1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Ganesha Operation telah menjadi bagian dari sejarah kehidupan masyarakat Indonesia sejak 1984. Sejak saat itu, Ganesha Operation terus mengembangkan dan membuktikan diri sebagai Bimbingan belajar terbaik dan terbesar di Indonesia. Pada tahun ini, Ganesha Operation berhasil meraih penghargaan bergengsi Top Brand sebagai bimbel terbaik se-indonesia. Sebagai bukti komitmen dan eksistensi dari Ganesha Operation untuk masyarakat Indonesia. TOP Brand Award menunjukan bahwa Ganesha Operation tetap menjadi pilihan favorit para konsumen. Hal ini dikarenakan Ganesha Operation secara konsisten meningkatkan mutu layanan dan memenuhi janjinya selama 29 tahun dan akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. Dengan keberhasilan meraih penghargaan Top Brand, ke depan Ganesha Operation akan terus meningkatkan kualitas produk dan layanan serta membuktikan diri sebagai market leader dan Bimbel terbaik di Indonesia. Mendapatkan perolehan nilai tertinggi dalam ajang Top Brand Award menjadi pembuktian keberhasilan bagi Ganesha Operation. Penghargaan yang diraih dapat menjadi pengakuan atas prestasi yang telah dicapai oleh Ganesha Operation, antara lain: Tiga tahun berturut-turut 2010-2012 siswa GO Juara-1 UN se-indonesia tingkat SMP, SMA, dan SMK; Lebih dari 20.000 siswa GO lulus ke PTN tahun 2012; Di tingkat SD, siswa GO meraih Medali Asian
2 Science and Math Olympiad for Primary School (ASMOPS); The Ganesha Operation Gold Medal diperebutkan pada olimpiade fisika tingkat dunia. A. Hasil Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada 60 karyawan bimbingan belajar di Ganesha Operation Yogyakarta. Dari sebanyak 60 kuesioner yang disebar, kuesioner yang dikembalikan oleh responden sejumlah 48 (respon rate 80%). B. Uji Kualitas Instrumen 1. Uji itas Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment. Item pertanyaan dinyatakan valid apabila dari hasil uji diperoleh nilai korelasi antara skor butir dengan skor total signifikan pada tingkat 5%. Tabel 4.1. Uji itas Variabel Motivasi Kerja Variabel Butir R Sig Keterangan Motivasi kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 0,851 0,852 0,858 0,862 0,867 0,902 0,840 0,901 0,877 0,723 0,703 0,458 0,001 Sumber: Lampiran olah data uji validitas.
3 Tabel 4.1 menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan variabel motivasi kerja < 0,05. Hal ini berarti seluruh butir pertanyaan varaibel motivasi kerja adalah valid. Tabel 4.2. Uji itas Variabel Stress Kerja Variabel Butir R Sig Keterangan Stress kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 0,759 0,788 0,799 0,875 0,865 0,831 0,857 0,892 0,837 0,894 0,878 0,825 Sumber: Lampiran olah data uji validitas. Tabel 4.2 menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan variabel stress kerja < 0,05. Hal ini berarti seluruh butir pertanyaan variabel stress kerja adalah valid. Tabel 4.3. Uji itas Variabel Kinerja Variabel Butir R Sig Keterangan Kinerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 0,909 0,886 0,903 0,796 0,895 0,867 0,791 0,859 0,807 0,820 0,883 0,882 0,880 0,830 0,913 Sumber: Lampiran olah data uji validitas
4 Tabel 4.3 menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan variabel kinerja < 0,05. Hal ini berarti seluruh butir pertanyaan variabel kinerja adalah valid. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach s Alpha, suatu instrumen dikatakan reliabel atau andal apabila nilai koefisien Cronbach s Alpha sama dengan atau lebih besar dari 0,6. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Motivasi kerja Stress kerja Kinerja Tabel 4.4. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach s Alpha Keterangan Sumber: Lampiran olah data uji reabilitas 0,951 0,963 0,975 Reliabel Reliabel Reliabel Hasil pengujian reliabilitas pada Tabel 4.4 menunjukkan nilai Cronbach s Alpha pada variabel motivasi kerja sebesar 0,951; stress kerja sebesar 0,963 dan kinerja sebesar 0,975 masing-masing lebih besar dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan instrument yang dipakai dalam variabel adalah handal. C. Profil Responden Responden diklasifikasikan berdasarkan karakteristik jenis kelamin, pendidikan dan lama bekerja. Deskripsi responden dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.5 berikut:
5 Tabel 4.5. Deskripsi Responden Dasar Klasifikasi Sub Klasifikasi Jumlah Prosentase (%) Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 17 31 35,4 64,6 Pendidikan SMP SMA S1 S2 1 3 32 12 2,1 6,3 66,6 25,0 Lama bekerja 1 - <5 tahun 5-10 tahun > 10 tahun Sumber: Lampiran deskripsi responden. 16 20 12 33,3 41,7 25,0 Tabel 4.5 menunjukkan jenis kelamin responden kebanyakan adalah perempuan sebesar 64,6%. Sebagian besar responden berpendidikan S1 sebesar 66,6%. Lama bekerja responden sebagian besar adalah 5-10 tahun sebesar 41,7%. D. Statistik Deskriptif Hasil pengukuran variabel penelitian dihitung dari skor dari setiap responen kemudian dijumlahkan dan dianalisis dengan kategori sebagai berikut: 1. Menentukan jarak interval kelas Skor maksimal: 5 Skor minimal: 1 Banyak kelas: 5 Skor maksimal - skor minimal 5-1 Interval = = = 0,8 Banyak kelas 5 2. Penggolongan kategori skor mean: 1 - < 1,8 : Sangat rendah 1,8 - < 2,6 : Rendah 2,6 - < 3,4 : Cukup
6 3,4 < 4,2 : Tinggi 4,2 5,0 : Sangat Tinggi Statistik deskriptif hasil penyebaran kuesioner yang meliputi mean, standar deviasi, nilai minimal dan maksimal masing-masing variabel penelitian disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel Motivasi Kerja Item Pertanyaan N Min Max Mean Standar Deviasi Jam istirahat memenuhi 48 2 5 3,67 1,098 Gaji memenuhi kebutuhan 48 2 5 3,73 1,026 Jaminan asuransi 48 1 5 3,60 1,086 Jaminan hari tua 48 1 5 3,71 1,148 Rekan kerja memberikan bantuan 48 1 5 3,54 1,148 Atasan terbuka 48 2 5 3,75 1,042 Atasan dan rekan kerja peduli 48 2 5 3,69 1,055 Perusahaan memberikan bonus 48 2 5 3,63 1,024 Pimpinan memberikan pujian 48 2 5 3,46 1,129 Perusahaan memberikan kesempatan promosi 48 2 5 3,77 0,973 Pimpinan memberikan kesempatan berkreativitas 48 2 5 3,58 1,108 Pimpinan memberi kesempatan mengembangkan 48 2 5 3,79 1,091 ketrampilan dan kemampuan Motivasi kerja 48 2,00 5,00 3,66 0,870 Sumber: Lampiran statistik deskriptif variabel. Tabel 4.6 menunjukkan rata-rata terendah pada jawaban pertanyaan pimpinan memberikan pujian (3,46) dan rata-tata tertinggi pada jawaban pertanyaan pimpinan memberikan kesempatan mengembangkan ketrampilan dan kemampuan (3,79). Rata-rata variabel motivasi kerja secara keseluruhan sebesar 3,66. Nilai tersebut berada pada interval 3,4 - < 4,2. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum karyawan Ganesha Operation Yogyakarta memiliki motivasi kerja yang tinggi. Tabel 4.7. Statistik Deskriptif Variabel Stress Kerja
7 Item Pertanyaan N Min Max Mean Standar Deviasi Ditekan banyak peraturan 48 1 5 2,52 1,111 Dikejar waktu menyelesaikan pekerjaan 48 1 5 2,79 1,148 Pimpinan memberikan teguran keras 48 1 5 2,77 1,057 pada karyawan yang melakukan kesalahan Pekerjaan tidak sesuai dengan 48 1 5 2,85 1,130 ketrampilan Peran di perusahaan sering bertentangan 48 1 5 2,83 1,243 Kerja keras tidak sebanding dengan hasil 48 1 5 2,92 1,145 Pekerjaaan membahayakan kesehatan 48 1 5 2,88 1,178 Tuntutan pekerjaan membuat frustasi 48 1 5 3,00 1,185 Tanggung jawab yang diberikan sangat 48 1 5 2,85 1,220 memberatkan Kurang jelas tentang harapan perusahaan 48 1 5 2,90 1,134 Gaji tidak sesuai dengan harapan 48 1 5 2,98 1,194 Target kerja tidak sesuai harapan 48 1 5 3,02 1,139 Rata-rata stresskerja 48 1,00 5,00 2,86 0,975 ` Sumber: Lampiran statistik deskriptif variabel. Tabel 4.7 menunjukkan rata-rata terendah pada jawaban pertanyaan ditekan banyak peraturan (2,52), sedangkan rata-rata tertinggi pada jawaban pertanyaan target kerja tidak sesuai harapan (3,02). Rata-rata variabel stress kerja secara keseluruhan sebesar 2,86. Nilai tersebut berada pada interval 1,8 - < 2,6. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum karyawan Ganesha Operation Yogyakarta memiliki stress kerja rendah. Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan
8 Item Pertanyaan N Min Max Mean Standar Deviasi Bekerja dengan target yang ditetapkan 48 2 5 3,83 0,907 Menyelesaikan pekerjaan dalam waktu singkat 48 2 5 3,77 0,928 Mampu melaksanakan pekerjaan tanpa 48 2 5 3,77 0,857 dijelaskan Mengembangkan kreatifitas 48 2 5 3,54 1,031 Menjalin kerjasama 48 2 5 3,67 0,996 Berinisiatif melakukan pekerjaan lain 48 2 5 3,67 0,975 Tidak tergantung rekan kerja 48 2 5 3,85 0,922 Kemampuan dan kompetensi yang memadai 48 2 5 3,79 0,944 Kecakapan menggunakan alat kerja 48 2 5 3,90 1,016 Melaksanakan jadwal sesuai peraturan 48 2 5 3,79 0,967 Tingkat kehadiran tinggi 48 2 5 3,83 0,859 Kemampuan berkomunikasi dengan atasan 48 1 5 3,83 0,975 Kemampuan memberikan bimbingan kepada 48 2 5 3,67 0,930 rekan kerja Teliti dalam melakukan pekerjaan 48 2 5 3,73 0,917 Kemampuan berkomunikasi dengan rekan 48 2 5 3,69 0,926 kerja Rata-rata kinerja 48 2,00 5,00 3,76 0,811 Sumber: Sumber: Lampiran statistik deskriptif variabel. Tabel 4.8 menunjukkan rata-rata terendah pada jawaban pertanyaan mengembangkan kreatifitas (3,54), sedangkan rata-rata tertinggi pada jawaban pertanyaan kecakapan menggunakan alat kerja (3,90). Rata-rata variabel kinerja secara keseluruhan sebesar 3,76. Nilai tersebut berada pada interval 3,4 - < 4,2. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum karyawan Ganesha Operation Yogyakarta memiliki kinerja yang tinggi. E. Uji Hipotesis dan Analisis Data Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan moderat regression analysis (MRA) untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel motivasi kerja (X1) dan moderasi antara motivasi kerja dengan stres kerja (X1*X2) terhadap kinerja karyawan (Y).
9 1. Moderat Regression Analisys Hasil perhitungan dengan program SPSS 15.00 diperoleh nilai koefisien regresi sebagai berikut: Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Variabel Penjelas Standardized Coefficients X1 0,470 X2-0,501 X1*X2 0,733 Sumber: Lampiran olah data moderat regression analisys. a. Variabel motivasi kerja memiliki koefisien arah positif sebesar 0,470, sehingga semakin tinggi motivasi kerja maka kinerja karyawan juga akan semakin tinggi. b. Variabel stress kerja memiliki koefisien arah negatif sebesar -0,501, sehingga semakin tinggi stress kerja maka kinerja karyawan akan semakin rendah. c. Variabel moderasi motivasi kerja dengan stres kerja memiliki koefisien arah positif sebesar 0,733, sehingga semakin tinggi motivasi kerja karyawan dan stress kerja yang pendek maka kinerja karyawan akan semakin tinggi. 2. Uji t (t test) Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua, yaitu mengetahui signifikansi pengaruh variabel-variabel motivasi kerja dan moderasi antara motivasi kerja dengan stres kerja secara parsial terhadap
10 kinerja karyawan Ganesha Operation Yogyakarta. Hasil pengujian t test disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.10. Hasil Uji t test Variabel Penjelas t stat Sig Keterangan X1 2,738 0,009 Signifikan X2-2,395 0,021 Signifikan X1*X2 2,684 0,010 Signifikan Sumber: Lampiran olah data uji t a. Pengujian terhadap variabel motivasi kerja (X1) Hasil pengujian pada Tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi variabel motivasi kerja (X1) sebesar 0,009 < α (0,05), artinya motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hipotesis 1 diterima/terbukti. b. Pengujian terhadap variabel moderasi motivasi kerja dengan stress kerja (X1*X2) Hasil pengujian pada Tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi variabel moderasi motivasi kerja dengan stress kerja (X1*X2) sebesar 0,010 < α (0,05), artinya moderasi motivasi kerja dengan stress kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hipotesis 2 diterima/terbukti. 3. Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (Adjusted R square) berguna untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variabel dependent. Hasil
11 perhitungan koefisien determinasi dengan bantuan program SPSS 15.0 disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R 2 ) R R square Adjusted R square Std Error of the estimate Model 1 0, 921 0,848 0,837 0,33508 Sumber: Lampiran olah data hasil perhitungan koefisien determinasi. Nilai adjusted R square sebesar 0,837 menunjukkan variable-variabel motivasi kerja, stress kerja, dan moderasi antara motivasi kerja dengan stress mampu menjelaskan variasi kinerja karyawan sebesar 83,7%. Sedangkan sisanya sebesar 16,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. F. Pembahasan Hasil analisis deskriptif menunjukkan secara umum karyawan Ganesha Operation Yogyakarta Cabang Yogyakarta memiliki motivasi kerja yang baik. Karyawan Ganesha Operation Yogyakarta memiliki stress kerja yang rendah. Karyawan Ganesha Operation Yogyakarta memiliki kinerja yang baik. Pengujian hipotesis pertama menunjukkan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Motivasi merupakan kondisi kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang
12 memberikan kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Kebutuhan dapat berupa kebutuhan fisik, kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman dan kebutuhan sosial. Kebutuhan lain yang tak kalah pentingnya adalah kebutuhan penghargaan, kebutuhan pengakuan serta kebutuhan untuk merealisasikan seluruh kemampuan yang terdapat pada diri seseorang. Adanya motivasi akan menjadi daya dorong yang mengakibatkan seorang karyawan mau dan rela menggerakkan kemampuannya dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk suatu kegiatan/pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Karyawan Ganesha Operation Yogyakarta yang merasa kebutuhannya terpenuhi selama bekerja di Ganesha Operation Yogyakarta Cabang Yogyakarta, maka karyawan Ganesha Operation Yogyakarta Cabang Yogyakarta itu akan termotivasi untuk selalu berkarya. Motivasi kerja yang tinggi dapat memacu kinerja karyawan di Ganesha Operation Yogyakarta untuk bekerja secara optimal sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan. Motivasi dengan kinerja mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena motivasi merupakan suatu dorongan individu untuk berperilaku dan melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Untuk melakukan suatu kegiatan dibutuhkan motivasi yang tinggi sehingga akan menghasilkan hasil dengan kualitas yang baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rangga Mahardhika, Djamhur Hamid dan Ika Ruhana (2010) yang menyimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadapa kinerja karyawan. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan stress kerja memoderasi pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Adanya motivasi dapat
13 memacu kinerja karyawan untuk bekerja secara optimal. Sejalan dengan meningkatnya stres, kinerja cenderung naik, karena stres membantu karyawan untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi kebutuhan kerja, adalah suatu rangsangan sehat yang mendorong para karyawan untuk menanggapi tantangan pekerjaan. Akhirnya stres mencapai titik stabil yang kira-kira sesuai dengan kemampuan prestasi karyawan.. Selanjutnya bila stress terlalu besar, kinerja akan cenderung menurun karena stress akan menganggu pelaksanaan pekerjaan. Stress kerja dapat menimbulkan dampak buruk bagi yang yang bersangkutan dan bagi organisasi. Individu yang tidak dapat menanggulangi stress kerja, cenderung menjadi tidak produktif, malas-malasan, bekerja dengan tidak efektif dan tidak efisien. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Noviansyah & Zunaidah (2011) yang menyimpulkan bahwa pada penelitian ini variabel stres kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel stres dan motivasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan karyawan. Variabel stres kerja lebih berpengaruh dari pada motivasi terhadap kinerja karyawan.