,2% 22 3,1% 22 3,1% 16 21,9% 11 15,1% 22 3,1% Sumber: data primer yang diolah, 216 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel IV.6.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju (skor 5) untuk variabel trust dengan pemasok utama mereka.

digilib.uns.ac.id Gambar IV.7 Grafik Distribusi Jawaban Deskriptif Variabel T Pada variabel trust mengenai T1 (Tidak membuat klaim palsu) yaitu pemasok utama tidak pernah membuat klaim palsu, kebanyakan dari tanggapan responden adalah setuju. Begitu pula tanggapan mengenai T2 yaitu item janji dari pemasok kepada apotek yang dapat dipercaya, T3 yaitu item ketulusan pemasok dalam melakukan bisnis dengan apotek, T4 yaitu item perhatian pemasok atas problem yang dihadapi apotek, dan T5 yaitu item keinginan untuk bersama-sama mendapatkan keuntungan dari hubungan bisnis ini mayoritas responden menjawab setuju. Pada variabel trust terdapat satu item yang tidak lolos uji validitas yaitu T4 mengenai perhatian pemasok atas problem yang dihadapi apotek. Meskipun banyak dari responden yang menjawab setuju pada item ini, namun ada beberapa responden yang menjawab tidak setuju. Responden mengatakan bahwa terdapat keadaan terkadang pemasok tidak perhatian dengan

digilib.uns.ac.id 38 problem dari apotek, terutama pada saat pembayaran transaksi. Karena kebanyakan pembayaran transaksi dilakukan dengan sistem menyicil. b) Information Sharing Berdasarkan jumlah tanggapan responden terhadap item pertanyaan information sharing, peneliti mengelompokkan tingkat information sharing yang dimiliki antara apotek dan pemasok utama mereka kedalam 3 kategori dengan interval sebagai berikut: Interval = (49-7) / 3 = 14 Rendah jika jumlah tanggapan = 7-2 Sedang jika jumlah tanggapan = 21-34 Tinggi jika jumlah tanggapan = 35-48 Tabel IV.8 Deskripsi Responden BerdasarkanInformation Sharing Kategori Jumlah Persentase Rendah 3 4,1 Sedang 2 27,4 Tinggi 5 68,5 Total 73 1% Sumber: data primer yang diolah, 216 Dari tabel IV.7 dapat dilihat bahwa sekitar 5% lebih responden memiliki tingkat information sharing yang sedang dan tinggi. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar apotek dan pemasok utama telah memiliki tingkat keterbukaan informasi dalam setiap transaksi bisnis yang mereka jalani.

digilib.uns.ac.id 39 Penelitian ini mengukur variabel information sharing antara apotek dan pemasok dari sudut pandang apotek. Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel customer satisfaction dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel IV.8.2 Jawaban Responden Setiap Item Pertanyaan Variabel Information Sharing ITEM PERTANYAAN STS ATS TS N S AS SS 2 2,7% 3 4,1% 5 6,8% % 3 4,1% % % % 3 4,1% % 4 5,5% 9 12,3% 6 8,2% 6 8,2% 2 2,7% 1 13,7% 7 9,6% 16 21,9% 5 6,8% 6 5,5% 34 46,6% 3 41,1% 35 47,9% 34 46,6% 36 38,4% 6 8,2% 6 8,2% 3 4,1% 8 11% 6 13,7% 17 23,3% 18 24,7% 8 11% 17 23,3% 2 37% IS7 % 3 4,1% % 4 5,5% 2 2,7% 7 9,6% 4 5,5% 5 6,8% Sumber: data primer yang diolah, 216 28 38,4% 33 45,2% 1 13,7% % 27 37,% 21 28,8% Tanggapan responden sebagaimana pada tabel IV.4.7.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju (skor 5) untuk variabel trust dengan pemasok utama mereka.

digilib.uns.ac.id Gambar IV.8 Grafik Distribusi Jawaban Deskriptif Variabel IS Pada grafik disajikan informasi bahwa item pertanyaan IS1 sampai dengan IS7 kebanyakan tanggapan responden adalah menjawab setuju. Dengan kata lain jawaban responden mengenai information sharing antara mereka dan pemasok utama telah berlangsung dengan baik. Meskipun pada kolom jawaban tidak setuju masih terdapat beberapa item yang memiliki nilai yang cukup tinggi yaitu pada item IS3 dan IS7. Item IS 3 adalah tentang berbagi informasi mengenai kegiatan promosi apotek dengan pemasok utama dan IS 7 tentang berbagi informasi jadwal pengiriman. Hal ini berarti masih terdapat kecendungan dari apotek untuk tidak memberikan informasi kepada pemasok utama mereka. c) Relationship Commitment Berdasarkan jumlah tanggapan responden terhadap item pertanyaan trust, peneliti mengelompokkan tingkat trust yang

digilib.uns.ac.id 41 dimiliki antara apotek dan pemasok uatama mereka kedalam 3 kategori dengan interval sebagai berikut: Interval = (35-5) / 3 = 1 Rendah jika jumlah tanggapan = 5-14 Sedang jika jumlah tanggapan = 15-24 Tinggi jika jumlah tanggapan = 25-34 Tabel IV.9 Deskripsi Responden BerdasarkanRelationship Commitment Kategori Jumlah Persentase Rendah 1 1,4% Sedang 32 43,8% Tinggi 4 54,8% Total 73 1% Sumber: data primer yang diolah, 216 Tabel IV.8 menunjukkan bahwa 54,8% responden memilki tingkat relationship commitment yang tinggi, 43,8% memilki tingkat relationship commitment yang sedang, dan 1,4% responden yang memilki tingkat relationship commitment yang rendah. Dengan kata lain sebagian besar apotek di Kota Surakarta telah memilki komitmen yang tinggi dalam berbisnis dengan pemasok utama mereka. Variabel information sharing pada penelitian ini diukur melalui 7 item pertanyaan. Penelitian ini mengukur variabel information sharing antara apotek dan pemasok dari sudut pandang apotek. Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel customer satisfaction dapat dijelaskan sebagai berikut:

digilib.uns.ac.id Tabel IV.9.2 Jawaban Responden Setiap Item Pertanyaan Variabel Relationship Commitment ITEM PERTANYAAN STS ATS TS N S AS SS % % % % % % % % % 9 12,3% 14 19,2% 19 26% 6 31 % % 8,2% 42,5% 2 19 % % 2,7% 26,% Sumber: data primer yang diolah, 216 39 53,4% 45 61,6% 36 49,3% 15 2,5% 34 46,6% 7 9,6% 6 8,2% 6 8,2% 1 13,7% 5 6,8% 18 24,7% 8 11,% 12 16,4% 11 15,1% 13 17,8% Gambar IV.9 Grafik Distribusi Jawaban Deskriptif Variabel RC Tanggapan responden sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel IV.8.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban setuju dan netral untuk item RC1 sampai dengan RC5 relationship commitment atas hubungan yang apotek jalin dengan pemasok utama mereka. Secara umum, apabila dilihat pada gambar IV.5.3 jawaban setuju tertinggi terdapat pada item RC1 yaitu mengenai komitmen untuk menjaga hubungan commit bisnis to yang user telah terjalin antara apotek dan

digilib.uns.ac.id 43 pemasok utama mereka. Sementara jawaban setuju terendah adalah pada item RC4 yaitu mengenai ketidak inginan apotek untuk meninggalkan pemasok utama mereka saat ini. Hal ini sejalan dengan jawaban netral dari responden yang menunjukkan bahwa jawabn netral tertinggi juga terdapat pada item RC4. Sedangan jawaban tidak setuju tertinggi pada gambar IV.5.3 yaitu pada item RC3 mengenai hubungan jangka panjang yang lebih berharga daripada keuntungan jangka pendek. Jawaban ini sejalan dengan kondisi lapangan dimana faktor harga dan diskon yang diberikan pemasok terkadang memang lebih menguntungkan untuk apotek sehingga persaingan antar pemasok juga berlangsung dengan tingkat yang cukup tinggi. C. Analisis Statistik 1. Uji F Uji F atau uji kelayakan model merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak. Maksud dari model regresi yang layak adalah model tersebut diestimasi layak untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel Anova di bawah ini: ANOVA b Tabel IV.1 Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 15.117 2 7.558 15.565. a Residual 33.993 7.486 Total 49.11 72

digilib.uns.ac.id 44 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 15.117 2 7.558 15.565. a Residual 33.993 7.486 Total 49.11 72 a. Predictors: (Constant), IS, T b. Dependent Variable: RC Sumber: Data Primer yang diolah, 216 Nilai probabilitas F hitung (sig.) pada tabel di atas adalah, lebih kecil dari tingkat signifikansi,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linier yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel Trust dan Infomation Sharing terhadap Relationship Commitment. 2. Uji Koefisien Regresi (Uji t) Uji t dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji apakah parameter koefisien regresi dan konstanta yang diduga untuk mengestimasi persamaan model regresi linier berganda sudah Model merupakan parameter yang tepat apa belum. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Unstandardized Coefficients Coefficients a Tabel IV.11 Uji t Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.73.555 3.732. T.483.111.493 4.342. IS.73.75.111.982.33 Sumber: Data Primer yang diolah, 216 Nilai probabilitas t hitung (Sig.) variabel T menunjukkan besaran nilai yang lebih kecil dari alpha,5 maka dapat dikatakan bawah t Sig.

digilib.uns.ac.id 45 variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap RC. Sedangkan Nilai probabilitas t hitung (Sig.) variabel IS menunjukkan besaran nilai yang lebih besar dari alpha,5 maka dapat dikatakan bawah variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap RC. 3. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabelvariabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R-square. Dalam pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan analisis regresi linier untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut: Model R R Square Tabel IV.12 Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.555 a.38.288.69686 1.962 a. Predictors: (Constant), IS, T b. Dependent Variable: RC Sumber: Data Primer yang diolah, 216 Besar nilai R-square adalah,38 menunjukkan bahwa proporsi pengaruh variabel T dan IS terhadap RC sebesar 3,8%. Artinya, Trust dan Information Sharing memiliki pengaruh terhadap Relationship Commitment sebesar 3,8%. Sedangkan sisanya 69,2%

digilib.uns.ac.id 46 yaitu pengaruh terhadap variabel relationship commitment dipengaruhi oleh variabel selain trust dan information sharing. Terdapat beberapa penelitian lain yang membahas tentang Relationship Commitment, salah satunya penelitian yang dilakukan Ariani (213) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi komitmen, antara lain information sharing, long term relationship, cooperation, dan process integration. Long term relationship, cooperation, dan process integration bisa tercipta dengan adanya hubungan yang berkesinambungan antara semua pihak yang berada dalam sistem SCM. Morgan dan Hunt (1994) menyatakan faktor-faktor selain kepercayaan yang dapat mempengaruhi komitmen, adalah kepuasan layanan dan kualitas hubungan. Lebih lanjut, Muhmin (22) juga menyatakan bahwa hubungan komitmen antara pembeli dan penjual dibangun berdasarkan faktor kepuasan, keuntungan bersama, dan saling menghormati. Sedangkan Prasojo (21) berpendapat bahwa dalam sebuah komitmen terdapat suatu kepentingan, namun komitmen akan memberikan suatu hubungan yang terintegrasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen antar perusahaan hanya dapat dibangun dengan tindakan seperti adaption, communication, bonds, cooperation, satisfaction, dan kualitas hubungan secara umum. D. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 1. Pengaruh Trust terhadap Relationship Commitment

digilib.uns.ac.id 47 Pada tabel IV.12 ditunjukkan nilai signifikansi pada kolom Sig. variabel trust adalah sebesar,. Besaran nilai tersebut menunjukkan hasil yang signifikan karena besaran nilai signifikansi <,5. Dengan demikian Hipotesis 1 didukung yaitu Trust berpengaruh secara signifikan terhadap Relationship Commitment. Dalam penelitian ini, trust yang dibangun atas empat instrumen yang valid dan reliabel. Instrumen tersebut terdiri dari klaim palsu, perjanjian, ketulusan, dan keuntungan bersama. Keempat instrumen tersebut memiliki nilai yang bervariasi dimana instrumen perjanjian, yaitu janji dari pemasok utama yang dapat dipercaya memiliki nilai tertinggi (gambar IV.6.2) hal ini sesuai dengan keadaan di lapangan bahwa pada saat apotek dan pemasok utamamelakukan transaksi, terdapat janji-janji yang dibuat oleh pemasok utama. Janji-janji itu meliputi diskon produk yang ditawarkan, sistem pembayaran dari apotek kepada pemasok utama, dan jadwal pengiriman. Hubungan yang terjalin antara apotek dan pemasok utamautama melahirkan tingkat kepercayaan dan komitmen yang dibangun bersama. Wuetal. (24) mengungkapkan bahwatingkat kepercayaanakan meningkatkankomitmenyang dibangun kemitraan dalam supply chain. Variabel relationship commitment pada penelitian ini terdiri atas 5 instrumen yang valid dan reliabel. Kelima instrumen tersebut terdiri dari komitmen, kesetiaan pemasok utama, hubungan jangka panjang, kesetiaan apotek, dan investasi. Instrumen dengan nilai tertinggi (gambar IV.8.2) adalah instrumen komitmen yaitu pemasok utamautama berkomitmen untuk menjaga hubungan bisnis dengan

digilib.uns.ac.id 48 apotek. Hal ini menunjukkan bahwa pemasok utamatelah membangun komitmen secara baik atas hubungan bisnis mereka. Hubungan kerjasama yang baik akan meningkatkan motivasi untuk selalu memelihara dan memperpanjang hubungan. Morgan dan Hunt (1994) mengungkapkan bahwa komitmen yang telah dibangun dalam suatu hubungan harus menjadi sebuah variabel penting dalam menentukan kesuksesan suatu hubungan tersebut. Tingkat komitmen yang ditunjukkan pemasok utamasecara bersamaan akan meningkatkan kesetiaan dari apotek. Selanjutnya, pada instrumen kesetiaan apotek, yaitu apakah apotek tidak akan meninggalkan pemasok utamautama menunjukkan hasil yang menyatakan bahwa apotek yang menjawab setuju dan netral hanya terpaut sedikit (gambar IV.8.2). Namun Mowday, Steers, dan Porter (1979) mengemukakan bahwa kecenderungan hubungan kerjasama dengan partner utama terjadi karena berada pada posisi kerjasama yang kuat dan melebihi hubungan kerjasama dengan pihak lain. Kesetiaan yang ditunjukkan apotek terhadap pemasok utamautama mereka ini menjadi hal yang sangat penting di era kompetisi seperti sekarang. Kesetiaan tersebut dapat menjadi keuntungan mendasar pemasok utamautama karena hal ini akan memunculkan kerjasama yang lebih lama dan menguntungkan. 2. Pengaruh Information Sharing terhadap Relationship Commitment Pada tabel IV.12 ditunjukkan nilai signifikansi pada kolom Sig. variabel Information sharing adalah sebesar,33. Besaran nilai tersebut menunjukkan hasil yang tidak signifikan karena besaran nilai

digilib.uns.ac.id 49 signifikansi >,5. Dengan demikian Hipotesis 2 tidak didukung yaitu Information Sharing berpengaruh secara signifikan terhadap Relationship Commitment. Instrumen pada variabel information sharing dalam penelitian ini terdiri dari 7 instrumen yang semuanya valid dan reliabel. Namun, hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan bahwa information sharing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap relationship commitment. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat information sharing atau berbagi informasi yang dibangun oleh apotek terhadap pemasok utamautama dan kebalikannya, tidak memiliki pengaruh dalam keputusan apotek untuk menjaga komitmennya terhadap pemasok utamautama. Temuan tersebut ini tidak sejalan dengan penemuan Wuetal. (24) yang mengungkapkan bahwaberbagi informasiakan meningkatkankomitmenyang dibangun kemitraan dalam supply chain. Meskipun proses komunikasi dan penyebaran informasi merupakan hal fundamental dalam banyak aspek fungsi organisasi (Mohrdan Nevin, 199). Ketika apotek dan pemasok utamautama mereka sedang berhubungan, tingkat keterbukaan dan berbagi informasi (gambar IV.7.2) menunjukkan bahwa tingkat keterbukaan berbagi informasi memiliki margin nilai setuju yang sangat tinggi. Mohr dan Spekman (1994) menyatakan bahwa penyebaran informasi mengacu pada tingkat dimana keterbukaaan atas informasi penting dikomunikasikan kepada partner atau pemasok utamautama dalam saluran distribusi Penting bagi kedua belah pihak untuk saling berkomunikasi dimana hal ini juga penting untuk mengembangkan

digilib.uns.ac.id 5 kepercayaan. Ketika apotek sudah memilih pemasok utamautama, maka akan terjadi komunikasi yang rutin. Aktivitas tersebut secara statistik memang tidak mempengaruhi tingkat relationship commitment yang terbangun, namun apabila dilihat dari nilai tertinggi (gambar IV.7.2) pada instrumen perkembangan produk yaitu pemasok utamautama yang sering memberi tahu perkembangan terbaru tentang produk mereka kepada apotek, memiliki nilai setuju paling tinggi. Informasi seperti ini dibutuhkan oleh apotek karena akan mempengaruhi keputusan mereka dalam menentukan besaran order yang akan diputuskan. Meskipun demikian, komitmen apotek terhadap pemasok utamanya ternyata tidak terlalu dilihat dari sudut pandang information sharing. Keadaan ini terjadi karena sudah terdapat kepercayaan terlebih dahulu sehingga apabila sudah terbiasa berhubungan dengan satu pemasok utama tersebut, maka apotek akan meyakini bahwa mereka akan terus melanjutkan hubungan dengan pemasok utama utama mereka tersebut. Hubungan antara apotek dan pemasok utama mereka merupakan mata rantai bisnis yang sangat dinamis. Peneliti juga melakukan wawancara terbuka dengan beberapa apotek dan pemasok mereka. Wawancara terbuka ini dilakukan untuk menambah referensi dalam menangkap karakteristik hubungan bisnis apotek dan pemasoknya. Hubungan yang selama ini terjalin antara apotek dan pemasok utama mereka telah dilandasi oleh faktor keterbukaan yang tinggi. Posisi apotek sebagai konsumen dari pemasok memberikan keuntungan bahwa apotek akan commit terus to dilayani user dengan baik oleh pemasok.

digilib.uns.ac.id 51 Pemasok mau tidak mau akan turut memperhatikan kelangsungan bisnis apotek karena posisinya akan terancam oleh kompetitornya. Pada suatu ketika, tidak jarang pemasok memberikan kemudahan transaksi pembayaran kepada apotek dalam bentuk piutang. Hal lain yang turut mempengaruhi komitmen adalah penawaran pemasok atas produk mereka. Saat apotek akan melakukan transaksi, pemasok memberikan penawaran potongan harga atau bonus jumlah produk. Keadaan ini yang sebenarnya turut mempengaruhi komitmen apotek untuk setia kepada pemasoknya dan komitmen pemasok untuk melayani apotek dengan baik dalam menjalankan hubungan bisnis mereka.