Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Analisis Rangkaian Listrik

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan;

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

1. Proses Normalisasi

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T.

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

JURUSAN FISISKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 5 Transformasi Fourier

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

Transformasi Peubah Acak (Lanjutan)

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7

Reduksi data gravitasi

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

Minggu Ke XII Matriks dan Graf

BAB 2 LANDASAN TEORI

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014


MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA

BAB 2 DISTRIBUSI INDUK DAN DISTRIBUSI SAMPEL

BAB 2 LANDASAN TEORI

FUNGSI EKSPONEN, TRIGONOMETRI DAN HYPERBOLIK BAB I FUNGSI EKSPONEN

BAB II LANDASAN TEORI

8. FUNGSI TRANSENDEN MA1114 KALKULU I 1

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Debuging Program dengan EasyCase

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR

ISOMORFISMA PADA GRAF P 4

MODEL PENGENALAN POLA : KASUS PEMILAHAN WARNA SUARA SARON DAN BONANG PADA GAMELAN JAWA. Abasrak

Ringkasan Materi Kuliah METODE-METODE DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

8. FUNGSI TRANSENDEN MA1114 KALKULU I 1

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

Materike April 2014

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transformasi Satu Peubah Acak (Lanjutan) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2016

Transformasi Satu Peubah Acak (Bagian II) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2017

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY

5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

23. FUNGSI EKSPONENSIAL

PENGANTAR METODE MAGNETOTELLURIK (MT)

PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID

BAB V DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT

PENENTUAN POLA - POLA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE ENAM TANPA GARIS PARALEL DENGAN BANYAKNYA GARIS 5. (Skripsi) Oleh SITI FATIMAH

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman

Perancangan dan Analisa Antena Mikrostrip dengan Frekuensi 850 MHz untuk Aplikasi Praktikum Antena

PENDUGAAN SEBARAN LAMA PERAWATAN NASABAH ASURANSI KESEHATAN (STUDI KASUS: ASURANSI KESEHATAN P.T. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA) NOVALIA

KOMPUTASI DAN DINAMIKA FLUIDA

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

Pengaruh Posisi Pipa Segi Empat dalam Aliran Fluida Terhadap Perpindahan Panas

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS)

Transkripsi:

Drt Fourir, Transformasi Fourir dan DFT A. Drt Fourir Drt fourir adalah drt yang digunakan dalam bidang rkayasa. Drt ini prtama kali ditmukan olh sorang ilmuan prancis Jan-Baptist Josph Fourir (1768-18). Drt yang slanjutnya diknal sbagai drt fourir ini mrupakan drt dalam bntuk sinusoidal (sinus dan cosinus) yang digunakan untuk mrprsntasikan fungsi-fungsi priodik scara umum. Slain itu, drt ini juga sring dijadikan sbagai alat bantu dalam mnylasaikan prsamaan difrnsial, baik prsamaan difrnsial biasa maupun prsamaan difrnsial parsial. Tori dasar drt fourir cukup rumit. Mskipun dmikian, aplikasinya cukup sdrhana. a. Fungsi Priodik Suatu fungsi dikatakan priodic ktika stiap x brlaku, dimana T mrupakan konstanta positif. Nilai trkcil T dinamakan priod trkcil atau disingkat priod f(x). *) Fungsi sinx mmpunyai priod karna fungsi,.. sama dngan sinx. *) Priod fungsi atau dimana n adalah bilangan bulat positif adalah *) Priod adalah *) Suatu konstanta mmiliki priod suatu bilanan poositif Contoh lain dari fungsi priodic adalah gambar sbagai brikut: b. Drt fourir Misalkan f(x) didfinisikan pada slang (-L,L) dan di luar slang ini olh f(x+2l)f(x) yaitu diandaikan bahwa f(x) mmpunyai priod 2L. Drt Fourir atau uraian Fourir yang brssuaian dngan f(x) ditntukan olh:

Disini kofisin Fourir an dan bn adalah c. Aplikasi drt Fourir Salah satu aplikasi dari drt fourir adalah pada pmisahan prpaduan glombang. Suatu glombang yang brgrak pada satu mdium bukan hanya glombang yang brupa glombang tunggal namun mrupakan prpaduan dari banyak glombang. Dngan mnggunakan drt fourir maka prpaduan dari banyak panjang glombang ini dapat dipisahkan kmbali mnjadi glombang-glombang pnyusunnya. Misalkan saja pada glombang radio. Glombang radio FM mmpunyai frkunsi 88 Mhz sampai dngan 18 Mhz. Tapi yang mnimbulkan prtanyaan adalah knapa kita dapat mndngarkan suara pnyiar radionya padahal batas pndngaran manusia hanya 2 Hz sampai dngan 2. Hz saja?. Ini dapat dijawab karna glombang radio trsbut hanya sbagai pmbawa. Yang nantinya pada radio pnrima glombang datang trsbut akan dipcah kmbali yang salah satunya brupa glombang suara yang dapat kita dngarkan. Pada gambar diatas disajikan dua bntuk glombang yang mmpunyai bntuk yang sangat brbda. Namun pada gambar kiri itu mrupakan glombang prpaduan dari banyak skali glombang. Sdangkan pada gambar kanan mrupakan bntuk-bntuk glombang yang mnyusun gambar kiri tadi. Gambar kiri dapat di pcah mnjadi gambar kanan dngan bantuan drt fourir. Hal ini pula yang brlaku pada frkunsi radio yang tlah disinggung sblumnya.

B. Transformasi Fourir Slain adanya drt fourir, juga diknal adanya transformasi fourir (Fourir Transform-FT). Josph Fourir mngmukakan bahwa sbuah fungsi priodik dapat dirprsntasikan dngan mngkombinasikan pnjumlahan tak hingga dari fungsi sinus dan cosinus. Rprsntasi fungsi inilah yang kmudian diknal sbagai Drt Fourir. Bbrapa tahun stlah pnmuan ini, drt fourir dikmbangkan mnjadi bntuk yang lbih umum shingga dapat ditrapkan pada fungsi yang non-priodik, bntuk yang lbih umum ini yang kmudian diknal sbagai Transformasi Fourir (FT). Sjak pnmuan ini, transformasi fourir mnjadi mtoda yang sangat cocok untuk mnganalisis fungsi atau sinyal, karna transformasi fourir dapat mngubah fungsi atau sinyal dalam domain waktu k domain frkunsi. Biasanya sbuah fungsi digambarkan dalam domain waktu. Artinya yang diukur dari fungsi trsbut adalah waktu. Dngan kata lain, jika kita gambarkan fungsi trsbut pada sumbu simtri, maka sumbu x (sbagai variabl bbas) mwakili waktu, dan sumbu y (sbagai variabl tak bbas) mwakili nilai pada waktu t trtntu, atau nilai amplitudo-nya. Jika kita mnggambar fungsi dalam domain waktu, maka kita akan mmprolh rprsntasi waktu-amplitudo fungsi trsbut. Pada aplikasinya, rprsntasi ini tidak slalu mrupakan rprsntasi trbaik. Pada banyak kasus, informasi khusus trsmbunyi pada nilai frkunsinya. Spktrum frkunsi dari sbuah fungsi mmprlihatkan frkunsi yang trmuat pada fungsi trsbut. Transformasi Fourir (Fourir Transform atau FT) dapat mngubah fungsi atau sinyal dalam domain waktu k dalam domain frkunsi. Jika kita mnrapkan FT pada sbuah fungsi dalam domain waktu, maka kita akan mndapatkan rpsntasi frkunsi-amplitudo fungsi trsbut. Dngan transformasi fourir, sbuah fungsi dapat digambarkan dalam sumbu x yang mnunjukkan spktrum frkunsi dan sumbu y mnunjukkan amplitudo. Gambar FT mnunjukkan brapa banyak frkunsi yang trmuat pada fungsi trsbut. Brikut ini adalah contoh dua buah fungsi stasionr priodik, yang trgabungkan (y 1 + y 2 y) bsrta gambar FT-nya:

Sringkali, informasi yang tidak dapat dilihat pada domain waktu, dapat dilihat pada domain frkunsi. Sbagai contoh dalam bidang mdis diknal sinyal ECG (ElctroCardioGraphy), yaitu catatan grafik aktivitas lktrik jantung. Bntuk khusus ECG orang yang shat, diknal btul olh sorang ahli jantung. Sbuah pnyimpangan yang brarti dari bntuk trsbut biasanya dianggap sbagai gjala adanya pnyakit. Namun gjala adanya pnyakit tidak slalu trlihat jlas pada sinyal ECG dalam domain waktu, trkadang pnyakit dapat didiagnosa lbih mudah jika sinyal dianalisis dalam domain frkunsi. Pada ECG dapat mmanfaatkan transformasi fourir trgantung yang diinginkan. Sprti tlah disinggung sblumnya bahwa tidak slalu suatu gjala kjanggalan pmbacaan catatan grafik aktifitas lktrik jantung dapat tramati dngan baik dalam domain waktu. Shingga diprlukan domain lain yang ssuai dan dapat mmbrikan informasi yang lbih akurat kpada pmbaca. Domain lain yang dapat digunakan adalah domain frkunsi. Dan sbaliknya tidak smua gjala kjanggalan juga dapat dibaca pada domain ini. Shingga antara doain waktu dan domain frkunsi akan saling mlngkapi, trgantung dngan kbutuhan. Hal trsbut mrupakan contoh sdrhana dari kgunaan domain frkunsi. Transformasi fourir brsifat rvrsibl, yaitu suatu fungsi dapat ditransformasi k dalam domain frkunsi (yang mmuat informasi frkunsi amplitudo), dan di invrsikan lagi k domain waktu (yang mmuat informasi waktu-amplitudo). Namun, kdua informasi trsbut tidak bisa didapatkan scara brsamaan. Rprsntasi fungsi dalam domain frkunsi tidak mmuat informasi waktu, dmikian pula sbaliknya. Untuk fungsi-fungsi yang stasionr, yaitu fungsi yang nilai frkunsinya tidak brubah-ubah scara kontinu, informasi waktu dan frkunsi scara brsamaan tidak diprlukan, karna di sluruh intrval waktu, nilai komponn frkunsinya konstan. Sifat-Sifat Transformasi Fourir

Suatu sinyal sring ditulis dngan huruf kcil dan transformasi fourir atau spktrumnya dngan huruf bsar. Hubungan antara sinyal dan spktrumnya sring dituliskan dngan f(x) < > F(w), dngan sinyal di sisi kiri dan spktrumnya di sisi kanan. Transformasi Fourir mmiliki bbrapa sifat yang mnarik dan mmudahkan untuk mngrti knapa spktra dari sinyal trtntu punya bntuk trtntu, yaitu: 1. Linarity : f(x)+g) <--> F(w)+G(w) a*f(x) <--> a*f(w) artinya jika ada pnambahan/pngurangan dua sinyal maka spktranya ditambahkan/dikurangkan juga dan jika amplitudo sinyalnya dinaikkan/diturunkan maka spktrumnya pun dinaikkan/diturunkan. 2. Scaling: f(a*x) <--> (1/a) * F(w/a) artinya jika dibuat fungsi yang lbih lbar dalam arah x maka spktrumnya akan mnjadi lbih kcil dalam arah x dan ampiltudonya pun akan brubah.. Tim Shifting : f(x-x) <--> (xp(-i*w*x)) * F(w) jika waktu digsr maka trjadi pnggandaan Transformasi Fourir dngan ksponnsial nilai imajinr, dngan dmikian prgsran waktu dalam amplitudo spktrum tidak trlihat prbdaannya yang trlihat hanya dalam phas. 4. Frquncy Shifting (xp(-i*w*x))*f(x)<-->f(w-w) mrupakan pasangan rangkap dari tim shifting 5. Duality or Symmtry Jika f(x) <--> F(w) maka F(x) <--> f(-w) misalnya karna factor ini spktrum pulsa rctangular adalah fungsi sin dan pada saat yang sama spktrum fungsi sin adalah pulsa rctangular juga. 6. Symmtry Ruls Transformasi Fourir sinyal ral dan gnap adalah ral dan gnap juga (misal symtikal sinyal maka yang dicrminkan adalah skitar sumbu y) Transformasi Fourir sinyal ral dan ganjil adalah ral dan ganjil juga (ganjil mngartikan ktidaksimtrisan, dicrminkan diskitar titik pusat sumbu) Transformasi Fourir sinyal ral mmiliki bagial ral gnap dan bagian imajinr ganjil srta amplitudo yang slalu simtris. Transformasi Fourir sinyal imajinr murni adalah simtris,tapi Transformasi Fourir sinyal komplks tidak slalu simtris. 7. Torma Konvolusi

Konvolusi adalah oprasi antara dua fungsi yang trdfinisi sbagai intgral, yang bisa dijlaskan sbagai brikut: Ambil 2 fungsi misal dua fungsi rctangl f 1 (x) dan f 2 (x). Jadikan salah satu fungsi pada posisi ttap.lalu crminkan fungsi yang kdua diskitar sumbu y. Kmudian gsr fungsi kdua itu mlwati suatu nilai u dimana u brasal dari -µsampai µ. Fungsi hasil dari konvolusi f 1 dan f 2 adalah g(u) dimana u adalah paramtr. Untuk u trtntu, kalikan lalu gsr dan crminkan satu sama lain antara f 1 dngan f 2. Kmudian hitung ara di bawah hasilnya dngan mngintgralkannya. Ara ini adalah nilai g(u) untuk u trsbut. Untuk hasil yang mnyluruh langkah tadi prlu dilakukan pada stiap u. Sbagai contoh, trdapat dua fungsi rctangular yang dimulai saat u -µ, g(u) adalah karna dua trsbut tidak ovrlap dan prkaliannya akan mnghasilkan nol fungsi dngan nol ara. Ktika u brgrak k kanan, g(u) akan trus ttap sampai akhirnya dua fungsi rctangular tadi mulai brtampalan. Kmudian smakin brgrak k kanan maka snakin bsar ara yang akan trbntuk sampai akhirnya mncapai nilai maksimum, jadi nilai g(u) smakin mmbsar. Lalu kdua fungsi rctangular itu smakin kurang brtampalan pada saat salah satunya brgrak smakin kkanan shingga nilai g(u) akan brkurang dan brkurang lagi. Akhirnya g(u) mncapai nol lagi dan ttap sampai +µ. Hasil g(u) trsbut mrupakan suatu fungsi sgitiga. Prosdur mnmukan Discrt Transform dan Fourir Transform a. Rumus mnmukan Fourir Transform Eulr: b. Rumus mnmukan Diskrt Transform Discrt Fourir Transform Transformasi fourir diskrit atau disbut dngan Discrt Fourir Transform (DFT) adalah modl transformasi fourir yang diknakan pada fungsi diskrit, dan hasilnya juga diskrit. DFT didfinisikan dngan :

F( N 1 j2πknt / N DFT sprti rumus di atas dinamakan dngan DFT 1 dimnsi, DFT smacam ini banyak digunakan dalam pngolahan sinyal digital. Contoh : Diktahui f(t) dalam bntuk diskrit f(n) sbagai brikut : f(t) 1 2 t DFT dngan T1 dari fungsi f(n) di atas adalah : k k1 jn F() f ( n) F(1) 1+ 1+ 1+ 1 4.5 jnπ j 2πn / 4 j4n / 4 jnπ k2 F(2) j6nn / 4 j1.5nπ k F() Hasil dari DFT untuk T (priod sampling) yang brbda akan juga brbda. Shingga dalam pross prhitungan DFT, pnntuan nilai T juga mrupakan prhatian pnting. Sbagai acuan dapat digunakan aturan frkwnsi Niquist bahwa frkwnsi sampling minimal dua kali frkwnsi informasi (data), atau dngan kata lain priod sampling maksimal stngah kali priod dari nilai fungsinya. Contoh : Diktahui f(t) dalam bntuk diskrit f(n) sbagai brikut : f(t) DFT dngan T1 dari fungsi f(n) di atas adalah : F( 2 1 7 1 2 j 2πnk / 8 7 Hasil DFT fungsi f(t) di atas adalah : 1 2 jπnk / 8 k F( 12 1 t

2-2 2j 4 5 6-2 + 2j 7 Trlihat bahwa hasil dari DFT adalah bilangan komplk, yang trdiri dari unsur ral dan imaginr. Shingga dapat dipisahkan dalam unsur ral dan imaginr sbagai brikut : Dan dapat digambarkan sbagai brikut : k Ral{F(} Im{F(} 12 1 2-2 -2 4 5 6-2 2 7 Bagian Ral Bagian Imaginr Gambar 4.5. Contoh DFT ral dan imaginr Atau dapat dinyatakan dalam magnitud dan phas dngan dfinisi sbagai brikut : Magnitud : F ( ( R { f ( }) 2 + ( Im{ f ( k ) }) 2 Im Phas : { } { F( } Arg F( R { F( } Magnitud Phas Gambar 4.6. Contoh DFT ral dan imaginr Bila DFT dihitung untuk k s/d 15 maka hasilnya adalah: k F( K F(

12 8 12 1 9 2-2 2j 1-2 2j 11 4 12 5 1 6-2 + 2j 14-2 + 2j 7 15 Trlihat trjadi pngulangan hasil, hal ini disbabkan pross DFT mmang mngakibatkan trjadinya priodik. Ini sbagai akibat dari adanya unsur radial 2 dalam bntuk transformasi fourir. Shingga dalam pross prhitungan DFT, prhitungan cukup dilakukan sampai 1/2 priodik saja. Dan prhitungan inilah yang dinamakan dngan FFT (Fast Fourir Transform).