BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Pra siklus Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas V SD 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun ajaran 2013/2014 (sebelum diadakan penelitian) berpusat pada guru. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah. Guru kelas V tidak menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diberikan oleh pusat dan guru tidak mengembangkan RPP matematika. Perangkat pembelajaran dan evaluasi pembelajaran seperti RPP, media, lembar penilaian proses, dan lembar evaluasi tidak dipersiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran dikelas. Pada kegiatan awal pembelajaran guru langsung memulai pembelajaran matematika dengan menjelaskan materi dengan kompetensi dasar 1.3 melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat. Guru belum mengkondisikan siswa secara baik, seharusnya guru melakukan motivasi atau apersepsi pembelajaran terlebih dahulu supaya siswa siap menerima pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru. Pembelajaran yang berlangsung tidak menggunakan model pembelajaran GI, sehingga tidak ada kelompok kerja siswa, siswa menempati tempat duduknya masingmasing mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru. Selama pembelajaran matematika berlangsung guru tidak memotivasi siswa untuk membangun pemahamannya sendiri. Akibatnya siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang berdampak pada ketuntasan belajar siswa. Seharusnya guru memotivasi siswa selama pembelajaran matematika dengan jalan melatih siswa untuk berfikir kritis menyelesaikan masalah yang dihadapkan pada siswa. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran matematika, guru mendominasi kegiatan pembelajaran matematika dengan metode ceramah hampir 60% lamanya. Dari 26 siswa hanya 8 siswa (30,8%) yang berani mengungkapkan pendapat yang berkenaan dengan materi dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, sisanya 17 siswa (69,2%) hanya diam mengikuti jalannya pembelajaran matematika.

24 Pelaksanaan evaluasi juga belum dilakukan guru secara maksimal, guru tidak mempersiapkan lembar evaluasi yang dibuat sendiri. Guru memberikan soal latihan yang diambil guru dari buku paket yang dijadikan guru sebagai pegangan dalam mengajar matematika setiap minggunya. Selesai mengerjakan soal latihan siswa saling menukarkan hasil kerja siswa dengan teman sebangku masing-masing. Guru memanggil satu persatu nama siswa untuk memasukkan hasil kerja siswa untuk direkap dalam buku daftar nilai siswa. Dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru di kelas V diperoleh hasil sebagai berikut: Rata-rata skor kelas untuk matematika mencapai skor 40,00. Skor rata-rata ini masih jauh dari KKM yang ditetapkan 80. Dengan mendasarkan pada skor rata-rata yang diperoleh, memberikan gambaran bahwa sebagian besar siswa tidak tuntas. Meskipun ada yang mencapai skor maksimal 100. Namun ada juga yang mencapai skor minimal 35. Dari 26 siswa terdapat 11 siswa (42,31%) yang memperoleh skor 80, sehingga 42,31 % siswa tuntas dengan KKM 80. Sedangkan 15 siswa (57,69%) tidak tuntas, karena skor yang diperoleh dibawah skor KKM 80. Distribusi ketuntasan belajar matematika pra siklus disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika Pra Siklus No. Kriteria Angka Keterangan Frekuensi Persentase (%) 1. 80 Tuntas 11 42,31 2. < 80 Tidak Tuntas 15 57,69 Jumlah 26 100 Sumber: Data Primer Mendasarkan tabel 4.1 distribusi ketuntasan belajar matematika pada pra siklus tentang KD 1.3. melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat, nampak lebih dari 50 % siswa tidak tuntas. Tentu hal ini menimbulkan masalah, meski KKM yang ditetapkan mencapai 80. Gambaran ketidak tuntasan tersebut lebih detail digambarkan melalui diagram lingkaran dibawah ini pada gambar 4.1.

25 42,31 % 57,69 % Tidak Tuntas Sumber : Data Primer Tuntas Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika Pra Siklus Mendasarkan pada gambar 4.1. diagram lingkaran diatas nampak bahwa terdapat 42,31% dari seluruh siswa kelas V yang telah tuntas belajar matematika dan 57,69% dari seluruh siswa tidak tuntas belajar. 1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 4.2.1 Perencanaan Tindakan Peenelitian Pelaksanaan siklus 1 yang dilaksanakan dua kali pertemuan yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dengan langkah sebagai berikut: a. Pertemuan Pertama Perencanaan siklus 1 ini dibuat untuk dua kali pertemuan. Kegiatan awal yang dilakukan guru yaitu mengucapkan salam dilanjutkan dengan bertanya pada siswa anakanak kalian sudah mempelajari bilangan dari 0 sampai tak terhingga, selama ini yang kita pelajari 0 adalah bilangan paling kecil, tetapi tahukah kalian bahwa ada bilangan yang lebih kecil dari 0. Guru memberikan dua jempol bagi siswa yang menjawab dengan benar. Hal ini dilakukan guru untuk memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang penjumlahan campuran bilangan bulat selanjutnya guru membagi kelas menjadi 5 kelompok. Siswa menyimak penjelasan tujuan dan tugas kelompok kemudian ketua kelompok mengambil tugas. Setelah itu siswa membahas materi tugas bersama kelompoknya. Setelah selesai ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan sedangkan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Setelah itu guru dan siswa bersama-sama membuat klarifikasi.

26 Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat evaluasi tentang materi yang telah disampaikan. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya selanjutnya guru memberitahukan bahwa besok ulangan agar siswa belajar. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. b. Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua disiklus pertama ini pertama kali guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan memberikan tes formatif yang berjumlah 10 soal yang telah dipersipakan dan siswa diberi waktu selama 1 jam. Setelah waktu selesai guru mengevaluasi soal bersama siswa. Pada akhir kegiatan guru menutup dengan salam. 4.2.2 Implementasi Tindakan dan Observasi A. Implementasi Tindakan a. Pertemuan Pertama Perencanaan siklus 1 ini dibuat untuk dua kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan setiap satu pertemuan berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan awal yang dilakukan guru yaitu mengucapkan salam dilanjutkan dengan bertanya pada siswa anak-anak kalian sudah mempelajari bilangan dari 0 sampai tak terhingga, selama ini yang kita pelajari 0 adalah bilangan paling kecil, tetapi tahukah kalian bahwa ada bilangan yang lebih kecil dari 0. Guru memberikan dua jempol bagi siswa yang menjawab dengan benar. Hal ini dilakukan guru untuk memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang penjumlahan campuran bilangan bulat selanjutnya guru membagi kelas menjadi 5 kelompok. Siswa menyimak penjelasan tujuan dan tugas kelompok kemudian ketua kelompok mengambil tugas. Setelah itu siswa membahas materi tugas bersama kelompoknya. Setelah selesai ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan sedangkan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Setelah itu guru dan siswa bersama-sama membuat klarifikasi. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa mengevaluasi tentang materi yang telah disampaikan. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya selanjutnya guru memberitahukan bahwa besok ulangan agar siswa belajar. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

27 b. Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua disiklus pertama ini pertama kali guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan memberikan tes formatif yang berjumlah 10 soal yang telah dipersipakan dan siswa diberi waktu selama 1 jam. Setelah waktu selesai guru mengevaluasi soal bersama siswa. Pada akhir kegiatan guru menutup dengan salam. B. Observasi Adapun observasi Pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan aktifitas guru serta siswa dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan, dapat dilihat pada penjelasan berikut: a. Pertemuan Pertama Observasi pelaksanaan RPP, aktifitas guru dan siswa pada siklus 1 dilaksanakan dengan meminta bantuan observer (guru kelas 5) yaitu Ibu Kuryati untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Observasi Pelaksanaan RPP dan aktifitas guru serta siswa dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan RPP diketahui bahwa guru telah melakukan pembelajaran menggunakan model Group Investigation (GI). Kegiatan awal yang dilakukan guru yaitu mengucapkan salam dilanjutkan dengan bertanya pada siswa anak-anak kalian sudah mempelajari bilangan dari 0 sampai tak terhingga, selama ini yang kita pelajari 0 adalah bilangan paling kecil, tetapi tahukah kalian bahwa ada bilangan yang lebih kecil dari 0. Guru memberikan dua jempol bagi siswa yang menjawab dengan benar. Hal ini dilakukan guru untuk memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang penjumlahan campuran bilangan bulat selanjutnya guru membagi kelas menjadi 5 kelompok. Siswa menyimak penjelasan tujuan dan tugas kelompok kemudian ketua kelompok mengambil tugas. Setelah itu siswa membahas materi tugas bersama kelompoknya. Setelah selesai ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan sedangkan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Setelah itu guru dan siswa bersama-sama membuat klarifikasi. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat evaluasi tentang materi yang telah disampaikan. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

28 selanjutnya guru memberitahukan bahwa besok ulangan agar siswa belajar. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. b. Pertemuan II Observasi pelaksanaan RPP, aktifitas guru dan siswa pada siklus 1 pertemuan dua dilaksanakan dengan meminta bantuan observer (guru kelas 5) yaitu Ibu Kuryati untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Observasi Pelaksanaan RPP dan aktifitas guru serta siswa dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan RPP diketahui bahwa guru telah melakukan pembelajaran menggunakan model Group Investigation (GI). Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang penjumlahan campuran bilangan bulat selanjutnya guru membagi kelas menjadi 5 kelompok. Siswa menyimak penjelasan tujuan dan tugas kelompok kemudian ketua kelompok mengambil tugas. Setelah itu siswa membahas materi tugas bersama kelompoknya. Setelah selesai ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan sedangkan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Setelah itu guru dan siswa bersama-sama membuat klarifikasi. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat evaluasi tentang materi yang telah disampaikan. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya. Terdapat kelemahan pada siklus 1 yaitu konsentrasi siswa berkurang karena siswa meras terganggu dan kurang nyaman dengan kegaduhan siswa dikelas lain. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada siklus 1, maka pada Siklus 2 perlu mengatasi berbagai kelemahan yang terjadi untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya dengan berdiskusi bersama observer (guru kelas 5) mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi diantaranya adalah dilakukan upaya lain yakni dengan menutup pintu kelas supaya suara diluar kelas tidak mengganggu konsentrasi dan membuat siswa tetap nyaman mengikuti pembelajaran. 3. Refleksi Kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 pertemuan I dan II menghasilkan data pengukuran yakni data kuantitatif yang berupa tes formatif dan data kualitatif yang berupa penilaian unjuk kerja siswa dalam aktivitas pembelajaran model GI dengan KD melakukan operasi hitung bilangan bulat. KKM yang ditentukan adalah 80. Hasil

29 pengukuran melalui tes dan pengukuran non tes yang berupa unjuk kerja keaktifan melalukan kegiatan, diperoleh hasil ketuntasan sebagai berikut. Dalam siklus 1 ketuntasan dicapai oleh 13 dari 26 siswa (50%) dan siswa yang belum tuntas mencapai 13 siswa juga (50%). Adapun skor rata-rata kelas sebesar 50,00, dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 30,00. Distribusi hasil belajar matematika siklus 1, secara rinci disajikan melalui tabel 4.2 berikut ini. Mendasarkan tabel 4.2 di bawah ini nampak bahwa distribusi hasil belajar yang tidak seimbang terjadi pada siswa yang tidak tuntas. Skor yang diperoleh adalah 30, 50 dan 70. Inipun jumlah terbanyak ditemui pada skor 50. Sedangkan pada siswa yang tuntas, distribusi hasil belajar nampak lebih merata. Mendasarkan pada distribusi skor hasil belajar yang tidak merata dan rendah, maka perlu upaya perbaikan pembelajaran. Tabel 4.2 Distribusi Skor Hasil Belajar Matematika Siklus 1 No Skor Frekuensi Persentase (%) 1. 30 3 11, 55 2. 50 6 23,10 3. 70 4 15,40 4. 80 8 30,80 5. 90 4 15,40 6. 100 1 3,85 Jumlah 26 100 Sumber: Data Primer Distribusi skor hasil belajar tersebut, secara lebih rinci dan jelas digambarkan melalui diagram lingkaran seperti yang disajikan melalui gambar 4.2 di bawah ini. distribusi skor hasil belajar siklus I Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Matematika pada Siklus I

30 Nampak pada gambar 4.2 diagram lingkaran hasil belajar siklus 1, persen terbanyak sebesar 30,80% siswa yang mendapat skor 80 berarti tuntas. Sedangkan persen terkecil sebesar 3,85% siswa mendapat skor tertinggi yakni 100 hanya 1 siswa saja. Apabila dilihat dari ketuntasan belajar, disajikan secara rinci melalui tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Siklus 1 No. Kriteria Skor Keterangan Frekuensi Persentase (%) 1. 80 Tuntas 13 50% 2. <80 Tidak Tuntas 13 50% Jumlah 26 100% Sumber: Data Primer Mendasarkan tabel 4.3, nampak bahwa ketuntasan hanya dicapai oleh 50 % saja. Gambar lebih jelas disajikan melalui gambar 4.3 berikut ini. 50% 50% Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus 1 Mendasarkan gambar 4.3 di atas, nampak jelas bahwa ketuntasan dan ketidak tuntasan belajar adalah fifty fifty artinya 50 %-50%. Keadaan inilah yang menuntut segera ada perbaikan dalam pembelajaran matematika, sehingga siswa dapat tuntas 90 % dari seluruh siswa yang ada. Kelebihan yang didapat dari implementasi RPP adalah: 1. Guru memiliki RPP dan indikator pembelajaran yang mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi yang nampak pada indikator penjumlahan bilangan bulat, mengevaluasi tentang penjumlahan bilangan bulat. 2. Pada saat kegiatan awal, guru menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran dan memberikan kesempatan pada siswa untuk membuat bertanya. 3. Pada saat proses pembelajaran, siswa secara berkelompok bergabung dengan

31 kelompoknya sesuai dengan perintah guru kelas, mendengarkan tujuan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dengan baik. Sedangkan kelemahan yang didapat adalah: 1. Pada saat kegiatan awal, guru dalam menyampaikan pembelajaran terlalu cepat dan banyak menggunakan metode ceramah sehingga siswa jadi jenuh. 2. Pada saat proses pembelajaran, siswa dalam kegiatan kelompok kurang mendapat bimbingan dan pengarahan dari guru 3. Evaluasi pada akhir pembelajaran belum dilakukan guru bersama-sama siswa 1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 1.3.1 Perencanaan Tindakan Penelitian Pelaksanaan siklus 2 yang dilaksanakan dua kali pertemuan yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dengan langkah sebagai berikut : a. Pertemuan I Perencanaan siklus dua ini dibuat untuk dua kali pertemuan. Kegiatan awal yang dilakukan guru yaitu mengucapkan salam dilanjutkan dengan bertanya pada siswa siapa yang dapat menyebutkan bilangan bulat positif dan negatif dengan benar. Guru memberikan dua jempol bagi siswa yang menjawab dengan benar. Hal ini dilakukan guru untuk memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang penjumlahan campuran bilangan bulat selanjutnya guru membagi kelas menjadi 5 kelompok. Siswa menyimak penjelasan tujuan dan tugas kelompok kemudian ketua kelompok mengambil tugas. Setelah itu siswa membahas materi tugas bersama kelompoknya. Setelah selesai ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan sedangkan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Setelah itu guru dan siswa bersama-sama membuat klarifikasi. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat evaluasi tentang materi yang telah disampaikan. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya selanjutnya guru memberitahukan bahwa besok ulangan agar siswa belajar. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

32 b. Pertemuan II Pada pertemuan kedua disiklus kedua ini pertama kali guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan memberikan tes formatif yang berjumlah 10 soal yang telah dipersiapkan dan siswa diberi waktu selama 1 jam. Setelah waktu selesai guru mengevaluasi soal bersama siswa. Pada akhir kegiatan guru menutup dengan salam. 4.2.2 Implementasi Tindakan dan Observasi A. Implementasi Tindakan a. Pertemuan I Perencanaan siklus dua ini dibuat untuk dua kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan setiap satu pertemuan berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan awal pada siklus dua pertemuan I ini untuk mengawali pembelajaran guru mengucapkan salam, selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan menanyakan pada siswa tentang bilangan bulat siapa yang dapat menyebutkan bilangan bulat positif dan negatif dengan benar setelah itu guru memotivasi siswa dengan memberikan 2 jempol. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan yaitu menggunakan model Group Investigation (GI). Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang penjumlahan campuran bilangan bulat selanjutnya guru membagi kelas menjadi 5 kelompok. Siswa menyimak penjelasan tujuan dan tugas kelompok kemudian ketua kelompok mengambil tugas. Setelah itu siswa membahas materi tugas bersama kelompoknya. Setelah selesai ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan sedangkan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Setelah itu guru dan siswa bersama-sama membuat klarifikasi. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa mengevaluasi tentang materi yang telah disampaikan. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya selanjutnya guru memberitahukan bahwa besok ulangan agar siswa belajar lebih giat lagi supaya memperoleh nilai yang lebih bagus dati tes yang pertama. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

33 b. Pertemuan II Pada pertemuan kedua disiklus kedua ini ini pertama kali guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan memberikan tes formatif yang berjumlah 10 soal yang telah dipersipakan dan siswa diberi waktu selama 1 jam. Pada tes kedua ini pengawasan diperketat siswa tdak boleh saling membantu. Setelah waktu selesai guru mengevaluasi soal bersama siswa. Pada akhir kegiatan guru menutup dengan salam. B. Observasi Adapun observasi Pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan aktifitas guru serta siswa dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan, dapat dilihat pada penjelasan berikut: a. Pertemuan I Observasi pelaksanaan RPP, aktifitas guru dan siswa pada siklus 2 dilaksanakan dengan meminta bantuan observer (guru kelas 5) yaitu Ibu Kuryati untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Observasi Pelaksanaan RPP dan aktifitas guru serta siswa dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan RPP diketahui bahwa guru telah melakukan pembelajaran menggunakan model Group Investigation (GI). Kegiatan awal yang dilakukan guru yaitu mengucapkan salam dilanjutkan dengan bertanya pada siswa siapakah yang dapat menyebutkan bilangan bulat positif dan negatif dengan benar. Guru memberikan dua jempol bagi siswa yang menjawab dengan benar. Hal ini dilakukan guru untuk memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang penjumlahan campuran bilangan bulat selanjutnya guru membagi kelas menjadi 5 kelompok. Siswa menyimak penjelasan tujuan dan tugas kelompok kemudian ketua kelompok mengambil tugas. Setelah itu siswa membahas materi tugas bersama kelompoknya. Setelah selesai ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan sedangkan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Setelah itu guru dan siswa bersama-sama membuat klarifikasi. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat evaluasi tentang materi yang telah disampaikan. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

34 selanjutnya guru memberitahukan bahwa besok ulangan agar siswa belajar. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. b. Pertemuan II Observasi pelaksanaan RPP, aktifitas guru dan siswa pada siklus 2 pertemuan dua dilaksanakan dengan meminta bantuan observer (guru kelas 5) yaitu Ibu Kuryati untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Observasi Pelaksanaan RPP dan aktifitas guru serta siswa dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan RPP diketahui bahwa guru telah melakukan pembelajaran menggunakan model Group Investigation (GI). Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang penjumlahan campuran bilangan bulat selanjutnya guru membagi kelas menjadi 5 kelompok. Siswa menyimak penjelasan tujuan dan tugas kelompok kemudian ketua kelompok mengambil tugas. Setelah itu siswa membahas materi tugas bersama kelompoknya. Setelah selesai ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan sedangkan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Setelah itu guru dan siswa bersama-sama membuat klarifikasi. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat evaluasi tentang materi yang telah disampaikan. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya. Terdapat kelemahan pada siklus 2 yaitu konsentrasi siswa berkurang karena siswa meras terganggu dan kurang nyaman dengan kegaduhan siswa dikelas sebelah. Kali ini dikelas sebelah sedang kosong dan siswa banyak yang memukul meja sambil bernyanyi dengan keras. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada siklus 2, maka perlu mengatasi berbagai kelemahan yang terjadi untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya dengan berdiskusi bersama observer (guru kelas 5) mengenai kelemahankelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi diantaranya adalah dilakukan upaya lain yakni dengan menutup pintu kelas supaya suara diluar kelas tidak mengganggu konsentrasi dan membuat siswa tetap nyaman mengikuti pembelajaran. 4.2.3 Refleksi Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 2 kemudian di ambil data secara kuantitatif melalui tes formatif dan penilaian unjuk kerja refleksi yaitu siswa pada aspek kognitif di dalam siklus 2 dengan menggunakan model Group Investigation (GI),

35 khususnya pada materi melakukan operasi hitung bilangan bulat. Hasil perolehan nilai siklus yang mencapai KKM 80 sebanyak 25 siswa (96,16%), belum mencapai KKM sebanyak 1 siswa (3,84%), dengan nilai rata-rata 90,00 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70,00 Dari hasil pengamatan tersebut siswa sudah sedikit terbiasa dengan pembelajaran menggunakan model Group Investigation (GI) karena guru selalu memberikan motivasi belajar. Guru sudah optimal dalam membimbing siswa dalam berkelompok, adanya ketegasan guru menegur siswa yang bicara sendiri saat pembelajaran berlangsung dan saat membuat kesimpulan juga telah melibatkan siswa. Refleksi dan analisis hasil tes (unjuk kerja) pada siklus 2 terdapat 25 siswa (96,16%) yang tuntas, tidak ada siswa yang tidak tuntas 1 (3,84%), dengan nilai rata-rata 90,00, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70,00. Berikut merupakan hasil belajar Matematika pada siklus 2. Tabel 4.6 Distribusi Skor Hasil Belajar Matematika pada Siklus 2 No Skor Frekuensi Persentase (%) 1. 70 1 3,84 1. 80 1 3,84 2. 90 18 69,3 3. 100 6 23,01 Jumlah 26 100 Sumber: Data Primer distribusi skor hasil belajar matematika siklus II 3,84% 3,84% 23,01% 69,3% Gambar 4.6 Diagram Hasil Belajar Matematika pada Siklus 2

36 Pada grafik tersebut, terlihat kurva normal skor hasil akhir pembelajaran Matematika pada siklus 2. Dari grafik itu terlihat, 1 siswa mendapat nilai 70 ; 1 siswa yang mendapat nilai 80; 18 siswa mendapat nilai 90; 6 siswa mendapat nilai 100. Terlihat tingkat ketuntasan siswa hasil pembelajaran Matematika pada siklus 2, yaitu 25 siswa (96,16%) tuntas dan tidak ada 1 siswa (3,84 %) yang tidak tuntas. Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus 2 maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut: A. Kelebihan 1. Guru memiliki RPP dan indikator pembelajaran yang mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi yang nampak pada indikator 2. Pada saat kegiatan awal, guru menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran dan memberikan kesempatan pada siswa untuk membuat kesimpulan. 3. Pada saat proses pembelajaran, siswa berkelompok sesuai deengan kelompoknya dengan perintah guru kelas, mendengarkan tujuan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dengan baik. 4. Pemberian kesimpulan pada akhir pembelajaran sudah dilakukan bersamasama siswa. B. Kelemahan 1. Manajemen waktu pembelajaran kurang berjalan dengan baik sehingga pembelajaran belangsung kurang efektif dan efisien. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar Matematika melalui model Group Investigation (GI) dengan KD 1.3 Melakukan operasi hitung bilagan bulat siswa kelas 5 SD Negeri 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus semester 1 tahun pelajaran 2013/2014. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

37 Tabel 4.7 Distribusi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Belajar Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Tuntas 11 42,31 13 50 25 96,6 Tidak Tuntas 15 57,69 13 50 1 3,84 Jumlah 26 100 26 100 26 100 Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan hasil belajar Matematika, pada pra siklus 57,69% siswa tidak tuntas dan 42,31% siswa tuntas, siklus 1 50% siswa tidak tuntas dan 50% siswa tuntas siklus 2, 96,6,% siswa tidak tuntas dan 3,84% siswa. Hal ini dapat digambarkan pada gambar 4.7 diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar di bawah ini. 4.5 57,69% 50% 4,50% 96,6% 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 42,31% 3,84% Gambar 4.7 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 4.2.1 Pembahasan Siklus 1 Fokus perbaikan pada penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar Matematika melalui pendekatan model Group Investigation (GI). Eggen dan Kauchak (dalam Maimunah, 2005 : 21) mengemukakan GI adalah strategi belajar kooperatif yang

38 menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas 5 SD Negeri 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar Matematika melalui model Group Investigation (GI), sebelum diadakan tindakan skor rata-rata 40,00, skor tertinggi 80,00, skor terendah 30,00 dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus 1 skor rata-rata menjadi 50,00 dengan skor tertinggi 100,00 dan skor terendah 30,00. Hasil siklus 1 dengan tingkat keberhasilan 50,00% dari jumlah siswa sebanyak 26 siswa, menunjukkan pada siklus 1 ini hasil belajar Matematika sudah meningkat, masih ada si swa yang belum tuntas dengan persentase 50,00%. Persentase ini sudah memenuhi target indikator keberhasilan siklus 1 yaitu 50%, namun belum memenuhi ketuntasan akhir penelitian yang ingin dicapai sebesar 100% dari seluruh siswa sehingga perlu dilakukan tindakan siklus 2. Perolehan hasil belajar pada siklus 1 ini masih belum optimal, beberapa kekurangan dalam penelitian tindakan siklus 1 ini antara lain dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, sehingga siswa kurang mengerti apa yang harus dia pahami ketika pembelajaran, pembagian kelompok yang belum disiapkan sebelumnya, dalam manajemen waktu pembelajaran perlu ditingkatkan sehingga pembelajaran berlangsung efektif dan efisien, guru kurang dalam membimbing siswa melaksanakan langkah pembelajaran, selain itu pemberian kesimpulan pada akhir pembelajaran perlu dilakukan bersama-sama siswa. Semua siswa harus beraktifitas positif dalam pembelajaran sehingga siswa memperoleh manfaat pembelajaran melalui model Group Investigation (GI). 4.6.2 Pembahasan Siklus 2 Perbaikan hasil belajar Matematika pada siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan peran guru, presentase pembelajaran maupun presentase ketuntasan belajar. Namun demikian ketuntasan hasil belajar siswa belum maksimal. Dari kegiatan refleksi teridentifikasi bahwa kurang tepatnya manajemen waktu pembelajaran, guru kurang dalam membimbing siswa melaksanakan langkah pembelajaran.

39 Selanjutnya pada siklus 2 perbaikan hasil belajar matematika difokuskan pada kekurangan di siklus 1. Selama proses pembelajaran, siswa tampak lebih beraktifitas positif. Pada penelitian siklus 1 ketuntasan hasil belajar sebesar 50,00%, siswa yang belum tuntas 50,00% dan skor rata-rata 50,00 dengan skor tertinggi 100,00 dan skor terendah 30,00. Pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 96, 6%, siswa yang tidak tuntas 3,84% dan skor rata-rata meningkat menjadi 9 0, 0 0 dengan skor tertinggi 10 0, 00 dan skor terendah 70,00. Perolehan hasil belajar pada siklus 2 ini sudah optimal, namun masih ada kekurangan manajemen waktu pembelajaran perlu ditingkatkan, sehingga pembelajaran belangsung lebih efektif dan efisien. Hasil siklus 2 dengan tingkat keberhasilan 96,16% dari jumlah seluruh siswa 26 siswa, menunjukkan pada siklus 2 ini hasil belajar matematika sudah maksimal, cuma 1 siswa yang belum tuntas dengan persentase 3,84% dikarenakan siswa ini memang sering tinggal kelas dan lambat dalam menerima pelajaran. Persentase ini sudah memenuhi target indikator keberhasilan siklus 2 yaitu 100%, dan telah memenuhi ketuntasan akhir penelitian yang ingin dicapai sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga pelaksanaan perbaikan dapat diakhiri. 4.6.3 Pembahasan Perbandingan Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Pada pra siklus (kondisi awal) sebelum diadakan penelitian tindakan di kelas 5 SD Negeri 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus skor rata-rata 40,00 dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus 1 skor rata-rata menjadi 50,00 dengan skor tertinggi 100,00 dan skor terendah 30,00. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan tingkat keberhasilan 50,00 % dari jumlah siswa sebanyak 26 siswa, tetapi masih terdapat 50,00% siswa belum tuntas. Karena ketuntasan siklus 1 belum mencapai 100% sehingga perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus 2. Pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 96,16%, siswa yang belum tuntas 1 siswa (3,84%) dan skor rata-rata meningkat menjadi 90,00 dengan skor tertinggi 100,00 dan skor terendah 70,00. Karena ketuntasan siklus 2 adalah 96,16% siswa maka telah mencapai syarat ketuntasan penelitian ini yaitu 90%. Oleh sebab itu, pelaksanaan perbaikan siklus ini dapat diakhiri. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa dengan menggunakan

40 model Group Investigation (GI) maka hasil belajar Matematika siswa kelas 5 SD Negeri 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 akan meningkat. Hasil tes kondisi awal didapatkan ketuntasan belajar 11 siswa tuntas dengan persentase 42,31% dari 26 siswa. Hasil tes kondisi awal bila dibandingkan dengan hasil tes kondisi akhir didapatkan 25 siswa tuntas dengan persentase 90%. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Group Investigation (GI) dapat meningkatan hasil belajar siswa.