SURVEI PERSEPSI PASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURVEI PERSEPSI PASAR"

Transkripsi

1 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2009, dan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Disisi lain, tekanan terhadap harga umum diperkirakan oleh sebanyak 17,6% responden akan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Perkiraan inflasi tersebut berada pada kisaran perkiraan Bank Indonesia yaitu sebesar 5%±1% Perekonomian Indonesia pada triwulan II-2010 diperkirakan akan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Inflasi tahunan diperkirakan masih relatif rendah dan stabil, sebanyak 48,5% responden memperkirakan inflasi akan berada pada range 2,1-3,5%. Disisi lain, semakin membaiknya kinerja ekspor memberikan pengaruh positif terhadap kondisi nilai tukar rupiah terhadap dollar dimana sebanyak 80,6% responden optimis bahwa nilai tukar pada triwulan II-2010 diperkirakan akan berada pada kisaran Rp /USD Responden optimis pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 akan semakin meningkat dan berada pada kisaran 5,6-6,0%. Laju inflasi satu tahun ke depan diperkirakan oleh sebanyak 22,1% responden akan berada pada kisaran 4,1-4,5%, atau sedikit lebih rendah dibandingkan perkiraan inflasi pada tahun 2010 (5,1-5,5%). Namun demikian, sebanyak 19,1% responden memperkirakan inflasi tahun 2011 dalam range yang lebih tinggi yaitu pada kisaran 5,1-5,5% dan 5,6-6,0%. Disisi lain, penguatan nilai tukar terhadap dollar akan relatif stabil pada kisaran Rp /USD Mayoritas responden menyatakan bahwa pemberlakuan ACFTA akan memberikan pengaruh terhadap kinerja beberapa indikator makro ekonomi di Indonesia baik dari sisi inflasi, konsumsi, investasi, ekspor, dan impor. Inflasi diperkirakan akan mengalami penurunan, terutama disebabkan karena supply akan lebih besar daripada demand dimana diperkirakan akan terjadi lonjakan produk impor terutama dari China yang masuk ke Indonesia dengan harga yang relatif murah. Disisi lain, banyaknya produk dengan harga yang relatif murah dan dengan ragam yang cukup banyak tersebut akan mendorong konsumsi masyarakat. Investasi diperkirakan juga meningkat seiring dengan perluasan pasar oleh investor di Indonesia Beberapa kebijakan yang seyogyanya dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengantisipasi dampak ACFTA, antara lain peningkatan pembiayaan oleh perbankan dengan menerapkan suku bunga yang terjangkau, adanya kemudahan prosedur/perijinan untuk melakukan ekspor, pemberian stimulus pemerintah dalam bentuk kemudahan perijinan serta penurunan pajak, dan stimulus pemerintah dalam bentuk subsidi untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan II-2010 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2010 diperkirakan sebesar 5,1-5,5% Perekonomian Indonesia pada triwulan II-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dan tumbuh pada kisaran 5,1-5,5%. Berdasarkan hasil Survei Persepsi Pasar triwulan I-2010 dengan jumlah responden sebanyak 68 orang dari rata-rata total responden aktif sebanyak 75 responden memperkirakan bahwa kondisi ekonomi makro pada triwulan II-2010 akan lebih baik dibandingkan triwulan I Metodologi Survei Persepsi Pasar merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak Triwulan IV-2001 terhadap responden yang terdiri dari para ekonom, pengamat/peneliti ekonomi, analis pasar uang/modal serta akademisi. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Saat ini responden survei berjumlah sekitar 100 orang yang tersebar di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Bandar Lampung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Manado dan Kendari. Pengumpulan data dilakukan melalui mail, faksimili maupun . Response rate setiap periode survei berkisar antara 65%-80%. Hasil survei disajikan dengan metode pooling (persentase responden yang menjawab paling banyak). Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 1

2 Mayoritas responden (39,7%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II akan berada pada kisaran 5,1-5,5%, atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2010 sebesar 4,1-4,5%. Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2010 tersebut seiring dengan meningkatnya ekspektasi perkembangan kinerja ekspor dimana tercemin dari surplus transaksi berjalan yang diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I Sementara itu, terdapat sebanyak 22,1% responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada pada 4,6-5,0%, dan sebesar 20,6% responden memprediksikan pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh pada kisaran 4,1-4,5%. Tekanan terhadap harga umum pada triwulan II-2010 relatif rendah dan stabil. Membaiknya pasokan tanaman pangan dan adanya panen raya pada triwulan I ditengarai masih memberikan pengaruh untuk meredam tekanan inflasi tahunan pada triwulan II Disisi lain, tekanan eksternal yang berasal dari imported inflation masih minimal dimana kondisi nilai tukar yang relatif stabil. Inflasi tahunan pada triwulan II-2010 diperkirakan oleh mayoritas responden (48,5%) akan berada pada kisaran 2,1-3,5%. Sementara itu, sebagian responden (26,5%) memprediksikan inflasi akan berada pada 3,6-4,0% (yoy), bahkan terdapat sebanyak 13,2% responden memperkirakan inflasi pada kisaran 4,6-5,0% (yoy). Tabel 1 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Triwulanan No. Indikator Ekonomi Realisasi Perkiraan Hasil Survei Tw. IV-2009 Tw. III-2009 Tw. IV-2009 Tw. I-2010 Tw. II Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 4,55%*** 4,1-4,5% 4,1-4,5% 4,1-4,5% 5,1-5,5% 2. Inflasi (y-o-y) 2,78% 6,5%, rata-rata 5,4% n/a <6,1%, rata-rata 4,0% 2,1-3,5% 2. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Rp Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) 2,22*** 0,1-1,5% 0,1-1,5% 0,1-1,5% 1,6-3,0% 4. Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) 20,70%* 0,1-0,5% 0,1-5,0% 0,1-5,0% 0,1-5,0% 5. Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) (4,39%)* 0,1-0,5% 0,1-5,0% 0,1-5,0% 0,1-5,0% Keterangan : *) : angka sementara ***) : angka sangat sangat sementara Kondisi nilai tukar pada triwulan II-2010 masih relatif stabil. Semakin membaiknya kinerja ekspor memberikan pengaruh positif terhadap kondisi nilai tukar rupiah terhadap dollar dimana sebanyak 80,6% responden optimis bahwa nilai tukar pada triwulan II-2010 diperkirakan akan berada pada kisaran Rp /USD, sementara itu sebanyak 17,9% responden memperkirakan nilai tukar pada Rp /USD. Surplus transaksi berjalan pada triwulan II-2010 diperkirakan semakin besar dibandingkan triwulan I Kegiatan ekspor dan impor barang pada triwulan II-2010 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sebesar 0,1-5,0%. Secara rinci pertumbuhan ekspor barang diperkirakan oleh sebesar 28,4% responden akan tumbuh sebesar 0,1-5,0% (yoy), sebesar 25,4% responden memperkirakan tumbuh sekitar 5,1-10,0%, bahkan terdapat 23,9% responden memperkirakan ekspor barang akan tumbuh sebesar 10,1-15,0%. Kegiatan impor barang diperkirakan oleh 38,8% responden akan tumbuh sebesar 0,1-5,0%. Sementara itu, terdapat 23,9% responden optimis bahwa pertumbuhan impor barang akan tumbuh pada kisaran 10,1-15,0%, dan Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 2

3 sebesar 19,4% memprediksi impor barang tumbuh sebesar 5,1-10,0%. Membaiknya kinerja ekspor ditengarai menyebabkan rasio transaksi berjalan akan mengalami surplus sebesar 1,6-1,5% terhadap PDB. Perkiraan tersebut diprediksikan oleh sebanyak 48,5% responden. Sementara itu, terdapat sebanyak 36,8% responden memperkirakan surplus transaksi berjalan terhadap PDB pada kisaran 0,1-1,5%. Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 2010 Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2009, tekanan harga pada kisaran 5,1-5,5% Kondisi ekonomi makro selama tahun 2010 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan tahun Sejalan dengan pemulihan ekonomi dunia dan fundamental perekonomian domestik yang semakin kuat dan relatif stabil ditengarai mempengaruhi persepsi responden akan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada tahun Sama seperti hasil survei sebelumnya, sebagian besar responden (58,8%) masih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2009, berada pada kisaran 5,1-5,5%. Perkiraan pertumbuhan ekonomi tersebut relatif sama dengan perkiraan APBN 2010 maupun nota keuangan RAPBN-P 2010 yang masing-masing memprediksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 sebesar 5,5%. Berdasarkan hasil survei, terdapat sebanyak 16,2% responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan tumbuh lebih rendah yaitu sebesar 4,6-5,0%, bahkan terdapat 11,8% responden optimis pertumbuhan ekonomi mencapai level diatas 5,5%. Menurut mayoritas responden, faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 untuk tumbuh lebih tinggi lebih dipengaruhi faktor internal dan eksternal antara lain korupsi, lemahnya penegakan hukum, tingkat pengangguran, dan kurangnya Sumber Daya Manusia yang bersih & profesional (tabel 3). Sejalan dengan meningkatnya perekonomian di tahun 2010, tekanan harga diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2009, yaitu pada kisaran 5,1-5,5%. Perkiraan inflasi tersebut berada pada kisaran perkiraan Bank Indonesia yaitu sebesar 5%±1%, namun diatas asumsi makro APBN 2010 sebesar 5,0% dan RAPBN-P 2010 sebesar 5,7%. Secara rinci, sebanyak 17,6% responden memperkirakan inflasi pada tahun 2010 akan berada pada range 5,1-5,5%, sebanyak 16,2% responden memperkirakan inflasi dalam range 6,1-6,5% dan 3,1-4,%, sebanyak 14,7% responden memperkirakan inflasi akan berada pada range 5,6-6,0% dan 4,6-5,0%, dan sebanyak 11,8% responden memperkirakan inflasi akan berada pada 4,1-4,5%. Menurut mayoritas responden faktor penyebab inflasi pada tahun 2010 terutama disebabkan oleh kebijakan pemerintah dibidang harga & pendapatan, ekspektasi kenaikan harga, dan faktor musiman. Disisi lain, pergerakan nilai tukar terhadap dollar yang mengalami penguatan akan relatif stabil pada kisaran Rp /USD. Kisaran tersebut diperkirakan oleh mayoritas responden yaitu sebesar 76,1%. Sementara itu, sebanyak 20,9% responden masih memprediksikan nilai tukar hanya menguat pada kisaran Rp /USD. Pemulihan perekonomian global ditengarai memberikan dampak positif terhadap Neraca Pembayaran Indonesia. Kegiatan ekspor dan impor barang diperkirakan tumbuh 0,1-5,0%, rasio transaksi berjalan akan surplus 1,6-3,0% dari PDB. Menurut sebagian responden (33,8%) kegiatan ekspor barang pada tahun 2010 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sebesar 0,1-5,0%. Sementara itu, sebanyak 20,0% responden memperkirakan ekspor barang akan tumbuh pada kisaran 5,1-10,0%, bahkan terdapat sebesar 24,6% responden yang memperkirakan kegiatan ekspor barang Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 3

4 tumbuh mencapai kisaran 10,1-15,0%. Disisi lain, sebanyak 40,0% responden memperkirakan kegiatan impor tumbuh sebesar 0,1-5,0%, sebanyak 18,5% responden memprediksikan tumbuh sebesar 5,1-10,0%, bahkan sebesar 21,5% responden optimis kegiatan impor barang akan tumbuh mencapai kisaran 10,1-15,0%. Sejalan dengan kegiatan ekspor impor barang yang tercatat positif, transaksi berjalan diperkirakan mengalami surplus terhadap PDB. Mayoritas responden (53,0%) responden memperkirakan transaksi berjalan pada tahun 2010 akan tumbuh pada kisaran 1,6-3,0% dari PDB. Sementara itu, sebanyak 37,9% responden memperkirakan surplus transaksi berjalan hanya mencapai kisaran 0,1-1,5% terhadap PDB. Tabel 2 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi 2009, Perkiraan Tahun 2010, dan Asumsi Makro APBN 2010 Realisasi Perkiraan 2009 Perkiraan 2010 No. Indikator Ekonomi Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei 2009 akhir tw II-2009 akhir tw III-2009 akhir tw IV-2009 akhir tw I-2010 Asumsi Makro APBN-P R APBN-P Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 4,55%*** 4,1-4,5% 4,1-4,5% 5,1-5,5% 5,1-5,5% 5,5% 5,5% 2. Inflasi (y-o-y) 2,78% 6,1-6,5% 5,1-5,5% 5,1-5,5% 5,1-5,5% 5,0% 5,7% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) 1,77% 0,1-1,5% 0,1-1,5% 1,6-3,0% 1,6-3,0% n/a n/a 5. Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) (14,39%)* 0,1-0,5% 0,1-5,0% 0,1-5,0% 0,1-5,0% n/a n/a 6. Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) (27,74%)* 0,1-0,5% 0,1-5,0% 0,1-5,0% 0,1-5,0% n/a n/a 7. Anggaran Pemerintah (% surplus/defisit dari PDB) (1,55%) (2,1% - 2,5%) (0,1-0,5%) (1,6-2,5%) (1,6-2,0%) (1,6%) (2,1%) 8. Tingkat Pengangguran 7,87% 9,1-10,0% 8,1-9,0% 8,1-9,0% 8,1-9,0% n/a n/a Keterangan : ***) : angka sangat sementara n/a : data belum tersedia 1) : Disyahkannya RUU APBN 2010 menjadi UU APBN 2010 pada 30 September ) : Sesuai Nota Keuangan RAPBN-P 2010 Defisit keuangan pemerintah tahun 2010 diperkirakan sedikit lebih tinggi dibandingkan defisit tahun Sebagian besar responden (33,8%) memperkirakan keuangan pemerintah akan mengalami defisit dan berada pada kisaran 1,6-2,0% dari PDB. Perkiraan tersebut sedikit diatas angka realisasi defisit pada tahun 2009 sebesar 1,55%. Disisi lain, perkiraan tingkat pengangguran relatif sama dengan perkiraan survei sebelumnya yaitu sebesar 8,1-9,0% dimana hal tersebut diperkirakan oleh sebanyak 50,0% responden. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 4

5 Tabel 3 Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor Risiko 2010 FAKTOR PENGHAMBAT PERTUMBUHAN EKONOMI Pengaruh faktor-faktor internal/ekstenal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010 Tidak Menghambat Kurang Menghambat Cukup Menghambat Menghambat (% Responden) Sangat Menghambat A.FAKTOR INTERNAL 1. Laju Inflasi 5,88 48,53 27,94 11,76 5,88 2. Tingkat suku bunga dalam negeri 2,94 20,59 44,12 25,00 7,35 3. Volatilitas nilai tukar Rupiah 0,00 35,29 42,65 19,12 2,94 4. Kondisi stimulus fiskal yang masih terbatas 1,47 19,12 41,18 30,88 7,35 5. Penurunan kapasitas produksi terpakai 1,47 17,65 39,71 33,82 7,35 6. Tingkat keyakinan konsumen 5,97 25,37 37,31 25,37 5,97 7. Tingkat pengangguran 1,47 7,35 35,29 39,71 16,18 8. Situasi perburuhan yang belum kondusif 0,00 7,58 54,55 30,30 7,58 9. Tingkat upah 1,47 17,65 47,06 32,35 1, Tingkat kemiskinan 0,00 5,88 35,29 39,71 19, Prosedur/perizinan untuk melakukan investasi 1,47 8,82 36,76 36,76 16, Prosedur melakukan repatriasi keuntungan 2,99 37,31 44,78 13,43 1, Kerusuhan sosial (misal : penjarahan) 6,15 43,08 21,54 20,00 9, Unjuk rasa yang bersifat anarkis 5,88 33,82 22,06 29,41 8, Ancaman disintegrasi 12,12 42,42 16,67 19,70 9, Korupsi 0,00 4,55 16,67 43,94 34, Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang bersih & profesional 2,94 8,82 20,59 33,82 33, Konflik SARA 5,97 41,79 22,39 20,90 8, Lemahnya penegakan hukum 0,00 4,48 22,39 37,31 35, Lainnya 0,00 8,33 16,67 16,67 58,33 Pengaruh faktor-faktor internal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2010* 0,00 10,34 51,72 32,76 5,17 B. FAKTOR EKSTERNAL 1. Perekonomian dunia yang lesu 1,54 20,00 44,62 29,23 4,62 2. Politik dunia yang tidak stabil dan ancaman perang 7,58 37,88 40,91 13,64 0,00 3. Tingkat suku bunga internasional 4,55 46,97 24,24 24,24 0,00 4. Wabah Penyakit 13,64 54,55 27,27 4,55 0,00 5. Lainnya 10,00 0,00 60,00 20,00 10,00 Pengaruh faktor-faktor eksternal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2010* 3,45 27,59 43,10 25,86 0,00 Pengaruh faktor-faktor risiko politik selama 2010 FAKTOR RISIKO Tidak Beresiko Kurang Beresiko Cukup Beresiko Beresiko (% Responden) Sangat Beresiko 1. Koordinasi dalam kabinet 1,47 14,71 42,65 32,35 8,82 2. Hubungan Eksekutif dan Legislatif 0,00 4,48 34,33 38,81 22,39 3. Dukungan publik terhadap kebijakan pemerintah 2,99 19,40 38,81 34,33 4,48 4. Dukungan militer terhadap pemerintah 16,67 46,97 25,76 10,61 0,00 5. Inkonsistensi kebijakan pemerintah 1,52 22,73 37,88 25,76 12,12 6. Transparansi dalam pelaksanaan kebijakan 2,99 20,90 41,79 26,87 7,46 7. Efek Desentralisasi (Masalah yang terkait dengan Otonomi Daerah) 6,06 25,76 39,39 19,70 9,09 8. Situasi keamanan dan politik yang belum stabil 2,99 17,91 58,21 19,40 1,49 9. Gangguan hubungan diplomatik 17,91 56,72 17,91 7,46 0, Tekanan Internasional 9,09 60,61 25,76 1,52 3, Ancaman Perang (misal : Konflik Perbatasan) 19,40 59,70 14,93 5,97 0, Lainnya 0,00 36,36 27,27 27,27 9,09 Kondisi faktor-faktor risiko politik tersebut secara umum pada 2010* 1,64 22,95 47,54 24,59 3,28 * dihitung dengan metode rata-rata setiap kolom Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 5

6 Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 2011 Pertumbuhan ekonomi pada 2011 diperkirakan semakin meningkat yaitu berada pada kisaran 5,6-6,0% Responden optimis pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 akan semakin meningkat dan berada pada kisaran 5,6-6,0%. Prospek perekonomian ke depan diperkirakan akan semakin meningkat dibandingkan tahun 2009 dan 2010, sebagaimana tercermin dari prediksi mayoritas responden (48,5%) yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 akan semakin meningkat dan berada pada kisaran 5,6-6,0%. Sebanyak 16,2% memperkirakan pertumbuhan ekonomi tumbuh pada kisaran 5,1-5,5%, sedangkan sebanyak 19,1% responden sangat optimis pertumbuhan ekonomi mencapai kisaran 6,1-6,5%. Perbaikan pemulihan ekonomi global yang relatif cepat dan perkiraan akan kondisi fundamental domestik yang relatif stabil dan laju konsumsi yang relatif kuat menopang pertumbuhan ekonomi ditengarai mempengaruhi optimisme responden akan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2011 yang relatif tinggi. Tabel 4 Perkembangan Perkiraan Beberapa Indikator Ekonomi 2011 No. Indikator Ekonomi Perkiraan 2010 Perkiraan 2011 Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Triwulan I-2009 Triwulan II-2009 Triwulan III-2009 Triwulan IV-2009 Triwulan I Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 5,6-6,0% 5,1-6,0% 5,1-5,5% 5,6-6,0% 5,6-6,0% 2. Inflasi (y-o-y) 7,6-8,0% 6,1-6,5% 6,1-6,5% 6,1-6,5% 4,1-4,5% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Rp Tingkat Pengangguran 8,1-10,0% 8,1-9,0% 8,1-9,0% 8,1-9,0% 8,1-9,0% Inflasi tahunan diperkirakan lebih rendah dibandingkan perkiraan tahun 2010 yaitu sebesar 4,1-4,5%. Laju inflasi satu tahun ke depan diperkirakan oleh sebanyak 22,1% responden akan berada pada kisaran 4,1-4,5%, atau sedikit lebih rendah dibandingkan perkiraan inflasi pada tahun 2010 (5,1-5,5%). Namun demikian, sebanyak 19,1% responden memperkirakan inflasi tahun 2011 dalam range yang lebih tinggi yaitu pada kisaran 5,1-5,5% dan 5,6-6,0%. Sementara itu, tingkat pengangguran masih diperkirakan oleh 43,9% responden akan berada pada level 8,1-9,0%. Disisi lain, nilai tukar diperkirakan oleh 55,2% responden akan berada pada kisaran Rp /USD. Dampak Pemberlakuan Asean China Free Trade Agreement (ACFTA) Adanya ACFTA memberikan dampak terhadap kinerja indikator makro ekonomi, inflasi diperkirakan turun, konsumsi meningkat,disisi lain impor akan mengalami kenaikan Pemberlakuan ACFTA akan memberikan pengaruh terhadap kinerja beberapa indikator makro ekonomi di Indonesia baik dari sisi inflasi, konsumsi, investasi, ekspor, dan impor. Menurut sebagian besar responden, pemberlakuan Asean China Free Trade Agreement/ACFTA yang secara efektif diberlakukan sejak 1 Januari 2010 akan memberikan dampak terhadap kinerja beberapa indikator makro ekonomi di Indonesia. Sebanyak 94,1% responden menyatakan bahwa pemberlakuan ACFTA akan berpengaruh terhadap kinerja beberapa indikator makro ekonomi di Indonesia baik dari sisi inflasi, konsumsi, investasi, ekspor, dan impor. Sebagian besar responden menyatakan bahwa inflasi diperkirakan akan mengalami penurunan, terutama disebabkan karena supply akan lebih besar daripada demand dimana diperkirakan akan terjadi lonjakan produk impor terutama dari China yang masuk ke Indonesia dengan Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 6

7 harga yang relatif murah. Banyaknya produk dengan harga yang relatif murah dan dengan ragam yang cukup banyak tersebut akan mendorong konsumsi masyarakat. Disisi lain, investasi juga diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan semakin banyaknya investor asing yang memperluas pasarnya di Indonesia. Secara rinci inflasi diperkirakan oleh sebanyak 71,8% responden akan mengalami penurunan, konsumsi diperkirakan meningkat oleh sebanyak 95,0%, investasi diperkirakan oleh 53,2% responden akan meningkat, ekspor diperkirakan oleh sebanyak 56,0% masih akan mengalami peningkatan, dan sebesar 98,3% responden menyatakan bahwa impor akan mengalami kenaikan seiring dengan pemberlakuan ACFTA tersebut. Pemerintah dan Bank Indonesia seyogyanya menerapkan beberapa kebijakan untuk mengantisipasi dampak pemberlakuan ACFTA. Beberapa kebijakan yang seyogyanya dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengantisipasi dampak ACFTA tersebut menurut responden antara lain peningkatan pembiayaan oleh perbankan dengan menerapkan suku bunga yang terjangkau, adanya kemudahan prosedur/perijinan untuk melakukan ekspor, pemberian stimulus pemerintah dalam bentuk kemudahan perijinan serta penurunan pajak, dan stimulus pemerintah dalam bentuk subsidi untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 7

8 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI TRIWULANAN Grafik 1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (yoy) Grafik 2 Perkiraan Inflasi Triwulanan (yoy) 13.2% 5,6-6,0% 6.3% 11.8% 39.7% 5,1-5,5% 14.3% 22.1% 4,6-5,0% 33.3% 10.5% 20.6% 4,1-4,5% 39.7% 43.4% 2.9% 3,6-4,0% 26.3% 0% 10% 20% 30% 40% 50% Tw II-2010 Tw I-2010 Tw IV-2009 Pertumbuhan ekonomi (y-o-y) pada triwulan II diperkirakan sebesar 5,1-5,5% oleh 39,7% responden. Grafik 3 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Triwulanan 5,1% - 5,5% 2.9% 4,6% - 5,0% 13.2% 4,1% - 4,5% 7.4% 3,6% - 4,0% 26.5% 2,1% - 3,5% 48.5% <2,1% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Tw. II-2010 Inflasi tahunan pada triwulan II-2010 diperkirakan sebesar 2,1-3,5% oleh 48,5% responden. Grafik 4 Perkiraan Transaksi Berjalan Triwulanan (% dari PDB) Rp Rp <Rp Rp % % 22.2% 5.3% 47.4% 66.7% 80.6% >3,0% 1,6-3,0% 0,1-1,5% (0,1-1,5%) (1,6-3,0%) 5.9% 1.4% 7.4% 3.2% 21.9% 21.9% 33.3% 36.8% 48.5% 55.6% 5 0% 20% 40% 60% 80% 100% Tw. II-2010 Tw. I-2010 Tw. IV-2009 Nilai tukar Rp/USD pada triwulan II-2010 diperkirakan oleh 80,6% responden pada kisaran Rp Grafik 5 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang Tahunan 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Tw. II-2010 Tw. I-2010 Tw. IV-2009 Transaksi berjalan pada triwulan II-2010 diperkirakan mengalami surplus sebesar 1,6-3,0% terhadap PDB oleh 48,5% responden. Grafik 6 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang Tahunan 10,1-15,0% 5,1-10,0% 0,1-5,0% 0 (0,1-5,0%) (5,1-10,0%) (10,1-15,0%) 15.9% 6.7% 16.0% 1.6% 1.3% 4.5% 12.0% 9.5% 9.3% 7.5% 13.3% 23.9% 25.4% 22.2% 28.4% 30.7% 38.1% 10,1-15,0% 5,1-10,0% 0,1-5,0% 0 (0,1-5,0%) (5,1-10,0%) (10,1-15,0%) <(15,0%) 23.9% 14.3% 9.2% 19.4% 15.9% 9.2% 1.6% 1.3% 6.3% 13.2% 6.0% 5.3% 3.0% 16% 10.5% 35.5% 38.8% 44.4% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% Tw. II-2010 Tw. I-2010 Tw. IV % 10% 20% 30% 40% 50% Tw. II-2010 Tw. I-2010 Tw. IV-2009 Mayoritas responden (28,4%) berpendapat bahwa pertumbuhan ekspor barang secara tahunan (y-o-y) pada triwulan II-2010 sebesar 0,1-5,0%. Mayoritas responden (38,8%) memperkirakan pertumbuhan impor barang secara tahunan (y-o-y) pada triwulan II-2010 sebesar 0,1-5,0%. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 8

9 Grafik 7 Perkiraan Kegiatan Investasi Tidak 26.9% 24.2% 29.7% Ya 73.1% 75.8% 70.3% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Tw. II-2010 Tw. I-2010 Tw. IV-2009 Sebanyak 73,1% responden menyatakan bahwa triwulan II-2010 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 9

10 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 2010 Grafik 8 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2010 Grafik 9 Perkiraan Inflasi ,1-5,5% 4.6-5,0% 4,1-4,5% 3,5-4,0% 3,1-3,5% 16.9% 16.2% 16.7% 22.1% 7.4% 10.0% 10.4% 4.4% 1.3% 48.1% 58.8% 56.7% >6, % % % % % 7.4% 10.0% 11.7% 16.2% 8.3% 14.3% 14.7% 11.7% 18.3% 17.6% 14.7% 18.2% 11.8% 10.0% 9.1% 22.1% 21.7% 30.0% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Survei Tw I-2010 Survei Tw IV-2009 Survei Tw III % 10% 20% 30% Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,1-5,5% (y-o-y) oleh 58,8% responden. Grafik 10 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 2010 Laju inflasi tahun 2010 diperkirakan akan berada pada range 5,1-5,5% oleh 17,6% responden. Grafik 11 Perkiraan Transaksi Berjalan 2010 (% dari PDB) Rp % 11.7% Rp % 61.0% 20.9% Rp % 22.1% < Rp % 3.9% 76.1% Rp < Rp % 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 3,1% - 4,5% 6.5% 53.0% 1,6-3,0% 48.4% 28.0% 3 0,1-1,5% 38.7% 48.0% 0 2.7% 4.5% (0,1-1,5%) 3.2% 13.3% (1,6-3,0%) 3.2% 8.0% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Nilai tukar Rp/USD tahun 2010 diperkirakan pada kisaran Rp oleh 76,1% responden. Grafik 12 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang % 10,1-15,0% 19.7% 11.8% 20.0% 5,1-10,0% 23.0% 14.5% 33.8% 0,1-5,0% 44.3% 26.3% 0 1.6% 3.1% (0,1-5,0%) 1.6% 13.2% (5,1-10,0%) 4.9% 3.9% (10,1-15,0%) 4.9% 15.8% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% Ekspor barang tahun 2010 diperkirakan hanya tumbuh sebesar 0,1-5,0% oleh 33,8% responden. Transaksi berjalan tahun 2010 diperkirakan akan surplus sebesar 1,6-3,0% dari PDB oleh 53,0% responden. Grafik 13 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang ,1-15,0% % 5,1-10,0% 18.5% 21.3% 14.5% 0,1-5,0% 40.0% 41.0% 26.3% 0 1.3% (0,1-5,0%) 3.1% 3.3% 10.5% (5,1-10,0%) 1.6% 13.2% (10,1-15,0%) 9.8% <(15,0%) 18.4% 0% 10% 20% 30% 40% 50% Impor barang tahun 2010 diperkirakan juga tumbuh pada kisaran 0,1-5,0% oleh 40,0% responden. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 10

11 Grafik 14 Perkiraan Defisit Anggaran Pemerintah 2010 Grafik 15 Perkiraan Tingkat Pengangguran 2010 (> 2,5%) 1.3% 6.5% (2,1-2,5%) (1,6-2,0%) (1,1-1,5%) 8.8% (<1,1%) 9.7% 20.6% 13.0% 35.5% 33.8% 35.5% 18.2% 23.5% 15.6% 42.9% 0% 10% 20% 30% 40% 50% Anggaran Penerimaan dan Belanja Pemerintah (APBN) tahun 2010 diperkirakan akan mengalami defisit antara 1,6-2,0%, dari PDB diperkirakan oleh 33,8% responden. Grafik 16 Perkiraan Kegiatan Investasi % 10,1-11,0% 1.6% 2.6% 16.2% 9,1-10,0% 16.4% 23.4% 50.0% 8,1-9,0% 59.0% 55.8% 29.4% < 8,1% 18.0% 10.4% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Tingkat pengangguran tahun 2010 diperkirakan akan berada pada kisaran 8,1-9,0% oleh 50,0% responden. Tidak 20.9% 19.7% 32.0% Ya 68.0% 79.1% 80.3% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Mayoritas responden (79,1%) optimis bahwa tahun 2010 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 11

12 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 2011 Grafik 17 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2011 Grafik 18 Perkiraan Inflasi ,6% -7,0% 6,1% -6,5% 5,6% -6,0% 5,1% -5,5% 4.6% -5,0% 4,1% -4,5% 8.1% 19.1% 17.7% 11.8% 16.2% 4.4% 8.1% 10.5% 8.8% 10.5% 30.6% 26.3% 29.0% 39.5% 48.5% % % % % % 4,6-5,0% 4,1-4,5% 1.6% 3.9% 7.4% 8.1% 16.2% 16.1% 12.9% 9.2% 8.8% 16.1% 14.5% 11.3% 6.6% 19.1% 19.1% 21.1% 22.1% 25.8% 23.7% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% Survei Tw I-2010 Survei Tw IV-2009 Survei Tw III-2009 Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 diperkirakan oleh 48,5% responden tumbuh pada kisaran 5,6-6,0% (y-o-y). Grafik 19 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD % 5% 10% 15% 20% 25% 30% Laju inflasi tahun 2011 diperkirakan akan berada pada kisaran 4,1-4,5% oleh 22,1% responden. Grafik 20 Perkiraan Tingkat Pengangguran 2011 Rp % Rp % 35.1% 35.8% Rp % 40.3% 55.2% Rp % 13.0% 7.5% < Rp % 1.3% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Nilai tukar Rp/USD tahun 2011 diperkirakan pada kisaran Rp oleh 55,2% responden. 3.0% 11,1-12,0% 5.2% 13.6% 10,1-11,0% 10.4% 7.6% 9,1-10,0% 17.5% 22.1% 43.9% 8,1-9,0% 47.6% 46.8% 30.3% < 8,1% 20.6% 11.7% 0% 10% 20% 30% 40% 50% Tingkat pengangguran tahun 2011 diperkirakan akan berada pada kisaran 8,1-9,0% oleh 43,9% responden. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 12

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2010 Aktivitas perekonomian pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2010. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 29 Perekonomian Indonesia di tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun 28. Mayoritas responden (48,1%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2008 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV-2008 dan selama tahun 2008 diperkirakan akan mengalami tekanan akibat perekonomian dunia yang lesu dan krisis keuangan global.

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan III-2005 diperkirakan membaik Kondisi ekonomi makro Indonesia 2005 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2004 Responden optimis

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2008 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan III-2007, tingkat inflasi diperkirakan diatas 10%, dan nilai tukar

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2008 Responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan II-2008 relatif sama dengan triwulan II-2007, namun tingkat inflasi pada triwulan II-2008 diperkirakan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006 SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan II 2006 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan I- 2006 diperkirakan membaik Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2006 diperkirakan melambat dibanding pertumbuhan triwulan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan IV - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan I-2006 diperkirakan masih sama dengan kondisi ekonomi pada triwulan IV-2005 Kondisi ekonomi 2006 yang diperkirakan membaik, dianggap

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2007 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan II- 2007 diperkirakan membaik? Perkiraan inflasi, pergerakan nilai tukar Rp/USD dan surplus transaksi berjalan yang relatif

Lebih terperinci

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan III - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan IV-2005 dan keseluruhan diperkirakan memburuk, dengan tingkat inflasi dan pengangguran yang meningkat Responden optimis kondisi

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2007 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 2007 diperkirakan relatif sama dengan realisasi triwulan IV 2006. Kondisi ekonomi makro pada 2007 diperkirakan lebih baik

Lebih terperinci

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Triwulan II 2017 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2017 Diperkirakan Membaik Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia periode triwulan II-2017 mengindikasikan

Lebih terperinci

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Triwulan I - 215 SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 215 Diperkirakan Meningkat Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia pada triwulan I-215

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan IV - 9 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-9 menunjukkan kenaikan, baik secara triwulanan (,69%) maupun tahunan (,31%). Kenaikan harga yang terjadi

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I - 1 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan (,7%) maupun tahunan (,53%). Kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... i iii iv vi vii BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF... I-1 A. PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003... I-1 B. TANTANGAN DAN

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan II - 21 Harga dan Volume Penjualan Properti Residensial pada triwulan II-21 mengalami kenaikan. Indeks Harga Properti Residensial masih menunjukkan kenaikan,

Lebih terperinci

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I 8 Baik secara triwulanan maupun tahunan, harga Properti Residensial Triwulan I-8 mengalami kenaikan. Kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada Triwulan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 Penyusun: 1. Bilmar Parhusip 2. Basuki Rachmad Lay Out Budi Hartadi Bantuan dan Dukungan Teknis Seluruh Pejabat/Staf Direktorat Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV SURVEI PERBANKAN Triwulan IV-2006 Target pemberian kredit baru pada triwulan I-2007 dan tahun 2007 diperkirakan meningkat Hanya sekitar 37,5% responden yang realisasi kredit barunya di bawah target yang

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji Impulse Response Function menunjukkan variabel nilai

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan mengacu pada Trilogi Pembangunan (Rochmat Soemitro,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2002 2004 Bab perkembangan ekonomi makro tahun 2002 2004 dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh mengenai prospek ekonomi tahun 2002 dan dua tahun berikutnya.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia, tingkat suku bunga dunia, nilai dollar dalam rupiah, rasio belanja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sering terjadi pada perekonomian suatu negara. Gejala-gejala inflasi pada perekonomian ditandai dengan kenaikan harga-harga secara

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel

Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel Gejolak krisis ekonomi global mulai dirasakan dampaknya di Kalimantan Selatan. Tentu saja sektor perbankan juga tidak luput dari pengaruh krisis ini. Dalam rangka mengidentifikasi pengaruh krisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 memberikan dampak pada keuangan Indonesia. Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa krisis mempengaruhi Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y Triwulan I-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru mengalami peningkatan, namun mengalami perlambatan yang cukup besar Kondisi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar dalam pengambilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator ekonomi makro guna melihat stabilitas perekonomian adalah inflasi. Inflasi merupakan fenomena moneter dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru diindikasikan mengalami peningkatan Kondisi tersebut diprakirakan akan berlanjut

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dalam menggunakan pinjaman baik dari dalam maupun dari luar negeri merupakan salah satu cara untuk menutupi defisit anggaran yang terjadi. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. September 2006

SURVEI KONSUMEN. September 2006 SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN September 2006 Indeks keyakinan konsumen menunjukkan trend membaik dan pada bulan September 2006 meningkat 3,0 poin. Tingkat harga pada enam bulan mendatang cenderung menurun,

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN I-2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan peningkatan harga mengalami perlambatan Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

Laporan Perekonomian Indonesia

Laporan Perekonomian Indonesia 1 Key Messages Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi spillover dan gejolak pasar keuangan global. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kompleknya keterkaitan dan hubungan antarnegara didalam kancah internasional menyebabkan pemerintah juga ikut serta dalam hal meregulasi dan mengatur

Lebih terperinci

KONDISI TRIWULAN II-2007

KONDISI TRIWULAN II-2007 SURVEI PERBANKAN Triwulan II-2007 Permintaan masyarakat terhadap kredit baru mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan angka neto tertimbang 92,8% Hanya sekitar 34,1% responden menyatakan bahwa realisasi

Lebih terperinci

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJAA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGAR RAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel...

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN I-2004 Harga properti residensial pada triwulan I-2004 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan IV - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih meningkat Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN IV-2004 Harga properti residensial meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan harga masih melambat. Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan yang sangat penting artinya bagi perekonomian suatu Negara. Demikian juga dengan Indonesia sebagai negara yang sedang membangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010 III- 1

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010 III- 1 BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 Highlight Ÿ Petumbuhan PDB Q1 2017 sekitar 5.0% (y.o.y.), PDB 2017 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.3% (y.o.y.); Ÿ Pertumbuhan konsumsi domestik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Umum... 1.2 Realisasi Semester I Tahun 2013... 1.2.1 Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan fiskal pemerintah. Pada dasarnya, kebijakan fiskal mempunyai keterkaitan yang erat dengan

Lebih terperinci

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks 94 BAB V Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga,

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Oktober 2006 Indeks Keyakinan Konsumen naik 5,0 poin dalam tiga bulan terakhir Indeks keyakinan konsumen (IKK) terus mengalami trend membaik Ekspektasi kenaikan harga dan

Lebih terperinci