SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI PROPERTI RESIDENSIAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Keadaan geografis suatu wilayah

Studi Kinerja Industri Properti Residensial Pertumbuhan Harga, Penjualan, Pembiayaan, & Faktor Yang Mempengaruhinya.

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

Sisi Permintaan. Sisi Penawaran

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PERSEPSI PASAR

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

Profil Responden Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI KONSUMEN. April 2015

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI KREDIT PERBANKAN

KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

Elastisitas Outstanding Kredit Pemilikan Rumah dan Apartemen Terhadap Indikator Pasar Perumahan. Oleh : Tim Riset

SURVEI KONSUMEN. Optimis. Pesimis. Kenaikan Harga BBM

SURVEI KONSUMEN. Maret Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan memburuk. Indeks Keyakinan Konsumen turun

KONDISI TRIWULAN II-2007

Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI PENJUALAN ECERAN

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) B. Indeks Ekspektasi Harga 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI KONSUMEN. September 2006

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI KONSUMEN. Februari Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan stabil. Indeks Keyakinan Konsumen turun

Indeks Harga Konsumen di 66 Kota (2007=100),

Mei Divisi Statistik Sektor Riil 1. Metodologi PESIMIS OPTIMIS

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

2

2

SURVEI PERBANKAN * perkiraan

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

SURVEI KREDIT PERBANKAN

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

Tim Statistik Sektor Riil 1 OPTIMIS PESIMIS. Metodologi

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV

Indeks Keyakinan Konsumen menembus level 100. Okt. Jul. Mei. Sep. Mar. Ags. Jan. Jun. Feb

SURVEI KONSUMEN. Februari 2006

Kajian Ekonomi Regional Banten

SURVEI PERSEPSI PASAR

KONSUMEN. Januari 2005 Indeks Keyakinan Konsumen menurun. Prospek ekonomi diperkirakan stabil. Optimis. Pesimis. Jul Ags. Jun. Jan. Okt. Mei. Feb.

SURVEI PENJUALAN ECERAN

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2013 Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,4 poin. Hal ini

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KREDIT PERBANKAN

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

PERKEMBANGAN PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus membaik Harga secara umum diekspektasikan tetap akan meningkat

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I II III IV I

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN

Transkripsi:

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I - 1 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan (,7%) maupun tahunan (,53%). Kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan meningkatnya penjualan properti residensial. Meski mengalami perlambatan, indikasi kenaikan harga properti residensial diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan II-1. Sebagian besar responden mengungkapkan penyebab utama kenaikan harga properti residensial berasal dari kenaikan harga bahan bangunan dan upah pekerja. Berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (,81% secara qtq). Sementara itu, dari 1 kota besar yang tercakup dalam survei, kenaikan harga properti residensial paling tinggi terjadi di wilayah Bandar Lampung (1,1% secara qtq). Responden masih berpendapat bahwa tingginya suku bunga KPR, kenaikan harga bahan bangunan, tingginya tingkat pajak serta sulitnya perijinan/birokrasi merupakan berbagai faktor penghambat bisnis properti. Dana internal perusahaan masih menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan properti residensial. Sementara dari sisi konsumen, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan tingkat suku bunga rata-rata antara 11dan1% menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial. Indeks harga properti residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan maupun tahunan. Perkembangan Harga Properti Residensial Harga properti residensial mengalami kenaikkan terutama pada rumah tipe kecil. Survei Harga Properti Residensial di 1 kota di Indonesia menunjukkan bahwa indeks harga properti residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan maupun tahunan dengan indeks harga tercatat berada pada level 133,7. Secara triwulanan (qtq), indeks harga naik sebesar,7%, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks harga pada triwulan sebelumnya (,69%). Hasil survei menunjukkan sebagian besar responden berpendapat bahwa penyebab kenaikkan harga properti residensial terutama berasal dari kenaikan harga bahan bangunan dan tingginya upah pekerja. Metodologi Survei Harga Properti Residensial (SHPR) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1999 terhadap sampel pengembang proyek perumahan (developer) di 1 kota yaitu Medan, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, dan Makassar. Wilayah Jabotabek mulai disurvei dan sekaligus digabung dalam Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan I-. Dan pada triwulan 1- ditambah 1 kota lagi yaitu Pontianak sehingga seluruhnya ada 1 kota. Sejak tahun 7, SHPR di wilayah Jabotabek diperluas dengan mencakup daerah Banten (Serang dan Cilegon). Jumlah responden mencakup 5 pengembang utama di wilayah Jabodebek-Banten, dan sekitar 15 pengembang di 13 Kantor Bank Indonesia (KBI). Pengumpulan data dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan bersangkutan serta prakiraan harga jual rumah dalam triwulan berikutnya. Pengolahan data dilakukan dengan metode rata-rata sederhana atas harga rumah pada tiap tipe bangunan rumah, yang terdiri dari tipe kecil (luas bangunan s.d 36m), tipe menengah (luas bangunan >36m s.d 7m) dan tipe besar (luas bangunan > 7m), selanjutnya Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) dihitung dengan metode indeks berantai sederhana yang dibobot berdasarkan bobot kota. Tim Statistik Sektor Riil 1

Kenaikan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil, sementara berdasarkan wilayah kenaikan harga tertinggi terjadi di Bandar Lampung. Berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah dengan kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (,81% secara qtq). Sementara berdasarkan wilayah, kenaikan harga paling tinggi terjadi di wilayah Bandar Lampung yaitu sebesar 1,1% (qtq) terutama pada rumah tipe menengah (1,55%). Sementara itu, untuk wilayah Jabodebek dan Banten, kenaikan harga properti residensial pada triwulan I-1 tercatat sebesar,7%, lebih tinggi dari kenaikan harga pada triwulan sebelumnya (,68%). Grafik 1 Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) 95 9 1. 1.5 11. 9.5 8. 6.5 5. 3.5..5-1. -.5 -. -5.5 IHPR % Perubahan (q-t-q) % Perubahan (y-o-y) Grafik Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial Rumah Tipe Kecil IHPR - Tipe Kecil % Perubahan (q-t-q) % Perubahan (y-o-y) 1 1 1 8 6 - - -6 Tim Statistik Sektor Riil

Grafik 3 Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial Rumah Tipe Menengah 6 5 3 1 95-1 IHPR - Tipe Menengah % Perubahan (q-t-q) % Perubahan (y-o-y) Grafik Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial Rumah Tipe Besar 8 95 9 IHPR - Tipe Besar % Perubahan (q-t-q) % Perubahan (y-o-y) 7 6 5 3 1-1 Tim Statistik Sektor Riil 3

Secara tahunan, harga properti residensial mengalami peningkatan, terutama di Wilayah Makassar. Meski lebih lambat, kenaikan harga properti diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan II-1 Pertumbuhan IHPR pada triwulan I-1 sejalan dengan pertumbuhan indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal IHK-BPS Secara tahunan (yoy), rumah tipe kecil mengalami kenaikan harga paling tinggi terutama di wilayah Makassar. Kenaikan harga properti residensial secara tahunan tercatat sebesar,53%, lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga pada periode yang sama tahun sebelumnya (,9%). Dilihat berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (3,5%). Berdasarkan wilayah, kenaikan harga paling tinggi terjadi di wilayah Makassar yaitu sebesar 3,8% yang terutama terjadi pada rumah tipe kecil (3,91%). Di wilayah Jabodebek dan Banten, kenaikan harga properti residensial secara tahunan tercatat sebesar,9%, lebih rendah dibandingkan kenaikan harga pada periode yang sama tahun sebelumnya (,%). Hasil survei juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden perusahaan pengembang memperkirakan baik secara triwulanan maupun tahunan pada triwulan II-1 kenaikan harga properti residensial masih akan terjadi meskipun dengan tingkat kenaikan yang lebih rendah. Secara triwulanan (qtq), harga properti residensial diperkirakan mengalami kenaikan sebesar,37% dengan kenaikan harga paling tinggi diperkirakan terjadi di wilayah Bandar Lampung dan Denpasar sebesar,59%. Sementara secara tahunan (yoy), harga properti residensial diperkirakan mengalami kenaikan sebesar,1% dengan kenaikan harga properti residensial paling tinggi diperkirakan terjadi di wilayah Makassar (18,77%). Kenaikan harga properti residensial baik secara triwulanan maupun tahunan ini juga diperkirakan terjadi pada wilayah Jabodebek dan Banten. Apabila dibandingkan dengan indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal IHK-BPS pada Triwulan I-1 (Maret 1), kenaikan indeks harga properti residensial menunjukkan indikasi yang searah. Indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal selama triwulan I-1 tercatat sebesar 11,9 atau meningkat sebesar,83% dibandingkan triwulan sebelumnya (Desember 9). Peningkatan indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan IHPR (,7%) terutama disebabkan oleh kenaikan harga sewa rumah dan kontrak rumah yang tidak termasuk ke dalam komponen harga jual properti residensial dalam penghitungan IHPR. Grafik 5. Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial dan Indeks Biaya Tempat Tinggal (q-t-q) (%) 3 1 I II III IV 3 Perubahan IHPR (q-t-q) Perubahan IHK Sub Kel. Biaya Tempat Tinggal (q-t-q) Tim Statistik Sektor Riil

Perkembangan Penjualan Properti Residensial Tingkat penjualan rumah meningkat, terutama untuk rumah tipe menengah. Permintaan dan penawaran properti residensial triwulan I-1 relatif stabil. Kondisi tersebut diperkirakan akan berlanjut pada triwulan II-1. Tingkat penjualan properti residensial pada triwulan I-1 mengalami peningkatan sebesar 6,33%. Peningkatan penjualan properti residensial tersebut sejalan dengan tingginya tingkat permintaan rumah khususnya pada rumah tipe menengah yang mengalami kenaikan paling tinggi sebesar 15,63%. Penawaran dan Permintaan Properti Residensial Triwulan I-1 Permintaan dan penawaran properti residensial relatif stabil, dengan rumah tipe menengah yang paling diminati. Sebagian besar responden menyatakan bahwa dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, baik penawaran maupun permintaan properti residensial di 1 kota untuk semua jenis rumah pada triwulan I-1 relatif tidak mengalami perubahan. Kondisi penawaran rumah maupun permintaan rumah yang relatif stabil ini diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan II-1, dengan rumah tipe menengah diperkirakan masih akan mengalami penjualan tertinggi. Sementara itu, sebagian besar responden berpendapat bahwa faktor utama yang dapat menghambat bisnis properti adalah masih tingginya suku bunga KPR, kenaikan harga bahan bangunan, tingginya tingkat pajak dan sulitnya perijinan/birokrasi. Dana internal perusahaan masih menjadi sumber utama pembiayaan properti, sementara fasilitas KPR tetap menjadi pilihan utama konsumen dalam melakukan transaksi pembelian properti Pembiayaan Properti Residensial Dana internal perusahaan masih menjadi sumber utama pembiayaan properti, sementara konsumen lebih memilih menggunakan fasilitas KPR dalam bertransaksi. Pengembang juga menginformasikan bahwa dana internal perusahaan masih menjadi sumber utama pembiayaan untuk pembangunan properti residensial pada triwulan I-1 (9,3%), diikuti oleh dana yang bersumber dari perbankan (3,7%) serta dana/uang muka pembayaran calon pembeli (13,1%). Sementara itu, sebagian besar konsumen (7,%) masih memilih Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial pada seluruh tipe bangunan terutama tipe kecil (78,7%). Tingkat bunga KPR yang diberikan perbankan umumnya berkisar antara 11 dan 1%. Di samping melalui fasilitas KPR, hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 18,1% konsumen memilih menggunakan fasilitas pembayaran secara tunai bertahap, dan sebagian kecil (7,%) dilakukan dalam bentuk tunai (cash keras). Tim Statistik Sektor Riil 5

Tabel 1 Indeks Harga Properti Residensial Triwulan I - 1 Perubahan Triwulanan (q-t-q) Perubahan Tahunan (y-o-y) NO KOTA Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total 1 BANDUNG.8.98 1..8.5.51 1.89.15 BANDAR LAMPUNG 1.1 1.55.7 1.1 3.91..78 3. 3 BANJARMASIN 1.5.31.18.51 3.5 1.65 3.35.8 DENPASAR.61.3..31 1.13 1.73.98.61 5 PALEMBANG.15 1.6.3.55 1.7.6 1.1.36 6 SEMARANG.15.18.36.3.79 1.78.7 1.1 7 YOGYAKARTA.36..3.31.88.8.97.9 8 PADANG -..1. -.3 1.33 1.3 -.8.76 9 MEDAN.15 1.5 1.19.95 1.9 1.9 1.9 1.58 1 MAKASSAR.61.37 1.7.89 3.91 3.67 3.81 3.8 11 MANADO.61.9.1.3 1.66.3 1.1 1.6 1 SURABAYA.7 1.33.9.8.39.36 1..6 13 PONTIANAK 1.37.1.6.7.6 5.6.6 3.37 1 JABODEBEK-BANTEN 1.1.65.9.7.6.91 1.61.9 Gabungan 1 Kota.81.76.5.7 3.5.69 1.67.53 Tabel Ekspektasi Indeks Harga Properti Residensial Triwulan II-1 Perubahan Triwulanan (q-t-q) Perubahan Tahunan (y-o-y) NO KOTA Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total 1 BANDUNG.9.31.5.57.88..11 11.39 BANDAR LAMPUNG.. 1.78.59 3.8..59 13.96 3 BANJARMASIN.11.3.9.1.3 1..87 1.1 DENPASAR.93.8.35.59 1.59 1.98 3.86 9.16 5 PALEMBANG.... 1.11 3.6 1.1 1.1 6 SEMARANG.1.5..15.53 1.36.53 13.9 7 YOGYAKARTA.19.37.1..91.98.7 13.78 8 PADANG.1... 1.9.89 -.35 1.6 9 MEDAN.....8 1.9 1.9 18.77 1 MAKASSAR.31.6.8.33 3.89.35.6 15.11 11 MANADO.... 1.67 1.18.63 1.31 1 SURABAYA.8.37.18.8.16.81 1.16 17.8 13 PONTIANAK....7 3.7.19.6.17 1 JABODEBEK-BANTEN.5.39.5.7 3.57.1 1.68.73 Gabungan 1 Kota..31.38.37.81. 1.61.1 Tim Statistik Sektor Riil 6

Tabel 3 Indeks Harga Properti Residensial Menurut Regional INDEKS HARGA PROPERTI RESIDENSIAL % PERTUMBUHAN TRIWULANAN (q-t-q) % PERTUMBUHAN TAHUNAN (y-o-y) No. KOTA TIPE 9 1 9 1 9 1 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II* Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II* Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II* 1 BANDUNG KECIL 158.6 158.8 159.6 161.3 161.88 163..86.1.51 1.1.8.9.9 3.68.33.65.5.88 MENENGAH 17.6 17.78 175.7 176.68 178. 178.98.6.1.17.93.98.31 6.1.3 3.7 1.77.51. BESAR 159.65 16.3 16.15 16.7 16.67 163..6..7.37 1..5.7.3.7 1.33 1.89.11 TOTAL 16.36 16.78 165. 166.53 167.89 183.56.59.6.5.8.8.57 5.7.8.77 1.91.15 11.39 BANDAR LAMPUNG KECIL 151.9 15.3 15.18 156.8 157.8 157.8.39.8.1.56 1.1. 7. 6.7 3.68 3.16 3.91 3.8 MENENGAH 157.37 157.68 157.7 158.7 161.15 161.15.7.19..61 1.55. 6. 6.6.79 1.1.. BESAR 155.78 158.8 158.8 158.93 16.11 16.95.1 1.96..6.7 1.78 3.3.39.5.15.78.59 TOTAL 155.5 156.7 156.78 158.6 16.6 178.57.6.75.5 1.8 1.1.59 5.7 5.79 3..15 3. 13.96 3 BANJARMASIN KECIL 187.7 189.6 19.8 191.6 193.6 193.8.35 1.36.63. 1.5.11 5.5.3 3..79 3.5.3 MENENGAH 165.91 167.33 168.1 168.1 168.6 169.3.8.86.53 -.5.31.3.63 3.96 3. 1.8 1.65 1. BESAR 16.85.1.18.87 131.1 131. -.1.56.7.53.18.9.83.97.53 3.7 3.35.87 TOTAL 158.8 16.8 161.5 161.93 16.76 183.3. 1.59.1.3.51.1 3.9 3.75.87.56.8 1.1 DENPASAR KECIL 136.9 137.55 137.61 137.61 138.5 139.7.5.7.5..61.93 1.35 1.5 1.3 1. 1.13 1.59 MENENGAH 15. 15.78 15.75 15.57 155.7 155.8 -.7.3 -. 1.19.3.8 1.6.9.6 1.1 1.73 1.98 BESAR.61 117.8 118.3 11.37 11.37 11.8 -.5 1..81.66..35 1.88 3..15.7.98 3.86 TOTAL 13.66.61.99 137.7 138.16 18.3..71.8 1.8.31.59 1. 1.7 1.9.9.61 9.16 5 PALEMBANG KECIL 181.88 18.93 18.93 18.7 18.97 18.97 3.7.58..97.15. 5.17 5.13.7 5.8 1.7 1.11 MENENGAH 165.6 166.6 166.6 17.16 17.31 17.31 1..6..35 1.6. 6.5.78 1.61..6 3.6 BESAR 156. 156. 156. 157.8 158. 158.....91.3..5...91 1.1 1.1 TOTAL 168.11 168.78 168.78 171.15 17.9 186.3 1.9.39. 1.1.55..75.63 1.89 3.3.36 1.1 6 SEMARANG KECIL 16.6 161.35 161.3 161.63 161.87 16.1.37.7.5.1.15.1.36.99 1.99 1.1.79.53 MENENGAH 151.68 15.69 15.88 15.1 15.37 15.76.33.66.1.8.18.5.77.6 1.85 1.93 1.78 1.36 BESAR 133.87 13.15 13. 13.38 13.86 13.86.6.1.7.1.36. 3.8 1.95 1.38 1..7.53 TOTAL 18.1 19.7 19.19 19.7 15. 168.88.5.5.8.3.3.15 3.7.33 1.7 1.3 1.1 13.9 7 YOGYAKARTA KECIL 196.3 196.73 197.33 197. 198.15 198.53.69.16.3.6.36.19 3.6 1.7 1.57 1.1.88.91 MENENGAH 15.98 155.35 155.7 155.9 156.9 156.87.33..7.9..37.61 1..83.9.8.98 BESAR 16.5 165.16 165. 165.53 166.9 166.33.57.1.15.7.3.1.37 1.6 1.3 1.1.97.7 TOTAL 171. 171.88 17.18 17. 17.95 195.57.53.7.18.1.31..75 1.35 1.3 1.1.9 13.78 8 PADANG KECIL 166.15 166.55 167.56 168.69 168.36 168.37.5..61.67 -..1.81.8.7.8 1.33 1.9 MENENGAH 136. 136.66 137.1 137.75 137.88 137.88.55.3.3.8.1..3 3.56 3.78 1.69 1.3.89 BESAR 19. 19.33 19. 18.88 18.88 18.88..7 -.6 -.9.. 3.15.6 -. -.8 -.8 -.35 TOTAL 13.77 1.8 1. 1.91 1.86 159.35.36...35 -.3. 3..3.15 1.16.76 1.6 9 MEDAN KECIL 17.97 17.17 17.17 175.3 175.56 175.56.17.69..65.15. 5.96.71.3 1.5 1.9.8 MENENGAH 16.66 16.66 16.66 163.33 165.8 165.8.6...1 1.5. 3.86 1..66.7 1.9 1.9 BESAR.56.56.56.7 13.5 13.5....1 1.19. 1.59.88.1.1 1.9 1.9 TOTAL 15.81 155.17 155.17 155.77 157.6 18.9.9.3..39.95. 3.8 1.6 1.1.71 1.58 18.77 1 MAKASSAR KECIL 186.59 187. 19.39 19.7 193.9 19.5..33 1.7 1..61.31 9.6 3.18 3.5 3.71 3.91 3.89 MENENGAH 157.61 157.51 159. 16.78 163.39 16.36.58 -.6.97.35.37.6 6.13 1.99 1.5 3.88 3.67.35 BESAR 139.6 139.1 139.69 1.53 1.95 15.7.81 -.15..3 1.7.8 7.9.8..91 3.81.6 TOTAL 16.53 16.59 16.13 165.16 166.6 18.86.6..96 1.87.89.33 7.63 3.3 3.15 3.5 3.8 15.11 11 MANADO KECIL 16.5 16.8 16.5 166.1 167.3 167.3 1.5 -.1.1 1..61. 8.63.38 1.5.51 1.66 1.67 MENENGAH 178.6 179.76 18. 181.35 181.87 181.87 1.6.8.7.61.9. 6.35 3.89.6 3.1.3 1.18 BESAR.66 131.31 131.3 13.1 13.13 13.13 1.5.5.3.59.1. 6. 3.88..63 1.1.63 TOTAL 157.8 158.51 158.68 159.86 16.35 178. 1...1.75.3. 7.13 3.38.3.7 1.6 1.31 1 SURABAYA KECIL 165.88 166.7 168.67 169.38 169.8 17.31.85.51 1.17..7.8.8 3.73 3.8.98.39.16 MENENGAH 177.5 177.36 178.9 179.3 181.69 18.35.85 -.8.88.1 1.33.37.5 3.3.8 1.87.36.81 BESAR 175.5 176. 176.7 176.3 177.95 178.7 -...3.3.9.18 1.6 1.75 1.1.5 1. 1.16 TOTAL 173.1 173.91 175.1 175.5 176.98 3.6.55.9.69..8.8 3.6.9.6 1.77.6 17.8 13 PONTIANAK KECIL 1.16.5.39 17.9 19.7 19.7.99.71.7. 1.37. 8.53 5.6.93.7.6 3.7 MENENGAH 163.17 168.11 169.5 171. 171. 171.79 1.58 3.3.8 1.1.1. 5.6 8.5 7.3 6.61 5.6.19 BESAR 131.73 131.73 131.73 131.73 13.55 13.55.....6. 1.58 1. 1...6.6 TOTAL 139.31 11.5 11.57 13.1 1.1 1.1.86 1.5.37 1..7.7 5.11.8 3.7 3.5 3.37.17 1 JABODEBEK-BANTEN KECIL 153.96 155.75 157.1 158.6 16.51 161.31.58 1.17.89.93 1.1.5.8 3.9 3.99 3.6.6 3.57 MENENGAH 139.5 1.9 11.65 1.37 13.3 13.85.37 1.18.5.51.65.39.6 3.8 3.56.6.91.1 BESAR 13.79 133.39 133.73 13.53 13.93.63.3.5.5.6.9.5 3.7.5. 1.61 1.61 1.68 TOTAL 11.79 13.11 13.91 1.89 15.93 19.88..9.56.68.7.7. 3. 3.6.61.9.73 GABUNGAN 1 KOTA KECIL 133.5 13.15.9 136.6 137.37 137.9.71.83.71.86.81..85.6.75 3.1 3.5.81 (Termasuk Jabodebek MENENGAH 19.1.3.81 131.68 13.68 133.1..79..67.76.31..8.1.36.69. dan Banten) BESAR 16.1 16.78 16.99 17.67 18.3 18.8.8.5.17.53.5.38 1.58 1.5 1.3 1. 1.67 1.61 TOTAL.1 131.31 131.89 13.79 133.7 13.1.8.69..69.7.37.9.13.1.31.53.1 GABUNGAN 13 KOTA KECIL 117.8 118.9 118.37 118.8 119.3 119...1..38.18.1.6 1.67 1.3 1.3 1.1.93 (Tidak termasuk Jabodebek MENENGAH 1. 1.8 1.71 11.7 11.86 1.1..17.16...11.3 1.5 1.9.97 1.15 1.9 dan Banten) BESAR 11.13 11.38 11. 11.69 1.13 1.6.13.1.3..36.11 1.5 1.11.81.59.8.73 TOTAL.73.97 16.15 16.57 16.98 17.13.6..1.33.3.1.16 1.1 1.8.93 1..9 *) Sejak triwulan I-9, indeks gabungan 1 kota dihitung mengunakan indeks tertimbang dengan penimbang bobot kota hasil Survei Biaya Hidup tahun 7 oleh BPS. Angka IHPR gabungan 1 kota sejak triwulani- di back casting dengan menggunakan metode indeks tertimbang. Tim Statistik Sektor Riil 7