Penghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta

dokumen-dokumen yang mirip
SYSTEM PLANNING. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 4. Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan

GERAK PELURU PENGERTIAN PERSAMAAN GERAK PELURU. Kecepatan awal pada sumbu x. v 0x = v 0 cos α. Kecepatan awal pada sumbu y.

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG DAN PASANG SURUT PADA DAERAH PANTAI PAAL KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA

Dengan substitusi persamaan (1.2) ke dalam persamaan (1.3) maka kedudukan x partikel sebagai fungsi waktu dapat diperoleh melalui integral pers (1.

Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP

STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI MATANI SATU

STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA PANTAI INDAH DI KELURAHAN POHE KOTA GORONTALO

pengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM.

SOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau

UM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20.

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

Karena massa katrol diabaikan maka 2T 1. -nya arah ke bawah. a 1. = a + a 0. a 2. = m m ) m 4 mm

Studi Karakteristik Gelombang di Pantai Buloh Tateli Weru Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton

BAB VIII ALIRAN DI BAWAH PINTU

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

PERSAMAAN BERNOULLI. Ir. Suroso Dipl.HE, M.Eng

DESAIN BENTUK SUDUT SUDUT ARAH RADIAL PADA POMPA SENTRIFUGAL

FISIKA GERAK PARABOLA

a. Tentukan bentuk akhir dari tiga persamaan di atas yang menampilkan secara eksplisit

BAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS

Gambar II.1. Skema Sistem Produksi

p da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987)

Sekolah Olimpiade Fisika davitsipayung.com

Xpedia Fisika. Mekanika 02

2 H g. mv ' A, x. R= 2 5 m R2 ' A. = 1 2 m 2. v' A, x 2

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 : Gaya pada roket Sumber : (Benson, 2010)

Praktikum m.k Sedimentologi Hari / Tanggal : PRAKTIKUM-2 UKURAN BUTIR SEDIMEN. Oleh

PETUNJUK KHUSUS PETUNJUK

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG DAN PASANG SURUT PADA PANTAI KIMA BAJO KABUPATEN MINAHASA UTARA

FIsika KTSP & K-13 MOMENTUM DAN IMPULS. K e l a s A. PENGERTIAN GERAK PARABOLA

BAB II Model Aliran Multifasa Dalam Pipa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

! 2 H g. &= 1 2 m 2 SOLUSI OSN A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= Jarak d yang dibutuhkan adalah d =v 0 g

BAB III LANDASAN TEORI

Fisika EBTANAS Tahun 2005

B C D E... 2h g. =v 2h g T AB. B, y. = 2 v' =2e v 2h T BC

PENELITIAN INTRUSI AIR LAUT DI KAWASAN SEMARANG UTARA DENGAN METODE GAYA BERAT MIKRO ANTAR WAKTU

Jawaban OSK v ~ F (m/l) v = F a m b l c (nilai 2) [L][T] -1 = [M] a [L] a [T] -2a [M] b [L] c. Dari dimensi M: 0 = a + b a = -b

BED LOAD. 17-May-14. Transpor Sedimen

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) FISIKA GERAK HARMONIK

DAFTAR NOTASI. A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI KETEBALAN INSULATOR PADA JARINGAN PIPA GEOTHERMAL. Isnani, M.Si PMTK FKIP Universitas Pancasakti Jl. Halmahera km 01 Tegal

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

HIDRODINAMIKA & APLIKASINYA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Analisis Pengaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Angin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak

UJIAN NASIONAL TP 2009/2010

a home base to excellence Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 Turunan Pertemuan - 3

ANALISIS SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI PANASEN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN WARNA BENDA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ. Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri

h maks = tinggi maksimum X maks = Jauh maksimum

ANALISIS PARAMETER FISIKA TERHADAP PENGENDALIAN TEKANAN LUMPUR PENGEBORAN STUDI KASUS: PREVENSI KICK DAN BLOWOUT

TINJAUAN PUSTAKA. i dari yang terkecil ke yang terbesar. Tebaran titik-titik yang membentuk garis lurus menunjukkan kesesuaian pola

Tujuan Pembelajaran Umum Setelah membaca modul mahasiswa memahami penggunaan atau penerapan persamaan momentum untuk aliran saluran terbuka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

Konsep Gaya Hukum Newton I Massa Gaya grafitasi dan Berat Hukum Newton III Analisa Model dengan HK Newton II Gaya gesek

Cara pengujian Supositoria dibelah secara longitudinal lalu diamati bagian internal dan bagian eksternalnya

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Umum

PEMODELAN MATEMATIS UNTUK MENGHITUNG KEMAMPUAN PRODUKSI SUMUR GAS

BAB III LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

STUDI ANGKUTAN SEDIMEN SEJAJAR PANTAI DI PANTAI PONDOK PERMAI SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA

AWAL GERAK BUTIR SEDIMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI Hasil Uji Model Hidraulik UWS di Pelabuhan PT. Pertamina RU VI

PERHITUNGAN BURN UP PADA REAKTOR SUB KRITIS BERDAYA SEDANG BERPENDINGIN Pb - Bi BURN UP CALCULATION OF Pb Bi COOLED MEDIUM SIZED SUBCRITICAL CORE

Beberapa Permasalahan pada Teori Gelombang Linier. Syawaluddin Hutahean 1) Hang Tuah 2) Widiadnyana Merati 2) Leo Wiryanto 2)

Formula I II III IV 1 7,9 7,9 7,9 7,9 2 7,9 7,9 7,9 7,9 3 7,9 7,9 7,9 7,9 Rata-rata 7,9 7,9 7,9 7,9

(a) Profil kecepatan arus IM03. (b) Profil arah arus IM03. Gambar III.19 Perekaman profil arus dan pasut stasiun IM03 III-17

BAB IV GERAK PELURU. Gambar 4.1 Gerak Peluru sebuah benda yang diberi kecepatan awal vo dan membentuk sudut θ.

GEOMETRI RUANG 1 11/21/2015. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. C. Menggambar dan Menghitung Sudut. Peta Konsep. Nomor W5201

Kebergantungan Faktor Pengisian (Fill Factor) Sel Surya Terhadap Besar Celah Pita Energi Material Semikonduktor Pembuatnya : Suatu Tinjauan Matematika

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016

BAB IV ANALISIS DATA

KAJIAN TEORITIK DAN EXPERIMENTAL FRICTION FACTOR PADA PIPA GALVANISH DENGAN ALIRAN FLUIDA AIR PANAS

BAB III LANDASAN TEORI

PERTEMUAN IX PERSAMAAN BERNOULLI

BAB IV ANALISIS. 4.1 Data Teknis Data teknis yang diperlukan berupa data angin, data pasang surut, data gelombang dan data tanah.

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma

Created by : Firman Dwi Setiawan Approved by : Ir. Suntoyo, M.Eng., Ph.D Ir. Sujantoko, M.T.

BAB II. Tinjauan Pustaka

[1.7 Hukum Kekekalan Energi]

TRANSPOR SEDIMEN SUSPENSI (SUSPENDED LOAD TRANSPORT)

ANALISIS ONGKOS PRAKTIKUM PEMESINAN BERDASARKAN TIPE PROSES DESAIN PRODUK Purnawan, Maman Kusman, Yayat, Ega Taqwali Berman

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perairan Laut Arafura di lokasi penelitian termasuk ke dalam kategori

HIDRAULIKA DRIVE PIPE PADA POMPA HIDRAM

ABSTRAK. diperoleh titik isoelektiknya yaitu pada ph 3. Kata Kunci: Gelatin, Titik Isoeletrik, Viskometer Oswald dan Sol liofil.

Studi Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata Mulyadi 1), Muh. Ishak Jumarang 1)*, Apriansyah 2)

Transkripsi:

Bab II Teori Dasar Gambar. 7 Grafik Rasio Kecepatan nin di atas Laut denan di Daratan. 5. Koreksi Koefisien Seret Setelah data kecepatan anin melalui koreksi-koreksi di atas, maka data tersebut dikonversi menjadi wind stress factor (U) denan menunakan persamaan di bawah ini: U = 0.7U.3. 8 di mana: U = kecepatan anin hasil koreksi-koreksi sebelumnya (m/s) U = wind stress factor (m/s)..4... Daerah Pembentukan Gelomban (Fetch Efektif) Fetch adalah daerah pembentukan elomban yan diasumsikan memiliki arah dan kecepatan anin yan relatif konstan. Karakteristik elomban yan ditimbulkan oleh anin ditentukan jua oleh panjan fetch. Fetch efektif di titik tertentu adalah area dalam radius perairan yan melinkupi titik tersebut di mana dalam area tersebut anin bertiup denan kecepatan konstan dari arah manapun menuju titik tersebut. Laporan Tuas khir Kajian Sedimenasi lur Pelayaran Pelabuhan Belawan - 5

Penhitunan panjan fetch efektif ini dilakukan denan menunakan bantuan peta toporafi lokasi denan skala yan cukup besar, sehina dapat terlihat pulau-pulau atau daratan yan mempenaruhi pembentukan elomban di suatu lokasi. Penentuan titik fetch diambil pada posisi laut dalam dari lokasi perairan yan ditinjau. Ini karena elomban yan dibankitkan oleh anin terbentuk di laut dalam suatu perairan, kemudian merambat ke arah pantai dan pecah seirin denan mendankalnya dasar perairan di dekat pantai. Pada peramalan elomban, data yan diunakan adalah data-data besar kecepatan anin maksimum harian berikut arahnya yan kemudian diproyeksi ke delapan arah mata anin utama. Selain itu jua dibutuhkan informasi tentan panjan fetch efektif untuk delapan arah mata anin utama. Untuk menhitun panjan fetch diunakan prosedur sebaai berikut:. Tarik aris fetch untuk suatu arah.. Tarik aris fetch denan penyimpanan sebesar 5 0 dan 5 0 dari suatu arah sampai pada batas areal yan lain. Penambilan nilai 5 0 ini dilakukan meninat adanya keadaan bahwa anin bertiup dalam arah yan bervariasi atau sembaran, maka panjan fetch diukur dari titik penamatan denan interval 5 0. Tiap aris pada akhirnya memiliki 9 aris fetch. 3. Ukur panjan fetch tersebut sampai menyentuh daratan terdekat, kalikan denan skala peta. 4. Panjan fetch efektif adalah: Feff k F i i= = k i= cosα cosα i i. 9 di mana: Fi = panjan fetch ke-i i = sudut penukuran fetch ke-i i = nomor penukuranfetch k = jumlah penukuran fetch Laporan Tuas khir Kajian Sedimenasi lur Pelayaran Pelabuhan Belawan - 6

..4. Peramalan Tini dan Perioda Gelomban Untuk menentukan tini elomban dan perioda elomban, diunakan data hasil hindcastin yan berupa Feff dan U. Kedua parameter tersebut diunakan ke dalam tia persamaan berikut sesuai denan prosedur peramalan elomban dari SPM 984: 0.006xU xf eff H = mo. 0 U 3 0.857xU xf eff T = p. U xt U di mana: xf 3 eff 4 =. 68.8x 7.5x0 U Hmo = tini elomban sinifikan menurut eneri spektral (m) TP = perioda puncak spektrum (detik) = percepatan ravitasi bumi = 9.8 (m/s ) U = wind stress factor (m/s) Feff = panjan fetch efektif (m) T = durasi anin yan bertiup (detik) dapun prosedur peramalan elomban adalah sebaai berikut:. nalisa perbandinan pada persamaan.7 di atas. Jika tidak memenuhi persamaan tersebut, maka elomban yan terjadi merupakan hasil pembentukan elomban sempurna. Penhitunan tini dan perioda elombannya menunakan persamaan-persamaan berikut: H mo 0.433xU =. 3 T p 8.34xU =. 4 Jika hasil analisa perbandinan memenuhi persamaan.7 di atas, maka elomban yan terjadi merupakan hasil pembentukan elomban tidak sempurna. Pembentukan elomban tidak sempurna ini ada (dua) jenis, yaitu Laporan Tuas khir Kajian Sedimenasi lur Pelayaran Pelabuhan Belawan - 7

pembentukan elomban terbatas fetch dan terbatas durasi. Untuk membedakannya perlu diketahui terlebih dahulu durasi kritis (tc), sebaai berikut: 3 68.8xU xf eff t = c. 5 U. Periksa durasi data yan ditentukan (t), lalu bandinkan terhadap durasi kritis (tc). a. Jika t > tc, maka elomban yan terjadi merupakan elomban hasil pembentukan terbatas fetch. Pada pembentukan jenis ini, durasi anin yan bertiup cukup lama. Penhitunan tini dan perioda elombannya dilakukan denan menunakan persamaan.5 dan.6. b. Jika t > tc, maka elomban yan terjadi merupakan elomban hasil pembentukan terbatas durasi. Pada pembentukan ini, durasi anin yan bertiup tidak cukup lama. Penhitunan tini dan perioda elombannya dilakukan denan menunakan persamaan.5 dan.6 denan terlebih dahulu menanti panjan Feff denan Fmin berikut ini: 3 U xt min 68.6 F =. 6 xu.3 SEDIMEN.3. Deskripsi Umum Sedimen Sedimen merupakan material berupa partikel-partikel yan bererak akibat aliran air (arus atau elomban). Secara umum ankutan sedimen dibai menjadi 3 baian yaitu: a. Bed Load partikel besar (slidin, jumpin, rollin) b. Suspended Load partikel lebih kecil (meloncat ke dalam aliran) c. Wash Load partikel sanat halus (tidak ada kontak denan dasar) Sedimen dasar (bed load) merupakan baian dari total ankutan sedimen baik sedikit atau banyak yan secara terus menerus melakukan kontak denan dasar perairan selama proses ankutan sedimen tersebut. Pada umumnya ankutan sedimen jenis ini partikelnya melakukan erakan menelindin, meluncur, dan melompat di dasar perairan. Laporan Tuas khir Kajian Sedimenasi lur Pelayaran Pelabuhan Belawan - 8

Sedimen melayan (suspended load) merupakan baian dari total ankutan sedimen yan bererak tanpa kontak terus menerus denan dasar perairan sebaai hasil dari turbulensi fluida. Sedimen sanat halus (wash load) terdiri dari partikel yan sanat halus yan secara normal umumnya tidak berada di dasar perairan. Dalam perhitunan jumlah total sedimen, sedimen jenis wash load ini diabaikan (Fredsoe, 995). Proses ketia jenis ankutan sedimen ini dapat dijelaskan sebaai berikut. Pertama-tama material yan ditransportasikan berada dekat dasar yan disebut bottom transport atau bed load kemudian material ditransportasikan pada lapisan atasnya disebut sebaai suspended transport atau suspended load. Bed load mencakup partikel relatif besar yan bererak sepanjan dasar. Bed load transport terjadi pada lapisan tipis di atas dasar yan disebut bottom layer. Sebaliknya suspended load biasanya terdiri atas partikel yan lebih kecil yan berada tetap dalam sistem (fluida) karena radien neatif dari konsentrasi sedimen dan doronan ke bawah karena beratnya. Jadi suspended load hanya dipenaruhi oleh esekan dari butiran-butiran itu sendiri di dalam air. Kecepatan ankutan sedimen didapatkan denan meninterasi perkalian dari kecepatan partikel (V) denan konsentrasi sedimen (C) sepanjan kedalaman air diukur dari atas bottom layer. pakah yan terjadi hanya bed load atau suspended load terutama terantun pada intensitas dari erakan air. Ketika kecepatan telah melebihi kecepatan kritis, pada awalnya hanya terjadi bottom transport. Pada tinkat ini bed form (ripples) terbentuk. Jika kecepatan bertambah maka ukuran dari bed form bertambah. Selanjutnya butiran sedimen dibawa ke dalam suspension dan suspended load akan seera terjadi (Lubis, 995). Sedimen Kohesif dan Non Kohesif Berdasarkan sifat material dasarnya, sedimen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sedimen kohesif dan non kohesif. Sedimen kohesif merupakan butiran-butiran partikel lumpur (partikel yan ukurannya sanat kecil seperti clay dan silt) yan berada di dasar maupun di badan air yan bila berabun bersama akan membentuk suatu unit yan lebih besar yan disebut floc. Proses pembentukan floc (flokulasi) ini sanat berantun pada konsentrasi sedimen. Flokulasi yan terjadi sanat berantun pada kecepatan jatuh sedimen. Laporan Tuas khir Kajian Sedimenasi lur Pelayaran Pelabuhan Belawan - 9

Sedimen non kohesif merupakan sedimen denan butiran-butiran partikel yan umumnya berasal dari pasir. Pererakan sedimen ini sanat berantun pada besar kecilnya diameter partikel sedimen. Berbeda denan sedimen kohesif, sedimen non kohesif tidak pernah membentuk floc sehina antara satu partikel sedimen denan partikel sedimen lainnya tidak akan pernah berabun membentuk suatu unit individu..3. Karakteristik Sedimen Material sedimen pada umumnya merupakan campuran beberapa jenis material sehina sulit memberikan nama menurut jenisnya. Untuk itu diberikan deskripsi menenai istilah dalam proses sedimenasi aar diperoleh informasi yan obyektif sesuai hasil penamatan di lapanan. Deskripsi dan istilah tersebut antara lain: Ukuran partikel sedimen, yaitu menyatakan ukuran panjan diameter butiran sedimen denan menanap bahwa butiran sedimen adalah bola. Berat spesifik, merupakan berat per satuan volume dan hubunannya denan densitas (kerapatan). Porositas sedimen, didefinisikan sebaai hara perbandinan volume udara dalam suatu sampel sedimen terhadap jumlah total volume sedimen. Kecepatan jatuh, adalah bentuk keseimbanan antara aya ravitasi yan bekerja pada suatu partikel yan kecil yan berbentuk bola (spheric) dalam suatu kolom fluida yan tak terhina denan daya tahan dari suatu fluida (Lubis, 995)..3.. Kecepatan Kritis Kondisi kritis yan memicu pererakan sedimen untuk sedimen non kohesif dijelaskan oleh aya-aya yan bekerja pada partikel seperti berikut : ϕ = F t tan. 7 Fn dimana Ft dan Fn adalah aya-aya yan bekerja secara parallel dan normal terhadap sudut diam φ. Sudut diam φ adalah sudut yan dibentuk oleh material dalam keadaan menjelan slidin. Laporan Tuas khir Kajian Sedimenasi lur Pelayaran Pelabuhan Belawan - 0