SURVEI PERSEPSI PASAR
|
|
- Ivan Hengki Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 29 Perekonomian Indonesia di tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun 28. Mayoritas responden (48,1%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5% dan sebesar 11,6% responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 29 tumbuh dibawah 4,%. Mayoritas responden memperkirakan tekanan inflasi pada tahun 29 jauh lebih rendah daripada inflasi pada tahun 28. Sebanyak 13,% responden memperkirakan inflasi akan berada dibawah 4,1%, sementara sebesar 9,1% responden memperkirakan inflasi akan berada pada level 4,1-4,5%, sebesar 18,2% responden memperkirakan inflasi berada pada kisaran 4,6-5,% dan sebesar 22,8% memperkirakan inflasi akan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (61,%) masih memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap USD tahun 29 berada pada kisaran Rp /USD. Sementara itu, 22,1% responden memperkirakan rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap USD pada kisaran Rp /USD. Perekonomian tahun 21 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dan diperkirakan oleh 39,5% responden berada pada kisaran 5,1-5,5%. Sementara itu, distribusi persentase responden terbesar (23,7%) memperkirakan tingkat inflasi akan mengalami tekanan sehingga berada pada kisaran 6,1-6,5%, disisi lain nilai tukar rupiah terhadap USD diperkirakan sebanyak 4,3% responden akan berada pada kisaran Rp /USD. Mayoritas responden memperkirakan kondisi perekonomian dunia akan pulih dari krisis global pada triwulan II-21. Sementara, responden optimis bahwa kondisi perekonomian Indonesia diperkirakan akan pulih lebih awal yaitu pada triwulan I-21. Sektor pendorong perekonomian selama terjadi krisis adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan, & perikanan. Sementara itu, sektor ekonomi yang paling terkena dampak krisis adalah sektor industri pengolahan. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-29 diperkirakan sebesar 4,1-4,5% Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV-29 Prospek perekonomian Indonesia diperkirakan akan terus membaik. Hasil Survei Persepsi Pasar Bank Indonesia pada akhir triwulan III-29 dengan jumlah responden sebanyak 77 orang menunjukkan bahwa mayoritas responden memperkirakan kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 29 akan semakin membaik dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada pada kisaran 4,1-4,5% (yoy). Nilai tukar rupiah diperkirakan akan terpengaruh positif atas perbaikan fundamental ekonomi dan bergerak dalam kisaran Rp /USD. Secara rinci, sebanyak 43,4% responden memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-29 berada pada kisaran 4,1-4,5%, atau sama dengan perkiraan survei periode sebelumnya. Sementara, nilai tukar nilai tukar rupiah diperkirakan oleh 47,4% akan menguat dan berada pada kisaran Rp /USD, atau relatif sama dengan perkiraan periode sebelumnya (tabel 1). Metodologi Survei Persepsi Pasar merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak Triwulan IV-21 terhadap responden yang terdiri dari para ekonom, pengamat/peneliti ekonomi, analis pasar uang/modal serta akademisi. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Saat ini responden survei berjumlah sekitar 1 orang yang tersebar di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Bandar Lampung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Manado dan Kendari. Pengumpulan data dilakukan melalui mail, faksimili maupun . Response rate setiap periode survei berkisar antara Perkembangan 65%-8%. Hasil Indikator survei disajikan Sektor dengan Riil metode Terpilih pooling (persentase responden yang menjawab paling banyak). 1
2 Indikator pemulihan global yang semakin menguat diperkirakan berdampak positif pada neraca perdagangan triwulan IV 29. Responden memperkirakan kegiatan ekspor dan impor barang pada triwulan IV-29 akan mengalami pertumbuhan positif sehingga transaksi berjalan diperkirakan akan mengalami surplus dari PDB. Pertumbuhan ekspor dan impor barang pada triwulan IV-29 diperkirakan oleh masing-masing sebanyak 3,7% dan 35,5% responden akan tumbuh pada kisaran,1-5,%. Sejalan dengan pertumbuhan ekspor dan impor barang tersebut, mayoritas responden (54,8%) memperkirakan bahwa pada triwulan IV 29 transaksi berjalan akan mengalami surplus sebesar,1 s.d.1,5% dari PDB (tabel 1). Tabel 1 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Triwulanan No. Indikator Ekonomi Realisasi Perkiraan Hasil Survei Tw. I-29 Tw. II-29 Tw. I-29 Tw. II-29 Tw. III-29 Tw. IV Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 4,44%*** 3,99%*** 5,1-5,5% 4,1-4,5% 4,1-4,5% 4,1-4,5% 2. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp1.527 Rp Rp Rp Rp Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) 2,55% 2,37% (,1-1,5%) (,1-1,5%),1-1,5%,1-1,5% 4. Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) -29,66% -26,34% 15,1-22,5% >(1,%), rata-rata -18,82,1-,5%,1-5,% 5. Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) -35,87% -41,5% 22,6-3,% >(1,%), rata-rata -21,53,1-,5%,1-5,% Keterangan : **) : angka sangat sementara ***) : angka sangat sangat sementara Pertumbuhan ekonomi tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan tahun 28 Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 29 Untuk keseluruhan tahun 29, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan tahun 28. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan oleh sebanyak 48,1% responden berada pada kisaran 4,1-4,5%, sama seperti hasil survei periode sebelumnya. Menurut mayoritas responden, perlambatan perekonomian tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Lemahnya penegakan hukum dan masih tingginya korupsi dinilai oleh responden sebagai dua faktor utama yang sangat menghambat percepatan pemulihan perekonomian. Selain itu, dalam degree yang lebih rendah, faktor yang menjadi kendala dalam pertumbuhan ekonomi adalah tingkat kemiskinan, terbatasnya Sumber Daya Manusia yang bersih dan profesional serta tingkat pengangguran yang masih tinggi. Sementara itu, pelemahan perekonomian global yang memicu menurunnya aktivitas perdagangan dunia menjadi faktor utama yang berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 29 (tabel 3). Tabel 2 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi 28, Perkiraan 29 dan Rencana Asumsi Makro APBN-P 29 Realisasi Perkiraan 28 Perkiraan 29 No. Indikator Ekonomi Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei 28 akhir tw III-28 akhir tw IV-28 akhir tw I-29 akhir tw II-29 akhir tw III-29 Rencana Perubahan Asumsi Makro APBN-P Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 6,6%** 6,1-6,5% 4,6-5,% 4,6-5,% 4,1-4,5% 4,1-4,5% 4,3% 2. Inflasi (y-o-y) 11,6% 11,1-12,% 7,6-8,% 7,6-8,% 6,1-6,5% 5,1-5,5% 4,5% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp9.668 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) 5,%,1-1,5% (,1-1,5%) (,1-1,5%),1-1,5%,1-1,5% n/a 5. Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) 18,3% 22,6-3,% 15,1-22,5% >(1,%), rata-rata -19,59,1-,5%,1-5,% n/a 6. Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) 36,86% >3,% 22,6-3,% >(1,%), rata-rata -18,85,1-,5%,1-5,% n/a 7. Anggaran Pemerintah (% surplus/defisit dari PDB) (,8%) (1,1-1,5%) (1,1-1,5%) (2,1% - 2,5%) (2,1% - 2,5%) (,1-,5%) (2,4%) 8. Tingkat Pengangguran 8,39% 9,1-1,% 9,1-1,% 9,1-1,% 9,1-1,% 8,1-9,% n/a Keterangan : **) : angka sangat sementara n/a : data belum tersedia 1) : Hasil Kesepakatan Panja tanggal Juli 29 dan dibacakan pada Rapat Paripurna DPR RI tanggal 3 Agustus 29 Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 2
3 Inflasi tahun 29 diperkirakan menurun cukup signifikan mencapai kisaran 5,1-5,5%. Dari sisi harga, berbagai faktor positif seperti kecukupan jumlah produksi dan kelancaran proses distribusi, serta kecenderungan harga barang yang relatif stabil ditengarai mempengaruhi persepsi responden akan semakin berkurangnya tekanan inflasi pada tahun 29. Sebanyak 13,% responden memperkirakan inflasi akan berada dibawah 4,1%, sementara sebesar 9,1% responden memperkirakan inflasi akan berada pada level 4,1-4,5%, 18,2% responden memperkirakan inflasi berada pada kisaran 4,6-5,% dan sebesar 22,8% memperkirakan inflasi akan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Menurut mayoritas responden faktor penyebab inflasi terutama disebabkan oleh kebijakan pemerintah dibidang harga & pendapatan, ekspektasi kenaikan harga, dan faktor musiman. Disisi lain, seiring dengan pergerakan nilai tukar rupiah yang kian menguat sejak bulan April 29, ditengarai telah mempengaruhi ekspektasi responden terhadap menguatnya nilai tukar rupiah sepanjang tahun 29. Mayoritas responden (61,%) masih memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap USD tahun 29 berada pada kisaran Rp /USD, sementara itu sebesar 22,1% responden memperkirakan rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap USD pada kisaran Rp /USD (tabel 2). Tabel 3 Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor Risiko 29 * dihitung dengan metode rata-rata setiap kolom Tidak Kurang Cukup (% Responden) Sangat A.FAKTOR INTERNAL 1. Laju Inflasi 18,18 31,17 25,97 19,48 5,19 2. Tingkat suku bunga dalam negeri 7,79 18,18 31,17 29,87 12,99 3. Volatilitas nilai tukar Rupiah 5,19 22,8 38,96 23,38 1,39 4. Kondisi stimulus fiskal yang masih terbatas 2,6 9,9 5,65 28,57 9,9 5. Penurunan kapasitas produksi terpakai, 17,11 46,5 32,89 3,95 6. Tingkat keyakinan konsumen 6,49 27,27 41,56 18,18 6,49 7. Tingkat pengangguran, 11,69 33,77 4,26 14,29 8. Situasi perburuhan yang belum kondusif 1,33 18,67 49,33 24, 6,67 9. Tingkat upah 3,95 26,32 4,79 25, 3,95 1. Tingkat kemiskinan, 11,69 25,97 45,45 16, Prosedur/perizinan untuk melakukan investasi 5,26 7,89 4,79 34,21 11, Prosedur melakukan repatriasi keuntungan 12,99 29,87 41,56 15,58, 13. Kerusuhan sosial (misal : penjarahan) 23,68 39,47 17,11 13,16 6, Unjuk rasa yang bersifat anarkis 23,38 35,6 18,18 12,99 1, Ancaman disintegrasi 27,63 36,84 17,11 15,79 2, Korupsi 1,32 7,89 19,74 34,21 36, Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang bersih & profesional 8,11 8,11 27,3 4,54 16, Konflik SARA 12,99 38,96 24,68 15,58 7, Lemahnya penegakan hukum 2,82 4,23 21,13 35,21 36,62 2. Lainnya,, 41,67 25, 33,33 Pengaruh faktor-faktor internal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 29* 2,94 14,71 51,47 22,6 8,82 B. FAKTOR EKSTERNAL 1. Perekonomian dunia yang lesu 1,3 6,49 25,97 4,26 25,97 2. Politik dunia yang tidak stabil dan ancaman perang 12,99 32,47 38,96 14,29 1,3 3. Tingkat suku bunga internasional 12,99 35,6 32,47 15,58 3,9 4. Wabah Penyakit 9,33 3,67 38,67 2, 1,33 5. Lainnya 16,67 25, 25, 25, 8,33 Pengaruh faktor-faktor eksternal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 29* 7,4 23,94 38,3 25,35 5,63 Pengaruh faktor-faktor risiko politik selama 29 Tidak Kurang Cukup (% Responden) Sangat 1. Koordinasi dalam kabinet 1,3 35,6 36,36 19,48 7,79 2. Hubungan Eksekutif dan Legislatif 1,3 31,17 4,26 22,8 5,19 3. Dukungan publik terhadap kebijakan pemerintah 6,49 38,96 38,96 11,69 3,9 4. Dukungan militer terhadap pemerintah 21,5 43,42 23,68 1,53 1,32 5. Inkonsistensi kebijakan pemerintah 1,3 14,29 4,26 29,87 14,29 6. Transparansi dalam pelaksanaan kebijakan 2,63 22,37 44,74 21,5 9,21 7. Efek Desentralisasi (Masalah yang terkait dengan Otonomi Daerah) 1,32 17,11 4,79 36,84 3,95 8. Situasi keamanan dan politik yang belum stabil 6,58 36,84 39,47 11,84 5,26 9. Gangguan hubungan diplomatik 15,58 45,45 31,17 6,49 1,3 1. Tekanan Internasional 16,88 4,26 29,87 11,69 1,3 11. Ancaman Perang (misal : Konflik Perbatasan) 18,18 53,25 15,58 1,39 2,6 12. Pemilu Presiden (Pilpres) 29 12,33 54,79 2,55 12,33, 13. Lainnya 33,33 16,67 33,33, 16,67 Kondisi faktor-faktor risiko politik tersebut secara umum pada 29* FAKTOR PENGHAMBAT PERTUMBUHAN EKONOMI Pengaruh faktor-faktor internal/ekstenal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia 29 FAKTOR RISIKO 1,35 4,54 41,89 14,86 1,35 Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 3
4 Neraca perdagangan akan mengalami tekanan akibat dampak negatif lesunya permintaan eksternal terhadap kinerja ekspor. Kegiatan ekspor dan impor barang diperkirakan oleh 26,3% responden hanya akan mengalami pertumbuhan sebesar,1-5,%, jauh dibawah pertumbuhan ekspor dan impor pada tahun 28. Sejalan dengan ekspor dan impor barang yang masih mencatat surplus tersebut, sebanyak 48,% responden memperkirakan transaksi berjalan akan tumbuh positif sebesar,1-1,5% dari PDB. Rata-rata nilai tukar diperkirakan oleh 61,% responden akan menguat pada kisaran Rp /USD. Sementara itu, kondisi keuangan pemerintah diperkirakan masih mengalami defisit, mayoritas responden (32,5%) memperkirakan defisit berada pada kisaran,1-,5% dari PDB, atau lebih kecil dibandingkan prediksi hasil survei periode sebelumnya (defisit 2,1-2,5%). Disisi lain, tingkat pengangguran diperkirakan oleh 55,8% responden akan semakin berkurang jika dibandingkan hasil survei periode sebelumnya dan berada pada kisaran 8,1-9,% (tabel 2). Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 21 Pertumbuhan ekonomi pada 21 diperkirakan membaik, inflasi akan kembali meningkat Pada tahun 21, pertumbuhan ekonomi diperkirakan membaik dan inflasi akan kembali meningkat. Mayoritas responden (39,5%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 21 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%, atau berada pada kisaran asumsi makro RAPBN 21 yaitu sebesar 5,5%. Tingkat inflasi satu tahun ke depan diperkirakan oleh 23,7% responden berada pada kisaran 6,1-6,5%, atau relatif lebih tinggi dibandingkan asumsi makro RAPBN 21 (5,%). Nilai tukar rupiah terhadap USD akan berada pada kisaran Rp9.5-1./USD diperkirakan oleh 4,3% responden, atau relatif sama dengan asumsi makro RAPBN 21. Disisi lain, tingkat pengangguran diperkirakan oleh 46,8% responden berada pada level 8,1-9,% (tabel 4). Tabel 4 Perkembangan Perkiraan Beberapa Indikator Ekonomi 21 No. Indikator Ekonomi Perkiraan 21 Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Triwulan I-29 Triwulan II-29 Triwulan III-29 Asumsi Makro RAPBN Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 5,6-6,% 5,1-6,% 5,1-5,5% 5,5% 2. Inflasi (y-o-y) 7,6-8,% 6,1-6,5% 6,1-6,5% 5,% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Tingkat Pengangguran 8,1-1,% 8,1-9,% 8,1-9,% n/a Ket : 1) Kesepakatan Rapat Panggar Pemulihan Kondisi Ekonomi dari Krisis Ekonomi Global Kondisi perekonomian Indonesia diperkirakan akan pulih lebih awal yaitu pada triwulan I 21 Mayoritas responden (4,5%) memperkirakan kondisi perekonomian dunia akan pulih dari krisis global pada triwulan II-21, atau relatif sama dengan perkiraan pada survei sebelumnya. Sementara, responden optimis bahwa kondisi perekonomian Indonesia diperkirakan akan pulih lebih awal yaitu pada triwulan I 21, perkiraan ini dinyatakan oleh sebanyak 34,7% responden. Mayoritas responden (49,4%) menyatakan bahwa sektor pertanian, peternakan, kehutanan, & perikanan merupakan sektor pendorong perekonomian selama terjadi krisis, terutama disebabkan karena sektor tersebut merupakan sektor yang paling mendasar di Indonesia dan merupakan kebutuhan dasar untuk mencukupi permintaan masyarakat. Sementara itu, sebesar 44,7% responden menyatakan bahwa sektor ekonomi yang paling terkena dampak krisis adalah sektor industri pengolahan. Cukup besarnya share ekspor output dari sektor industri pengolahan dimana dengan adanya resesi global mengalami penurunan serta cukup tergantungnya terhadap bahan baku dari luar negeri merupakan faktor utama yang menyebabkan sektor industri pengolahan menjadi sektor paling terkena dampak resesi global. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 4
5 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI TRIWULANAN Grafik 1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (yoy) Grafik 2 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Triwulanan 5,6-6,% 5,1-5,5% 4,6-5,% 4,1-4,5% 3,6-4,% <3,6% 11.8% 12.3% 5.5% 18.8% 1.5% 26.% % 2.3% 6.8% 34.2% 43.4% >Rp 12.5 Rp Rp Rp Rp Rp Rp <Rp % 5.3% 2.3% 11.% 17.8% 12.5% 32.9% 35.9% 47.4% 43.8% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Tw IV-29 Tw III-29 Tw II-29 Pertumbuhan ekonomi (y-o-y) pada triwulan IV- 29 diperkirakan sebesar 4,1-4,5% oleh 43,4% responden. Grafik 3 Perkiraan Transaksi Berjalan Triwulanan (% dari PDB) % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% 5% Tw. IV-29 Tw. III-29 Tw. II-29 Pada triwulan IV-29, nilai tukar Rp/USD diperkirakan oleh 47,4% responden pada kisaran Rp Grafik 4 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang Tahunan >3,% 1,6-3,%,1-1,5% (,1-1,5%) (1,6-3,%) <(3,%) 25.4% 2.5% 13.7% 14.3% 54.8% 46.6% 5.8% >1,% 5,1-1,%,1-5,% (,1-5,%) (5,1-1,%) (1,1-15,%) <(15,%) 6.7% 9.6% 17.7% 16.% 6.8% 8.1% 17.7% 12.3% 1 9.3% 9.6% % 19.2% 1.7% 24.7% 3.7% 32.3% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% Tw. IV-29 Tw. III-29 Tw. II-29 Transaksi berjalan pada triwulan IV-29 diperkirakan mengalami surplus sebesar,1-1,5% terhadap PDB oleh 54,8% responden. Grafik 5 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang Tahunan % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% Tw. IV-29 Tw. III-29 Tw. II-29 Mayoritas responden (3,7%) berpendapat bahwa pertumbuhan ekspor barang secara tahunan (y-o-y) pada triwulan IV-29 hanya,1-5,%. Grafik 6 Perkiraan Kegiatan Investasi >1,% 5,1-1,%,1-5,% 9.2% 11.% 9.2% 6.8% 9.5% 17.5% 2.6% 26.% 35.5% Tidak 29.7% 58.1% 86.2% (,1-5,%) 5.3% (5,1-1,%) 4.1% 15.8% (1,1-15,%) 3.2% 1.5% <(15,%) 13.7% % 1% 2% 3% 4% 5% Tw. IV-29 Tw. III-29 Tw. II % Ya 41.9% 13.8% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 1% Tw. IV-29 Tw. III-29 Tw. II-29 Sebanyak 35,5% responden memperkirakan pertumbuhan impor barang secara tahunan (y-o-y) pada triwulan IV-29 hanya sebesar,1-5,%. Sebanyak 7,3% responden menyatakan bahwa triwulan IV-29 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 5
6 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 29 Grafik 7 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 29 Grafik 8 Perkiraan Inflasi 29 6,1-6,5% 5,6-6,% 5,1-5,5% 4.6-5,% 4,1-4,5% 3,5-4,% 3,1-3,5% < 3,1% 6.8% 9.5% 16.9% 13.7% 14.3% 19.2% 22.1% 23.8% 1.4% 11.% 8.2% 3.2% 41.1% 48.1% >6, % % % % % <4,1% 23.3% 14.3% 15.9% 15.9% 22.1% 6.8% 18.2% 12.3% 9.1% 13.% 66.7% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% 5% Survei Tw III-29 Survei Tw II-29 Survei Tw I-29 % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 29 diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,1-4,5% (y-o-y) oleh 48,1% responden. Grafik 9 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 29 Laju inflasi tahun 29 diperkirakan akan berada pada range 5,1-5,5% oleh 22,1% responden. Grafik 1 Perkiraan Transaksi Berjalan 29 (% dari PDB) >Rp 12.5 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp % 2.6% 23.% 22.2% 22.1% 16.2% 3.9% 33.3% 44.6% 61.% >3,% 1,6-3,%,1-1,5% (,1-1,5%) (1,6-3,%) <(3,%) 12.3% 4.9% 13.3% 8.% 5.5% 11.5% 6.6% 24.6% 28.% 48.% 49.2% 56.2% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% Nilai tukar Rp/USD tahun 29 diperkirakan pada kisaran Rp oleh 61,% responden. Grafik 11 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang 29 Transaksi berjalan tahun 29 diperkirakan akan surplus sebesar,1-1,5% dari PDB oleh 48,% responden. Grafik 12 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang 29 >1,% 5,1-1,%,1-5,% (,1-5,%) (5,1-1,%) (1,1-15,%) <(15,%) 11.8% 1 7.% 8.2% 19.7% 1 3.9% 5.6% 9.8% 15.8% 16.9% % 29.5% >1,% 5,1-1,%,1-5,% (,1-5,%) (5,1-1,%) (1,1-15,%) <(15,%) 12.5% 4.9% 19.7% 4.9% 1.5% 12.5% 14.8% 1 8.3% 8.2% 18.4% 15.3% % 31.1% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% Survei Tw. III-29 Survei Tw. II-29\ Survei Tw. I-29 Ekspor barang tahun 29 diperkirakan hanya tumbuh sebesar,1-5,% oleh 26,3% responden. % 1% 2% 3% 4% Impor barang tahun 29 diperkirakan juga tumbuh pada kisaran,1-5,% oleh 26,3% responden. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 6
7 Grafik 13 Perkiraan Defisit Anggaran Pemerintah 29 Grafik 14 Perkiraan Tingkat Pengangguran 29 > 2,5% 2,1-2,5% 1,6-2,% 1,1-1,5% <1,1% 4.1% 5.% 9.6% 13.% 18.2% 2.5% 16.7% 15.6% 13.3% 36.7% 42.9% 45.2% % 1% 2% 3% 4% 5% Anggaran Penerimaan dan Belanja Pemerintah (APBN) tahun 29 diperkirakan akan mengalami defisit <1,1%, mayoritas pada kisaran,1-,5% dari PDB oleh 32,5% responden. 13,1-14,% 12,1-13,% 11,1-12,% 1,1-11,% 9,1-1,% 8,1-9,% < 8,1% 4.7% 5.2% 2.6% 6.8% 2.6% 15.6% 23.4% 23.4% 17.2% 1.4% 27.4% % 55.8% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Tingkat pengangguran tahun 29 diperkirakan akan berada pada kisaran 8,1-9,% oleh 55,8% responden. Grafik 15 Perkiraan Kegiatan Investasi 29 Tidak 32.% 55.4% 7.8% Ya 29.2% 44.6% 68.% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% Sebanyak 68,% responden optimis bahwa tahun 29 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 7
8 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 21 Grafik 16 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 21 Grafik 17 Perkiraan Inflasi 21 >7,5% 7,1% - 7,5% 6,6% - 7,% 6,1% - 6,5% 5,6% - 6,% 5,1% - 5,5% 4.6% - 5,% 4,1% - 4,5% < 4,1% 7.% 4.8% 11.8% 14.1% 15.9% 14.3% 1.5% 15.5% 1.5% 9.9% % 25.4% 23.9% 22.2% 39.5% >8.% % % % % % % 4,6-5,% 4,1-4,5% < 4,1% 3.9% 5.7% 1.9% 12.9% 3.9% 12.9% 17.2% 8.6% 12.5% 23.7% 25.7% 17.2% 21.1% 2 4.7% 9.2% 8.6% 2.9% 6.6% 2.9% 3 % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% Survei Tw III-29 Survei Tw II-29 Survei Tw I-29 % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 21 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,1-5,5% (y-o-y) oleh 39,5% responden. Grafik 18 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 21 Laju inflasi tahun 21 diperkirakan akan berada pada kisaran 6,1-6,5% oleh 23,7% responden. Grafik 19 Perkiraan Tingkat Pengangguran 21 >Rp 12.5 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp < Rp % 9.1% 9.4% 13.% 8.3% 16.7% 15.6% 27.8% 35.1% 36.1% % 1% 2% 3% 4% Nilai tukar Rp/USD tahun 21 diperkirakan pada kisaran Rp oleh 4,3% responden. 4.3% >14,% 13,1-14,% 12,1-13,% 11,1-12,% 1,1-11,% 9,1-1,% 8,1-9,% < 8,1% 2.6% 2.8% 4.8% 5.2% 9.7% 1.4% 12.5% 4.2% 25.4% 22.1% 27.% 33.3% 3.2% 36.1% 46.8% % 1% 2% 3% 4% 5% Tingkat pengangguran tahun 21 diperkirakan akan berada pada kisaran 8,1-9,% oleh 46,8% responden. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 8
SURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2008 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV-2008 dan selama tahun 2008 diperkirakan akan mengalami tekanan akibat perekonomian dunia yang lesu dan krisis keuangan global.
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2010 Aktivitas perekonomian pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2010. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2008 Responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan II-2008 relatif sama dengan triwulan II-2007, namun tingkat inflasi pada triwulan II-2008 diperkirakan
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2008 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan III-2007, tingkat inflasi diperkirakan diatas 10%, dan nilai tukar
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006
SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan II 2006 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan I- 2006 diperkirakan membaik Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2006 diperkirakan melambat dibanding pertumbuhan triwulan
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan III-2005 diperkirakan membaik Kondisi ekonomi makro Indonesia 2005 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2004 Responden optimis
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2007 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan II- 2007 diperkirakan membaik? Perkiraan inflasi, pergerakan nilai tukar Rp/USD dan surplus transaksi berjalan yang relatif
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV
SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan IV - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan I-2006 diperkirakan masih sama dengan kondisi ekonomi pada triwulan IV-2005 Kondisi ekonomi 2006 yang diperkirakan membaik, dianggap
Lebih terperinciPerkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi
SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan III - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan IV-2005 dan keseluruhan diperkirakan memburuk, dengan tingkat inflasi dan pengangguran yang meningkat Responden optimis kondisi
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2007 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 2007 diperkirakan relatif sama dengan realisasi triwulan IV 2006. Kondisi ekonomi makro pada 2007 diperkirakan lebih baik
Lebih terperinciSURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI
SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Triwulan II 2017 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2017 Diperkirakan Membaik Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia periode triwulan II-2017 mengindikasikan
Lebih terperinciSURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI
Triwulan I - 215 SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 215 Diperkirakan Meningkat Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia pada triwulan I-215
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I - 1 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan (,7%) maupun tahunan (,53%). Kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan IV - 9 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-9 menunjukkan kenaikan, baik secara triwulanan (,69%) maupun tahunan (,31%). Kenaikan harga yang terjadi
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan II - 21 Harga dan Volume Penjualan Properti Residensial pada triwulan II-21 mengalami kenaikan. Indeks Harga Properti Residensial masih menunjukkan kenaikan,
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I 8 Baik secara triwulanan maupun tahunan, harga Properti Residensial Triwulan I-8 mengalami kenaikan. Kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada Triwulan
Lebih terperinciANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007
ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... i iii iv vi vii BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF... I-1 A. PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003... I-1 B. TANTANGAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN I-2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan peningkatan harga mengalami perlambatan Perkembangan Harga Properti Residensial
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciKinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012
Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012 I. Pendahuluan Setelah melalui perdebatan, pemerintah dan Komisi XI DPR RI akhirnya menyetujui asumsi makro dalam RAPBN 2012 yang terkait
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN I-2004 Harga properti residensial pada triwulan I-2004 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN IV-2004 Harga properti residensial meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan harga masih melambat. Perkembangan Harga Properti Residensial
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN
PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kompleknya keterkaitan dan hubungan antarnegara didalam kancah internasional menyebabkan pemerintah juga ikut serta dalam hal meregulasi dan mengatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan mengacu pada Trilogi Pembangunan (Rochmat Soemitro,
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan IV - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih meningkat Perkembangan
Lebih terperinciBoks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel
Gejolak krisis ekonomi global mulai dirasakan dampaknya di Kalimantan Selatan. Tentu saja sektor perbankan juga tidak luput dari pengaruh krisis ini. Dalam rangka mengidentifikasi pengaruh krisis ekonomi
Lebih terperinciBAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN
BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2002 2004 Bab perkembangan ekonomi makro tahun 2002 2004 dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh mengenai prospek ekonomi tahun 2002 dan dua tahun berikutnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001
REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun
Lebih terperinciPEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN
PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciAnalisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI
Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010
ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 Penyusun: 1. Bilmar Parhusip 2. Basuki Rachmad Lay Out Budi Hartadi Bantuan dan Dukungan Teknis Seluruh Pejabat/Staf Direktorat Akuntansi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru diindikasikan mengalami peningkatan Kondisi tersebut diprakirakan akan berlanjut
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Kegiatan usaha pada triwulan II-2003 mengalami ekspansi, demikian juga prakiraan pada triwulan III-2003 Namun sesuai dengan polanya,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE
BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV
SURVEI PERBANKAN Triwulan IV-2006 Target pemberian kredit baru pada triwulan I-2007 dan tahun 2007 diperkirakan meningkat Hanya sekitar 37,5% responden yang realisasi kredit barunya di bawah target yang
Lebih terperinciMEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA
MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan II 2006 Harga properti residensial di triwulan II melambat Pada triwulan III mendatang diperkirakan harga properti akan meningkat
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk menunjukan kuat atau lemahnya fundamental perekonomian suatu negara. Selain itu,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sering terjadi pada perekonomian suatu negara. Gejala-gejala inflasi pada perekonomian ditandai dengan kenaikan harga-harga secara
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2008 Sebagai dampak dari krisis keuangan global, kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y Triwulan I-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru mengalami peningkatan, namun mengalami perlambatan yang cukup besar Kondisi tersebut
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan III 2006 Harga properti residensial di triwulan III meningkat Pada triwulan IV mendatang diperkirakan harga properti akan melambat
Lebih terperinciAnalisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011
Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN IV-2003 Harga properti residensial pada triwulan IV-2003 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan
Lebih terperinciSURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY
SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan III - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang dip erkirakan harga properti tumbuh melambat Perkembangan
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut
Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Indonesia sedang mengalami penyesuaian ekonomi yang cukup berarti yang didorong oleh perlemahan neraca eksternalnya yang membawa perlambatan pertumbuhan dan peningkatan
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001
REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam triwulan II/2001 proses pemulihan ekonomi masih diliputi oleh ketidakpastian.
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Tekanan meningkat
Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat
Lebih terperinciBAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks
94 BAB V Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga,
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Kegiatan usaha pada triwulan II-2004 mengalami ekspansi yang cukup signifikan dan diperkirakan berlanjut pada triwulan berikutnya.
Lebih terperinciIndeks Keyakinan Konsumen menembus level 100. Okt. Jul. Mei. Sep. Mar. Ags. Jan. Jun. Feb
SURVEI KONSUMEN C O N S U M E R SURVEI KONSUMEN S U R V E Y Januari 23 September 24?? Indeks Keyakinan Konsumen menembus level 1?? Konsumen tetap optimis terhadap prospek ekonomi Indeks Keyakinan Konsumen
Lebih terperinciSURVEI KONSUMEN. September 2006
SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN September 2006 Indeks keyakinan konsumen menunjukkan trend membaik dan pada bulan September 2006 meningkat 3,0 poin. Tingkat harga pada enam bulan mendatang cenderung menurun,
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN III-2004 Harga properti residensial pada Triwulan III-2004 meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Keterbukaan Indonesia terhadap modal asing baik
Lebih terperinciSURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN
SURVEI KONSUMEN C O N S U M E R SURVEI KONSUMEN S U R V E Y Januari 23 Juni 24 Keyakinan konsumen terus meningkat Prospek ekonomi diperkirakan akan terus membaik Indeks Keyakinan Konsumen terus meningkat
Lebih terperinciP D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan I 2006 Harga properti residensial melambat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih melambat Perkembangan Harga
Lebih terperinciLPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3
LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q3 sekitar 5.0% (y.o.y) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.2% ŸKeberhasilan program pengampunnan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH
Mei 2015 PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Survei Konsumen Mei 2015 (hal. 1) Survei Penjualan Eceran April 2015 (hal. 13) PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 Alamat Redaksi :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor sering kali dibingungkan apabila ingin melakukan investasi atas dana yang dimilikinya ketika tingkat bunga mengalami penurunan. Sementara itu, kebutuhan
Lebih terperinciGrafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara
RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN IV-2003 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2003 mengalami ekspansi dengan tingkat yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya Peningkatan
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001
REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001 Kondisi ekonomi makro bulan Juni 2001 tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kepercayaan masyarakat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003
1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan
Lebih terperinciPROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA
PROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA 2009-2013 Biro Riset LMFEUI Gejolak makroekonomi mulai terjadi sejalan dengan fluktuasi harga energi dan komoditas sejak semester kedua 2007. Fluktuasi tersebut disusul
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN I- Sesuai pola musimannya kegiatan usaha pada triwulan I- mengalami kontraksi Namun diprakirakan kembali mengalami ekspansi pada triwulan
Lebih terperinciSURVEI PENJUALAN ECERAN
SURVEI PENJUALAN ECERAN Mei 2017 Penjualan eceran tumbuh meningkat pada Mei 2017. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Penjualan Riil (IPR) hasil Survei Penjualan Eceran Mei 2017 yang tumbuh 4,3% (yoy),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010
PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan ekonomi secara makro, di samping kebijakan fiskal juga terdapat kebijakan moneter yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator ekonomi makro guna melihat stabilitas perekonomian adalah inflasi. Inflasi merupakan fenomena moneter dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan
Lebih terperinciSURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen
SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Oktober 2006 Indeks Keyakinan Konsumen naik 5,0 poin dalam tiga bulan terakhir Indeks keyakinan konsumen (IKK) terus mengalami trend membaik Ekspektasi kenaikan harga dan
Lebih terperinciKONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I
SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat inflasi yang terkendali, nilai tukar dan tingkat suku bunga yang stabil serta tingkat pengangguran yang rendah atau bahkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH
PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH Asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ merupakan salah satu indikator makro penting dalam penyusunan APBN. Nilai tukar rupiah terhadap US$ sangat berpengaruh
Lebih terperinci