BAB IV HASIL PENELITIANN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif 4.1.1 Gambaran SubJek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Tlogowungu Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Status SD Negeri Tlogowungu saat ini adalah Sekolah Dasar Negeri yang mandiri. SubJek penelitian ini adalah siswa kelas II sampai dengan kelas VI yang seluruhnya berjumlah 73 siswa. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 01 September 2013 sampai tanggal 30 November 2013. SD Negeri Tlogowungu memiliki 6 ruang kelas untuk kelas I sampai dengan kelas VI; 1 kantor guru 1 ruang kepala sekolah; 1 gedung perpustakaan; 1 rumah penjaga; 1 ruang UKS; 1 mushola; 3 kamar mandi/wc guru; 3 kamar mandi/wc siswa putra dan 3 kamar mandi/wc siswa putri. Jumlah guru di SD Negeri Tlogowungu ada 9 orang, yaitu 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, dan 1 guru olahraga. Jumlah siswa keseluruhan di SD Negeri Tlogowungu ada 93 siswa yang terdiri dari 49 siswa laki-laki dan 44 orang siswa perempuan. Siswa SD Negeri Tlogowungu berasal dari keluarga yang ber- 55
beda-beda latar belakangnya, baik dari tingkat sosial ekonomi, pola asuh, maupun sikap. Berdasarkan data siswa menunjukkan kebanyakan orang tua siswa hanya lulusan SMA dengan jenis pekerjaan yang beragam mulai dari petani, pedagang, dan buruh. Keragaman latar belakang keluarga yang ditinjau dari tingkat sosial ekonomi, pola asuh, maupun sikap siswa SD Negeri Tlogowungu dan merupakan tempat bekerja peneliti yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SD Negeri Tlogowungu sebagai objek penelitian. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti apakah keragaman latar belakang keluarga yaitu tingkat sosial ekonomi (X1) dan pola asuh (X2), diambil sebagai variabel bebas pada penelitian ini, sedangkan sikap siswa (Y) dipilih sebagai variabel terikat. 4.1.2 Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua Tingkat sosial ekonomi orang tua pada penelitian ini digolongkan menjadi 3, yaitu menengah ke atas, menengah (cukup), dan menengah ke bawah. Tingkat sosial ekonomi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan. 56
Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua No Tingkat Sosial Ekonomi Rentang Jml Persentase Min Max Mean STD 1 Menengah ke bawah <1.000.000 10 13% 2 Menengah 1.000.000 15 21% 47 100 87,48 13764 3 Menengah ke atas >1.000.000 48 66% Jumlah 73 100% Berdasarkan deskriptif statistik pada Tabel 4.1 bahwa skor terendah 7 yaitu tingkat sosial ekonomi orang tua menengah ke bawah dengan penghasilan <1.000.000 ada 10 siswa dengan persentase 13%, tingkat sosial ekonomi menengah ke atas dengan penghasilan >1.000.000 ada 48 siswa dengan persentase 66%. Adapun rata-rata tingkat sosial ekonomi orang tua siswa 87,48 dengan standar deviasi 13,764. Artinya mayoritas siswa berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke atas dengan penghasilan >1.000.000. 4.1.3 Pola Asuh Pola asuh adalah cara mengasuh atau menerapkan aturan. Adapun pola asuh ada bermacam-macam yaitu, permissif, otoriter, demokratis, dan penelantar. 57
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Pola Asuh No 1 Pola Asuh Demokratis (ST) Rentang Jml Perse ntase 80-100 11 15% 2 Otoriter(T) 70-79 19 26% 3 4 Permissif (S) Penelantar (R) 60-69 30 41% < 60 13 18% Min Mak Mean STD 44 88 68,66 09458 Jumlah 73 100% Berdasarkan deskriptif statistik pada Tabel 4.2 bahwa pola asuh siswa terbagi menjadi 4 yaitu dengan pola asuh demokratis artinya orang tua sangat memperhatikan pola asuh anak ada 11 siswa dengan persentase 15%; pola asuh otoriter artinya orang tua memperhatikan pola asuh anak ada 19 siswa dengan persentase 26%; pola asuh permissive artinya orang tua cukup dalam memberikan pola asuh anak ada 30 siswa dengan persentase 41%; dan pola asuh penelantar artinya orang tua kurang memperhatikan pola asuh anak ada 13 siswa dengan persentase 18%. Nilai terendah 44, dan nilai tertinggi 88, dengan rata-rata 68,66. Standar deviasi 09458. 4.1.4 Sikap Siswa Pembentukan sikap dipengaruhi oleh orang tua, budaya, dan pendidikan. Adapun komponen sikap ada tiga yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. 58
No 1 Sikap Siswa Selalu Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Sikap Siswa Rentang Jml Persentase Min Mak Mean STD 90-100 18 25% 2 80-89 26 36% 3 4 5 Kadang Kurang Tidak 70-79 22 30% 60-69 6 8% < 60 1 1% Jumlah 73 100% 40 80 67,60 09722 Berdasarkan deskriptif statistik pada Tabel 4.3 bahwa sikap siswa terbagi menjadi 5 yaitu sikap yang selalu taat ada 18 siswa dengan persentase 25%; taat ada 26 siswa dengan persentase 36%; kadang-kadang taat ada 22 siswa dengan persentase 30%; kurang taat ada 6 siswa dengan persentase 8%; tidak taat ada 1 siswa dengan persentase 1%. Nilai minimal 40, nilai maksimal 80, rata-rata 67,60 dan standar deviasi 09722. 4.2 Analisis Statistik 4.2.1 Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki 59
distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan one sample kolmogorov-smirnov test menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.4 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tingkat Sosial Ekonomi Pola Asuh Sikap Siswa N 73 73 73 Normal Mean.8748.6866.6740 Parameters Std. Deviation a.13764.09458.09722 Most Absolute.204.089.208 Extreme Positive.182.088.174 Differences Negative -.204 -.089 -.208 Kolmogorov-Smirnov Z 1.741.758 1.780 Asymp. Sig. (2-tailed).005.614.004 a. Test distribution is Normal. Tabel 4.4 di atas menunjukkan variabel sosial ekonomi orang tua, pola asuh dan sikap siswa memiliki nilai signifikan untuk tingkat sosial ekonomi 0.005; pola asuh 0.014; dan sikap siswa 0.004. Hal ini berarti bahwa data di atas berdistribusi normal. 2. Uji Linieritas Uji linier merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan fungsional antara X dan Y (pada populasi) yang linier. Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Untuk menguji linieritas kita menggunakan Test of Linearity dengan taraf 0,05. Dua 60
variabel dikatakan mempunyai hubungan linier bila signifikansinya kurang dari 0.05. Hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel berikut: Tingkat Sosial Ekonomi * Sikap Siswa Tabel 4.5 Hubungan antara Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Sikap Siswa terhadap Peraturan Sekolah Between Groups ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. (Combined).143 4.036 1.996.105 Linearity.026 1.026 1.472.229 Deviation from Linearity.117 3.039 2.170.100 Within Groups 1.221 68.018 Total 1.364 72 Sumber: data dicopy langsung dari SPSS 16.0 for windows Tabel 4.5 menunjukkan nilai signifikansi pada linieritas adalah 0,229 yang berarti lebih besar daripada 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat sosial ekonomi orang tua dengan sikap siswa terhadap peraturan sekolah adalah tidak linier. 61
Tabel 4.6 Hubungan antara Pola Asuh dengan Sikap Siswa terhadap Peraturan Sekolah Pola Asuh * Sikap Siswa Between Groups ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. (Combined).122 4.031 4.008.006 Linearity.098 1.098 12.914.001 Deviation from Linearity.024 3.008 1.039.381 Within Groups.518 68.008 Total.640 72 Sumber: data dicopy langsung dari SPSS 16.0for windows Tabel 4.6 menunjukkan nilai signifikansi pada linierity adalah 0,001 yang berarti lebih kecil daripada 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa hubungan antara pola asuh dengan sikap siswa terhadap peraturan sekolah adalah linier. 4.2.2 Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi non-parametrik Kendall tau-c karena data yang digunakan berbentuk data interval. Selain itu digunakan pula tabulasi silang untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diuji secara detail. 62
1. Hubungan antara Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua dan Sikap Siswa terhadap Peraturan Sekolah Deskripsi siswa berdasarkan tingkat sosial ekonomi orang tua menunjukkan mayoritas siswa berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi orang tua menengah ke atas, sedangkan sikap siswa terhadap peraturan sekolah, siswa memiliki kecenderungan taat, kadang taat, kurang taat, dan tidak taat. Hubungan antara tingkat sosial ekonomi orang tua dengan sikap siswa terhadap peraturan sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Hubungan antara Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua dan Sikap Siswa terhadap Peraturan Sekolah Tingkat sosial ekonomi orang tua Menengah ke atas Kategori Peraturan Sekolah Kadang Kurang Tidak Total 10 18 12 2 42 Menengah 6 6 7 2 21 Menengah ke bawah 2 2 5 1 10 Jumlah 18 26 24 5 73 Tabel 4.7 menunjukkan hubungan tingkat sosial ekonomi orang tua dengan sikap siswa terhadap peraturan sekolah, baik dari tingkat sosial ekonomi orang tua menengah ke atas, menengah, dan menengah ke bawah bervariasi, yaitu taat, kadang taat, kurang taat dan tidak taat. Artinya tingkat sosial ekonomi orang 63
tua berhubungan dengan sikap siswa terhadap peraturan sekolah. Secara statistik hipotesa hubungan antara tingkat sosial ekonomi orang tua dengan sikap siswa terhadap peraturan sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut: Ordinal by Ordinal Interval by Interval Kendall's tau-c Spearman Correlation Pearson's R Tabel 4.8 Uji Hipotesa I Symmetric Measures Value N of Valid Cases 73 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig..076.089.863.388.104.116.881.381 c.139.108 1.184.240 c Tabel 4.8 menunjukkan koefisien korelasi Kendall s tau_c sebesar 0,076 dengan probabilitas (Approx. Sig) p = 0,388 dengan nilai = 0,05. Ini berarti bahwa nilai p > 0,05, yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara tingkat sosial ekonomi orang tua dan sikap siswa terhadap peraturan sekolah di SD Negeri Tlogowungu Kaloran 64
Temanggung. Artinya H1 ditolak dan Ho diterima 2. Hubungan antara Pola Asuh dan Sikap Siswa terhadap Peraturan Sekolah Deskripsi siswa berdasarkan pola asuh menunjukkan mayoritas pola asuh siswa adalah baik atau mendapatkan perhatian yang cukup, sedangkan sikap siswa terhadap peraturan sekolah, siswa memiliki kecenderungan kadang menaati dan kurang menaati. Hubungan antara pola asuh terhadap peraturan sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut: Pola Asuh Tabel 4.9 Pola Asuh dengan Sikap Siswa terhadap Peraturan Sekolah Kategori Peraturan Sekolah Kadang Kurang Tidak Total Demokratis (ST) 4 5 2 0 11 Otoriter(T) 6 7 6 4 23 Permissif (S) 6 10 10 2 28 Penelantar (R) 1 3 4 3 11 17 25 22 9 73 Tabel 4.9 menunjukkan hubungan pola asuh dan sikap siswa terhadap peraturan sekolah bervariasi, artinya pola asuh berhubungan dengan sikap siswa terhadap peraturan sekolah. Secara statistik hubungan antara pola asuh dengan peraturan sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut: 65
Ordinal by Ordinal Tabel 4.10 Uji Hipotesa 2 Symmetric Measures Value Asymp. a Approx. Approx. Tb Std. Error Sig. Kendall's tau-c.279.086 3.237.001 Spearman Correlation.349.104 3.134.003 c Pearson's R.392.090 3.591.001 c Interval by Interval N of Valid Cases 73 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Tabel 4.10 menunjukkan koefisien korelasi Kendall s tau-c sebesar 0,279 dengan approx.sig p = 0.001 dengan nilai = 0,05. Ini berarti bahwa nilai p < 0,05 yang menunjukkan bahwa hipotesa tidak ada hubungan positif signifikan antara pola asuh dengan sikap siswa terhadap peraturan sekolah ditolak artinya ada hubungan signifikan antara pola asuh dengan sikap siswa terhadap peraturan sekolah, sehingga diterima. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Hubungan antara Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Sikap Siswa terhadap Peraturan Sekolah Hasil analisis korelasi menunjukkan koefisien korelasi antara tingkat sosial ekonomi orang tua dengan sikap siswa terhadap peraturan sekolah ada- 66
lah 0,139, artinya tidak ada hubungan antara variabel tingkat sosial ekonomi orang tua dengan sikap siswa terhadap peraturan sekolah pada siswa kelas II VI SD Negeri Tlogowungu Kec. Kaloran Kab. Temanggung. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Cornk (2009). Bahar dalam Yerikho (2007) menyatakan bahwa, pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah ke atas lebih banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Anak-anak yang berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah kurang mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tuanya, karena orang tua lebih memusatkan pada cara memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi ada juga anak yang berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah justru memiliki perilaku yang baik. 4.3.2 Hubungan antara Pola Asuh dengan Sikap Siswa Terhadap Peraturan Sekolah Hasil analisis korelasi antara pola asuh dengan sikap siswa terhadap peraturan sekolah koefisien korelasi 0,392 dengan probabilitas 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pola asuh berhubungan signifikan dengan sikap siswa terhadap peraturan sekolah. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Donnellan, Trzesniewski, Robins, Moffitt, Caspi (2005), karena pola asuh orang tua mempengaruhi pembentukan pribadi dan sikap anak dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan anak. Anak yang terbiasa 67
diasuh disiplin, dia juga akan terbiasa disiplin. Sebalikya anak yang diasuh dengan tidak disiplin, dia juga akan hidup tidak disiplin. Azwar (1995) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengaruh orang tua, kebudayaan, dan lembaga pendidikan. Jadi pola asuh orang tua berhubungan dengan sikap siswa. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan pendapat Bjorklund dan Bjorklund, dkk. (1692) dalam Daeng Ayub Natuna (2007: 144) bahwa pola asuh orang tua adalah cara-cara orang tua berinteraksi secara umum dengan anaknya. Dalam hal ini banyak macam klasifikasi yang dapat dilakukan, salah satunya adalah kalasifikasi berikut: otoriter, permisif, dan otoritatif. M. Shochib (1698: 14) mengatakan bahwa pola pertemuan antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik dengan maksud bahwa orang tua mengarahkan anaknya sesuai dengan tujuannya, yaitu membantu anak memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Orang tua dengan anaknya sebagai pribadi dan sebagai pendidik, dapat menyingkap pola asuh orang tua dalam mengembangkan disiplin diri anak yang tersirat dalam situasi dan kondisi yang bersangkutan. Sementara itu, Alex Sobur (1691: 23) mengatakan bahwa sebenarnya anak-anak yang diasuh secara langsung oleh ibu dan ayah adalah anak-anak yang beruntung, karena mereka tidak hanya mengalami satu tetapi beberapa pendekatan yang membuatnya dewasa. 68