BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar IPA Kelas I Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara yang berjumlah 20 orang siswa, terhadap materi perubahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini mengikuti prosedur penelitian sesuai dengan prosedur pada rencana tindakan yaitu: a. Perencanaan Sebelum mengadakan penelitian terlebih dahulu mengajukan permohonan ijin kepada Kepala Sekolah SD Negeri 1 Tugu, selanjutnya peneliti meminta kesediaan Ibu Tuti Rofiqoh, S.Pd.SD untuk menjadi observer, rencana selanjutnya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Standar Kompetensi memahami perubahan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. RPP siklus I dengan Kompetensi Dasar mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, sedangkan RPP untuk siklus II menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan. Sebagai perangkat dalam RPP peneliti juga membuat Lembar Kerja Siswa, Lembar Observasi Kegiatan Guru, dan Lembar Wawancara. Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam dua jam pelajaran atau 70 menit. Pada akhir setiap siklus dilaksanakan evaluasi. b. Tindakan dan observasi Tindakan diawali dengan melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sesuai dengan RPP yang telah direncanakan. Pertemuan pada setiap siklus sebanyak 3 kali pertemuan. Pembelajaran dimulai dengan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan alat-alat untuk melakukan penemuan, membentuk kelompok yang terdiri dari 3 atau 4 siswa. Setelah kelompok terbentuk guru membagi Lembar Kerja Siswa dilanjutkan dengan siswa melakukan eksperimen untuk menemukan penemuan baru. Setiap kelompok mempresentasikan hasil eksperimen dan kelompok lain memberi tanggapan. Akhir kegiatan pertemuan 1 dan 2 dengan membuat simpulan materi. Evaluasi dilakukan pada akhir pertemuan pada ketiga siklus I. 33

34 c. Refleksi Refleksi dilakukan pada setiap akhir proses pembelajaran dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga. Refleksi ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Untuk mempermudah masukan dari setiap siswa peneliti menggunakan lembar wawancara, dan refleksi dari observer mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Refleksi dari guru dan siswa dijadikan sebagai pedoman bagi peneliti untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran pada siklus II. 4.1.1 Pelaksanaan Siklus I 4.1.1.1 Tahap Perencanaan Tahap perencanaa siklus I peneliti mengecek kembali RPP untuk pelaksanaan siklus I dengan standar kompetensi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, sedangkan kompetensi dasarnya yaitu mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut) peneliti mempelajari materi serta melakukan percobaan tersebut terlebih dahulu agar peneliti menguasai kompetensi dasar mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut). Perangkat pembelajaran juga dipersiapkan, lembar kerja, lembar evaluasi siklus I, media untuk percobaan dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Siklus I siswa kelas 4 SD Negerin 1 Tugu yang berjumlah 27 siswa dibagi menjadi 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 atau 4 siswa. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara mengitung 1 sampai dengan 4 setelah sampai pada hitungan keempat dimulai dari hitungan 1 kembali. Setelah semua siswa sudah mempunyai kelompok, maka kelompok tersebut menunjuk salah satu siswa untuk menjadi ketua kelompok. 4.1.1.2 Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan, setiap pertemuan 2 X 35 menit. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I, pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2013, untuk siklus I, pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2013, dan untuk siklus I, pertemuan 3 dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2013 di kelas 4 SD Negeri 1 Tugu semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu 34

35 pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Pelaksanaan Tindakan Siklus I No Kegiatan Peneliti Kegiatan Siswa 1 Melaksanakan kegiatan awal (salam, absensi, apersepsi, dan motivasi). 2 Guru memandu siswa membentuk kelompok 3 Menyampaikan arahan tugas dalam percobaan 4 Membimbing siswa melakukan percobaan tentang penyebab perubahan lingkungan fisik daratan 5 Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya Siswa memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru. Siswa duduk sesuai kelompoknya yang terdiri 3-4 siswa Memperhatikan penjelasan guru Siswa melakukan percobaan tentang penyebab perubahan fisik daratan Siswa melakukan tanya jawab dengan guru 6 Memberikan lembar evaluasi Mengerjakan lembar evaluasi 7 Membahas soal evaluasi Membahas soal evaluasi 4.1.1.3 Hasil Tindakan Keberhasilan dalam proses pembelajaran disamping dilaksanakan dengan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari juga sangat dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi yang yang sangat mendukung keberhasilan dalam proses belajar adalah motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul dari individu yang sedang mengalami proses belajar. Model pembelajaran penemuan terbimbing sebagai salah satu model belajar yang memberikan tantangan kepada siswa karena siswa melakukan penyelidikan untuk mendapatkan penemuan sendiri. Siswa diberi kebebasan untuk bereksperimen. Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan 35

36 Alam dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing pada siklus I memperoleh penilaian yang dilakukan oleh observer tertera pada tabel 9. Tabel 9 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Tugu pada Siklus I Pelaksanaan Skor yang diperoleh Presentase Kriteria Pertemuan 1 81 81,48 Baik sekali Pertemuan 2 93 92,59 Baik sekali Pertemuan 3 96 96,29 Baik sekali Siklus I pertemuan 1 aktivitas siswa hanya 81,48% dengan kategori baik sekali, kemudian pada siklus I pertemuan 2 aktivitas siswa meningkat menjadi 92,59% dengan kategori baik sekali, dan pada pertemuan 3 aktivitas siswa meningkat lagi menjadi 96,29 dengan kategori baik sekali. Ternyata kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing pada siswa kelas 4 SD Negeri 1 Tugu, dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, baik dalam segi bertanya, semangat, aktivitas melakukan percobaan, berdiskusi, dan dalam mempresentasikan hasilnya. Hasil belajar siklus I dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing memperoleh hasil sebagai berikut: nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 87,0 dan ketuntasan belajar mencapai 88,9% atau ada 24 siswa dari 27 siswa sudah tuntas belajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa sudah tuntas belajar. 4.1.1.4 Hasil Observasi Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar juga dilaksanakan observasi. Kegiatan observasi dilaksanakan oleh 2 teman sejawat. Observer mengamati guru serta siswa. Guru diamati dari kinerjanya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan pembelajaran. Sesuai kriteria yang penulis buat, pembelajaran pada siklus ini sudah baik. Berikut ini hasil observasi guru dalam menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing. 36

37 Tabel 10 Hasil Penilaian Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Siklus I NO ASPEK YANG DIAMATI Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 I Kegiatan Awal Pembelajaran 1 Menyiapkan kondisi kelas dan peralatan 4 4 4 2 Memberi motivasi pada siswa 3 4 4 3 Melakukan apersepsi 3 3 4 4 Menyampaikan tujuan dan kegiatan 3 3 3 yang akan dilakukan II Kegiatan Inti Pembelajaran 1 Membagi siswa dalam kelompok 4 4 4 2 Merumuskan masalah/tugas yang 3 4 4 dipelajari dan mengorganisasikan kelas 3 Memberi tugas kelompok 3 3 4 4 Melakukan observasi terhadap objek 3 3 3 5 Meminta siswa berdiskusi dalam 3 3 3 kelompoknya Meminta dan membantu siswa 3 3 4 6 menganalisis hasil pengamatannya dan menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh Menjadi fasilitator saat demonstrasi dan 3 3 3 7 menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas 8 Tanggapan, pertanyaan, dan masukan 3 3 3 dari kelompok lain II Kegiatan Akhir 1 Memberi penguatan terhadap materi 4 4 4 yang sudah dibahas 2 Melakukan evaluasi 4 4 4 3 Melakukan tindak lanjut 3 3 3 Jumlah skor 49 51 54 Presentase Nilai 81,67 85,00 90,00 Kategori Cukup Baik Baik sekali Berdasarkan tabel 10, terjadi peningkatan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu pada siklus I pertemuan 1 skor yang diperoleh guru 49 dengan prosentase 37

38 81,67. Pada siklus I pertemuan 2 terjadi peningkatan skor menjadi 51 dengan prosentase 85,00 dan pada siklus I pertemuan 3, guru dalam melaksanakan kegiatan semakin baik, terbukti dengan peningkatan skornya menjadi 54 dengan prosentase 90,00. Dengan meningkatnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, tentunya hasl belajar siswa juga akan meningkat. Kegiatan pembelajaran yang masih belum terlaksana akan menjadi catatan bagi guru sehingga pelaksanaan pembelajaran pada siklus II akan semakin baik. 4.1.1.5 Hasil Refleksi Hasil refleksi dari observer pada siklus I dijadikan pedoman bagi peneliti dalam melakukan tindakan pada siklus II. Observer pada siklus I mengemukakan bahwa semua kegiatan yang tertuang dalam RPP sudah dilaksanakan. Siswa sangat tertarik dalam melakukan kegiatan penemuan. Refleksi dari 27 siswa semuanya mengemukakan sangat senang dengan pembelajaran yang dilakukan peneliti. Siswa yang cemerlang ternyata dapat bekerja sama dengan siswa yang lain. Siswa yang lambat berpikirpun tumbuh rasa percaya dirinya. 4.1.2 Pelaksanaan Siklus II 4.1.2.1 Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil siklus I yang sudah berhasil, maka kegiatan penelitian pada siklus II dilakukan sebagai pemantapan terhadap siklus I. Kegiatan tatap muka diawali dengan menyusun RPP, menyiapkan lembar observasi, lembar kerja, dan media percobaan. 4.1.2.2 Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 25, 27 Maret 2013 dan 1 April 2013 di kelas 4 dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. 38

39 Pada siklus II pertemuan pertama, awal pertemuan guru: 1) menyampaiakan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai. 2) memberikan motivasi dengan tanya jawab yang berhubungan dengan materi. Pada kegiatan inti guru: 1) menjelaskan materi pembelajaran. 2) membantu siswa untuk membuat kelompok dan mengatur tempat duduk. 3) memberikan tugas kelompok berupa lembar kerja. 4) menyuruh siswa berdiskusi untuk menyelesaikan tugas. 5) guru berkeliling membentu siswa yang mengalami kesulitan. 6) demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok. 7) kelompok lain menanggapi, bertanya, dan memberi masukan. 8) guru meminta siswa untuk merangkum hasil kegiatan pembelajaran. Pertemuan kedua siklus II, langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan pertemuan pertama. Sebelum kegiatan inti didahului dengan mengoreksi pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan pertama. Pada pertemuan ketiga siklus II, langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan pertemuan kedua. Sebelum kegiatan inti didahului dengan mengoreksi pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan pertama. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi soal evaluasi siklus II, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan guru yang telah dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing. 4.1.2.3 Hasil Tindakan Kreativitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing pada siklus II memperoleh penilaian yang dilakukan oleh observer tertera pada tabel 11. Tabel 11 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Tugu pada Siklus II Pelaksanaan Skor yang diperoleh Presentase Kriteria Pertemuan 1 97 97,00 Baik sekali Pertemuan 2 98 98,00 Baik sekali Pertemuan 3 99 99,00 Baik sekali 39

40 Pada pertemuan pertama siklus II aktivitas siswa hanya 97,00% dengan kategori baik sekali, pada pertemuan kedua prosentasenya 98,00%, dan pada pertemuan ketiga menjadi 99,00 dengan kategori baik sekali. Secara klasikal aktivitas siswa kelas 4 sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Hasil tersebut membuktikan bahwa siswa benar-benar menyukai pembelajaran dengan model pembelajaran penemuan terbimbing. Peningkatan aktivitas siswa dalamsetiap pertemuan sangat drastis. Apalagi jika dibandingkan dengan sebelum dilaksanakan penelitian dengan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing. Walaupun siswa pada pertemuan pertama belum terbiasa dengan model pembelajaran penemuan terbimbing tetapi rasa ingin tahu dan ingin mencoba siswa sangat besar. Hal inilah yang menjadikan aktifitas siswa semakin meningkat. 4.1.2.4 Hasil Observasi Observasi pada siklus II dilakukan oleh observer yang melakukan observasi pada siklus I. Observer pada pelaksanaan siklus II mengamati kegiatan yang dilakukan oleh peneliti. Observer mencatat apa yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Hasil pengamatan dari observer sangat penting bagi peneliti untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam melaksanakan penelitian. Hasil observasi terhadap kinerja guru selama pembelajaran pada siklus II diperoleh nilai yang rata-ratanya 57 dengan rata-rata prosentasenya 95,00. Hasil pengamatan dari observer benar-benar di luar dugaan karena rata-rata maksimalnya 60 sedangkan rata-rata yang diperoleh 57 Sesuai kriteria yang penulis buat, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan guru sudah sangat baik. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan 27 siswa sangat senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam dan siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar baik siswa yang cemerlang maupun siswa yang lambat berpikir. Hal ini juga dibuktikan setiap akhir pertemuan siswa selalu menanyakan kapan akan diajar Ilmu Pengetahuan Alam lagi dan juga menanyakan eksperimen apa yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Siswa merasa tidak keberatan membawa alat-alat yang akan digunakan untuk mengadakan eksperimen. Pekerjaan rumah yang sebelum diadakan penelitian hanya sekitar 10 siswa yang mengerjakan di rumah, ternyata siswa mengerjakan pekerjaan rumah semua, dan nilai pekerjaan rumahnya di atas nilai 63,00 sebagai KKM di kelas 4. 40

41 Tabel 12 merupakan hasil penelian guru dalam menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing. Tabel 12 Hasil Penilaian Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Siklus II NO ASPEK YANG DIAMATI Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 I Kegiatan Awal Pembelajaran 1 Menyiapkan kondisi kelas dan peralatan 4 4 4 2 Memberi motivasi pada siswa 4 4 4 3 Melakukan apersepsi 4 4 4 4 II Menyampaikan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan Kegiatan Inti Pembelajaran 4 4 4 1 Membagi siswa dalam kelompok 4 4 4 2 Merumuskan masalah/tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas 4 4 4 3 Memberi tugas kelompok 4 4 4 4 Melakukan observasi terhadap objek 3 4 4 5 Meminta siswa berdiskusi dalam kelompoknya 3 4 4 6 7 8 II 1 Meminta dan membantu siswa menganalisis hasil pengamatannya dan menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh Menjadi fasilitator saat demonstrasi dan menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas Tanggapan, pertanyaan, dan masukan dari kelompok lain Kegiatan Akhir Memberi penguatan terhadap materi yang sudah dibahas 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 Melakukan evaluasi 4 4 4 3 Melakukan tindak lanjut 3 3 3 Jumlah skor 55 57 59 Presentase Nilai 91,67 95,00 98,33 Kategori Baik sekali Baik sekali Baik sekali Catatan: Kegiatan awal sampai kegiatan akhir dilakukan dengan baik semua aspek sudah dilaksanakan. Berdasarkan tabel 12, terjadi peningkatan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu pada siklus II pertemuan 1 skor yang diperoleh guru 55 dengan prosentase 91,67. Pada siklus II pertemuan 2 terjadi peningkatan skor menjadi 57 dengan 41

42 prosentase 95,00 dan pada siklus II pertemuan 3, guru dalam melaksanakan kegiatan semakin baik, terbukti dengan peningkatan skornya menjadi 59 dengan prosentase 98,33. Dengan meningkatnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, tentunya hasl belajar siswa juga akan meningkat. 4.1.2.5 Refleksi Refleksi dari 27 siswa kelas 4 mengemukakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti sangat menyenangkan, manambah semangat belajar Ilmu Pengetahuan Alam, dan tidak ada kesulitan dalam belajarnya. Sedangkan refleksi dari observer mengemukakan bahwa kegiatan pembelajaran dari peneliti sudah sangat baik, peneliti sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP. Siswa menjadi sangat antusias dan menjadi lebih aktif. 4.2 Hasil Penelitian Pengamatan yang dilakukan oleh observer menghasilkan data hasil belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing pada kelas 4, siklus I dan siklus II sebagai berikut: 4.2.1 Deskripsi Data 4.2.1.1 Data Siklus I Tabel 13 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Tugu Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 No Interval Frekuensi Persentase 1 92-100 13 48% 2 79-91 7 26% 3 66-78 4 15% 4 53-65 1 4% 5 40-52 2 7% Jumlah 27 100% 42

43 Berdasarkan tabel 13, siswa yang mendapat nilai 92-100 ada 13, siswa yang mendapat nilai 79-91 ada 7, siswa yang mendapat nilai 66-78 ada 4, siswa yang mendapat nilai 53-65 ada 1, dan siswa yang mendapat nilai 40-52 ada 2 siswa. Untuk lebih jelasnya frekuensi perolehan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar 3. 15 10 5 0 48% 13 26% 7 15% 4 4% 1 7% 2 Persentase Frekuensi 92-100 79-91 66-78 53-65 40-52 Gambar 3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I Dari grafik di atas terlihat jelas frekuensi dan persentase hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siklus I yang diperoleh siswa. 4.2.1.2 Data Siklus II Tabel 14 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Tugu Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 No Interval Frekuensi Persentase 1 96-100 14 52% 2 87-95 7 26% 3 78-86 4 15% 4 69-77 1 4% 5 60-68 1 4% Jumlah 27 100% Berdasarkan tabel 14, siswa yang mendapat nilai 92-100 ada 14, siswa yang mendapat nilai 79-91 ada 7, siswa yang mendapat nilai 66-78 ada 4, siswa yang mendapat nilai 53-65 ada 1, dan siswa yang mendapat nilai 40-52 ada 1 siswa. Apabila dibanding dengan siklus I, maka pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat 43

44 dari mengecilnya jumlah siswa yang nilai di bawah 69. Untuk lebih jelasnya frekuensi perolehan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4. 15 52% 10 5 0 14 96-100 26% 7 87-95 15% 4 78-86 4% 1 69-77 4% 1 60-68 Persentase Frekwensi Gambar 4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II Dari grafik di atas terlihat jelas frekuensi dan persentase hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siklus II yang diperoleh siswa. 4.2.2 Analisis Data komparatif. Analisis data dilakukan dalam dua tahapan yaitu analisis ketuntasan dan analisis 4.2.2.1 Analisis Ketuntasan Setelah diadakan evaluasi pada Siklus I, maka diperoleh data ketuntasan hasil belajar Siklus I seperti pada tabel 15. Tabel 15 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Tugu Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 24 88,9% 2 Tidak Tuntas 3 11,1% Rerata 67,0 Maksimum 100,0 Minimum 40,0 44

45 Berdasarkan tabel 15 Terlihat bahwa dari 27 siswa, yang sudah tuntas belajarnya ada 24 siswa dengan persentasi 88,9%, sedangkan siswa yang tidak tuntas hanya 3 siswa dengan persentase 11,1%. Nilai maksimum yang diperoleh siswa adalah nilai maksimal yaitu nilai 100. Sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40. Hal ini membuktikan ada peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I dengan adanya penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing. Rata-rata kelas yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 87,0. Secara klasikal rata-rata kelas yang diperoleh siswa juga sudah di atas KKM. gambar 5. Lebih jelas lagi ketuntasan belajar siklus I dapat dilihat pada diagram lingkaran di Tidak Tuntas 11% Tuntas 89% Gambar 5 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Sedangkan setelah ketuntasan hasil belajar Siklus II seperti pada tabel 16. diadakan evaluasi pada Siklus II, maka diperoleh data Tabel 16 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Tugu Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 26 96,3% 2 Tidak Tuntas 1 3,7% Rerata 91,9 Maksimum 100,0 Minimum 60,0 Berdasarkan tabel 16 terlihat bahwa dari 27 siswa, yang sudah tuntas belajarnya ada 26 siswa dengan persentasi 96,3%, sedangkan siswa yang tidak tuntas hanya 1 siswa 45

46 dengan persentase 3,7%. Nilai maksimum yang diperoleh siswa adalah nilai maksimal yaitu nilai 100. Sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 60. Hal ini membuktikan ada peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada siklus II dengan adanya penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing. Rata-rata kelas yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 91,9. Secara klasikal rata-rata kelas yang diperoleh siswa juga sudah di atas KKM. Lebih jelas lagi ketuntasan belajar siklus I dapat dilihat pada gambar 6 tentang ketuntasan hasil belajar IPA siklus II. Tidak Tuntas 4% Tuntas 96% Gambar 6 Ketuntasan hasil belajar IPA siklus II 4.2.2.2 Analisis Komparatif Berdasarkan hasil analisis pada siklus I dan siklus II, maka perbandingan ketuntasan indikator kinerja yang telah ditetapkan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dalam tabel 17. Tabel 17 Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Tugu Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II f % f % f % 1 Tuntas 9 33,3% 24 88,9% 26 96,3% 2 Tidak Tuntas 18 66,7% 3 11,1% 1 3,7% Rerata 54,4 87,0 91,9 Maksimum 76,0 100,0 100,0 Minimum 16,0 40,0 60,0 46

47 Dari tabel 17 dapat kita lihat perbandingan ketuntasan pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada pra siklus siswa yang tuntas hanya 9 atau 33,3% sedangkan siswa yang tidak tuntas 18 siswa atau 66,7% dengan rata-rata nilai 54,4. Berarti pada pra siklus jumlah siswa yang tidak tuntas lebih banyak daripada siswa yang tuntas. Pada siklus I terjadi peningkatan siswa yang tuntas yaitu 24 siswa atau 88,9% dan siswa yang tidak tuntas hanya 3 siswa atau 11,1% dengan rata-rata nilai 87,0. Siklus II terjadi peningkatan drastis yaitu siswa yang tuntas 26 siswa atau 96,3% sedangkan siswa yang tidak tuntas hanya 1 atau 11,1% dengan rata-rata nilai 91,9. Perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA 100% 80% 60% 40% 20% 0% 3 1 18 24 26 9 1 2 3 Tidak Tuntas Tuntas Gambar 7 Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Dari gambar 7 tertera kenaikan dari pra siklus sampai dengan siklus II, yaitu pra siklus yang tuntas hanya 9 nilai rata-rata 54,4 pada siklus I yang tuntas 24 nilai rata-rata 87,0 dan pada siklus II yang tuntas 26 nilai rata-rata 91,9 secara klasikal ketuntasannya 96,3% sehingga penelitian ini sudah melebihi indikator keberhasilan 75% yang ditargetkan. Hal ini membuktikan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Tugu. 4.2.2.3 Kinerja Guru Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Perbandingan perbandingan hasil penilaian guru antara siklus I dan siklus II dalam melaksanakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat dilihat pada tabel 18. 47

48 Tabel 18 Perbandingan Kegiatan Guru dengan Menerapkan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Siklus I dan Siklus II Aktivitas Mengajar Perolehan Skor Skor Maksimum Nilai Presentase Kriteria Siklus I Pertemuan ke 3 54 60 90,00% Baik sekali Siklus II Pertemuan ke 3 59 60 98,33% Baik sekali Jadi dilihat dari indikator yang ditetapkan > 75% dari seluruh kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing, dapat dikatakan kegiatan pembelajaran siklus II berhasil. Peningkatan kinerja guru dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini. Peningkatan Kinerja Guru 100,00% 98,00% 96,00% 94,00% 92,00% 90,00% 88,00% 86,00% 84,00% 90,00% Siklus I Pertemuan ke 3 98,33% Siklus II Pertemuan ke 3 Nilai Presentase Gambar 7 Perbandingan Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1 Ketuntasan Hasil Belajar Ketuntasan belajar yang yang diperoleh siswa pada setiap siklus semakin meningkat, ketuntasan belajar siklus I 88,9% dan ketuntasan belajar siklus II meningkat menjadi 96,3%. Kenaikan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat dilihat pada tabel 19. 48

49 Tabel 19 Hasil Belajar IPA Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Tugu Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II Tuntas 9 24 26 Tidak tuntas 18 3 1 Jumlah 27 27 27 4.3.2 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktifitas siswa dalam proses pembelajaran penemuan terbimbing pada setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap proses mengingat kembali materi pelajaran yang telah diterima, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. 4.3.3 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan hasil analisis, ternyata penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini terjadi karena dengan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing aktivitas dan motivasi instrinsik belajar siswa meningkat. Dengan meningkatnya aktivitas dan motivasi instrinsik, tumbuh kemandirian belajar siswa sehingga hasil belajarnyapun meningkat. Penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing memotivasi siswa aktif mencari dan mengolah sendiri informasi sehingga pemehaman konsep-konsep dasar atau ide lebih baik. Dengan memahami konsep-konsep dasar maka ingatan siswa semakin kuat terhadap situasi-situasi proses belajar yang baru. Hal ini akan berdampak meningkatnya hasil belajar siswa. Di samping itu berdasarkan hasil penelitian Katinem dan Risnita, juga menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar setelah penerapan model belajar penemuan terbimbing. Namun penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing ini tidak dapat mengena pada beberapa anak. Ada beberapa siswa yang masih belum tuntas. Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran penemuan terbimbing perlu diterapkan model pembelajaran yang berbeda serta perlu dilakukan bimbingan atau 49

50 konseling. Model pembelajaran yang berbeda disesuaikan dengan cara mereka belajar serta kemampuan berfikir siswa. Aktifitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan langkah-langkah dalam model pembelajaran penemuan terbimbing. Langkahlangkah pembelajaran yang dilaksanakan guru pada setiap siklus selalu meningkat, siklus I guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik yaitu 85,6% dan pada siklus II 95,0. Hal ini juga terlihat dari aktivitas guru yang muncul diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan penggunaan alat, dan pemberian umpan balik kepada siswa. Dengan hasil ini diharapkan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing khusus bagi anak yang memiliki kemampuan sedang serta semangat belajarnya tinggi. 50