SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

OPTIMISASI KONVEKS: Konsep-konsep

OPTIMISASI KONVEKS: KONSEP-KONSEP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 PROGRAM LINIER DAN TAK LINIER. Program linier (Linear programming) adalah suatu masalah matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berikut diberikan landasan teori mengenai Teori Portofolio, Turunan

METODE STEEPEST DESCENT

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

III RELAKSASI LAGRANGE

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMISASI NONLINEAR MULTIVARIABEL TANPA KENDALA DENGAN METODE DAVIDON FLETCHER POWELL

PROGRAM FRAKSIONAL LINIER DENGAN KOEFISIEN INTERVAL. Annisa Ratna Sari 1, Sunarsih 2, Suryoto 3. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi yang mampu menyelesaikan masalah optimasi sejak diperkenalkan di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah. dalam hal pembahasan hasil utama berikutnya.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOMBINASI PERSYARATAN KARUSH KUHN TUCKER DAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PEMROGRAMAN KUADRATIK KONVEKS BILANGAN BULAT MURNI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

METODE PSEUDO ARC-LENGTH DAN PENERAPANNYA PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN NONLINIER TERPARAMETERISASI

OPTIMASI TANAMAN PANGAN DI KOTA MAGELANG DENGAN PEMROGRAMAN KUADRATIK DAN METODE FUNGSI PENALTI EKSTERIOR

KEKONVEKSKAN DAERAH FISIBEL SECOND ORDER CONE PROGRAMMING DENGAN NORMA 1

Kalkulus Multivariabel I

OPTIMASI FUNGSI MULTI VARIABEL DENGAN METODE UNIVARIATE. Dwi Suraningsih (M ), Marifatun (M ), Nisa Karunia (M )

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Open Source. Not For Commercial Use

PROGRAMMING DENGAN NORMA

Kuliah 3: TURUNAN. Indah Yanti

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

Analisis Kestabilan Global Model Epidemik SIRS menggunakan Fungsi Lyapunov

BAB II LANDASAN TEORI

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

METODE STEEPEST DESCENT DENGAN UKURAN LANGKAH BARU UNTUK PENGOPTIMUMAN NIRKENDALA DJIHAD WUNGGULI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

METODE NUMERIK ARAH KONJUGASI

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Prosiding Matematika ISSN:

SECOND ORDER CONE (SOC) DAN SIFAT-SIFAT KENDALA SECOND ORDER CONE PROGRAMMING DENGAN NORMA 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. digunakan untuk membentuk fungsi tujuan dari masalah pemrograman nonlinear

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Nilai mutlak pada definisi tersebut di interpretasikan untuk mengukur jarak dua

OPTIMASI (Pemrograman Non Linear)

SECOND ORDER CONE (SOC) DAN SIFAT-SIFAT KENDALA SECOND ORDER CONE PROGRAMMING DENGAN NORMA

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Menurut Asghar (2000), secara garis besar masalah optimisasi terbagi dalam beberapa tipe berikut:

OPTIMASI TANAMAN PANGAN DI KOTA MAGELANG DENGAN PEMROGRAMAN KUADRATIK DAN METODE FUNGSI PENALTI EKSTERIOR SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Epsilon Juni 2014 Vol. 8 No. 1 METODE KARMARKAR SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH PEMROGRAMAN LINEAR

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

BAB II KAJIAN TEORI. berkaitan dengan optimasi, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, quadratic

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

MA3231 Analisis Real

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application)

SIFAT KENDALA PEMROGRAMAN KERUCUT ORDER DUA DENGAN NORMA

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

ANALISIS REAL 2 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

SPECTRUM PADA GRAF STAR ( ) DAN GRAF BIPARTISI KOMPLIT ( ) DENGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan model predator-prey tipe Holling II dengan faktor pemanenan.

METODE SEQUENTIAL QUADRATIC PROGRAMMING (SQP) PADA OPTIMASI NONLINIER BERKENDALA SKRIPSI

BAB I DASAR SISTEM OPTIMASI

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

BAB III FUNGSI KUASIKONVEKS

Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3

KENDALI OPTIMAL PERMAINAN NON-KOOPERATIF KONTINU SKALAR DUA PEMAIN DENGAN STRATEGI NASH TUGAS AKHIR. Oleh : M.LUTHFI RUSYDI

BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK. A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan

BAB 3 KONDISI SPECTRUM. Pada bab ini akan diperlihatkan hasil utama dari penelitian ini. Hasil utama yang

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

OPTIMISASI PEMROGRAMAN CEMBUNG MENGGUNAKAN SYARAT KUHN-TUCKER SKRIPSI

BAB I Sekilas tentang Teori-teori sebagai Dasar Program Linear

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

Transkripsi:

Syarat Fritz John... (Caturiyati) SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2 1,2 Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 1 wcaturiyati@yahoo.com 2 himmawatipl@yahoo.com Abstrak Syarat-syarat optimasi masalah optimasi berkendala merupakan perluasan syaratsyarat optimasi masalah optimasi tak berkendala. Pada paper ini diuraikan syarat Fritz John yang merupakan perluasan syarat optimasi masalah optimasi tak berkendala untuk menyelesaikan masalah optimasi berkendala. Kata kunci : syarat Fritz John, masalah optimasi berkendala, masalah optimasi tak berkendala PENDAHULUAN Suatu masalah tak berkendala adalah suatu masalah berbentuk: meminimalkan f(x) tanpa vektor x sebagai suatu kendalanya. Masalah tak berkendala jarang muncul dalam penggunaan. Masalah yang lebih sering muncul adalah masalah optimasi berkendala. Masalah optimasi berkendala terbagi berdasarkan kendalanya, yaitu masalah optimasi berkendala ketaksamaan dan masalah optimasi berkendala campuran (kendala persamaan dan ketaksamaan). Syarat optimasi masalah optimasi berkendala merupakan perluasan syarat optimasi masalah optimasi tak berkendala. Fritz John mengemukakan syarat optimasi masalah optimasi berkendala ketaksamaan. Pembahasan pada paper ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu mengenai syarat perlu dan cukup optimasi tak berkendala dan syarat Fritz John untuk masalah optimasi berkendala ketaksamaan. Syarat Perlu dan Cukup Optimasi Tak Berkendala Masalah optimasi tak berkendala adalah suatu masalah dengan model matematika berbentuk meminimumkan f x, tanpa suatu kendala pada vektor x. Untuk masalah optimasi dengan model matematika tersebut, nilai optimum masalah ada pada peminimal 111

Vol. 5, No. 2, Desember 2009: 111-120 atau pemaksimal. Berikut diberikan definisi peminimal, untuk pemaksimal didefinisikan secara analog dengan tanda pertidaksamaannya adalah. Definisi 1. (Mital, 1979: 42) Pandang masalah meminimalkan f(x) atas E n, dan diberikan x E n. Jika f(x) f(x) untuk setiap x E n, maka x disebut peminimal global. Jika terdapat suatu persekitaran ε, N ε (x), disekitar x sehingga f(x) f(x) untuk setiap x N ε (x), maka x disebut peminimal lokal. Jelaslah suatu peminimal global juga suatu peminimal lokal. Syarat Perlu Keoptimalan Suatu titik x di E n, dapat menjadi peminimal lokal atau peminimal global suatu fungsi f jika memenuhi karakteristik peminimal sebagai berikut. Teorema 1. (Bazaraa and Shetty, 1990: 124) Misalkan f: E n E 1 terdiferensial pada x. Jika terdapat suatu vektor d sehingga f(x) T d < 0, maka terdapat suatu δ > 0 sehingga f x + λd < f(x) untuk setiap λ (0, δ), dan d adalah arah descent f pada x. Karena f terdiferensial pada x, diperoleh f x + λd = f x + λ f(x) T d + λ d α x + λd untuk α x + λd 0 pada λ 0. Persamaan di atas dapat dinyatakan menjadi f x + λd f x = λ f x T d + d α x + λd. Membagi persamaan dengan λ, diperoleh f x + λd f x λ = f x T d + d α x + λd. Karena f(x) T d < 0 dan α x + λd 0 pada λ 0, terdapat suatu δ > 0 sehingga f x T d + d α x + λd < 0 untuk semua λ (0, δ). Dengan kata lain terdapat suatu δ > 0 sehingga f x + λd < f x untuk setiap λ (0, δ). qed. Sebagai akibat dari Teorema 1 setiap x peminimal lokal mengakibatkan derivatif pertama fungsi terhadap x adalah vektor nol, sebagai berikut: 112

Syarat Fritz John... (Caturiyati) Corollary 1. (Bazaraa and Shetty, 1990: 125) Misalkan f: E n E 1 terdiferensial pada x. Jika x peminimal lokal maka f(x) = 0. Misalkan f(x) 0 dan diberikan d = f(x). Berlaku f(x) T d = f x T f(x) = f(x) 2 < 0, dan dengan Teorema 1, terdapat suatu δ > 0 sehingga f x + λd < f(x) untuk λ (0, δ), yaitu x pemaksimal, kontradiksi dengan asumsi bahwa x peminimal lokal. Sehingga f x = 0. qed. Syarat optimasi pada Teorema 1 dan corollary Teorema 1 menggunakan vektor gradien yang komponennya adalah derivatif parsial pertama dari f, disebut dengan syarat order pertama. Syarat perlu dapat juga dinyatakan dalam bentuk matriks Hessian H dengan elemennya adalah derivatif parsial kedua dari f, disebut dengan syarat order kedua sebagai berikut: Teorema 2. (Bazaraa and Shetty, 1990: 125) Misalkan f: E n E 1 terdiferensial dua kali pada x. Jika x peminimal lokal maka f(x) = 0, dan H x matriks semidefinit positif. Pandang suatu arah sebarang d. Karena f terdiferensial dua kali pada x, diperoleh f x + λd = f x + λ f x T d + 1 2 λ2 d T H x d + λ 2 d 2 α x; λd 1 dengan α x; λd 0 untuk λ 0. Karena x peminimal lokal, dari corollary Teorema 1, diperoleh f x = 0, sehingga persamaan (1) menjadi f x + λd f x = λ 2 ( 1 2 dt H x d + d 2 α x; λd ) 1a Persamaan (1a) dibagi dengan λ 2, diperoleh f x+λd f x λ 2 = 1 2 dt H x d + d 2 α x; λd. 2 Karena x peminimal lokal berlaku f x + λd f x untuk λ cukup kecil, atau f x+λd f x λ 2 0. Sehingga berlaku 1 2 dt H x d + d 2 α x; λd 0 untuk λ cukup kecil. Dengan mengambil limitnya untuk λ 0, lim λ 0 ( 1 2 dt H x d + d 2 α x; λd ) = 1 2 dt H x d maka d T H x d 0, dan akibatnya H x matriks semidefinit positif. qed. 113

Vol. 5, No. 2, Desember 2009: 111-120 Syarat Cukup Keoptimalan Berikut adalah syarat cukup optimasi suatu masalah optimasi tak berkendala, yang memberikan syarat cukup untuk peminimal lokal. Teorema 3. (Bazaraa and Shetty, 1990: 126) Misalkan f: E n E 1 terdiferensial dua kali pada x. Jika f x = 0 dan H x matriks definit positif, maka x peminimal lokal. Karena f terdiferensial dua kali pada x, dapat diperoleh untuk setiap x E n : f x = f x + f x T x x + 1 2 x x T H x x x + x x 2 α x; x x (3) dengan α x; x x 0 pada x x. Misalkan x bukan peminimal lokal, yaitu misalkan terdapat barisan {x k } konvergen ke x sehingga f x k < f x untuk setiap k. Sehingga berlaku f x = 0 f x f x x x 2 = 1 2 x x T x x notasikan d k = x k x x x H x + α x; x x 3a 2 x x 2 x k x, persamaan (3a) menjadi f x f x x x 2 = 1 2 d k T H x d k + α x; x x (3b) dan juga berlaku f x k < f x, yaitu f x f x < 0 akibatnya sehingga (3b) menjadi Namun f x f x x x 2 < 0, 1 d 2 k T H x d k + α x; x k x < 0 untuk setiap k. 4 d k = x k x x k x = x k x x k x = 1 untuk setiap k, dan akibatnya terdapat suatu himpunan indeks K sehingga {d k } K konvergen ke d, dengan d = 1. Dari subbarisan ini dan fakta bahwa α x; x x 0 pada k K, maka (4) berakibat d T H x d 0. Kontradiksi dengan asumsi bahwa H x definit positif dan fakta bahwa d = 1. Sehingga, terbukti x peminimal lokal. Pada teorema berikut ditunjukkan jika fungsi f adalah fungsi pseudokonveks. 114

Syarat Fritz John... (Caturiyati) Teorema 4. (Bazaraa and Shetty, 1990: 126) Diberikan f: E n E 1 adalah pseudokonveks pada x. x peminimal global jika dan hanya jika f x = 0. ( ) Dari corollary Teorema 1, jika x peminimal global, maka f x = 0. ( ) Misalkan f x = 0, maka f x T x x = 0 untuk setiap x E n. Karena f pseudokonveks pada x, berakibat f x f x untuk setiap x E n. qed. Syarat Fritz John Pada Masalah Optimasi dengan Kendala Ketaksamaan Masalah optimasi berkendala mempunyai model matematika sebagai berikut: Meminimumkan f(x) dengan kendala x S. Lebih lanjut S merupakan daerah layak masalah pemrograman linear berbentuk: meminimumkan f(x) dengan kendala g(x) 0 dan x X. Syarat Geometrik Keoptimalan Pada bagian ini akan dibangun syarat perlu keoptimalan untuk masalah meminimumkan f(x) dengan kendala x S, menggunakan kerucut arah layak yang didefinisikan berikut ini. Definisi 2. (Bazaraa and Shetty, 1990: 127) Diberikan S himpunan tak kosong pada E n dan x cl S. Kerucut arah layak S pada x, adalah D = d d 0, dan x + λd S untuk setiap λ 0, δ untuk suatu δ > 0. Setiap vektor taknol d D disebut arah layak. Jelas bahwa sedikit pergerakan pada x sepanjang vektor d D akan berakibat titik layak cepat dicapai. Lebih lanjut, dari Teorema 1, jika f x T d < 0, maka d adalah suatu arah improving, yaitu mulai dari x, terjadi pergerakan kecil sepanjang d yang akan mereduksi nilai f. Seperti ditunjukkan dalam Teorema 5, jika x peminimal lokal dan jika f x T d < 0, maka d D, yaitu syarat perlu keoptimalan lokal adalah setiap arah 115

Vol. 5, No. 2, Desember 2009: 111-120 improving bukan arah layak. Ilustrasinya pada Gambar 1, dengan sudut kerucut F 0 dan D ditranslasi dari titik origin ke x. Gambar 1 Teorema 5. (Bazaraa and Shetty, 1990: 128) Pandang masalah meminimumkan f(x) dengan kendala x S, dengan f: E n E 1, dan S himpunan tak kosong pada E n. Misalkan f terdiferensial pada titik x S. Jika x adalah solusi optimal lokal, maka F 0 D =, dengan F 0 = d f x T d < 0 dan D adalah kerucut arah layak S pada x. Misalkan terdapat vektor d F 0 D. Dengan Teorema 1, terdapat suatu δ 1 > 0 sehingga x + λd < f x untuk setiap λ 0, δ 1. 5 Lebih lanjut, dari Definisi 2, terdapat suatu δ 2 > 0 sehingga, x + λd S untuk setiap λ 0, δ 2 (6) (5) dan (6) kontradiksi dengan hipotesis bahwa x solusi optimal lokal (minimum). Akibatnya F 0 D =. qed. Dikhususkan daerah layak S adalah: S = x X g i x 0, untuk i = 1,, m dengan g i : E n E 1 untuk i = 1,, m, dan X adalah himpunan terbuka tak kosong dalam E n. Diperoleh masalah pemrograman nonlinear dengan kendala ketaksamaan berikut: 116

Syarat Fritz John... (Caturiyati) Masalah P: Meminimumkan f(x), dengan kendala g i x 0, untuk i = 1,, m, x X. Syarat perlu keoptimalan lokal pada x adalah F 0 D =, dengan F 0 adalah setengah ruang terbuka didefinisikan dalam bentuk vektor gradien f x, dan D adalah kerucut arah layak, yang tidak perlu didefinisikan dalam bentuk gradien fungsi terkait. Teorema 6. (Bazaraa and Shetty, 1990: 129) Diberikan g i : E n E 1 untuk i = 1,, m, dan X adalah himpunan terbuka tak kosong dalam E n. Pandang masalah P: meminimumkan f(x) dengan kendala g i x 0, untuk i = 1,, m, dan x X. Diberikan x adalah titik layak, dan diberikan I = i g i x = 0. Lebih lanjut, misalkan f dan g i untuk i I terdiferensial pada x dan g i untuk i I kontinu pada x. Jika x solusi optimal lokal, maka F 0 G 0 =, dengan F 0 = d f x T d < 0 dan G 0 = d g i x T d < 0 untuk setiap i I Diberikan d G 0. Karena x X, dan X terbuka, maka terdapat suatu δ 1 > 0 sehingga x + λd X untuk setiap λ 0, δ 1. (7) Karena g i x < 0 dan karena g i kontinu pada x untuk i I, terdapat suatu δ 2 > 0 sehingga, g i x + λd < 0 untuk setiap λ 0, δ 2 dan untuk i I. (8) Akhirnya karena d G 0 maka g i x T d < 0 untuk setiap i I, dan dengan Teorema 1, terdapat suatu δ 3 > 0 sehingga, g i x + λd < g i x = 0 untuk setiap λ 0, δ 3 dan untuk i I (9) Dari (7), (8), dan (9), jelas bahwa titik-titik berbentuk x + λd layak untuk masalah P untuk setiap λ 0, δ, dengan δ = minimum (δ 1, δ 2, δ 3 ). Sehingga d D, dengan D adalah kerucut arah layak dari daerah layak pada x. Telah ditunjukkan bahwa d G 0 berakibat d D, sehingga G 0 D. Dengan Teorema 5, karena x solusi lokal masalah P, F 0 D =. Karena G 0 D, akibatnya F 0 G 0 =. qed. Terdapat beberapa kasus khusus dengan syarat perlu Teorema 6 dipenuhi secara trivial oleh titik non optimal yang mungkin. 117

Vol. 5, No. 2, Desember 2009: 111-120 Kasus-kasus yang mungkin: 1. Jika x adalah titik layak sehingga f x = 0. Jelaslah F 0 = d f x T d < 0 =, dan akibatnya F 0 G 0 =. Akibatnya suatu titik x dengan f x = 0 memenuhi syarat perlu keoptimalan. 2. Jika suatu titik x dengan g i x = 0 untuk setiap i I. Perhatikan masalah meminimumkan dengan kendala persamaan berikut: Meminimumkan f x, dengan kendala g x = 0 Kendala persamaan g x = 0 dapat digantikan oleh kendala ketaksamaan a. g 1 x = g x 0, b. g 2 x = g x 0. Misalkan x adalah suatu titik layak. Berlaku g 1 x = g 2 x = 0. Untuk vektor gradien g x adalah g x, maka g 1 x = g 2 x, dan akibatnya tidak terdapat vektor d sehingga g 1 x T d < 0 dan g 2 x T d < 0. Sehingga, G 0 =, dan berakibat F 0 G 0 =. Dengan kata lain, syarat perlu dari Teorema 6 dipenuhi oleh semua solusi layak. Teorema 7. (Syarat Fritz John) (Bazaraa and Shetty, 1990: 133) Diberikan X suatu himpunan terbuka tak kosong dalam E n, dan diberikan f: E n E 1, dan g i : E n E 1 untuk i = 1,, m. Pandang masalah P untuk meminimumkan f(x) dengan kendala x X dan g i (x) 0 untuk i = 1,, m. Diberikan x adalah solusi layak, dan diberikan I = i g i x = 0. Lebih lanjut, misalkan f dan g i untuk i I terdiferensial pada x dan bahwa g i untuk i I kontinu pada x. Jika x solusi lokal masalah P, maka terdapat u 0 dan u i untuk i I, sehingga u 0 f x + u i g i x i I = 0, u 0, u i 0 untuk i I, u 0, u I (0, 0) dengan u I adalah vektor yang komponennya adalah u i untuk i I. Lebih lanjut, jika g i untuk i I juga terdiferensial pada x, maka syarat Fritz John dapat ditulis dalam bentuk yang ekuivalen berikut ini: u 0 f x + m i=1 u i g i x = 0, u i g i x = 0 untuk i = 1,, m, u 0, u i 0 untuk i = 1,, m, u 0, u (0, 0) dengan u adalah vektor yang komponennya adalah u i 0 untuk i = 1,, m. 118

Syarat Fritz John... (Caturiyati) Karena x solusi lokal masalah P, maka dengan Teorema 6, tidak terdapat vektor d sehingga f x T d < 0 dan g i x T d < 0 untuk setiap i I. Sekarang, misalkan A adalah matriks yang baris-barisnya adalah f x T dan g i x T untuk setiap i I. Syarat optimalitas dari Teorema 6 ekuivalen dengan pernyataan bahwa sistem Ad < 0 tak konsisten. Akibatnya terdapat vektor tak nol p 0 sehingga A T p = 0. Notasikan komponen dari p dengan u 0 dan u i untuk i I, sehingga bagian pertama teorema dipenuhi. Bentuk ekuivalen dari syarat perlu teorema diperoleh dengan memisalkan u i = 0 untuk i I. qed. Dalam syarat Fritz John, skalar u 0 dan u i untuk i = 1,, m sering disebut dengan pengali Lagrange. Syarat u i g i x = 0 untuk i = 1,, m disebut syarat komplemen slack. Ini menghasilkan u i = 0 jika g i x < 0. u i > 0 hanya untuk kendala batas. Syarat Fritz John dapat juga ditulis dalam notasi vektor sebagai berikut: u 0 f x + g x u = 0, u T g x = 0, u 0, u (0, 0), u 0, u (0, 0) dengan g x adalah matriks n m yang kolom ke- i nya adalah g i x, dan u adalah m-vektor pengali Lagrange. Seperti pada kasus Teorema 6, terdapat titik-titik yang memenuhi syarat Fritz John secara trivial. Kasus-kasus yang mungkin: 1. Jika suatu titik x memenuhi f x = 0. Dimisalkan pengali Lagrange yang terkait adalah suatu bilangan positif, kemudian himpun semua pengali yang sama dengan nol, dan memenuhi syarat Teorema 7. 2. g i x = 0 untuk suatu i I. Syarat Fritz John dari Teorema 7 juga dipenuhi benar secara trivial pada setiap titik layak untuk masalah dengan kendala persamaan yang digantikan oleh dua ketaksamaan. Secara khusus, jika g x = 0 digantikan oleh g x 0 dan g x 0, maka syarat Fritz John benar dengan u 1 = u 2 = α dan menghimpun semua pengali yang sama dengan nol, dengan α adalah skalar positif. 119

Vol. 5, No. 2, Desember 2009: 111-120 SIMPULAN 1. Untuk menentukan optimasi masalah optimasi tak berkendala, digunakan vektor gradien dengan komponennya adalah derivatif pertama fungsi atau matriks Hessian yang komponennya adalah derivatif kedua fungsi. 2. Syarat perlu keoptimalan masalah optimasi tak berkendala adalah bila dapat dicari vektor arah descent d sehingga f x + λd < f(x) untuk setiap λ (0, δ) untuk δ > 0. 3. Syarat cukup keoptimalan masalah optimasi tak berkendala adalah bila dipenuhi f(x) = 0, dan H x matriks semidefinit positif, maka x peminimal lokal. 4. Untuk menentukan optimasi masalah optimasi berkendala, digunakan kerucut arah layak. 5. Syarat perlu keoptimalan masalah optimasi berkendala diperoleh jika x solusi optimal lokal, maka F 0 G 0 =, dengan F 0 = d f x T d < 0 dan G 0 = d g i x T d < 0 untuk setiap i I. 6. Syarat Fritz John untuk keoptimalan masalah optimasi berkendala yaitu jika x solusi lokal masalah P, maka terdapat u 0 dan u i untuk i I, sehingga u 0 f x + u i g i x i I = 0, u 0, u i 0 untuk i I, u 0, u I (0, 0) dengan u I adalah vektor yang komponennya adalah u i untuk i I. DAFTAR PUSTAKA Bazaraa, M. S. & Shetty, C.M. 1990. Nonlinear Programming: Theory and Algorithms. Toronto: John Wiley and Sons Inc. Mital, K.V. 1979. Optimization Methods: In Operations Research And Systems Analysis. New Delhi : Wiley Eastern Limited. 120