BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Model dan Contoh Numerik

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

KISI-KISI SOAL. : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda. : 2 jam pelajaran

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

BAB 2 LANDASAN TEORI

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

BAB VI SUHU DAN KALOR

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak kayu putih

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

IR. STEVANUS ARIANTO 1

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

KINEMATIKA GERAK LURUS

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di

Xpedia Fisika. Mekanika 01

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

SUHU DAN KALOR PERAMBATAN KALOR

B a b 1 I s y a r a t

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA. Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

Penyerapan Energi Radiasi

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

III. METODE PENELITIAN

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

Fungsi Bernilai Vektor

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

KINETIKA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. Silvia Reni Yenti,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

EKSPRESI GEN YANG DITENTUKAN OLEH JENIS KELAMIN

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

HEAT EXCHANGER. (Indra Wibawa Dwi S.Teknik Kimia.Universitas Lampung)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan) merupakan salah sau sifa organolepik makanan. Kekenalan makanan akan mempengaruhi penampilan dan cia rasa pada makanan secara keseluruhan. Mayonaisse yang erlalu encer akan membuanya segera mengalir dari salad ke piring seelah diuang. Minyak goreng dari kelapa sawi juga memiliki sifa kekenalan. Kekenalan adalah sifa dari suau za cair (fluida) disebabkan adanya gesekan anara molekul-molekul za cair dengan gaya kohesi pada za cair ersebu. Gesekangesekan inilah yang menghamba aliran za cair. Besarnya kekenalan za cair (viskosias) dinyaakan dengan suau bilangan yang menenukan kekenalan suau za cair. Hukum viskosias Newon menyaakan bahwa unuk laju perubahan benuk sudu fluida yang erenu maka egangan geser berbanding lurus dengan viskosias. Viskosias adalah gesekan inerval, gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida relaif erhadap yang lain. Viscosias adalah alasan diperlukannya usaha unuk mendayung perahu melalui air yang enang, eapi juga merupakan suau alasan mengapa dayung bisa bekerja. 1.2 Tujuan Prakikum Tujuan di lakukannya prakikum kali ini adalah, sebagai beriku :

1. Unuk mengeahui fakor-fakor yang mempengaruhi viskosias za cair dengan meode viscomeer Oswald. 2. Unuk mengeahui pengaruh suhu pada viskosias za cair. 3. Unuk mengeahui pengaruh waku alir pada viskosias za cair. 4. Unuk mengeahui nilai viskosias dan densias pada sampel yang di uji. 1.3 Prinsip Percobaan Prinsip dari percobaan ini adalah menenukan viskosias suau cairan yang diukur pada suhu erenu dengan menggunakan viskomeer oswald dan air yang berperan sebagai pembandingnya. Selain iu juga dapa dienukan rapaan masa cairan pada suhu erenu dengan menggunakan piknomeer. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Viskosias suau za cairan murni aau laruan merupakan indeks hambaan aliran cairan. Viskosias dapa diukur dengan mengukur laju aliran cairan, yang melalui abung berbenuk silinder. Cara ini merupakan salah sau cara yang paling mudah dan dapa digunakan baik unuk cairan maupun gas (Bird, 1993). Viskosias adalah indeks hambaan aliran cairan. Viskosias dapa diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui abung berbenuk silinder. Viskosias ini juga disebu sebagai kekenalan suau za. Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per sauan waku. Makin kenal suau cairan, makin besar gaya yang dibuuhkan unuk membuanya mengalir pada kecepaan erenu. Viskosias disperse koloid dipengaruhi oleh benuk parikel dari fase disperse dengan viskosias rendah, sedang sysem disperse yang mengandung koloid-koloid linier viskosiasnya lebih inggi. Hubungan anara benuk dan viskosias merupakan refleksi deraja solvasi dari parikel (Respai, 1981). Viskosias berbanding lurus dengan waku alirnya. Main besar viskosias cairan, makin suli cairan ersebu mengalir. Viskosias dipengaruhi oleh za-za erlaru dalam cairan. Penambahan polimer dapa meningkakan viskosias cairan. Adanya za erlaru makromolekul akan menaikkan viskosias laruan (While, Frank.M. 1988). BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

4.1 Bahan a. Aqudes. b. Minyak Goreng. 3.2 Ala a. Neraca Analiik. b. Termomeer 110 o C. c. Viskomeer Oswald. d. Piknomeer 25 ml. e. Gelas Kimia 250 ml. f. Gelas Kimia 50 ml. g. Labu Sempro. h. Pipe Tees. i. Sopwach. j. Corong. k. Bulb. 3.1 Prosedur Kerja a. Penenuan Bobo Jenis (Densias Cairan) Pada penenuan bobo jenis laruan ini, di gunakan ala piknomeer. 1. Diimbang piknomeer 25 ml yang kosong, dengan menggunakan neraca analiik. 2. Dimasukkan aquades ke dalam piknomeer hingga penuh, dan diimbang kembali. 3. Dicaa bobo jenis aquades. 4. Piknomeer dibersihkan dan dikeringkan, kemudian diisi kembali dengan sampel cairan (Minyak Goreng). 5. Kemudian, diimbang seperi pada aquades dan caa bobo jenisnya. b. Meneuakan Viskosias Cairan 1. Dimasukkan aquades ke dalam abung P pada viscomeer Oswald. 2. Dihisap cairan menggunakan ball pipe pada abung Q, sampai epa pada garis a dan cairan dibiarkan mengalir bebas.

3. Pada saa cairan epa menyenuh garis a, dinyalakan sopwach dan maikan sopwach saa cairan epa menyenuh garis b. 4. Dicaa waku alir cairan dari garis a ke garis b. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Daa Pengamaan Bera piknomeer kosong 27,306 gram. Suhu akuades 25 o C 298 K d aq 0,9970 g/cm 3. Tabel hasil pengmaan : Bera pikno + Bera cairan Waku Cairan cairan (gram) (gram) (deik) Suhu ( o C) 1 2 Raa-raa Akuades 54,047 26,741 1,22 1,21 1,215 25 Sampel X 51,620 24,314 68,4 68,4 68,4 29 Perhiungan 1. Penenuan Densias Cairan ( ρ ) a. Aquades Bobo pikno + aquades 54,047 gr Bobo pikno kosong 27,306 gr Bobo aquades 26,741 gr

S g bera aquades bera aquades gr gr 26,741 gr 26,741 gr 1 ρ a S g d aq g/cm 3 1 0,9970 0,9970 g/cm 3 b. Sampel Bobo pikno + sampel 56, 620 gr Bobo pikno kosong 27, 306 gr Bobo sampel 24, 314 gr S g bera sampel bera aquades gr gr 24,3 41gr 26,741 gr 0,91. ρ c S g d aq g/cm 3 0,91 0,9959 0,906 g/cm 3. Penenuan Viskosias Laruan a. Akuades Dikeahui : ղ 25 0,8937 cp Ta 25 o C 298 K T 25 25 o C 298 K ղa 0,8937 cp 298 K 298 K 0,8937 cp ρ c c gr 68,4 s ղ a0,906 ղc ρ a a 0,9970 gr 1,215 s 0,8937 cp 61,97 1,21 0,8937 51,21 0,8937 45,77 cp. b. Sampel X ρ c raa-raa(c) ղc ρ a raa-raa( a) ղa ղc 0,906 gr 68,4 s 0,9970 gr 1,215s 0,8937 cp 61,97 1,21 0,8937 51,21 0,8937 45,77 cp.

4.1 Pembahasan Viskosias merupakan resisensi suau bahan unuk mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan aau perlawanan suau bahan erhadap perubahan benuk apabila bahan ersebu dibebani gaya. Semakin besar resisensi za cair unuk mengalir, maka semakin besar pula viskosiasnya. Pada percobaan ini viskosias cairan yang akan dienukan adalah sampel minyak goreng dengan menggunakan aquades sebagai cairan pembandingnya. Seiap cairan pada umumnya, memiliki viskosias yang berbeda-beda. Unuk menenukan viskosias cairan digunakan meode Oswald berdasarkan hukum Heagen Poiseuille dengan prinsipnya didasarkan pada waku yang dibuuhkan oleh sejumlah erenu cairan unuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh bera cairan iu sendiri. Waku alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waku yang dibuuhkan aquades yang viskosiasnya sudah dikeahui unuk melewai 2 anda ersebu. Kemudian diukur juga massa jenis suau za menggunakan piknomeer. Pada za cair, viskosias disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya arikmenarik anar molekul sejenis). Sampel yang lebih cair seperi sejenis aquades biasanya lebih mudah mengalir dibandingkan dengan sampel yang lebih kenal seperi minyak goreng, eanol dll. Besarnya viskosias dipengaruhi oleh beberapa fakor seperi emperaur, gaya arik anar molekul dan ukuran sera jumlah molekul erlaru. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan seimbang, sehingga

sebelum suau lapisan molekul dapa melewai lapisan molekul dapa melewai lapisan molekul lainnya diperlukan suau energi erenu. Suhu, viskosias berbanding erbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskosias akan urun dan begiu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan parikel-parikel cairan yang semakin cepa apabila suhu diingkakan dan menurunkan kekenalannya. Konsenrasi laruan, viskosias berbanding lurus dengan konsenrasi laruan. Suau laruan dengan konsenrasi inggi akan memiliki viskosias yang inggi pula, karena konsenrasi laruan menyaakan banyaknya parikel za yang erlaru iap sauan volume. Semakin banyak parikel yang erlaru, gesekan anar parikel semakin inggi dan viskosiasnya semakin inggi pula. Viskosias berbanding lurus dengan bera molekul solue, karena dengan adanya solue yang bera akan menghamba aau memberi beban yang bera pada cairan sehingga menaikkan viskosiasnya. Tekanan, akan berambah jika nilai dari viskosias iu berambah. Semakin inggi ekanan maka semakin besar viskosias suau za cair. Berdasarkan able pengamaan, waku raa-raa yang dibuuhkan oleh masingmasing laruan bervariasi. Varian waku alir inilah yang menjadi parameer dalam menenukan nilai viskosias cairan ersebu. Aquades dalam hal ini digunakan sebagai pembanding bagi cairan lainnya. Sedangkan minyak goreng merupakan sampel cairan pada percobaan ini yang memiliki waku alir cukup lama dibandingkan dengan aquades. Hal ini dikarenakan minyak goreng memiliki kekenalan yang lebih besar dari pada aquades.

Dari percobaan prakikum kali ini, yakni penenuan viskosias minyak goreng dengan menggunakan meode viscomeer Oswald didapakan hasil waku alir raaraa aquades sebesar 1,215 sekon, dan minyak goreng sebesar 68,4 sekon. Selain iu didapakan juga hasil pengukuran densias laruan aquades sebesar 0,9970 g/cm 3, dan pada minyak goreng sebesar 0,906 g/cm 3. Sedangkan pada Penenuan viskosias laruan pada aquades sebesar 0,08937 cp dan sampel minyak goreng sebesar 45,77 cp. Jelas erliha bahwa viskosias minyak goreng lebih inggi dibandingakan dengan aquades. Dalam percobaan ini erdapa beberapa fakor kesalahan yaiu ala-ala yang kurang bersih, sehingga didapakan hasil yang kurang maksimal, begiu juga dalam menggunakan sopwach yang kurang epa, sehingga hasilnya pun kurang maksimal. BAB VI KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapa di arik dari percobaan kali ini, yaiu : 1. Nilai viskosias seiap cairan berbeda-beda karena dipengaruhi beberapa fakor dianaranya, yaiu : jenis za, komposisi campuran, ekanan, massa jenis (bobo jenis), ekanan, suhu, konsenrasi dan waku alir. 2. Viskosias berbanding erbalik dengan suhu yaiu Semakin inggi suhu za cair, maka semakin kecil ingka kekenalan za cair ersebu. Suhu yang

digunakan pada za cair pada percobaan ini yaiu aqudes sebesar 25 o C 0,9970 g/ cm 3 dan sampel minyak goring sebesar 29 o C 0,9959 g/cm 3. 3. Semakin besar viskosias suau cairan, maka semakin lama waku yang diperlukan cairan ersebu unuk mengalir. Waku alir raa-raa dari cairan pada percobaan ini yaiu aquades sebesar 1,215 deik dan sampel minyak goreng sebesar 68,4 deik. 4. Nilai viskosias masing-masing laruan pada percobaan ini, yaiu : pada aquades sebesar 0,8937 cp dan pada sampel minyak goreng sebesar 45,77 cp. Sedangkan nilai densias cairannya, yaiu : pada aquades sebesar 0,9970 g/cm 3 dan pada sampel minyak goreng sebesar 0,906 g/cm 3. DAFTAR PUSTAKA Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Unuk Universias. Jakara: PT Gramedia. Respai, H. 1981. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakara : Erlangga. While, Frank.M. 1988. Mekanika Fluida edisi ke-2 jilid I.Jakara : Erlangga