RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-1

dokumen-dokumen yang mirip
A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sanden Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 2 JP

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

Waktu (t) Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

Soal-Soal. Bab 4. Latihan. Laju Reaksi. 1. Madu dengan massa jenis 1,4 gram/ cm 3 mengandung glukosa (M r. 5. Diketahui reaksi:

Laju Reaksi. Bahan Ajar Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester I

Pendahuluan 1. Guru memberikan salam kemudian mengecek kehadiran

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../...

LEMBAR KERJA SISWA 4

wanibesak.wordpress.com

MODUL LAJU REAKSI. Laju reaksi _ 2013 Page 1

Laju reaksi menunjukkan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi persatuan waktu.

MODUL I Pembuatan Larutan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Paguyaman yang berhubungan dengan materi laju reaksi diberikan dalam Tabel 2 berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN

LEMBAR KERJA SISWA 3

Siswa diingatkan tentang struktur atom, bilangan kuantum, bentuk-bentuk orbital, dan konfigurasi elektron

yang berkaitan dengan Laju Reaksi, diberikan pada tabel berikut ini.

LEMBAR KERJA SISWA 2

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA

Laju Reaksi KIM 2 A. KEMOLARAN B. LAJU REAKSI C. UNGKAPAN LAJU REAKSI LAJU REAKSI. materi78.co.nr

II. KOMPETENSI DASAR 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

KESETIMBANGAN. titik setimbang

Purwanti Widhy H, M.Pd. Laju Reaksi

tanya-tanya.com Soal No.2 Apabila anda diminta untuk mengukur laju reaksi terhadap reaksi : Zn(s) + 2HCI(aq)

- Melakukan percobaan penentuan laju reaksi. - Mendiskusikan data-data percobaan laju reaksi dalam bentuk grafik untuk menentukan harga laju

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KECEPATAN REAKSI. Kelompok V : Amir Hamzah Umi Kulsum

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

Bab IV Hasil dan Diskusi

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemampuan adalah karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang

BAB 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN. STANDART KOMPETENSI Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya.

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA LAJU REAKSI 24 MARET 2014

Termodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung?

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LEMBARAN SOAL 7. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

SILABUS Sekolah : SMA Negeri 5 Surabaya Mata Pelajaran : Kimia Kelas/semester : XI/1 Referensi : BSNP / CIE Standar Kompetensi

Bab 10 Kinetika Kimia

Kode KIM.10. Laju Reaksi

LKS XI MIA KELOMPOK :... ANGGOTA :

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

A. ARTI KESETIMBANGAN B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN KESETIMBANGAN C. TETAPAN KESETIMBANGAN D. KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI

TERMOKIMIA. STANDART KOMPETENSI; 2. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukuran. ENTALPI DAN PERUBAHANNYA

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN PRAKTKUM 1 LAJU REAKSI

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

MENYARING DAN MENDEKANTASI

STOIKIOMETRI LARUTAN. Andian Ari Anggraeni, M.Sc

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kimia (Peminatan Bidang MIPA)

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

SMA Negeri 6 Denpasar Alamat Jalan Raya Sanur Tlp : 0361(247843) Denpasar

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

BAB 9. KINETIKA KIMIA

Stoikiometri. Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia.

10 mlhcl2 M. 10 ml HCl2 M. Na 2 S 2 O 3 0,2 M KIM/ IND- II

Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan

TERMOKIMIA. Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap.

MODUL KESETIMBANGAN. Perhatikan reaksi berikut

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

Sifat Koligatif Larutan

Antiremed Kelas 11 Kimia

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan.

c. Suhu atau Temperatur

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat. reaksi. Katalis. Partikelpartikel. Molekul pereaksi dalam wadahnya selalu bergerak

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

Materi pelajaran Biologi. Disusun oleh: Dra. Tetty Afianti.

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

MODUL STOIKIOMETRI 1

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

PEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim ( JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH

1. Perhatikan struktur senyawa berikut!

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa

I. STANDAR KOMPETENSI 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/ Semester : X/2 Alokasi Waktu : 3x40 menit

Laju Reaksi. Kode KIM.10

Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kimia Kelas X Wacana berikut digunakan untuk menjawab soal no 1 dan 2. Ditentukan 5 unsur dengan konfigurasi

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl

Transkripsi:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-1 Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ I Tahun Pelajaran : 010/011 Pokok Bahasan : Laju Reaksi Alokasi Waktu : 90 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Indikator : 1. Menentukan konsentrasi larutan.. Memahami pengertian laju reaksi. 3. Menentukan laju reaksi berdasarkan persamaan reaksi. I. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan konsentrasi larutan.. Siswa dapat memahami pengertian laju reaksi. 3. Siswa dapat menentukan laju reaksi berdasarkan persamaan reaksi. II. Materi Ajar 1. Kemolaran (M) Untuk menyatakan kadar zat terlarut dalam larutan dinyatakan dengan konsentrasi larutan.

a. Pengertian Kemolaran Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Kemolaran sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi dengan volume (v) larutan. M = Keterangan: n v atau M g 1000 x Mr ml M = molaritas ( mol mmol L ml ) n = mol zat terlarut (mol atau mmol) V = volume larutan (L atau ml) g = massa zat terlarut (gram) b. Pengenceran Pengenceran adalah menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambahkan pelarut. Dalam hal ini konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M). Pada proses pengenceran volume dan molaritas berubah, sedangkan jumlah molnya tetap. V 1 M 1 = V M Keterangan: V 1 = volume larutan sebelum diencerkan (L atau ml) M 1 = molaritas larutan sebelum diencerkan V = volume larutan setelah diencerkan (L atau ml) M = molaritas larutan setelah diencerkan c. Pencampuran Pencampuran adalah campuran dari dua atau lebih zat yang jenisnya sama, tetapi konsentrasi berbeda. Dalam hal ini konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M). Pada proses pencampuran beberapa zat yang sejenis berlaku rumus: M M M

Untuk pencampuran jenis zat yang sejenis berlaku rumus: M M Keterangan: M c = molaritas larutan setelah dicampurkan V 1 = volume larutan pertama yang dicampurkan (L atau ml) M 1 = molaritas larutan pertama V = volume larutan kedua yang dicampurkan (L atau ml) M = molaritas larutan kedua. Laju reaksi Suatu reaksi kimia ada yang berlangsung cepat, ada pula yang berlangsung lambat. Ledakan bom berlangsung cepat, sedangkan proses besi berkarat berlangsung lambat. Cepat lambatnya suatu reaksi kimia dinyatakan sebagai laju reaksi. Apakah laju reaksi itu? Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat yang terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu. Perhatikan grafik berikut. Konsentrasi Hasil reaksi (C + D) Pereaksi (A + B) Waktu Grafik hubungan antara perubahan konsentrasi dan waktu Pada grafik di atas menunjukkan bahwa konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi kimia semakin lama semakin berkurang, sedangkan hasil reaksi semakin lama akan semakin bertambah. N (g) + 3 H (g) NH 3(g) Pada reaksi diatas dapat dinyatakan: - Laju penambahan konsentrasi NH 3 - Laju pengurangan konsentrasi N dan H

Dengan demikian, laju reaksi dapat dinyatakan sebagai pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu, atau penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu. Laju Reaksi (v) = Perubahan konsentrasi ( C) Perubahan waktu ( t) Laju reaksi memiliki satuan Ms -1 (M = molar dan s = sekon = detik) III. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan Konsep IV. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok, tanya jawab V. Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Awal (Apersepsi dan Motivasi) 15 menit Menciptakan lingkungan belajar, seperti berdoa dan salam. Menyiapkan sumber belajar. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang akan dibahas. Memotivasi dan menggali pengetahuan siswa dengan memberikan pertanyaan. Suatu reaksi kimia ada yang berlangsung cepat, ada pula yang berlangsung lambat. Ledakan bom berlangsung cepat, sedangkan proses besi berkarat berlangsung lambat. Cepat lambatnya suatu reaksi kimia dinyatakan sebagai suatu laju reaksi. Apakah laju reaksi itu? Berdoa dan menyiapkan alat dan bahan pelajaran. Menyimak penjelasan guru. Siswa menyimak pertanyaan guru dan menjawab.

Inti 60 menit (eksplorasi diskusi, penjelasan konsep) Akhir 15 menit (Pengemban gan dan aplikasi) Mengajak siswa untuk membentuk 4 kelompok. Kemudian guru membagikan lembar kegiatan siswa sebagai bahan diskusi. Meminta siswa mengadakan diskusi kelompok untuk memahami tentang konsep kemolaran dan laju reaksi. Membimbing siswa pada tiap-tiap kelompok dalam mengerjakan soalsoal pada lembar kegiatan siswa. Mengajak siswa membahas hasil diskusi dengan meminta perwakilan siswa dari tiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi. Kelompok lainnya memberikan pendapat/ komentar/ saran. Membahas hasil diskusi dan menjelaskan kembali tentang kemolaran dan konsep laju reaksi. Meminta siswa maju ke depan untuk mengerjakan soal latihan pada lembar kegiatan siswa. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami. Secara berkelompok siswa mempelajari Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan bahan bacaan untuk berdiskusi memahami kemolaran dan konsep laju reaksi. Berperan aktif dalam diskusi dan menjawab soal-soal yang terdapat dalam lembar kegiatan siswa. Perwakilan siswa dari tiap kelompok menjelaskan hasil diskusi tentang kemolaran dan laju reaksi. Menyimak penjelasan guru dan memahami pembahasan hasil diskusi Bertanya sesuai konsep yang dijelaskan. Maju ke depan untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan menjelaskan langkah-langkah pengerjaan soalnya kepada temanteman yang lain. Salah seorang siswa menyimpulkan tentang konsep kemolaran dan laju reaksi.

Memberikan tugas individu yang terdapat pada buku pelajaran kimia SMA Kelas XI VI. Sumber dan Alat/ Media Pembelajaran 1. Sumber Buku kimia SMA kelas XI (Yudhistira) Buku kimia SMA kelas XI (Yrama widya) Buku kimia SMA kelas XI (Grafindo) Lembar Kegiatan Siswa. Alat/media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis dan spidol. VII. Penilaian Penilaian pada soal-soal uraian yang terdapat pada lembar kegiatan siswa dan Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Guru Kimia Peneliti Dra. Wara Gawatiningsiah Nur Cholifah NIP: 19651111 00701 017 NIM: 1060160064 Mengetahui, Kepala SMAN 3 Tangerang Selatan Drs. H. Sujana, M.Pd NIP. 19580601 198101 1 006

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Kelas Eksperimen Kelompok : Nama : 1.. 3. 4. 5. A. Materi 1. Kemolaran (M) Untuk menyatakan kadar zat terlarut dalam larutan dinyatakan dengan konsentrasi larutan. a. Pengertian Kemolaran Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Kemolaran sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi dengan volume (v) larutan. M n M g M ml n = mol zat terlarut (mol atau mmol) V = volume larutan (L atau ml) g = massa zat terlarut (gram) Keterangan: M = molaritas ( mol mmol L ml ) Contoh soal: 10 gram NaOH (Mr = 40) dilarutkan ke dalam air sehingga volume larutan liter. Tentukanlah molaritas larutan NaOH tersebut! Jawab:

10 Zat terlarut NaOH 10 gram = mol = 0,5 40 volume larutan = liter n 0,5 [NaOH] = = v M = 0,15 M b. Pengenceran Pengenceran adalah menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambahkan pelarut. Dalam hal ini konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M). Pada proses pengenceran volume dan molaritas berubah, sedangkan jumlah molnya tetap. V 1 M 1 = V M Keterangan: V 1 = volume larutan sebelum diencerkan (L atau ml) M 1 = molaritas larutan sebelum diencerkan V = volume larutan setelah diencerkan (L atau ml) M = molaritas larutan setelah diencerkan Contoh Soal: 50 ml larutan CaCl 0,15 M diencerkansampai memperoleh konsentrasi ion Cl - 0,1 M. Berapakah volume larutan CaCl sekarang? Jawab: V 1 M 1 n = V M n 50 x 0,15 x = V x 0,1 x 1 V = 750 ml c. Pencampuran Pencampuran adalah campuran dari dua atau lebih zat yang jenisnya sama, tetapi konsentrasi berbeda. Dalam hal ini konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M). Pada proses pencampuran beberapa zat yang sejenis berlaku rumus: V1 M Mc = 1 V M 1 V V V M 3 V 3 3...

Untuk pencampuran jenis zat yang sejenis berlaku rumus: V1 M1 VM Mc = V V 1... Keterangan: M c = molaritas larutan setelah dicampurkan V 1 = volume larutan pertama yang dicampurkan (L atau ml) M 1 = molaritas larutan pertama V = volume larutan kedua yang dicampurkan (L atau ml) M = molaritas larutan kedua Contoh soal: 100 ml larutan HCl 0,1 M dicampurkan dengan 150 ml larutan HCl 0, M. Hitunglah konsentrasi larutan setelah dicampurkan! Jawab: Rumus percampuran Mc = = V1 M1 VM V V 1... (10 x 0,1) (150 x 0,) 100 150 40 = = 0,16 50. Laju reaksi Suatu reaksi kimia ada yang berlangsung cepat, ada pula yang berlangsung lambat. Ledakan bom berlangsung cepat, sedangkan proses besi berkarat berlangsung lambat. Cepat lambatnya suatu reaksi kimia dinyatakan sebagai laju reaksi. Apakah laju reaksi itu? Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat yang terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu. Perhatikan grafik berikut.

Konsentrasi Hasil reaksi (C + D) Pereaksi (A + B) Waktu Grafik hubungan antara perubahan konsentrasi dan waktu Pada grafik di atas menunjukkan bahwa konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi kimia semakin lama semakin berkurang, sedangkan hasil reaksi semakin lama akan semakin bertambah. N (g) + 3 H (g) NH 3(g) Pada reaksi diatas dapat dinyatakan: - Laju penambahan konsentrasi NH 3 - Laju pengurangan konsentrasi N dan H Dengan demikian, laju reaksi dapat dinyatakan sebagai pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu, atau penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu. Laju Reaksi (v) = Perubahan konsentrasi ( C) Perubahan waktu ( t) Laju reaksi memiliki satuan Ms -1 (M = molar dan s = sekon = detik) B. Soal Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Sejumlah asam sulfat dilarutkan ke dalam air sehingga volume larutan 500 ml dan konsentrasinya 0,1 M. Tentukanlah berapa gram asam sulfat yang dilarutkan (Mr H SO 4 = 98)? J w b:....

. Sebanyak gram NaOH (Mr = 40) dilarutkan ke dalam air hingga volume larutan 00 ml. Tentukanlah molaritas larutan NaOH tersebut! J w b:.... 3. Diketahui 500 ml larutan HCl 0,1 M. Tentukan berapa mol dan berapa gram HCl terdapat dalam larutan tersebut! Ar H = 1; Cl = 35,5 J w b:.... 4. 100 ml larutan H SO 4 0,1 M diencerkan sehingga konsentrasinya menjadi 0,01 M. Hitunglah volume larutan setelah pengenceran dan volume pelarut yang ditambahkan! J w b:.... 5. Jika 100 ml larutan HBr 0,8 M dicampurkan dengan 100 ml larutan HBr 0, M, tentukanlah molaritas larutan setelah percampuran! J w b:.... 6. Tentukan reaksi pembentukan gas ammonia sesuai reaksi, N (g) + 3H (g) NH 3(g) a. Tentukan laju reaksi masing-masing zat! b. Bagaimanakah hubungan antara,? J w b:.... 7. Jelaskan yang dimaksud dengan laju reaksi! Jawab:.... 8. Zat X bereaksi dengan zat Y menurut persamaan kimia: X Y Z. Jik konsen si w l Y,5 M d n se el h be e ksi deng n z X selama satu menit konsentrasinya menjadi 0, M; maka tentukan laju reaksi tersebut terhadap Y! J w b:....

9. Ke dalam suatu ruangan 1 liter dicampurkan x mol gas P dan y mol gas Q. Selang waktu t detik sebagian dari gas-gas tersebut telah membentuk a mol gas R sesuai persamaan reaksi: P (g) + 3Q (g) R (g). Nyatakan laju reaksi gas P, Q, dan R tersebut. J w b:.... 10. Laju reaksi dapat diartikan sebagai perubahan konsentrasi tiap satuan waktu. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi? J w b:....

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE- Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ I Tahun Pelajaran : 010/011 Pokok Bahasan : Laju Reaksi Alokasi Waktu : 90 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Indikator : Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan melakukan percobaan. I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan melakukan percobaan. II. Materi Ajar Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 1. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Semakin besar konsentrasi semakin cepat reaksi berlangsung (kecepatan reaksi makin besar). Hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi berarti jarak antarmolekul rapat/padat, sehingga semakin banyak/mudah terjadi tumbukan yang menghasilkan reaksi, akibatnya menjadi lebih cepat.

. Pengaruh luas permukaan Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan antarpartikel pereaksi sehingga makin cepat reaksinya. Zat padat bentuk serbuk memiliki luas permukaan lebih besar daripada bentuk kepingan, sehingga zat padat bentuk serbuk bereaksi lebih cepat daripada bentuk kepingan. 3. Pengaruh suhu Pada umumnya reaksi makin cepat bila suhu dinaikkan, makin tinggi cepat gerak partikel-partikel pereaksi dan makin besar pula energi kinetiknya. Sehingga banyak partikel-partikel pereaksi yang memiliki energi yang mencapai energi pengaktifan akibatnya reaksi makin cepat. 4. Pengaruh katalis Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi di mana pada akhir reaksi terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi yaitu energi minimum yang harus dimiliki agar reaksi dapat berlangsung. III. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan Konsep IV. Metode Pembelajaran Eksperimen, diskusi kelompok, dan tanya jawab. V. Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Awal (Apersepsi dan Motivasi) 15 menit Menciptakan lingkungan belajar, seperti berdoa dan salam. Menyiapkan sumber belajar dan alat dan bahan untuk melakukan percobaan. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang akan dibahas. Berdoa dan menyiapkan alat dan bahan pelajaran Menyimak penjelasan guru

Inti 60 menit (eksplorasi diskusi, penjelasan konsep) Akhir 15 menit (Pengemban gan dan aplikasi) Memotivasi dan menggali pengetahuan siswa dengan memberikan pertanyaan Mengapa wortel yang dipotong kecil-kecil jika direbus lebih cepat matang dari pada wortel yang tidak dipotong-potong? Mengajak siswa untuk membentuk 4 kelompok (kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan pertama). Kemudian guru membagikan alat dan bahan percobaan serta Lembar Kerja Siswa (LKS). Memperhatikan cara kerja pada tiap-tiap kelompok dalam melakukan percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Meminta siswa mendiskusikan hasil percobaan dan menghubungkannya dengan teori laju reaksi berdasarkan fakta-fakta yang mereka temukan dari hasil percobaan. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami. Siswa menyimak pertanyaan guru dan menjawab? Secara berkelompok siswa menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan. Secara berkelompok siswa melakukan percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Menemukan konsep atau prinsip berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil percobaan serta mendiskusikannya. Berperan aktif dalam diskusi. Salah seorang siswa menyimpulkan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi.

VI. Sumber dan Alat/ Media Pembelajaran 1. Sumber Buku kimia SMA kelas XI (Grafindo) Buku kimia SMA kelas XI (Yrama Widya) Buku kimia SMA kelas XI (Yudhistira) Lembar Kerja Siswa. Alat/media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, alat dan bahan percobaan. VII. Penilaian Penilaian pada soal-soal uraian yang terdapat pada lembar kerja siswa dan Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Guru Kimia Peneliti Dra. Wara Gawatiningsiah Nur Cholifah NIP: 19651111 00701 017 NIM: 1060160064 Mengetahui, Kepala SMAN 3 Tangerang Selatan Drs. H. Sujana, M.Pd NIP. 19580601 198101 1 006

Kelompok : 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen. 3. 4. 5. A. Molaritas larutan Tujuan: Untuk menentukan molaritas dari suatu larutan Alat dan Bahan: - Gelas kimia 100 ml - - 5 gram NaCl (Ar: Na=3, Cl=35,5) - Spatula - - aquades Langkah Kerja: 1. Siapkan satu buah gelas kimia.. Masukkan 100 ml aquades ke dalam gelas kimia. 3. Masukkan 5 gram NaCl, aduk hingga larut. Pertanyaan: Hitung molaritas dari larutan NaCl tersebut?.........

B. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Alat dan Bahan: 1. Gelas kimia 100 ml. Gelas ukur 3. Labu ukur 50 ml 4. Ke s p ih k n 5 5 cm y ng dibe i nd X hi m 5. Stopwatch 6. Larutan HCl M 7. Larutan Na S O 3 1 M Langkah kerja: 1. Encerkan larutan Na S O 3 1 M menjadi Na S O 3 0,5 M; 0,15 M; 0,10 M; 0,05 M masing-masing 50 ml.. Masukkan 5 ml larutan HCl M ke dalam gelas kimia. 3. Simp n gel s kimi di s ke s p ih be nd X. 4. Tambahkan 5 ml larutan Na S O 3 0,05 M ke dalam gelas kimia. 5. Catat waktu yang diperlukan sejak penambahan Na S O 3 s mp i nd X id k terlihat lagi. 6. Ulangi langkah 1 5 dengan konsentrasi Na S O 3 0,10 M; 0,50 M Data Pengamatan V Na S O 3 1 M yang dipipet M Na S O 3 Sebelum Pengenceran V Na S O 3 Setelah Pengenceran ml 1 M 50 ml 0,05 M ml 1 M 50 ml 0,10 M ml 1 M 50 ml 0,50 M M Na S O 3 Setelah Pengenceran Gelas [HCl] [Na S O 3 ] Waktu (s) Laju Reaksi (s -1 ) 1 M 0,05 M M 0,10 M 3 M 0,50 M

Pertanyaan: 1. Gelas manakah yang lebih cep menghil ngk n nd X?.......... Berdasarkan data hasil pengamatan, bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi?......... C. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Alat dan bahan: 1. Gelas kimia 100 ml 5. Stopwatch. Termometer 6. Logam seng 3. Penangas air 7. Larutan HCl 1 M 4. Es batu Langkah kerja 1. Siapkan gelas kimia sebanyak tiga buah yang telah diberi label 1, dan 3.. Tuangkan sekitar 50 ml HCl 1 M ke dalam setiap gelas kimia. 3. Simpan gelas 1 di atas es batu, ukurlah suhunya. 4. Simpan gelas pada suhu kamar. 5. Panaskan gelas 3 pada penangas air. Ukur sampai suhu konstan. 6. Masukkan ke dalam setiap gelas, logam seng dalam berat yang sama (1 g). 7. Catat hasil pengamatan hingga semua logam seng bereaksi. Data Pengamatan Gelas Waktu (s) Laju Reaksi (s -1 ) 1 3

Pertanyaan: 1. Gelas manakah yang lebih cepat membuat logam seng bereaksi?.......... Berdasarkan data hasil pengamatan, bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi?......... D. Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. (Percobaan I) (Percobaan II) (Percobaan III) Alat dan Bahan: - Gelas kimia - garam halus - Spatula - garam kristal - Stopwatch - garam balok - Aquades Langkah kerja: 1. Siapkan gelas kimia sebanyak tiga buah dan diberi label 1, dan 3.. Tuangkan sekitar 100 ml air ke dalam setiap gelas kimia. 3. Masukkan sekitar 3 gram garam halus ke dalam gelas kimia 1. 4. Masukkan sekitar 3 gram garam kristal ke dalam gelas kimia. 5. Masukkan sekitar 3 gram garam balok ke dalam gelas kimia 3. 6. Catat hasil pengamatan hingga garam pada masing-masing gelas larut.

Data Pengamatan Gelas Bentuk Garam Waktu (s) 1 Garam halus Garam kristal 3 Garam balok Pertanyaan: 1. Manakah garam yang memiliki luas permukaan yang paling besar?.......... Berdasarkan data hasil pengamatan, bagaimana pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi?......... E. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh katalis terhadap laju reaksi. (Percobaan I) (Percobaan II) Alat dan Bahan: - Alas logam - gula - Korek api - abu rokok Langkah kerja: 1. Siapkan alas yang terbuat dari logam.. Letakkan satu sendok gula diatas alas logam, lalu bakar. 3. Letakkan abu rokok di salah satu sisi gula, lalu bakar. 4. Catat hasil pengamatan, apa yang akan terjadi pada gula.

Data Pengamatan Bahan yang digunakan Percobaan I Percobaan II Pengamatan Pertanyaan: 1. Pada percobaan I, apa yang terjadi pada saat gula dibakar?.......... Pada percobaan II, apa yang terjadi pada gula yang telah diberikan abu rokok di salah satu sudutnya pada saat dibakar?......... 3. Pada percobaan II, apakah yang akan terjadi pada abu rokok setelah proses pembakaran selesai?......... 4. Apakah fungsi abu rokok pada proses pembakaran tersebut?......... 5. Bagaimana pengaruh katalis terhadap laju reaksi?......... Kesimpulan: Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, jelaskan kembali apa yang dimaksud dengan molaritas, laju reaksi serta faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi laju reaksi dan bagaimana hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan!...............

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-3 Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ I Tahun Pelajaran : 010/011 Pokok Bahasan : Laju Reaksi Alokasi Waktu : 90 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Indikator : Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan. I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan. II. Materi Ajar Teori Tumbukan dan Energi Aktivasi Reaksi kimia terjadi karena tumbukan antara partikel-partikel zat yang bereaksi. Namun tidak semua tumbukan antarmolekul pereaksi akan menghasilkan zat hasil reaksi. Hanya tumbukan efektif yang akan menghasilkan zat hasil reaksi. Keefektifan suatu tumbukan bergantung pada posisi molekul dan energi kinetik yang dimilikinya. Dalam reaksi kimia dikenal istilah energi aktivasi (energi pengaktifan) yaitu energi kinetik minimum yang harus dimiliki molekul-molekul pereaksi agar tumbukan antarmolekul menghasilkan zat hasil reaksi.

Teori tumbukan dan energi aktivasi berguna untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Laju suatu reaksi kimia dapat dipercepat dengan cara memperbesar harga energi kinetik molekul atau menurunkan harga energi aktivasi. 1. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Semakin besar konsentrasi semakin cepat reaksi berlangsung (kecepatan reaksi makin besar). Hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi berarti jarak antarmolekul rapat/padat, sehingga semakin banyak/mudah terjadi tumbukan yang menghasilkan reaksi, akibatnya menjadi lebih cepat.. Pengaruh luas permukaan Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan antarpartikel pereaksi sehingga makin cepat reaksinya. Zat padat bentuk serbuk memiliki luas permukaan lebih besar daripada bentuk kepingan, sehingga zat padat bentuk serbuk bereaksi lebih cepat daripada bentuk kepingan. 3. Pengaruh suhu Pada umumnya reaksi makin cepat bila suhu dinaikkan, makin tinggi cepat gerak partikel-partikel pereaksi dan makin besar pula energi kinetiknya. Sehingga banyak partikel-partikel pereaksi yang memiliki energi yang mencapai energi pengaktifan akibatnya reaksi makin cepat. 4. Pengaruh katalis Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi di mana pada akhir reaksi terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi yaitu energi minimum yang harus dimiliki agar reaksi dapat berlangsung. III. IV. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan Konsep Metode Pembelajaran Diskusi kelompok, tanya jawab

V. Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Awal (Apersepsi dan Motivasi) 15 menit Inti 60 menit (eksplorasi diskusi, penjelasan konsep) Menciptakan lingkungan belajar, seperti berdoa dan salam. Menyiapkan sumber belajar. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang akan dibahas. Memotivasi dan menggali pengetahuan siswa dengan memberikan pertanyaan Mengapa ketika kertas dibakar, dalam beberapa saat kertas tersebut akan berubah menjadi abu, tetapi lain halnya ketika sebatang kayu dibakar. Batang kayu akan terbakar lebih lambat dibandingkan kertas yang dibakar. Mengapa demikian? Mengajak siswa untuk membentuk 4 kelompok (kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan pertama). Kemudian guru membagikan lembar kegiatan siswa sebagai bahan diskusi. Membimbing siswa pada tiap-tiap kelompok dalam mengerjakan soalsoal pada lembar kegiatan siswa. Mengajak siswa membahas hasil diskusi dengan meminta siswa dari tiap kelompok untuk menjelaskan Berdoa dan menyiapkan alat dan bahan pelajaran Menyimak penjelasan guru Siswa menyimak pertanyaan guru dan menjawab. Secara berkelompok siswa mempelajari Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan bahan bacaan untuk berdiskusi memahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan. Berperan aktif dalam diskusi dan menjawab soal-soal yang terdapat dalam lembar kegiatan siswa. Secara berkelompok siswa mempresentasikan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Akhir 15 menit (Pengemban gan dan aplikasi) hasil diskusi yang diperoleh dari hasil percobaan yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya dan membimbing siswa untuk merumuskan dan menemukan sendiri teori berdasarkan fakta-fakta yang mereka temukan dari hasil percobaan. Kelompok lainnya memberikan pendapat/ komentar/ saran. Membahas hasil diskusi dan menjelaskan kembali tentang faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan. Memperlihatkan media flash dan memberikan penjelasan bahwa dijalan raya yang ramai kemungkinan terjadi tabrakan akan lebih besar dibandingkan di jalan yang sepi. Meminta siswa maju ke depan untuk mengerjakan soal latihan pada lembar kegiatan siswa. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami. Meminta siswa belajar di rumah tentang materi orde reaksi untuk pertemuan selanjutnya. berdasarkan data percobaan dan menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan. Menyimak penjelasan guru dan memahami pembahasan hasil diskusi Bertanya sesuai konsep yang dijelaskan. Siswa memperhatikan media flash yang diperlihatkan guru dan menyimak penjelasan guru. Maju ke depan untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan menjelaskannya kepada temanteman yang lain. Salah seorang siswa menyimpulkan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi.

VI. Sumber dan Alat/ Media Pembelajaran 1. Sumber Buku kimia SMA kelas XI (Bumi Aksara) Buku kimia SMA kelas XI (Yrama Widya) Buku kimia SMA kelas XI (Yudhistira) Lembar Kegiatan Siswa. Alat/media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, dan media flash. VII. Penilaian Penilaian untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes uraian yang terdapat pada lembar kegiatan siswa dan Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Guru Kimia Peneliti Dra. Wara Gawatiningsiah Nur Cholifah NIP: 19651111 00701 017 NIM: 1060160064 Mengetahui, Kepala SMAN 3 Tangerang Selatan Drs. H. Sujana, M.Pd NIP. 19580601 198101 1 006

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Kelas Eksperimen Kelompok : Nama : 1.. 3. 4. 5. A. Materi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain konsentrasi pereaksi, luas permukaan, suhu, katalis. Hal ini diterangkan dengan teori tumbukan. Reaksi kimia terjadi karena tumbukan antara partikel-partikel zat yang bereaksi. Namun tidak semua tumbukan antarmolekul pereaksi akan menghasilkan zat hasil reaksi. Hanya tumbukan efektif yang akan menghasilkan zat hasil reaksi. Keefektifan suatu tumbukan bergantung pada posisi molekul dan energi kinetik yang dimilikinya. Dalam reaksi kimia dikenal istilah energi aktivasi (energi pengaktifan) yaitu energi kinetik minimum yang harus dimiliki molekul-molekul pereaksi agar tumbukan antarmolekul menghasilkan zat hasil reaksi. Teori tumbukan dan energi aktivasi berguna untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Laju suatu reaksi kimia dapat dipercepat dengan cara memperbesar harga energi kinetik molekul atau menurunkan harga energi aktivasi. 1. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Semakin besar konsentrasi semakin cepat reaksi berlangsung (kecepatan reaksi makin besar). Hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi berarti jarak antarmolekul rapat/padat, sehingga semakin banyak/mudah terjadi tumbukan yang menghasilkan reaksi, akibatnya menjadi lebih cepat.

. Pengaruh luas permukaan Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan antarpartikel pereaksi sehingga makin cepat reaksinya. Zat padat bentuk serbuk memiliki luas permukaan lebih besar daripada bentuk kepingan, sehingga zat padat bentuk serbuk bereaksi lebih cepat daripada bentuk kepingan. 3. Pengaruh suhu Pada umumnya reaksi makin cepat bila suhu dinaikkan, makin tinggi cepat gerak partikel-partikel pereaksi dan makin besar pula energi kinetiknya. Sehingga banyak partikel-partikel pereaksi yang memiliki energi yang mencapai energi pengaktifan akibatnya reaksi makin cepat. Menaikkan suhu berarti menambahkan energi, sehingga energi kinetik molekul-molekul bertambah akibatnya molekulmolekul lebih aktif bergerak sehingga lebih banyak terjadi tumbukan dan menghasilkan reaksi, akibatnya reaksi menjadi lebih cepat. Pada umumnya setiap kenaikkan suhu 10⁰C reaksi menjadi kali lebih cepat, sehingga dapat dirumuskan: v t = n t t 0 x v 0 dengan n = 10 Contoh soal: Setiap kenaikkan suhu 10⁰C laju reaksi menjadi kali lebih cepat. Suatu reaksi yang berlangsung pada suhu 30⁰C lajunya adalah x, tentukanlah laju reaksi pada suhu 100⁰C! Jawab: Suhu acuan t 0 = 30⁰C mempunyai v 0 = x. Setiap kenaikkan suhu 10⁰C, laju reaksi menjadi kali lebih cepat. Rumus: v t = n t t 0 x v 0, di mana n = 10 v 100 n 100-30 10 n = 7, maka v 100 = 7 x x = 18x

4. Pengaruh katalis Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi di mana pada akhir reaksi terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi yaitu energi minimum yang harus dimiliki agar reaksi dapat berlangsung. Katalis yang dapat mempercepat reaksi disebut katalisator, sedangkan katalis yang dapat memperlambat laju reaksi disebut inhibitor. Penentuan Laju Reaksi dari Mekanisme Reaksi Telah dijelaskan bahwa reaksi terjadi akibat tumbukan antarpartikel atom unsur atau partikel molekul senyawa zat yang bereaksi. Banyak reaksi yang terjadi melalui tahapan reaksi (mekanisme reaksi). Misalnya jika kita mereaksikan zat A dan zat B mengh silk n z C seb g i be ik : A B C. Re ksi y ng be l ngs ng b kan mol zat A bereaksi langsung dengan 1 nol zat B, melainkan berlangsung melalui dua tahap, yaitu sebagai berikut: T h p : A B C (be l ngs ng l mb ) T h p : A AB C (be l ngs ng cep ) Dari kedua tahap reaksi tersebut dapat dilihat bahwa reaksi tahap-1 berlangsung lebih lambat dibandingkan dengan reaksi tahap-. Untuk menentukan laju reaksi dari tahapan reaksi tersebut, ditentukan dari tahap reaksi paling lambat. dari reaksi di atas, tahap reaksi yang paling lambat adalah A B AB Persamaan laju reaksinya adalah v = k[a][b] B. Soal Jawablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi? J w b:. Jelaskan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi dengan teori tumbukan! J w b:

3. Apakah yang dimaksud dengan energi pengaktifan? Jelaskan dengan singkat hubungan energi pengaktifan dengan laju reaksi! J w b: 4. Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat bila suhu dinaikkan 10ºC. Pada suhu kamar (5ºC) reaksi kamar dapat berlangsung dengan laju 0,01 M/det. Berapa laju reaksinya bila dilakukan pada suhu 65ºC? J w b: 5. Jelaskan fungsi katalisator dalam laju reaksi? J w b: 6. Perhatikan data berikut. No. Zn Larutan HCl Suhu 1 Serbuk 0, M 30 ºC Keping 0, M 30 ºC 3 Serbuk 0,5 M 50 ºC 4 Keping 0, M 50 ºC 5 Serbuk 0, M 50 ºC Reaksi nomor berapakah yang diharapkan berlangsung paling cepat? Jelaskan dengan singkat! J w b: 7. Perhatikanlah diagram perubahan energi dari reaksi berikut! E (kj) 100 75 HI 50 5 H + I Tentukanlah energi aktivasi dari diagram perubahan energi reaksi tersebut! Termasuk reaksi eksoterm atau endotermkah reaksi tersebut?

J w b: 8. Diketahui reaksi: NO + Br NOB memp ny i h p e ksi seb g i be ik. NO + Br NOB (lambat) NOBr NO NOB (cep ) Tentukan persamaan laju reaksinya! J w b:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-4 Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ I Tahun Pelajaran : 010/011 Pokok Bahasan : Laju Reaksi Alokasi Waktu : 90 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Indikator : Menentukan persamaan laju reaksi dan orde reaksi I. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan persamaan laju reaksi dan orde reaksi. Siswa dapat menghitung laju reaksi II. Materi Ajar Laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi zat-zat yang bereaksi dipangkatkan orde reaksi (tingkat reaksi). Secara umum pada reaksi Aa + bb cc dd. Laju reaksi dirumuskan dengan: v = k[a] m [B] n Ket: v = laju reaksi m = orde reaksi terhadap A [A] = konsentrasi A (M) n = orde reaksi terhadap B [B] = konsentrasi B (M) m + n = orde reaksi k = ketetapan laju reaksi

III. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan Konsep IV. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok, tanya jawab V. Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Awal (Apersepsi dan Motivasi) 15 menit Inti 60 menit (eksplorasi diskusi, penjelasan konsep) Menciptakan lingkungan belajar, seperti berdoa dan salam. Menyiapkan sumber belajar. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang akan dibahas. Memotivasi dan menggali pengetahuan siswa dengan memberikan pertanyaan untuk mengingat kembali materi tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi? Mengajak siswa untuk membentuk 4 kelompok (Kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan pertama). Kemudian guru membagikan lembar kegiatan siswa sebagai bahan diskusi. Meminta siswa untuk mengadakan diskusi kelompok untuk memahami tentang cara menentukan persamaan laju reaksi dan orde reaksi. Berdoa dan menyiapkan alat dan bahan pelajaran. Menyimak penjelasan guru. Siswa menyimak pertanyaan guru dan menjawab. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 1. Konsentrasi. Luas permukaan 3. Suhu 4. Katalis Secara berkelompok siswa mempelajari Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan bahan bacaan untuk memahami cara menentukan persamaan laju reaksi dan orde reaksi. Berperan aktif dalam diskusi dan menjawab soal-soal yang terdapat dalam lembar kegiatan siswa.

Akhir 15 menit (Pengemban gan dan aplikasi) Membimbing siswa pada tiap-tiap kelompok dalam mengerjakan soal pada lembar kegiatan siswa. Mengajak siswa membahas hasil diskusi dengan meminta perwakilan salah satu siswa pada tiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi. Kelompok lainnya memberikan pendapat/ komentar/ saran. Membahas hasil diskusi dan menjelaskan kembali tentang persamaan laju reaksi dan orde reaksi. Meminta siswa maju ke depan untuk mengerjakan soal latihan pada lembar kegiatan siswa. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami. Memberikan tugas individu yang terdapat pada buku pelajaran kimia SMA Kelas XI Perwakilan siswa dari tiap kelompok menjelaskan hasil diskusi tentang persamaan laju reaksi dan orde reaksi Menyimak penjelasan guru dan memahami pembahasan hasil diskusi Bertanya sesuai konsep yang dijelaskan. Maju ke depan untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan menjelaskan langkah-langkah pengerjaan soalnya kepada temanteman yang lain. Salah seorang siswa menyimpulkan tentang persamaan laju reaksi dan orde reaksi. VI. Sumber dan Alat/ Media Pembelajaran 1. Sumber Buku kimia SMA kelas XI (Bumi Aksara) Buku kimia SMA kelas XI (Yrama Widya)

Buku kimia SMA kelas XI (Yudhistira) Lembar Kegiatan Siswa. Alat/media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis dan spidol. VII. Penilaian Penilaian untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes uraian yang terdapat pada lembar kerja siswa dan Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Guru Kimia Peneliti Dra. Wara Gawatiningsiah Nur Cholifah NIP: 19651111 00701 017 NIM: 1060160064 Mengetahui, Kepala SMAN 3 Tangerang Selatan Drs. H. Sujana, M.Pd NIP. 19580601 198101 1 006

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Kelas Eksperimen Kelompok : Nama : 1.. 3. 4. 5. Menentukan Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi Laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi zat-zat yang bereaksi dip ngk k n o de e ksi ( ingk e ksi). Sec m m p d e ksi A bb cc dd. Laju reaksi dirumuskan dengan: Ket: v = k[a] m [B] n v = laju reaksi m = orde reaksi terhadap A [A] = konsentrasi A (M) n = orde reaksi terhadap B [B] = konsentrasi B (M) m + n = orde reaksi k = ketetapan laju reaksi Jawablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Data percobaan suatu reaksi A + B AB d l h seb g i be ik. No [A] M [B ] M V (M/s) 1 0,50 0,50 1,6x10-4 0,50 1,00 3,x10-4 3 1,00 1,00 3,x10-4 Tentukan: a. Orde reaksi terhadap A c. Orde reaksi total b. Orde reaksi terhadap B d. Persamaan laju reaksi J w b:

. Diketahui reaksi: NO + H N + H O Berlangsung melalui tahap-tahap yang teramati sebagai berikut: NO + H N O + H O (lambat) N O + H N + H O (cepat) Tentukan: a. Orde reaksi terhadap NO c. Orde reaksi total b. Orde reaksi terhadap H d. Persamaan laju reaksi J w b: 3. Dalam suatu percobaan untuk mengamati reaksi A (g) + B (g) C (g) diperoleh data sebagai berikut. No [A] M [B] M V (M/s) 1 0,1 0,1 0,1 0, 8 3 0, 0, 16 Tentukan: a. Orde reaksi terhadap A c. Orde reaksi total b. Orde reaksi terhadap B d. Persamaan Laju Reaksi J w b: 4. Dari suatu reaksi : H + NO H O + N diperoleh data sebagai berikut: No [H ] M [NO] M V (M/s) 1 0,1 0,1 0,03 0,5 0,1 0,15 3 0,1 0,3 0,7 Tentukan: a. Orde reaksi terhadap H dan NO b. Persamaan laju reaksi c. Harga k d. Laju reaksi jika [H ] = 0, M dan [NO] = 0, M J w b:

5. Dari suatu reaksi : A B C diperoleh data sebagai berikut: No [A] M [B] M t (det) 1 0,1 0,1 80 0, 0,1 40 3 0, 0, 10 Tentukan: a. Orde reaksi terhadap A dan B b. Persamaan laju reaksi c. Orde reaksi total J w b:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-1 Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ I Tahun Pelajaran : 010/011 Pokok Bahasan : Laju Reaksi Alokasi Waktu : 90 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Indikator : 1. Menentukan konsentrasi larutan. 4. Memahami pengertian laju reaksi. 5. Menentukan laju reaksi berdasarkan persamaan reaksi. I. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan konsentrasi larutan.. Siswa dapat memahami pengertian laju reaksi. 3. Siswa dapat menentukan laju reaksi berdasarkan persamaan reaksi. II. Materi Ajar 1. Kemolaran (M) Untuk menyatakan kadar zat terlarut dalam larutan dinyatakan dengan konsentrasi larutan. a. Pengertian Kemolaran Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Kemolaran sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi dengan volume (v) larutan.

M = Keterangan: n v atau M g 1000 x Mr ml M = molaritas ( mol mmol L ml ) n = mol zat terlarut (mol atau mmol) V = volume larutan (L atau ml) g = massa zat terlarut (gram) b. Pengenceran Pengenceran adalah menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambahkan pelarut. Dalam hal ini konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M). Pada proses pengenceran volume dan molaritas berubah, sedangkan jumlah molnya tetap. V 1 M 1 = V M Keterangan: V 1 = volume larutan sebelum diencerkan (L atau ml) M 1 = molaritas larutan sebelum diencerkan V = volume larutan setelah diencerkan (L atau ml) M = molaritas larutan setelah diencerkan c. Pencampuran Pencampuran adalah campuran dari dua atau lebih zat yang jenisnya sama, tetapi konsentrasi berbeda. Dalam hal ini konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M). Pada proses pencampuran beberapa zat yang sejenis berlaku rumus: M M M Untuk pencampuran jenis zat yang sejenis berlaku rumus: M M

Keterangan: M c = molaritas larutan setelah dicampurkan V 1 = volume larutan pertama yang dicampurkan (L atau ml) M 1 = molaritas larutan pertama V = volume larutan kedua yang dicampurkan (L atau ml) M = molaritas larutan kedua. Laju reaksi Suatu reaksi kimia ada yang berlangsung cepat, ada pula yang berlangsung lambat. Ledakan bom berlangsung cepat, sedangkan proses besi berkarat berlangsung lambat. Cepat lambatnya suatu reaksi kimia dinyatakan sebagai laju reaksi. Apakah laju reaksi itu? Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat yang terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu. Perhatikan grafik berikut. Konsentrasi Hasil reaksi (C + D) Pereaksi (A + B) Waktu Grafik hubungan antara perubahan konsentrasi dan waktu Pada grafik di atas menunjukkan bahwa konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi kimia semakin lama semakin berkurang, sedangkan hasil reaksi semakin lama akan semakin bertambah. N (g) + 3 H (g) NH 3(g) Pada reaksi diatas dapat dinyatakan: - Laju penambahan konsentrasi NH 3 - Laju pengurangan konsentrasi N dan H

Dengan demikian, laju reaksi dapat dinyatakan sebagai pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu, atau penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu. Laju Reaksi (v) = Perubahan konsentrasi ( C) Perubahan waktu ( t) Laju reaksi memiliki satuan Ms -1 (M = molar dan s = sekon = detik) III. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan Konsep IV. Metode Pembelajaran Demonstrasi, ceramah, diskusi, dan tanya jawab. V. Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Awal (Apersepsi dan Motivasi) 15 menit Menciptakan lingkungan belajar, seperti berdoa dan salam. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang akan dibahas. Memotivasi dan menggali pengetahuan siswa dengan memberikan pertanyaan. Suatu reaksi kimia ada yang berlangsung cepat, ada pula yang berlangsung lambat. Ledakan bom berlangsung cepat, sedangkan proses besi berkarat berlangsung lambat. Cepat lambatnya suatu reaksi kimia dinyatakan sebagai suatu laju reaksi. Apakah laju reaksi itu? Berdoa dan menyiapkan alat dan bahan pelajaran. Menyimak penjelasan guru. Siswa menyimak pertanyaan guru dan menjawab.

Inti 60 menit (eksplorasi diskusi, penjelasan konsep) Menjelaskan pengertian kemolaran dan laju reaksi. Melakukan demonstrasi untuk menentukan molaritas dalam suatu larutan. Mengajak siswa untuk membentuk 4 kelompok. Kemudian guru membagikan lembar kegiatan siswa sebagai bahan diskusi. Meminta siswa untuk mengadakan diskusi kelompok untuk memahami tentang konsep kemolaran dan laju reaksi. Membimbing siswa pada tiap-tiap kelompok dalam mengerjakan soal pada lembar kegiatan siswa. Mengajak siswa membahas hasil diskusi dengan meminta perwakilan siswa dari tiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi. Kelompok lainnya memberikan pendapat/ komentar/ saran. Membahas hasil diskusi dan menjelaskan kembali tentang kemolaran dan konsep laju reaksi. Meminta siswa maju ke depan untuk mengerjakan soal latihan pada lembar kegiatan siswa. Menyimak penjelasan guru tentang pengertian kemolaran dan laju reaksi. Mengamati demonstrasi yang dilakukan guru untuk menentukan molaritas dalam suatu larutan. Secara berkelompok siswa mempelajari Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan bahan bacaan untuk berdiskusi memahami kemolaran dan konsep laju reaksi Berperan aktif dalam diskusi dan menjawab soal-soal yang terdapat pada lembar kerja siswa. Perwakilan siswa dari tiap kelompok menjelaskan hasil diskusi tentang kemolaran dan laju reaksi. Menyimak penjelasan guru dan memahami pembahasan hasil diskusi Bertanya sesuai konsep yang dijelaskan. Maju ke depan untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan menjelaskan langkah-langkah

Akhir 15 menit (Pengemban gan dan aplikasi) Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami. Memberikan tugas individu yang terdapat pada buku pelajaran kimia SMA Kelas XI pengerjaan soalnya. Salah seorang siswa menyimpulkan tentang konsep kemolaran dan laju reaksi. VI. Sumber dan Alat/ Media Pembelajaran 1. Sumber Buku kimia SMA kelas XI (Yudhistira) Buku kimia SMA kelas XI (Yrama Widya) dan Lembar kegiatan siswa. Alat/media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, alat dan bahan percobaan. VII. Penilaian Penilaian untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes uraian yang terdapat pada lembar kegiatan siswa dan Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Guru Kimia Peneliti Dra. Wara Gawatiningsiah Nur Cholifah NIP: 19651111 00701 017 NIM: 1060160064 Mengetahui, Kepala SMAN 3 Tangerang Selatan Drs. H. Sujana, M.Pd. NIP. 19580601 198101 1 006

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Kelas Kontrol Kelompok : Nama : 1.. 3. 4. 5. A. Materi a. Kemolaran (M) Untuk menyatakan kadar zat terlarut dalam larutan dinyatakan dengan konsentrasi larutan. 1. Pengertian Kemolaran Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Kemolaran sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi dengan volume (v) larutan. M n M g M ml n = mol zat terlarut (mol atau mmol) V = volume larutan (L atau ml) g = massa zat terlarut (gram) Keterangan: M = molaritas ( mol mmol L ml ) Contoh soal: 10 gram NaOH (Mr = 40) dilarutkan ke dalam air sehingga volume larutan liter. Tentukanlah molaritas larutan NaOH tersebut! Jawab:

10 Zat terlarut NaOH 10 gram = mol = 0,5 40 volume larutan = liter n 0,5 [NaOH] = = M = 0,15 M v. Pengenceran Pengenceran adalah menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambahkan pelarut. Dalam hal ini konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M). Pada proses pengenceran volume dan molaritas berubah, sedangkan jumlah molnya tetap. V 1 M 1 = V M Keterangan: V 1 = volume larutan sebelum diencerkan (L atau ml) M 1 = molaritas larutan sebelum diencerkan V = volume larutan setelah diencerkan (L atau ml) M = molaritas larutan setelah diencerkan Contoh Soal: 50 ml larutan CaCl 0,15 M diencerkansampai memperoleh konsentrasi ion Cl - 0,1 M. Berapakah volume larutan CaCl sekarang? Jawab: V 1 M 1 n = V M n 50 x 0,15 x = V x 0,1 x 1 V = 750 ml 3. Pencampuran Pencampuran adalah campuran dari dua atau lebih zat yang jenisnya sama, tetapi konsentrasi berbeda. Dalam hal ini konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M). Pada proses pencampuran beberapa zat yang sejenis berlaku rumus: V1 M Mc = 1 V M 1 V V V M 3 V 3 3...

Untuk pencampuran jenis zat yang sejenis berlaku rumus: V1 M1 VM Mc = V V 1... Keterangan: M c = molaritas larutan setelah dicampurkan V 1 = volume larutan pertama yang dicampurkan (L atau ml) M 1 = molaritas larutan pertama V = volume larutan kedua yang dicampurkan (L atau ml) M = molaritas larutan kedua Contoh soal: 100 ml larutan HCl 0,1 M dicampurkan dengan 150 ml larutan HCl 0, M. Hitunglah konsentrasi larutan setelah dicampurkan! Jawab: Rumus percampuran Mc = = V1 M1 VM V V 1... (10 x 0,1) (150 x 0,) 100 150 40 = = 0,16 50 b. Laju reaksi Suatu reaksi kimia ada yang berlangsung cepat, ada pula yang berlangsung lambat. Ledakan bom berlangsung cepat, sedangkan proses besi berkarat berlangsung lambat. Cepat lambatnya suatu reaksi kimia dinyatakan sebagai laju reaksi. Apakah laju reaksi itu? Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat yang terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu. Perhatikan grafik berikut.

Konsentrasi Hasil reaksi (C + D) Pereaksi (A + B) Waktu Grafik hubungan antara perubahan konsentrasi dan waktu Pada grafik di atas menunjukkan bahwa konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi kimia semakin lama semakin berkurang, sedangkan hasil reaksi semakin lama akan semakin bertambah. N (g) + 3 H (g) NH 3(g) Pada reaksi diatas dapat dinyatakan: - Laju penambahan konsentrasi NH 3 - Laju pengurangan konsentrasi N dan H Dengan demikian, laju reaksi dapat dinyatakan sebagai pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu, atau penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu. Laju Reaksi (v) = Perubahan konsentrasi ( C) Perubahan waktu ( t) Laju reaksi memiliki satuan Ms -1 (M = molar dan s = sekon = detik) Molaritas larutan Tujuan: Untuk menentukan molaritas dari suatu larutan Alat dan Bahan: - Gelas kimia 100 ml - 5 gram NaCl (Ar: Na=3, Cl=35,5) - Spatula - aquades

Langkah Kerja: 1. Siapkan satu buah gelas kimia.. Masukkan 100 ml aquades ke dalam gelas kimia. 3. Masukkan 5 gram NaCl, aduk hingga larut. Pertanyaan: Hitung molaritas dari larutan NaCl tersebut?......... B. Soal Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Sejumlah asam sulfat dilarutkan ke dalam air sehingga volume larutan 500 ml dan konsentrasinya 0,1 M. Tentukanlah berapa gram asam sulfat yang dilarutkan (Mr H SO 4 = 98)? J w b:... Sebanyak gram NaOH (Mr = 40) dilarutkan ke dalam air hingga volume larutan 00 ml. Tentukanlah molaritas larutan NaOH tersebut! J w b:.. 3. Diketahui 500 ml larutan HCl 0,1 M. Tentukan berapa mol dan berapa gram HCl terdapat dalam larutan tersebut! Ar H = 1; Cl = 35,5 J w b:.. 4. 100 ml larutan H SO 4 0,1 M diencerkan sehingga konsentrasinya menjadi 0,01 M. Hitunglah volume larutan setelah pengenceran dan volume pelarut yang ditambahkan! J w b:..........

5. Jika 100 ml larutan HBr 0,8 M dicampurkan dengan 100 ml larutan HBr 0, M, tentukanlah molaritas larutan setelah percampuran! Jawab:.... 6. Tentukan reaksi pembentukan gas ammonia sesuai reaksi, N (g) + 3H (g) NH 3(g) c. Tentukan laju reaksi masing-masing zat! d. Bagaimanakah hubungan antara,? J w b:.... 7. Jelaskan yang dimaksud dengan laju reaksi! Jawab:.... 8. Zat X bereaksi dengan zat Y menurut persamaan kimia: X Y Z. Jik konsen si w l Y,5 M d n se el h be e ksi deng n z X selama satu menit konsentrasinya menjadi 0, M; maka tentukan laju reaksi tersebut terhadap Y! J w b:.... 9. Ke dalam suatu ruangan 1 liter dicampurkan x mol gas P dan y mol gas Q. Selang waktu t detik sebagian dari gas-gas tersebut telah membentuk a mol gas R sesuai persamaan reaksi: P (g) + 3Q (g) R (g). Nyatakan laju reaksi gas P, Q, dan R tersebut. J w b:.... 10. Laju reaksi dapat diartikan sebagai perubahan konsentrasi tiap satuan waktu. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi? J w b:....

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL PERTEMUAN KE- Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ I Tahun Pelajaran : 010/011 Pokok Bahasan : Laju Reaksi Alokasi Waktu : 90 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Indikator : Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan melakukan percobaan. I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan melakukan percobaan. II. Materi Ajar Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi a. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Semakin besar konsentrasi semakin cepat reaksi berlangsung (kecepatan reaksi makin besar). Hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi berarti jarak antarmolekul rapat/padat, sehingga semakin banyak/mudah terjadi tumbukan yang menghasilkan reaksi, akibatnya menjadi lebih cepat.

b. Pengaruh luas permukaan Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan antarpartikel pereaksi sehingga makin cepat reaksinya. Zat padat bentuk serbuk memiliki luas permukaan lebih besar daripada bentuk kepingan, sehingga zat padat bentuk serbuk bereaksi lebih cepat daripada bentuk kepingan. c. Pengaruh suhu Pada umumnya reaksi makin cepat bila suhu dinaikkan, makin tinggi cepat gerak partikel-partikel pereaksi dan makin besar pula energi kinetiknya. Sehingga banyak partikel-partikel pereaksi yang memiliki energi yang mencapai energi pengaktifan akibatnya reaksi makin cepat. d. Pengaruh katalis Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi di mana pada akhir reaksi terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi yaitu energi minimum yang harus dimiliki agar reaksi dapat berlangsung. III. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan Konsep IV. Metode Pembelajaran Ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab V. Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Awal (Apersepsi dan Motivasi) 15 menit Menciptakan lingkungan belajar, seperti berdoa dan salam. Menyiapkan sumber belajar, alat dan bahan untuk melakukan demonstrasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang akan dibahas. Berdoa dan menyiapkan alat dan bahan pelajaran Menyimak penjelasan guru

Inti 60 menit (eksplorasi diskusi, penjelasan konsep) Akhir 15 menit (Pengemban gan dan aplikasi) Memotivasi dan menggali pengetahuan siswa dengan memberikan pertanyaan Mengapa wortel yang dipotong kecil-kecil jika direbus lebih cepat matang dari pada wortel yang tidak dipotong-potong? Menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Mengajak siswa untuk membentuk 4 kelompok (kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan pertama). Kemudian guru membagikan lembar kerja siswa. Melakukan demonstrasi untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Meminta siswa mendiskusikan hasil pengamatan dari demonstrasi dan menghubungkannya dengan teori laju reaksi berdasarkan fakta-fakta yang mereka temukan dari hasil pengamatan. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami. Siswa menyimak pertanyaan guru dan menjawab. Menyimak penjelasan guru. Secara berkelompok siswa mempelajari Lembar Kerja Siswa (LKS) dan mengamati demonstrasi yang dilakukan guru sebagai bahan diskusi untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Secara berkelompok siswa mendiskusikan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data percobaan. Salah seorang siswa menyimpulkan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi.

VI. Sumber dan Alat/ Media Pembelajaran 1. Sumber Buku kimia SMA kelas XI (Yrama Widya) Buku kimia SMA kelas XI (Grafindo) Buku kimia SMA kelas XI (Yudhistira) Lembar kerja siswa. Alat/media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, alat dan bahan percobaan. VII. Penilaian Penilaian untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes uraian yang terdapat pada lembar kerja siswa dan Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Guru Kimia Peneliti Dra. Wara Gawatiningsiah Nur Cholifah NIP: 19651111 00701 017 NIM: 1060160064 Mengetahui, Kepala SMAN 3 Tangerang Selatan Drs. H. Sujana, M.Pd NIP. 19580601 198101 1 006

Kelompok : 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol. 3. 4. 5. A. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Alat dan Bahan: 1. Gelas kimia 100 ml. Gelas ukur 3. Labu ukur 50 ml 4. Ke s p ih k n 5 5 cm y ng dibe i nd X hi m 5. Stopwatch 6. Larutan HCl M 7. Larutan Na S O 3 1 M Langkah kerja: 1. Encerkan larutan Na S O 3 1 M menjadi Na S O 3 0,5 M; 0,15 M; 0,10 M; 0,05 M masing-masing 50 ml.. Masukkan 5 ml larutan HCl M ke dalam gelas kimia. 3. Simp n gel s kimi di s ke s p ih be nd X. 4. Tambahkan 5 ml larutan Na S O 3 0,05 M ke dalam gelas kimia. 5. Catat waktu yang diperlukan sejak penambahan Na S O 3 s mp i nd X id k terlihat lagi. 6. Ulangi langkah 1 5 dengan konsentrasi Na S O 3 0,10 M; 0,50 M;

Data Pengamatan V Na S O 3 1 M yang dipipet M Na S O 3 Sebelum Pengenceran V Na S O 3 Setelah Pengenceran ml 1 M 50 ml 0,05 M ml 1 M 50 ml 0,10 M ml 1 M 50 ml 0,50 M M Na S O 3 Setelah Pengenceran Gelas [HCl] [Na S O 3 ] Waktu (s) Laju Reaksi (s -1 ) 1 M 0,05 M M 0,10 M 3 M 0,50 M Pertanyaan: 1. Gel s m n k h y ng lebih cep menghil ngk n nd X?.......... Berdasarkan data hasil pengamatan, bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi?......... B. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Alat dan bahan: 1. Gelas kimia 100 ml 5. Stopwatch. Termometer 6. Logam seng 3. Penangas air 7. Larutan HCl 1 M 4. Es batu Langkah kerja 1. Siapkan gelas kimia sebanyak tiga buah yang telah diberi label 1, dan 3.. Tuangkan sekitar 50 ml HCl 1 M ke dalam setiap gelas kimia. 3. Simpan gelas 1 di atas es batu, ukurlah suhunya. 4. Simpan gelas pada suhu kamar. 5. Panaskan gelas 3 pada penangas air. Ukur sampai suhu konstan.

6. Masukkan ke dalam setiap gelas, logam seng dalam berat yang sama (1 g). 7. Catat hasil pengamatan hingga semua logam seng bereaksi. Data Pengamatan Gelas Waktu (s) Laju Reaksi (s -1 ) 1 3 Pertanyaan: 1. Gelas manakah yang lebih cepat membuat logam seng bereaksi?.......... Berdasarkan data hasil pengamatan, bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi?......... C. Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. (Percobaan I) (Percobaan II) (Percobaan III) Alat dan Bahan: - Gelas kimia - garam halus - Spatula - garam kristal - Stopwatch - garam balok - Aquades

Langkah kerja: 1. Siapkan gelas kimia sebanyak tiga buah dan diberi label 1, dan 3.. Tuangkan sekitar 100 ml air ke dalam setiap gelas kimia. 3. Masukkan sekitar 3 gram garam halus ke dalam gelas kimia 1. 4. Masukkan sekitar 3 gram garam kristal ke dalam gelas kimia. 5. Masukkan sekitar 3 gram garam balok ke dalam gelas kimia 3. 6. Catat hasil pengamatan hingga garam pada masing-masing gelas larut. Data Pengamatan Gelas Bentuk Garam Waktu (s) 1 Garam halus Garam kristal 3 Garam balok Pertanyaan: 1. Manakah garam yang memiliki luas permukaan yang paling besar?.......... Berdasarkan data hasil pengamatan, bagaimana pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi?......... D. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh katalis terhadap laju reaksi. (Percobaan I) (Percobaan II)

Alat dan Bahan: - Alas logam - gula - Korek api - abu rokok Langkah kerja: 1. Siapkan alas yang terbuat dari logam.. Letakkan satu sendok gula diatas alas logam, lalu bakar. 3. Letakkan abu rokok di salah satu sisi gula, lalu bakar. 4. Catat hasil pengamatan, apa yang akan terjadi pada gula. Data Pengamatan Bahan yang digunakan Pengamatan Percobaan I Percobaan II Pertanyaan: 1. Pada percobaan I, apa yang terjadi pada saat gula dibakar?.......... Pada percobaan II, apa yang terjadi pada gula yang telah diberikan abu rokok di salah satu sudutnya pada saat dibakar?......... 3. Pada percobaan II, apakah yang akan terjadi pada abu rokok setelah proses pembakaran selesai?......... 4. Apakah fungsi abu rokok pada proses pembakaran tersebut?......... 5. Bagaimana pengaruh katalis terhadap laju reaksi?..........

Kesimpulan: Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, jelaskan kembali apa yang dimaksud dengan molaritas, laju reaksi serta faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi laju reaksi dan bagaimana hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan!...............

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-3 Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ I Tahun Pelajaran : 010/011 Pokok Bahasan : Laju Reaksi Alokasi Waktu : 90 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Indikator : Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan. I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan. II. Materi Ajar Teori Tumbukan dan Energi Aktivasi Reaksi kimia terjadi karena tumbukan antara partikel-partikel zat yang bereaksi. Namun tidak semua tumbukan antarmolekul pereaksi akan menghasilkan zat hasil reaksi. Hanya tumbukan efektif yang akan menghasilkan zat hasil reaksi. Keefektifan suatu tumbukan bergantung pada posisi molekul dan energi kinetik yang dimilikinya. Dalam reaksi kimia dikenal istilah energi aktivasi (energi pengaktifan) yaitu energi kinetik minimum yang harus dimiliki molekul-molekul pereaksi agar tumbukan antarmolekul menghasilkan zat hasil reaksi.

Teori tumbukan dan energi aktivasi berguna untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Laju suatu reaksi kimia dapat dipercepat dengan cara memperbesar harga energi kinetik molekul atau menurunkan harga energi aktivasi. 1. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Semakin besar konsentrasi semakin cepat reaksi berlangsung (kecepatan reaksi makin besar). Hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi berarti jarak antarmolekul rapat/padat, sehingga semakin banyak/mudah terjadi tumbukan yang menghasilkan reaksi, akibatnya menjadi lebih cepat.. Pengaruh luas permukaan Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan antarpartikel pereaksi sehingga makin cepat reaksinya. Zat padat bentuk serbuk memiliki luas permukaan lebih besar daripada bentuk kepingan, sehingga zat padat bentuk serbuk bereaksi lebih cepat daripada bentuk kepingan. 3. Pengaruh suhu Pada umumnya reaksi makin cepat bila suhu dinaikkan, makin tinggi cepat gerak partikel-partikel pereaksi dan makin besar pula energi kinetiknya. Sehingga banyak partikel-partikel pereaksi yang memiliki energi yang mencapai energi pengaktifan akibatnya reaksi makin cepat. 4. Pengaruh katalis Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi di mana pada akhir reaksi terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi yaitu energi minimum yang harus dimiliki agar reaksi dapat berlangsung. III. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan Konsep IV. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok, ceramah, dan tanya jawab

V. Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Awal (Apersepsi dan Motivasi) 15 menit Inti 60 menit (eksplorasi diskusi, penjelasan konsep) Menciptakan lingkungan belajar, seperti berdoa dan salam. Menyiapkan sumber belajar Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang akan dibahas. Memotivasi dan menggali pengetahuan siswa dengan memberikan pertanyaan Mengapa ketika kertas dibakar, dalam beberapa saat kertas tersebut akan berubah menjadi abu, tetapi lain halnya ketika sebatang kayu dibakar. Batang kayu akan terbakar lebih lambat dibandingkan kertas yang dibakar. Mengapa demikian? Menjelaskan tentang pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan. Mengajak siswa untuk membentuk 4 kelompok (kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan pertama). Kemudian guru membagikan lembar kegiatan siswa. Berdoa dan menyiapkan alat dan bahan pelajaran Menyimak penjelasan guru Siswa menyimak pertanyaan guru dan menjawab. Menyimak penjelasan guru tentang pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan. Bertanya sesuai konsep yang dijelaskan Secara berkelompok siswa mempelajari Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan bahan bacaan untuk berdiskusi memahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori

Akhir 15 menit (Pengemban gan dan aplikasi) Membimbing siswa pada tiap-tiap kelompok dalam mengerjakan soalsoal pada lembar kegiatan siswa. Meminta siswa maju ke depan untuk mengerjakan soal latihan pada lembar kegiatan siswa. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami. Meminta siswa belajar di rumah tentang materi orde reaksi untuk pertemuan selanjutnya. tumbukan. Berperan aktif dalam diskusi dan menjawab soal-soal yang terdapat dalam lembar kegiatan siswa. Maju ke depan untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan menjelaskannya kepada temanteman yang lain. Salah seorang siswa menyimpulkan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi. VI. Sumber dan Alat/ Media Pembelajaran 1. Sumber Buku kimia SMA kelas XI (Bumi Aksara) Buku kimia SMA kelas XI (Yrama Widya) Buku kimia SMA kelas XI (Yudhistira) Lembar Kegiatan Siswa. Alat/media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis dan spidol. VII. Penilaian Penilaian untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes uraian yang terdapat pada lembar kegiatan siswa dan Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran.

Guru Kimia Peneliti Dra. Wara Gawatiningsiah Nur Cholifah NIP: 19651111 00701 017 NIM: 1060160064 Mengetahui, Kepala SMAN 3 Tangerang Selatan Drs. H. Sujana, M.Pd NIP. 19580601 198101 1 006

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Kelas Kontrol Kelompok : Nama : 1.. 3. 4. 5. A. Materi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain konsentrasi pereaksi, luas permukaan, suhu, katalis. Hal ini diterangkan dengan teori tumbukan. Reaksi kimia terjadi karena tumbukan antara partikel-partikel zat yang bereaksi. Namun tidak semua tumbukan antarmolekul pereaksi akan menghasilkan zat hasil reaksi. Hanya tumbukan efektif yang akan menghasilkan zat hasil reaksi. Keefektifan suatu tumbukan bergantung pada posisi molekul dan energi kinetik yang dimilikinya. Dalam reaksi kimia dikenal istilah energi aktivasi (energi pengaktifan) yaitu energi kinetik minimum yang harus dimiliki molekul-molekul pereaksi agar tumbukan antarmolekul menghasilkan zat hasil reaksi. Teori tumbukan dan energi aktivasi berguna untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Laju suatu reaksi kimia dapat dipercepat dengan cara memperbesar harga energi kinetik molekul atau menurunkan harga energi aktivasi. 1. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Semakin besar konsentrasi semakin cepat reaksi berlangsung (kecepatan reaksi makin besar). Hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi berarti jarak antarmolekul rapat/padat, sehingga semakin banyak/mudah terjadi tumbukan yang menghasilkan reaksi, akibatnya menjadi lebih cepat.. Pengaruh luas permukaan Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan antarpartikel pereaksi sehingga makin cepat reaksinya. Zat padat

bentuk serbuk memiliki luas permukaan lebih besar daripada bentuk kepingan, sehingga zat padat bentuk serbuk bereaksi lebih cepat daripada bentuk kepingan. 3. Pengaruh suhu Pada umumnya reaksi makin cepat bila suhu dinaikkan, makin tinggi cepat gerak partikel-partikel pereaksi dan makin besar pula energi kinetiknya. Sehingga banyak partikel-partikel pereaksi yang memiliki energi yang mencapai energi pengaktifan akibatnya reaksi makin cepat. Menaikkan suhu berarti menambahkan energi, sehingga energi kinetik molekul-molekul bertambah akibatnya molekulmolekul lebih aktif bergerak sehingga lebih banyak terjadi tumbukan dan menghasilkan reaksi, akibatnya reaksi menjadi lebih cepat. Pada umumnya setiap kenaikkan suhu 10⁰C reaksi menjadi kali lebih cepat, sehingga dapat dirumuskan: v t = n t t 0 x v 0 dengan n = 10 Contoh soal: Setiap kenaikkan suhu 10⁰C laju reaksi menjadi kali lebih cepat. Suatu reaksi yang berlangsung pada suhu 30⁰C lajunya adalah x, tentukanlah laju reaksi pada suhu 100⁰C! Jawab: Suhu acuan t 0 = 30⁰C mempunyai v 0 = x. Setiap kenaikkan suhu 10⁰C, laju reaksi menjadi kali lebih cepat. Rumus: v t = n t t 0 x v 0, di mana n = 10 v 100 n 100-30 10 n = 7, maka v 100 = 7 x x 4. Pengaruh katalis = 18x Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi di mana pada akhir reaksi terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi yaitu energi minimum yang harus dimiliki agar reaksi dapat berlangsung. Katalis yang dapat mempercepat reaksi disebut

katalisator, sedangkan katalis yang dapat memperlambat laju reaksi disebut inhibitor. Penentuan Laju Reaksi dari Mekanisme Reaksi Telah dijelaskan bahwa reaksi terjadi akibat tumbukan antarpartikel atom unsur atau partikel molekul senyawa zat yang bereaksi. Banyak reaksi yang terjadi melalui tahapan reaksi (mekanisme reaksi). Misalnya jika kita mereaksikan zat A dan zat B menghasilkan zat C sebagai berikut: A + B C. Re ksi y ng be l ngs ng b k n mol zat A bereaksi langsung dengan 1 nol zat B, melainkan berlangsung melalui dua tahap, yaitu sebagai berikut: T h p : A B C (be l ngs ng l mb ) T h p : A AB C (be l ngs ng cep ) Dari kedua tahap reaksi tersebut dapat dilihat bahwa reaksi tahap-1 berlangsung lebih lambat dibandingkan dengan reaksi tahap-. Untuk menentukan laju reaksi dari tahapan reaksi tersebut, ditentukan dari tahap reaksi paling lambat. dari reaksi di atas, tahap reaksi yang paling lambat adalah A + B AB Persamaan laju reaksinya adalah v = k[a][b] B. Soal Jawablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi? J w b:. Jelaskan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi dengan teori tumbukan! J w b: 3. Apakah yang dimaksud dengan energi pengaktifan? Jelaskan dengan singkat hubungan energi pengaktifan dengan laju reaksi! J w b:

4. Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat bila suhu dinaikkan 10ºC. Pada suhu kamar (5ºC) reaksi kamar dapat berlangsung dengan laju 0,01 M/det. Berapa laju reaksinya bila dilakukan pada suhu 65ºC? J w b: 5. Jelaskan fungsi katalisator dalam laju reaksi? J w b: 6. Perhatikan data berikut. No. Zn Larutan HCl Suhu 1 Serbuk 0, M 30 ºC Keping 0, M 30 ºC 3 Serbuk 0,5 M 50 ºC 4 Keping 0, M 50 ºC 5 Serbuk 0, M 50 ºC Reaksi nomor berapakah yang diharapkan berlangsung paling cepat? Jelaskan dengan singkat! J w b: 7. Perhatikanlah diagram perubahan energi dari reaksi berikut! E (kj) 100 75 HI 50 5 H + I Tentukanlah energi aktivasi dari diagram perubahan energi reaksi tersebut! Termasuk reaksi eksoterm atau endotermkah reaksi tersebut? J w b:

8. Diketahui reaksi: NO + Br NOB memp ny i h p e ksi seb g i be ik. NO + Br NOB (lambat) NOBr NO NOB (cep ) Tentukan persamaan laju reaksinya! J w b:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-4 Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ I Tahun Pelajaran : 010/011 Pokok Bahasan : Laju Reaksi Alokasi Waktu : 90 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Indikator : Menentukan persamaan laju reaksi dan orde reaksi I. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan persamaan laju reaksi dan orde reaksi. Siswa dapat menghitung laju reaksi II. Materi Ajar Laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi zat-zat yang bereaksi dipangkatkan orde reaksi (tingkat reaksi). Secara umum pada reaksi Aa + bb cc dd. Laju reaksi dirumuskan dengan: v = k[a] m [B] n Ket: v = laju reaksi m = orde reaksi terhadap A [A] = konsentrasi A (M) n = orde reaksi terhadap B [B] = konsentrasi B (M) m + n = orde reaksi k = ketetapan laju reaksi

III. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan Konsep IV. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab V. Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Awal (Apersepsi dan Motivasi) 15 menit Inti 60 menit (eksplorasi diskusi, penjelasan konsep) Menciptakan lingkungan belajar, seperti berdoa dan salam. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang akan dibahas. Memotivasi dan menggali pengetahuan siswa dengan memberikan pertanyaan untuk mengingat kembali materi tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi? Membagikan lembar kegiatan siswa. Menjelaskan tentang persamaan laju reaksi dan cara menentukan orde reaksi. Meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal tentang persamaan laju reaksi dan orde reaksi yang terdapat pada lembar kegiatan siswa. Berdoa dan menyiapkan alat dan bahan pelajaran. Menyimak penjelasan guru. Siswa antusias menyimak pertanyaan guru dan menjawab. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 1. Konsentrasi. Luas permukaan 3. Suhu 4. Katalis Mempelajari lembar kegiatan siswa. Menyimak dan memahami penjelasan guru tentang persamaan laju reaksi dan cara menentukan laju reaksi. Bertanya sesuai konsep yang dijelaskan Mengerjakan soal-soal tentang persamaan laju reaksi dan orde reaksi yang terdapat pada lembar kegiatan siswa.

Akhir 15 menit (Pengemban gan dan aplikasi) Membimbing siswa mengerjakan soal-soal yang terdapat pada lembar kegiatan siswa. Meminta siswa maju ke depan untuk mengerjakan soal latihan pada lembar kegiatan siswa. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami. Memberikan tugas individu yang terdapat pada buku pelajaran kimia SMA Kelas XI Maju ke depan untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan menjelaskan langkah-langkah pengerjaan soalnya kepada temanteman yang lain. Salah seorang siswa menyimpulkan tentang persamaan laju reaksi dan orde reaksi. VI. Sumber dan Alat/ Media Pembelajaran 1. Sumber Buku kimia SMA kelas XI (Grafindo) Buku kimia SMA kelas XI (Yrama Widya) Buku kimia SMA kelas XI (Yudhistira) Lembar kegiatan siswa. Alat/media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis dan spidol. VII. Penilaian Penilaian untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes uraian yang terdapat pada lembar kegiatan siswa dan Penilaian performance dilakukan melalui pengamatan pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran.

Guru Kimia Peneliti Dra. Wara Gawatiningsiah Nur Cholifah NIP: 19651111 00701 017 NIM: 1060160064 Mengetahui, Kepala SMAN 3 Tangerang Selatan Drs. H. Sujana, M.Pd NIP. 19580601 198101 1 006

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Kelas Kontrol Kelompok : Nama : 1.. 3. 4. 5. Menentukan Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi Laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi zat-zat yang bereaksi dip ngk k n o de e ksi ( ingk e ksi). Sec m m p d e ksi A bb cc dd. Laju reaksi dirumuskan dengan: Ket: v = k[a] m [B] n v = laju reaksi m = orde reaksi terhadap A [A] = konsentrasi A (M) n = orde reaksi terhadap B [B] = konsentrasi B (M) m + n = orde reaksi k = ketetapan laju reaksi Jawablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Data percobaan suatu reaksi A + B AB d l h seb g i be ik. No [A] M [B] M V (M/s) 1 0,50 0,50 1,6x10-4 0,50 1,00 3,x10-4 3 1,00 1,00 3,x10-4 Tentukan: a. Orde reaksi terhadap A c. Orde reaksi total b. Orde reaksi terhadap B d. Persamaan laju reaksi J w b:

. Diketahui reaksi: NO + H N + H O Berlangsung melalui tahap-tahap yang teramati sebagai berikut: NO + H N O + H O (lambat) N O + H N + H O (cepat) Tentukan: a. Orde reaksi terhadap NO c. Orde reaksi total b. Orde reaksi terhadap H d. Persamaan laju reaksi J w b: 3. Dalam suatu percobaan untuk mengamati reaksi A (g) + B (g) C (g) diperoleh data sebagai berikut. No [A] M [B] M V (M/s) 1 0,1 0,1 0,1 0, 8 3 0, 0, 16 Tentukan: a. Orde reaksi terhadap A c. Orde reaksi total b. Orde reaksi terhadap B d. Persamaan Laju Reaksi J w b: 4. Dari suatu reaksi : H + NO H O + N diperoleh data sebagai berikut: No [H ] M [NO] M V (M/s) 1 0,1 0,1 0,03 0,5 0,1 0,15 3 0,1 0,3 0,7 Tentukan: a. Orde reaksi terhadap H dan NO b. Persamaan laju reaksi c. Harga k d. Laju reaksi jika [H ] = 0, M dan [NO] = 0, M J w b:

5. Dari suatu reaksi : A B C diperoleh data sebagai berikut: No [A] M [B] M t (det) 1 0,1 0,1 80 0, 0,1 40 3 0, 0, 10 Tentukan: a. Orde reaksi terhadap A dan B b. Persamaan laju reaksi c. Orde reaksi total J w b:

Satuan pendidikan : SMAN 3 Tangerang Selatan Kelas/ Semester : XI/I KISI-KISI INSTRUMENT TEST URAIAN Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Kemolaran Konsep reaksi laju Menentukan konsentrasi larutan Memahami pengertian laju reaksi 1. Konsentrasi 100cm 3 larutan yang mengandung 585 mg NaCl (M 58,5) d l h.. Massa NaOH (Mr = 40) yang terkandung dalam 150 ml l n N OH,5 M d l h 3. 100 ml larutan HCl 0,1 M dicampurkan dengan 150 ml larutan HCl 0, M. Tentukanlah konsentrasi larutan setelah dic mp k n 4. Jel sk n y ng dim ks d deng n l j e ksi 5. Diketahui reaksi pembentukan gas ammonia sesuai reaksi, N (g) + 3H (g) NH 3(g) a. Tuliskan laju reaksi masing-masing zat! b. Bagaimanakah hubungan antara,, V NH3 Ranah Soal C3 C3 C3 C1 C Skor Maksimal 4 4 4 4 4

6. Diagram suatu reaksi ditunjukkan sebagai berikut [P] C 4 t Jika reaksi kimia dari diagram tersebut: P (g) + Q (g) R (g) + S (g) Tuliskan laju reaksi masing-masing zat! Faktor-faktor Menentukan 7. Sebutkan faktor-f k o y ng mempeng hi l j e ksi C1 4 yang faktor-faktor 8. D h sil pe cob n n k e ksi, A B C C 4 mempengaruhi laju reaksi yang mempengaruhi laju reaksi Percobaan Massa Bentuk zat A [B] Waktu Suhu 1 5 g Serbuk 0,1 M s 5⁰C 5 g Larutan 0,1 M 3 s 5⁰C 3 5 g Butiran 0,1 M 5 s 5⁰C 4 5 g Larutan 0, M 1,5 s 5⁰C 5 5 g Larutan 0,1 M 1,5 s 5⁰C Pada percobaan (1) dan (3), laju reaksi dipengaruhi oleh faktor? Jelaskan! 9. Setiap kenaikan suhu 10⁰C laju reaksi menjadi kali lebih C3 4 cepat. Suatu reaksi yang berlangsung pada suhu 30⁰C lajunya adalah x. Tentukanlah laju reaksi pada suhu 100⁰C!

10. Proses penguraian KClO 3 murni pada suhu 5⁰C sangat sukar C4 4 terjadi meskipun dilakukan dengan cara pemanasan, bahkan sampai mencair dan mendidih. Tetapi bila dicampur sedikit serbuk MnO penguraian berlangsung lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh? Jelaskan! 3. Memahami teori Teori Menentukan 11. Jelaskanlah secara singkat dan jelas pengaruh suhu terhadap C1 4 tumbukan (tabrakan) Tumbukan faktor-faktor laju reaksi berdasarkan teori tumbukan? untuk menjelaskan yang 1. Jelaskan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi C1 4 faktor-faktor penentu mempengaruhi berdasarkan teori tumbukan? laju dan orde reaksi laju reaksi 13. Apakah yang dimaksud dengan energi pengaktifan? C1 4 serta terapannya berdasarkan 14. Perhatikanlah diagram perubahan energi dari reaksi berikut! C3 4 dalam kehidupan teori tumbukan E (kj) sehari-hari. 100 75 HI 50 5 H + I Tentukanlah besarnya energi pengaktifan dan perubahan entalpi (ΔH) dari reaksi tersebut! 15. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang katalis? C1 4

16. Gas buangan mesin merupakan sumber polusi udara yang paling besar. Polutan yang berbahaya itu, antara lain karbon monoksida (CO), NO, dan NO ). Salah satu upaya penanggulangan yang dikembangkan adalah penggunaan katalis untuk mengubah gas-gas tersebut menjadi gas yang tidak berbahaya sebelum dibuang ke udara bebas. Katalis jenis apakah yang digunakan untuk menanggulangi polusi udara pada gas buangan mesin dan Bagaimanakah prinsip kerja katalis tersebut dalam menanggulangi polusi udara pada gas buangan mesin tersebut? 17. Gas buang kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara yang mengandung gas berbahaya yaitu gas CO, NO, NO dan Pb. Berbagai cara telah dilakukan untuk mencegah polusi tersebut. Salah satu cara untuk menghilangkan polusi timbal dilakukan dengan mengganti bensin bebas timbal. Salah satu penelitian yang dilakukan yaitu dengan mengkondisikan gas CO dan hidrokarbon dapat bereaksi dengan gas NO. Persamaan reaksi: CO + NO CO + N CH 4 + NO CO + N +H O Reaksi tersebut hanya dapat berlangsung pada suhu yang C5 C6 8 8

tinggi. Tetapi pada suhu yang sangat tinggi mesin bekerja tidak efektif. dari penelitian tersebut ditentukan suatu katalis yang terbuat dari campuran logam platina dan rhodium (Pt- Rh) untuk mengatasi masalah tersebut. Bagaimanakah penggunaan katalis Pt-Rh ditinjau dari segi teknis, ekonomis, dan dampak lingkungan? Orde Reaksi Menentukan 18. Diketahui reaksi: NO + H N + H O mempunyai tahap C3 4 persamaan reaksi sebagai berikut. Laju reaksi dan NO + H N O + H O (lambat) orde reaksi. N O + H N + H O (cepat) a. Orde reaksi terhadap NO b. Orde reaksi terhadap H c. Orde reaksi total d. Persamaan laju reaksi 19. Dari reaksi N (g) + 3H (g) NH 3(g) diperoleh data sebagai C3 4 berikut: No [N ] [H ] V (M/det) 1 0,1 M 0,1 M 0,01 0, M 0,1 M 0,0 3 0, M 0, M 0,04

Tentukan: a. Orde reaksi terhadap N b. Orde reaksi terhadap H c. Persamaan laju reaksi 0. Dari suatu reaksi H + NO H O + N diperoleh data sebagai berikut: No [H ] [NO] V (M/det) 1 0,1 M 0,1 M 0,03 0,5 M 0,1 M 0,15 3 0,1 M 0,5 M 0,7 Tentukan: a. Orde reaksi terhadap H dan NO b. Persamaan laju reaksi c. Harga k d. Laju reaksi jika [H ] = 0, M dan [NO] = 0, M C3 4

Jawaban dan Pedoman Penilaian No. Instrumen Jawaban Skor 1. Konsentrasi 100cm 3 larutan yang mengandung 585 mg NaCl (Mr = 58,5) adalah Diketahui: V = 100 cm 3 = 0,1 L Massa = 585 mg = 0,585 g Mr = 58,5 Di ny : Mol i s? Jawab: g 1000 M = x Mr ml 0 1 g M = Mr 1000 x ml 3. Massa NaOH (Mr = 40) yang terkandung dalam 150 ml l n N OH,5 M d l h 0,585 1000 = x 58,5 100 (Rumus benar, perhitungan salah) g 1000 M = x Mr ml 0,585 1000 = x 58,5 100 = 0,1 M Diketahui: V = 150 ml Mr = 40 M = 0,5 Di ny : M ss N OH? 4 0 1

Jawab: M = 1000 x ml g M = Mr 1000 x ml 3 g 1000 0,5 = x 40 150 (Rumus benar, perhitungan salah) g M = Mr 1000 x ml 4 g 1000 0,5 = x 40 150 3. 100 ml larutan HCl 0,1 M dicampurkan dengan 150 ml larutan HCl 0, M. Tentukanlah konsentrasi larutan se el h dic mp k n g = 3,00 Diketahui: M 1 = 0,1 M M = 0, M 1 V 1 = 100 ml V = 150 ml Ditanya: M c? Jawab: M1V1 M V M c = V1 V M1V1 M V 3 M c = V1 V 0,1.100 0,.150 = 100 150 (Rumus benar, perhitungan salah) M1V1 M V 4 M c = V V 1 0

0,1.100 0,.150 = 100 150 = 0,16 M 4. Jel sk n y ng dim ks d deng n l j e ksi 0 5. Diketahui reaksi pembentukan gas ammonia sesuai reaksi, N (g) + 3H (g) NH 3(g) c. Tuliskan laju reaksi masing-masing zat! d. Bagaimanakah hubungan antara,, Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi. 1 Laju reaksi adalah laju berkurangnya konsentrasi zat reaktan. Laju reaksi adalah laju berkurangnya konsentrasi zat reaktan atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Laju reaksi adalah laju berkurangnya konsentrasi zat reaktan atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk tiap satuan waktu. Reaksi: N (g) + 3H (g) NH 3(g) V N = - V N = - V N = - V N = - 1 Δ[N ] Δt Δ[N ], V H = - Δt Δ[N ], V H = - Δt Δ[N ], V H = - Δt Δ[H ], Δt Δ[H ], V NH = + 3 Δt Hubungan V N : V H : V NH = 1 : 3 : 3 Δ[NH 3 ] 3 Δt Δ[H ] Δ[NH, V NH = + 3 ] 3 Δt Δt 3 4 0 4

6. Diagram suatu reaksi ditunjukkan sebagai berikut [P] T Jika reaksi kimia dari diagram tersebut, P (g) + Q (g) R (g) + S (g). Tuliskan laju reaksi masing- masing zat! V p = - Δ[P] 1 Δt Δ[P] V p = - V Q = - Δt Δ[P] Δ[Q] V p = - V Q = - Δt Δt Laju reaksi masing-masing zat adalah Δ[P] Δ[Q] V p = - V Q = - Δt Δt Δ[Q] Δt V R = + V R = + Δ[R] 3 Δt 4 7. Sebutkan faktor-f k o y ng mempeng hi l j e ksi 0 Konsentrasi (atau salah satunya) 1 8. Data hasil percobaan untuk reaksi, A + B C Percobaan Massa Bentuk zat A [B] Waktu Suhu 1 5 g Serbuk 0,1 M s 5⁰C 5 g Larutan 0,1 M 3 s 5⁰C 3 5 g Butiran 0,1 M 5 s 5⁰C 4 5 g Larutan 0, M 1,5 s 5⁰C 5 5 g Larutan 0,1 M 1,5 s 5⁰C Δ[R] Δt V S = + Δ[S] Δt Konsentrasi dan luas permukaan (atau menyebutkan dua faktor) Konsentrasi, luas permukaan, dan suhu (atau menyebutkan lebih dari dua) 3 Konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis 4 Laju reaksi pada percobaan tersebut dipengaruhi oleh luas permukaan. 1 Laju reaksi pada percobaan tersebut dipengaruhi oleh luas permukaan. Karena laju reaksi pada percobaan (1) lebih besar dibandingkan dengan laju reaksi pada percobaan (3). Laju reaksi pada percobaan tersebut dipengaruhi oleh luas permukaan. Karena laju reaksi pada percobaan (1) lebih besar dibandingkan dengan 0 0 3

Pada percobaan (1) dan (3), laju reaksi dipengaruhi oleh faktor? Jelaskan! 9. Setiap kenaikan suhu 10⁰C laju reaksi menjadi kali lebih cepat. Suatu reaksi yang berlangsung pada suhu 30⁰C lajunya adalah x. Tentukanlah laju reaksi pada suhu 100⁰C! laju reaksi pada percobaan (3). Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan. Laju reaksi pada percobaan tersebut dipengaruhi oleh luas permukaan. Karena laju reaksi pada percobaan (1) lebih besar dibandingkan dengan laju reaksi pada percobaan (3). Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel pereaksi sehingga makin cepat reaksinya. Diketahui: t 0 = 30⁰C v 0 = x 1 t = 100⁰C Ditanya: v 100...? Jawab: v t = n t t 0 x v 0 dengan n = 10 v t = n t t 3 0 x v 0 dengan n = 10 t t 0 100 30 n = = = 7 Jadi, v 100 = n x v 0 = 7 x x 10 10 (Rumus benar, perhitungan salah) v t = n t t 4 0 x v 0 dengan n = 10 t t 0 100 30 n = = = 7 Jadi, v 100 = n x v 0 = 7 x x = 18x 10 10 4 0

10. Proses penguraian KClO 3 murni pada suhu 5⁰C sangat sukar terjadi meskipun dilakukan dengan cara pemanasan, bahkan sampai mencair dan mendidih. Tetapi bila dicampur sedikit serbuk MnO penguraian berlangsung lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh? Jelaskan! 0 Hal tersebut dipengaruhi oleh katalis. 1 Karena katalis merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi dimana pada akhir 3 reaksi terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi dimana pada akhir 4 reaksi terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi. 11. Jelaskanlah secara singkat dan jelas pengaruh suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan? 0 Pada umumnya reaksi makin cepat bila suhu dinaikkan. 1 Pada umumnya reaksi makin cepat bila suhu dinaikkan, makin tinggi suhu makin cepat gerak partikel-partikel pereaksi. Pada umumnya reaksi makin cepat bila suhu dinaikkan, makin tinggi suhu 3 makin cepat gerak partikel-patikel pereaksi dan makin besar pula energi kinetiknya. Pada umumnya reaksi makin cepat bila suhu dinaikkan, makin tinggi suhu 4 makin cepat gerak partikel-patikel pereaksi dan makin besar pula energi kinetiknya sehingga banyak partikel-partikel pereaksi yang memiliki energi yang mencapai energi pengaktifan akibatnya reaksi makin cepat.

1. Jelaskan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan? Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan. Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel pereaksi. Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel pereaksi sehingga makin cepat reaksinya. Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel pereaksi sehingga makin cepat reaksinya. Zat padat bentuk serbuk memiliki luas permukaan lebih besar dari pada bentuk kepingan, sehingga zat padat bentuk serbuk bereaksi lebih cepat daripada bentuk kepingan. 13. Apakah yang dimaksud dengan energi pengaktifan? 0 Energi pengaktifan adalah energi kinetik minimum. 1 Energi pengaktifan adalah energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel-partikel pereaksi. Energi pengaktifan adalah energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel-partikel pereaksi agar menghasilkan reaksi Energi pengaktifan adalah energi kinetik minimum yang harus dimiliki oleh partikel-partikel pereaksi agar menghasilkan reaksi bila saling bertumbukan. 0 1 3 4 3 4

14. Perhatikanlah diagram perubahan energi dari reaksi berikut! E (kj) Tentukanlah besarnya 100 energi pengaktifan dan 75 HI perubahan entalpi (ΔH) 50 tersebut! 5 H + I Dari diagram perubahan energi pada soal diperoleh: a. Zat reaktan adalah gas H dan gas I b. Zat produk adalah gas HI Dari diagram perubahan energi pada soal diperoleh: a. Zat reaktan adalah gas H dan gas I b. Zat produk adalah gas HI Reaksi: H + I HI Kedudukan energi produk lebih tinggi dari kedudukan energi reaktan berarti reaksi ini adalah reaksi endoterm. Dari diagram perubahan energi pada soal diperoleh: a. Zat reaktan adalah gas H dan gas I b. Zat produk adalah gas HI Kedudukan energi produk lebih tinggi dari kedudukan energi reaktan berarti reaksi ini adalah reaksi endoterm. Energi pengaktifan (E a ) = (100-5) kj = 75 kj Dari diagram perubahan energi pada soal diperoleh: c. Zat reaktan adalah gas H dan gas I d. Zat produk adalah gas HI Kedudukan energi produk lebih tinggi dari kedudukan energi reaktan 0 1 3 4

berarti reaksi ini adalah reaksi endoterm. Energi pengaktifan (E a ) = (100-5) kj = 75 kj ΔH reaksi = (75 5) kj = 50 kj 15. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang katalis? 0 Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi. 1 Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi dimana pada akhir reaksi terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi dimana pada akhir 3 reaksi terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi dimana pada akhir 4 reaksi terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi yaitu energi minimum yang harus dimiliki agar reaksi dapat berlangsung. 16. Gas buangan mesin merupakan sumber polusi udara yang 0 paling besar. Polutan yang berbahaya itu, antara lain Salah satu upaya penanggulangan yang dikembangkan adalah dengan 1 karbon monoksida (CO), NO, dan NO ). Salah satu upaya penanggulangan yang dikembangkan adalah penggunaan katalis untuk mengubah gas-gas tersebut menjadi gas yang tidak berbahaya sebelum dibuang ke menggunakan katalis. Salah satu upaya penanggulangan yang dikembangkan adalah dengan menggunakan katalis untuk mengubah gas-gas tersebut menjadi gas yang tidak berbahaya sebelum dibuang ke udara bebas.

udara bebas. Katalis jenis apakah yang digunakan untuk menanggulangi polusi udara pada gas buangan mesin dan Bagaimanakah prinsip kerja katalis tersebut dalam menanggulangi polusi udara pada gas buangan mesin? Salah satu upaya penanggulangan yang dikembangkan adalah dengan menggunakan katalis untuk mengubah gas-gas tersebut menjadi gas yang tidak berbahaya sebelum dibuang ke udara bebas. Katalis yang digunakan adalah oksida logam transisi dan logam mulia seperti platina. Salah satu upaya penanggulangan yang dikembangkan adalah dengan menggunakan katalis untuk mengubah gas-gas tersebut menjadi gas yang tidak berbahaya sebelum dibuang ke udara bebas. Katalis yang digunakan adalah oksida logam transisi dan logam mulia seperti platina. Katalis tersebut dipasang pada saluran pembuangan mesin (knalpot) sehingga dilewati oleh gas buang. Salah satu upaya penanggulangan yang dikembangkan adalah dengan menggunakan katalis untuk mengubah gas-gas tersebut menjadi gas yang tidak berbahaya sebelum dibuang ke udara bebas. Katalis yang digunakan adalah oksida logam transisi dan logam mulia seperti platina. Katalis tersebut dipasang pada saluran pembuangan mesin (knalpot) sehingga dilewati oleh gas buang. Katalis tersebut mengatalisis reaksi berikut. C x H y(g) + O (g) CO (g) + H O (g) Salah satu upaya penanggulangan yang dikembangkan adalah dengan menggunakan katalis untuk mengubah gas-gas tersebut menjadi gas yang tidak berbahaya sebelum dibuang ke udara bebas. Katalis yang digunakan 3 4 5 6

adalah oksida logam transisi dan logam mulia seperti platina. Katalis tersebut dipasang pada saluran pembuangan mesin (knalpot) sehingga dilewati oleh gas buang. Katalis tersebut mengatalisis beberapa reaksi berikut. C x H y(g) + O (g) CO (g) + H O (g) CO (g) + O (g) CO (g) Salah satu upaya penanggulangan yang dikembangkan adalah dengan menggunakan katalis untuk mengubah gas-gas tersebut menjadi gas yang tidak berbahaya sebelum dibuang ke udara bebas. Katalis yang digunakan adalah oksida logam transisi dan logam mulia seperti platina. Katalis tersebut dipasang pada saluran pembuangan mesin (knalpot) sehingga dilewati oleh gas buang. Katalis tersebut mengatalisis beberapa reaksi berikut. 7 C x H y(g) + O (g) CO (g) + H O (g) CO (g) + O (g) CO (g) NO (g) N (g) + O (g) Salah satu upaya penanggulangan yang dikembangkan adalah penggunaan katalis untuk mengubah gas-gas tersebut menjadi gas yang tidak berbahaya sebelum dibuang ke udara bebas. Katalis yang digunakan adalah oksida logam transisi dan logam mulia seperti platina. katalis 8

17. Gas buang kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara yang mengandung gas berbahaya yaitu gas CO, NO, NO dan Pb. Berbagai cara telah dilakukan untuk mencegah polusi tersebut. Salah satu cara untuk menghilangkan polusi timbal dilakukan dengan mengganti bensin bebas timbal. Salah satu penelitian yang dilakukan yaitu dengan mengkondisikan gas CO dan hidrokarbon dapat bereaksi dengan gas NO. Persamaan reaksi: CO + NO CO + N CH 4 + NO CO + N +H O Reaksi tersebut hanya dapat berlangsung pada suhu yang tersebut dipasang pada saluran pembuangan mesin (knalpot) sehingga dilewati oleh gas buang. katalis tersebut mengatalisis beberapa reaksi berikut. C x H y(g) + O (g) CO (g) + H O (g) CO (g) + O (g) CO (g) NO (g) N (g) + O (g) Gas CO, H O dan N merupakan senyawa yang tidak beracun sehingga gas buang mesin menjadi lebih bersih dan ramah lingkungan. Dari segi teknis penggunaan katalis logam mulia Platinum dan Rhodium pada suhu 400⁰C dapat bertahan selama 80000 mil. Dari segi teknis penggunaan katalis logam mulia Platinum dan Rhodium pada suhu 400⁰C dapat bertahan selama 80000 mil dan lebih ekonomis. Dari segi teknis penggunaan katalis logam mulia Platinum dan Rhodium pada suhu 400⁰C dapat bertahan selama 80000 mil dan lebih ekonomis selain itu juga ramah lingkungan. Dari segi teknis penggunaan katalis logam mulia Platinum dan Rhodium pada suhu 400⁰C dapat bertahan selama 80000 mil dan dipilih karena memiliki selektifitas dan konversi yang tinggi dan lebih ekonomis selain itu juga ramah lingkungan. 0 1 3 4

tinggi. Tetapi pada suhu yang sangat tinggi mesin bekerja tidak efektif. Dari penelitian tersebut ditemukan suatu katalis yang terbuat dari campuran logam platina dan rhodium (Pt-Rh) untuk mengatasi masalah tersebut. Bagaimanakah penggunaan katalis Pt-Rh ditinjau dari segi teknis, ekonomis, dan dampak lingkungan? Dari segi teknis penggunaan katalis logam mulia Platinum dan Rhodium pada suhu 400⁰C dapat bertahan selama 80000 mil dan dipilih karena memiliki selektifitas dan konversi yang tinggi pada CO, oksidasi senyawa hidrokarbon dan reduksi NO x dan mampu mereduksi O langsung menjadi H O, dan lebih ekonomis selain itu juga ramah lingkungan. Dari segi teknis penggunaan katalis logam mulia Platinum dan Rhodium pada suhu 400⁰C dapat bertahan selama 80000 mil dan dipilih karena memiliki selektifitas dan konversi yang tinggi pada CO, oksidasi senyawa hidrokarbon dan reduksi NO x dan mampu mereduksi O langsung menjadi H O, sehingga meningkatkan efisiensi fuel cell dan lebih ekonomis selain itu juga ramah lingkungan. Dari segi teknis penggunaan katalis logam mulia Platinum dan Rhodium pada suhu 400⁰C dapat bertahan selama 80000 mil dan dipilih karena memiliki selektifitas dan konversi yang tinggi pada CO, oksidasi senyawa hidrokarbon dan reduksi NO x dan mampu mereduksi O langsung menjadi H O, sehingga meningkatkan efisiensi fuel cell. Pengembangan energi alternatif fuel cell sangat berpotensi sebagai pembangkit energi (generator) mini dan lebih ekonomis selain itu juga ramah lingkungan. Dari segi teknis penggunaan katalis logam mulia Platinum dan Rhodium pada suhu 400⁰C dapat bertahan selama 80000 mil dan dipilih karena 5 6 7 8

18. Diketahui reaksi: NO + H N + H O mempunyai tahap reaksi sebagai berikut. NO + H N O + H O (lambat) N O + H N + H O (cepat) e. Orde reaksi terhadap NO f. Orde reaksi terhadap H g. Orde reaksi total h. Persamaan laju reaksi memiliki selektifitas dan konversi yang tinggi pada CO, oksidasi senyawa hidrokarbon dan reduksi NO x dan mampu mereduksi O langsung menjadi H O, sehingga meningkatkan efisiensi fuel cell. Pengembangan energi alternatif fuel cell sangat berpotensi sebagai pembangkit energi (generator) mini dan lebih ekonomis selain itu juga ramah lingkungan karena polusi yang ditimbulkannya hampir tidak ada dan memiliki kemampuan mudah panas sehingga tidak harus menunggu lama ketika akan digunakan. a. Orde reaksi NO = koefisien NO pada tahap reaksi yang paling lambat = a. Orde reaksi NO = koefisien NO pada tahap reaksi yang paling lambat = b. Orde reaksi terhadap H = koefisien H pada tahap reaksi yang paling lambat = 1 a. Orde reaksi NO = koefisien NO pada tahap reaksi yang paling lambat = b. Orde reaksi terhadap H = koefisien H pada tahap reaksi yang paling lambat = 1 c. Orde reaksi total = + 1 = 3 a. Orde reaksi NO = koefisien NO pada tahap reaksi yang paling lambat = 0 1 3 4

19. Dari reaksi N (g) + 3H (g) NH 3(g) diperoleh data sebagai berikut: No [N ] [H ] V (M/det) 1 0,1 M 0,1 M 0,01 0, M 0,1 M 0,0 3 0, M 0, M 0,04 Tentukan: a. Orde reaksi terhadap N b. Orde reaksi terhadap H c. Persamaan laju reaksi b. Orde reaksi terhadap H = koefisien H pada tahap reaksi yang paling lambat = 1 c. Orde reaksi total = + 1 = 3 d. Persamaan laju reaksi ditentukan dari tahap reaksi yang paling lambat, yaitu NO + H N O + H O Persamaan laju reaksinya adalah v = k [NO] m [H ] n v = k [NO] [H ] m n v1 k[n ] [H ] 1 m n v k[n ] [H ] a. Orde reaksi terhadap N (diambil dari data [H ] tetap 1 dan ) v1 v k[n k[n ] ] m m [H [H m ] ] n n 0,01 0,1 0,0 0, m = 1 a. Orde reaksi terhadap N (diambil dari data [H ] tetap 1 dan ) 0 3 v1 v k[n k[n ] ] m m 0,01 0,1 0,0 0, m = 1 [H [H m ] ] n n

b. Orde reaksi terhadap H (diambil dari data [N ] tetap dan 3) v1 v k[n k[n ] ] m m [H [H n ] ] n n 0,0 0,1 0,04 0, n = 1 a. Orde reaksi terhadap N (diambil dari data [H ] tetap 1 dan ) 4 v1 v k[n k[n ] ] m m [H [H m ] ] n n 0,01 0,1 0,0 0, m = 1 b. Orde reaksi terhadap H (diambil dari data [N ] tetap dan 3) 0. Dari suatu reaksi H NO H O + N diperoleh data sebagai berikut: v1 v k[n k[n ] ] m m [H [H n 0,0 0,1 0,04 0, n = 1 c. Persamaan laju reaksi v = k[n ][H ] ] ] n n a. Orde reaksi terhadap H (diambil dari data [NO] tetap 1 dan ) 1 m n v1 k[h ] [NO] m n v k[h ] [NO] 0

No [H ] [NO] V /det) 1 0,1 M 0,1 M 0,03 0,5 M 0,1 M 0,15 3 0,1 M 0,3 M 0,7 Tentukan: a. Orde reaksi terhadap H dan NO b. Persamaan laju reaksi c. Harga k d. Laju reaksi jika [H ] = 0, M dan [NO] = 0, M m 0,03 0,1 0,15 0,5 m = 1 Orde reaksi terhadap NO (diambil dari data [H ] tetap 1 dan 3) v1 v k[h k[h ] ] m m [NO] [NO] n n n 0,03 0,1 0,7 0,3 n = a. Orde reaksi terhadap H (diambil dari data [NO] tetap 1 dan ) v1 v k[h k[h ] ] m m [NO] [NO] m n n 0,03 0,1 0,15 0,5 m = 1 Orde reaksi terhadap NO (diambil dari data [H ] tetap 1 dan 3) v1 v k[h k[h ] ] m m [NO] [NO] n 0,03 0,1 0,7 0,3 n = b. Persamaan laju reaksi v = k[h ][NO] n n

a. Orde reaksi terhadap H (diambil dari data [NO] tetap 1 dan ) 3 v1 v k[h k[h ] ] m m [NO] [NO] m n n 0,03 0,1 0,15 0,5 m = 1 Orde reaksi terhadap NO (diambil dari data [H ] tetap 1 dan 3) v1 v k[h k[h ] ] m m [NO] [NO] n 0,03 0,1 0,7 0,3 n = b. Persamaan laju reaksi v = k[h ][NO] c. Harga k (dari data 1 atau yang lain) v = k[h ][NO] 0,03 = k [0,1][0,1] k = 0,03 0,001 n n 30 M -1 det -1 a. Orde reaksi terhadap H (diambil dari data [NO] tetap 1 dan ) 4 m n v1 k[h ] [NO] m n v k[h ] [NO]

m 0,03 0,1 0,15 0,5 m = 1 Orde reaksi terhadap NO (diambil dari data [H ] tetap 1 dan 3) v1 v k[h k[h ] ] m m [NO] [NO] n 0,03 0,1 0,7 0,3 n = b. Persamaan laju reaksi v = k[h ][NO] c. Harga k (dari data 1 atau yang lain) v = k[h ][NO] 0,03 = k [0,1][0,1] k = 0,03 0,001 n n 30 M -1 det -1 d. v = k[h ][NO] = 30[0,][0,] = 0,4 M det

REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata= 37.95 Simpang Baku= 1.38 KorelasiXY= 0.77 Reliabilitas Tes= 0.87 Butir Soal= 0 Jumlah Subyek= 1 Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\BELUM_ADA_NAMA.AUR No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 1.59 9.17 Mudah 0.419 -.30 5.00 Sukar 0.599 Sangat Signifikan 3 3 1.8 9.17 Mudah 0.4-4 4.61 45.83 Mudah 0.411-5 5 1.39 0.83 Sukar 0.548 Signifikan 6 6 1.86 37.50 Sukar 0.530 Signifikan 7 7 0.6 4.17 Sangat Mudah 0.105-8 8.58 37.50 Sedang 0.553 Sangat Signifikan 9 9.98 58.33 Sedang 0.571 Sangat Signifikan 10 10 4.44 6.50 Sedang 0.760 Sangat Signifikan 11 11 4.57 45.83 Sedang 0.610 Sangat Signifikan 1 1.36 45.83 Sedang 0.541 Signifikan 13 13 5. 70.83 Sedang 0.695 Sangat Signifikan 14 14 1... 75.00 Sedang 0.833 Sangat Signifikan 15 15 0.19 4.17 Sedang 0.14-16 16 0.43 6.5 Sukar 0.53-17 17 1.57 18.75 Sangat Sukar 0.463 Signifikan 18 18 1.58 5.00 Sangat Sukar 0.383-19 19 1.00 1.50 Sangat Mudah 0.335-0 0 3.16 41.67 Sedang 0.51 Signifikan

RELIABILITAS TES ================ Rata= 37.95 Simpang Baku= 1.38 KorelasiXY= 0.77 Reliabilitas Tes= 0.87 Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\BELUM_ADA_NAMA.AUR No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 Ahmad Arif Sakti 36 8 64 19 Tesa Lonika 34 3 57 3 17 Risma Latifa 9 3 5 4 4 Asri Lestari 30 0 50 5 11 Maria Adriatn... 7 49 6 1 Windy Wiryo S.. 4 5 49 7 6 Dimas Ramadha... 8 18 46 8 9 Juwita Wijayanti 6 0 46 9 14 Nublah Permat... 4 14 38 10 1 Meula Puspita... 1 16 37 11 10 Kemas Abdul R... 4 11 35 1 5 Dhani Febriya... 1 34 13 16 Perinsi Meiditya 6 8 34 14 8 Febbyola Ramanda 19 11 30 15 7 Dita Mustika... 19 9 8 16 13 Mochammad Ind... 3 5 8 17 18 Risnawati Dwi... 6 8 18 3 Annisa Nur Ad... 16 9 5 19 1 Aditya Febria... 17 7 4 0 0 Vanessa Ointu 13 9 1 15 Qatrin Nada R... 14 7 1

DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 1 Klp atas/bawah(n)= 6 Butir Soal= 0 Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\BELUM_ADA_NAMA.AUR No No Btr Asli RataUn RataAs Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%) 1 1 3.83.67 1.17 0.41 1.75 0.73 1.59 9.17 1.17 0.17 1.00 0.98 0.41 0.43.30 5.00 3 3 3.50.33 1.17 1. 1.86 0.91 1.8 9.17 4 4 4.00.17 1.83 0.00 1.7 0.70.61 45.83 5 5 1.33 0.50 0.83 1.37 0.55 0.60 1.39 0.83 6 6 1.50 0.00 1.50 1.97 0.00 0.81 1.86 37.50 7 7 3.83 3.67 0.17 0.41 0.5 0.7 0.6 4.17 8 8.67 1.17 1.50 1.03 0.98 0.58.58 37.50 9 9 3.50 1.17.33 1. 1.47 0.78.98 58.33 10 10 3.00 0.50.50 1.6 0.55 0.56 4.44 6.50 11 11.33 0.50 1.83 0.5 0.84 0.40 4.57 45.83 1 1.67 0.83 1.83 1.37 1.33 0.78.36 45.83 13 13 3.50 0.67.83 0.55 1.1 0.54 5. 70.83 14 14 3.33 0.33 3.00 0.5 0.5 0.30 1... 75.00 15 15.67.50 0.17 1.51 1.5 0.87 0.19 4.17 16 16 1.67 1.17 0.50 1.97.04 1.16 0.43 6.5 17 17 1.50 0.00 1.50.35 0.00 0.96 1.57 18.75 18 18 1.00 0.00 1.00 1.55 0.00 0.63 1.58 5.00 19 19 4.00 3.50 0.50 0.00 1. 0.50 1.00 1.50 0 0.50 0.83 1.67 1. 0.41 0.53 3.16 41.67

TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 1 Butir Soal= 0 Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\BELUM_ADA_NAMA.AUR No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 81.5 Mudah 16.67 Sukar 3 3 7.9 Mudah 4 4 77.08 Mudah 5 5.9 Sukar 6 6 18.75 Sukar 7 7 93.75 Sangat Mudah 8 8 47.9 Sedang 9 9 58.33 Sedang 10 10 43.75 Sedang 11 11 35.4 Sedang 1 1 43.75 Sedang 13 13 5.08 Sedang 14 14 45.83 Sedang 15 15 64.58 Sedang 16 16 17.71 Sukar 17 17 9.38 Sangat Sukar 18 18 1.50 Sangat Sukar 19 19 93.75 Sangat Mudah 0 0 41.67 Sedang

Rekapitulasi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen No. Nama Butir Soal 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Skor Nilai 1. Siswa 1 4 4 4 3 4 3 3 4 1 4 1 4 39 75,00. Siswa 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 44 84,61 3. Siswa 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 45 86,53 4. Siswa 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 43 8,69 5. Siswa 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 44 84,61 6. Siswa 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 45 86,53 7. Siswa 7 4 3 1 3 4 0 4 1 4 0 3 9 56,00 8. Siswa 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 47 90,00 9. Siswa 9 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 44 84,61 10. Siswa 10 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 41 78,84 11. Siswa 11 4 4 4 0 4 3 4 4 1 4 36 69,3 1. Siswa 1 4 4 4 1 4 4 4 35 67,30 13. Siswa 13 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 45 86,53 14. Siswa 14 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 3 40 76,9 15. Siswa 15 4 4 4 1 4 1 1 1 4 1 4 34 59,61 16. Siswa 16 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 1 4 4 80,76 17. Siswa 17 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 1 4 39 75,00 18. Siswa 18 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 40 76,9 19. Siswa 19 4 4 4 3 4 3 3 4 4 1 4 40 76,9 0. Siswa 0 4 4 4 4 4 0 3 4 3 4 1 4 39 75,00 1. Siswa 1 4 4 4 3 4 3 3 3 4 0 3 37 71,15 Ket: *Posstest: 1 butir soal uraian Skor maksimal per butir C 1 -C 4 = 4, C 5 = 8 Skor maksimal = 5 *Rumus Nilai = (nilai yang diperoleh/5) x 100

Perhitungan data statistik awal kelompok eksperimen 1. Sebaran data nilai posttest 56,00 59,61 67,30 69,3 71,15 75,00 75,00 75,00 76,9 76,9 76,9 78,84 80,76 8,69 84,61 84,61 84,61 86,53 86,53 86,53 90,00. Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan sebaran data di atas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi dapat diterapkan langkah-langkah berikut: a. Menentukan jangkauan data/ range (R) Nilai maksimum = 90,00 Nilai minimum = 56,00 R = Nilai maksimum nilai minimum = 90,00 56,00 = 34,00 b. Menentukan banyak kelas (K) K = 1 + 3,3 log n --- n = banyaknya data K = 1 + 3,3 log 1 K = 1 + 3,3 (1,3) K = 5,36 = 5 Jadi, banyaknya kelas adalah 5 c. Menentukan panjang kelas/interval (i) i = R K 34 6,8 7 5 d. Menentukan ujung bawah dan ujung atas kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya. Sehingga diperoleh,

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Frekuensi Absolut Relatif (%) 56 6 9,5 % 63 69 9,5 % 70 76 4 19,05 % 77 83 6 8,57 % 84 90 7 33,33 % Jumlah 1 100 % Tabel. Perhitungan Mean, Simpangan Baku, dan Varians Nilai F xi xi fixi fixi 56 6 59 3481 118 696 63 69 66 4356 13 871 70 76 4 73 539 9 1316 77 83 6 80 6400 480 38400 84 90 7 87 7569 609 5983 Jumlah ( ) 1 365 7135 1631 18373 3. Perhitungan Rata-rata/Mean ( X ) fixi 1631 X = = = 77,67 n 1 n = Jumlah data 4. Perhitungan Median (Me) Untuk menghitung median data digunakan rumus: Me = b + p 1 n F f

Keterangan: b p n F f Jadi, = batas bawah median = panjang kelas median = banyaknya data = Jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median = frekuensi kelas median Me = b + p Me = 76,5 + 7 1 n F f 1 Me = 76,5 + 7 0,417 Me = 76,5 +,917 Me = 79,417 1 8 6 5. Perhitungan Modus (Mo) Untuk menghitung modus data digunakan rumus: Mo = b + p b Keterangan: b p b 1 b 1 1 b = batas bawah kelas modus = panjang kelas modus = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya b = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya Jadi, Mo = b + p b b Mo = 83,5 + 7 Mo = 83,5 + 7 0 Mo = 84,375 1 1 b 1 1 7,15

6. Perhitungan Simpangan Baku (s) Untuk menghitung simpangan baku digunakan rumus: s = s = s = fixi ( fixi) n n 1 660161 18373 1 1 1 18373 16674,33 0 s = 84, 9 s = 9, 7. Perhitungan Varians (s ) Untuk menghitung varians digunakan rumus: s = s = n fixi ( fixi) n (n 1) 1(18373) 1 (1 660161 1) s = s = 84,9 695833 660161 40

Rekapitulasi Nilai Posttest Kelompok Kontrol No. Nama Butir Soal 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Skor Nilai 1. Siswa 1 4 1 4 4 0 4 1 4 4 4 34 65,38. Siswa 1 0 0 0 4 4 4 4 1 4 1 4 7 51,9 3. Siswa 3 4 0 0 0 4 0 4 1 1 4 4,30 4. Siswa 4 4 0 0 0 0 0 4 0 0 0 1 4 13 5,00 5. Siswa 5 3 3 3 4 4 0 4 4 0 4 0 4 33 63,46 6. Siswa 6 4 0 4 0 4 4 4 4 1 4 1 4 34 65,38 7. Siswa 7 4 3 4 3 4 1 4 4 1 4 1 4 37 71,15 8. Siswa 8 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 76,9 9. Siswa 9 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 80,76 10. Siswa 10 1 4 4 3 4 4 4 1 1 3 1 4 34 65,38 11. Siswa 11 1 0 3 0 4 4 3 4 1 4 1 4 9 55,76 1. Siswa 1 4 3 4 4 1 4 4 1 4 1 4 36 69,3 13. Siswa 13 3 0 0 1 4 3 4 4 4 0 0 4 7 51,9 14. Siswa 14 4 0 0 1 4 0 4 4 4 4 0 3 8 53,84 15. Siswa 15 1 4 4 4 4 4 1 1 4 33 63,46 16. Siswa 16 4 3 4 4 4 1 4 4 1 4 1 4 38 73,07 17. Siswa 17 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 40 76,9 18. Siswa 18 3 0 0 1 4 4 4 4 4 0 1 4 9 55,76 19. Siswa 19 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 43 8,69 0. Siswa 0 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 39 75,00 1. Siswa 1 4 4 1 4 4 4 4 4 1 36 69,3. Siswa 4 1 4 4 4 1 4 1 4 4 1 4 36 69,3 Ket: *Posstest: 1 butir soal uraian Skor maksimal per butir C 1 -C 4 = 4, C 5 = 8 Skor maksimal = 5 *Rumus Nilai = (nilai yang diperoleh/5) x 100

Perhitungan data statistik awal kelompok kontrol 1. Sebaran data nilai posttest 5,00 4,30 51,9 51,9 53,84 55,76 55,76 63,46 63,46 65,38 65,38 65,38 69,3 69,3 69,3 71,15 73,07 75,00 76,9 76,9 80,76 8,69. Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan sebaran data di atas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi dapat diterapkan langkah-langkah berikut: a. Menentukan jangkauan data/ range (R) Nilai maksimum = 8,69 Nilai minimum = 5,00 R = Nilai maksimum nilai minimum = 8,69 5,00 = 57,69 b. Menentukan banyak kelas (K) K = 1 + 3,3 log n --- n = banyaknya data K = 1 + 3,3 log K = 1 + 3,3 (1,34) K = 5,4 = 5 Jadi, banyaknya kelas adalah 5 c. Menentukan panjang kelas/interval (i) i = R K 57,69 5,54 d. Menentukan ujung bawah dan ujung atas kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya. Sehingga diperoleh,

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Frekuensi Absolut Relatif (%) 5 36 1 4,54 % 37 48 1 4,54 % 49 60 5,73 % 61 7 9 40,91 % 73 84 6 7,7 % Jumlah 100 % Tabel. Perhitungan Mean, Simpangan Baku, dan Varians Nilai F xi xi fixi fixi 5 36 1 30,5 930,5 30,5 930,5 37 48 1 4,5 1806,5 4,5 1806,5 49 60 5 54,5 970,5 7,5 14851,5 61 7 9 66,5 44,5 598,5 39800,5 73 84 6 78,5 616,5 471 36973,5 Jumlah ( ) 365 1691,5 1415 94361,5 3. Perhitungan Rata-rata/Mean ( X ) fixi 1415 X = = = 64,3 n n = Jumlah data 4. Perhitungan Median (Me) Untuk menghitung median data digunakan rumus: Me = b + p 1 n F f

Keterangan: b p n F f Jadi, = batas bawah median = panjang kelas median = banyaknya data = Jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median = frekuensi kelas median Me = b + p 1 Me = 60,5 + 1 n F f 1 Me = 60,5 + 1 0,44 Me = 60,5 + 5,8 Me = 65,78 7 9 5. Perhitungan Modus (Mo) Untuk menghitung modus data digunakan rumus: b1 Mo = b + p b 1 b Keterangan: b = batas bawah kelas modus p b 1 = panjang kelas modus = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya b = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya Jadi, Mo = b + p b b 1 1 b Mo = 60,5 + 1 Mo = 60,5 + 1 0 Mo = 67,34 4 4 3,57

6. Perhitungan Simpangan Baku (s) Untuk menghitung simpangan baku digunakan rumus: s = s = s = fixi ( fixi) n n 1 005 94361,5 1 94361,5 91010,3 1 s = 159, 6 s = 1,6 7. Perhitungan Varians (s ) Untuk menghitung varians digunakan rumus: s = s = n fixi ( fixi) n (n 1) (94361,5) ( 005 1) s = 075953 005 46 s = 159,6

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN No. Xi F z n z i z t F(z i ) S(z i ) F(z ) S(z ) 1. 56,00 1 1 -,35 0,4906 0,0094 0,0476 0,038. 59,61 1-1,96 0,4750 0,05 0,095 0,070 3. 67,30 1 3-1,1 0,3686 0,1314 0,148 0,0114 4. 69,3 1 4-0,9 0,31 0,1788 0,1905 0,0117 5. 71,15 1 5-0,71 0,61 0,388 0,381 0,0007 6. 75,00 3 8-0,9 0,1141 0,3859 0,3809 0,005 7. 76,9 3 11-0,08 0,0319 0,4681 0,538 0,0557 8. 78,84 1 1 0,13 0,0517 0,5517 0,5714 0,0197 9. 80,76 1 13 0,34 0,1331 0,6331 0,6190 0,0141 10. 8,69 1 14 0,54 0,054 0,7054 0,6667 0,0387 11. 84,61 3 17 0,75 0,734 0,7734 0,8095 0,0361 1. 86,53 3 0 0,96 0,3315 0,8315 0,953 0,108 13. 90,00 1 1 1,34 0,4096 0,9096 1 0,0904 i i Dari uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukkan bahwa L hit < L tab, (0,108 <, 9 ) deng n de j signifik n 95% (α, 5). D p disimp lk n b hw d e seb berdistribusi normal.

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS KONTROL No. Xi F z n z i z t F(z i ) S(z i ) F(z ) S(z ) 1. 5,00 1 1-3,1 0,4991 0,0009 0,0455 0,0446. 4,30 1-1,75 0,4599 0,0401 0,0909 0,0508 3. 51,9 4-0,98 0,3365 0,1635 0,1818 0,0183 4. 53,84 1 5-0,83 0,967 0,033 0,73 0,040 5. 55,76 7-0,68 0,518 0,48 0,318 0,0700 6. 63,46 9-0,07 0,079 0,471 0,4091 0,0630 7. 65,38 3 1 0,08 0,0319 0,5319 0,5455 0,0136 8. 69,3 3 15 0,39 0,1517 0,6517 0,6818 0,0301 9. 71,15 1 16 0,54 0,054 0,6808 0,7054 0,046 10. 73,07 1 17 0,70 0,580 0,7580 0,777 0,0147 11. 75,00 1 18 0,85 0,303 0,803 0,818 0,0159 1. 76,9 0 1,4 0,395 0,895 0,9091 0,0166 13. 80,76 1 1 1,30 0,403 0,903 0,9545 0,0513 14. 8,69 1 1,46 0,479 0,979 1 0,071 i i Dari uji normalitas dengan uji Liliefors menunjukkan bahwa L hit < L tab, (0,071 < 0,190) dengan derajat signifikan 95% (α, 5). D p disimp lk n b hw d e seb berdistribusi normal.

PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS S1 F = S dimana S n fixi ( fixi) = n (n 1) Keterangan: F : Nilai uji F S 1 : Varians terbesar S : Varians terkecil Kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah: H o diterima jika F h < F t, dimana H o memiliki varian yang homogen dan H o ditolak jika F h > F t, dimana H o memiliki varian yang tidak homogen. Jadi, S 1 159,6 F = = = 1,88 S 84, 9 Dengan, S 1 = Varians kelas kontrol S = Varians kelas eksperimen Didapat F t dengan pembilang df = 1 = 1 dan penyebut df = 1 1 = 0 didapat F t =,08 (dengan derajat signifikan 95%). F h < F t (1,88 <,08). Dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen. - Interpolarisasi Pembilang = 1 = 1 Penyebut = 1 1 = 0 F (0, 0) =,1 F (4, 0) =,08 F (1, 0) = 0 (,1) + 4 (,08) =,08 4

PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS t hit = t hit = t hit = S X gab 11,1. E X E K 1 1. n n 77,67 64,3 1 1 13,35 11,1. 0,305 1 K dengan S = n 1 1 E S E nk n E n K S = 1 1 84,9 S = 1698 3351,6 41 S K 1159,6 1 t hit = 13,35 3,3855 S = 13, 16 t hit = 3,94 S = 11,1 Kriteria pengujian a. Terima H o jika t hitung < t tabel b. Tolak H o jika t hitung > t tabel Perhitungan interpolarisasi uji-t: t (40,95%) =,01 t (60, 95%) =,000 Selisih antara t tab (40) dengan df adalah 1, jadi t untuk df 41, adalah: 1 t (41, 95%) = 1 (,01,000) = 0,99 41 Dari uji-t menunjukkan bahwa t hit > t tab (3,94 > 0,99) dengan df =(1 + ) = 41 (melalui interpolarisasi), pada derajat signifikan 95%. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berbeda nyata (H o ditolak dan H a diterima), yaitu terdapat pengaruh yang signifikan penerapan pembelajaran dengan pendekatan konsep terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi.

PENGARUH PENDEKATAN KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA KONSEP LAJU REAKSI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: NUR CHOLIFAH 1060160064 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 011