Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju

dokumen-dokumen yang mirip
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

PROFIL DINAS KESEHATAN

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

Kabupaten Mamuju. Profil Kesehatan. Dinas Kesehatan

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA

KATA PENGANTAR. Mamuju, Juni 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju, Drg. H. FIRMON, MPH

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

Juknis Operasional SPM

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

PROFIL DINAS KESEHATAN

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

BAB II PERENCANAAN KINERJA

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

Transkripsi:

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun ii Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa buku Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 ini dapat diterbitkan setelah melalui proses dengan beberapa tahapan dalam penyusunannya. Disadari sepenuhnya bahwa penyusunan buku Profil Kesehatan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena beberapa kendala dalam pengelolaan data dan informasi di tingkat puskesmas dan rumah sakit dan juga di tingkat kabupaten, serta dikarenakan proses penyusunan atau pengumpulannya belum sepenuhnya memanfaatkan sarana elektronik/ teknologi informasi. Atas terbitnya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016, kami memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh kepala puskesmas dan jajarannya, Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju dan jajarannya, Tim Penyusun Profil Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju yang telah berupaya memberikan kontribusinya, serta kepada semua pihak yang telah membantu memberikan data dan informasi guna penyusunan buku Profil Kesehatan ini. Di tahun mendatang, kiranya Buku Profil Kesehatan dapat diterbitkan lebih awal dengan memuat data dan informasi berkualitas, serta tetap memperhatikan kedalaman analisa dan konsistensi datanya, sehingga buku Profil Kesehatan ini dapat dijadikan rujukan penting dan utama dalam proses manajemen pembangunan kesehatan khususnya di Kabupaten Mamuju. Semoga Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik di lingkungan pemerintahan, akademisi, organisasi profesi, swasta serta masyarakat umum yang membutuhkan informasi di bidang kesehatan. Kami tetap mengharapkan kritik, saran atau masukan dari para pembaca guna penyempurnaan Profil Kesehatan di masa datang. Mamuju, 2016 Kepala Dinas Kesehatan, dr. Hj. Hajrah As ad, M.Kes NIP : 196105142000032006 ii Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Sistematikan Penyajian... 3 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Kondisi Geografis dan Administrasi... 4 2.2 Topografi... 5 2.3 Iklim... 5 2.4 Kependudukan... 5 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1 Angka Kematian (Mortalitas)... 7 3.2 Angka Kematian (Morbiditas)... 12 BAB IV PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 4.1 Pelayanan Kesehatan... 25 4.2 Perilaku Hidup Masyarakat... 41 4.3 Keadaan Lingkungan... 42 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 5.1 Sarana Kesehatan... 45 5.2 Tenaga Kesehatan... 49 5.3 Pembiayaan Kesehatan... 51 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju iii

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun DAFTAR GAMBAR 2.1 Peta Administasi Kabupaten Mamuju... 4 2.2 Piramida Persentase Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kab. Mamuju Tahun 2016... 6 2.3 Grafik Trend Angka Kematian Neonatal, Angka Kematian Bayi, dan Angka Kematian Balita Tahun 2012-2016... 12 2.4 Grafik Angka Kematian Ibu Kab. Mamuju Tahun 2012-2016... 12 2.5 Grafik Jumlah Kasus DBD Tahun 2012-2016... 21 4.1 Grafik Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 menurut puskesmas Tahun 2012-2016... 26 4.2 Grafik Cakupan pelayanan ibu hamil K4 menurut puskesmas Tahun 2012-2016... 27 4.3 Grafik Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan di kab. MamujuTahun 2012-2016... 28 4.4 Persentase KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kab. Mamuju tahun 2012-2016... 32 4.5 Persentase KB Aktif di Kab. Mamuju Tahun 2012-2016... 32 4.6 Grafik Trend Cakupan Desa UCI di Kab. Mamuju Tahun 2012-2016... 36 iv Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun DAFTAR LAMPIRAN TABEL No.Tabel Nama Lampiran Tabel Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, 1 jumlah rumah tangga, dan kepadatan penduduk menurut kecamatan Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok 2 umur Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf dan 3 ijazah tertinggi yang diperoleh menurut jenis kelamin Jumlah kelahiran menurut jenis kelamin, kecamatan dan 4 puskesmas Jumlah kematian neonatal, bayi, dan balita menurut jenis 5 kelamin, kecamatan, dan puskesmas Jumlah kematian ibu menurut kelompok umur, kecamatan, 6 dan puskesmas Kasus baru TB BTA+, seluruh kasus TB, kasus TB pada anak, dan Case Notification Rate (CNR) per 100.000 7 penduduk menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Jumlah kasus dan angka penemuan kasus tb paru bta+ 8 menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Angka kesembuhan dan pengobatan lengkap tb paru bta+ 9 serta keberhasilan pengobatan menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin, 10 kecamatan, dan puskesmas 11 Jumlah kasus hiv, aids, dan syphilis menurut jenis kelamin Persentase donor darah diskrining terhadap hiv menurut 12 jenis kelamin Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju v

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 13 Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 14 Kasus baru kusta menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 15 Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 16 Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut tipe/jenis, jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Persentase penderita kusta selesai berobat (Release From 17 Treatment/Rft) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 18 Jumlah kasus AFP (non polio) menurut kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan 19 imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan 20 imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 21 Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 22 Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 23 Penderita filariasis ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 24 Pengukuran tekanan darah penduduk 18 tahun menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 25 Pemeriksaan obesitas menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 26 Cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode iva vi Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE) 27 Jumlah penderita dan kematian pada klb menurut jenis kejadian luar biasa (KLB) 28 Kejadian luar biasa (KLB) di desa/kelurahan yang ditangani < 24 jam 29 Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan ditolong tenaga kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu nifas 30 Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut kecamatan dan puskesmas 31 Persentase cakupan imunisasi TT pada wanita usia subur menurut kecamatan dan puskesmas 32 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3 menurut kecamatan dan puskesmas 33 Jumlah dan persentase penanganan komplikasi kebidanan dan komplikasi neonatal 34 Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi, kecamatan, dan puskesmas 35 Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi, kecamatan, dan puskesmas 36 Jumlah peserta KB baru dan KB aktif menurut kecamatan dan puskesmas 37 Bayi berat badan lahir rendah (bblr) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 38 Cakupan kunjungan neonatal menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 39 Jumlah bayi yang diberi asi eksklusif menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 40 Cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas 41 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju vii

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 (UCI) menurut kecamatan dan puskesmas Cakupan imunisasi Hepatitis B <7 hari dan BCG pada bayi menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Cakupan imunisasi DPT-HB/DPT-HB-HIB, polio, campak, dan imunisasi dasar lengkap pada bayi menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan anak balita menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Jumlah anak 0-23 bulan ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD & setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Pelayanan kesehatan gigi dan mulut menurut kecamatan dan puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Cakupan jaminan kesehatan penduduk menurut jenis jaminan dan jenis kelamin Kunjungan rawat jalan, rawat inap, dan kunjungan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan viii Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 55 Indikator kinerja pelayanan di rumah sakit 56 Angka kematian pasien di rumah sakit 57 Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (ber- PHBS) menurut kecamatan dan puskesmas 58 Persentase rumah sehat menurut kecamatan dan puskesmas 59 Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) menurut kecamatan dan puskesmas 60 Persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum yang memenuhi syarat kesehatan Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang 61 layak (jamban sehat) menurut jenis jamban, kecamatan, dan puskesmas 62 Desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat 63 Persentase Tempat-tempat Umum memenuhi syarat kesehatan menurut kecamatan dan puskesmas 64 Tempat pengelolaan makanan (TPM) menurut status higiene sanitasi 65 Tempat pengelolaan makanan dibina dan diuji petik 66 Persentase ketersediaan obat dan vaksin 67 Jumlah sarana kesehatan menurut kepemilikan 68 Persentase sarana kesehatan (rumah sakit) dengan kemampuan pelayanan Gawat Darurat (gadar ) level I 69 Jumlah posyandu menurut strata, kecamatan, dan puskesmas 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) menurut kecamatan 71 Jumlah desa siaga menurut kecamatan 72 Jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju ix

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 73 Jumlah tenaga keperawatan di fasilitas kesehatan 74 Jumlah tenaga kefarmasian di fasilitas kesehatan 75 Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan di fasilitas kesehatan 76 Jumlah tenaga gizi di fasilitas kesehatan 77 Jumlah tenaga keterapian fisik di fasilitas kesehatan 78 Jumlah tenaga keteknisian medis di fasilitas kesehatan 79 Jumlah tenaga kesehatan lain di fasilitas kesehatan 80 Jumlah tenaga penunjang/pendukung kesehatan di fasilitas kesehatan 81 Anggaran kesehatan kabupaten/kota x Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan difokuskan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia WHO yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), disebutkan bahwa salah satu hak asasi manusia adalah memperoleh manfaat, mendapatkan dan atau merasakan derajat kesehatan setinggi-tingginya, sehingga Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten / Kota dalam menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan tidak hanya berpihak pada kaum tidak punya, namun juga berorientasi pada pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) di antaranya merupakan bidang kesehatan, yakni terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1); menurunkan angka kematian anak (Tujuan 4); meningkatkan kesehatan ibu (Tujuan 5); memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya (Tujuan 6) dan melestarikan lingkungan hidup (Tujuan 7). Untuk mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tersebut, salah satunya dibutuhkan adanya ketersediaan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan dan perencanaan program. Selain itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggitingginya. Pada Pasal 168 juga menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 1

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor, dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju adalah Mewujudkan Mamuju yang Maju, Sejahtera dan Ramah dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju yaitu: 1. Meningkatkan layanan masyarakat melalui dukungan kesehatan gratis dan pendidikan gratis; 2. Mendorong percepatan pembangunan serta menjaga kesinambungan pembangunan dengan pembangunan ekonomi pertanian sebagai lokomotif utama, serta perbaikan sarana dan prasarana lingkungan; 3. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian ekonomi masyarakat, melalui pengembangan usaha dan industri rumah tangga serta dukungan perbaikan transportasi masyarakat; 4. Mewujudkan aparatur sipil negara yang kompoten dan bersahaja serta mendorong semakin kuatnya penerapan prinsip good governance dan clean goverment; 5. Mewujudkan Mamuju sebagai daerah terbuka, ramah, aman dan beriman. Dalam upaya mencapai Visi dan Misi tersebut salah satu sarana yang dapat digunakan adalah melalui pelaporan, pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan. Salah satu produk dari penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan adalah Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju yang 2 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian program. I.2 SISTEMATIKA PENYAJIAN Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju tahun 2016 terdiri dari beberapa bagian, yakni sebagai berikut : Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi penjelasan latar belakang pembangunan kesehatan, maksud dan tujuan penyusunan Profil Kesehatan serta sistematika penyajiannya. Bab II Gambaran Umum. Bab ini menyajikan gambaran umum Provinsi Jawa Timur meliputi keadaan geografis, data kependudukan dan informasi umum lainnya. Bab III Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan yang mencakup angka kematian, angka/umur harapan hidup, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. Bab IV Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menguraikan pelaksanaan program pembangunan di bidang kesehatan, yang meliputi pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan (dan penunjang), pemberantasan penyakit menular, perbaikan gizi masyarakat serta pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar. Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, anggaran kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab VI Penutup. Lampiran Data Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 3

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten mamuju terletak pada Provinsi Sulawesi Barat yang berada pada 1º38 110-2º54 552 Lintang selatan (LS) dan 11º54 47-13º5 35 Bujur Timur (BT) dari Jakarta ; (0º0 0 Jakarta = 160º48 28 Bujur Timur Green Wich) dengan batas wilayah sebagai berikut : sebelah utara : Kabupaten Mamuju Tengah sebelah selatan : Kabupaten Majene dan Mamasa sebelah barat : Selat Makassar sebelah timur : Provinsi Sulawesi selatan Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Mamuju Sumber : https://www.google.co.id/petatematikindo.wordpress.com/fadministrasi 4 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun Kabupaten Mamuju dengan luas wilayah 5.056,19 km², secara administrasi pemerintahan terbagi atas 11 Kecamatan, terdiri dari 88 Desa, 11 Kelurahan. Kecamatan Kalumpang merupakan Kecamatan terluas dengan luas 1.731.99 km² atau 34.20 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Mamuju. Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Balabalakang dengan luas wilayah 21.86 km² atau 0.43 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Mamuju. 2.2 TOPOGRAFI Kabupaten Mamuju memiliki wilayah yang berbukit-bukit dan hampir seluruh Kecamatan dilintasi oleh sungai. Kecamatan yang paling banyak dilintasi oleh sungai adalah Kecamatan Bonehau yaitu sebanyak 12 sungai. Kabupaten Mamuju juga dilintasi oleh sungai terpanjang di Sulawesi Barat yaitu sungai karama. Diantara 11 Kecamatan di Kabupaten Mamuju, ibu kota Kecamatan yang letaknya paling jauh dari ibu kota Kabupaten adalah ibu kota Kecamatan Balabalakang yaitu sejauh 202 km, dan ibu kota Kecamatan yang terdekat dari ibu kota Kabupaten adalah ibu kota Kecamatan Simboro dengan jarak 6 km. 2.3 IKLIM Rata-rata Curah hujan di Kabupaten Mamuju yaitu 209.4 mm³ tertinggi pada bulan November Sebesar 679 mm³ dengan hari hujan selama 22 hari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan September sebesar 13 mm³ dengan jumlah hari hujan selama 5 hari. 2.4 KEPENDUDUKAN Jumlah penduduk Kabupaten Mamuju pada Tahun 2016 sebesar 265.800 Jiwa (Sumber: BPS, Mamuju Dalam Angka 2016) dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun (2010 2015) dari 11 Kecamatan, rata-rata 2,77. Kecamatan Mamuju merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu sekitar 65.954 jiwa. Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Balabalakang sebesar 9.491 jiwa, Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 5

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun kepadatan penduduk Kabupaten Mamuju pada tahun 2016 adalah 53 jiwa per Km², atau terdapat sekitar 53 jiwa setiap 1 Km². Berikut ini gambar persentase jumlah penduduk Kabupaten Mamuju Tahun 2016 menurut kelompok umur : Gambar 2.2 Piramida Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten Mamuju Tahun 2016 Sumber : BPS Kab. Mamuju Dari grafik piramida di atas, menunjukkan bahwa komposisi penduduk terbesar adalah kelompok umur 0-4 tahun (11,92%), sedangkan komposisi penduduk paling sedikit adalah kelompok umur 75+ tahun (0,83%). (Data kependudukan lebih detail dapat dilihat di Lampiran Data Profil Kesehatan Tabel 2 dan 3). Jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Mamuju pada tahun 2016 sebanyak 135.294 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 130.506 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa 6 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun jumlah penduduk laki-laki 1,80 persen lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan, dengan perbandingan jenis kelamin (sex ratio) 103 yang berarti bahwa diantara 100 orang perempuan terdapat 103 laki-laki. Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 7

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Situasi derajat kesehatan di Kabupaten Mamuju digambarkan empat indikator pembangunan kesehatan, yaitu Angka Kematian (Mortalitas), Angka/Umur Harapan Hidup, Angka Kesakitan (Morbiditas) dan Status Gizi Masyarakat. 3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Motalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang terkait Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita(AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) serta kematian yang disebabkan oleh penyakit, kecelekaan dan bencana. Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir (outcome) dari berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung. Kejadian kematian di suatu wilayah dari waktu ke waktu dapat memberikan gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat, disamping seringkali digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan program pembangunan dan pelayanan kesehatan. Data kematian di komunitas pada umumnya diperoleh melalui data survei kerena sebagian besar kejadian kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Perkembangan tingkat kematian di tahun 2016 akan diuraikan di bawah ini. 3.1.1 Angka Kematian Neonatal Angka kematian endogen atau kematian neonatal adalah banyaknya kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama 8 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun (dinyatakan dengan per 1.000 kelahiran hidup) setelah dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapatkan selama kehamilan. Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 bahwa jumlah kematian neonatal sebanyak 42 orang dengan perincian laki-laki 23 orang dan perempuan 19 orang. Angka kematian neonatal pada Tahun 2016 dilaporkan sebesar 8 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian neonatal pada Tahun 2016 ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu sebesar 5 per 1.000 kelahiran hidup. 3.1.2 Angka Kematian Bayi Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator sosial yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan program kesehatan ibu dan anak, sebab AKB berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar kematian bayi dari sisi penyebabnya ada 2 macam yaitu endogen (neonatal) dan kematian eksogen (post neonatal). Kematian Neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan, sedangkan kematian post neonatal adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktorfaktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 9

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun Salah satu indikator kesejahteraan rakyat di bidang kesehatan adalah Angka Kematian Bayi (AKB) dalam setiap 1.000 kelahiran hidup. Tingginya AKB merupakan indikator buruknya derajat kesehatan masyarakat secara umum sebagai dampak dari rendahnya pelayanan kesehatan dan ketidakmampuan secara ekonomi. Jumlah kematian bayi dalam 2 tahun terakhir dapat ditekan melalui program-program dibidang kesehatan. Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju tahun 2016 bahwa jumlah kematian bayi sebanyak 16 orang dengan rincian laki-laki sebanyak 8 orang dan perempuan sebanyak 8 orang. Angka kematian bayi sebesar 3 per 1.000 kelahiran hidup. AKB tahun 2016 ini mengalami penurunan dibandingkan pada Tahun 2015 sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup dan dibawah target MDGs sebesar 23 per 1000.000 kelahiran hidup. 3.1.3 Angka Kematian Balita Angka kematian Balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi, kecelakaan. Angka Kematian Balita (AKBA) adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun (59 bulan) selama satu tahun tertentu per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama (termasuk kematian bayi). Jumlah kematian balita di Kabupaten Mamuju Tahun 2016 sebanyak 37 orang dengan perincian laki-laki sebesar 10 orang dan perempuan sebesar 27 orang. AKBA Tahun 2016 sebesar 4 per 1.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan dibandingkan pada Tahun 2015 sebesar 8 per 1.000 kelahiran hidup dan dibawah target MDGs sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. 10 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun Gambar 2.3 Grafik trend Angka Kematian Neonatal, Angka kematian Bayi, dan Angka kematian Balita Tahun 2012-2016 60 50 20 Neonatal AKB AKBA 40 30 20 10 0 18.3 12 10 11 8 12 10 10 4 8 7 5 3 8 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber : Bidang Bina Kesga, 2016 3.1.4 Angka Kematian Ibu Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebabsebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain (Budi utomo, 1985) Jumlah kematian ibu (AKI) menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatanterutama untuk kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mamuju Tahun 2016 sebanyak 7 orang atau sebesar 132 per 100.000 kelahiran hidup. Dimana jumlah kematian terbanyak pada ibu bersalin Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 11

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun sebanyak 3 orang, sedangkan kematian ibu hamil sebanyak 2 orang dan kematian ibu nifas sebanyak 2 orang. Jumlah Kematian ibu 2 orang ditemukan paling banyak di Kecamatan Tapalang dan Simboro di wilayah kerja Puskesmas Tapalang dan Rangas sebanyak 2 orang dan lainnya masing-masing 1 orang di wilayah kerja puskesmas Beru-Beru, Bonehau, dan Karataun. Angka kematian ibu di Tahun 2016 sebesar 132 per 100.000 kelahiran hidup, ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Tahun 2015 yaitu sebesar 218 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Mamuju Tahun 2016 masih jauh dari target MDGs sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Secara umum dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 Angka Kematian Ibu masih jauh dari target MDGs. Seperti tergambar pada grafik Trend Angka Kematian Ibu di Kabupaten Mamuju Tahun 2012-2016 berikut ini : Gambar 2.4 Grafik Angka Kematian Ibu Kabupaten Mamuju Tahun 2012-2016 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 300 218 130 152 132 102 102 102 102 102 2012 2013 2014 2015 2016 Target MDGs Capaian Sumber : Bidang Bina Kesga, 2016 12 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun Tingginya AKI di Kabupaten Mamuju tidak hanya karena sebab kesehatan tetapi lebih terkait sosial ekonomi masyarakat dan kesadaran dan perilaku masyarakat itu sendiri. Olehnya itu diperlukan perhatian khusus baik dari masyarakat maupun masyarakat untuk bekerjasama dalam penanganan tingginya Angka Kematian Ibu di Kabupaten Mamuju. 3.2 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi, kasus gizi kurang serta penyakit-penyakit infeksi, baik reemerging maupun newemerging disease masih tinggi. Namun di sisi lain, penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan juga meningkat. Masalah perilaku tidak sehat juga menjadi faktor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan teratasi. Angka kesakitan (Morbiditas) pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilans), terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin serta insidentil. Sementara untuk kondisi penyakit menular, berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). 3.2.1 Penyakit Menular Langsung 3.2.1.1 CNR Kasus baru BTA+ TB atau yang dulu dikenal dengan TBC adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). TB dapat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 13

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun menyerang siapa saja, terutama menyerang usia produktif/masih aktif bekerja (15-50 tahun) dan anakanak. Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju bahwa jumlah kasus baru BTA+ tahun 2016 sebesar 410 orang dengan CNR kasus baru BTA+ sebesar 160,25 per 100.000 penduduk. Kasus baru BTA+ mengalami peningkatan dari tahun 2015 sebesar 382 orang dengan CNR Kasus baru BTA+ sebesar 150,55 per 100.000 penduduk. 3.2.1.2 Proporsi Kasus TB Anak 0-14 Tahun Berdasarkan laporan P2PL Dinas Kesehatan tahun 2016, kasus TB Anak 0-14 tahun sebanyak 2 orang dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami peningkatan dimana kasus TB anak usia 0-14 tahun sebanyak 4 orang. 3.2.1.3 Angka keberhasilan Pengobatan Penderita TB Paru BTA+ TB dapat menyebabkan kematian apabila tidak diobati, 50% dari pasien akan meninggal setelah 5 tahun. Keberhasilan pelaksanaan program penanggulangan TB Paru dapat diukur dari pencapaian angka kesembuhan penderita. Pada Tahun 2016 Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA+ di Kabupaten Mamuju sebesar 45,83% dengan rincian laki-laki 47,29% Perempuan 43,68%, sedangkan angka pengobatan lengkap sebesar 21,76% dengan rincian laki-laki 22,48% perempuan 20,69%. Jumlah BTA(+) diobati sebanyak 216 orang sehingga angka keberhasilan pengobatan penderita TB Paru BTA+ di Kabupaten Mamuju tahun 2016 sebesar 67,9% 14 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun dan angka kematian selama pengobatan sebesar 2 per 100.000 penduduk. Hal ini menunjukkan penurunan dari tahun 2014 dimana angka kesembuhan penderita sebesar 70 %, angka pengobatan sebanyak 9 orang yang meninggal selama pengobatan 3.2.1.4 Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak yang kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Sampai saat ini diketahui bahwa 80% - 90% dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan Pneumonia dan Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian bayi dan balita. Pada tahun 2016 jumlah perkiraan penderita Pneumonia pada balita sebanyak 2.668 orang, dimana jumlah penderita pneumonia balita yang ditemukan dan ditangani adalah 118 orang atau sebesar 4,42%, mengalami peningkatan dari tahun 2015 sebesar 4,44% pneumonia balita yang ditemukan dan ditangani. 3.2.1.5 Jumlah Kasus HIV Virus imunodifisiensi manusia (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS virus ini menyerang kekebalan/imunitas tubuh sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi, dengan kata lain kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) system imun. Perlu diketahui Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 15

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun bahwa tubuh menjadi terinfeksi HIV bukan berarti kita menderita AIDS. Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia berdasarkan tahun 2016 sebanyak 22.869 penderita HIV dan sebanyak 1876 penderita AIDS dan jumlah kematian sebanyak 211 orang (Sumber : Ditjen PP & PL Kemenkes RI 17 Oktober 2014) Berdasarkan laporan dari Bidang P2PL Dinkes Kab.Mamuju tahun 2016 bahwa ditemukan kasus HIV sebanyak 3 orang. 3.2.1.6 Jumlah Kasus AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) adalah kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan system kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV. Saat ini sudah sangat memprihatinkan kelangsungan hidup manusia. Epidemi AIDS telah menyebar dengan sangat cepat dan melanda hampir seluruh negara di dunia. Saat ini Indonesia mengalami epidemi yang berkembang paling cepat di Asia. Berdasarkan laporan dari Bidang P2PL Dinkes Kab. Mamuju pada tahun 2016 ditemukan kasus AIDS sebanyak 17 orang dengan kematian akibat AIDS sebanyak 6 orang. Kegiatan penyuluhan/kampanye HIV/AIDS terus dilaksanakan khususnya dikalangan pelajar yang menjadi kalangan yang rentan beresiko terkena HIV/AIDS. 3.2.1.7 Jumlah Kasus Syphilis Jumlah kasus Syphilis yang dilaporkan oleh bidang P2PL bahwa pada tahun 2016 tidak ada kasus, sama seperti pada tahun 2015, juga dilaporkan tidak ada penderita. 16 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 3.2.1.8 Darah Donor Deskrining Terhadap HIV Unit Transfusi Darah RSUD Mamuju tahun 2016 melaporkan jumlah pendonor sebanyak 1.496 dan sampel darah diperiksa/diskrining terhadap HIV sebanyak 1.486 sampel atau sebear 99,33% dan positif HIV sebanyak 4 sampel atau sebesar 0,27%. 3.2.1.9 Kasus Diare Ditemukan dan Ditangani Diare merupakan penyakit menular berbasis lingkungan. Penyakit ini akan tinggi apabila kondisi sanitasi lingkungan yang rendah dan tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan. Jumlah kasus Diare yang dilaporkan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Mamuju pada tahun 2016 tercatat sebanyak 10.348 kasus yang terdiri dari laki-laki 5.154 kasus, perempuan 5.194 kasus. Dan dilaporkan jumlah yang ditangani sebanyak 10.348 atau sebesar 141,1% jadi angka kesakitan diare adalah 214 per 1.000 penduduk. 3.2.1.10 Angka Penemuan Kasus baru kusta Per 100.000 Penduduk Penyakit Kusta atau Lepra (Leprosy) atau disebut juga Morbus Hansen merupakan sebuah penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae. Indonesia dikenal sebagai satu dari tiga Negara yang paling banyak memiliki penderita kusta dua Negara lainnya india dan brazil. Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas kesehatan Mamuju tahun 2016 bahwa penemuan kasus baru Penyakit Kusta di Kabupaten Mamuju yaitu pada kasus kusta kategori Pausi basiler (PB/kusta kering) ditemukan 4 kasus baru pada perempuan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 17

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun laki-laki, sedangkan kategori kusta Multi Basiler (MB/ Kusta basah) ditemukan sebanyak 23 kasus dengan rincian laki-laki 13 orang dan perempuan 10 orang, sehingga angka penemuan kasus baru kusta Per 100.000 Penduduk sebesar 10,70 per 100.000 penduduk. Kasus kusta pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2015 bahwa pada kasus kusta kategori Pausi basiler(pb/kusta kering) ditemukan adanya 2 kasus baru, sedangkan kategori kusta Multi Basiler (MB/ Kusta basah) ditemukan sebanyak 18 kasus dengan rincian laki-laki 9 orang dan perempuan 9 orang. sehingga angka penemuan kasus baru kusta Tahun 2015 Per 100.000 Penduduk sebesar 7,93 per 100.000 penduduk. 3.2.1.11 Persentase Kasus baru Kusta Anak Usia 0-14 Tahun Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas kesehatan Mamuju tahun 2016 jumlah kasus baru penderita kusta sebesar 27 kasus dan ditemukan 1 kasus kusta anak usia 0-14 tahun. Namun di tahun 2015 tidak ditemukan kasus kusta anak usia 0-14 tahun. 3.2.1.12 Persentase Cacat tingkat 2 penderita kusta Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas kesehatan Kab.Mamuju Tahun 2016 bahwa tidak ditemukan kasus penderita kusta dengan cacat tingkat 2. Demikian pula pada tahun 2015, tidak ditemukan kasus penderita kusta dengan cacat tingkat 2. 3.2.1.13 Angka Prevalensi Kusta Per 10.000 Penduduk Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas kesehatan Kab.Mamuju tahun 2016 tercatat 30 kasus 18 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun kusta baik tipe Pausi Basiler/kusta kering dan MultiBasiler/kusta basah dengan rincian laki-laki 23 kasus dan perempuan 7 kasus sehingga diperoleh angka prevalensi kusta per 10.000 penduduk tahun 2016 yaitu 1,19 per 10.000 penduduk, terjadi peningkatan dari tahun 2015 dimana dilaporkan yaitu 1,07 per 10.000 penduduk. 3.2.1.14 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Berdasarkan laporan dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan bahwa jumlah penderita kusta selesai berobat atau RFT (Relese From Treatment) tipe PB ada 2 dari 4 penderita kusta PB atau 50 %, dan Jumlah Penderita kusta selesai berobat/rft MB tercatat 4 orang dari 11 penderita kusta MB atau 36%. Sementara pada Tahun 2015 untuk penderita kusta PB tidak ada, sedangkan selesai berobat/rft Tipe MB tercatat 4 dari 11 kasus atau sebesar 36 %. 3.2.1.15 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit Acute Flaccit Paralysis (AFP) Per 100.000 Penduduk< 15 Tahun Acute Flaccit Paralysis atau lumpuh layu merupakan kelumpuhan atau paralisis secara fokal. Dari laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Tahun 2016 ditemukan 1 kasus AFP. Jumlah Kasus sama pada tahun 2015, yaitu 1 kasus. 3.2.1.16 Jumlah Kasus Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) PD3I adalah singkatan dari Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi, merupakan penyakitpenyakit yang diharapkan dapat dicegah dengan Imunisasi adapun penyakit menular yang dimaksud Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 19

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun adalah Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorium, Campak, Polio dan Hepatitis B. Penyakit-penyakit ini timbul karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya Imunisasi. Imunisasi merupakan suatu upaya preventif yang paling ampuh dalam pencegahan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dengan memberikan imunisasi akan membangun kekebalan tubuh sehingga memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit menular. Dari laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan di Kabupaten Mamuju Pada tahun 2016 ditemukan kasus penyakit Tetanus Neonatorium 1 di Puskesmas Hinua dan kasus campak sebanyak 33 kasus di Puskesmas karataun Kecamatan Kalumpang. 3.2.1.17 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per-100.000 Penduduk Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit menular bersifat akut yang disebabkan oleh virus Dengue, yang ditularkan melalui perantaraan vektor (Nyamuk Aedes Aegypti). Jumlah kasus DBD di Kabupaten Mamuju Tahun 2016 sebanyak 75 kasus dengan rincian laki-laki 30 orang dan perempuan 45 orang. Kasus DBD tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun 2015 tercatat 92 kasus dengan rincian lakilaki 57 orang dan perempuan 35 orang sedangkan yang meninggal tidak ada, sehingga CFR 0% namun pada tahun 2015 CFR 2,47%, untuk tahun 2016 angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)/IR 29,7 per 100.000 penduduk. 20 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 3.2.1.18 Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) Dari 75 kasus DBD yang dilaporkan tidak ditemukan penderita yang meninggal sehingga CFR 0% dan angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)/IR 29,7 per 100.000 penduduk. Jumlah kasus DBD Tahun 2016 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Tahun 2015 sebesar 81 kasus menjadi 75 kasus. Berikut ini grafik trend jumlah kasus DBD dari tahun 2012 hingga Tahun 2016 : Gambar 2.5 Grafik Jumlah kasus DBD Tahun 2012-2016 300 250 271 Kasus DBD 2012-2017 200 150 100 99 81 92 75 50 0 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber : Bidang P2PL, 2016 3.2.1.19 Angka Kesakitan Malaria Positif Per 1.000 Penduduk Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Walaupun angka kesakitan dan kematian akibat malaria di Indonesia saat ini cenderung menurun, namun demikian Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 21

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun Pemerintah memandang malaria masih merupakan ancaman terhadap status kesehatan masyarakat terutama pada masyarakat yang hidup di daerah terpencil. Berdasarkan Laporan dari Bid. P2PL Dinkes Kab. Mamuju Tahun 2016, Jumlah sediaan darah malaria positif sebanyak 31 orang dari 10.889 orang yang dinyatakan suspek malaria. Adapun jumlah penduduk beresiko 253.737 jiwa, sehingga angka Annual Parasite Insidence (API) yaitu 0,12 per 1000 penduduk. Jumlah kasus malaria mengalami penurunan dari tahun 2015 dimana Jumlah sediaan darah malaria positif sebanyak 32 orang dengan 10.889 orang suspek, angka Annual Parasite Insidence (API) per 1000 penduduk beresiko yaitu sebesar 0,13 per 1000 penduduk. 3.2.1.20 Angka Kematian Malaria Di Kabupaten Mamuju pada tahun 2016 tidak ditemukan Kematian akibat Malaria, begitupula tahun sebelumnya tahun 2016 tidak ditemukan Kematian akibat Malaria. 3.2.1.21 Kasus Penyakit Filariasis Ditangani Filariasis adalah penyakit Zoonisis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia, penyebabnya adalah sekelompok cacing parasit nematoda yang tergolong superfamilia Filarioidea yang menyebabkan infeksi sehingga berakibat munculnya edema. Gejala yang umum terlihat adalah terjadinya elevantiasis, berupa membesarnya tungkai bawah 22 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun (kaki) dan kantung Zakar (Skrotum) sehingga penyakit ini secara awam dikenal dengan penyakit kaki gajah walaupun demikian gejala pembesaran ini tidak selalu disebabkan oleh filariasis, Filariasis dikelompokkan menjadi tiga macam, berdasarkan bagian tubuh atau jaringan yang menjadi tempat bersarangnya yaitu Filariasis Limfatik, Subkutan, Rongga Serosa, penyakit ini disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah atau untuk Dracunculus oleh kopepoda (Crustacea). Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 kasus baru ditemukan kasus baru 9 kasus dengan rincian laki-laki 7 orang perempuan 2 orang jadi angka kesakitan penderita filariasis sebesar 6 per 100.000 penduduk. 3.2.1.22 Cakupan Pengukuran Tekanan Darah Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode langsung dengan menggunakan kanula atau jarum dan metode tidak langsung dengan menggunakan spighmamonometer, adapun kriteria menurut WHO seseorang dikatakan mempunyai penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) bila di ukur dalam keadaan istirahat cukup dan kondisi tenang, sistolik sama atau diatas 160 mmhg, diastolik diatas 90 mmhg. Untuk Cakupan pengukuran tekanan darah sebanyak 29.108 penduduk 18 tahun yang diukur tekanan darahnya. Namun karena data jumlah penduduk 18 tahun sehingga persentase cakupan pengukuran tekanan darah tidak tersedia. Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 23

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 3.2.1.23 Cakupan Pemeriksaan Obesitas Kegemukan atau Obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudianmenurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan, seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bila Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter lebih dari 30 Kg/m2. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 dan 2014 Cakupan Pemeriksaan Obesitas 0% karena tidak tersedia data pemeriksaan obesitas di Kabupaten Mamuju. 3.2.1.24 Cakupan Pemeriksaan IVA+ IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara infeksi visual pada serviks dengan pemberian asam asetat. DiNegara Negara berkembang seperti Indonesia penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat Kanker, Didunia setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat Kanker Serviks. WHO menyatakan, saat ini penyakit Kanker Serviks menempati peringkat teratas diantara berbagai jenis Kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia, di Indonesia lebih dari 15.000 kasus Kanker Serviks dan kira-kira sebanyak 8000 diantaranya berakhir dengan kematian. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 Cakupan Pemeriksaan IVA+ 36,36%. ada 8 orang yang melakukan 24 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun Pemeriksaan IVA+ yang dilaporkan oleh bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju. 3.2.1.25 Cakupan Pemeriksaan CBE+ Clinical Breast Examination (CBE) merupakan pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada pada payudara dan untuk mengevaluasi kanker pada payudara pada tahap dini sebelum berkembang ke tahap yang lebih lanjut. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 bahwa jumlah perempuan usia 30-50 tahun yang dilakukan pemeriksaan leher rahim dan payudara sebanyak 3 orang namun tidak tersedia persentase cakupan Pemeriksaan CBE+ karena tidak ada data jumlah perempuan usia 30-50 tahun di Kabupaten Mamuju. 3.2.1.26 Cakupan Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani <24 jam Berdasarkan laporan bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 bahwa tidak ada Desa/Kelurahan terkena KLB. Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 25

Leling Tampapadang Dungkait Keang Botteng Topore Tapalang Beru-Beru Kalumpang Binanga Rangas Karama Ranga-Ranga Karataun Bambu Tarailu Campaloga Tommo Salissingan Buttuada Bonehau Hinua Kabupaten 54.0 52.9 52.1 106.2 100.0 97.8 97.7 96.1 94.1 92.2 88.1 88.1 86.9 86.2 84.8 83.2 83.0 77.5 75.7 71.8 71.1 63.9 Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun BAB IV PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 4.1. Pelayanan Kesehatan 4.1.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 Cakupan K1 merupakan gambaran seberapa besar ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan oleh petugas Kesehatan pada ibu hamil yang berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan atau ANC (antenatal care) meliputi penimbangan, berat badan, pemeriksaan kehamilannya, pemberian tablet besi (fe), pemberian imunisasi TT dan konsultasi. Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan bahwa cakupan kunjungan K1 di Kabupaten Mamuju Tahun 2016 sebesar 87%, mengalami penurunan dari tahun 2015 sebesar 92,2%. Berikut ini grafik Cakupan K1 menurut Puskesmas tahun 2016 : Gambar 4.1 Grafik Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 Menurut Puskesmas Tahun 2016 120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 Cakupan (K1) 87 0.0 Sumber : Bidang Bina Kesga, 2016 26 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Topore Dungkait Botteng Karama Beru-Beru Tapalang Tampapadang Tarailu Ranga-Ranga Rangas Binanga Campaloga Bambu Keang Kalumpang Leling Tommo Karataun Salissingan Buttuada Hinua Bonehau Kabupaten 39.4 35.6 47.6 81.2 78.1 78.0 77.3 76.7 76.3 73.3 73.2 72.6 70.5 67.2 65.8 65.4 63.1 62.3 61.6 60.4 58.3 91.5 Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun Berdasarkan grafik 4.1 diatas menunjukkan bahwa cakupan K1 di Kabupaten Mamuju Tahun 2016 yang tertinggi di Puskesmas Leling sebesar 106,2% sedangkan yang terkecil di Puskesmas Hinua sebesar 52%. 4.1.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 K4 adalah merupakan gambaran seberapa besar ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar dengan paling sedikit 4 (empat) kali kunjungan selama kehamilan dengan kriteria sekali pada trimester pertama, sekali pada trisemester kedua dan dua kali pada trisemester ketiga. Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 Cakupan kunjungan K4 di Kabupaten Mamuju Tahun 2016 sebesar 72,8%, mengalami penurunan dari tahun 2015 sebesar 83,6%. Gambar 4.2 Grafik Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4 Menurut Puskesmas Tahun 2016 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 Cakupan K4 72.8 Sumber : Bidang Bina Kesga, 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 27

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 4.1.3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga profesional (dokter spesialis, kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan, dan perawat bidan). Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian terjadi pada masa di sekitar persalinan, salah satu cara untuk menghindari atau mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melakukan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai potensi kebidanan. Berdasarkan laporan Bidang Kesga Dinas Kesehatan cakupan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten tahun 2016 tercatat 74,7% mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya tahun 2015 dimana Cakupan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan tercatat 80,1%. Tahun 2016 cakupan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Mamuju mengalami penurunan yang sangat berarti dimana pada tahun 2016 tercatat 74,7%, tahun 2015 sebesar 80,1%, Gambar 4.3 Grafik Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2012-2016 100 80 60 87.1 90.1 89.94 80.1 74.7 40 20 0 Persentase Persalinan oleh Nakes 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber : Bidang Kesga, 2016 28 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 4.1.4 Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan kunjungan nifas merupakan perawatan ibu maternal pasca persalinan, Kunjungan nifas sering disama artikan dengan kunjungan neonatus karena waktunya yang bersamaan. Penurunan angka kematian ibu dapat ditempuh dengan menciptakan kondisi ibu selama kehamilan, persalinan dan post-partum atau nifas menjadi aman dan terpantau oleh Petugas Kesehatan. Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesga Dinas Kesehatan tahun 2016 cakupan pelayanan ibu nifas tahun 2016 tercatat sebesar 75,5%, terjadi penurunan dari tahun 2015 sebesar 78%. 4.1.5 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Dalam masa nifas diperlukan suatu asuhan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis serta memberikan pendidikan kesehatan perawatan kesehatan diri, Nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya dan perawatan bayi sehat. Pada asuhan masa nifas yang berhubungan dengan nutrisi, ibu nifas mempunyai kebutuhan dasar yaitu minum 2 kapsul Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A pada bayinya melalui ASI dan juga untuk mempercepat proses penyembuhan ibu selama masa nifas. Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 Jumlah ibu nifas yang mendapat vitamin A sebesar 74,64%, mengalami peningkatan dari tahun 2015 dimana Jumlah ibu nifas yang mendapat vitamin A sebesar 78,2%. 4.1.6 Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil dan WUS Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) merupakan proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 29

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun terhadap infeksi Tetanus. Imunisasi dengan vaksin TT ini diberikan dua kali kepada wanita usia subur (calon pengantin) dan kepada ibu hamil. Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil untuk TT-1 sebesar 49,66%, TT-2 sebesar 40,99%, untuk TT-3 sebesar 10,12%, TT4 sebesar 3,72%,TT5 sebesar 3,15% dan TT2+ sebesar 57,89%. Cakupan TT-1, TT-2, TT-3, TT4, TT5 dan TT2+ mengalami peningkatan dari tahun 2015 dengan persentase TT-1 sebesar 33,82%, TT-2 sebesar 25,79%, TT-3 sebesar 6,81%, TT4 sebesar 2,71%, TT5 sebesar 3,15% dan TT2+ sebesar 36,57%. Sedangkan imunisasi TT pada WUS tidak ada atau 0% 4.1.7 Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 persentase ibu hamil yang mendapatkan tablet FE 1 (30 tablet) sebesar 89,84% dari 6.568 orang, Fe3 (90 tablet) sebesar 73,12% dari 5.346 orang. 4.1.8 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Diperkirakan sekitar 15-20% ibu hamil akan mengalami komplikasi kebidanan. Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat diduga sebelumnya, oleh karenanya semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi dan ditangani. Resiko tinggi pada ibu hamil adalah keadaan ibu hamil yang mengancam kehidupannya maupun janinnya, misalnya 30 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun umur, paritas, interval dan tinggi badan. Sedangkan yang dimaksud dengan komplikasi pada proses persalinan adalah keadaan dalam proses persalinan yang mangancam keadaan ibu maupun janinnya, misalnya perdarahan, preklamsia (keracunan kehamilan), infeksi jalan lahir, letak lintang, partus lama dan lain-lain. Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 bahwa cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani berjumlah 52,87% atau sebanyak 773 bumil dari 1.462 perkiraan bumil dengan komplikasi kebidanan. Mengalami penurunan dari tahun 2015 dimana cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani berjumlah 54,06% atau sebanyak 770 bumil dari 1.424 perkiraan bumil dengan komplikasi kebidanan. 4.1.9 Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang Ditangani Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 bahwa cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani sebesar 32,70% atau 316 kasus dari 966 perkiraan neonatal komplikasi, sedangkan pada tahun 2015 cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani sebesar 40,1% atau sebanyak 302 kasus dari 970 perkiraan neonatal komplikasi. 4.1.10 Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 persentase peserta KB aktif sebanyak 26.351 dengan rincian peserta KB aktif yang menggunakan MKJP ( Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) sebanyak 2531 atau sebesar 9,5%, sementara peserta KB aktif yang menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) sebanyak 23.838 atau sebesar 90,5%. Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 31

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun Cakupan mengalami peningkatan dari tahun 2015 dimana persentase peserta KB aktif sebanyak 25.003 atau sebesar 100% dengan rincian peserta KB aktif yang menggunakan MKJP ( Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) sebanyak 1950 atau sebesar 7,8%, Peserta KB Aktif yang menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) sebanyak 23.503 sebesar 90,5%. Gambar 4.4 Persentase KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kab.Mamuju Tahun 2016 SUNTIK PIL IMPLAN KONDOM MOW IUD MOP OBAT VAGINA LAINNYA 2.4 6.4 1.4 1.3 0.4 0 0 52 36.1 KB Aktif menurut Kontrasepsi Sumber : Bidang Bina Kesga, 2016 Gambar 4.5 Persentase KB Aktif di Kab.Mamuju Tahun 2016 9.5 90.5 MKJP Non MKJP Sumber : Bidang Bina Kesga, 2016 32 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun Berdasarkan gambar diatas persentase KB Aktif MKJP penggunaan Implant sebesar 6,4% dan IUD sebesar 1,3%, sedangkan persentase KB aktif Non MKJP memiliki persentase tertinggi yaitu suntik (52,0%), Pil (36,1%) dan Kondom (2,4%). Terjadi kesenjangan antara peran laki-laki (suami) dan Perempuan (Ibu) dalam pelaksanaan KB dengan Metode Non MKJP, jenis kontrasepsi kondom memiliki persentase yang kecil dibandingkan dengan jenis kontrasepsi lainnya. 4.1.11 Persentase KB Baru menurut jenis kontrasepsi Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 persentase KB baru menurut jenis kontrasepsi yaitu sebanyak 7.623 atau sebesar 100%. Dengan rincian yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebanyak 385 orang atau sebesar 5,1% dan yang menggunakan jenis metode Non MKJP sebanyak 7.238 orang sebesar 94,9%. Peserta KB baru mengalami peningkatan dari tahun 2015 yaitu sebanyak 902 dengan rincian yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebanyak 20 orang dan yang menggunakan jenis metode Non MKJP sebanyak 882 orang. 4.1.12 Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah Berdasarkan laporan bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kab. Mamuju 2016 bahwa jumlah lahir hidup tercatat sebanyak 5.323 bayi dan jumlah bayi baru lahir ditimbang sebanyak 5.211 bayi atau sebesar 97,9% sehingga diperoleh persentase BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) sebanyak 129 bayi atau sebesar 2,5%. Sedangkan pada tahun 2015 dimana dilaporkan jumlah lahir hidup tercatat sebanyak 5.505 bayi dan jumlah bayi baru lahir ditimbang sebanyak 5.422 bayi atau sebesar 98,5%, sehingga diperoleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 33

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun jumlah BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) sebanyak 114 bayi atau sebesar 2,5%. 4.1.13 Cakupan Kunjungan Neonatal Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 Cakupan kunjungan neonatal 1 kali (KN 1) sebanyak 5.309 orang atau sebesar 99,74% menurunkan dari tahun sebelumnya 2015 Cakupan kunjungan Neonatus 1 kali (KN1 ) sebesar 99,91%. Sedangkan cakupan kunjungan Neonatal 3 kali (KN lengkap) tahun 2016 sebesar 98,07% atau sebanyak 5.220 orang, mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya tahun 2015 Cakupan kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) sebanyak 5.431 orang atau sebesar 98,66%. 4.1.14 Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif ASI (Air susu ibu) merupakan salah satu makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur unsur gizi yang dibutuhkan oleh perkembangan bayi guna mencapai pertumbuhan dan perkembanganbayi yang optimal. Oleh sebab itu pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun. ASI ekslusif adalah memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai 6 bulan. Berdasarkan Defenisi Operasional yang ada sasaran ASI ekslusif adalah Bayi berusia 0-6 bulan, kendala yang dihadapi bahwa program yang menangani ASI ekslusif tidak mendapatkan rumus proyeksi tentang sasaran bayi berumur 0-6 bulan, sehingga masih menggunakan rumus penentuan sasaran Bayi, hal ini menyebabkan rumus yang digunakan atau sasaran yang digunakan masih menggunakan sasaran Bayi. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dan memerlukan pemikiran dalam mencari upaya terobosan serta 34 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun tindakan nyata yang harus dilakukan oleh provider dibidang kesehatan khususnya dan diharapkan semua komponen masyarakat dalam rangka penyampaian informasi maupun sosialisasi guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 cakupan pemberian ASI Ekslusif usia 0-6 bulan sebesar 30,3% dengan rincian bayi laki-laki sebanyak 949 orang dan bayi perempuan 897 orang, masih belum memenuhi target yang diharapkan yaitu 80%, selain itu juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dimana tahun 2015 sebesar 30,5% 4.1.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Cakupan Anak Balita yang mendapat pelayanan kesehatan di Kabupaten Mamuju tahun 2016 sebanyak 5.526 bayi atau sebesar 84%, menurun dari tahun 2015 dimana Cakupan Anak Balita yang mendapat pelayanan kesehatan di Kabupaten Mamuju pada tahun 2015 sebesar 87,8 %. 4.1.16 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Imunization Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap dengan ditunjukkan pada cakupan Imunisasi campak dan polio. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan Wilayah tertentu (desa), hal ini berarti dalam Wilayah tersebut dapat diprediksi tingkat kekebalan masyarakat terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 35

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Cakupan desa UCI di kabupaten Mamuju tahun 2016 sebesar 70% menurun dari tahun 2015 dimana Cakupan desa UCI di Kabupaten sebesar 60,61%. Jumlah Desa/kelurahan yang sudah mencapai UCI berjumlah 60 desa/kelurahan dari 100 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Mamuju. Berikut ini grafik Trend cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten Mamuju dari tahun 2012 s/d tahun 2016 : Gambar 4.6 Grafik Trend Cakupan Desa UCI di Kabupaten Mamuju Tahun 2012-2016 120 100 80 95.5 96.8 83.8 Cakupan Desa UCI 60 40 60.61 70 20 0 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Mamuju, 2016 4.1.17 Persentase Cakupan Bayi diimunisasi a. Imunisasi Dasar Lengkap Berdasarkan laporan bidang P2PL tahun 2016 bahwa Cakupan bayi diimunisasi dasar lengkap sebesar 81,2% dari jumlah bayi diimunisasi dasar lengkap sebanyak 5.342 orang. 36 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun b. HB < 7 hari Cakupan imunisasi Hb < 7 hari sebesar 104,09% dari jumlah bayi diimunisasi HB < 7 hari sebanyak 5.471 orang. c. BCG Cakupan imunisasi BCG sebesar 104,55% dari jumlah bayi diimunisasi BCG sebanyak 5.495 orang. d. DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 e. Cakupan imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 sebesar 83,1% dari jumlah bayi diimunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 sebanyak 5.464 orang f. Polio 4 Cakupan imunisasi Polio 4 sebesar 83,6% dari jumlah bayi diimunisasi Polio 4 sebanyak 5.495 orang. g. Campak Cakupan imunisasi Campak sebesar 82,4% dari jumlah bayi diimunisasi campak sebanyak 5.417 orang. 4.1.18 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Pemberian vitamin A dosis tinggi merupakan program Nasional yang pemberian dilakukan secara periodik yakni pada bulan Februari dan Agustus. Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 Cakupan pemberian Vitamin A pada Bayi (6-11 bulan) di Kabupaten Mamuju sebanyak 5.010 bayi atau sebesar 79,54% dari 6.299 jumlah bayi. Cakupan pemberian Vitamin A pada Anak balita (12-59 bulan) sebanyak 12.601 anak balita atau sebesar 66,97% dari 18.817 jumlah anak balita dan cakupan pemberian vitamin A pada balita (6-59 bulan) sebanyak 17.661 atau sebesar 70,12%. Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 37

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 4.1.19 Cakupan Baduta Ditimbang Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 cakupan Baduta (anak usia 0-23 bulan) ditimbang sebanyak 6.345 baduta atau sebesar 59,3% dari jumlah Baduta yang dilaporkan sebanyak 11.136. Dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami penurunan dari tahun 2016 dimana Cakupan Baduta (anak usia 0-23 bulan) ditimbang sebanyak 6.156 baduta atau sebesar 55,3% dari jumlah Baduta yang dilaporkan sebanyak 11.136 ditimbang 4.1.20 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 Cakupan Anak Balita yang mendapat pelayanan kesehatan (minimal 8 kali) sebesar 88,3% atau sebanyak 17,376 balita, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dimana cakupan anak balita yang mendapat pelayanan kesehatan (minimal 8 kali) di Kabupaten Mamuju tahun 2015 sebesar 90,9% atau sebanyak 16.953 balita. 4.1.21 Cakupan Balita Ditimbang D/S Perkembangan keadaan gizi masyarakat yang dapat dipantau berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan tiap pemegang Program. Perbaikan gizi masyarakat yang tercermin dalam hasil penimbangan balita setiap bulan di posyandu atau Anak balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 menunjukkan bahwa cakupan balita yang ditimbang D/S dan yang ditimbang sebanyak 13.964 (D) balita atau sebesar 53,79% (D/S) dari 25.691 (S) balita yang dilaporkan hal ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya tahun 2015 menunjukkan bahwa cakupan 38 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun balita yang ditimbang D/S dan yang ditimbang sebanyak 12.262 (D) balita atau sebesar 51,07% (D/S) dari 25.121 (S) balita yang dilaporkan. 4.1.22 Balita Berat Badan di bawah BGM Cakupan Balita BGM di kabupaten Mamuju pada tahun 2016 sebanyak 629 atau sebesar 4,50% mengalami peningkatan dari tahun 2015 dimana Cakupan Balita BGM di kabupaten Mamuju pada tahun 2015 sebanyak 575 atau sebesar 4,44%. Kasus BGM menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya gizi buruk, oleh sebab itu penanganan Kasus gizi buruk bisa dimulai dari menekan/mengurangi jumlah kasus Balita yang BGM. Kasus BGM bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan tapi merupakan tanggung jawab bersama khususnya orang tua dalam memberikan pola asuh yang baik dengan memberikan asupan makanan yang berniali gizi seimbang, dengan demikian adanya penurunan BGM mengindikasikan keberhasilan dari program yang telah dilakukan selama ini tinggal bagamana program tersebut ditingkatkan demi menekan/mengurangi jumlah kasus balita yang BGM. 4.1.23 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun 2016 Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan sebanyak 35 balita dan yang semua balita mendapat perawatan sehingga cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100% Mengalami penurunan jumlah kasus dimana Jumlah balita gizi buruk Tahun 2015 dilaporkan sebanyak 40 balita dan yang semua balita Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 39

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun mendapat perawatan sehingga cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100%. 4.1.24 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Berdasarkan laporan bidang Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju tahun 2016 bahwa cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat berjumlah 1.265 yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari jumlah 1.275 siswa atau sebesar 99,2% mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya 2015 dimana Cakupan murid SD dan setingkat yang mendapatkan pelayanan Siswa SD dan setingkat berjumlah 320 dan yang mendapat pelayanan kesehatan (penjaringan) sebanyak 320 siswa jadi cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar 99,38%. 4.1.25 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap Berdasarkan laporan SP2TP (LB 4) Bidang Bina Upaya Dinas Kesehatan Kab. Mamuju tahun 2016 rasio tumpatan/pencabutan gigi tetap sebesar 0,03% dari jumlah tupatan gigi tetap 52 orang dan pencabutan gigi tetap sebanyak 1.523 siswa. Sedangkan pada tahun 2015 rasio tumpatan/pencabutan gigi tetap sebesar 0,05% dari jumlah tupatan gigi tetap 105 orang dan pencabutan gigi tetap sebanyak 2.005 siswa. 4.1.26 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Dilaporkan pada tahun 2016 Jumlah usila (60 tahun+) yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 3879 orang dari jumlah usila sebanyak 6025 sehingga cakupan usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 64%. 4.1.27 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat Pada tahun 2016 jumlah murid SD/MI yang diperiksa sebanyak 1.031 orang dari jumlah murid sebanyak 6.287 40 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun orang sehingga cakupan jumlah murid SD/MI yang diperiksa sebesar 16,4%, sementara jumlah murid SD/MI yang mendapatkan perawatan sebanyak 391 orang dari jumlah murid yang perlu mendapatkan perawatan sebanyak 799 sehingga cakupan murid SD/MI yang mendapatkan perawatan sebesar 48,9%. Masih kurangnya Puskesmas yang memiliki dokter gigi dan perawat gigi mempengaruhi minimnya cakupan murid SD/MI yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. 4.1.28 Cakupan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Berdasarkan laporan Bidang Bina Upaya Dinas Kesehatan tahun 2016 tercatat jumlah peserta jaminan kesehatan berjumlah 173.881 orang yakni sebesar 68,92%. Mengalami peningkatan dari tahun 2014 tercatat jumlah peserta jaminan pemeliharaan kesehatan berjumlah 153.207 orang yakni sebesar 63,76%. 4.1.29 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan Berdasarkan laporan Bidang Bina Upaya Dinas Kesehatan tahun 2016 Jumlah kunjungan rawat jalan di Kabupaten Mamuju untuk seluruh puskesmas sebanyak 310.918 orang, sementara kunjungn rawat jalan di rumah sakit yang ada di Mamuju sebanyak 26.051 orang. Jumlah kunjungan tahun 2016 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2015 Jumlah kunjungan rawat jalan puskesmas sebanyak 278.401 kunjungan. Jumlah Kunjungan rawat Inap di Kabupaten Mamuju Tahun 2016 diseluruh puskesmas sebanyak 2.766 orang, sementara jumlah kunjungan rawat inap di RS yang ada di Mamuju sebanyak... kunjungan. Mengalami peningkatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 41

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun kunjungan di tahun 2016 dimana jumlah kunjungan rawat inap tahun 2015 di puskesmas sebanyak 1994 orang. 4.1.30 Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Berdasarkan laporan puskesmas tahun 2016 jumlah kunjungan gangguan jiwa di puskesmas sebanyak 1.180 orang dengan rincian laki-laki 677 orang perempuan 503 orang. Sementara berdasarkan laporan dari rumah sakit tercatat kunjungan gangguan jiwa sebanyak 7 orang dengan rincian laki laki sebanyak 4 orang dan perempuan 3 orang. Jumlah kunjungan gangguan jiwa di tahun 2016 mengalami peningkatan bahwa di tahun 2014 jumlah kunjungan gangguan jiwa di puskesmas sebanyak 288 orang dengan rincian laki-laki sebanyak 192 orang dan perempuan sebanyak 96 orang. 4.1.31 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Berdasarkan laporan dari RSUD Kab. Mamuju, RS. Mitra Manakarra dan rumah sakit regional Provinsi Sulawesi Barat tahun 2016 jumlah pasien rumah sakit yang keluar mati sebanyak 142 orang dengan rincian di RSUD Kab. Mamuju 100 orang, RS. Mitra Manakarra 42 orang dan RS Regional Provinsi Sulbar 0. Sementara pasien keluar mati 48 jam dirawat sebanyak 47 orang dengan rincian di RSUD Kab.Mamuju sebanyak 38 dan di RS.Mitra Manakarra sebanyak 9 orang dan di RS.Regional Provinsi Sulbar tidak ada data. Angka kematian (GDR) di rumah sakit sebesar 8,3 per 1000 penderita, nilai (NDR) 2,7 per 1000 penderita. Mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dimana tahun 2014 jumlah pasien rumah sakit yang keluar mati sebanyak 42 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 162 orang. Angka kematian di Rumah Sakit (GDR) sebesar 1,5 per 1000 penderita sementara nilai (NDR) 0,7 per 1000 penderita keluar. 4.2 Perilaku Hidup Masyarakat 4.2.1 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS. Rumah Tangga ber-phbs (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI Ekslusif, Balita ditimbang setiap bulannya, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Berdasarkan laporan Bidang Promkes Dinas Kesehatan tahun 2016 dari jumlah rumah tangga sebanyak 49.122 rumah tangga jumlah rumah tangga yang dipantau sebanyak 5.541 rumah tangga dan jumlah rumah tangga yang ber-phbs sebanyak 2.324 atau sebesar 41,9%. Terjadi penurunan dari tahun 2015 dimana dilaporkan yang telah melaksanakan pembinaan dan pendataan rumah tangga ber PHBS Jumlah rumah tangga yang telah dipantau sebanyak 47.407 RT, jumlah rumah tangga yang dipantau sebanyak 5.096 RT dan jumlah rumah tangga yang ber-phbs sebanyak 2.280 atau sebesar 38,5%. 4.3 Keadaan Lingkungan 4.3.1 Persentase Rumah Sehat Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah haruslah sehat dan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 43

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktifitas. Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko sumber penularan berbagai jenis penyakit khususnya penyakit yang berbasis lingkungan. Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan lebih diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan, yaitu melalui kegiatan yang bersifat preventif, promotif dan kuratif. Namun yang menjadi permasalahan utama pada umumnya yaitu masih rendahnya jangkauan program. Hal ini lebih banyak diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain: masih kurangnya tenaga promosi di lapangan, terbatasnya anggaran serta akses terhadap lingkungan. Berdasarkan laporan Bidang Promkes Dinas Kesehatan tahun 2016 jumlah rumah tangga yang telah dibina sebanyak 21.828 rumah atau sebesar 48,9%, sementara rumah yang dibina memenuhi syarat sebanyak 5.471 rumah atau sebesar 25.06%, dan jumlah rumah yang memenuhi syarat rumah sehat sebanyak 27.916 rumah atau sebesar 56,11%. 4.3.2 Persentase Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum yang Layak Penyediaan air bersih (water supply) dapat menjadi media penularan penyakit. Oleh karena sarana yang tidak memenuhi syarat akan tercemar oleh bakteriologis sehingga berpotensi menimbulkan penyakit. Untuk menghindari penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi air yang tidak memenuhi syarat kesehatan, Maka harus menggunakan sarana yang menurut standar kesehatan berbagai sarana yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi 44 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun penduduk baik untuk keperluan air minum, masak, mencuci, dan keperluan lainnya. Berdasarkan Laporan dan Catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 Bidang P2PL, tercatat bahwa jumlah penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak sebanyak 187.465 atau sebesar 73,11% dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami peningkatan dimana jumlah penduduk yang memiliki akses air minum sebanyak 185.858 atau sebesar 73,24%. 4.3.3 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Layak Air minum yang memenuhi syarat sesuai dengan peraturan menteri kesehatan nomor 492 / MENKES / PER / IV / 2010 tentang persyaratan kualitas air minum pada pasal 3 ayat 1 menjekaskan bahwa Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mokrobiologis dan radioaktif yang dibuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kab.Mamuju tahun 2016 bahwa penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak sebanyak 187.456 atau sebesar 73,18% dengan jumlah penduduk pengguna sumur gali terlindungi yang memenuhi syarat sebanyak 69.371 jiwa, penduduk pengguna sumur bor dengan pompa yang memenuhi syarat sebanyak 11.338 jiwa, penduduk yang menggunakan mata air terlindung memenuhi syarat sebanyak 52.310 jiwa, penduduk yang menggunakan penampungan air hujan yang memenuhi syarat sebanyak 3.543 jiwa dan penduduk yang menggunakan perpipaan (PDAM, BPSPAM) memenuhi syarat 51.062 jiwa. Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 45

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun Jumlah penyelenggara air minum di Kabupaten Mamuju sebanyak 54 dan jumlah sampel yang diperiksa sebanyak 20 sampel, sedangkan yang memenuhi syarat (fisik, bakteriologis, kimia) sebanyak 10 atau sebesar 50,00% dari jumlah sampel diperiksa. 4.3.4 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Lingkungan fisik dan biologis berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat, Terutama terlihat dari masih tingginya kesakitan penduduk yang disebabkan penyakit berbasis lingkungan. Timbulnya penyakit yang berbasis lingkungan diantaranya diare, typus dan penyakit parasit serta penyakit lainnya akibat mutu lingkungan yang kurang sebagai dampak dari pencemaran lingkungan dan pertambahan penduduk yang tidak terkendali. Upaya untuk menekan penyakit berbasis lingkungan dengan penyediaan air bersih serta pembuangan kotoran manusia yang memenuhi syarat kesehatan, Pembuangan kotoran baik sampah, air limbah dan tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan berpengaruh langsung terhadap rendahnya kualitas air, serta dapat menimbulkan penyakit menular di masyarakat. Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kab.Mamuju tahun 2016 bahwa Jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) berjumlah 141.207 atau sebesar 55,1% mengalami peningkatan dari tahun 2015 dimana Jumlah penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) berjumlah 140.504 atau sebesar 55,4%. 46 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 4.3.5 Persentase Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Berdasarkan laporan Bidang Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kab.Mamuju tahun 2016 tercatat jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebanyak 73 Desa dari 99 desa/kelurahan atau sebesar 73,74% dan jumlah desa yang stop BABS (SBS) sebanyak 2 atau sebesar 2,02. 4.3.6. Tempat-Tempat Umum Berdasarkan laporan Bidang Promosi Kesehatan di Seksi TTU dan TPM Dinas Kesehatan Kab.Mamuju tahun 2016 tercatat jumlah Tempat-Tempat Umum memenuhi syarat kesehatan sebanyak 197 atau sebesar 38,48% dari 512 jumlah TTU yang ada. Mengalami peningkatan dari tahun 2015 tercatat jumlah Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat kesehatan sebanyak 177 atau sebesar 35,54%. 4.3.7 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Berdasarkan laporan Bidang Promosi Kesehatan di Seksi TTU dan TPM Dinas Kesehatan Kab.Mamuju tahun 2016 tercatat jumlah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) sebanyak 615 TPM. Dari jumlah itu sebanyak 107 TPM yang memenuhi syarat atau sebesar 17,40% dan 357 TPM yang tidak memenuhi syarat atau sebesar 58,05% ( Tabel 64). Dari 357 TPM yang tidak memenuhi syarat ada sejumlah 83 TPM yang dibina atau sebesar 20%, sedangkan dari 53 jumlah TPM yang memenuhi syarat belum ada TPM yang di uji petik sehingga persentase uji petik masih 0% ( Tabel 65 ). 4.3.8 Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin Berdasarkan laporan obat Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Kab. Mamuju bahwa total penggunaan, sisa stok, jumlah obat/vaksin, serta persentase ketersediaan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 47

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun obat/vaksin dari masing-masing jenis obat/vaksin dapat dilihat pada lampiran (Tabel 66). 48 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 5.1. Sarana Kesehatan 5.1.1. Jumlah Rumah Sakit Umum Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kab.Mamuju tahun 2016 tercatat ada 3 jumlah Rumah Sakit Umum terdiri dari RSUD Kab.mamuju (1 Unit), Rumah Sakit Umum Provinsi (1 Unit) dan Rumah Sakit Swasta Mitra Manakarra (1 Unit). Untuk Rumah Sakit Khusus belum ada di Kab. Mamuju. 5.1.2 Jumlah Puskesmas Berasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kab.Mamuju tahun 2016 tercatat Jumlah Puskesmas sebanyak 22 Unit yang terdiri dari puskesmas rawat inap sebanyak 6 unit, puskesmas Non Rawat Inap 16 unit dan puskesmas keliling tahun 2016 sebanyak 18 5.1.3 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar ) Level I Ada 1 rumah sakit umum dari 3 rumah sakit yang ada dengan kemampuan pelayanan gawat darurat (Gadar ) level I atau sebesar 33,33%. 5.1.4 Jumlah Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 49

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun Terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun 1997, berpengaruh terhadap kinerja posyandu yang turun secara bermakna. Dampaknya terlihat pada menurunnya status gizi dan kesehatan masyarakat. Menyikapi kondisi tersubut, pemerintah telah mengambil langkah bijak dengan mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 441.3/1116/SJ/ tanggal 13 Juni 2012 tentang Revitalisasi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Sasaran Revitalisasi Posyandu adalah seluruh posyandu di Seluruh Indonesia. Menyikapi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Mamuju dalam hal Ini Bapak Bupati mengeluarkan Instruksi Bupati Mamuju pada hari Gerak PKK ke 34 tanggal 17 Februari 2007 untuk Merevitalisasi Posyandu Di Kabupaten Mamuju. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan tahun 2016 Jumlah posyandu sebanyak 358 dan yang aktif sebanyak 61 atau sebesar 17,04% jumlah posyandu pratama sebanyak 100 unit, Madya 197 unit, Purnama 60 unit, Mandiri 1 unit. Salah satu bentuk upaya pembinaan Posyandu yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju dengan melakukan integrasi/kerjasama lintas sektor yaitu dengan membentuk 31 Posyandu Binaan yang diberi nama SIOLA (Stimulasi Intervensi Optimalisasi Layanan Anak) dimana terdapat kegitan pelayanan posyandu, PAUD, Bina Keluarga Balita (BKB) Koperasi simpan pinjam (Kredit Usaha). Walaupun dalam penyelengaraannya masih perlu banyak pembenahan. 5.1.5 Jumlah UKBM Pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Desa Siaga Aktif atau Kelurahan Siaga Aktif diselenggarakan 50 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun melalui berbagai UKBM seperti Poskesdes dan Posyandu. Jumlah Poskesdes tahun 2016 sebanyak 100 unit, jumlah Polindes tahun 2016 tidak ada dan jumlah Posbindu tahun 2016 sebanyak 5 unit. 5.1.6 Jumlah Desa Siaga Jumlah Desa/ Kelurahan Siaga di Kabupaten Mamuju Tahun 2016 sebanyak 65 desa/kelurahan dari jumlah 99 desa atau sebesar 65,66% (Tabel 71). 5.2 Tenaga Kesehatan 5.2.1 Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Spesialis, dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis gigi) a. Dokter spesialis sebanyak 56 orang dengan rasio 21,07 per 100.000 penduduk b. Dokter umum sebanyak 62 orang dengan rasio 23,33 per 100.000 penduduk c. Dokter gigi sebanyak 32 orang dengan rasio 12,04 per 100.000 penduduk. d. Dokter gigi spesialis sebanyak 4 orang dengan rasio 1,50 per 100.000 penduduk Jadi total rasio dokter umum dan dokter spesialis sebesar 44,39 per 100.000 penduduk, sedangkan total rasio dokter gigi dan dokter gigi spesialis sebesar 13,54 per 100.000 penduduk. 5.2.2 Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan, Perawat) di Sarana Puskesmas Jumlah Bidan yang ada di Kabupaten Mamuju Tahun 2016 sebanyak 216 bidan dengan rincian (puskesmas 144 orang dan rumah sakit sebanyak 72 orang). rasio tenaga bidan sebesar 81,26 per 100.000 penduduk. Sedangkan jumlah perawat yang ada di Kabupaten Mamuju tahun 2016 sebanyak 452 orang (Puskesmas 204 orang dan di Rumah sakit sebanyak 248 orang). Rasio Tenaga perawat sebesar Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 51

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 170,05 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk perawat gigi jumlahnya 16 orang (Puskesmas 9 orang dan Rumah sakit sebanyak 7 orang) Rasio tenaga perawat gigi sebesar 6,02 per 100.000 penduduk. 5.2.3 Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Kefarmasian di fasilitas kesehatan tahun 2016 sebanyak 33 orang dengan rasio 12,41 per 100.000 penduduk dengan rincian jumlah tenaga kefarmasian di puskesmas sebanyak 7 orang dan di rumah sakit sebanyak 26 orang. Sedangkan tenaga apoteker sebanyak 26 orang dengan rasio 9,78 per 100.000 penduduk dengan rincian 6 apoteker puskesmas dan 20 apoteker di rumah sakit. Sehingga total tenaga kefarmasian dan apoteker sebanyak 60 orang dengan rasio 22,57 per 100.000 penduduk (tabel 74). 5.2.4 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan Jumlah tenaga kesehatan masayarakat tahun 2016 sebanyak 28 orang dengan rincian 10 orang di puskesmas dan 18 orang di rumah sakit, sehingga rasio tenaga kesehatan masyarakat di fasilitas kesehatan sebanyak 10,53 per 100.000 penduduk, sedangkan jumlah tenaga kesehatan lingkungan sebanyak 19 orang dengan rincian 9 orang di puskesmas dan 10 orang di rumah sakit dengan rasio 7,14 per 100.000 penduduk (tabel 75). 5.2.5 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Jumlah tenaga gizi di Kabupaten Mamuju tahun 2016 sebanyak 36 orang dengan rincian 17 orang di puskesmas dan 19 orang di rumah sakit dengan rasio 13,54 52 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju

Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun per 100.000 penduduk. Untuk tenaga dietisen belum ada di Kabupaten Mamuju (tabel 76). 5.2.6 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan Jumlah tenaga keterapian fisik di Kabupaten Mamuju tahun 2016 semuanya fisioterapis sebanyak 10 orang yang juga kesemuanya bertugas di rumah sakit. Sehingga rasio tenaga keterapian fisik sebesar 3,76 per 100.000 penduduk (tabel 77). 5.2.7 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan Jumlah tenaga keteknisan medis sebanyak 46 orang dengan rincian radiographer 10 orang, teknisi elektromedis 2 orang, teknisi gigi 2 orang, analis kesehatan 23 orang dan tenaga rekam medis dan informasi kesehatan sebanyak 9 orang. Sehingga rasio tenaga keteknisan medis sebesar 17.31 per 100.000 penduduk (tabel 78). 5.2.8 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Jumlah tenaga kesehatan lain di fasilitas kesehatan tahun 2016 sebanyak 10 orang yaitu 2 orang di puskesmas dan 8 orang di rumah sakit (tabel 79). Sedangkan jumlah tenaga penunjang lainnya sebanyak 206 orang dengan rincian 52 orang di puskesmas, 106 orang di rumah sakit dan 48 orang di Dinas Kesehatan (Tabel 80). 5.3 Pembiayaan Kesehatan 5.3.1. Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Sumber daya pembiayaan sebagai Salah satu sumber daya yang sangat Penting dalam mendukung berbagai aspek kegiatan pembangunan. Pada tahun 2016 total anggaran kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju sebesar Rp. 94.105.741.671 yang bersumber dari : Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 53