BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan antarsiklus. 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 1 Campursari semester II tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 25 siswa. Untuk itu peneliti melakukan observasi terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Berdasarkan angket motivasi sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang diperoleh oleh peneliti adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Motivasi Siswa Pra Siklus Siswa Kelas 5 SDN 1 Campursari Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Interval Kategori Frekuensi Persentase Skor dibawah 47 Motivasi Sangat Kurang 1 4% Skor 48-55 Motivasi Kurang 2 8% Skor 56-63 Motivasi Cukup 10 40% Skor 64-71 Motivasi Tinggi 10 40% Skor diatas 72 Motivasi Sangat Tinggi 2 8% Jumlah 25 100% Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui frekuensi yang pada kategori motivasi cukup, motivasi kurang dan motivasi sangat kurang frekuensinya 13 siswa dengan Persentase 52%. Sedangkan kategori motivasi tinggi atau sangat tinggi hanya 12 siswa dengan Persentase 48%. Rendahnya motivasi siswa dipengaruhi dalam proses pembelajaran IPA kurang menekankan siswa untuk termotivasi dalam kegiatan kerja kelompok dikarenakan guru kurang menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif saat pembelajaran. Selain itu dalam kerja 56

57 kelompok biasanya siswa yang mengerjakan didominasi oleh siswa yang berkemampuan tinggi saja sehingga siswa yang lain tidak bersemangat dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, terlihat dari nilai ulangan harian siswa sebelum tindakan pada mata pelajaran IPA sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 70), sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Campursari kecamatan Ngadirejo kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan hasil dari observasi dengan guru kelas dapat di lihat dalam tabel ketuntasan siswa sebagai berikut: Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar PraSiklus Siswa Kelas 5 SDN 1 Campursari Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Kategori Keterangan Frekuensi Persentase Tuntas 70 10 40% Belum tuntas < 70 15 60% Jumlah 25 100% Rata-rata 64,6 Standar Deviasi 11,35 Minimal 40 Maksimal 85 Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa perolehan nilai PraSiklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai di atas dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 10 dengan persentase 40%, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 15 siswa dengan persentase 60%. Dengan rata-rata 64,6 dan standar deviasi 11,35. Nilai terendah 40 dan nilai tertinngi 85. Berdasarkan Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat digambarkan dalam diagram lingkaran sebagai berikut:

58 Gambar 4.1 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar PraSiklus Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tingkat kemampuan siswa memahami materi yang disajikan dikarenakan beberapa faktor, diantaranya faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Selain itu proses pembelajaran IPA kurang menekankan siswa untuk aktif dalam menemukan konsep IPA dan motivasi dalam kegiatan kerja kelompok. Faktor dari guru dikarenakan, guru kurang memiliki keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif saat pembelajaran atau selalu menggunakan pembelajaran yang monoton, sedangkan faktor dari siswa dikarenakan kemampuan siswa dalam penguasaan materi pecahan masih kurang bahkan ada beberapa siswa yang belum bisa, sehingga kemampuan siswa dalam mengerjakan soal IPA masih kurang dan belum mendapatkan tindak lanjut dari guru. Kedua faktor tersebut menjadi hambatan dalam transformasi ilmu pengetahuan yang menimbulkan pembelajaran berjalan kurang efektif. Faktor tersebut menyebabkan siswa dalam memahami materi menjadi kurang maksimal dan hasil belajar siswa rendah. Selain itu, guru juga kurang menekankan motivasi kelompok siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga siswa yang mengerjakan didomonasi oleh siswa yang berkemampuan tinggi saja sedangkan siswa yang berkemampuan rendah cenderung tidak berperan dalam menyelesaikan tugas kelompok.

59 4.1.2. Deskripsi Siklus I Pada siklus I akan diuraikan tentang kegiatan dalam siklus I yang meliputi tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I dibagi menjadi 3 pertemuan. 4.1.2.1.Tahap Perencanaan Rencana pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam 3 pertemuan yaitu pertemuan I, II, dan pertemuan III. Adapun rencana tindakan adalah setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 5 sebagai guru kolaborator mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbantuan alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan I, lembar kerja kelompok, lembar observasi. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) silkus I dengan SK: 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dengan KD: 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan KD: 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Pada pertemuan I ini yang akan dibahas yaitu proses pembentukan tanah dan macam-macam batuan. Pada pertemuan II yang akan dibahas yaitu macam-macam pelapukan dan jenis-jenis tanah serta cara menanggulangi pengikisan tanah. Pada pertemuan III ini siswa dan guru mengingat pelajaran yang lalu dan siswa diberikan tes evaluasi sebagai tes siklus I. 4.1.2.2.Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi siklus I dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Maret 2014. Pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan, yaitu 2 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes formatif mengevaluasi hasil belajar siswa pada siklus I. Setiap pertemuan dilaksanakan 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Pelaksanaan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari

60 awal sampai akhir pembelajaran. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari rencana yang dibuat dalam RPP. Sedangkan observasi dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri atas 35 aspek dan dalam pengamatan aktivitas siswa terdiri dari 25 aspek. Lembar aktivitas guru dan siswa berpedoman pada skala nilai angka (numerical rating scale) dengan skor tiap item adalah 1-4. Jawaban dibuat berdasarkan deskripsi aspek yang diobservasi yaitu skor 1 berarti mendeskripsikan kurang, skor 2 berarti mendeskripsikan sedang, skor 3 berarti mendeskripsikan baik, dan skor 4 berarti mendeskripsikan sangat baik. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model STAD diisi oleh observer dengan cara melingkari pada kolom skor yang sesuai dengan pengamatan. Setelah itu skor dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. 1) Pertemuan Pertama Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa pertanyaan yaitu sebutkan asal usul tanah. Siswa disuruh menyebutkan bahan pembentuk tanah, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Kemudian guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan kegiatan inti yaitu guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang secara heterogen. Kemudian guru menjelaskan sekilas tentang materi proses pembentukan tanah dan macam-macam batuan dengan membawa alat peraga. Siswa diminta mengadakan pengamatan. Guru memberikan LKK mengenai macam-macam batuan untuk dikerjakan di dalam kelompok. Siswa termotivasi dalam kelompok berpikir bersama dan menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan tersebut dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut. Setelah selesai guru memanggil salah satu siswa secara acak, kemudian siswa mencoba untuk menjawab pertanyaan dan

61 mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk seluruh kelas. Siswa kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi kelompok lain. Guru bertanya hal yang kurang jelas dalam diskusi setelah selesai siswa dibimbing guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberi umpan balik sebagai penguatan. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan guru dan akan langsung dikoreksi oleh guru dan siswa. Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang mencapai kategori super team, great team, good team. Dalam kegiatan akhir guru memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik, siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi siswa dan melakukan refleksi. Setelah selesai guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diperoleh dari lembar observasi dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

62 Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1 Aspek yang Diamati Memeriksa kesiapan pembelajaran Menyampaikan tujuan, apersepsi, dan memotivasi siswa Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar Skor Penilaian 1 2 3 4 Mempresentasikan materi 14 8, 13 Jumlah Skor 1 2 7 5 3, 4 11 7 6 5 9, 10, 11, 12 Membimbing kelompok 16, 17 belajar 15, 18 19, 20 16 Kuis 21, 22, 23 9 Penghargaan Kelompok 24, 25 6 Kompetensi guru 28 26, 27 11 Menyimpulkan materi 29, 30, 31, 32, 34, 35 33 22 Jumlah 2 2 19 12 111 24 Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran STAD dalam mata pelajaran IPA dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 1 sebanyak 2 nomor, skor 2 sebanyak 2 nomor, skor 3 sebanyak 19, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 13 nomor dan total skor seluruhnya 111. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran terdiri dari 2 indikator, masing-masing indikator memperoleh skor 3 dan 4 sehingga berjumlah 7. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan nomor indikator 5 mendapat skor 3, sedangkan indikator 3 dan 4 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 7 mendapat skor 2 dan indikator 6 mendapat nilai 3 sehingga berjumlah 5. Pada aspek mempresentasikan materi nomor indikator 14 mendapat skor 2, sedangkan nomor indikator 8 dan 13 mendapat skor 6, serta pada nomor indikator 9, 10, 11, dan 12 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 24.

63 Aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor 16, 17 mendapat skor 1 dan skor nomor 15 dan 18 adalah 4, serta nomor indikator 19, dan 20 mendapat skor 4 sehingga jumlah keseluruhan adalah 16. Kemudian pada aspek memberikan kuis kepada siswa ketiga nomor indikator 21, 22, dan 23 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 9. Pada aspek memberikan penghargaan kelompok, kedua indikator memperoleh skor 3 sehingga berjumlah 6. Pada aspek kompetensi guru nomor indikato 28 mendapat skor 3, sedangkan skor pada nomor indikator 26 dan 27 adalah 4 sehingga berjumlah 11. Selanjutnya pada aspek menyimpulkan materi nomor indikator 29, 30, 31, 32, 34, dan 35 mendapat skor 3 dan skor nomor 33 yaitu 4 sehingga berjumlah 22. Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dari beberapa indikator, indikator tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 Aspek yang Diamati Skor Penilaian 1 2 3 4 Jumlah Skor Memeriksa kesiapan pembelajaran 1 4 Menyimak tujuan, apersepsi, dan motivasi dari 4 2, 3 11 guru Menyimak guru mempresentasikan materi 7 5, 6 8, 9 16 Membentuk kelompok belajar 10 4 Belajar dalam kelompok 13, 14, 15 12 11 9 Kuis 18 16, 17 8 Penghargaan Kelompok 19, 20 8 Kegiatan akhir 21, 23, 25 22, 24 17 Jumlah 3 3 8 11 77

64 Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran IPA dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 1 sebanyak 3 nomor, skor 2 sebanyak 3 nomor, skor 3 sebanyak 8 nomor, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 11 nomor dan total skor seluruhnya adalah 77. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran terdiri dari 1 indikator yang memperoleh skor 4 sehingga jumlahnya 4. Pada aspek menyimak apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran pada nomor indikator 4 mendapat skor 3, sedangkan indikator 2 dan 3 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek menyimak guru mempresentasikan materi pada nomor indikator 7 mendapat skor 2, sedangkan nomor indikator 5 dan 6 mendapat skor 3, serta pada nomor indikator 8 dan 9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 16. Pada aspek membentuk kelompok belajar nomor indikator 10 mendapat skor 4 sehingga jumlahnya 4. Aspek belajar dalam kelompok pada nomor 13, 14, dan 15 mendapat skor 1, pada nomor 12 mendapat skor 2, dan skor nomor 11 adalah 4, sehingga jumlah keseluruhan adalah 9. Kemudian pada aspek kuis nomor indikator 18 mendapat skor 2, sedangkan nomor 16 dan 17 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 8. Pada aspek penghargaan kelompok, kedua indikator memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Selanjutnya pada aspek kegiatan akhir nomor indikator 1, 23, dan 25 mendapat skor 3 dan skor nomor 22 dan 24 yaitu 4 sehingga berjumlah 17. 2) Pertemuan kedua Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus I pada pertemuan II dilakukan pada hari Jum at tanggal 28 Maret 2014. Pada awal pembelajaran guru menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Setelah selesai guru melakukan apersepsi dengan mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya. Kemudian menunjukkan batuan yang mengalami pelapukan. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan kegiatan inti yaitu guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang secara heterogen. Kemudian guru menjelaskan sekilas tentang materi pelapukan batuan, bagian-bagian tanah, jenis-jenis tanah dan cara

65 mencegah pengikisan tanah dengan bantuan alat peraga. Siswa diminta mengadakan pengamatan. Guru memberikan LKK mengenai macam-macam batuan untuk dikerjakan di dalam kelompok. Siswa termotivasi dalam kelompok berpikir bersama dan menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan tersebut dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut. Setelah selesai guru memanggil salah satu siswa secara acak, kemudian siswa mencoba untuk menjawab pertanyaan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk seluruh kelas. Siswa kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi kelompok lain. Guru bertanya hal yang kurang jelas dalam diskusi setelah selesai siswa dibimbing guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberi umpan balik sebagai penguatan. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan guru dan akan langsung dikoreksi oleh guru dan siswa. Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang mencapai kategori super team, great team, good team. Dalam kegiatan akhir guru memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik, siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi siswa dan melakukan refleksi. Setelah selesai guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua diperoleh dari lembar observasi dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

66 Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 2 Aspek yang Diamati Memeriksa kesiapan pembelajaran Menyampaikan tujuan, apersepsi, dan memotivasi siswa Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar Skor Penilaian 1 2 3 4 Mempresentasikan materi 8, 14 Jumlah Skor 2 1 7 3,4,5 9 7 6 7 9, 10, 11, 12,13 15,18, 19,20 Membimbing kelompok belajar 16,17 22 Kuis 23 21,22, 11 Penghargaan Kelompok 24, 25 6 Kompetensi guru 26, 27, 28 12 Menyimpulkan materi 29, 30, 31,33, 32 34,35 25 Jumlah 0 0 15 20 125 26 Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui tidak ada yang memperoleh skor 1 dan skor 2, aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 15, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 20 nomor dan total skor seluruhnya 125. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran terdiri dari 2 indikator, masing-masing indikator memperoleh skor 4 dan 3 sehingga berjumlah 7. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan nomor indikator 3,4 dan 5 mendapat skor 3, sehingga berjumlah 9. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 7 mendapat skor 3 dan indikator 6 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 7. Pada aspek mempresentasikan materi nomor indikator 8 dan 14 mendapat skor 3, sedangkan nomor indikator 9,10,11,12, dan 13 mendapat skor 4, sehingga berjumlah 26. Aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor 16, 17 mendapat skor 3 dan skor nomor 15 dan 18 adalah 4, serta nomor indikator 19, dan 20 mendapat

67 skor 4 sehingga jumlah keseluruhan adalah 22. Kemudian pada aspek memberikan kuis kepada siswa ketiga nomor indikator 23 mendapat skor 3 sedangkan nomor indikator 21 dan 22 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek memberikan penghargaan kelompok, kedua indikator memperoleh skor 3 sehingga berjumlah 6. Pada aspek kompetensi guru nomor indikator 26,27, dan 28 mendapat skor 4, sehingga berjumlah 12. Selanjutnya pada aspek menyimpulkan materi nomor indikator 29, 30, 32, mendapat skor 3 dan skor nomor 31,33,34, dan 35 yaitu 4 sehingga berjumlah 25. Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dari beberapa indikator, indikator tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Aspek yang Diamati Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 Skor Penilaian 1 2 3 4 Jumlah Skor Memeriksa kesiapan pembelajaran 1 4 Menyimak tujuan, apersepsi, dan motivasi dari 2, 3, 4 12 guru Menyimak guru mempresentasikan materi 7 5,6,8,9 18 Membentuk kelompok belajar 10 4 Belajar dalam kelompok 12, 13, 14, 15 11 16 Kuis 18 16, 17 11 Penghargaan Kelompok 19, 20 8 Kegiatan akhir 21 22, 23, 24, 25 19 Jumlah 0 1 6 18 92 Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran IPA dapat diketahui tidak ada aspek yang memperoleh skor 1, skor 2 sebanyak 1 nomor, skor 3 sebanyak 6

68 nomor, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 18 nomor dan total skor seluruhnya adalah 92. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran terdiri dari 1 indikator yang memperoleh skor 4 sehingga jumlahnya 4. Pada aspek menyimak apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran pada nomor indikator 2, 3, dan 4 mendapat skor 4, sehingga berjumlah 12. Pada aspek menyimak guru mempresentasikan materi pada nomor indikator 7 mendapat skor 2, sedangkan nomor indikator 5, 6, 8, dan 9 mendapat skor 4, sehingga berjumlah 18. Pada aspek membentuk kelompok belajar nomor indikator 10 mendapat skor 4 sehingga jumlahnya 4. Aspek belajar dalam kelompok pada nomor 12,13, 14, dan 15 mendapat skor 3, dan skor nomor 11 adalah 4, sehingga jumlah keseluruhan adalah 16. Kemudian pada aspek kuis nomor indikator 18 mendapat skor 3, sedangkan nomor 16 dan 17 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek penghargaan kelompok, kedua indikator memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Selanjutnya pada aspek kegiatan akhir nomor indikator 21 mendapat skor 3 dan skor nomor 22, 23, 24 dan 25 yaitu 4 sehingga berjumlah 19. 3) Pertemuan ketiga Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III dilakukan pada hari Sabtu tanggal 29 Maret 2014. Pada awal pembelajaran guru menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Setelah selesai guru melakukan apersepsi dengan mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya.. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yaitu guru membagikan tes formatif berupa soal pilihan ganda kepada siswa. Kemudian siswa mengerjakan tes formatif secara individu. Dilanjutkan dengan pembahasan soal tes formatif yang disampaikan oleh guru dan siswa menyimak pembahasan soal tes formatif. Setelah itu guru meminta siswa mengisi angket motivasi untuk mengukur tingkat motivasi siswa selama pembelajaran dilakukan. Dalam kegiatan akhir guru menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya serta menutup pembelajaran.

69 4.1.2.3.Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari pembelajaran STAD. Selain itu digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang diharapkan. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 5. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi guru kelas, guru observer, siswa, dan peneliti. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD mendapat pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi siswa pembelajaran dirasa mudah diterima dan dipahami serta siswa yang berkemampuan rendah merasa terbantu oleh temannya yang berkemampuan tinggi tentang hal-hal yang belum dimengerti. Berdasarkan analisis angket motivasi siswa terdapat 15 siswa yang mencapai kategori motivasi tinggi atau motivasi sangat tinggi dengan persentase 60% artinya lebih besar dari rata-rata sebelum dilakukan tindakan yaitu 48% sehingga indikator pencapaian motivasi belum tercapai. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan KKM = 70 maka diperoleh dari seluruh siswa yang berjumlah 25 siswa dalam belajarnya sebanyak 19 siswa tuntas dengan Persentase 76% dan rata-rata 73,8. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa, peneliti memberikan patokan 80% dari jumlah keseluruhan siswa dinyatakan hasil belajarnya meningkat yaitu dengan KKM 70. Dari hasil evaluasi siswa pada siklus I ternyata ketuntasan siswa baru mencapai 76%. Artinya jika dilihat dari Persentase motivasi dan hasil belajar yang ditentukan hasil evaluasi tertulis siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Selanjutnya, sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada setiap

70 kegiatan pembelajaran agar meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut: 1) Kelebihan a. Rancangan pembelajaran sudah terencana dengan baik. b. Siswa lebih termotivasi dalam belajar dengan menggunakan pembelajaran tipe STAD. c. Kegiatan pembelajaran nampak lebih baik, motivasi siswa lebih meningkat. d. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai. 2) Kekurangan a. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD belum terbiasa dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran. b. Masih adanya siswa yang belum termotivasi secara optimal. c. Guru terkadang masih memanggil salah satu siswa yang pernah dipanggilnya. 3) Penyelesaian a. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa. b. Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok agar siswa semakin termotivasi dalam pembelajaran. c. Guru memanggil siswa secara acak dan diusahakan jangan memanggil siswa yang sudah pernah dipanggil. 4.1.3. Deskripsi Siklus II Siklus II merupakan hasil tindak lanjut dari refleksi yang dilakukan pada siklus I dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran lebih maksimal. Pada deskripsi siklus II akan diuraikan tentang kegiatan dalam siklus II yang meliputi

71 tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi 3 pertemuan. 4.1.3.1.Tahap Perencanaan Rencana pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam 3 pertemuan yaitu pertemuan I, II, dan pertemuan III. Adapun rencana tindakan adalah setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru Kelas 5 sebagai guru kolaborator mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe STAD serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan I, lembar kerja kelompok, lembar observasi. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dengan SK: 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam dan KD: 7.3 Mengidentifikasi struktur bumi. Pada pertemuan I ini yang akan dibahas yaitu struktur lapisan bumi. Pada pertemuan II ini yang akan dibahas yaitu lapisan atmosfer bumi. Pada pertemuan III siswa diberikan tes evaluasi sebagai tes siklus II. 4.1.3.2.Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II ini hampir sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I yaitu merupakan deskripsi dari tahap persiapan hingga tahap pelaksanaan dan observasi, di mana tahap pelaksanaan terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir, yang membedakan dengan siklus I adalah pada materi pembelajaran dan teknik yang digunakan dalam pengelolaan kelas. Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus II dilaksanakan pada minggu pertama bulan April 2014. Pelaksanaan tindakan siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan, yaitu 2 kali pertemuan proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan tes formatif untuk mengevaluasi siklus II. Setiap pertemuan dalam pelaksanaan tindakan siklus II terdiri dari 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Tahap pelaksanaan

72 observasi siklus II dilaksanakan seiring sejalan dengan tahap pelaksanaan tindakan yaitu ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Pelaksanaan observasi siklus II hanya dilakukan 2 kali yaitu pada saat proses pembelajaran dan tidak dilakukan pada saat pertemuan ketiga untuk tes formatif mengevaluasi hasil belajar siswa pada siklus II. Pelaksanaan observasi merupakan deskripsi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. 1) Pertemuan Pertama Pelaksanaan siklus II pertemuan I dilakukan pada hari Jum at tanggal 04 April 2014. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa pertanyaan yaitu bagian bumi yang sering kita injak, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Kemudian menyampaikan langkah-langkah pembelajaran menggunakan STAD. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan kegiatan inti yaitu guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang secara heterogen. Kemudian guru menjelaskan sekilas tentang materi struktur lapisan bumi dengan bantuan alat peraga. Siswa diminta mengadakan pengamatan. Guru memberikan LKK mengenai struktur lapisan bumi untuk dikerjakan di dalam kelompok. Siswa termotivasi dalam kelompok berpikir bersama dan menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan tersebut dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut. Setelah selesai guru memanggil salah satu siswa secara acak, kemudian siswa mencoba untuk menjawab pertanyaan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk seluruh kelas. Siswa kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi kelompok lain. Guru bertanya hal yang kurang jelas dalam diskusi setelah selesai siswa dibimbing guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberi umpan balik sebagai penguatan. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan guru dan akan langsung dikoreksi oleh guru dan

73 siswa. Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang mencapai kategori super team, great team, good team Dalam kegiatan akhir guru memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik, siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi siswa dan melakukan refleksi. Setelah selesai guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama diperoleh dari lembar observasi dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 1 Aspek yang Diamati Skor Penilaian 1 2 3 4 Jumlah Skor Memeriksa kesiapan pembelajaran 1,2 8 Menyampaikan tujuan, apersepsi, dan memotivasi 4 3,5 11 siswa Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar 7 6 7 Mempresentasikan materi 8,11,12 9,, 14 10,13 24 15,16, Membimbing kelompok 17,18, belajar 19,20 24 Kuis 21,22, 23 12 Penghargaan Kelompok 24, 25 8 Kompetensi guru 28 26, 27 11 Menyimpulkan materi 30, 32 29,31, 33,34, 26 35 Jumlah 0 0 9 26 131 Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui tidak ada yang memperoleh skor 1 dan skor 2, aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 9, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 26 nomor dan total skor

74 seluruhnya 131. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran terdiri dari 2 indikator, nomor indikator 1 dan 2 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan nomor indikator 4 mendapat skor 3, sedangkan nomor indokator 3 dan 5 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 7 mendapat skor 3 dan indikator 6 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 7. Pada aspek mempresentasikan materi nomor indikator 8,11,12 dan 14 mendapat skor 3, sedangkan nomor indikator 9,10, dan 13 mendapat skor 4, sehingga berjumlah 24. Aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor 15,16, 17,18,19, dan 20 mendapat skor 4 sehingga jumlah keseluruhan adalah 24. Kemudian pada aspek memberikan kuis kepada siswa nomor indikator 21,22, dan 23 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 12. Pada aspek memberikan penghargaan kelompok, kedua indikator memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek kompetensi guru nomor indikator 28 mendapat skor 3 sedangkan nomor indokator 26 dan 27 mendapat skor 4, sehingga berjumlah 11. Selanjutnya pada aspek menyimpulkan materi nomor indikator 30, 32, mendapat skor 3 dan skor nomor 29,31,33,34, dan 35 yaitu 4 sehingga berjumlah 26. Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dari beberapa indikator, indikator tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

75 Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 Aspek yang Diamati Skor Penilaian 1 2 3 4 Jumlah Skor Memeriksa kesiapan pembelajaran 1 4 Menyimak tujuan, apersepsi, dan motivasi dari guru 2, 3, 4 12 Menyimak guru 5,6,7, mempresentasikan materi 8,9 20 Membentuk kelompok belajar 10 4 Belajar dalam kelompok 15 11, 12, 13, 14 19 Kuis 16, 17, 18 12 Penghargaan Kelompok 19, 20 8 Kegiatan akhir 22 21, 23, 24, 25 19 Jumlah 0 0 2 23 98 Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran IPA dapat diketahui tidak ada aspek yang memperoleh skor 1 dan skor 2, skor 3 sebanyak 2 nomor, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 23 nomor dan total skor seluruhnya adalah 98. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran terdiri dari 1 indikator yang memperoleh skor 4 sehingga jumlahnya 4. Pada aspek menyimak apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran pada nomor indikator 2, 3, dan 4 mendapat skor 4, sehingga berjumlah 12. Pada aspek menyimak guru mempresentasikan materi pada nomor indikator 5, 6, 7, 8, dan 9 mendapat skor 4, sehingga berjumlah 20. Pada aspek membentuk kelompok belajar nomor indikator 10 mendapat skor 4 sehingga jumlahnya 4. Aspek belajar dalam kelompok pada nomor 15 mendapat skor 3, dan skor nomor 11, 12, 13, 14 adalah 4, sehingga jumlah keseluruhan adalah 19. Kemudian pada aspek kuis nomor indikator 16, 17, dan 18 mendapat skor 4, berjumlah 12. Pada aspek penghargaan kelompok, kedua indikator

76 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Selanjutnya pada aspek kegiatan akhir nomor indikator 22 mendapat skor 3 dan skor nomor 21, 23, 24 dan 25 yaitu 4 sehingga berjumlah 19. 2) Pertemuan kedua Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II dilaksanaan pada hari Sabtu tanggal 05 April 2014. Pada awal pembelajaran guru menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Setelah selesai guru melakukan apersepsi dengan suatu pertanyaan yaitu udara yang ada di bumi. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan kegiatan inti yaitu guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang secara heterogen. Kemudian guru menjelaskan sekilas tentang materi pelapukan batuan, bagian-bagian tanah, jenis-jenis tanah dan cara mencegah pengikisan tanah dengan bantuan alat peraga. Siswa diminta mengadakan pengamatan. Guru memberikan LKK mengenai lapisan atmosfer bumi untuk dikerjakan di dalam kelompok. Siswa termotivasi dalam kelompok berpikir bersama dan menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan tersebut dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut. Setelah selesai guru memanggil salah satu siswa secara acak, kemudian siswa mencoba untuk menjawab pertanyaan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk seluruh kelas. Siswa kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi kelompok lain. Guru bertanya hal yang kurang jelas dalam diskusi setelah selesai siswa dibimbing guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberi umpan balik sebagai penguatan. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan guru dan akan langsung dikoreksi oleh guru dan siswa. Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang mencapai kategori super team, great team, good team Dalam kegiatan akhir guru memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik, siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi siswa

77 dan melakukan refleksi. Setelah selesai guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua diperoleh dari lembar observasi dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 2 Aspek yang Diamati Memeriksa kesiapan pembelajaran Menyampaikan tujuan, apersepsi, dan memotivasi siswa Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar Mempresentasikan materi Membimbing belajar Kuis kelompok Skor Penilaian 1 2 3 4 Jumlah Skor 1,2 8 3,4,5 12 6,7 8 8,9, 10,11,1 2,13,14 15,16, 17,18, 19,20 21,22, 23 Penghargaan Kelompok 24, 25 8 Kompetensi guru 26, 27,28 12 Menyimpulkan materi 30 29,31, 32, 33, 34, 35 27 Jumlah 0 0 1 34 139 28 24 12 Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui tidak ada yang memperoleh skor 1 dan skor 2, aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 1, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 34 nomor dan total skor seluruhnya 139. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran terdiri dari 2 indikator, nomor indikator 1 dan 2 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan nomor indokator

78 3, 4, dan 5 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 12. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 6 dan 7 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek mempresentasikan materi nomor indikator 8,9,10,11,12,13, dan 14 mendapat skor 4, sehingga berjumlah 28. Aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor 15,16, 17,18,19, dan 20 mendapat skor 4 sehingga jumlah keseluruhan adalah 24. Kemudian pada aspek memberikan kuis kepada siswa nomor indikator 21,22, dan 23 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 12. Pada aspek memberikan penghargaan kelompok, kedua indikator memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek kompetensi guru nomor indokator 26, 27, dan 28 mendapat skor 4, sehingga berjumlah 12. Selanjutnya pada aspek menyimpulkan materi nomor indikator 30 mendapat skor 3 dan skor nomor 29,31,32,33,34, dan 35 yaitu 4 sehingga berjumlah 27. Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan kedua diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dari beberapa indikator, indikator tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

79 Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 Aspek yang Diamati Skor Penilaian 1 2 3 4 Jumlah Skor Memeriksa kesiapan pembelajaran 1 4 Menyimak tujuan, apersepsi, dan motivasi dari guru 2, 3, 4 12 Menyimak guru 5,6,7, mempresentasikan materi 8,9 20 Membentuk kelompok belajar 10 4 Belajar dalam kelompok 15 11, 12, 13, 14 19 Kuis 16, 17, 18 12 Penghargaan Kelompok 19, 20 8 Kegiatan akhir 21, 22, 23, 24, 20 25 Jumlah 0 0 1 24 99 Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran IPA dapat diketahui tidak ada aspek yang memperoleh skor 1 dan skor 2, skor 3 sebanyak 1 nomor, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 24 nomor dan total skor seluruhnya adalah 99. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran terdiri dari 1 indikator yang memperoleh skor 4 sehingga jumlahnya 4. Pada aspek menyimak apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran pada nomor indikator 2, 3, dan 4 mendapat skor 4, sehingga berjumlah 12. Pada aspek menyimak guru mempresentasikan materi pada nomor indikator 5, 6, 7, 8, dan 9 mendapat skor 4, sehingga berjumlah 20. Pada aspek membentuk kelompok belajar nomor indikator 10 mendapat skor 4 sehingga jumlahnya 4. Aspek belajar dalam kelompok pada nomor 15 mendapat skor 3, dan skor nomor 11, 12, 13, 14 adalah 4, sehingga jumlah keseluruhan adalah 19. Kemudian pada aspek kuis nomor indikator 16, 17, dan 18 mendapat

80 skor 4, berjumlah 12. Pada aspek penghargaan kelompok, kedua indikator memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Selanjutnya pada aspek kegiatan akhir nomor indikator 21, 22, 23, 24 dan 25 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 20. 3) Pertemuan ketiga Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan III dilakukan pada hari Jum at tanggal 11 April 2014. Pada awal pembelajaran guru menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Setelah selesai guru melakukan apersepsi dengan mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yaitu guru membagikan tes formatif berupa soal pilihan ganda kepada siswa. Kemudian siswa mengerjakan tes formatif secara individu. Dilanjutkan dengan pembahasan soal tes formatif yang disampaikan oleh guru dan siswa menyimak pembahasan soal tes formatif. Setelah itu guru meminta siswa mengisi angket motivasi untuk mengukur tingkat motivasi siswa selama pembelajaran dilakukan. Dalam kegiatan akhir guru menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya serta menutup pembelajaran. 4.1.3.3.Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa Kelas 5. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi guru kelas, guru observer, siswa, dan peneliti. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan baik, bagi siswa pembelajaran dirasa mudah diterima dan dipahami serta dengan bekerja kelompok siswa yang berkemampuan rendah merasa terbantu oleh temannya yang berkemampuan tinggi tentang hal-hal yang belum dimengerti. Hasil refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari pembelajaran STAD. Setelah selesai

81 pembelajaran pada siklus II pertemuan III maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil analisis angket motivasi siswa terdapat 22 siswa yang mencapai kategori motivasi tinggi atau motivasi sangat tinggi dengan persentase 88%. Sesuai dengan indikator peningkatan motivasi yang telah ditentukan yaitu sebanyak 80% dari keseluruhan siswa dalam kategori motivasi tinggi atau motivasi sangat tinggi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan KKM= 70 maka diperoleh sebanyak 25 dengan prosentase 100% siswa tuntas artinya semua siswa telah tuntas. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa, peneliti memberikan patokan 80% dari jumlah keseluruhan siswa dinyatakan hasil belajarnya meningkat yaitu dengan mencapai nilai 70. Dari hasil evaluasi siswa pada siklus II ternyata ketuntasan siswa baru mencapai 100%. Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang ditentukan hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan penulis. Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut: 1. Rancangan pembelajaran sudah baik 2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD 3. Kegiatan pembelajaran nampak lebih baik, motivasi siswa lebih meningkat. 4. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai. 5. Siswa termotivasi dengan baik didalam proses pembelajaran. 6. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat 4.2. Hasil Analisis Data Hasil analisis data diperoleh dari data kondisi awal, siklus I, dan siklus II yang meliputi data motivasi belajar IPA dan tes evaluasi siswa pada akhir siklus. Dari data tersebut kemudian dianalisis dengan membandingkan data pada tiap siklus yaitu dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil penelitian yang dikakukan di SD Negeri 1 Campursari

82 diketahui bahwa dari motivasi belajar siswa kelas 5 dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran STAD. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SD Negeri 1 Campursari diketahui bahwa dari hasil belajar siswa kelas 5 dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran STAD. Berhasil atau tidaknya model pembelajaran STAD dapat dilihat dari motivasi belajar dan hasil belajar IPA siswa. Hasil belajar diperoleh dari hasil tes formatif siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Hasil tes formatif siswa kondisi awal diperoleh dari data hasil ulangan IPA semester II. Sedangkan data pada siklus I dan siklus II diperoleh dari tes formatif akhir siklus. 4.2.1. Kondisi Awal 4.2.1.1. Motivasi Belajar Siswa Untuk mengetahui tingkat motivasi siswa terhadap pembelajaran IPA sebelum diterapkannya model pembelajaran STAD, maka data diperoleh dari hasil angket motivasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diisi oleh siswa. Angket motivasi yang dikembangkan dari indikator indikator motivasi. Aspek yang diukur meliputi 20 aspek. Berdasarkan angket motivasi sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang diperoleh oleh peneliti adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Motivasi Siswa Pra Siklus Siswa Kelas 5 SDN 1 Campursari Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Interval Kategori Frekuensi Persentase Skor dibawah 47 Motivasi Sangat Kurang 1 4% Skor 48 55 Motivasi Kurang 2 8% Skor 56 63 Motivasi Cukup 10 40% Skor 64 71 Motivasi Tinggi 10 40% Skor diatas 72 Motivasi Sangat Tinggi 2 8% Jumlah 25 100%

83 Dari tabel 4.11 di atas dapat diketahui frekuensi yang pada Kategori motivasi sangat kurang sebanyak 1 siswa dengan Persentase 4%, kategori motivasi kurang sebanyak 2 siswa dengan Persentase 8% dan kategori motivasi cukup frekuensinya 10 siswa dengan Persentase 40%. Kategori motivasi tinggi sebanyak 10 siswa dengan Persentase 40%. Kategori motivasi sangat tinggi yaitu 2 siswa dengan Persentase 8%. Berdasarkan tabel 4.11 dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Motivasi Siswa Kondisi Awal 4.2.1.2. Hasil Belajar Siswa Kondisi awal diperoleh dari data hasil ulangan IPA semester 2 tahun 2013/2014. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini:

84 Tabel 4.12 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Pra Siklus No. Nilai Frekuensi Persentase Keterangan 1 40-49 1 4% Tidak Tuntas 2 50-59 5 20% Tidak Tuntas 3 60-69 9 36% Tidak Tuntas 4 70-79 6 24% Tuntas 5 80-89 4 16% Tuntas 6 90-100 0 0% Tuntas Jumlah 25 100% Nilai Rata-rata 64,6 Nilai maks. 85 Nilai min. 40 Tuntas 10 Tidak Tuntas 15 Prosentase Ketuntasan 40% Prosentase Ketidaktuntasan 60% Berdasarkan tabel 4.12 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 40-49 frekuensinya ada 1 dengan Persentase 4% dari jumlah keseluruhan siswa, 50-59 frekuensinya ada 5 dengan Persentase 20% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 60-69 frekuensinya ada 9 dengan Persentase 36% dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai antara 70-79 frekuensinya ada 6 dengan persentase 24% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai 80-89 frekuensinya 4 dengan Persentase 16%, nilai 99-100 frekuensinya 0 dengan persentase 0% dari jumlah siswa dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.12 dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

85 Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.13 berikut ini: Tabel 4.13 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal No Ketuntasan Jumlah Siswa Nilai Belajar Jumlah Presentase 1 Tuntas 70 10 40% 2 Belum Tuntas <70 15 60% Jumlah 25 100% Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 15 siswa atau 60%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa dengan persentase 40%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih sedikit daripada jumlah siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.13 dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut ini:

86 Gambar 4.4 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Kondisi Awal 4.2.2. Siklus I 4.2.2.1. Motivasi Belajar Siswa Hasil tindakan diperoleh dari hasil angket motivasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diisi oleh siswa. Untuk mengukur keberhasilan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dalam kegiatan pembelajaran menggunakan angket motivasi yang dikembangkan dari indikator indikator motivasi. Aspek yang diukur meliputi 20 aspek. Hasil motivasi siswa pada siklus I mengalami peningkatan pada dibandingkan sebelum dilaksanakan tindakan. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai aspek indikator motivasi yang meningkat. Ini disebabkan karena siswa sudah terarah dalam kegiatan pembelajaran, siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab, berdiskusi dalam kelompok dan aktif mengemukakan pendapat ataupun menerima pendapat. Dan secara kesuluruhan proses pembelajaran sudah baik sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran siswa aktif dalam pembelajaran. Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan STAD diperoleh hasil pengisian angket yang dilakukan oleh siswa terhadap aktivitas motivasi dalam pembelajaran IPA. Hasil angket dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

87 Tabel 4.14 Hasil Motivasi Siklus I Siswa Kelas 5 SDN 1 Campursari Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Interval Kategori Frekuensi Persentase Skor dibawah 47 Motivasi Sangat Kurang 0 0% Skor 48-55 Motivasi Kurang 2 8% Skor 56-63 Motivasi Cukup 8 32% Skor 64-71 Motivasi Tinggi 7 28% Skor diatas 72 Motivasi Sangat Tinggi 8 32% Jumlah 25 100% Dari tabel 4.14 dapat diketahui frekuensi yang pada kategori motivasi sangat kurang sebanyak 0 siswa dengan Persentase 0%, kategori motivasi kurang sebanyak 2 siswa dengan Persentase 8% dan kategori motivasi cukup frekuensinya 8 siswa dengan Persentase 32%. Kategori motivasi tinggi sebanyak 7 siswa dengan Persentase 28%. Kategori motivasi sangat tinggi yaitu 8 siswa dengan Persentase 32%. Berdasarkan tabel 4.14 dapat digambarkan dalam diagram 4.5 sebagai berikut: Gambar 4.5 Diagram Distribusi Frekuensi Motivasi Siswa Siklus I

88 Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I telah meningkatkan motivasi belajar siswa dengan frekuensi yang mendapat kategori motivasi tinggi atau sangat tinggi sebanyak 15 siswa dengan Persentase 60% yang sebelumnya hanya 52%. Tetapi indikator pencapaian motivasi siswa belum tercapai. Sehingga perlu dilaksanakan tindakan pada siklus II. 4.2.2.2. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 Campursari diperoleh dengan mengadakan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga. Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 Campursari pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan mengidentifikasi jenis-jenis tanah disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I No. Nilai Frekuensi Prosentase Keterangan 1 40-49 0 0% Tidak Tuntas 2 50-59 2 8% Tidak Tuntas 3 60-69 4 16% Tidak Tuntas 4 70-79 11 44% Tuntas 5 80-89 6 24% Tuntas 6 90-100 2 8% Tuntas Jumlah 25 100% Nilai Rata-rata 73,8 Nilai maks. 100 Nilai min. 55 Tuntas 19 Tidak Tuntas 6 Prosentase Ketuntasan 76% Prosentase Ketidaktuntasan 24% Berdasarkan tabel 4.15 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari