BAB I LOGIKA MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si.

LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA)

BAB 6 LOGIKA MATEMATIKA

LOGIKA MATEMATIKA. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X

LOGIKA Matematika Industri I

LOGIKA. Arum Handini Primandari

Modul Matematika X Semester 2 Logika Matematika

RUMUS LOGIKA MATEMATIKA DAN TABEL KEBENARAN

Matematika Industri I

LOGIKA MATEMATIKA. Tabel kebenarannya sbb : p ~ p B S S B

LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN

Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah.

Jadi penting itu baik, tapi jadi baik jauh lebih penting

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN

BAB IV LOGIKA A. Pernyataan B. Operasi uner

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?

I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA

BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA

NAMA LAMBANG KATA PERNYATAAN LOGIKANYA PENGHUBUNG

Logika Matematika. Cece Kustiawan, FPMIPA, UPI

PERNYATAAN MAJEMUK & NILAI KEBENARAN

Pertemuan 2. Proposisi Bersyarat

5. 1 Mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka)

NEGASI KALIMAT DAN KALIMAT MAJEMUK (Minggu ke-3)

LOGIKA. Logika Nilai kebenaran pernyataan majemuk Ingkaran suatu pernyataan Penarikan kesimpulan. A. Pernyataan, Kalimat Terbuka, Ingkaran.

6. LOGIKA MATEMATIKA

LOGIKA SIMBOLIK. Bagian II. September 2005 Pengantar Dasar Matematika 1

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan

4. LOGIKA MATEMATIKA

Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA. Clara Ika Sari Budhayanti. Pendahuluan. Selamat belajar, semoga Anda sukses.

INGKARAN DARI PERNYATAAN

BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

MODUL LOGIKA MATEMATIKA

BAB VI. LOGIKA MATEMATIKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENGERTIAN. Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. Nama lain proposisi: kalimat terbuka.

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS X ( 1 ) SEMESTER I

LOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014

LOGIKA MATEMATIKA. Modul Matematika By : Syaiful Hamzah Nasution

Logika Proposisi 1. Definisi 1. (Proposisi) Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya sekaligus.

Logika Matematika. ILFA STEPHANE, M.Si. September Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd

LOGIKA MATEMATIKA. d. 6 + a > -4 e. 7 adalah faktor dari 63. c. 4 x 6 2. Tentukan variabel dan himpunan penyelesaian dari: a.

KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks

LOGIKA MATEMATIKA. Pernyataan

Logika & Himpunan 2013 LOGIKA MATEMATIKA. Oleh NUR INSANI, M.SC. Disadur dari BUDIHARTI, S.Si.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.

LOGIKA PROPOSISI 3.1 Proposisi logika proposisional. Contoh : tautologi yaitu proposisi-proposisi yang nilainya selalu benar. Contoh 3.

MATEMATIKA. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelas XI. To ali. Kelompok Penjualan dan Akuntansi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

MATEMATIKA DISKRIT. Logika

LOGIKA MATEMATIKA Talisadika Maifa

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements).

TELAAH BAHAN BELAJAR MANDIRI Oleh Sufyani P. Hasil Telaah

LOGIKA MATEMATIKA. Materi SMA/SMK/MA. kelas X

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : XI Program Keahlian : Akuntansi dan Penjualan

Proposition Logic. (Logika Proposisional) Bimo Sunarfri Hantono

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB IX LOGIKA MATEMATIKA

Silabus. Kegiatan Pembelajaran Instrumen

LOGIKA MATEMATIKA. Oleh : Siardizal, S.Pd., M.Kom

Tingkat 2 ; Semester 3 ; Waktu 44 menit

SILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya. Mendefinisikan bentuk pangkat, akar dan logaritma.

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

SILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya. Mendefinisikan bentuk pangkat, akar dan logaritma.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA PASAL 72 KETENTUAN PIDANA SANKSI PELANGGARAN

KISI KISI LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR 2014

PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321. SEMESTER : GANJIL (5) DOSEN : MAULANA, S.Pd., M.Pd.

Konvers, Invers dan Kontraposisi

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA

Logika Matematika. Bab 1

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi

PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF

Silogisme Hipotesis Ekspresi Jika A maka B. Jika B maka C. Diperoleh, jika A maka C

Bab 1 LOGIKA MATEMATIKA

- Mahasiswa memahami dan mampu membuat kalimat, mengevaluasi kalimat dan menentukan validitas suatu kalimat

Modul Ilmu Mantiq/Logika. Dosen: Ahmad Taufiq MA

Modul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI.

MATERI 1 PROPOSITIONAL LOGIC

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN

LOGIKA MATEMATIKA. (Pembelajaran Matematika SMA) Oleh: H. Karso

BAB I LOGIKA KALIMAT

F/751/WKS1/ SMK NEGERI 2 WONOGIRI KISI-KISI PEMBUATAN SOAL UJIAN SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB 4 PROPOSISI. 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

p q p? q (p? q) -p -q (1) (2) (3) (4) (5) (6) B B B S S S B S S B S B S B S B B S S S B B B B B S S ( - p? - q ) B S (p? q) S

Logika Proposisi. Pertemuan 2 (Chapter 10 Schaum, Set Theory) (Chapter 3/4 Schaum, Theory Logic)

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit

untuk mempelajari matematika lebih lanjut. Untuk menunjang kemampuankemampuan tersebut diharapkan Anda dapat menguasai beberapa kompetensi khusus

SILABUS PEMBELAJARAN

PERTEMUAN KE 3 F T T F T F T F

Mahasiswa memahami kuantifikasi dan simbolisme logika. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan hubungan antara kuantor eksistensial dan kuantor

LOGIKA DAN PEMBUKTIAN

RUMUS-RUMUS TAUTOLOGI. (Minggu ke-5 dan 6)

Logika. Modul 1 PENDAHULUAN

RPKPS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UGM

Transkripsi:

BAB I LOGIKA MATEMATIKA A. Ringkasan Materi 1. Pernyataan dan Bukan Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya. Perhatikan beberapa contoh berikut! 1) Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam 2) yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya 3) seseorang memakai kacamata 4) 4 + 3 = 8 5) 2x + 8y > 0 6) x + 2 = 8 Contoh nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 4 bernilai salah, dan keduanya adalah pernyataan. Suatu pernyataan biasa kita simbolkan dengan huruf kecil p,q,r,s, dan sebagainya. Sementara contoh nomor 2, 3, 5 dan 6 belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat yang demikian itu dinamakan kalimat terbuka dan bukan pernyataan. Kalimat terbuka biasanya ditandai dengan adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti dengan konstanta dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan. 2. Ingkaran/Negasi Ingkaran/Negasi adalah kalimat berisi sanggahan, sangkalan dan dilambangkan dengan p dibaca tidak benar bahwa p. Perhatikan beberapa contoh berikut! 1) p : Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam (Benar) p : tidak benar bahwa Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam (Salah) 2) q : 4 + 3 = 8 (Salah) q : 4 + 3 8 (Benar) Artinya jika pernyataan bernilai benar maka negasinya bernilai salah, dan sebaliknya. 3. Pernyataan Majemuk Pernyataan yang dirangkaikan dengan perangkat logika dan, atau, tidak, meskipun, walaupun, jika maka, disebut pernyataan majemuk. Dalam logika matematika, nilai kebenaran untuk sebuah pernyataan majemuk sudah dirumuskan secara pasti, sehingga setiap proses penarikan kesimpulan menggunakan logika matematika selalu dapat dikontrol kevalidannya. Beberapa pernyataan majemuk yang akan diuraikan dalam bab ini adalah negasi, konjungsi, disjungsi, implikasi dan biimplikasi.

2 a. Konjungsi Konjungsi adalah gabungan dua pernyataan tunggal yang menggunakan kata penghubung dan. Operasi konjungsi dapat ditunjukkan dengan hubungan seri pada rangkaian listrik seperti gambar berikut: 1) Jika saklar p dan q tertutup (on) ternyata lampu menyala. p q 2) Jika salah satu saklar p atau q terbuka (off) ternyata lampu tidak menyala. 3) Jika keduanya saklar p dan q terbuka (off) ternyata lampu juga tidak menyala. Berdasar kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu konjungsi p q pada lampu akan menyala (benar) hanya jika keduanya sama-sama tertutup (on/benar). b. Disjungsi Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan perangkai atau yang dinotasikan dengan p q. Operasi Disjungsi dapat juga ditunjukkan dengan hubungan paralel pada rangkaian listrik seperti gambar berikut : 1) Jika saklar p dan q tertutup (on) ternyata p lampu menyala. q 2) Jika salah satu saklar p atau q terbuka (off) ternyata menyala. 3) Jika keduanya saklar p dan q terbuka (off) ternyata lampu juga tidak menyala. Dari gambar rangkaian diatas tampak bahwa lampu tidak menyala jika saklar p maupun q sama-sama terbuka atau keduanya salah. c. Implikasi Misalkan ada dua pernyataan p dan q. Yang sering menjadi perhatian para ilmuwan maupun matematikawan adalah menunjukkan atau membuktikan bahwa jika p bernilai benar akan mengakibatkan q bernilai benar juga. Untuk mencapai keinginannya tersebut, diletakkanlah kata Jika sebelum pernyataan pertama lalu diletakkan juga kata maka di antara pernyataan pertama dan pernyataan kedua, sehingga didapatkan suatu pernyataan majemuk yang disebut dengan implikasi, pernyataan bersyarat, kondisional, atau hypothetical dengan notasi seperti ini: p q. Notasi di atas dapat dibaca dengan: 1) Jika p maka q; 2) q jika p; 3) p adalah syarat cukup untuk q; atau 4) q adalah syarat perlu untuk p.

3 Dalam pernyataan implikasi, komponen kalimat yang terletak diantara jika dan maka, yaitu bagian kalimat yang lebih dulu yang menjadi syarat disebut anteseden (antecedent). Sedangkan komponen pernyataan yang ditulis kemudian, yaitu bagian belakang yang merupakan akibatnya atau yang mengikutinya disebut konsekwen (consequent). Untuk contoh kalimat: Jika segitiga ABC samakaki, maka segitiga ABC mempunyai dua sudut yang sama. Yang menjadi anteseden adalah kalimat p: Segitiga ABC samakaki, dan yang menjadi konsekwen adalah kalimat q: Segitiga ABC mempunyai dua sudut yang sama. d. Biimplikasi Perhatikanlah pernyataan : Jika sore ini hujan, maka jalan raya basah. Apakah jalan raya basah selalu disebabkan oleh hujan? Tidak, karena jalan raya basah bisa saja disebabkan disiram, banjir, ataupun hal lainnya. Pernyataan seperti ini telah kita ketahui sebagai sebuah implikasi. Sekarang, perhatikan : Jika orang masih hidup maka dia masih bernafas. Jika seseorang masih bernafas, apakah bisa dipastikan orang tersebut masih hidup? Ya, karena jika dia sudah tidak bernafas, pasti orang tersebut sudah meninggal. Pernyataan yang demikian disebut biimplikasi atau bikondisional atau bersyarat ganda. Pernyataan biimplikasi dilambangkan dengan yang berarti jika dan hanya jika Salah satu contoh biimplikasi dalam matematika adalah: Suatu barisan disebut barisan aritmetika jika dan hanya jika U n U n 1 = k, n A dan n > 1. Pernyataan majemuk dan nilai kebenarannya Misal p dan q adalah suatu pernyataan maka, a. Konjungsi dari p dan q, bernilai benar jika keduanya benar dan dinotasikan dengan p q (dibaca p dan q). b. Disjungsi dari p dan q, bernilai salah jika keduanya salah dan dinotasikan dengan p q (dibaca p atau q). c. Implikasi p dan q, bernilai salah jika pernyataan p benar dan q salah dinotasikan p q (dibaca jika p maka q). d. Biimplikasi dari pernyataan p dan q, bernilai benar jika kedua pernyataan memiliki nilai kebenaran yang sama dan dinotasikan dengan p q (dibaca p jika dan hanya jika q). p q p q p q p q p q B B B B B B B S S B S S S B S B B S S S S S B B

4 e. Konvers, Invers dan Kontraposisi Konvers, Invers dan Kontraposisi Misal p : anteseden atau hipotesis pada implikasi dan Misal q : konsekuen atau konklusi pada implikasi 1) Konvers adalah menukar anteseden dengan konsekuen. Pernyataan q p disebut Konvers dari p q. 2) Invers adalah menegasikan anteseden dan konsekuan. Pernyataan p q disebut Invers dari p q. 3) Kontraposisi adalah menegasikan anteseden dan konsekuen, kemudian di tukar letaknya. Pernyataan q p disebut Invers dari p q. p q p q p q q p p q q p B B S S B B B B B S S B S B B S S B B S B S S B S S B B B B B B Contoh Implikasi dari pernyataan p dan q adalah : p q : Jika segitiga ABC sama sisi maka ketiga sudutnya sama besar 1) Konversnya q p : Jika ketiga sudutnya sama besar maka segitiga ABC sama sisi 2) Inversnya p q : Jika segitiga ABC buka sama sisi maka ketiga sudutnya tidak sama besar 3) Kontraposisinya q p : Jika ketiga sudutnya tidak sama besar maka segitiga ABC bukan sama sisi 4. Urutan Pemakaian Operasi Untuk menentukan nilai kebenaran sebuah pernyataan majemuk yang lebih dari dua perny ataan tunggal, dan lebih dari satu operasi, pertama-tama dicari nilai kebenaran pernyataanpernyataan yang terletak didalam tanda kurung kecil ( ), kemudian yang terletak di dalam tanda kurung siku [ ], dan seterusnya. Jika dalam sebuah pernyataan majemuk tidak ada tanda-tanda pengelompokan, maka operasi-operasi logikadikerjakan menurut urutan berikut : 1) Negasi 2) Konjungsi 3) Disjungsi 4) Implikasi 5) Biimplikasi

5 Contoh Tentukan nilai kebenaran daripernyataan majemuk berikut: 1) [ p ( q r ) ] 2) p q r p r Penyelesaian 1) Nilai kebenaran [ p ( q r ) ] (1) (2) (3) (4) p q r q q r p ( q r ) [ p ( q r ) ] B B B S B B S B B S S S S B B S B B B B S B S S B B B S S B B S B S B S B S S S S B S S B B B S B S S S B B S B 2) Nilai kebenaran p q r p r sama dengan [ (p q) (r p) ] r Buatlah tabel nilai kebenarannya sebagai latihan 5. Ingkaran atau kesetaraan dari pernyataan majemuk berikut ini beberapa pernyatan majemuk yang setara (ekuivalen). Pernyatan majemuk yang ekuivalen Misal p dan q adalah suatu pernyataan maka, 1. Sifat Komutatif pada konjungsi p q q p. 2. Sifat Assosiatif pada konjungsi dan disjungsi ( p q ) r p ( q r ) ( p q ) r p ( q r ) 3. Sifat distributif pada konjungsi dan disjungsi p ( q r ) ( p q ) ( q r ) p ( q r ) ( p q ) ( q r ) 4. Ingkaran dari konjungsi dan disjungsi ( p q ) p q ( p q ) p q 5. Implikasi dan Ingkarannya p q p q ( p q ) p q

6 6. Biimplikasi dan Ingkarannya p q ( p q ) ( q p ) ( p q ) ( p q ) ( q q ) 6. Konvers, Invers dan Kontraposisi p q q p q p p q Implikasi ekuivalen Kontraposisi Konvers ekuivalen Invers 6. Pernyataan berkuantor dan ingkarannya a. Kuantor universal Berikut ini beberapa contoh pernyataan yang menggunakan kuantor universal. 1) Semua kucing mengeong. 2) Tiap-tiap manusia yang dilahirkan memilikim seorang ibu. 3) Setiap benda langit berbentuk bola. 4) Setiap bilangan asli lebih besar daripada nol. Misalkan p(x) adalah kalimat terbuka yang didefinisikan pada himpunan semesta S, maka pernytaaan: Untuk setiap x di dalam S, maka p(x) benar. Disebut pernyataan kuantor universal dan kata untuk setiap dalam pernytaan di atas disebut kuantor universal. Kata-kata yang sering muncul/dipakai dalam pernyataan kuantor universal adalah semua dan untuk setiap. Simbol matematis untuk kedua kata tersebut adalah. Dalam aljabar, pernyataan kuantor universal ini dapat digunakan untuk mengubah kalimat terbuka menjadi kalimat tertutup (pernyataan). Misalkan p(x) adalah sebuah kalimat terbuka, maka untuk menyatakan himpunan penyelesaian dari p(x) pada himpunan semesta S dapat ditulis sebagai berikut: x, P(x) dibaca semua x bersifat p(x). x S, p(x) dibaca semua x anggota S bersifat p(x). Nilai kebenaran dari pernyataan berkuantor x, P(x) bergantung pada himpunan semesta yang ditinjau dan kalimat terbuka p(x). Nilai kebenaran dari pernyataan berkuantor x, P(x) bergantung pada himpunan semesta yang ditinjau dan kalimat terbuka p(x). Contoh: 1) Apabila p(x) : x+4 > 3 dengan himpunan semesta Z (himpunan bilangan asli), maka pernyataan: x Z; x + 4 > 3 adalah suatu pernyataan yang bernilai benar, karena HP = {1,2,3,4,...} = Z 2) Apabila q(x) : x+1 > 8 dengan himpunan semesta Z (himpunan bilangan asli), maka pernyataan: x Z; x + 1 > 8 adalah suatu pernyataan yang bernilai salah, karena untuk x = 1,1 + 1 < 8 dan HP = {8,9,10,...} Z

7 b. Kuantor Eksistensial Eksistensial merupakan kata sifat dari eksis, yaitu keberadaan. Kuantor eksistensial artinya penukur jumlah yang menunjukkan keberadaan. Dalam matematika âăijadaâăi artinya tidak kosong atau setidaknya satu. Contoh kuantor eksistensial adalaha ada, beberapa, terdapat, atau sekurang-kurangnya satu. Berikut beberapa contoh pernyataan menggunakan kuantor eksistensial. 1) Ada rumah yang tak memiliki jendela. 2) Ada bilangan cacah yang kurang dari satu. 3) Beberapa presiden adalah wanita. 4) Terdapat bilangan asli x yang jika dikalikan 5 hasilnya 6,24. Misalkan p(x) adalah suatu kalimat terbuka yang didefinisikan pada himpunan semesta S, maka pernyataan: ada x di dalam S sedemikian sehingga p(x) benar disebut pernyataan eksistensial (khusus) dan kata ada dalam pernyataan di atas disebut kuantor eksistensial. Kata-kata yang sering muncul/dipakai dalam pernyataan eksistensial adalah ada, beberapa, dan paling sedikit satu. Simbol matematis untuk ketiga kata tersebut sama yaitu. x Z, p(x) dibaca ada nilai x anggota Z sedemikian sehingga p(x) menjadi pernyataan benar atau secara singkat dapat dikatakan terdapat x yang bersifat p(x). Bentuk x Z, p(x) dapat pula ditulis sebagai x, p(x) bergantung pada himpunan semesta yang ditinjau dan kalimat terbuka p(x). Contoh: 1) Apabila n Z,n + 4 < 7, dengan Z = himpunan bilangan asli adalah pernyataan benar, karena: {n n + 4 < 7} = {1,2} 2) Apabila n Z,n + 6 < 4, dengan Z = himpunan bilangan asli adalah pernyataan salah, karena: {n n + 6 < 4} = {1,2} Pernyataan berkuantor dan ingkarannya Pernyataan berkuantor dibedakan menjadi dua yaitu Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensial. Kuantor Penulisan Ingkaran Kuantor Universal x, P(x) ( x, P(x)) x, P(x) Eksistensial x, P(x) ( x, P(x)) x, P(x) x dibaca Untuk semua x dan x dibaca Ada beberapa x 7. Jenis-jenis Penarikan kesimpulan. Suatu pembuktian dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam matematika berkenaan dengan pernyataan-pernyataan yang saling berkait. Pernyataan-pernyataan tersebut adalah pernyataan-pernyataan yang kebenarannya dapat dibuktikan atau dapat diterima. Dengan pernyataan-pernyataan tersebut orang berargumen agar dapat menarik suatu kesim-

8 pulan atau konklusi. Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan disebut premis. Hasil dari suatu penarikan kesimpulan disebut konklusi atau kesimpulan. Rangkaian premis dan konklusi yang memuat bukti disebut argumen. Suatu argumen dikatakan valid bila kesimpulan dalam argumen tersebut benar-benar diturunkan dari premis-premisnya. Validitas suatu argumen dapat dilihat dari nilai kebenarannya. Secara teknis dapat dilihat dengan menyelidiki apakah argumen tersebut selalu bernilai benar. Dengan kata lain implikasi dari konjungsi premis-premisnya dan konklusinya selalubernilai benar. Pernyataan yang selalu bernilai benar disebut tautologi. Pernyataan yang selalu bernilai salah disebut kontradiksi. Sedangkan pernyataan yang dapat bernilai benar atau salah disebut kalimat sintetis atau kontingensi. Penarikan kesimpulan Cara Penarikan Kesimpulan dari dua premis: 1. Modus Ponens Premis 1 : p q Premis 2 : p Kesimpulan : q 2. Modus Tollens Premis 1 : p q Premis 2 : q Kesimpulan : p 3. Silogisme Premis 1 : p q Premis 2 : q r Kesimpulan : p r B. Latihan Soal