BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. < 65 Tidak Tuntas 6 23, Tuntas 20 76,92 Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Perencanaan Pembelajaran. dipersiapkan diantaranya:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemahaman siswa sebelum maupun sesudah diterapkannya strategi Everyone

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Saptosari,

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen dapat dideskripsikan sebagai berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Diagram Persentase ketuntasan siswa pada prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sumber Energi Panas Mata Pelajaran IPA Kelas II-B MI Darun Najah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dengan masing-masing

LAMPIRAN 1 SURAT PENTING

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB IV. Hasil Tindakan Dan Pembahasan. A. Deskripsi Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi awal dan wawancara dengan guru kelas II SD Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kegiatan observasi awal dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Agustus 2013 untuk mengetahui kondisi sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi di kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung khususnya terkait dengan motivasi siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu peneliti melakukan wawancara dengan guru matematika kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung. Dari hasil wawancara tersebut, ternyata siswa kelas VIIIE masih kurang termotivasi dalam belajar matematika. Siswa masih enggan untuk bertanya, mereka hanya diam memperhatikan penjelasan dari guru. Sebagian besar dari mereka kebingungan untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru sehingga mereka menunggu teman yang dianggap pintar untuk maju atau menunggu pembahasan dari guru, kemudian siswa yang lain hanya menyalin. Ketika guru membahas latihan soal tidak ada siswa yang berani mengajukan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan dari guru. Mereka selalu menganggap benar apa yang sudah disampaikan guru dan harus mereka tiru. Dari proses pembelajaran yang demikian nampak bahwa motivasi belajar siswa masih cukup rendah. Hal ini memberikan dampak pada hasil prestasi belajar siswa. Pada hari Selasa, 20 Agustus 2013 seijin guru pengampu matematika kelas VIIIE peneliti mengadakan tes awal dan menyebarkan angket motivasi belajar siswa. Tes awal digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa dalam menguasai materi dan untuk menentukan pembagian kelompok. Pembagian kelompok disusun berdasarkan kemampuan akademik dan jenis kelamin yang heterogen. Soal tes awal merupakan soal dari materi operasi hitung pada bentuk aljabar yang sudah dipelajari siswa sebelumnya. Adapun hasil dari tes awal tersebut dapat dilihat pada Lampiran 55 dengan rata-rata kelas 66,64 atau persentase mencapai 14,29%. Sebelumnya soal tes awal telah diuji validitasisinya oleh tiga orang validator yaitu Dr. Gatut Iswahyudi, M.Si., Siti Ngaisah, S.Pd., dan Dwi Susiyanti, S.Pd. Hasil validasi commit tes to awal user tertera pada Lampiran 44. 52

53 Kondisi awal motivasi belajar matematika siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung tahun pelajaran 2013/2014 dilihat dari hasil ulangan yang dicapai oleh siswa dengan nilai KKM 79. Pada tabel 4.1 disajikan persentase hasil ulangan siswa dengan nilai di atas KKM dan di bawah KKM sebelum diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet : Tabel 4.1. Skor Capaian Nilai Prasiklus Pra Siklus Indikator nilai Cacah siswa Persentase (%) KKM 4 14,29 < KKM 24 85,71 Jumlah 28 100 Tabel 4.1 menunjukkan nilai tes awal matematika sebelum diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Dari tabel 4.1 diketahui bahwa persentase siswa yang memiliki nilai di bawah KKM sebanyak 24 siswa dengan persentase mencapai 85,71% dan persentase siswa yang memiliki nilai di atas KKM hanya 4 siswa dengan capaian persentase 14,29%. Angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dilaksanakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Angket disusun berdasarkan indikatorindikator yang dinilai mampu untuk mengukur motivasi belajar siswa baik secara intrinsik maupun secara ekstrinsik. Sebelumnya angket juga telah divalidasi dan direvisi hingga akhirnya dapat dipergunakan. Motivasi belajar siswa dilihat dari hasil observasi dengan capaian motivasi belajar tiap aspek dihitung menggunakan persentase. Di bawah ini disajikan tabel hasil analisis angket motivasi belajar siswa prasiklus.

54 Tabel 4.2. Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa Prasiklus Aspek Persentase banyaknya siswa yang berada dalam kategori Tinggi (%) Sedang (%) Rendah (%) A 60,71 39,29 0 B 57,14 42,86 0 C 64,29 35,71 0 D 53,57 46,49 0 E 35,71 64,29 0 F 64,29 28,57 7,14 Aspek A: komitmen dalam menghadapi tugas Aspek B: tekun dalam belajar Aspek C: ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan Aspek D: senang mencari dan memecahkan masalah-masalah (soal-soal) Aspek E: dapat mempertahankan pendapatnya Aspek F: mampu mengalokasikan waktu untuk belajar Data selengkapnya mengenai persentase setiap indikator angket motivasi belajar matematika siswa pada prasiklus dapat dilihat pada Lampiran 29. Berdasarkan hasil angket dari 28 siswa, menunjukkan bahwa untuk setiap aspek motivasi belajar, persentase siswa dalam kategori tinggi masih kurang dari 70%. Bahkan pada aspek mampu mengalokasikan waktu untuk belajar masih ada siswa yang berada pada kategori rendah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih dalam kategori sedang. Berdasarkan nilai tes awal dan hasil observasi prasiklus akan dilakukan tindakan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang dibatasi pada motivasi belajar siswa yang akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Pada kegiatan prasiklus di kelas, peneliti diberi kesempatan oleh guru untuk memberikan penjelasan kepada siswa mengenai alur model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet sehingga diharapkan pada saat penelitian berlangsung siswa sudah paham mengenai alur

55 pembelajaran yang akan digunakan. Pembentukan kelompok akan diumumkan pada pertemuan berikutnya yaitu pada pertemuan pertama siklus pertama. B. Deskripsi Tindakan Tiap Siklus Proses penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berikut akan dipapaparkan hasil penelitian untuk masing-masing siklus. 1. Siklus I a. Perencanaan Siklus I dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Perencanaan tindakan untuk siklus I meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 1,2, dan 3 dengan indikator menyelesaikan penjumlahan bentuk aljabar, menyelesaikan pengurangan bentuk aljabar, dan menyelesaikan perkalian bentuk aljabar (RPP pada Lampiran 2, 5, dan 8). 2) Penyusunan bahan ajar berupa slide power point, worksheet, dan tes siklus I dilengkapi dengan kunci jawaban dan pedoman penskorannya. 3) Penyusunan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran melalui metode pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. 4) Penyusunan angket motivasi belajar siswa di kelas VIIIE. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pertama terdiri dari tiga kali pertemuan, yaitu pada tanggal 23 Agustus 2013, 27 Agustus 2013, dan 30 Agustus 2013 di kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung tahun pelajaran 2013/2014. Siklus pertama terdiri dari dua kali pertemuan untuk tindakan dan satu kali pertemuan untuk tes akhir siklus I. Materi pada pertemuan siklus I mengenai operasi penjumlahan bentuk aljabar, operasi pengurangan bentuk aljabar, dan operasi perkalian bentuk aljabar. Tabel 4.3 adalah jadwal pelaksanaan pembelajaran matematika selama kegiatan penelitian pada siklus I di commit kelas VIIIE to user SMP Negeri 1 Temanggung.

Tabel 4.3. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I Pertemuan Hari, ke- Tanggal 1 Jumat, 23 Agt 2013 2 Selasa, 27 Agt 2013 3 Jumat, 30 Agt 2013 1) Pertemuan ke-1 Waktu Indikator 09.50-11.10 - menyelesaikan penjumlahan bentuk aljabar - menyelesaikan pengurangan bentuk aljabar 09.50-11.10 - menyelesaikan perkalian bentuk aljabar 09.50-11.10 - Tes siklus I Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Agustus 2013 pukul 09.50 sampai dengan 11.10 dengan materi yang dipelajari adalah penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Tujuan dari pembelajran ini adalah siswa dapat menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Berikut kegiatan pada pertemuan pertama: a) Pembukaan Pada pertemuan pertama, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Kemudian guru mengajak siswa untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai seperti yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan sebagian besar siswa menjawab pertanyaan guru. Selanjutnya guru memberikan apersepsi terkait materi yang akan dipelajari, yaitu Faktorisasi Bentuk Aljabar. Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat materi yang akan dipelajari.. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi jika Pak Tani memiliki tiga kambing, tiga sapi, dan tiga kerbau apakah bisa dijumlahkan? Siswa secara serentak menjawab tidak bisa dijumlahkan. Guru menanyakan kembali: kenapa tidak bisa dijumlahkan? kemudian 56

57 siswa menjawab: karena tidak sejenis. Guru menegaskan kembali bahwa kambing sapi, dan kerbau tidak bisa dijumlahkan karena berbeda jenisnya. Guru mengingatkan kembali tentang konstanta dan variabel dengan cara menyampaikan pertanyaan kepada siswa: apa yang kalian ketahui tentang variabel? salah satu siswa menanggapi dan menjawab: variabel itu yang ada dan. Guru melemparkan kembali pertanyaan yang sama tersebut kepada siswa lainnya. Siswa selanjutnya menjawab: variabel adalah lambang yang nilainya belum diketahui. Seluruh siswa diminta untuk membuka buku paketnya mengenai materi faktorisasi bentuk aljabar dan membacakan pengertian variabel. Perwakilan satu siswa membacakan pengertian variabel, variabel adalah suatu lambang yang nilainya belum diketahui. Guru memberikan contoh berikut: Tentukan variabel dari bentuk aljabar + 2dan + 3. Siswa secara serentak menjawab: variabel dari + 2adalah dan variabel dari + 3adalah. Kemudian guru mencoba memberikan contoh yang berbeda. Variabel dari bentuk aaljabar 6 + 2 + 1adalah? guru menunjuk siswa yang duduk di pojok belakang. Jawaban siswa: variabelnya yaitu dan. Guru masih memberikan kesempatan kepada siswa lain yang bisa menjawab, salah satu siswa menunjukkan jari bersedia menjawab. Siswa tersebut menjawab bahwa variabel dari 6 + 2 + 1adalah dan. Guru menegaskan bahwa jawaban tersebut benar. Sebagian siswa masih bingung dan bertanya-tanya dengan teman satu bangkunya kok bisa ya?. Gimana si aku belum paham. Guru mengarahkan kembali bahwa variabel adalah suatu lambang yang belum diketahui nilainya. Sehingga dari bentuk aljabar tersebut dapat diketahui lambangnya hanya dan. Siswa mulai paham dengan penjelasan guru. Kemudian dilanjutkan

58 dengan menentukan konstanta dari suatu bentuk aljabar, dari bentuk aljabar 6 + 2 + 1konstantanya adalah? siswa menjawab konstantanya adalah 1. Selanjutnya siswa diminta menentukan koefisien dari bentuk aljabar tersebut, siswa menyebutkan koefisien dari bentuk aljabar 6 + 2 + 1adalah 6 dan 2. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru melakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut: (1) Pengelompokan Peneliti dan guru berkolaborasi dalam pembentukan kelompok. Peneliti membacakan nama-nama kelompoknya dan tempat/posisi duduknya. Siswa dikelompokkan menjadi 7 kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 4 anak. Posisi duduk dibuat sedemikian sehingga setiap dua kelompok saling berdekatan dan berada dalam satu kolom. Kelompok 1 dan 2 selanjutnya kelompok 3 dan 4 dan kelompok 5, 6 serta 7. Setelah pembagian kelompok, peneliti membagikan nomor sesuai nomor absen masing-masing untuk kelompok 1 dan 2 nomor kartunya berwarna biru, kelompok 3 dan 4 berwarna merah muda dan kelompok 5, 6 dan 7 berwarna kuning. Masing-masing nomor tersebut dijepitkan di kemeja masingmasing siswa, dengan maksud untuk memudahkan pengamatan. (2) Pembahasan Materi Peneliti membagikan worksheet kepada setiap anak dalam setiap kelompok. Siswa diberikan waktu 30 menit untuk mendiskusikan worksheet. Proses diskusi belum begitu terlihat dalam setiap kelompok, masing-masing siswa cenderung mengerjakan worksheetnya masing-masing. Dan masih terdapat

siswa yang hanya melihat pekerjaan teman lainnya. Pada saat mengerjakan Kegiatan II tentang sifat distributive: + = ( + dan ) = ( ) Siswa mengalami kesulitan, sehingga bertanya kepada guru. Guru menghampiri kelompok yang bertanya tersebut untuk member arahan dengan terleih dahulu mengingatkan kembali tentang factor-faktor yang sama dari kedua bilangan. Selanjutnya siswa melanjutkan mengerjakan kegiatan II tersebut. Guru menghampiri setiap kelompok dan memberikan bimbingan jika ada kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah 30 menit, ternyata belum ada kelompok yang slesai mengerjakan worksheet, sehingga guru memberikan tambahan waktu 10 menit. Siswa melanjutkan mengerjakan worksheet. Guru selalu mengingatkan untuk didiskusikan dengan teman satu kelompoknya dalam mengerjakan worksheet dan bagi siswa yang belum bisa dapat bertanya kepada teman lainnya yang sudah bisa. Setelah 10 menit, guru memerintahkan untuk satu kelompok mengumpulkan satu worksheet, dituliskan nama kelompoknya masing-masing.sebagian besar siswa enggan untuk mengumpulkan worksheet karena merasa tidak percaya diri dengan jawabannya. Guru mengingatkan untuk mendiskusikan terlebih dahulu dari keempat worksheet dipilih satu worksheet yang mewakili kelompok untuk dikumpulkan, karena jika tidak mengumpulkan tidak ada nilai tugas. Siswa bersama-sama dengan guru membahas worksheet. Perwakilan kelompok 7 dan kelompok 2 mempresentasikan kegiatan I. dalam pembahasan worksheet, siswa nampaknya masih mengalami kesulitan dalam menentukan suku-suku dalam bentuk aljabar. Selanjutnya guru menegaskan bahwa commit suku-suku to user dalam bentuk aljabar dipisahkan 59

oleh tanda positif (+) 60 dan atau tanda ( ). Kemudian dilanjutkan pembahasan soal berikutnya tentang pengurangan bentuk aljabar. Guru menuliskan di papan tulis, jika terdapat perintah dalam soal: kurangkan A dari B maka artinya? Jawaban siswa:. Selanjutnya guru menuliskan: kurangkan A oleh B, maka artinya? Jawaban siswa: Siswa menyatakan telah paham atas penjelasan guru, sehingga dilanjutkan pembahasan soal mengenai pengurangan bentuk aljabar. a) Kurangkan (43 25 ) dari (54 + 40 ) b) Kurangkan (12 + )oleh (35 10 50 ) Perwakilan kelompok 3 akan mempresentasikan hasil diskusinya, namun waktu sudah habis sehingga guru meminta untuk membahasnya kembali pada pertemuan selanjutnya dan jika ada yang belum selesai mengerjakan bisa dilanjutkan mengerjakannya di rumah, dijadikan sebagai Pekerjaan Rumah (PR). (3) Kegiatan Penutup Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan dari materi yang telah dipelajari: penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar dapat dilakukan jika variabelnya sejenis. Kemudian siswa ditugaskan untuk mengerjakan PR dari soal dalam worksheet yang belum dibahas, serta ditugaskan untuk mempelajari materi berikutya yaitu perkalian bentuk aljabar. 2) Pertemuan ke-2 Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Agustus 2013 pada pukul 09.50 sampai dengan 11.10. materi yang dibahas adalah perkalian bentuk aljabar. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) Kegiatan Pendahuluan Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam. Selanjutnya mempersiapkan guru menanyakan kepada siswa tentang PR pada pertemuan sebelumnya dan membahas bersama. Selanjutnya guru menyampaikan materi yang akan dipelajari adalah perkalian bentuk aljabar. Guru menyampaikan apersepsi mengenai konstanta, variabel, koefisien, dan suku-suku dalam bentuk aljabar dengan memberikan contoh bentuk aljabar dan siswa mengidentifikasi variabel, koefisien, konstanta, dan sukusukunya. Guru mengingatkan siswa agar aktif dalam pembelajaran. b) Kegiatan Inti Dalam kegiatan inti ini, meliputi kegiatan yaitu sebagai berikut: (1) Pengelompokan Pengelompokan masih sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa dikelompokkan menjadi 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 4 anak. Posisi duduk masih sama seperti pada pertemuan sebelumnya. (2) Pembahasan Materi Peneliti membagikan worksheet pada masing-masing kelompok. Setiap kelompok dibagikan 2 worksheet. Kelompok 1 dan 3 mendapatkan worksheet yang berisi bentuk perkalian: ( + )( + ) = + + + Kelompok 2 dan 6 mendapatkan worksheet yang berisi tentang penyelesaian bentuk perkalian: ( + )( + ) = + + +, selanjutnya untuk kelompok 4 dan 5 mendapatkan worksheet selanjutnya kelompok 7 mendapatkan worksheet yang berisi tentang penyelesaian bentuk perkalian: ( + ) = +. 61 yang berisi penyelesaian bentuk perkalian: ( + + ) = + +. Kemudian kelompok

62 Siswa diminta mendiskusikan workshett tersebut dengan teman satu kelompoknya selama 30 menit. Guru dan peneliti menghampiri setiap kelompok untuk memantau proses diskusi dan memberikan bimbingan jika siswa mengalami kesulitan. Setelah 30 menit setiap kelompok mengumpulkan satu worksheet kepada peneliti dan dilanjutkan dengan pembahasan worksheet. Perwakilan dari empat kelompok menuliskan hasil diskusinya di papan tulis, yaitu kelompok 1, 6, 4 dan 7. Kemudian siswa dan guru secara bersama-sama membahas hasil diskusi tersebut dari masing-masing bentuk perkalian. Pada pembahasan, siswa masih kesulitan dalam menemukan bentuk perkalian: ( + )( + ) = + + Sehingga guru menjelaskan dengan lebih pelan dengan beberapa contoh. (3) Kegiatan Penutup Guru memberikan penegasan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari yaitu meliputi keempat bentuk perkalian tersebut. Guru juga mengumumkan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes dengan materi penjumlahan, penguranga, dan perkalian bentuk aljabar. Siswa ditugaskan untuk mempelajari materi tersebut dengan baik. 3) Pertemuan ke-3 Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat, 30 Agustus 2013. Kegiatan yang dilakukan adalah tes akhir siklus I dengan materi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian bentuk aljabar. Siswa diberikan waktu 50 menit untuk menyelesaikan soal-soal tes tersebut. Setelah tes, peneliti membagikan angket kepada semua siswa dan dilanjutkan dengan pengumuman kelompok terbaik. Tiga kelompok terbaik diinformasikan setelah pengisian angket motivasi belajar. Berdasarkan analisis nilai commit worksheet, to user kelompok terbaik ketiga adalah

63 kelompok 2, kelompok terbaik kedua adalah kelompok 1 dan kelompok terbaik pertama adalah kelompok 7 (hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 6. c. Data Hasil Observasi, Tes, dan Angket 1) Data Hasil Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti dibantu tiga orang pengamat. Observasi ini dipandu dengan pedoman observasi yang telah dibuat. Selain itu, peneliti juga membuat catatan lapangan. Dalam observasi ini, observer mengamati pembelajaran yang dilakukan dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran. Berikut hasil observasi pada siklus I: a) Hasil observasi pada pertemuan ke-1 Pembelajaran dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet belum terlaksana dengan baik. Pembelajaran belum sesuai dengan yang direncanakan, masih ada siswa yang belum mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, yaitu belum mengikuti kegiatan diskusi dan terlambat mengumpulkan hasil diskusi. Selain observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran, peneliti dibantu 3 orang pengamat juga melakukan observasi terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas VIIIE pada saat pembelajaran. Dari hasil observasi, diperoleh bahwa belum ada siswa yang yang melaksanakan semua aspek motivasi yang diamati. Siswa baru melaksanakan aspek motivasi yaitu: mampu mengalokasikan waktu untuk belajar yang ditunjukkan 100% siswa melaksanakannya. b) Hasil observasi pada pertemuan ke-2 Pada pertemuan ini, pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media commit worksheet to user telah berjalan dengan baik. Guru

64 telah melaksanakan rencana pembelajaran dengan baik, sebagaimana terlampir pada lembar observasi tiap pertemuan. Namun, jika dilihat dari sisi siswa, masih ada siswa yang belum mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan masih belum mengikuti diskusi kelompok. Hasil analisis lembar observasi motivasi belajar matematika diperoleh 20 siswa atau 71,43% telah melaksanakan keenam aspek motivasi yang diamati. 2) Data Hasil Tes Tes siklus I ini, dilaksanakan pada pertemuan ketiga yaitu pada hari Jumat tanggal 30 Agustus 2013 dengan materi penjumlahan, pengurangan dan perkalian bentuk aljabar. Tes dimulai pada pukul 09.50 sampai dengan 10.40 atau waktunya adalah 50 menit. Hasil tes siklus I disajikan dalam tabel 4.4. sebagai berikut: Tabel 4.4. Perbandingan Skor Capaian Nilai Prasiklus dan Siklus I Prasiklus Siklus I Indikator nilai Cacah Persentase Cacah Persentase siswa (%) siswa (%) KKM 4 14,29 15 53,57 < KKM 24 85,71 13 46,43 Jumlah 28 100 28 100 Dari hasil tes siklus I, diperoleh rata-rata kelasnya meningkat menjadi 79,21 dengan siswa yang tuntas ( KKM = 79) adalah 15 siswa atau mencapai 53,57% dan siswa yang belum tuntas (< KKM = 79) adalah 13 siswa denga capaian persentase 46,43%. Hasil tes matematika dapat dilihat pada Lampiran 55. Batas ketuntasan yaitu 79 sesuai Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM) yang digunakan di SMP Negeri 1 Temanggung. Persentase hasil ulangan siswa dengan nilai di atas KKM dan di bawah KKM setelah diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet disajikan dalam Gambar 4.1 :

65 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 14,29% KKM 53,57% 85,71% < KKM 46,43% Prasiklus Siklus I Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Tes Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Prasiklus dan Siklus I Berdasarkan hasil tes siklus I, rata-rata hasil belajar siswa yang dicapai oleh 28 siswa mengalami peningkatan. Akan tetapi, berdasarkan persentase banyaknya siswa kelas VIIIE yang telah tuntas (nilai KKM ) belum mencapai kriteria yang telah telah ditetapkan, yaitu banyaknya siswa yang telah tuntas (nilai KKM ) telah mencapai kriteria baik. 3) Data Angket Angket dibagikan kepada semua siswa pada pertemuan ke-3 setelah tes berakhir. Hasil angket disajikan dalam tabel 4.5. sebagai berikut: Tabel 4.5. Hasil angket motivasi Siklus I Aspek Persentase banyaknya siswa yang berada dalam kategori Tinggi (%) Sedang (%) Rendah (%) A 89,29 10,71 0 B 71,43 28,57 0 C 92,86 7,14 0 D 67,86 32,14 0 E 46,43 53,57 0 F 92,86 3,57 3,57

66 Aspek A: Komitmen dalam menghadapi tugas Aspek B: Tekun dalam belajar Aspek C: Ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan Aspek D: Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah (soalsoal) Aspek E: Dapat mempertahankan pendapatnya Aspek F: Mampu mengalokasikan waktu untuk belajar Motivasi belajar siswa pada siklus I ini dapat dikatakan lebih baik jika dibandingkan dengan motivasi belajar awal siswa. Dari hasil angket yang diperoleh, persentase siswa yang berada pada kategori motivasi rendah berkurang menjadi 3,57%, persentase siswa yang berada pada kategori motivasi sedang berkurang menjadi 22,62%, sedangkan persentase untuk kategori motivasi tinggi meningkat menjadi 76,79%. Namun, pada aspek senang mencari dan memecahkan masalah (soalsoal) serta pada aspek dapat mempertahankan pendapatnya, persentase siswa dalam kategori tinggi masih kurang dari 70%. Hasil angket motivasi belajar yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat melalui diagram seperti pada Gambar 4.2. 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 92,86% 92,86% 89,29% 71,43% 67,86% 64,29% 64,29% 60,71% 57,14% 53,57% 46,43% 35,71% Prasiklus Siklus I Gambar 4.2 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung commit pada to user Hasil Prasiklus dengan Siklus I

67 d. Refleksi Dari hasil siklus I, terlihat bahwa motivasi belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet lebih tinggi daripada motivasi siswa sebelum penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Berdasarkan indikator keberhasilan yang digunakan yaitu 70% siswa telah mencapai kategori tinggi pada setiap aspek motivasi yang diamati. Namun, dari hasil angket seperti pada Tabel 4.3 pada aspek motivasi senang mencari dan memecahkan masalah (soal-soal) banyaknya siswa berkategori tinggi adalah 67,86%, pada aspek dapat mempertahankan pendapatnya hanya sebesar 46,43% sehingga belum memenuhi indikator keberhasilan. Pada tes siklus I, sebagian besar siswa belum dapat menyelesaikan soal tes sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil tes matematika pada siklus I, banyaknya siswa yang tuntas masih kurang dari 75%. Hal ini belum memenuhi standar ketuntasan yang digunakan di SMP Negeri 1 Temanggung, yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 79 dan siswa yang tuntas 75%. Oleh karena itu, peneliti masih perlu melalukan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan penerapan matematika dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Dari hasil diskusi dengan guru kelas VIII E mengenai pelaksanaan siklus I dan juga catatan lapangan yang dibuat peneliti, diketahui ada beberapa hal yang harus diperbaiki, antara lain : 1) Soal-soal dalam worksheet perlu dikurangi namun tetap bervariasi. 2) Pada proses pembahasan worksheet, soal-soal yang sejenis tidak perlu dibahas semua asalkan siswa telah paham tentang proses penyelesaiannya dan diadakan penambahan waktu dalam proses pengerjaan worksheet. 3) Saat berdiskusi kelompok, masih ada siswa yang tidak melakukan tugasnya dengan baik.

68 4) Jika diberikan worksheet kepada setiap siswa, siswa tidak bekerja sama saat mengerjakan worksheet dan cenderung mengerjakan secara individu maka kelompok diberikan dua worksheet kelompok. 5) Pada pembelajaran berikutnya guru lebih sering mengingatkan siswa untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya serta kesempatan untuk penyampaian hasil diskusi melalui presentasi kelompok lebih diperbanyak lagi. Dari hasil refleksi dan diskusi dengan guru mengenai pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, guru merencanakan tindakan perbaikan yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II(Lampiran 9, 12, dan 15). 2. Siklus II a. Perencanaan Tindakan yang dilakukan pada siklus II dilaksanakan sebagai proses perbaikan dari pembelajaran yang telah dilakukan yang berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Bedasarkan hasil analisis dan refleksi dari tindakan siklus I, maka perencanaan tindakan untuk siklus II berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Memberikan tambahan waktu kepada siswa dalam mengerjakan worksheet. 2) Memberikan motivasi kepada siswa supaya mereka bekerja sama dan aktif dalam diskusi kelompok. 3) Menjelaskan petunjuk pengerjaan worksheet agar siswa tidak bingung dengan apa yang harus mereka lakukan. 4) Memberikan motivasi kepada siswa agar berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 5) Memberikan peringatan kepada siswa agar belajar secara tenang. Siklus II dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Perencanaan tindakan untuk siklus II meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Penyususnan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 1, 2, dan 3 dengan indikator commit menyelesaikan to user pembagian bentuk aljabar

dan menyelesaiakn pemangkatan bentuk aljabar (RPP pada Lampiran 9, 12, dan 15). 2) Penyususnan bahan ajar berupa worksheet dan tes siklus II dilengkapi dengan kunci jawaban dan pedoman penskorannya. 3) Penyususnan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran melalui metode pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. 4) Penyusunan angket motivasi belajar siswa di kelas VIIIE. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua masih sama seperti halnya dengan pelaksanaan tindakan siklus pertama, yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet dalam pembelajaran matematika. Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua merupakan hasil refleksi dari siklus pertama. Refleksi dari siklus pertama bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang dianggap sebagai kekurangan pada tindakan pertama dan membutuhkan adanya perbaikan pada siklus kedua. Pelaksanaan tindakan kedua terdiri dari tiga kali pertemuan, yaitu pada tanggal 3 September 2013, 6 September 2013, dan 13 September 2013 di kelas VIIIE SMP Negeri1 Temanggung tahun pelajaran 2013/2014. Siklus kedua terdiri dari dua kali pertemuan utnuk tindakan dan satu kali pertemuan untuk tes akhir siklus II. Pertemuan dilaksanakan tiga kali pertemuan selama 6 40 menit sesuai dengan scenario pembelajaran dan RPP> materi pada pertemuan siklus II mengenai pembagian bentuk aljabar dan pemangkatan bentuk aljabar. Tabel 4.5. adalah ajadwal pelaksanaan pembelajaran matematika selama kegiatan penelitian pada siklus II di kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung. Tabel 4.6. Jadwal Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II Pertemuan ke- Hari, Tanggal 1 Selasa, 3 Sept 2013 Waktu 09.50-10.30 10.30-11.10 Indikator 69 - Menyelesaikan pembagian bentuk aljabar

70 Pertemuan Hari, ke- Tanggal 2 Jumat, 6 Sept 2013 Pertemuan ke- Hari, Tanggal Waktu 09.50-10.30 10.30-11.10 Waktu Indikator - Menyelesaikan pemangkatan aljabar Indikator bentuk 3 Jumat, 13 Sept 2013 09.50-10.30 10.30-11.10 - Tes siklus II 1) Pertemuan ke-1 Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 September 2013 pukul 09.50 sampai dengan 11.10. materi yang dibahas adalah pembagian bentuk aljabar. Tujuan pembelajaran adalah siswa dapat menyelesaian opersai pembagian bentuk aljabar. Berikut kegiatan pada pertemuan pertama. a) Kegiatan Pendahuluan Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan mempersiapkan alat tulis seperti spidol dan menghapus papan tulis. Siswa mengeluarkan buku paket dan alat tulis. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu untuk menyelesaikan operasi pembagian bentuk aljabar. Selanjutnya guru pun melakukan apersepsi dengan memberikan beberapa contoh soal untuk menentukan variabel, koefisien, dan suku-suku dalam bentuk aljabar serta mengingatkan tentang factor-faktor yang sama dari beberapa bilangan. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, meliputi beberapa rangkaian sebagai berikut: (1) Pengelompokan Pengelompokkan masih sama seperti pada siklus I, siswa dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan satu kelompok terdiri atas 4 anak. Posisi tempat duduk kelompok juga tetap diusahakan dua kelompok berurutan berada pada

71 satu kolom. Namun, hal tersebut menyesuaikan ruang kelas, karena proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Temanggung menerapkan system Moving Class sehingga kelas yang digunakan untuk pembelajaran terkadang berbeda-beda. (2) Pembahasan Materi Peneliti membagikan worksheet kepada setiap kelompok, masing-masing kelompok mendapatkan 2 worksheet. Worksheet tersebut berisi tentang materi pembagian bentuk aljabar. Guru meminta siswa untuk mempelajari contoh yang ada dalam worksheet terlebih dahulu dan mendiskusikannya dengan teman satu kelompok. Setelah 10 menit siswa mempelajari, guru mrmbahas contoh soal yang ada pada worksheet secara bersama-sama. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami contoh mengenai pembagian bentuk aljabar yang lebih dari satu suku. Guru mengarahkan siswa dengan cara menguraikan masing-masing sukunya terlebih dahulu baru kemudian dilakukan operasi pembagian. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal pada worksheet. Siswa mengerjakan latihan soal pada buku tulis dana ada yang langsung mengerjakannya di worksheet. Siswa mengerjakan workshet dengan bekerja sama antar teman satu kelompoknya. Sebelum pembahasan worksheet, setiap siswa dibagikan worksheet yang sama dengan tujuan untuk dapat digunakan sebagai catatan. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang bersedia menyampaikan hasil diskusinya. Perwakilan kelompok 1 dan kelompok 4 mengerjakan latihan soal di papan tulis. Kemudian secara bersama, guru dan siswa membahas pekerjaan siswa tersebut. Pekerjaan siswa yang dituliskan di papan tulis tersebut sudah tepat dan siswa commit juga to user tidak mengalami kesulitan saat

72 pembahasannya. Kemudian, pembelajaran dilanjutkan dengan mendiskusikan worksheet untuk mempelajari contoh soal dan mengerjakan latihan soal selanjutnya. Siswa diberi waktu 30 menit untuk mendiskusikannya dengan teman satu kelompok. Guru dan peneliti menghampiri beberapa kelompok, tampak sebagian kelompok telah memahami contoh soal tersebut dan telah melanjutkan untuk mencoba mengerjakan latihan soal. Namun, ada beberapa kelompok yang masih bingung dan menanyakan kepada peneliti tentang contoh soal mengenai pembagian bentuk aljabar dengan menggunakan cara pembagian bersusun. Kemudian peneliti mengarahkan dengan membacakan petunjuk dalam contoh soal, sesuai langkahlangkah penyelesaiannya. Mulai dengan membagi suku yang pangkat dari variabelnya terbesar dengan variabel dari pembaginya, contoh soalnya yaitu: + 7 + 12 dibagi dengan + 3 sehingga dimulai dari dibagi dengan dan selanjutnya hasil pembagiannya dikalikan dengan + 3, hasil perkaliannya untuk mengurangi + 7 + 12 tersebut, dilanjutkan seperti pada langkah awal, hingga habis dibagi + 3. Setelah 30 menit guru meminta setiap kelompok mengumpulkan satu worksheet dan perwakilan beberapa kelompok untuk mempresentasikan langkah-langkah penyelesaian contoh soal. Perwakilan kelompok 1 mempresentasikan, namun awalnya enggan dan malu untuk menjelaskannya di depan teman lain. Guru mencoba untuk membuat suasana kelas lebih tenang dan siswa lain tidak gaduh karena mengejek teman lain saat presentasi agar temannya tidak malu. Semua siswa diminta memperhatikan penjelasan guru. Setelah perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru bersama-sama siswa membahas hasil diskusi.

73 Siswa Nampak masih bingung memahami contoh soal tersebut, sehingga guru menjelaskan kembali langkah demi langkahnya (3) Kegiatan Penutup Pada akhir pertemuan siswa diberikan PR yang dituliskan dalam selembar kertas dan dibagikan kepada semua siswa. Guru meminta agar lembaran PR tersebut ditempel di buku tulis matematika masing-masing. Siswa diminta mempelajari materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya, yaitu pemangkatan bentuk aljabar. 2) Pertemuan ke-2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 6 September 2013. Mulai pukul 09.50 sampai dengan 11.10. materi yang dipelajari adalah pemangkatan bentuk aljabar. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut. a) Kegiatan Pendahuluan Pada awal pembelajaran guru mempersiapkan alat tulis terlebih dahulu dan membersihkan papan tulis. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam. Selanjutnya, guru menanyakan kepada seluruh siswa, Apakah sudah mempelajari materi pemangkatan bentuk aljabar? Sebagian siswa menjawab sudah dan sebagian lagi menjawab belum mempelajarinya. Guru menyampaiakn tujuan pembelajaran yaitu, dapat menyelesaikan pemangkatan bentuk aljabar. Guru melakukan apersepsi dengan memulai mengingatkan pengertian dari pemangkatan suatu bilangan. Mulai dari,, sampai. b) Kegiatan Inti Kegiatan inti meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut. (1) Pengelompokkan Siswa dikelompokkan ke dalam 7 kelompok. Masingmasing kelompok terdiri atas 4 anak. Posisi duduk setiap kelompok dibuat commit sedemikian to user sehingga da kelompok berurutan,

yaitu kelompok 1 dan 2 kemudian kelompok 3 dan 4 serta kelompok 5, 6, dan 7 berada dala satu kolom. (2) Pembahasan Materi Peneliti membagikan 2 worksheet kepada masingmasing kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan worksheet dengan teman kelompoknya. Guru meminta siswa untuk mempelajari kegiatan I terlebih dahulu. Perwakilan kelompok 5 mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa bersama-sama dengan guru membahas hasil diskusi. Pada saat pembahasan, siswa masih mengalami kesulitan dalam pemangkatan negative. Guru menjelaskan dengan memberikan contoh pemangkatan negative. Siswa diminta memperhatikan perbedaan dari masing-masing contoh tersebut. Contoh yang diberikan adalah sebagai berikut: ( 5) = ( 5) ( 5) dan ( 5) = (5 5) Pada contoh pertama, bilangan yang dipangkatkan adalah 5 sedangkan pada contoh kedua, bilangan yang dipangkatkan adalah 5. Setelah siswa memahami kedua contoh tersebut, siswa diminta melanjutkan diskusi worksheet tentang kegiatan selanjutnya. Pada saat kegiatan diskusi, peneliti menghampiri beberapa kelompok. Beberapa kelompok menanyakan kepada peneliti tentang pemangkatan ( ). Siswa menanyakan, berarti nol ya? Habis dong? Kemudian peneliti memberikan contoh, jika saya berhutang 100,00 kemudian saya berhutang 100,00lagi apakah hutang saya habis? Siswa menjawab: tidak habis mbak, malah bertambah. Kemudian peneliti memberikan bimbingan kembali, = + ( ). Siswa menyatakan telah paham atas penjelasan peneliti dan melanjutkan mengerjakan worksheet. 74

75 Diskusi dilanjutkan membahas pemangkatan bentuk aljabar suku dua. Siswa mendiskusikan dengan teman satu kelompoknya selama 30 menit. Peneliti dan guru mengamati proses diskusi dan memberikan bimbingan jika ada kelompok yang mengalami kesulitan dalam memahami worksheet. Setelah 30 menit, guru meminta satu worksheet untuk dikumpulkan dan salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Sebelum pembahasan hasil diskusi, peneliti membagikan worksheet kepada setiap siswa. Perwakilan kelompok 1 mempresentasikan hasil diskusinya tentang pemangkatan bentuk aljabar dua suku. Setelah kegiatan presentasi, guru bersama siswa membahas hasil diskusi. Siswa mengalami kesulitan dalam menguraikan pemangkatan bentuk aljabar suku dua. Guru menjelaskan dan menuntun siswa untuk menentukan pola atau langkah dalam menguraikannya. (3) Kegiatan Penutup Pada akhir pembelajaran, guru menegaskan materi pemangkatan bentuk aljabar. Siswa diminta mempelajari materi pembagian dan pemangkatan bentuk aljabar. Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes materi tersebut. 3) Pertemuan ke-3 Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 September 2013. Pada pertemuan ini dilaksanakan tes siklus II, pembagian angket, dan penghargaan kelompok. Tes siklus II dilaksanakan selama 50 menit. Materi tes siklus II yaitu pembagian dan pemangkatan bentuk aljabar. Setelah tes selesai dilanjutkan dengan pengisian angket motivasi belajar matematika. Kegiatan selanjutnya, peneliti mengumumkan tiga kelompok terbaik. Semua kelompok ingin menjadi kelompok terbaik. Siswa sangat antusias saat peneliti commit mengumumkan to user bahwa kelompok terbaik

76 ketiga adalah kelompok 5, kelompok terbaik kedua adalah kelompok 7, dan kelompok terbaik pertama adalah kelompok 3. Tiga kelompok yang disebutkan terlihat sangat senang saat diumumkan kelompoknya menjadi kelompok terbaik. c. Data hasil Observasi, Tes, dan Angket 1) Data Hasil Observasi a) Hasil observasi pada pertemuan ke-1 Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan engoptimalkan media worksheet di kelas VIIIE telah berjalan dengan baik sebagaimana terlampir pada lembar observasi tiap pertemuan. Namun, jika dilihat dari sisi siswa, masih ada beberapa siswa yang belum mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga pada beberapa kegiatan terhambat. Beberapa siswa duduk berpindah-pindah dari kelompoknya ke tempat duduk kelompok lain. Tetapi, kegiatan diskusi kelompok sudah baik, siswa tampak telah terbiasa dengan diskusi kelompok. Selain observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, peneliti dibantu 3 orang pengamat juga mengamati motivasi belajar siswa kelas VIIIE. Berdasarkan data hasil observasi, diperoleh sebanyak 21 siswa atau 75% telah termotivasi pada saat pembelajaran. Hasil analisis lembar observasi motivasi belajar dapat dilihat pada Lampiran 36. Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan banyaknya siswa yang termotivasi belajar dibandingkan dengan siklus I. b) Hasil observasi pada pertemuan ke-2 Berdasarkan hasil observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet di kelas VIIIE. Pelaksanaan pembelajaran telah commit berjalan to user dengan baik. Guru dan siswa telah

77 melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksanakan dalam waktu yang tersedia, walaupun tidak 100% siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Namun, siswa sudah tampak terbiasa dengan adanya diskusi kelompok dan presentasi kelas. Pada pertemuan kedua, peneliti juga melakukan observasi motivasi belajar siswa kelas VIIIE. Berdasarkan hasil observasi motivasi, diperoleh 25 siswa atau 89,29% telah memenuhi indikator dari keenam aspek motivasi yang diamati. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan banyaknya siswa yang termotivasi belajar jika dibandingkan dengan siklus I dan pertemuan pertama pada siklus II. 2) Data Hasil Tes Tes siklus II dilaksanakan pada pertemuan ketiga, yaitu pada hari Jumat tanggal 13 September 2013. Tes siklus II meliputi materi pembagian dan pemangkatan bentuk aljabar. Tes dimulai pada pukul 09.50 sampai dengan 10.40 atau waktunya adalah 50 menit. Hasil tes siklus I disajikan dalam tabel 4.7. sebagai berikut: Tabel 4.7. Perbandingan Skor Capaian Nilai Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Indikator nilai Cacah Persentase Cacah Persentase siswa (%) siswa (%) KKM 15 53,57 22 85,71 < KKM 13 46,43 6 14,29 Jumlah 28 100 28 100 Berdasarkan hasil tes siklus II, diperoleh rata-rata kelasnya meningkat menjadi 87,69 dengan siswa yang tuntas ( KKM = 79) adalah 24 siswa atau mencapai 85,71% dan siswa yang belum tuntas (< KKM = 79) adalah 6 siswa denga capaian persentase 14,29%. Hasil tes siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas VIIIE dibandingkan siklus I. Hasil tes matematika dapat dilihat

78 pada Lampiran 55. Batas ketuntasan yaitu sesuai Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM) yang digunakan di SMP Negeri 1 Temanggung. Persentase hasil ulangan siswa dengan nilai di atas KKM dan di bawah KKM setelah diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet disajikan dalam Gambar 4.3 : 90,00% 85,71% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 53,57% 46,43% Siklus I Siklus II 30,00% 20,00% 14,29% 10,00% 0,00% KKM < KKM Gambar 4.3. Perbandingan Hasil Tes Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Siklus I dan Siklus II 3) Data Hasil Angket Peneliti membagikan angket motivasi kepada semua siswa kelas VIIIE pada pertemuan ketiga setelah tes siklus II. Hasil angket motivasi disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. Tabel 4.7. Hasil angket motivasi belajar Siklus II Aspek Presentase siswa yang berada dalam kategori Tinggi (%) Sedang (%) Rendah (%) A 96,43 3,57 0 B 89,29 10,71 0 C 96,43 3,57 0 D 82,14 17,86 0 E 85,71 14,29 0 F commit 96,43 to user 3,57 0

79 Aspek A: Komitmen dalam menghadapi tugas Aspek B: Tekun dalam belajar Aspek C: Ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan Aspek D: Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah (soalsoal) Aspek E: Dapat mempertahankan pendapatnya Aspek F: Mampu mengalokasikan waktu untuk belajar Hasil analisis data angket menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar matematika siswa kelas VIIIE dibandingkan dengan siklus I. Dari hasil angket yang diperoleh bahwa setiap aspek motivasi belajar yang diamati, banyaknya siswa dalam kategori tinggi telah mencapai lebih dari 70%. Banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada keenam aspek motivasi adalah 82,14% (dapat dilihat pada Lampiran 30). Hasil angket motivasi belajar yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat melalui diagram seperti pada Gambar 4.4. 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 96,43% 96,43% 96,43% 89,29% 92,86% 92,86% 89,29% 82,14% 85,71% Aspek A 71,43% Aspek B Aspek C 67,86% Aspek D 46,43% Aspek E Aspek F Siklus I Siklus II Gambar 4.4 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Siklus I dengan Siklus II

80 d. Refleksi Berdasarkan refleksi yang dilaksanakan, pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet telah dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran sebagaimana mestinya. Siswa lebih aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, tepat waktu dalam menyelesaikan worksheet, siswa juga sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan lebih baik. Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II relatif lebih baik dibandingkan siklus I. Dari hasil angket, banyaknya siswa dalam kategori tinggi pada setiap aspek motivasi yang diamati telah mencapai 70%. Berdasarkan hasil tes matematika yang dilakukan pada siklus II, juga telah memenuhi standar ketuntasan yaitu 85,71% siswa telah memiliki nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 79. C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Setiap siklus dilakukan tindakan berupa penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet, tindakan tersebut dilakukan agar motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung meningkat. Tindakan tiap siklus telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, untuk melihat perbandingan hasil tindakan antar siklus dapat dilihat pada paparan di bawah ini. Hasil penelitian menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet menunjukkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan motivasi ini dapat dilihat dari hasil angket sebelum dilakukan tindakan, angket siklus I, dan angket siklus II. Hasil peningkatan motivasi angket tersebut juga didukung dengan hasil wawancara terhadap guru dan siswa. Indikator pencapaian motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung, yaitu apabila persentase banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada setiap aspek motivasi telah mencapai lebih dari 70% serta banyaknya siswa yang berkategori tinggi dalam keenam aspek motivasi telah mencapai commit lebih to user dari 70%.

81 Berdasarkan tabel 4.2., tabel 4.5., dan tabel 4.7. dapat dilihat tingkat kenaikan motivasi belajar siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada setiap aspek motivasi mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II serta banyaknya siswa yang berkategori tinggi dalam keenam aspek motivasi juga mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil kenaikan persentase motivasi belajar siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat dalam tabel 4.8. berikut ini: Tabel 4.8. Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Banyaknya siswa yang berada Aspek Motivasi dalam kategori tinggi (%) Prasiklus Siklus I Siklus II Komitmen dalam menghadapi tugas 60,71 89,29 96,43 Tekun dalam belajar 57,14 71,43 89,29 Ulet dan tidak mudah putus asa dalam 64,29 92,86 96,43 menghadapi kesulitan Senang mencari dan memecahkan masalah 53,57 67,86 82,14 (soal-soal) Dapat mempertahankan pendapatnya 35,71 46,43 85,71 Mampu mengalokasikan waktu untuk 64,29 92,86 96,43 belajar Berdasarkan hasil angket, banyaknya siswa yang mencapai kategori tinggi pada keenam aspek motivasi telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 23 siswa atau 82,14%, sehingga tidak dilanjutkan untuk siklus selanjutnya. Tingkat kenaikan untuk setiap aspek motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar 4.5.

82 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 96,43% 96,43% 96,43% 92,86% 92,86% 89,29% 89,29% 82,14% 85,71% 71,43% 67,86% 64,29% 64,29% 60,71% 57,14% 53,57% 46,43% 35,71% Aspek A Aspek B Aspek C Aspek D Aspek E Aspek F Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 4.5 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Hasil angket di atas menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa dari beberapa tahapan sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet dan setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet pada siklus I dan siklus II meskipun peningkatannya tidak begiu jauh. Setelah pelaksanaan tindakan pada tiap siklus selesai, dilakukan tes akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Setelah dianalisis dapat diketahui bahwa pada siklus I baru 53,57% siswa yang telah tuntas (nilai KKM yaitu 79) dengan rata-rata hasil belajar siswa 79,21. Hasil belajar siswa pada siklus I lebih baik dibandingkan denga hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan. Siswa yang tuntas (nilai KKM yaitu 79) sebelum dilakukan tindakan yaitu 14,29% dengan rata-rata hasil belajar siswa adalah 66,64. Sedangkan pada akhir siklus II, siswa yang tuntas (nilai KKM yaitu 79) mencapai 85,71% dengan rata-rata hasil belajar siswa 87,69.

83 Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Perbandingan hasil tes matematika siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung dapat dilihat pada Tabel 4.9: Tabel 4.9. Perbandingan hasil tes matematika Prasiklus, siklus I, dan Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II Rata-rata hasil belajar siswa 66,64 79,21 87,69 Siswa tuntas 14,29% 53,57% 85,71% Berdasarkan hasil tersebut, rata-rata hasil belajar yang dicapai oleh siswa mengalami peningkatan dari hasil belajar siswa prasiklus, siklus I, dan siklus II. Banyaknya siswa yang telah tuntas di kelas VIIIE pada siklus II telah mencapai target yang ditentukan, yaitu, sehingga tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung dan peningkatan persentase banyaknya siswa yang telah tuntas (nilai KKM, yaitu 79) dapat dilihat pada Gambar 4.6 : 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 87,69% 85,71% 79,21% 66,64% 53,57% 14,29% Prasiklus Siklus I Siklus II Rata-rata hasil belajar siswa Siswa tuntas Gambar 4.6. Perbandingan rata-rata hasil belajar siswa dan banyaknya siswa yang telah tuntas pada hasil prasiklus, siklus I dan siklus II

84 D. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan, motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung mengalami peningkatan saat dilaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Hal ini tampak dari proses pembelajaran maupun dari hasil angket motivasi belajar. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dari hasil tes matematika dari siklus I hingga siklus II. Ditinjau dari proses pembelajaran, sebagian besar siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Siswa belajar melalui diskusi kelompok. Melalui diskusi kelompok, siswa dilatih untuk berpendapat, bekerjasama, menentukan keputusan dan menghargai pendapat orang lain. Pembelajaran melalui diskusi kelompok dapat melatih siswa untuk bersosialisasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Anita Lie (2003: 28) falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif adalah homo homini socius. Falsafah ini menekankan manusia adalah makhluk sosial, bekerjasama adalah kebutuhan. Berdasarkan analisis data hasil observasi, motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung relatif mengalami peningkatan. Dari hasil analisis lembar observasi motivasi belajar, menunjukkan banyaknya siswa yang termotivasi pada saat pembelajaran mencapai 71,43% pada siklus I dan meningkat menjadi 89,29% pada siklus II. Dilihat dari persentase hasil observasi motivasi belajar telah mencapai lebih dari 70%, sehingga tidak dilakukan tindakan lanjutan. Selain itu, berdasarkan hasil angket motivasi belajar siswa yang berkategori tinggi pada setiap aspek motivasi mencapai lebih dari 70%. Hasil angket disajikan dalam Tabel 4.10 sebagai berikut: