BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Kondisi Awal Keterampilan Sosial Anak Kelompok A2 di TK Kemala

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kolaboratif oleh peneliti dan pendidik sebagai praktisi dengan mengambil. 1. Lokasi penelitian dan waktu penelitian

KD yang dicapai : 1.1, 2.2, 2.8, , , , , ,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Shandy Putra Telkom Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

MENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI PADA KELOMPOK A

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN METODE. Bercakap-cakap tentang Makanan Kesukaanku (Roti)

Lembar Observasi (Cek List)

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER I

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan didalam kelas (Classroom Action research) atau biasa juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam pengembangan kegiatan pembelajaran perlu dibuat sebuah perencanaan yang disebut silabus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PL berjalan lurus dan melewati rintangan, seperti jalan naik, dll Apersepsi Kegiatan

Diri Sendiri 3 Minggu Mengenal diriku Mengenal tubuhku Kesukaanku

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa melalui pembelajaran dengan metode bermain model Scramble.

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)

SIKLUS I PERTEMUAN 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 3 yaitu 2 guru dan 1 kepala sekolah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD FKIP UNP Kediri

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI SENTRA IMTAQ PADA PRE SCHOOL INTAN PERMATA AISYIYAH MAKAMHAJI 2012/2013

KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN (Permen No. 58 Tahun 2009) Variabel Sub Variabel Indikator Tehnik

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK B SEMESTER I. LATAR BELAKANG Manusia diciptakan Tuhan unik :

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER II

KB PAUD JATENG TERPADU RENCANA PROGRAM SEMESTER (PROMES) KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KB-A (USIA 2 3 TAHUN)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hari / Tanggal : Tempat : Jam : Tahap :

IMPLEMENTASI MUATAN KARAKTER MELALUI BELAJAR DAN BERMAIN DI TK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengertian. Prinsip Pendekatan Sentra. Tujuan pengembangan sentra 2/13/2012. Model Pembelajaran Sentra. Pengembangan pusat kegiatan bermain

Dokumentasi media flash card. gambar

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK B SEMESTER II. LATAR BELAKANG Pekerjaan penting untuk mendapatkan penghasilan memenuhi kebutuhan seharihari.

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PUZZLE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK TRISULA PERWARI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANA NI MATUL HASANAH NPM:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini peneliti mengemukakan bagaimana hasil dari penelitian tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengamatan dalam proses pembelajaran untuk masing-masing siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Siswa dikelas ini

Semester/Minggu : I/XVIII Tema/Sub tema : Tanaman/Manfaat Tanaman Hari, Tanggal : Rabu, 7 Desember 2011 : WIB. Guru, anak.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

CARA AUD BELAJAR R.U.S.M.A.N.T.O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI

SURAT KETERANGAN Nomor : 24/TK LT III/BTL/XII/2011

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BNGFMHF3333wdewa cm

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA KEGIATAN HARIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS yang peneliti

bab 2 satuan pengukuran waktu tema makanan dan kesehatan

RENCANA KEGIATAN HARIAN KOBER AZKIYA. Tema : Binatang / Sub Tema : Binatang darat, air, udara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Jumlah subjek berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bermunculan pendidikan pra sekolah yang menyediakan pelayanan untuk anak

Transkripsi:

67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Keterampilan Sosial Anak Kelompok A2 di TK Kemala Bhayangkari 36 Kondisi awal keterampilan sosial pada anak kelompok A2 disini berfokus pada kondisi anak-anak pada saat proses pembelajaran berlangsung dikelas sesuai setting dengan menggunakan empat jenis pijakan (Scaffolding) untuk mendukung perkembangan khususnya keterampilan sosial anak, yaitu: (1) pijakan lingkungan main; (2) pijakan sebelum main; (3) pijakan selama main; (4) pijakan setelah main. Pijakan adalah dukungan yang berubah-ubah yang disesuaikan dengan perkembanngan yang dicapai anak yang diberikan sebagai pijakan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi. Berdasarkan masalah yang dihadapi anak kelompok A2, keterampilan sosial anak yang dilihat dalam penelitian ini, yaitu keterampilan menghargai pendapat teman/orang lain, menghargai hasil karya teman/orang lain, berani bertanya di depan umum, bersedia bermain dengan teman dan berhenti bermain pada waktunya. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut: a. Kondisi Anak Pada Saat Pijakan Lingkungan Main Sebelum memasuki pijakan lingkungan main, guru telah menjelaskan terlebih dahulu kepada anak setiap sentra secara bertahap. Pada saat saat ini anak sudah dalam kondisi melingkar. Dan untuk mengkondisikan anak agar duduk melingkar tidak terlalu sulit, anak-anak cukup antusias untuk mengikuti intruksi

68 guru. Ketika memberikan penjelasan tentang sentra dan kegiatannya, mainan apa saja yang telah disediakan dan bagaimana cara mengikutinya sebagian anak ada yang masih asik dengan kegiatannya sendiri, bercanda dengan temannya sampai menimbulkan perselisihan. Tidak heran jika anak-anak yang lain menjadi meniru temannya untuk membalas candaan tersebut. Namun ada juga anak yang selalu aktif memberikan tanggapan/pertanyaan tentang apa yang sedang disimaknya, sebagian memberikan sambutan yang positif, tapi masih ada yang memberikan tanggapan yang kurang baik apabila ada temannya yang mengajukan pertanyaan. Setelah memberikan sambutan dan penjelasan tentang sentra beserta kegiatannya, guru mengajak bermain pembukaan selama 15 menit, seperti melakukan gerak dan lagu bersama atau permainan tradisional. Anak-anak memberikan tanggapan yang cukup baik, meskipun ada salah satu anak yang menarik diri dari teman-temannya ketika kegiatan berlangsung. Selesai melakukan permaina pembukaan, anak diberi waktu untuk pendinginan dengan cara bernyanyi dalam lingkaran, atau main tebak-tebakaan. Tujuannya agar anak kembali tenang. Setelah anak tenang, secara bergiliran anak dipersilahkan minum atau ke kamar kecil. Pada kesempatan ini anak-anak kelompok A2 sudah terbiasa dengan tugas-tugas menjaga kebersihan diri, seperti cuci tangan, muka, kaki maupun BAK (buang air kecil). Mungkin sudah menjadi kebiasaan juga, setelah melakukan kegiatan di luar kelas, sebagian anak kelompok A2 sedikit sulit untuk kembali masuk ke ruangan kelas, mereka malah asik bermain di luar kelas. Setelah selesai melakukan kegiatan transisi, anak-anak

69 b. Kondisi Anak Sebelum Pijakan Bermain Selesai melakukan kegiatan transisi anak-anak sudah siap dengan duduk melingkar, guru memberi salam dan mengajak anak untuk berdoa bersama. Anak kelompok A2 sudah cukup baik dengan kegiatan pembiasaan ini. Mereka cukup percaya diri untuk memimpin doa bersama. Selesai berdoa guru menyampaikan tentang tema hari ini dan mengaitkan dengan pengalaman anak-anak. Mereka memberikan respon yang sangat baik dengan menjawab pertanyaan berdasarkan pengalamannya. Selanjutnya guru langsung menyampaikan bagaimana aturan main (digali dari anak), memilih teman main, memilih mainan, cara menggunakkan alat, kapan memulai dan mengakhiri main, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan. Anak-anak terlihat cukup paham, namun pada pelaksanaannya ada anak yang hanya memilih anak tertentu sebagai teman mainnya bahkan hanya memilih bermain sendiri. Meskipun guru sudah memberikan pengarahan agar kegiatan bermain bisa tertib dan tidak berebut namun sebagian anak ada yang belum bisa berbagi dengan teman, belum bisa merapihkan kembali mainan ketempat asalnya. c. Kondisi Anak Pada Saat Bermain (Inti Kegiatan) Memasuki kegiatan inti, guru setiap sentra sudah siap posisi masingmasing sentra yang dipegangnya. Pada kesempatan ini sentra yang disediakan ada tiga sentra, yaitu sentra kognitif, sentra seni dan sentra sosiodrama. Pada sentra seni anak-anak mampu mengerjakan tugasnya dengan baik, mereka menjalin kerjasama dengan temannya sesuai kebutuhan. Walaupun masih ada anak yang belum percaya diri dalam menyelesaikannya. Ketika memberikan pengarahan dan

70 pertanyaan terkait dengan tugas yang dikerjakan, anak-anak memberikan jawaban yang cukup baik berdasarkan pengalaman sendiri. Di sentra kognitif, anak-anak penuh antusias mengerjakan tugas yang diberikan dan hanya sedikit memerlukan bantuan guru. Selesai mengerjakan tugasnya, anak-anak sudah mampu mengikuti intruksi guru untuk menyimpan hasil pekerjaannya ditempat yang sudah ditentukan. d. Kondisi Anak Sesudah Pijakan Bermain Setelah waktu bermain selesai dan guru menyampaikan agar mainan dirapikan ke tempatnya, ada anak yang sudah mampu dengan pembiasaan tersebut. Bagi anak yang belum terbiasa membereskan kembali mainannya, guru berusaha memberikan intruksi melalui suatu permainan dan akhirnya anak-anak tersebut bisa membereskan mainan sesuai dengan tempatnya walaupun mereka cukup sulit untuk berhenti bermain pada waktunya. Selesai membereskan mainan, semua anak duduk secara melingkar dan guru menanyakan kembali tentang kegiatan yang sudah dilakukan. Pada pijakan sesudah bermain ini semua anak diberikan kesempatan untuk menceritakan/menunjukkan hasil karyanya dihadapan temannya. Saat temannya menunjukkan hasil karyanya, sebagian anak selalu memberikan tanggapan yang kurang baik sehingga menyebabkan anak yang lain menjadi kurang percaya diri bahkan tidak mau sama sekali berbagi cerita tentang kegiatan bermainnya. Dari uraian di atas penulis memperoleh gambaran bahwa kondisi awal keterampilan sosial anak kelompok A2 ketika proses pembelajaran berlangsung terlihat membutuhkan suatu stimulasi dalam setiap kegiatan bermain dan

71 belajarnya melalui pendekatan dalam metode belajarnya. Sebagian anak yang mengalami masalah dalam keterampilan sosialnya secara langsung dapat mempengaruhi proses keterampilan sosial anak yang lain. Hal tersebut dapat terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung dengan adanya masalah-masalah yang timbul, seperti mendominasi temannya, tidak mau mematuhi peraturan yang berlaku, mengejek sampai pada perselisihan yang menyebabkan kontak fisik. 2. Pelaksanaan Penerapan Metode BCCT dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak pada Kelompok A2 di TK Kemala Bhayangkari 36 a. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran mengenai perkembangan keterampilan sosial anak yang dilakukan oleh guru antara lain: (1) menentukan kompetensi pembelajaran keterampilan sosial dalam pengembangan emosi dan sosial anak kurikulum 2008, (2) kompetensi keterampilan sosial anak yang telah dipilih dan dituangkan dalam rencana kegiatan mingguan (RKM), (3) kemudian dalam rencana kegiatan harian (RKH). (Dokumentasi RKM dan RKH terlampir). 1) Siklus Pertama Siklus pertama meningkatkan keterampilan sosial melalui penerapan metode BCCT dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22-23 Februari 2011 yaitu dari pukul 08:00-11:00 WIB. Pada pelaksanaan meningkatkan keterampilan social melalui penerapan metode BCCT dilakukan sebanyak tiga siklus.

72 Setelah memperoleh gambaran tentang kondisi awal keterampilan sosial dari komponen pembelajaran di atas, maka penulis bersama guru TK Kemala Bhayangkari 36 merancang kegiatan pembelajaran untuk pelaksanaan metode BCCT. a) Perencanaan Pembelajaran Siklus I, yaitu: Hari/tanggal : Selasa-Rabu, 22-23 Februari 2011 Tema Sub tema : Pekerjaan : Jenis-jenis Pekerjaan Tujuan :Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Melalui Penerapan Metode BCCT. Indikator (1) Anak dapat menghargai temannya/orang lain (2) Anak dapat menghargai hasil karya temannya/orang lain (3) Anak berani bertanya di depan umum (4) Anak bersedia bermain dengan temannya (5) Anak mampu mengikuti aturan permainan (6) Anak berhenti bermain pada waktunya Materi (1) Sentra Seni: menghias topeng pesta dari kertas duplek dan membatik/menggambar bebas. (2) Sentra Kognitif: merangkai bentuk pesawat dari kertas duplek, mengenal bentuk geometris yang terdapat pada bentuk pesawat dan meronce. (3) Sentra Sosiodrama: bermain peran menjadi Dokter, Pasien dan Perawat

73 Kegiatan (1) Guru Sentra Seni: (a) Menjelaskan tentang macam-macam topeng (contoh: topeng pesta), membatik dan menggambar bebas. (b) Menjelaskan tentang bahan-bahan dan hiasan yang dipakai untuk membuat topeng pesta dan membatik (c) Menjelaskan dan memberi contoh tentang cara menempel hiasan yang benar pada topeng pesta dan cara membatik dengan krayon lilin. (2) Guru Sentra Kognitif: (a) Menjelaskan tentang macam-macam pesawat dan pilot, meronce kalung. (b) Menjelaskan tentang bahan-bahan untuk membuat pesawat mainan (c) Menjelaskan dan memberi contoh cara merangkai pesawat mainan beserta hiasannya. (3) Guru Sentra Sosiodrama: (a) Menjelaskan tentang permainan sosiodrama beserta aturannya. (b) Menjelaskan peran-peran yang akan dimainkan (Dokter, Pasien dan Perawat) (c) Menjelaskan dan menyebutkan alat-alat permainan yang akan digunakan b) Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan untuk guru dalam melaksanakan pembelajaran metode BCCT dalam meningkatkan keterampilan sosial anak adalah sebagai berikut:

74 Tabel 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran TK Kemala Bhayangkari 36 Siklus I No Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Anak 1. Pembukaan Berbaris Membuat dua barisan yaitu barisan laki-laki dan barisan perempuan Pijakan Guru menata Bersama-sama menjawab Lingkungan lingkungan yang salam, berdoa sebelum disesuaikan intensitas kegiatan, serta dan densitas mendengarkan ketika di 2. Inti (Pijakan sebelum bermain) Sentra Seni (a) Guru meminta para anak untuk membentuk lingkaran. (b) Guru ada diantara para anak sambil bernyanyi (c) Guru meminta para anak untuk duduk melingkar (d) Guru meminta anak-anak berdo a bersama (e) Guru menanyakan kepada anak kesiapan mendengar cerita dan memasuki sentra (f) Guru memulai bercerita menggunakan media yang sesuai dengan tema (g) Guru menginformasikan jenis mainan yang ada dan menyampaikan aturan bermain (h) Guru meminta anak masuk ke sentra (a) Menjelaskan tentang macam-macam topeng (contoh: topeng pesta), membatik dan menggambar bebas. (b) Menjelaskan tentang absen oleh guru (a) Menyanyi bersama (b) Mendengarkan guru ketika membaca surat pendek dan mengulang kembali bacaan tersebut. (c) Mendengarkan cerita dan penjelasan guru Anak menghias topeng pesta dari kertas duplek dan membatik/menggambar bebas.

75 Sentra Kognitif Sentra Sosiodrama bahan-bahan dan hiasan yang dipakai untuk membuat topeng pesta dan membatik (c) Menjelaskan dan memberi contoh tentang cara menempel hiasan yang benar pada topeng pesta dan cara membatik dengan krayon lilin. (a) Menjelaskan tentang macam-macam pesawat dan pilot, meronce kalung. (b) Menjelaskan tentang bahan-bahan untuk membuat pesawat mainan (c) Menjelaskan dan memberi contoh cara merangkai pesawat mainan beserta hiasannya. (a) Menjelaskan tentang permainan sosiodrama beserta aturannya. (b) Menjelaskan peranperan yang akan dimainkan (Dokter, Pasien dan Perawat) (c) Menjelaskan dan menyebutkan alatalat permainan yang akan digunakan Anak merangkai bentuk pesawat dari kertas duplek, mengenal bentuk geometris yang terdapat pada bentuk pesawat dan meronce. Anak bermain peran menjadi Dokter, Pasien dan Perawat Pijakan saat bermain Guru bersama anak membuat aturan bermain yang disepakati bersama Bermain sensorimotor atau fungsional yang memfungsikan panca indra anak agar dapat

76 Mengizinkan anak yang sudah selesai mengerjakan tugasnya untuk memasuki pijakan bermain. 3. Istirahat Mengizinkan anak untuk bermain bebas di luar Meminta anak cuci tangan sebelum makan Meminta anak untuk duduk melingkar di karpet 4. Penutup Evaluasi tentang kegiatan yang telah dilaksanakan Bercakap-cakap dan tanya jawab Berdoa dan mengucapkan salam berhubungan dengan lingkungan sekitar. Bermain pembangunan, Anak dapat memilih mainan yang telah disediakan (Puzzle, Leggo). Bermain peran baik mikro maupun makro. Anak-anak bermain di luar kelas Semua anak mencuci tangan sebelum makan Anak-anak melihat guru yang demonstrasi dan bereksperimen memecahkan balon yang di isi/tanpa air dengan api Anak mendemonstrasikan hasil karya masing-masing dan menjelaskan kepada temannya Anak-anak mengajukan pertanyaan Bersama-sama berdoa setelah kegiatan dan menjawab salam (1) Metode (a) Eksperimen secara sederhana dan bercakap-cakap. (b) Mendemonstrasikan setiap kegiatan yang ada pada setiap sentra (2) Media (a) Karton, kertas berwarna, kertas duplek, lem, gunting, solatip, sumpit. (b) Puzzle, leggo, roncean kayu, peralatan main (dokter-dokteran) (c) Kertas wajit, sumpit, krayon lilin, cat air, kuas, benang kasur, benang wol.

77 (3) Evaluasi (a) Evaluasi Proses Evaluasi proses biasanya lebih mengacu pada suatu proses dimana anak melakukan aktivitas pembelajaran dari awal hingga akhir. (b) Evaluasi Hasil Evaluasi hasil lebih mengacu pada bagaimana hasil yang dicapai oleh anak dan ditunjukkan dari perilaku anak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam aktivitas yang dilakukan di sekolah. c) Pelaksanaan dan Observasi (1) Pembukaan Kegiatan pembukaan diawali dengan berbaris di depan kelas yang dilakukan oleh semua anak TK Kemala Bhayangkari 36. Setelah kegiatan berbaris dan menyanyi, kelompok yang berbaris rapi dan berjejer ke belakang dengan lurus akan di tunjuk oleh guru untuk menjadi yang pertama memasuki kelas. Setelah semua anak kelompok A2 masuk kelas, anak-anak di suruh duduk, guru langsung memimpin salam, do a sebelum belajar dan mengabsen kehadiran anak-anak dilanjutkan dengan menyebutkan nama-nama hari, tanggal, bulan, dan tahun. Dilanjutkan lagi dengan membaca surat-surat pendek serta bernyanyi Selamat pagi bapak/ibu guru dll. (2) Pijakan Sebelum Bermain (Inti Kegiatan) Kegiatan selanjutnya yaitu guru menyuruh anak untuk duduk melingkar di atas karpet sambil menjelaskan tentang sentra yang telah disediakan serta mainan yang ada dalam pijakan. Setelah guru melaksanakan apersepsi, guru menjelaskan

78 materi dan kegiatan yang akan disampaikan, untuk memperjelas penyampaian materi, guru menyiapkan media yaitu berupa hasil karya yang sudah jadi dan memberikan contoh untuk merangkai Topeng Pesta dan Pesawat Terbang dari awal sampai selesai. Pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran, hampir semua anak terlihat memperhatikan guru, namun ada juga yang sudah tidak sabar ingin memasuki sentra. Selesai memberikan penjelasan selanjutnya guru mempersilahkan anak-anak untuk memasuki sentra dan mengikuti perintah ibu guru yang membimbing pada setiap sentra. Anak-anak memilih sentra yang mereka minati, dari ke tiga sentra yang disediakan yaitu sentra seni (merangkai topeng pesta), kognitif (merangkai pesawat), dan sosiodrama (bermain peran dokter, pasien dan perawat). Lima (5) anak memilih kegiatan di sentra seni dan delapan (8) anak memilih kegiatan di sentra kognitif. Selanjutnya di sentra sosiodrama ada 10 anak berminat untuk bermain peran. Pada saat mengerjakan tugasnya anak-anak yang berada di sentra seni tampak serius dan menikmati semua kegiatannya, meskipun ada dua (2) anak yang harus selalu dibantu guru, sedangkan tiga (3) anak lainnya tampak percaya diri dan mandiri dengan hasil pekerjaannya. Lain dengan keadaan di sentra kognitif, hampir semuanya meminta bantuan guru dari awal sampai selesai. Dan di sentra sosiodrama semua anak menunjukkan minat yang cukup baik, meskipun mereka masih belum bisa bersedia sabar menunggu giliran dan guru memberikan pengertian kepada anak-anak supaya bisa tertib.

79 (3) Pijakan Saat Bermain Selesai mengerjakan tugasnya, guru mempersilahkan anak untuk memasuki pijakan bermain. Adapun permainan yang disediakan seperti, puzzle, leggo, dan roncean dari balok kayu. Setelah semua anak-anak menyelesaikan tugasnya, guru meminta anak untuk menyimpan hasil karyanya di meja guru. Selesai kegiatan pembelajaran, anak-anak bermain bebas di luar kelas setelah itu cuci tangan dan berdoa untuk makan bersama. (4) Pijakan Setelah Bermain Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan penutup. Dalam kegiatan penutup, guru melaksanankan evaluasi dengan cara mengulas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada saat itu guru memanggil satu per satu nama anak untuk memperlihatkan hasil karyanya. Anak-anak tampak penuh percaya diri dan bangga menceritakan tentang hasil karyanya namun nampak tiga (3) anak masih belum bisa menghargai temannya ketika menceritakan hasil karyanya. Dan dari semua anak yang hadir ada satu (1) anak yang tidak mau menceritakan hasil karyanya meskipun sudah mendapatkan dukungan dari guru dan teman-temannya. d) Refleksi Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam pembelajaran yang menerapkan metode BCCT untuk meningkatkan keterampilan sosial anak TK Kemala Bhayangkai 36. Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran pada siklus satu (I) tindakan kesatu (1) dan kedua (2) dengan metode BCCT, respon anak tampak cukup baik. Anak terlihat antusias sekali untuk

80 memperhatikan guru ketika menjelaskan kegiatan pembelajaran pada setiap sentra. Hal ini karena guru menggunakan media dan alat permainan yang menarik berupa gambar bentuk geometri yang bisa dirangkai menjadi pesawat dan topeng dengan warna yang menarik dan sederhana. Pada siklus satu (I) tindakan kesatu (1) ketika guru menjelaskan sentra beserta kegiatannya dan mempersilahkan anak untuk memilihnya, ada anak yang suka tergantung dengan pilihan temannya. Jika sentra seni lebih banyak maka anak tersebut akan memilih sentra seni dan sebaliknya. Jadi anak tersebut akan memilih sentra yang paling banyak peminatnya. Selanjutnya, ada anak-anak yang menganggap bahwa ada kegiatan membuat hasil karya tertentu hanya untuk dikerjakan anak perempuan atau laki-laki saja. Kemudian ada sebagian anak-anak yang belum bisa mandiri dalam mengerjakan tugasnya. Sedangkan pada siklus satu (I) tindakan kedua (2) pada saat guru meminta anak-anak duduk melingkar dan bergiliran menceritakan hasil karya temannya, ada anak cenderung mencela dan tidak mendengarkan cerita hasil karya temannya, ada pula anak yang masih suka keluar masuk kelas dan bermain berlari di kelas sehingga guru tidak bisa optimal dalam melaksanakan evalusi tentang kegiatan yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil refleksi dengan guru terhadap proses pembelajaran pada siklus satu (I) tindakan kesatu (1) dan kedua (2) dapat ditarik kesimpulan, pertama guru kurang fokus dalam memberikan perhatian kepada anak-anak ketika membutuhkan bantuan karena pada waktu yang bersamaan melakukan aktivitas lain, kedua guru kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan tugasnya sendiri, memberikan bantuan sampai selesai dan yang

81 ketiga anak belum bisa tertib ketika memasuki pijakan bermain karena kurangnya pengawasan dari guru. maka untuk lebih meningkatkan keterampilan sosial anak adalah diupayakan supaya guru setiap sentra memberikan arahan serta penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan lebih sederhana lagi. Selanjutnya memberikan pengertian serta stimulus yang berkelanjutan secara bertahap dengan bahasa yang sederhana, sehingga tidak hanya peneliti atau satu guru saja yang terus memberikan stimulus kepada anak-anak. Pada siklus I tindakan kesatu dan kedua team work antara guru kelas dengan peneliti belum optimal. Tabel 4.2 Rangkuman Peningkatan Keterampilan Sosial Anak TK Melalui Penerapan Metode BCCT di Siklus I Penilaian No Indikator BB DP PS 1 a. Menghargai pendapat 4 anak 3 anak 6 anak temannya/orang lain 2. b. Menghargai hasil karya 5 anak 3 anak 5 anak temannya/orang lain 3. c. Berani bertanya di depan umum 6 anak 5 anak 2 anak 4. d. Bersedia bermain dengan teman 7 anak 4 anak 2 anak 5. e. Mengikuti aturan permainan 6 anak 5 anak 2 anak 6. f. Berhenti bermain pada waktunya 3 anak 4 anak 6 anak BB :Berkembang Baik DP : Dalam Proses PS : Perlu Stimulus

82 GRAFIK 4.1 Hasil Gambaran Keterampilan Sosial Anak Kelompok A2 Grafik Hasil Penelitian pada Siklus I 29% 40% Berkembang Baik Dalam Proses Perlu Stimulus 31% Berdasarkan hasil pengamatan selama di lapangan, diketahui bahwa peningkatan keterampilan sosial anak TK melalui penerapan metode BCCT kelompok A2 di TK Kemala Bhayangkari 36 Bandung pada siklus I belum menunjukan peningkatan yang cukup tinggi dari penilaian kondisi awal. Mengenai gambaran kondisi keterampilan sosial tersebut dapat diketahui dengan menilai anak: menghargai pendapat temannya/orang lain 4 anak berkembang baik, menghargai hasil karya temannya/orang lain 5 anak berkembang baik, berani bertanya di depan umum mendapatkan 6 anak yang berkembang baik, bersedia bermain dengan teman 7 anak yang berkembang baik, mengikuti aturan permainan 6 anak dan berhenti bermain pada waktunya 3 anak berkembang baik. Pada siklus pertama peningkatan keterampilan sosial anak TK menunjukkan perubahan yang cukup baik meskipun tidak terlalu tinggi dari observasi awal yaitu 40% keterampilan sosial anak berkembang baik, dan 60% keterampilan sosial anak masih rendah.

83 2) Siklus Kedua Siklus kedua untuk penerapan pembelajaran metode BCCT dilaksanakan pada hari Selasa-Rabu tanggal 1-2 Maret 2011 yaitu dari pukul 08:00-11:00 WIB. Pada pelaksanaan penerapan metode BCCT untuk meningkatkan keterampilan sosial anak TK tahap siklus II adalah sebagai berikut : a) Perencanaan Perencanaan Pembelajaran Siklus II, yaitu: Hari/tanggal : Selasa-Rabu, 1-2 Maret 2011 Tema Sub tema Tujuan : Air, Api dan Udara : Manfaat Air, Api dan Udara dalam Kehidupan Sehari-hari : Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak TK Melalui Penerapan Metode BCCT. Indikator (1) Anak dapat menghargai temannya/orang lain (2) Anak dapat menghargai hasil karya temannya/orang lain (3) Anak berani bertanya di depan umum (4) Anak bersedia bermain dengan temannya (5) Anak mampu mengikuti aturan permainan (6) Anak berhenti bermain pada waktunya Materi (1) Sentra Seni: menghias tas dari kertas warna, menjahit baju kertas dengan benang wol

84 (2) Sentra Kognitif dan Sains: menempel angka 1-12 pada piring kertas (jam dinding), memisahkan kacang hijau dan kedelai (membandingkan warna dan ukuran), meniup dan memecahkan balon yang di isi/tanpa air dengan menggunakan api. (3) Sentra Sosiodrama: bermain peran menjadi Pedagang dan Pembeli Pizza Kegiatan (1) Guru Sentra Seni: (a) Menjelaskan tentang manfaat dan macam-macam tas serta baju. (b) Menjelaskan tentang bahan-bahan dan hiasan yang dipakai untuk menghias tas dan baju. (c) Menjelaskan dan memberi contoh tentang cara menempel hiasan yang benar pada tas dan baju serta cara menjahit/memasukkan benang wol pada lubang baju yang tersedia. (2) Guru Sentra Kognitif dan Sains: (a) Menjelaskan tentang manfaat dan macam-macam jam. (b) Menjelaskan tentang angka (1-12) serta jarum jam yang terdapat pada jam (c) Menjelaskan dan memberi contoh cara menyusun angka pada jam (d) Mendemonstrasikan cara meniup balon yang di isi air dan memecahkan balon dengan api. (e) Menjelaskan tentang manfaat dan membedakan warna kacang hijau dan kedelai

85 (3) Guru Sentra Sosiodrama: (a) Menjelaskan tentang permainan sosiodrama serta peraturan mainannya (b) Menjelaskan peran-peran yang akan dimainkan (Penjual dan Pembeli Pizza) (c) Menjelaskan dan menyebutkan alat-alat permainan yang akan digunakan b) Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan untuk guru dalam melaksanakan pembelajaran metode BCCT untuk meningkatkan keterampilan sosial anak TK adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran TK Kemala Bhayangkari 36 Siklus II No Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Anak 1. Pembukaan Berbaris Membuat dua barisan yaitu barisan laki-laki dan barisan perempuan Pijakan Guru menata Bersama-sama menjawab Lingkungan lingkungan yang salam, berdoa sebelum disesuaikan intensitas kegiatan, serta dan densitas mendengarkan ketika di Inti (Pijakan sebelum bermain) (a) Guru meminta para anak untuk membentuk lingkaran. (b) Guru ada diantara para anak sambil bernyanyi (c) Guru meminta para anak untuk duduk melingkar (d) Guru meminta anak-anak berdo a bersama (e) Guru menanyakan kepada anak kesiapan mendengar cerita dan memasuki sentra absen oleh guru (a) Menyanyi bersama (b) Mendengarkan guru ketika membaca surat pendek dan mengulang kembali bacaan tersebut. (c) Mendengarkan cerita dan penjelasan guru

86 Sentra Seni Sentra Kognitif (f) Guru memulai bercerita menggunakan media yang sesuai dengan tema (g) Guru menginformasikan jenis mainan yang ada dan menyampaikan aturan bermain (h) Guru meminta anak masuk ke sentra (a) Menjelaskan tentang manfaat dan macammacam tas serta baju. (b) Menjelaskan tentang bahan-bahan dan hiasan yang dipakai untuk menghias tas dan baju. (c) Menjelaskan dan memberi contoh tentang cara menempel hiasan yang benar pada tas dan baju serta cara menjahit/memasukkan benang wol pada lubang baju yang tersedia. a) Menjelaskan tentang manfaat dan macammacam jam. (b) Menjelaskan tentang angka (1-12) serta jarum jam yang terdapat pada jam (c) Menjelaskan dan memberi contoh cara menyusun angka pada jam (d) Mendemonstrasikan cara meniup balon yang di isi air dan memecahkan balon dengan api. (e) Menjelaskan tentang manfaat dan membedakan warna Anak menghias tas dari kertas warna, menjahit baju kertas dengan benang wol Anak menempel angka 1-12 pada piring kertas (jam dinding), memisahkan kacang hijau dan kedelai (membandingkan warna dan ukuran), meniup dan memecahkan balon yang di isi/tanpa air dengan menggunakan api.

87 Sentra Sosiodrama Pijakan saat bermain kacang hijau dan kedelai (a) Menjelaskan tentang permainan sosiodrama serta peraturan mainannya (b) Menjelaskan peranperan yang akan dimainkan (Penjual dan Pembeli Pizza) (c) Menjelaskan dan menyebutkan alat-alat permainan yang akan digunakan Guru bersama anak membuat aturan bermain yang disepakati bersama Mengizinkan anak yang sudah selesai mengerjakan tugasnya untuk memasuki pijakan bermain. 3. Istirahat Mengizinkan anak untuk bermain bebas di luar Meminta anak cuci tangan sebelum makan Meminta anak untuk duduk melingkar di karpet 4. Penutup Evaluasi tentang kegiatan yang telah dilaksanakan Bercakap-cakap dan tanya jawab Berdoa dan mengucapkan salam Anak bermain peran menjadi Pedagang dan Pembeli Pizza Bermain sensorimotor atau fungsional yang memfungsikan panca indra anak agar dapat berhubungan dengan lingkungan sekitar. Bermain pembangunan, Anak dapat memilih mainan yang telah disediakan (Puzzle, Leggo). Bermain peran baik mikro maupun makro. Anak-anak bermain di luar kelas Semua anak mencuci tangan sebelum makan Anak-anak melihat guru yang demonstrasi dan bereksperimen memecahkan balon yang di isi/tanpa air dengan api Anak mendemonstrasikan hasil karya masing-masing dan menjelaskan kepada temannya Anak-anak mengajukan pertanyaan Bersama-sama berdoa setelah kegiatan dan menjawab salam

88 (1) Metode (a) Eksperimen secara sederhana dan bercakap-cakap. (b) Mendemonstrasikan setiap kegiatan yang ada pada setiap BCCT (c) BCCT (2) Media (a) Kertas warna, lem kayu, gunting, double tape, piring kertas, benang wol, pensil (b) Balon karet, air, korek api dan lilin (c) Kacang hijau, kacang kedelai, kertas, karayon lilin, pensil (3) Evaluasi Proses dan Hasil (a) Evaluasi Proses Evaluasi proses biasanya lebih mengacu pada suatu proses dimana anak melakukan aktivitas pembelajaran dari awal hingga akhir. (b) Evaluasi Hasil Evaluasi hasil lebih mengacu pada bagaimana hasil yang dicapai oleh anak dan ditunjukkan dari prilaku anak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam aktivitas yang dilakukan di sekolah. c) Pelaksanaan dan Observasi (1) Pembukaan Kegiatan pembukaan diawali dengan berbaris di depan kelas yang dilakukan oleh semua anak TK Kemala Bhayangkari 36. Setelah kegiatan berbaris dan menyanyi, kelompok yang berbaris rapi dan berjejer ke belakang dengan lurus akan di tunjuk oleh guru untuk menjadi yang pertama memasuki kelas.

89 Setelah semua anak kelompok A2 masuk kelas, anak-anak di suruh duduk, guru langsung memimpin salam, do a sebelum belajar dan mengabsen kehadiran anak-anak dilanjutkan dengan menyebutkan nama-nama hari, tanggal, bulan, dan tahun. Dilanjutkan lagi dengan membaca surat-surat pendek serta bernyanyi Selamat pagi bapak/ibu guru dll. (2) Pijakan Sebelum Bermain (Inti Kegiatan) Kegiatan selanjutnya sama dengan kegiatan pada siklus satu (I) tindakan kesatu (1) dan kedua (2) yaitu guru menyuruh anak untuk duduk melingkar di atas karpet sambil menjelaskan tentang sentra yang telah disediakan serta mainan yang ada dalam pijakan. Setelah guru melaksanakan apersepsi, guru menjelaskan materi dan kegiatan yang akan disampaikan, untuk memperjelas penyampaian materi, guru menyiapkan media yaitu berupa hasil karya yang sudah jadi dan memberikan contoh dari awal sampai selesai. Pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran, hampir semua anak terlihat memperhatikan guru dan anak mulai bisa tertib dan sabar memasuki sentra. Selesai memberikan penjelasan selanjutnya guru mempersilahkan anak-anak untuk memasuki sentra dan mengikuti perintah ibu guru yang membimbing pada setiap sentra. Anak-anak memilih sentra yang mereka minati, dari ke tiga sentra yang disediakan yaitu sentra seni (Membatik di atas Kertas dan Menjahit Baju dengan Benang Wol), kognitif (Angka pada Jam Dinding, Memisahkan Kacang Kedelai & Kacang Hijau), dan sosiodrama (bermain peran Penjual & Pembeli Pizza). Sepuluh (10) anak memilih kegiatan di sentra seni dan sebelas (11) anak memilih kegiatan di sentra kognitif.

90 Sedangkan di sentra sosiodrama semua anak (13) berminat untuk bermain peran. Pada saat mengerjakan tugasnya anak-anak yang berada di sentra seni tampak serius dan menikmati semua kegiatannya, meskipun ada dua (2) anak yang masih meminta sedikit bantuan guru. Sedangkan tiga (3) anak lainnya tampak percaya diri dan mandiri dengan hasil pekerjaannya. Berbeda waktu di siklus satu (I) tindakan 1 dan 2, di sentra kognitif sekarang hanya empat (4) anak yang meminta bantuan guru dan itupun hanya sebentar. Dan di sentra sosiodrama semua anak menunjukkan minat yang cukup baik dan sudah bisa sabar menunggu giliran dengan tertib. (3) Pijakan Saat Bermain Selesai mengerjakan tugas, guru mempersilahkan anak untuk memasuki pijakan bermain. Adapun permainan yang disediakan seperti, puzzle, leggo, dan roncean dari balok kayu. Setelah semua anak-anak menyelesaikan tugasnya, guru meminta anak untuk menyimpan hasil karyanya di meja guru dan bermain bebas di luar kelas setelah itu cuci tangan dan berdoa untuk makan bersama. (4) Pijakan Setelah Bermain Guru melaksanankan evaluasi dengan cara mengulas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada saat itu anak-anak sudah mulai berani menawarkan diri untuk memperlihatkan hasil karyanya. Anak-anak tampak penuh percaya diri dan bangga menceritakan tentang hasil karyanya. Anak yang tidak memperhatikan ditegur sama-sama oleh guru dan temannya. Dan satu (1) anak yang tidak mau menceritakan hasil karyanya di depan teman-temannya sudah mulai mau mendengarkan temannya dan menceritakan hasil karyanya hanya kepada guru.

91 d) Refleksi Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam pembelajaran yang menerapkan metode BCCT untuk meningkatkan keterampilan sosial anak TK Kemala Bhayangkai 36. Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran pada siklus dua (II) tindakan kesatu (1) dan kedua (2), kerjasama antara guru dan guru ataupun antara guru dan peneliti sudah mulai optimal. Sedangkan pada siklus satu (I) tindakan kedua (2) anak-anak secara perlahan sudah mulai percaya diri untuk memilih sentra yang diinginkannya,. Pada siklus ini anak-anak sudah duduk melingkar di karpet tanpa menunggu perintah dan bersedia bergiliran menceritakan hasil karya, anak yang cenderung mencela dan tidak mendengarkan cerita hasil karya temannya sudah mulai bisa menghargai temannya meskipun masih membutuhkan stimulus, proses evaluasi di akhir pembelajaran bisa berjalan dengan optimal karena adanya kerjasama antar guru. Tabel 4.4 Rangkuman Peningkatan Keterampilan Sosial Anak TK Melalui Penerapan Metode BCCT di Siklus II Penilaian No Indikator BB DP PS 1. a. Menghargai pendapat 6 anak 4 anak 3 anak temannya/orang lain 2. b. Menghargai hasil karya 6 anak 5 anak 2 anak temannya/orang lain 3. c. Berani bertanya di depan umum 9 anak 2 anak 2 anak 4. d. Bersedia bermain dengan teman 9 anak 3 anak 1 anak

92 5. e. Mengikuti aturan permainan 9 anak 2 anak 2 anak 6. f. Berhenti bermain pada waktunya 7 anak 4 anak 1 anak BB :Berkembang Baik DP : Dalam Proses PS : Perlu Stimulus GRAFIK 4.2 Hasil Gambaran Keterampilan Sosial Anak Kelompok A2 Grafik Hasil Penelitian pada Siklus II 16% 25% 59% Berkembang Baik Dalam Proses Perlu Stimulus Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa peningkatan keterampilan sosial anak TK melalui penerapan metode BCCT pada kelompok A2 di TK Kemala Bhayangkari 36 Bandung pada siklus II mulai menunjukkan peningkatan yang cukup baik dari penilaian siklus I. Peningkatan keterampilan sosial anak TK terlihat dengan menilai anak: menghargai pendapat temannya/orang lain 6 anak berkembang baik, menghargai hasil karya temannya/orang lain 6 anak berkembang baik, berani bertanya di depan umum mendapatkan 9 anak yang berkembang baik, bersedia bermain dengan teman 9

93 anak yang berkembang baik, mengikuti aturan permainan 9 anak dan berhenti bermain pada waktunya 7 anak berkembang baik. Dari hasil penilaian siklus II memperlihatkan peningkatan yang cukup baik, dari siklus I diketahui 40 % keterampilan sosial anak berkembang baik dan meningkat pada siklus II menjadi 59% keterampilan sosial anak berkembang baik, sedangkan yang 41% keterampilan sosial anak masih rendah. 3) Siklus Ketiga Siklus ketiga untuk penerapan pembelajaran metode BCCT dilaksanakan pada hari Selasa-Rabu tanggal 8-9 Maret 2011 yaitu dari pukul 08:00-11:00 WIB. Pada pelaksanaan penerapan metode BCCT untuk meningkatkan keterampilan sosial anak TK tahap siklus III adalah sebagai berikut: a) Perencanaan Perencanaan Pembelajaran Siklus III, yaitu: Hari/tanggal : Selasa-Rabu, 8-9 Maret 2011 Tema Sub tema Tujuan : Alat Komunikasi : Macam-macam Alat Komunikasi dan Manfaatnya : Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak TK Melalui Penerapan Metode BCCT Indikator (1) Anak dapat menghargai temannya/orang lain (2) Anak dapat menghargai hasil karya temannya/orang lain (3) Anak berani bertanya di depan umum

94 (4) Anak bersedia bermain dengan temannya (5) Anak mampu mengikuti aturan permainan (6) Anak berhenti bermain pada waktunya Materi (1) Sentra Seni: menyusun kertas berbentuk lingkaran menjadi bentuk ulat berdasarkan warna. (2) Sentra Kognitif: mozaik gambar semut dengan kacang kedelai (3) Sentra Bahasa: bermain peran Penelepon dan Penerima Telepon Kegiatan (1) Guru Sentra Seni: (a) Menjelaskan tentang bentuk ulat yang disusun berdasarkan warna. (b) Menjelaskan tentang bahan-bahan dan hiasan yang dipakai untuk menghias gambar ulat. (c) Menjelaskan dan memberi contoh tentang cara menempel hiasan yang benar pada gambar ulat. (2) Guru Sentra Kognitif: (a) Menjelaskan tentang binatang semut. (b) Menjelaskan tentang mozaik dengan menggunakan kacang kedelai (c) Menjelaskan dan memberi contoh cara menempel kacang kedelai pada kertas (3) Guru Sentra Sosiodrama: (a) Menjelaskan tentang permainan sosiodrama serta peraturan mainannya

95 (b) Menjelaskan peran-peran yang akan dimainkan (Penelpon dan Penerima Telepon) b) Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan untuk guru dalam melaksanakan pembelajaran metode BCCT untuk meningkatkan keterampilan sosial anak TK adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran TK Kemala Bhayangkari 36 Siklus III No Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Anak 1. Pembukaan Berbaris Membuat dua barisan yaitu barisan laki-laki dan barisan perempuan Pijakan Guru menata Bersama-sama menjawab Lingkungan lingkungan yang salam, berdoa sebelum disesuaikan intensitas kegiatan, serta dan densitas mendengarkan ketika di Inti (Pijakan sebelum bermain) (a) Guru meminta para anak untuk membentuk lingkaran. (b) Guru ada diantara para anak sambil bernyanyi (c) Guru meminta para anak untuk duduk melingkar (d) Guru meminta anak-anak berdo a bersama (e) Guru menanyakan kepada anak kesiapan mendengar cerita dan memasuki sentra (f) Guru memulai bercerita menggunakan media yang sesuai dengan tema (g) Guru menginformasikan jenis absen oleh guru (a) Menyanyi bersama (b) Mendengarkan guru ketika membaca surat pendek dan mengulang kembali bacaan tersebut. (c) Mendengarkan cerita dan penjelasan guru

96 Sentra Seni Sentra Kognitif Sentra Sosiodrama Pijakan saat bermain mainan yang ada dan menyampaikan aturan bermain (h) Guru meminta anak masuk ke sentra (a) Menjelaskan tentang bentuk ulat yang disusun berdasarkan warna. (b) Menjelaskan tentang bahan-bahan dan hiasan yang dipakai untuk menghias gambar ulat. (c) Menjelaskan dan memberi contoh tentang cara menempel hiasan yang benar pada gambar ulat. (a) Menjelaskan tentang binatang semut. (b) Menjelaskan tentang mozaik dengan menggunakan kacang kedelai (c) Menjelaskan dan memberi contoh cara menempel kacang kedelai pada kertas (a) Menjelaskan tentang permainan sosiodrama serta peraturan mainannya (b) Menjelaskan peranperan yang akan dimainkan (Penelpon dan Penerima Telepon) Guru bersama anak membuat aturan bermain yang disepakati bersama Anak menyusun kertas berbentuk lingkaran menjadi bentuk ulat berdasarkan warna. Anak mengerjakan mozaik gambar semut dengan kacang kedelai Anak bermain peran Penelepon dan Penerima Telepon Bermain sensorimotor atau fungsional yang memfungsikan panca indra anak agar dapat berhubungan dengan lingkungan sekitar.

97 Mengizinkan anak yang sudah selesai mengerjakan tugasnya untuk memasuki pijakan bermain. 3. Istirahat Mengizinkan anak untuk bermain bebas di luar Meminta anak cuci tangan sebelum makan Meminta anak untuk duduk melingkar di karpet 4. Penutup Evaluasi tentang kegiatan yang telah dilaksanakan Bercakap-cakap dan tanya jawab Berdoa dan mengucapkan salam Bermain pembangunan, Anak dapat memilih mainan yang telah disediakan (Puzzle, Leggo). Bermain peran baik mikro maupun makro. Anak-anak bermain di luar kelas Semua anak mencuci tangan sebelum makan Anak-anak melihat guru yang demonstrasi dan bereksperimen memecahkan balon yang di isi/tanpa air dengan api Anak mendemonstrasikan hasil karya masing-masing dan menjelaskan kepada temannya Anak-anak mengajukan pertanyaan Bersama-sama berdoa setelah kegiatan dan menjawab salam Metode (a) Bercakap-cakap. (b) Mendemonstrasikan setiap kegiatan yang ada pada setiap sentra Media (a) Kacang kedelai, lem kayu, kertas, krayon (b) Kertas berwarna, lem, pensil dan kertas.

98 Evaluasi Proses dan Hasil (a) Evaluasi Proses Evaluasi proses biasanya lebih mengacu pada suatu proses dimana anak melakukan aktivitas pembelajaran dari awal hingga akhir. (b) Evaluasi Hasil Evaluasi hasil lebih mengacu pada bagaimana hasil yang dicapai oleh anak dan ditunjukkan dari prilaku anak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam aktivitas yang dilakukan di sekolah. c) Pelaksanaan dan Observasi (1) Pembukaan Kegiatan pembukaan diawali dengan berbaris di depan kelas yang dilakukan oleh semua anak TK Kemala Bhayangkari 36. Setelah kegiatan berbaris dan menyanyi, kelompok yang berbaris rapi ke belakang dengan lurus akan di tunjuk oleh guru untuk menjadi yang pertama memasuki kelas. Setelah semua anak kelompok A2 masuk kelas, anak-anak di suruh duduk, guru langsung memimpin salam, doa sebelum belajar dan mengabsen kehadiran anak-anak dilanjutkan dengan menyebutkan nama-nama hari, tanggal, bulan, dan tahun. Dilanjutkan lagi dengan membaca surat-surat pendek serta bernyanyi Selamat pagi bapak/ibu guru dll. (2) Pijakan Sebelum Bermain (Inti Kegiatan) Kegiatan selanjutnya sama dengan kegiatan pada siklus I dan II yaitu guru menyuruh anak untuk duduk melingkar di atas karpet sambil menjelaskan tentang sentra yang telah disediakan serta mainan yang ada dalam pijakan. Setelah guru

99 melaksanakan apersepsi, guru menjelaskan materi dan kegiatan yang akan disampaikan, untuk memperjelas penyampaian materi, guru menyiapkan media yaitu berupa hasil karya yang sudah jadi dan memberikan contoh dari awal sampai selesai. Pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran, hampir semua anak terlihat memperhatikan guru dan anak mulai bisa tertib dan sabar memasuki sentra. Anak-anak memilih sentra yang mereka minati, dari ke tiga sentra yang disediakan yaitu sentra seni (menyusun pola lingkaran menjadi ulat), kognitif (mozaik gambar semut), dan sosiodrama (Penelpon dan Penerima Telepon). Delapan (8) anak memilih kegiatan di sentra seni dan lima (5) anak memilih kegiatan di sentra kognitif. Di sentra sosiodrama semua anak (13) berminat untuk bermain peran. Pada saat mengerjakan tugasnya anak-anak yang berada di sentra seni tampak menikmati semua kegiatannya dan anak lainnya tampak percaya diri dengan hasil pekerjaannya. Berbeda waktu di siklus satu (II) tindakan 1 dan 2, di sentra kognitif sekarang menjadi lima (5) anak dan hanya meminta pendapat guru saja tentang hasil pekerjaannya. Dan di sentra sosiodrama semua anak menunjukkan minat yang cukup baik dan sudah bisa sabar menunggu giliran dengan tertib. (2) Pijakan Saat Bermain Selesai mengerjakan tugasnya, guru mempersilahkan anak untuk memasuki pijakan bermain. Adapun permainan yang disediakan seperti, puzzle, leggo, dan roncean dari balok kayu. Setelah semua anak-anak menyelesaikan tugasnya, guru meminta anak untuk menyimpan hasil karyanya di meja guru. Selesai kegiatan

100 pembelajaran, anak-anak bermain bebas di luar kelas setelah itu cuci tangan dan berdoa untuk makan bersama. (4) Pijakan Setelah Bermain Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan penutup. Dalam kegiatan penutup, guru melaksanankan evaluasi dengan cara mengulas pembelajaran yang telah dilaksanakan dan sekilas mengevaluasi tentang kegiatan disiklus I dan II. Anakanak sudah mulai berani menawarkan diri untuk memperlihatkan hasil karyanya. d) Refleksi Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam pembelajaran yang menerapkan metode BCCT untuk meningkatkan keterampilan sosial anak TK Kemala Bhayangkai 36. Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran pada siklus III penjelasan guru tentang materi pembelajaran cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari semua anak yang mengerjakan tugasnya dengan lebih baik, semua anak saling bekerjasama dan bertanggung jawab dengan tugas masingmasing, interaksi yang terjadi dalam kelompok terlihat lebih aktif. Media yang digunakan pada silkus III berbeda dengan siklus II dan siklus I, pada siklus III guru menggunakan media berupa makanan. Hal ini terlihat pada saat guru menjelaskan anak-anak aktif untuk bertanya, guru menjelaskan materi kepada anak-anak dengan rinci dan hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak dalam mengerjakan tugas, mereka saling membantu dan sling berbagi sehingga tugasnya bisa selesai pada waktunya. Pada saat berbagi cerita tentang hasil karyanya, mereka sudah tampak percaya diri dan bangga. Proses perkembangan dalam

101 berinteraksi berkembang cukup baik, semua itu terlihat ketika anak-anak bermain peran dalam sentra sosiodrama. Mereka mengekspresikan diri secara spontan berdasarkan pengalaman sehari-hari. Berdasarkan hasil refleksi dengan guru terhadap proses pembelajaran pada siklus III, keterampilan sosial anak ketika belajar dan bermain terlihat lebih baik, seperti lebih menghargai hasil karya temannya/orang lain, anak lebih menikmati proses pembelajaran dan mudah dikondisikan ketika beralih ke kegiatan lain dan yang terakhir guru sudah mulai memanfaatkan keberadaan anak sebagai sumber media untuk penyampaian materi tentang keterampilan sosial. Tabel 4.6 Rangkuman Peningkatan Keterampilan Sosial Anak TK Melalui Penerapan Metode BCCT Di Siklus III Penilaian No Indikator BB DP PS 1 a. Menghargai pendapat 9 anak 3 anak 1 anak temannya/orang lain 2. b. Menghargai hasil karya 10 anak 2 anak 1 anak temannya/orang lain 3. c. Berani bertanya di depan umum 10 anak 2 anak 1 anak 4. d. Bersedia bermain dengan teman 11 anak 1 anak 1 anak 5. e. Mengikuti aturan permainan 9 anak 2 anak 2 anak 6. f. Berhenti bermain pada waktunya 7 anak 4 anak 2 anak BB :Berkembang Baik DP : Dalam Proses PS : Perlu Stimulus

102 GRAFIK 4.3 Hasil Gambaran Keterampilan Sosial Anak Kelompok A2 Grafik Hasil Penilaian pada Siklus III 18% 10% 72% Berkembang Baik Dalam Proses Perlu Stimulus Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa peningkatan keterampilan sosial anak TK melalui penerapan metode BCCT pada kelompok A2 di TK Kemala Bhayangkari 36 Bandung pada siklus III sudah memperlihatkan peningkatan yang signifikan. Keterampilan sosial anak TK meningkat dengan menilai anak: menghargai pendapat temannya/orang lain 9 anak berkembang baik, menghargai hasil karya temannya/orang lain 10 anak berkembang baik, berani bertanya di depan mum mendapatkan 10 anak yang berkembang baik, bersedia bermain dengan teman 11 anak yang berkembang baik, mengikuti aturan permainan 9 anak dan berhenti bermain pada waktunya 7 anak berkembang baik. Dari hasil penilaian siklus III memperlihatkan peningkatan yang cukup baik, dari siklus II diketahui 59 % keterampilan sosial anak berkembang baik dan meningkat pada siklus III menjadi 72% keterampilan sosial anak berkembang baik, sedangkan yang 28% keterampilan sosial anak masih rendah.

103 3. Kondisi Akhir Keterampilan Sosial Anak Kelompok A2 di TK Kemala Bhayangkari 36 Penerapan metode BCCT menunjukka peningkatan yang cukup baik terhadap keterampilan sosial anak pada kelompok A2 di TK Kemala Bhayangkari 36. Hal tersebut diperkuat dengan adanya peningkatan nilai secara signifikan dari siklus I, II dan III. Adapun kondisi keterampilan sosial anak yang berkembang baik yang berada pada posisi paling tinggi dan mendominasi peningkatan keterampilan sosial anak yang lainnya adalah keterampilan sosial anak untuk bersedia bermain dengan temannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik sebagai berikut: GRAFIK 4.4 Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Kelompok A2 di TK Kemala Bhayangkari 36 pada Observasi Awal dan Pada Setiap Siklus Grafik Kondisi Akhir Keterampilan Sosial Anak TK pada Observasi Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% Menghargai pendapat temannya/orang lain Menghargai hasil karya temannya/orang lain Berani bertanya di depan umum 20% 10% Bersedia bermain dengan teman 0% observasi awal siklus I siklus II siklus III Mengikuti aturan permainan Pada grafik di atas menunjukkan data tentang peningkatan penilaian keterampilan sosial anak berdasarkan kriteria penilaian berkembang baik, dalam

104 proses dan perlu stilumus. Penilaian pada siklus I dan III keterampilan untuk bersedia bermain dengan temannya sebanyak 53%-84% anak berada pada posisi yang paling tinggi di antara keterampilan yang lain. Walaupun pada siklus II berimbang dengan keterampilan bertanya di depan umum dan mengikuti aturan permainan. Secara keseluruhan hasil penelitian yang berkaitan dengan penilaian perkembangan keterampilan sosial anak TK Kemala Bhayangkari 36 menunjukkan adanya peningkatan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Penelitian Keseluruhan No Kriteria Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III 1 Berkembang Baik 40 % 59 % 72 % 2 Dalam Proses 31 % 25 % 18 % 3 Perlu Stimulus 29 % 16 % 10 % Untuk lebih jelasnya pada grafik di halaman berikut ini akan menunjukkan peningkatan keterampilan sosial anak TK berdasarkan kriteria penilaian berkembang baik, dalam proses dan perlu stimulus pada tiap indikator di siklus I, II dan III.

105 GRAFIK 4.5 Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Kelompok A2 di TK Kemala Bhayangkari 36 Grafik di bawah ini menunjukkan peningkatan keterampilan sosial anak berdasarkan kriteria penilaian dalam keadaan berkembang baik (BB) GRAFIK 4.6 Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Kelompok A2 di TK Kemala Bhayangkari 36 dalam Kriteria Penilaian Berkembang Baik dari Observasi Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

106 Berdasarkan grafik di atas peningkatan secara persentase dari observasi awal ke siklus I sebanyak 16%, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebanyak 19% dan peningkatan yang terakhir dari siklus II ke siklus III sebanyak 13%. Dari peningkatan penilaian tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode BCCT dalam kegiatan proses pembelajaran anak di Taman Kanak-kanak dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial anak ketika proses pembelajaran berlangsung. Dan membantu guru lebih fokus memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak sesuai dengan kemampuannya. B. Pembahasan 1. Kondisi Awal Keterampilan Sosial Anak Kelompok A2 di TK Kemala Bhayangkari 36 Hasil penelitian menunjukkan kondisi awal keterampilan sosial anak berdasarkan kriteria penilaian berkembang baik diketahui rata-rata nilai sebesar 10% untuk keterampilan menghargai pendapat temannya/orang lain, 15% untuk keterampilan menghargai hasil karya temannya/orang lain, 32 untuk keberanian bertanya di depan umum, 40% untuk bersedia bermain bersama teman, 15% untuk mengikuti aturan yang berlaku dalam suatu permainan dan yang terakhir 10% untuk bersedia berhenti bermain pada waktunya. Tingkat keterampilan sosial anak didominasi oleh keterampilan bersedia bermain dengan teman. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa sebagian anak sudah mampu memahami tentang cara bersosialisasi dengan temannya dalam kegiatan bermain dan belajar. Sedangkan untuk nilai yang terendah dalam

107 keterampilan menghargai pendapat temannya/orang lain, hal tersebut terjadi karena metode pembelajaran guru-guru di TK Bhayangkari 36 masih sering menggunakan metode pembelajaran yang bersifat konvensional dengan alasan supaya mudah dalam proses KBM nya dan informasi yang diberikan hanya bersifat satu arah sehingga ketika orang lain/temannya mengeluarkan pendapat anak-anak kurang menghargainya. Rendahnya nilai keterampilan berhenti bermain pada waktunya berdasarkan hasil penelitian dikarenakan metode yang digunakan untuk mestimulasi anak dalam mematuhi peraturan kurang bervariasi dan tidak konsisten. Guru hanya terfokus pada metode bercerita, tanya jawab, bercakapcakap atau hanya sebatas sumbang saran dan teguran biasa saja pada saat anak melakukan kesalahan. Data yang diperoleh pada tabel hasil penelitian di atas menginformasikan bahwa kondisi awal keterampilan sosial anak kelompok A2 di TK Kemala Bhayangkari 36 diketahui 24% anak keterampilan sosialnya berkembang baik sedangkan sisanya 76% anak keterampilan sosialnya masih dalam proses dan membutuhkan stimulus. Dan nilai yang paling tinggi ada pada indikator keterampilan anak bersedia bermain bersama temannya, yaitu 5 orang atau sekitar 6,4 % dari total 24 % Untuk mengoptimalkan tindakan guru dalam meningkatkan keterampilan sosial anak haruslah disampaikan dengan metode pembelajaran yang menyenangkan, bervariasi dan menarik untuk anak. Kenapa harus melalui metode pembelajaran, karena Hurlock (Larasati, 2008:11) menyebutkan bahwa salah satu