(T.8) SEBARAN ATIMTOTIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 REVIEW PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL DAN GLOBAL DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN

ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Keywords:

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN N PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH

KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO

SIFAT-SIFAT STATISTIKA TIKA ORDE-2 FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DAN MODIFIKASINYA NENENG MILA MARLIANA

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK EKSPONENSIAL DARI FUNGSI PERIODIK DITAMBAH TREN LINEAR PADA PROSES POISSON NON-HOMOGEN SALMUN K.

PENDUGAAN KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK FUNGSI PERIODIK KALI TREN FUNGSI PANGKAT PROSES POISSON NON-HOMOGEN WINDIANI ERLIANA

BAB IV SIMULASI PEMBANDINGAN PERILAKU PENDUGA FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK DENGAN BANDWIDTH OPTIMAL DAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK

pada Definisi 2.28 ada dan nilainya sama dengan ( ) ( ) Untuk memperoleh hasil di atas, ruas kiri persamaan (25) ditulis sebagai berikut ( )

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

BAB II LANDASAN TEORI

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN APLIKASI PROSES POISSON PERIODIK (STUDI KASUS: ANTRIAN NASABAH BANK BRI)

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

LAMPIRAN. Kajadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi A.3 (Medan-σ)

PENDUGAAN KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK FUNGSI PERIODIK KALI TREN LINEAR SUATU PROSES POISSON NON-HOMOGEN WENTI ISMAYULIA

Deret Binomial. Ayundyah Kesumawati. June 25, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Deret Binomial June 25, / 14

Pertemuan ke-10: UJI PERBANDINGAN, DERET BERGANTI TANDA, KEKONVERGENAN MUTLAK, UJI RASIO, DAN UJI AKAR

BAB IV DERET FOURIER

II. TINJAUAN PUSTAKA

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI

BAB III PERUMUSAN PENDUGA DAN SIFAT SIFAT STATISTIKNYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI ABSTRACT

LANDASAN TEORI. Model ini memiliki nilai kesetimbangan positif pada saat koordinat berada di titik

TINJAUAN SINGKAT KALKULUS

Dwi Lestari, M.Sc: Konvergensi Deret 1. KONVERGENSI DERET

LIMIT KED. Perhatikan fungsi di bawah ini:

11. Konvolusi. Misalkan f dan g fungsi yang terdefinisi pada R. Konvolusi dari f dan g adalah fungsi f g yang didefinisikan sebagai.

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

KALKULUS MULTIVARIABEL II

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

BAB II LANDASAN TEORI

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO

PENGANTAR ANALISIS REAL

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5.1 Fungsi periodik, fungsi genap, fungsi ganjil

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

Fungsi dan Limit Fungsi 23. Contoh 5. lim. Buktikan, jika c 0, maka

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data

MINGGU KE-11 HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT

LANDASAN TEORI. Secara umum, himpunan kejadian A i ; i I dikatakan saling bebas jika: Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

BAB II LANDASAN TEORI

Defenisi 15 (Kejadian) Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari Nang contoh a. (Grimmett dan Stirzaker 2001)

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

Pengantar Statistika Matematik(a)

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Uji Deret Positif. Ayundyah. Uji Integral. Uji Komparasi. Uji Rasio.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah

Metode Statistika (STK 211) Pertemuan ke-5

Peubah Acak dan Distribusi Kontinu

MAKALAH. Bantuan dalam Penghitungan Integral Tentu KALKULUS LANJUT Dosen Pengampu: Sugeng Riyadi S.Si M.Pd DISUSUN OLEH: Kelompok V

TINJAUAN PUSTAKA. Distribusi Weibull adalah distribusi yang paling banyak digunakan untuk waktu

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

KONSISTENSI ESTIMATOR

Transkripsi:

(T.8) SEBARAN ATIMTOTIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT Ro fah Nur Rachmawati Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No. 9 Palmerah Jakarta Barat 11480 rrachmawati@binus.edu Abstrak Model stokastik merupakan suatu bentuk penyederhanaan dari fenomena dalam dunia nyata yang melibatkan konsep peluang dan dinilai lebih representatif karena lebih dinamis dalam menangkap indikasi alam yang melibatkan konsep ruang dan waktu. Salah satu bentuk khusus dari proses stokastik dengan waktu kontinu adalah proses Poisson periodik yaitu proses Poisson dengan fungsi intensitas berupa fungsi periodik. Jika laju proses tersebut meningkat berdasarkan suatu fungsi pangkat terhadap waktu maka model yang lebih tepat untuk digunakan adalah proses Poisson periodik dengan suatu komponen tren berbentuk fungsi pangkat. Sebagai contoh, jika diketahui fungsi intensitas dari banyaknya pelanggan yang datang pada suatu pusat servis meningkat, maka kinerja pelayanan juga dapat ditingkatkan dengan menambah server yang memungkinkan sehingga tidak terjadi antrian yang panjang. Begitu pula sebaliknya, jika diketahui fungsi intensitas menurun sistem dapat melakukan efisiensi kinerja. Sehingga pada tulisan ini dipelajari perumusan penduga tipe kernel dari fungsi intensitas suatu proses Poisson periodik dengan suatu komponen tren berbentuk fungsi pangkat, beserta sebaran asimtotik dari penduga yang diperoleh. Kata kunci: Proses Stokastik, Proses Poisson, Kernel, Fungsi Intensitas, Tren pangkat 1. PENDAHULUAN Misalkan N adalah proses Poisson nonhomogen pada interval [0, ) dengan fungsi intensitas λ yang tidak diketahui. Fungsi ini diasumsikan terintegralkan lokal dan terdiri atas dua komponen, yaitu suatu komponen periodik (siklik) dengan periode τ > 0 dan suatu komponen tren yang berbentuk fungsi pangkat. Dengan kata lain untuk sembarang titik s [0, ) dapat ditulis fungsi intensitas λ sebagai berikut λ(s) = λ (s) + as (1) a > 0 dan 0 < b < 1, dengan λ (s) adalah fungsi periodik dengan periode τ dan a adalah kemiringan dari tren, serta diasumsikan bahwa nilai a, b dan τ adalah diketahui. Dalam bahasan ini tidak diasumsikan suatu bentuk parametrik dari λ, kecuali bahwa λ adalah periodik dengan persamaan: λ (s) = λ (s + kτ) (2) berlaku untuk setiap s [0, ) dan k Z dengan Z adalah himpunan bilangan bulat (Mangku, 2006). 75

Misalkan untuk suatu ω Ω, hanya terdapat sebuah realisasi N(ω) dari proses Poisson N yang terdefinisi pada suatu ruang peluang (Ω, F, P) dengan fungsi intensitas seperti pada (1) yang diamati pada interval terbatas [0, n] [0, ). Karena λ adalah fungsi periodik dengan periode τ, maka masalah menduga λ pada titik s dengan s R dapat direduksi menjadi masalah menduga λ pada titik s dengan s [0, τ) (Mangku, 2006). 2. HASIL Penduga tipe kernel bagi λ untuk pada s [0, τ) adalah: λ,, (s) = 1 1 L, h k x (s + kτ) K h N(dx) a L, dengan n adalah panjang interval pengamatan, n =, L, = (s + kτ) k, K adalah suatu kernel, h adalah barisan bilangan real positif yang konvergen menuju nol, yaitu h 0 untuk n. Diperoleh bahwa penduga λ,, (s) menyebar normal asimtotik. Jika n h / 0 maka n h λ,, (s) λ (s) Normal(0, σ ) untuk n, dengan σ = a(1 b)τ K (z)dz. Jika n h / 1 maka untuk n, dengan μ = "() n h λ,, (s) λ (s) Normal(μ, σ ) z K(z)dz dan σ = a(1 b)τ K (z)dz. 3. PEMBAHASAN Misalkan h adalah barisan dari bilangan real positif yang konvergen menuju nol, yaitu h 0 (3) untuk n (Mangku, 2006), dan misalkan K: R R adalah suatu fungsi bernilai real, disebut kernel, jika memenuhi sifat-sifat berikut: (K.1) K merupakan fungsi kepekatan peluang, (K.2) K terbatas, (K.3) K memiliki daerah definisi pada [ 1,1]. Ide di balik penyusunan penduga tipe kernel λ,, dari λ dapat dijelaskan seperti berikut: Dari (1) dan (2), untuk setiap titik s dan k Z maka λ (s) = λ (s + kτ) = λ(s + kτ) a(s + kτ). (4) 76

Dengan menggunakan pemisalan L, = 1 k dan n = (5) maka (4) dapat dituliskan λ (s) = 1 1 a (s + kτ) λ(s + kτ) L, k L, k. (6) Nilai fungsi λ(s + kτ) di titik s dapat didekati dengan nilai rataan dari banyaknya kejadian di sekitar s, yaitu pada interval [s + kτ h, s + kτ + h ] serta dengan menggunakan (3) maka (6) dapat ditulis λ,, (s) 1 1 L, k EN([s + kτ h, s + kτ + h ]) 2h a L, (s + kτ) k. (7) Dengan mengganti EN([s + kτ h, s + kτ + h ]) dengan padanan stokastiknya yaitu N([s + kτ h, s + kτ + h ]) maka (7) dapat ditulis λ,, (s) = 1 1 L, h k K x (s + kτ) a (s + kτ) N(dx) L, k, (8) h dimana K = I [,]. Agar penduga yang diperoleh lebih umum maka digunakan fungsii kernel umum K. Teorema 1 (Aproksimasi Asimtotik bagi Nilai Harapan Penduga) Misalkan fungsi intensitas λ seperti (1) dan terintegralkan lokal. Jika kernel K adalah simetrik dan memenuhi kondisi (K.1), (K.2), (K.3), h 0, n h untuk n maka Eλ,, (s) = λ (s) + "() h z K(z)dz + oh (9) untuk n, asalkan s adalah titik Lebesgue dari λ (Farida, 2008). 77

Teorema 2 (Aproksimasi Asimtotik bagi Ragam Penduga) Misalkan fungsi intensitas λ seperti (1) dan terintegralkan lokal. Jika kernel K memenuhi kondisi (K.1), (K.2), (K.3), h 0, n h untuk n, serta λ terbatas di sekitar s, maka (/) () Var λ,, (s) = untuk n (Farida, 2008). K (z)dz + o (10) Teorema 3 (Sebaran Normal Asimtotik λ c,n,k (s)) Misalkan fungsi intensitas λ seperti (1) dan terintegralkan lokal. Jika kernel K memenuhi kondisi (K.1), (K.2), (K.3), λ terbatas di sekitar s, n h, h 0 untuk n dan λ memiliki turunan ke dua yang terbatas di sekitar s. (i) Jika n h / 0 maka n h / λ,, (s) λ (s) Normal(0, σ ) (11) untuk n, dengan σ = a(1 b)τ K (z)dz. (ii) Jika n h / 1 maka n h / λ,, (s) λ (s) Normal(μ, σ ) (12) untuk n, dengan μ = "(). z K(z)dz dan σ = a(1 b)τ K (z)dz Bukti: Terlebih dahulu dapat ditulis ruas kiri (11) dan (12) sebagai berikut: n h / λ,, (s) λ (s) = n h / λ,, (s) Eλ,, (s) + n h / Eλ,, (s) λ (s). Sehingga untuk membuktikan Teorema 3, cukup dibuktikan n h / λ,, (s) Eλ,, (s) Normal(0, σ ) (13) untuk n, dan jika n h / 0 maka n h / Eλ,, (s) λ (s) 0 (14) untuk n, jika n h / 1 maka n h / Eλ,, (s) λ (s) "() z K(z)dz. (15) 78

ditulis untuk n. Pertama dibuktikan bentuk (13) di atas. Dapat diperhatikan bahwa ruas kiri (13) dapat n h Var λ,, (s),, ()E,, (). (16) Var,, () Untuk membuktikan bentuk (16) konvergen ke ruas kanan (13) dapat diterapkan Teorema Limit Pusat (CLT). Misalkan: X () () (). () Untuk sembarang nilai k dan karena suku kedua dari X adalah deterministik, diperoleh nilai harapan peubah acak X adalah E X = K () λ(x)dx (). (18) Dengan penggantian peubah, misalkan: y = x (s + kτ), dy = dx, fungsi intensitas λ memenuhi (1) dan karena K memenuhi (K.2), suku pertama (19) dapat ditulis K λ (y + s) λ (s)dy + () K dy (19) Karena s adalah titik Lebesgue dari λ, dengan penggantian peubah, misal: z =, dz = dan karena K memenuhi (K.1) dan λ terbatas di sekitar s maka persamaan di atas menjadi O untuk n. Selanjutnya dapat diperhatikan suku kedua ruas kanan (19). Dengan menggunakan ekspansi deret Taylor, dengan penggantian peubah, misal: z =, dz = maka diperoleh dan karena K memenuhi (K.1) dan h 0 untuk n, ruas kanan persamaan (19) menjadi (18) diperoleh = O () +. (20) Dengan menyubstitusikan ruas kanan persamaan (20) ke suku pertama ruas kanan untuk n. E X = O 1 a(s + kτ) a(s + kτ) k + k k = O 1 k 79

Ragam peubah acak X dapat diperoleh sebagai berikut. Dengan pemisalan X seperti pada (17) dan karena suku kedua X adalah deterministik maka Var X = Var 1 x (s + kτ) k K N(dx). h Untuk nilai n yang besar dan k j, interval [s + kτ h, s + kτ + h ] dan [s + jτ h, s + jτ + h ] tidak overlap sehingga untuk semua k j, K () N(dx) dan K () N(dx) adalah bebas. Karena N adalah proses Poisson, maka Var (N) = E (N), dengan penggantian peubah, misal: y = x (s + kτ), dy = dx dan karena fungsi intensitas λ memenuhi (1) maka diperoleh h = + K λ (y + s)dy K (y + s + kτ) dy. (21) Dapat diperhatikan suku pertama ruas kanan persamaan (22). Karena λ terbatas di sekitar s, dengan penggantian peubah, misal: z =, dz = dan karena K memenuhi (K.3) maka persamaan di atas menjadi O untuk n. Selanjutnya dapat diperhatikan suku kedua ruas kanan (21). Dengan menggunakan ekspansi deret Taylor, dengan penggantian peubah, misal: z =, dz = dan karena K memenuhi (K.3) diperoleh nilai dari ruas kanan persamaan (21) yang merupakan nilai dari Var X yaitu Var X = Misalkan B = K (z)dz () I(zh + s + kτ [0, n]) + O. (22) Var X, dan dengan pemisalan X seperti pada (17) diperoleh: E(X EX ) = 1 x (s + kτ) k K EN(dx) h Dapat diperhatikan bahwa h + 1 x (s + kτ) k K EN(dx). (23) h h E(X EX ) = ob. Dengan demikian barisan X merupakan barisan peubah acak bebas dengan nilai harapan dan ragam yang nilainya terhingga dan tidak nol untuk sembarang k. Sehingga 80

penduga λ,, (s) merupakan jumlah dari peubah acak bebas yang dikalikan suatu konstanta yaitu λ,, (s) = 1 X L, yang menyebar normal asimtotik dengan nilai harapan EX dan ragam Var X, maka diperoleh λ,, (s) Eλ,, (s) Normal(0,1) Var λ,, (s) untuk n. Sehingga untuk membuktikan (13) tinggal membuktikan n h / Var λ,, (s) a(1 b)τ K (z)dz. (24) untuk n. Dengan menyubstitusikan (10) ke ruas kiri (24) diperoleh n h / Var λ,, (s) = a(1 b)τ K (z)dz + o(1). (25) untuk n. Misalkan u = a(1 b)τ K (z)dz + o(1) dan f(u) = u, dengan menggunakan deret Taylor diperoleh n h / Var λ,, (s) a(1 b)τ K (z)dz untuk n. Dengan demikian (13) terbukti. Untuk membuktikan (14) dan (15) dapat digunakan Teorema 1 sehingga diperoleh n h / Eλ,, (s) λ (s) = n h "() z K(z)dz + o(1). (26) Karena n h / 0 untuk n, persamaan (26) menjadi o(1) untuk n sehingga (14) terbukti. Karena n h / 1 untuk n, persamaan (26) menjadi "() terbukti. z K(z)dz + o(1) untuk n sehingga (15) terbukti. Dengan demikian Teorema 3 4. KESIMPULAN Dari hasil pengkajian yang dilakukan diperoleh bahwa λ,, (s) adalah penduga tak bias asimtotik bagi λ dan ragam dari penduga konvergen menuju nol, serta λ,, (s) menyebar normal asimtotik seperti pada Teorema 3. 81

5. DAFTAR PUSTAKA Mangku, I. W. (2006). Asymptotic Normality of a Kernel-Type Estimator for the Intensity of a Periodic Poisson Process. Journal of Mathematics and Its Applications. 5 (2). 13-22. Farida, T. (2008). Pendugaan Komponen Periodik dari Fungsi Intensitas Proses Poisson Periodik dengan Tren Fungsi Pangkat. Thesis, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 82