BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian. Observasi bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa dan menentukan tindakan yang akan dilaksanakan ketika melaksanakan penelitian. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia (lampiran 1 hal. 103) dan beberapa siswa kelas VII C (lampiran 2 hal. 107). Peneliti melakukan observasi dengan cara mengikuti pembelajaran bercerita sebelum melakukan tindakan (pratindakan). Pelaksanaan pratindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 25November 2015 dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x40 menit.pratindakan dilaksanakan di ruang kelas VII C SMP Negeri 1 Andong. Guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dengan duduk di kursi paling belakang untuk mengamati jalannya pembelajaran. Selama dalam proses pembelajaran, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Siswa mendengarkan materi yang disampaikan guru melalui buku teks dibantu media power point. Walaupun menggunakan media, guru lebih banyak meminta siswa untuk mencatat materi dari buku teks dan power point. Hal ini membuat siswa menjadi terlihat pasif karena siswa cenderung diam mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Metode pembelajaran seperti ini dirasa kurang sesuai jika digunakan karena kurang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa terutama dalam pembelajaran bercerita. Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara dengan guru bahasa Indonesia, Nur Widiyati, S.Pd. Hasil wawancara dengan guru, diketahui bahwa hasil bercerita siswa VII C SMP Negeri 1 Andong kurang memuaskan. Menurut guru, hal tersebut disebabkan oleh kesulitan siswa dalam memahami materi cerita, kesulitan mengembangkan gagasan commit dan to ide, user siswa belum mampu menuliskan 49

2 50 cerita dengan runtut dan siswa belum berani dan percaya diri dalam tampil bercerita di depan teman-temannya. Selain dengan guru, peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa VII C SMP Negeri 1 Andong. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa, diperoleh informasi bahwa siswa belum paham mengenai bercerita. Menurut siswa, siswa sulit mengembangkan ide dan gagasan dalam menulis. Siswa juga sulit menuliskan cerita dengan runtut. Siswa cenderung takut untuk bertanya kepada guru apabila ada hal yang kurang dimengerti dan siswa tidak mempunyai keberanian untuk tampil bercerita. Penyebab dari hal ini adalah guru belum memberikan media yang cocok digunakan oleh siswa dalam membantu siswa menyelesaikan sebuah cerita yang runtut. Selain itu, guru kurang memberi contoh tentang cara bercerita yang baik. Guru juga kurang memperhatikan alokasi waktu pembelajaran yang selalu kurang ketika digunakan siswa untuk tampil bercerita. Pembelajaran yang dilakukan selama ini lebih mementingkan hasil daripada proses. Hal ini berdampak pada hasil kualitas pembelajaran bercerita yang kurang memuaskan. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dalam pelaksanaan pratindakan, diperoleh gambaran tentang jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM) bercerita sebagai berikut: 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menyapa siswa dengan ramah. Selamat siang, anak-anak dengan serempak siswa menjawab Siang, bu. 2. Guru meminta bantuan siswa untuk memasangkan media pembelajaran (LCD dan laptop). Terlihat dua siswa laki-laki dengan sukarela kedepan kelas untuk membantu guru memasang LCD. 3. Guru memberikan apersepsi mengenai materi yang akan diajarkan, yaitu bercerita. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu bercerita. Siswa diminta bercerita berdasarkan gambar seri yang akan ditempelkan guru. Pada pratindakan, guru menggunakan gambar berjudul Membersihkan Halaman.

3 51 5. Guru menerangkan materi mengenai bercerita menggunakan media power point. Isi materi dalam power point yang disampaikan guru, yaitu teknik bercerita, contoh cerita dari buku teks, dan langkah-langkah penulisan cerita. Pada kegiatan ini hanya siswa deretan meja pertama dan kedua yang memperhatikan. Meja deretan ketiga hanya sebagian yang memperhatikan dan meja belakang sibuk dengan urusannya masingmasing (mengerjakan PR mata pelajaran lain, berbicara dengan teman sebangkunya, menggambar di buku tulis) 6. Guru menampilkan gambar dan siswa diminta menulis cerita berdasarkan gambar tersebut. Gambar seri yang ditempelkan guru berjudul Membersihkan Halaman. Guru meminta siswa untuk mencatat hal-hal pokok dari gambar yang siswa amati. Ketika gambar seri ditayangkan, masih terlihat banyak siswa belum sungguh-sungguh mengikuti pelajaran. Siswa lebih sering menyontek hasil pekerjaan teman dibandingkan dengan melihat gambar yang ditayangkan guru. 7. Guru meminta siswa mengembangkan catatan yang dibuat menjadi teks cerita yang utuh. Pada kegiatan ini, banyak siswa yang belum memulai menulis cerita. Namun ada beberapa siswa yang mulai mengerjakan. Ada beberapa siswa yang melihat pekerjaan temannya dan berjalan keluar tempat duduk. Guru hanya mengingatkan siswa yang terlihat melihat pekerjaan temannya dari meja guru sembari mengerjakan tugas lain (Guru tidak berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa). 8. Setelah siswa selesai menulis cerita, guru meminta siswa untuk menceritakan hasil tulisan mereka di depan kelas. Pada kegiatan ini, siswa harus ditunjuk bahkan dibujuk untuk tampil di depan kelas. Sebagian besar siswa menolak untuk tampil dengan alasan mereka belum selesai mengerjakan (mereka takut). Namun ada beberapa siswa yang bersedia untuk tampil tetapi cara bercerita masih sering membaca buku (mereka tidak percaya diri). 9. Jam pelajaran sudah hampir habis (sebagian siswa belum tampil bercerita), guru meminta pekerjaan siswa commit agar to segera user dikumpulkan. Siswa mengeluh

4 52 pekerjaannya belum selesai, namun ada juga beberapa siswa yang sudah selesai dan mengumpulkan tugasnya pada guru. Siswa yang belum selesai, mengerjakan tugas dengan terburu-buru bahkan ada beberapa siswa yang langsung mengumpulkan tugas yang belum mereka selesaikan. 10. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan umpan balik mengenai pembelajaran hari ini dan menyampaikan beberapa pengumuman. Berdasarkan hasil pengamatan proses belajar-mengajar kemampuan bercerita pada pratindakan, diperoleh gambaran tentang kualitas proses pembelajaran siswa sebagai berikut (lampiran 6 hal. 121) : 1. Bersungguh-sungguh dalam pembelajaran sebanyak 8 siswa. 2. Aktif bertanya maupun menanggapi pertanyaan sebanyak 4 siswa. 3. Antusias dalam bercerita sebanyak 5 siswa. 4. Memperhatikan penjelasan guru sebanyak 10 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran bercerita yang diikuti siswa pada pratindakan adalah 19,8%. Berdasarkan hasil bercerita pada pratindakan dapat diidentifikasikan sebagai berikut (lampiran 7 hal. 123): 1. Siswa mampu bercerita sesuai dengan gambar dengan taraf baik sebanyak 10 siswa, taraf cukup sebanyak 8 siswa, 12 siswa masih dalam taraf sedang, dan sisanya 4 siswa masih dalam taraf kurang. 2. Siswa lancar dalam membawakan cerita dengan taraf sangat baik 1 siswa, 5 siswa dengan taraf baik, 15 siswa dengan taraf cukup, dan 13 sisanya siswa dengan taraf sedang. 3. Siswa mampu menghayati cerita dengan taraf baik sebanyak 3 siswa, 10 siswa masih dalam taraf cukup, 19 siswa dalam taraf sedang dan sisanya 2 siswa masih dalam taraf kurang. 4. Siswa mampu mengungkapkan gagasan dengan baik sebanyak 12 siswa, 10 siswa masih dalam taraf cukup, 8 siswa dalam taraf sedang, dan sisanya 4 siswa masih dalam taraf kurang.

5 5. Siswa mampu memanfaatkan potensi kata dengan taraf baik sebanyak 12 siswa, 14 siswa dalam taraf cukup, dan 7 siswa dalam taraf sedang. 6. Siswa mampu memanfaatkan potensi kalimat dengan taraf baik sebanyak 12 siswa, 14 siswa dalam taraf cukup, dan 8 siswa dalam taraf sedang. Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh ketuntasan keberhasilan yang mampu dicapai adalah 26,4% dengan nilai rata-rata 66,9. Hasil ini masih rendah karena hanya 9 siswa yang mampu mencapai batas ketuntasan dengan nilai skor minimal 75. Rata-rata nilai seluruh siswa 66,9. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 4.1: Tabel 4.1 Nilai Hasil Survei Awal Pembelajaran Bercerita Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Andong Boyolali Rentang Nilai Frekuensi Presentase ,6% ,6% ,8% ,8% % Jumlah % 53 Nilai hasil survei awal pembelajaran bercerita siswa kelas VII C juga dapat dilihat dalam grafik berikut.

6 54 Gambar 4.1 Histogram Nilai Keterampilan Bercerita Siswa Prasiklus Kesimpulan dari data yang diperoleh, yaitu nilai tes bercerita siswa hanya ada 9 siswa yang mendapat nilai 75 (mencapai KKM), sedangkan 27 siswa lain mendapatkan nilai 75 ke bawah (tidak memenuhi KKM). Hal ini menunjukkan keterampilan bercerita siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Andong tergolong rendah. Berdasarkan hasil observasi tersebut, dilakukan analisis sebagai berikut: 1. Beberapa kelemahan guru yang terlihat dalam kegiatan pratindakan, sebagai berikut: a. Guru masih dominan dalam menggunakan metode ceramah. b. Guru lebih sering berada di depan kelas sehingga interaksi dengan siswa kurang. c. Guru belum mampu menciptakan suasana pembelajaran aktif dan menyenangkan. d. Penyajian materi oleh guru cenderung membosankan. 2. Kelemahan yang bersumber pada siswa, sebagai berikut: a. Siswa merasa jenuh dengan metode pelajaran bahasa Indonesia yang selama ini mereka ikuti. Siswa merasa jenuh dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini karena mereka hanya mendengarkan guru berceramah, mencatat materi dan mengerjakan commit tugas to user dari LKS maupun buku paket. Siswa

7 55 memerlukan cara pembelajaran yang baru untuk mengatasi kejenuhan dan mengasah pikiran mereka agar lebih kreatif. Siswa memerlukan media yang mampu mengembangkan ide dan gagasan mereka. Selama ini siswa merasa kesulitan ketika harus bercerita di depan kelas. b. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami penulisan cerita yang runtut. Hal ini disebabkan oleh siswa yang terkadang tidak memperhatikan penjelasan guru. Siswa lebih sering bertanya kepada temannya dibandingkan dengan guru karena siswa cenderung malu untuk bertanya kepada guru c. Siswa kesulitan dalam menunangkan dan mengembangkan ide dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil tulisan cerita siswa. Siswa hanya menuliskan cerita tanpa ada pengembangan ide dan gagasan. Beberapa murid terlihat menulis cerita seadanya sehingga hasil cerita siswa dirasa belum maksimal. d. Kesulitan dalam mengorganisasikan gagasan secara lancar dan runtut sesuai dengan urutan cerita. Kesulitan siswa dalam memahami materi dan kurangnya media yang mendukung materi yang dijelaskan guru berdampak pada penulisan cerita yang tidak sesuai dengan keruntutan cerita. Siswa merasa kesulitan apabila harus menuliskan sebuah cerita yang runtut. Berdasarkan analisis tersebut, berikut ini dikemukakan refleksi dari kekurangan yang ditemukan, yaitu: 1. Guru harus menerapkan metode dan media yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tidak akan merasa bahwa guru hanya menerangkan materi, lalu dicatat saja.

8 56 2. Guru harus melakukan inovasi dalam penyajian materi bercerita yang jelas dan mudah dipahami siswa sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. Selain itu, diharapkan siswa menjadi aktif mengikuti pelajaran. 3. Guru harus mencari metode pembelajaran yang membantu siswa agar siswa lebih berani dan percaya diri untuk tampil di depan kelas dan mengefektifkan alokasi waktu agar cukup ketika digunakan untuk siswa menulis dan bercerita. 4. Guru harus mencari media pembelajaran yang memudahkan siswa dalam mengembangkan gagasan dan ide cerita secara runtut. Berdasarkan analisis di atas, dapat dikemukakan dua hal yang perlu diatasi, yaitu rendahnya motivasi dan keterampilan bercerita siswa. Implikasinya, tindakan perlu dilakukan untuk mengatasi dua hal tersebut. Untuk itu peneliti berdiskusi dengan guru untuk merencanakan langkah selanjutnya pada Senin, 30 November Proses penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi dan (4) analisis dan refleksi. 2. Siklus I a. Perencanaan Tindakan Siklus 1 Perencanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan di ruang guru pada hari Senin, 30 November Peneliti bersama guru bahasa Indonesia kelas VII C mendiskusikan rencana tindakan. Guru mengungkapkan bahwa permasalahan siswa yaitu kesulitan mengembangkan ide dan gagasan serta kurangnya keberanian siswa dalam tampil bercerita di depan kelas seorang diri. Hal tersebut melatarbelakangi peneliti dan guru memutuskan untuk menggunakan metode bercerita berpasangan (paired storytelling) dan media gambar seri. Peneliti dan guru sepakat untuk melaksakanan tindakan setiap siklus dalam satu pertemuan, namun apabila waktu tidak memungkinkan pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam dua pertemuan. Waktu pelaksanaan commit tindakan to user dalam dua pertemuan yaitu 4x40

9 57 menit.siklus 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Desember 2015 dan Kamis, 3 Desember Tahap perencanaan tindakan pada siklus I sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran bercerita menggunakan paired storytelling dan media gambar seri dengan rancangan sebagai berikut: a) Guru memberikan motivasi berupa penjelasan mengenai manfaat bercerita. b) Guru memberikan apersepsi mengenai bercerita menggunakan paired storytelling dan media gambar seri. c) Guru membagikan hasil kerja siswa pada pertemuan sebelumnya. d) Guru membahas kesalahan-kesalahan bercerita yang sering dilakukan siswa. Pembahasan kesalahan siswa bersumber pada hasil cerita siswa pada pertemuan sebelumnya. e) Guru menjelaskan teknik bercerita menggunakanpaired storytelling dan gambar seri dengan media power point. f) Guru membagi siswa menjadi 17 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan dua siswa. g) Guru memberikan contoh pembuatan kerangka cerita menggunakan gambar seri. h) Guru menempelkan gambar seri Bermain Sepakbola. i) Guru meminta siswa membuat catatan dalam gambar seri yang mereka amati tersebut secara kelompok. j) Guru meminta siswa membuat kerangka cerita. k) Guru meminta siswa untuk latihan berkelompok dan tampil bercerita sesuai kerangka yang mereka buat secara berkelompok. l) Guru bersama-sama peserta didik melakukan refleksi berupa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dicapai guru dan siswa pada hari ini.

10 58 2) Guru bahasa Indonesia menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi bercerita menggunakan metode paired storytelling dan media gambar seri kemudian didiskusikan dengan peneliti. 3) Peneliti menyusun penilaian hasil pengamatan untuk penilaian motivasi dan keterampilan bercerita siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Desember 2015 dan Kamis, 3 Desember Alokasi waktu tiap pertemuan sebanyak 2 x 40 menit. Kompetensi yang ingin dicapai pada siklus I adalah siswa mampu bercerita dengan berani dan runtut. Guru menerapkan metode paired storytelling dan media gambar seri untuk mencapai kompetensi tersebut. Metode paired storytelling digunakan sebagai sarana meningkatkan keberanian dan percaya diri siswa dengan bercerita secara berpasangan. Media gambar seri digunakan sebagai sarana dalam membuat cerita yang runtut. Metode paired storytelling akan membantu meningkatkan keberanian dan percaya diri siswa untuk tampil di depan kelas dan gambar seri akan membantu siswa menuangkan ide yang tersimpan di otak dan menjaga keruntutan cerita. Berikut urutan pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan pertama: 1) Sebelum pelajaran di mulai, guru meminta beberapa siswa untuk memasangkan LCD dan laptop. Dua siswa deretan depan dengan sukarela segera mempersiapkan kabel dan menyambungkannya pada laptop dan LCD. 2) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menyapa siswa. Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pembelajaran agar siswa fokus terhadap materi yang akan dipelajari. Motivasi yang dilakukan oleh guru seperti berikut:

11 59 Selamat siang, anak-anak. Jam terakhir harusnya masih semangat, ya (Catatan Lapangan tanggal 2 Desember 2015) 3) Guru menjelaskan hari ini siswa akan bercerita secara berkelompok dengan memanfaatkan media gambar seri. 4) Guru membahas kembali materi bercerita pada pertemuan sebelumnya. Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai materi tersebut. Hal ini dilakukan guru untuk melihat seberapa paham dan ingat siswa mengenai materi yang disampaikan guru. Pada kegiatan ini, hanya sebagian kecil siswa yang mampu menjawab. Beberapa siswa lain cenderung ragu untuk menjawab, menjawab pelan (siswa takut menjawab salah) dan hanya diam (siswa belum paham). 5) Guru menyampaikan materi bercerita secara berkelompok dan media gambar seri berbantu slide dalam power point. Seperti tampak pada kutipan berikut: Anak-anak, coba baca dahulu slide power point yang Ibu tampilkan (Catatan Lapangan tanggal 2 Desember 2015) Guru menanyakan pengertian paired storytelling kepada siswa seperti tampak pada kutipan berikut. Kali ini kita akanbercerita dengan teknik yang berbeda, yaitu bercerita berkelompok. Ada yang tahu maksudnya? (Catatan Lapangan tanggal 2 Desember 2015) Namun, hanya satu siswa bernama Fraya yang mampu menjawab dengan cepat. Tuturan siswa seperti kutipan berikut. Berceritanya berpasang-pasangan, Bu. Biasanya bercerita sendiri. (Catatan Lapangan tanggal 2 Desember 2015) 6) Guru memberikan contoh pembuatan kerangkasederhana berdasarkan gambar seri di papan tulis.

12 60 7) Siswa tampak memperhatikan dengan cermat pembuatan kerangka berdasarkan gambar seri yang diperlihatkan guru di papan tulis. Siswa terlihat masih bingung dengan bercerita secara berkelompok dan penggunaan media gambar seri yang sangat baru bagi siswa. Siswa tampak bingung menentukan kata kunci untuk setiap bagian cerita. Tuturan siswa sebagai berikut. Masih bingung, Bu. Belum paham (Catatan Lapangan tanggal 2 Desember 2015) Guru membantu siswa mendalami pemahamannya mengenai bercerita berkelompok dan media gambar seri dengan berlatih. Guru memperlihatkan sebuah gambar seri Bermain Sepakbola kepada siswa. Guru meminta siswa untuk mencatat hal-hal penting dalam gambar tersebut secara berkelompok. Tuturan guru sebagai berikut. Agar kebingungan kalian terjawab, ayo kita belajar sambil berlatih (Catatan Lapangan tanggal 2 Desember 2015) 8) Guru meminta siswa mengidentifikasikan peristiwa apa yang terjadi secara individu. Selanjutnya guru bercerita berdasarkan gambar seri tersebut dan meminta siswa untuk mencatat poin penting secara berkelompok. Gambar seri yang digunakan seperti pada gambar 4.2:

13 61 Gambar 4.2 Gambar Seri pada Siklus I 9) Siswa membuat kerangka cerita sesuai dengan persepsi mereka secara berkelompok. Salah satu contoh kerangka cerita siswa, dapat dilihat pada Gambar 4.3: Gambar 4.3 Salah Satu Contoh Kerangka Cerita Buatan Siswa pada Siklus I 10) Siswa berlatih bercerita bersama pasangannya.

14 11) Guru meminta siswa maju bercerita di depan kelas. Namun, siswa tidak berani tampil bercerita ) Guru menutup pelajaran dengan berdoa. kedua: Sudah selesai anak-anak? Kelompok siapa yang berani maju? (Catatan Lapangan tanggal 2 Desember 2015) Berikut urutan pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan 1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menyapa siswa. Tampak sebagian siswa berlatih bercerita secara berpasangan. 2) Guru mengulangi secara garis besar materi bercerita secara berpasangan berdasarkan gambar seri. Hal ini dilakukan guru untuk memantau pemahaman siswa mengenai materi tersebut. Pada kegiatan ini, terlihat hanya beberapa siswa yang memperhatikan. Sebagian siswa memilih meneruskan diskusi daripada memperhatikan penjelasan guru. Sebagian lagi memilih berbicara dengan temannya, seperti pada kutipan tuturan berikut. Ayo sekarang perhatikan Ibu dulu (Catatan Lapangan tanggal 3 Desember 2015) 3) Guru meminta siswa untuk tampil bercerita di depan kelas. Tampak beberapa siswa masih terlihat takut sehingga siswa lebih banyak diam. Guru menunjuk kelompok yang tampil pertama. Setelah kelompok pertama tampil, beberapa kelompok tampil tanpa ditunjuk dan lainnya masih banyak yang ditunjuk untuk tampil bercerita.kelompok lain yang tidak tampil mendapat tugas untuk menilai kelompok yang tampil. Tuturan guru sebagai berikut. Hayo siapa yang berani maju? Masa tidak ada. Ayo silakan Fraya dan Rahma. Yang lain, siap-siap tampil dan menilai temannya. (Catatan Lapangan tanggal 3 Desember 2015)

15 63 Gambar 4.4 Contoh Siswa Tampil Bercerita pada Siklus I 4) Guru dan siswa melakukan review terhadap penampilan 17 kelompok. Setiap kelompok mengumpulkan hasil penilaian mereka. Berikut contoh penilaian yang diberikan kelompok 10 terhadap kelompok 11: Gambar 4.5 Contoh Penilaian Siswa 5) Guru menutup pelajaran dengan merefleksi pembelajaran hari ini dan mengumumkan beberapa pengumuman. Tuturan guru dan siswa sebagai berikut. Berdasarkan penampilan tadi, kelompok siapa yang paling lancar berceritanya, Anak-anak? Kelompok Fraya dan Rahma, Bu. Jawab beberapa siswa Untuk minggu depan dipersiapkan kita akan bercerita berkelompok lagi, tetapi dengan bahan berbeda. Jangan lupa berlatih bercerita di rumah. (Catatan Lapangan tanggal 3 Desember 2015)

16 64 Berdasarkan pengamatan peneliti, pelaksanaan tindakan siklus I ada 3 tahap yang dilewati oleh guru, yaitu pemberian motivasi berupa penjelasan mengenai manfaat bercerita, membagikan hasil kerja siswa dan membahas kesalahan yang sering dilakukan siswa berdasarkan pertemuan sebelumnya. c. Observasi dan Interpretasi Peneliti mengamati proses pembelajaran bercerita menggunakan metode paired storytelling dan media gambar seri di kelas VII C. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas sebagai partisipan pasif. Peneliti duduk di belakang siswa untuk mengamati kegiatan belajar mengajar dari belakang. Peneliti mengambil bagian dalam penilaian untuk menghindari subjektifitas guru. Pada pertemuan pertama yaitu hari Rabu, 2 Desember 2015, guru menyampaikan materi bercerita dengan menggunakan metode paired storytelling dan media gambar seri secara jelas dan memberikan tugas kepada siswa untuk membuat cerita dan berlatih tampil bercerita. Pada pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Desember 2015, guru melanjutkan pembelajaran dengan meminta siswa untuk tampil bercerita bersama pasangannya sebagai evaluasi akhir dari siklus I agar hasil belajar dari siklus I dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran bercerita menggunakan metode paired storytelling dan media gambar seri pada kelas VII C sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I. Berdasarkan pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kelemahan yang terdapat pada guru bahasa Indonesia, antara lain: 1) Guru lebih banyak berada di depan kelas, hanya sesekali berkeliling sehingga siswa yang duduk di belakang sering tidak memperhatikan. 2) Apabila guru memberikan pertanyaan, guru hanya memanggil nama siswa yang aktif. 3) Guru masih belum bisa membangkitkan semangat siswa untuk bercerita di depan kelas.

17 65 Beberapa kelemahan yang terdapat pada siswa, antara lain: 1) Siswa tidak langsung mengerjakan apabila diberikan tugas oleh guru. Siswa cenderung tidak percaya diri sehingga mereka masih menunggu teman yang lain mengerjakan terlebih dahulu. 2) Siswa masih merasa takut bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dimengerti. 3) Siswa kurang memahami gambar seri yang disajikan oleh guru karena gambar yang disediakan kurang jelas menunjukkan peristiwa tertentu dan topik cerita yang hanya dikuasai oleh siswa laki-laki. 4) Siswa kesulitan membuat kerangka cerita dan menceritakannya dengan runtut karena contoh yang diberikan guru kurang jelas. 5) Pada saat latihan, ada siswa yang pasif karena pasangannya bukan teman akrab siswa tersebut sehingga siswa sulit bekerja sama dengan teman sekelompoknya. 6) Saat tampil bercerita berpasangan, ada kelompok yang didominasi siswa tertentu karena pasangannya takut/ tidak menguasai isi cerita. 7) Penampilan siswa kurang maksimal karena waktu yang diberikan untuk berlatih cukup singkat sehingga tidak bisa dilakukan secara intensif. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar kemampuan bercerita siklus I, diperoleh gambaran tentang kualitas proses pembelajaran siswa sebagai berikut (lampiran 17 hal. 146): 1. Bersungguh-sungguh dalam pembelajaran sebanyak 15 siswa. 2. Aktif bertanya maupun menanggapi pertanyaan sebanyak 17 siswa. 3. Antusias dalam bercerita sebanyak 15 siswa. 4. Memperhatikan penjelasan guru sebanyak 18 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran bercerita siswa pada siklus I adalah 47,7%. Berdasarkan hasil keterampilan bercerita pada siklus I dapat diidentifikasikan sebagai berikut (lampiran 16 hal. 144):

18 1. Siswa mampu bercerita sesuai dengan gambar dengan taraf sangat sesuai sebanyak 10 siswa, taraf sesuai sebanyak 12 siswa, 8 siswa masih dalam taraf cukup, dan sisanya 4 siswa masih dalam taraf sedang. 2. Siswa lancar dalam bercerita dengan taraf sangat lancar sebanyak 2 siswa, 25 siswa dengan taraf lancar, dan 7 siswa dengan taraf cukup. 3. Siswa mampu menghayati cerita dengan taraf baik sebanyak 15 siswa, 18 siswa masih dalam taraf cukup, dan 1 siswa dalam taraf sedang. 4. Siswa mampu mengungkapkan gagasan dengan sangat baik sebanyak 6 siswa, 14 siswa masih dalam taraf baik, 10 siswa dalam taraf cukup, dan sisanya 4 siswa masih dalam taraf sedang. 5. Siswa mampu memanfaatkan potensi kata dengan taraf baik sebanyak 16 siswa, 14 siswa dalam taraf cukup, dan 4 siswa dalam taraf sedang. 6. Siswa mampu memanfaatkan potensi kalimat dengan taraf baik sebanyak 16 siswa, 4 siswa dalam taraf cukup, dan 4 siswa dalam taraf sedang. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketuntasan keberhasilan yang mampu dicapai adalah 52,9% dengan nilai rata-rata 72,44. Hasil ini cukup baik karena sebanyak 18 siswa yang mampu mencapai batas ketuntasan dengan nilai skor minimal 75. Rata-rata nilai seluruh siswa 72,44. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat di tabel 4.2: Tabel 4.2 Nilai Hasil Siklus I Pembelajaran Bercerita Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Andong Boyolali Rentang Nilai Frekuensi Presentase ,7% ,8% ,1% ,2% % Jumlah % 66 berikut. Hasil kemampuan bercerita siklus I juga dapat dilihat pada gambar 4.6

19 67 Gambar 4.6 Histogram Hasil Keterampilan Bercerita Siswa Siklus I d. Analisis dan Refleksi Siklus I Tindakan siklus I berlangsung selama dua kali pertemuan. Tindakan dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Desember 2015 dan Kamis, 3 Desember Alokasi waktu tiap pertemuan sebanyak 2 x 40 menit. Berdasarkan pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kelemahan pada guru bahasa Indonesia, yaitu guru masih sering berada di depan kelas, guru tidak memanggil nama siswa yang tidak aktif dan guru belum bisa membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Beberapa kelemahan yang terdapat pada siswa, yaitu siswa tidak langsung mengerjakan apabila diberikan tugas oleh guru, siswa cenderung tidak percaya diri sehingga mereka masih menunggu teman yang lain mengerjakan terlebih dahulu, siswa masih merasa takut bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dimengerti, siswa kurang memahami gambar seri yang disajikan oleh guru karena gambar yang disediakan kurang jelas menunjukkan peristiwa tertentu dan topik cerita yang hanya dikuasai oleh siswa laki-laki, siswa kesulitan membuat kerangka cerita dan menceritakannya dengan runtut karena contoh yang diberikan guru kurang jelas, pada saat latihan, ada siswa yang pasif karena pasangannya bukan teman akrab siswa tersebut commit sehingga to user siswa sulit bekerja sama dengan

20 68 teman sekelompoknya, saat tampil bercerita berpasangan, ada kelompok yang didominasi siswa tertentu karena pasangannya takut/ tidak menguasai isi cerita, dan penampilan siswa kurang maksimal karena waktu yang diberikan untuk berlatih cukup singkat sehingga tidak bisa dilakukan secara intensif. Berdasarkan analisis tersebut, berikut ini dikemukakan refleksi dari kekurangan yang ditemukan: 1) Siswa cenderung pasif dikarenakan guru sering di depan dan tidak memantau pekerjaan siswa. Guru harus berkeliling kelas supaya siswa berani bertanya apabila mengalami kesulitan. Selain itu, guru juga dapat melihat tingkat pemahaman siswa mengenai materi tersebut. 2) Guru harus memonitor siswa dengan cara memanggil nama siswa yang kurang aktif sehingga semua siswa diharapkan menjadi aktif dalam pembelajaran. Selain menjadi aktif, siswa juga memperhatikan penjelasan guru. Hal tersebut dikarenakan siswa takut apabila namanya dipanggil dan tidak dapat menjawab. 3) Pada saat siswa diberikan tugas, sebaiknya guru memantau siswa sehingga terlihat siswa yang belum mengerjakan tugas. Apabila ada siswa yang belum mengerjakan tugas yang diberikan, guru harus menegur siswa. 4) Untuk mendorong siswa agar berani mengemukakan pendapat, bertanya atau mennjawab pertanyaan, dan tampil bercerita secara sukarela, guru berinisiatif untuk memberikan reward dan feedback kepada siswa, misalnya berupa pujian seperti: bagus sekali, baik, tepat sekali, dan sebagainya atau dengan memberi nilai tambahan kepada kelompok siswa yang tampil bagus. 5) Gambar seri dipilih yang jelas urutannya, jalan cerita, dan siswa diberi kesempatan untuk memilih topik cerita dengan cara voting. 6) Guru memberi contoh membuat kerangka cerita. 7) Siswa memilih sendiri pasangannya di bawah bimbingan guru. 8) Guru memberi contoh commit cara menilai to user kelompok.

21 69 9) Guru memberikan waktu lebih untuk siswa berlatih bercerita bersama teman kelompoknya agar penampilan mereka bisa maksimal. 10) Guru memotivasi siswa untuk bersuara keras dan bekerja sama dengan baik dan ketika tampil bercerita kerangka karangan dapat dipasang atau dibawa sebagai bantuan siswa dalam bercerita. 3. Siklus II Siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu pada hari Rabu, 6Januari 2016 dan Kamis, 7 Januari 2016.Alokasi waktu untuk tiap pertemuan yaitu 2x40 menit. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II hampir samadengan siklus I. Siswa diberikan tugas membuat cerita berdasarkan gambar seri dan menceritakannya bersama kelompoknya. a. Perencanaan Tindakan Siklus II Pada hari Senin, 4 Januari 2016 peneliti menyampaikan hasil siklus I kepada guru bahasa Indonesia kelas VII C SMP Negeri 1 Andong. Peneliti menyampaikan kelebihan dan kekurangan baik yang terdapat pada guru maupun siswa. Guru dan peneliti kemudian berdiskusi merencanakan siklus II untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada siklus I. Guru dan peneliti membuat beberapa perubahan dalam pembelajaran pada siklus II, antara lain: 1) Guru mengubah posisi mengajar, yaitu tidak hanya berada di depan kelas saat memberikan penjelasan kepada siswa, namun jugs memonitor siswa agar aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Siswa bebas memilih pasangannya dalam bercerita. 3) Siswa diberi kesempatan untuk memilih topik cerita, yaitu guru memberikan tiga tema gambar seri dan siswa memilih dengan cara voting. Gambar seri dari suara terbanyak akan menjadi bahan cerita siswa. 4) Tiap kelompok siswa diberikan gambar seri secara jelas dalam sebuah kertas.

22 70 5) Guru memberi contoh membuat kerangka cerita dan cara menilai kelompok yang tampil bercerita. 6) Untuk mendorong siswa agar berani mengemukakan pendapat, bertanya atau mennjawab pertanyaan, dan tampil bercerita secara sukarela, guru berinisiatif untuk memberikan reward dan feedback kepada siswa, misalnya berupa pujian seperti: bagus sekali, baik, tepat sekali, dan sebagainya atau dengan memberi nilai tambahan kepada kelompok siswa yang tampil bagus. 7) Guru memberikan waktu lebih untuk siswa berlatih bercerita bersama teman kelompoknya agar penampilan mereka bisa maksimal. 8) Guru memotivasi siswa untuk bersuara keras dan bekerja sama dengan baik dan ketika tampil bercerita kerangka karangan dapat dipasang atau dibawa sebagai bantuan siswa dalam bercerita. Tahap perencanaan pembelajaran siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran bercerita menggunakan metode paired storytelling dan media gambar seri dengan rancangan sebagai berikut: a) Guru memberi motivasi kepada siswa supaya lebih bersungguh-sungguh dalam pembelajaran bercerita. b) Guru membagikan hasil pekerjaan siswa dan materi bercerita berdasarkan gambar seri pada selembar kertas. c) Guru membahas kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam membuat cerita. Hal ini dilakukan supaya siswa mengerti letak kesalahan siswa. d) Guru menjelaskan kembali secara mendetail cara membuat kerangka cerita dan cara menilai kelompok yang tampil bercerita.

23 71 e) Guru membagikan selembar kertas berisi gambar seri Jangan Membuang Sampah Sembarangan ke masingmasing kelompok untuk diamati. Gambar seri tersebut dipilih sesuai hasil voting seluruh siswa. f) Guru meminta siswa membuat catatan mengenai gambar seri yang mereka amati. g) Guru meminta siswa mengembangkan catatan tersebut menjadi kerangka cerita. h) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk latihan bercerita. i) Guru meminta siswa untuk tampil bercerita di depan kelas bersama kelompoknya dan diperbolehkan membawa kerangka cerita untuk memudahkan siswa mengingat bagian ceritanya. j) Guru memberi penghargaan terhadap kelompok yang tampil bagus di depan teman-temannya. k) Guru merefleksi pembelajaran dengan memberikan masukan mengenai cerita dan cara bercerita setiap kelompok. 2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi bercerita dengan metode paired storytelling dan media gambar seri. 3) Peneliti menyusun instrumen penilaian keterampilan dan motivasi siswa dalam pembelajaran bercerita. Penilaian keterampilan bercerita dapat dilihat dari hasil cerita dan hasil bercerita yang dilakukan siswa dan penilaian motivasi bercerita dapat dilihat dari keaktifan siswa selama di kelas beserta hasil cerita dan hasil bercerita siswa.

24 72 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada Rabu, 6 Januari 2016 dan Kamis, 7 Januari 2016 di ruang kelas VII C. Pelaksanaan siklus II ini tak jauh berbeda dengan pelaksanaan siklus I, guru meminta siswa membuat kerangka cerita berdasarkan media gambar seri dan bercerita menggunakan metode paired storytelling. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan siklus II terdapat perbaikan serta penguatan yang masih diperlukan dari tindakan siklus I. Pada pertemuan siklus II guru menjelaskan membuat kerangkaberdasarkan gambar seri. Setelah itu dibuka kesempatan untuk bertanya jawab. Selanjutnya siswa bebas memilih pasangan bercerita dan mengerjakan tugas secara berpasangan. Selama proses pembelajaran berlangsung, dilaksanakan kegiatan diskusi dan tanya jawab. Hal ini dirasa lebih efektif untuk membangun pemahaman siswa. Pada akhir pertemuan guru menutup pembelajaran dengan memberikan refleksi pada siklus II. Urutan pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama, yaitu: 1) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan presensi siswa yang mengikuti pembelajaran, siswa hadir semua berjumlah 34 siswa. Guru mengondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah siap untuk mengikuti proses pembelajaran dan meminta beberapa siswa mempersiapkan LCD dan laptop. 2) Guru memberi motivasi siswa sebelum memulai pelajaran agar siswa fokus terhadap materi yang akan dipelajari. Motivasi yang diberikan oleh guru sebagai berikut: Selamat siang anak-anak. Jangan bosan, ya ketemu bu Nur lagi Alhamdulillah meskipun panas tetap semangat ya, anak-anak (Catatan Lapangan 6 Januari 2016)

25 73 3) Guru menjelaskan apabila hari ini siswa akan bercerita secara berkelompok dan memanfaatkan media gambar seri. Terlihat beberapa siswa sangat antusias dengan penerapan bercerita berkelompok dan media gambar seri. Tuturan siswa seperti berikut. Nanti bercerita dengan gambar lagi, ya, Bu? Asik (Catatan Lapangan 6 Januari 2016) 4) Guru memberikan tiga pilihan gambar seri dan siswa diminta memilih satu dari tiga gambar tersebut yang akan digunakan siswa untuk bercerita berpasangan. Anak-anak, di papan tulis sudah Ibu tempel gambar seri yang akan jadi topik bercerita kalian. Masing-masing anak hanya boleh memilih satu gambar. (Catatan Lapangan 6 Januari 2016) 5) Guru membagikan hasil kerja siswa pada pembelajaran sebelumnya. Guru memberikan refleksi baik dengan pujian, kritikan serta masukan untuk kerangka cerita yang sudah dikerjakan siswa pada siklus pertama. Guru juga membagikan gambar seriyan telah dipilih siswa pada selembar kertas. 6) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai halhal yang masih belum dipahami dalam pembuatan kerangka cerita menggunakan gambar seri. Pada kegiatan ini, banyak siswa yang bertanya dan memperhatikan penjelasan guru. Berikut contoh tuturan guru: Adakah yang belum jelas, Anak-anak? Selain Avdy, apa ada yang belum paham tentang pembuatan kerangka ceritanya? (Catatan Lapangan 6 Januari 2016) 7) Guru memperlihatkan gambar seri Kecelakaan Bermotor. Guru dan siswa mengidentifikasi commit to bersama-sama user kata kunci yang terdapat

26 74 dalam gambar tersebut. Pada gambar pertama, guru menuliskan kata kunci mengendarai sepeda motor. Pada gambar selanjutnya, guru meminta siswa menuliskan kata kunci secara sukarela. Proses ini berlangsung sampai keempat kata kunci pada gambar terpenuhi. 8) Setelah itu, guru membuat kerangka cerita. Pada kegiatan ini siswa terlihat serius memperhatikan pembelajaran. Meskipun demikian, beberapa siswa di bangku belakang terlihat masih mengobrol dengan teman sebangkunya. Hal tersebut diatasi oleh guru dengan memberikan teguran kepada siswa. 9) Guru membagikan gambar seri Jangan Membuang Sampah Sembarangan. Gambar tersebut merupakan hasil voting dari seluruh siswa. Guru memperingatkan siswa agar serius dalam mengamati gambar dan mencatat hal-hal penting dari gambar tersebut. Gambar tersebut dapat dilihat pada gambar 4.7: Gambar 4.7 Contoh Gambar Seri pada Siklus II 10) Guru meminta siswa mengidentifikasikan kata kunci dalam gambar tersebut secara kelompok. Selanjutnya, guru menuliskan poin satu sampai empat di papan commit tulis. to user Setelah itu, guru meminta siswa

27 melengkapi poin-poin tersebut dengan kata kunci yang berhasil mereka amati. Guru memanggil nama siswa yang terlihat tidak aktif di kelas. Hal ini efektif untuk membantu siswa tetap terfokus dalam pembelajaran. Contoh tuturan guru dan siswa sebagai berikut. Itu gambar tentang apa, anak-anak? Bermain skateboard, Bu Sampah berserakan, Bu) (Catatan Lapangan 6 Januari 2016) 11) Guru meminta siswa untuk mulai membuat kerangka cerita berdasarkan catatan yang telah mereka buat. Siswa mulai berdiskusi dan membuat kerangka cerita bersama teman sekelompoknya. Terlihat siswa sudah lebih paham membuat kerangka cerita menggunakan media gambar seri sehingga siswa tidak ragu-ragu dalam membuatnya. Salah satu contoh kerangka cerita yang dibuat siswa dapat dilihat pada Gambar 4.8: 75 Gambar 4.8 Salah Satu Contoh Kerangka Buatan Siswa pada Siklus II

28 12) Pada saat siswa mengerjakan tugas, sesekali guru berkeliling untuk memastikan pekerjaan siswa sudah benar. Tak sedikit siswa yang sering bertanya kepada guru. 13) Guru meminta siswa untuk berlatih bercerita bersama pasangannya. 14) Sebelum pembelajaran berakhir, guru merefleksi siswa dengan memberikan masukan berdasarkan kerangka cerita siswa hari ini dan meminta siswa untuk mempersiapkan diri tampil bercerita pada pertemuan selanjutnya. 15) Guru menutup pelajaran hari ini dengan berdoa. Berikut adalah urutan pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan kedua: 1) Guru memasuki kelas dan mengucapkan salam kepada siswa. 2) Sebelum masuk ke materi, guru menanyakan kesiapan siswa. Sebagian besar siswa sudah sampai pada tahap persiapan untuk tampil bercerita. 3) Guru mengulangi materi pada pertemuan sebelumnya dan menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Pada kegiatan ini, guru memanggil nama siswa yang jarang aktif dalam pembelajaran dan melemparkan pertanyaan pada siswa. Walaupun semua siswa belum mampu menjawab dengan benar, namun siswa sudah bersedia memperhatikan penjelasan guru. Berikut tuturan guru Diletakkan dulu bukunya. Perhatikan ke depan Siapa yang ingat apa maksud dari bercerita berkelompok? (Catatan Lapangan 7 Januari 2016) 4) Setelah sesi tanya jawab selesai, guru menyuruh siswa untuk berlatih bercerita. 5) Guru meminta siswa supaya segera tampil bercerita di depan kelas (melanjutkan tugas pada pertemuan sebelumnya). Pada kegiatan ini, siswa banyak yang mengajukan diri untuk tampil bercerita. 76

29 77 Berikut tuturan guru dan siswa: Sudah selesai, anak-anak? Ayo siapa yang mau maju bercerita lebih dulu? Saya dulu, bu. Saya duluan yang tunjuk jari (Catatan Lapangan 7 Januari 2016) Guru juga mengingatkan siswa untuk menilai kelompok yang tampil di lembar penilaian. Berikut tuturan guru Jangan lupa penilaiannya, Anak-anak. Nilai sesuai pengamatan kelompok kalian. (Catatan Lapangan 7 Januari 2016) Gambar 4.9 Contoh Siswa Tampil Bercerita pada Siklus II 6) Setelah semua kelompok siswa selesai tampil bercerita, guru bersama siswa merefleksi pembelajaran hari ini dengan memberi masukan berupa pujian maupun kritikan pekerjaan siswa berdasarkan pengamatan guru dan penilaian siswa pada saat menyimak Bagaimana, cerita Anak-anak, siswa. kelompok siapa yang penampilannya bagus? Fraya dan Rahma, commit Bu. to user (Catatan Lapangan 7 Januari 2016)

30 78 Berikut contoh penilaian kelompok 8 terhadap kelompok 9 yang tampil. Gambar 4.10 Contoh Penilaian Siswa 7) Guru memberi penghargaan terhadap kelompok yang tampil bagus di depan teman-temannya. Penampilan Fraya dan Rahma semakin bagus dibandingkan minggu lalu. Ayo, beri tepuk tangan untuk Fraya dan Rahma. (Catatan Lapangan 7 Januari 2016) 8) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan doa dan meminta lembar penilaian siswa untuk dikumpulkan. c. Observasi dan Interpretasi Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Rabu, 6 Januari 2016 dan Kamis, 7 Januari 2016 di ruang kelas VII C. Alokasi waktu tiap pertemuan yaitu 2 x 40 menit. Dalam kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa terlihat meningkat, guru juga lebih interaktif pada saat proses penyampaian materi. Peneliti mengamati proses pembelajaran bercerita menggunakan metode paired storytelling dan media gambar seri di kelas VII C. Dalam kegiatan observasi dan interpretasi, peneliti mengambil posisi di dalam kelas sebagai partisipan pasif. Peneliti duduk di belakang siswa untuk mengamati kegiatan belajar mengajar dari belakang. Peneliti mengambil bagian dalam penilaian untuk menghindari subjektifitas guru. Pada pertemuan pertama, yaitu hari Rabu tanggal 6 Januari 2016 guru menyampaikan materi bercerita dengan menggunakan metode paired storytelling dan media gambar commit seri to user secara jelas. Guru membagikan hasil

31 79 kerja siswa pada siklus sebelumnya. Guru menyampaikan kesalahankesalahan yang sering dilakukan siswa ketikabercerita. Pembahasan didasarkan pada hasil bercerita siswa pada siklus I. Kesalahan siswa lebih banyak pada keruntutan cerita pada gambar seri dan membagi tugas bercerita dengan kelompoknya. Hal ini dilakukan supaya siswa mengetahui letak kesalahan mereka. Guru memberikan berbagai contoh gambar seri kepada siswa, hal ini dilakukan untuk merangsang imajinasi siswa. Salah satu contoh gambar seri dapat dilihat pada Gambar 4.11: Gambar 4.11 Contoh Gambar Seri Guru membagikan sebuah gambar seri Jangan Membuang Sampah Sembarangan sesuai pilihan siswa. Gambar dibagikan kepada masing-masing kelompok. Guru meminta siswa membuat kerangka cerita bersama teman kelompoknya terlebih dahulu sebelum mereka berlatih untuk tampil bercerita. Pada pertemuan keduadilaksanakan pada hari Kamis, 7 Januari 2016, guru melanjutkan pembelajaran bercerita dengan meminta siswa untuk berlatih bercerita bersama pasangannya. Kemudian guru menyuruh siswa untuk tampil bercerita. Pada pertemuan kedua ini, guru dan peneliti juga melakukan evaluasi akhir dari siklus II agar hasil belajar dari siklus II dapat commit segera to user diketahui. Dari kegiatan tersebut,

32 80 deskripsi jalannya proses pembelajaran bercerita dengan menggunakan metode paired storytelling dan media gambar seri pada kelas VII C sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan II. Berikut ini hasil observasi terhadap proses pembelajaran tindakan pada siklus II, antara lain: 1) Guru melibatkan siswa ketika menerangkan materi, sehingga terdapat interaksi antara guru dan siswa. 2) Guru mulai memperhatikan satu persatu siswa, tidak hanya memperhatikan siswa yang aktif di kelas. Misalnya guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru. 3) Guru menerangkan materi secara perlahan, tidak terlalu cepat. Hal ini dilakukan agar siswa lebih memahami materi. 4) Guru memberikan waktu lebih untuk siswa berlatih bercerita bersama teman kelompoknya. 5) Media gambar seri yang digunakan dikuasai dan disukai oleh seluruh siswa. 6) Siswa mulai memperhatikan penjelasan dari guru tentang pembuatan kerangka cerita dengan baik dan bertanya kepada guru tanpa ada rasa malu ketika ada penjelasan yang belum dipahami. 7) Ketika diberi tugas, siswa langsung mengerjakan tanpa melihat pekerjaan teman terlebih dahulu. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar kemampuan bercerita siklus II mengalami peningkatan, diperoleh gambaran tentang kualitas proses pembelajaran siswa mengikuti pelajaran sebagai berikut (lampiran 29 hal. 175): 1) Bersungguh-sungguh dalam pembelajaran sebanyak 28 siswa. 2) Aktif bertanya maupun menanggapi pertanyaan sebanyak 23 siswa. 3) Antusias dalam bercerita sebanyak 26 siswa. 4) Memperhatikan penjelasan guru sebanyak 24 siswa.

33 81 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran bercerita yang diikuti siswa pada siklus II adalah 74,2%. Berdasarkan hasil bercerita pada siklus II dapat diidentifikasikan sebagai berikut (lampiran 28 hal. 173): 1. Siswa mampu bercerita sesuai dengan gambar dengan taraf sangat sesuai sebanyak 10 siswa, taraf baik sebanyak 16 siswa, dan 8 siswa masih dalam taraf cukup. 2. Siswa lancar dalam bercerita dengan taraf sangat baik lancar sebanyak 2 siswa, 27 siswa dengan taraf baik, dan 5 siswa dengan taraf cukup. 3. Siswa mampu menghayati cerita dengan taraf sangat baik sebanyak 2 siswa, taraf baik sebanyak 18 siswa, 13 siswa masih dalam taraf cukup, dan 1 siswa dalam taraf sedang. 4. Siswa mampu mengungkapkan gagasan dengan sangat baik sebanyak 8 siswa, 18 siswa masih dalam taraf baik, dan 6 siswa dalam taraf cukup. 5. Siswa mampu memanfaatkan potensi kata dengan taraf sangat baik sebanyak 2 siswa, taraf baik sebanyak 16 siswa, 12 siswa dalam taraf cukup, dan 4 siswa dalam taraf sedang. 6. Siswa mampu memanfaatkan potensi kalimat dengan taraf sangat baik sebanyak 2 siswa, taraf baik sebanyak 16 siswa, 14 siswa dalam taraf cukup, dan 2 siswa dalam taraf sedang. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan keberhasilan yang mampu dicapai adalah 73,5% dengan nilai rata-rata 74,6. Hal ini membuktikan bahwa indikator penelitian dapat tercapai pada siklus kedua. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 dan grafik 4.12 berikut.

34 Tabel 4.3 Nilai Hasil Siklus II Pembelajaran Bercerita Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Andong Boyolali Rentang Nilai Frekuensi Presentase % ,5% ,5% % ,8% Jumlah % 82 Gambar 4.12 Histogram Nilai Keterampilan Bercerita Siswa Siklus II d. Analisis dan Refleksi Siklus II Berdasarkan analisis tersebut, berikut ini dikemukakan refleksi dari kekurangan yang ditemukan: 1) Pada saat guru menyampaikan materi, siswa sudah memperhatikan dengan baik. Guru sudah mulai bisa mengkondisikan kelas dan memantau pekerjaan siswa. Hal ini dilakukan guru dengan cara berkeliling kelas. 2) Metode dan media yang diterapkan guru mampu membuat siswa semangat dan antusias mengikuti pelajaran. Siswa diminta bercerita berdasarkan gambar seri dan bercerita secara berpasangan yang dapat meningkatkan keberanian dan percaya diri siswa.

35 83 3) Hasil bercerita siswa memuaskan yaitu pengembangan gagasan menarik, kerangka sesuai dengan gambar yang diberikan, pengorganisasian isi cerita baik, kesalahan dalam penggunaan kosa kata, diksi maupun penerapan EYD menunjukkan perubahan yang lebih baik, dan mampu bercerita dengan lancar dan ekspresi yang baik. 4) Siswa lebih berani dalam bertanya, menjawab, menanggapi dan menyampaikan pendapat. 5) Kemampuan bercerita siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan. Sebanyak 24 siswa (75%) sudah mencapai batas minimal ketuntasan (KKM 75) dari jumlah keseluruhan siswa 34 siswa. 6) Adanya penghargaan yang guru berikan kepada murid efektif meningkatkan motivasi siswa dalam membuat cerita dan menceritakannya dengan baik. 7) Kelemahan selama pelaksanaan siklus II hampir tidak terlihat atau sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa guru mampu mengatasi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya dengan baik. Kualitas pembelajaran bercerita mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari tercapainya indikator yang telah diterapkan, yaitu meningkatnya motivasi dan keterampilan bercerita siswa. Di samping itu, kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam siklus I telah dapat teratasi dengan baik oleh guru pada siklus II. Teknik-teknik yang diterapkan guru terbukti dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus II dikatakan berhasil. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator dibandingkan siklus sebelumnya. Nilai yang diperoleh siswa sudah mencapai batas ketuntasan meskipun masih ada 9 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal tersebut. Meskipun demikian, penelitian dipandang cukup commit untuk to dilaksanakan. user

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan disajikan uraian hasil penelitian. Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas rumusan masalah yang terdapat pada bab I. Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN Deskripsi mengenai hasil penelitian merupakan jawaban atas rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Sebelum hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Ngambakrejo 03 kelas V semester II Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dengan jumlah siswa 24 orang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan perangkat yang penting dan sangat bermanfaat bagi manusia untuk menjalin komunikasi dengan orang lain. Melalui penggunaan bahasa, orang-orang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Negeri 3 Pakem berlokasi di Dusun Pojok, Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Jlamprang 2 Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo kelas II dengan jumlah siswa sebanyak 35 yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Banyubiru 01 di Dusun Kampung Rapet, Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Diagram Persentase ketuntasan siswa pada prasiklus

Gambar 4.1 Diagram Persentase ketuntasan siswa pada prasiklus BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Prasiklus Proses pembelajaran sebelum dilakukan tindakan, guru hanya mengajar dengan ceramah. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, sehingga guru lebih aktif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Darus Salam Kalipang yang berada di Jalan masjid dusun Krikilan desa Kalipang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ` BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Awal Pra Siklus Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMP Negeri 8 Salatiga pada kelas VIII B Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Kelas yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Peneliti mengadakan beberapa persiapan yang diperlukan sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan yang peneliti lakukan sebelum penelitian

Lebih terperinci

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan melalui tahap dan proses yang terstruktur.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan diawali dengan tahap pra siklus. Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal Senin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda Pager.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda Pager. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda Pager. Letak secara geografis MI Nurul Huda terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Observasi awal yang dilakukan di kelas IIIA SD Negeri Tlahap, peneliti berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di dalam proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PRA SIKLUS Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2013 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit, dengan materi ajar menggapi cerita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas ini, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sungai Bilu 2 Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Sabtu, 16 November

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 2 September 2014 dilaksanakan observasi awal dan tanggal 4 September

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Instrumen Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan soal tes akhir siklus. Seluruh instrumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Kaliwiro, yang beralamatkan di Jalan Selomanik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, di SD Negeri Ujung- Ujung 02 kecamatan Pabelan kabupaten Semarang khususnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua masing masing siklus tiga kali pertemuan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan peneliti sebagai observer dan berkolaborasi dengan guru sebagai pengajar dalam penelitian. Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis data digunakan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis data digunakan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis data digunakan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Analisis data bisa dilakukan jika data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan sebelumnya. Setiap siklusnya dilaksanakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meningkatan hasil belajar bagi siswa yang kurang mampu dalam memahami mata pelajaran biologi merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di M.Ts. Tarbiyatul Islamiyah (Taris) Lengkong yang letaknya di Desa Lengkong, Batangan, Pati, Jawa Tengah. M.Ts. ini berstatus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelompok A di TK Pertiwi Banaran 5 Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 yang dapat diidentifikasi adanya masalah yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Paparan Data a. Pra Tindakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal di MI Al-Hidayah 02 Betak Kalidawir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas pelaksanaan siklus 1 dan pelaksanaan siklus 2. Pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 meliputi perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kenaran 2 Prambanan yang terletak di Jl. Watubalik, Sumberharjo, Prambanan,

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang bertujuan untuk memperbaiki yang dilakukan melalui beberapa tahapan siklus. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Pra Siklus a. Pelaksanaan Tindakan Tabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kelas yang di gunakan untuk penelitian adalah kelas IV yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, dengan guru kelas yang bernama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil Tempat Penelitian Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 3 Bayat yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS melalui metode Course Review Horray di kelas III MI Miftahul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan Penelitian di kelas X 3 di SMA Negeri Kebakkramat dimulai dengan melakukan wawancara dan observasi sebleum pelaksanaan model pembelajaran Think Pair Share

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang penerapan strategi Giving Question and Getting Answer pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, dan setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan tanggal 17

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Pra siklus Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas V SD 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun ajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Pada SMK Telekomunikasi Tunas Harapan terdapat tiga orang pengajar yang mengajar pada kosentrasi TKJ (Teknik Koputer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Penggambaran kondisi awal sebelum dilaksanakannya sebuah penelitian tindakan, diperlukan untuk mengetahui gambaran nyata kondisi kelas yang

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran 201/2015 pada MTs. Raudhatusshibyan Martapura Barat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan tentang penerapan strategi pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Peneliti mengadakan beberapa persiapan yang diperlukan sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan yang peneliti lakukan sebelum penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Keteleng 01 Kecamatan Blado Kabupaten Batang, dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan proses pembelajaran sebelum diterapkan pembelajaran menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran dengan menggunakan media poster. Pada hasil penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran dengan menggunakan media poster. Pada hasil penelitian ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat hal-hal yang akan dijabarkan. Hasil penelitian ini yaitu semua data yang diperoleh peneliti selama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Blotongan 2 Salatiga dengan jumlah 39 peserta didik pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan keutuhan NKRI dengan menggunakan metode Mind Mapping pada mata pelajaran PKn kelas V di MI Nurul Islam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Penelitian ini dalam pelaksanaannya melalui tahap pratindakan dengan melakukan observasi, wawancara, dan uji pratindakan. Hasil wawancara dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 4 SDN Salatiga 09. Total jumlah siswa di kelas 4 berjumlah 38 siswa, dengan total

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pra Siklus (Kondisi Awal) Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Gajahkumpul kelas 5 semester 1 tahun 2013/2014 pada mata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Deskripsi Siklus 1 4.1.1.1. Perencanaan Tindakan 1 Pada tahapan ini, kegiatan penyusunan rencana pembelajaran dilakukan setelah diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci