BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Keadaan geografis suatu wilayah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Keadaan geografis suatu wilayah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta terbagi dalam lima wilayah Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Keadaan geografis suatu wilayah selalu diikuti jumlah penduduk yang tinggal. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan wilayah cukup luas dibagi menjadi lima keadaan geografis yang berbeda seperti ditunjukkan dalam tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.1 Keadaan Geografis Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No Kabupaten/Kota Ibu Kota Luas Wilayah (Km 2 ) % Ketinggian Jarak Lurus (Km) 1 Kulon Progo Wates 586,27 18, Bantul Bantul 506,85 15, Gunung Kidul Wonosari 1.485,36 46, Sleman Sleman 574,82 18, Yogyakarta Yogyakarta 32,50 1, Total 3.185,80 100, Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Keadaan Geografis, 2016 Tabel 1.1 menunjukkan bahwa hampir 50 persen (46,63 persen) luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Kabupaten Gunung Kidul yaitu seluas 1.485,36 Km 2, sedangkan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Sleman memiliki luas wilayah yang hanya berselisih 11,45 Km 2 yaitu 586,27 Km 2 (18,40 persen) untuk Kabupaten Kulon Progo dan 574,82 Km 2 (18,04 persen) 1

2 untuk Kabupaten Sleman, untuk Kabupaten Bantul wilayahnya seluas 506,85 Km 2 (15,91 persen) dan wilayah paling kecil di Daerah Istimewa Yogyakarta berada di Kota Yogyakarta seluas 32,50 Km 2 (1,02 persen). Sebagai tabungan masa depan, wilayah di perkotaan dengan penduduk mayoritas bermata pencaharian sebagai pegawai atau wirausaha akan lebih memilih properti (seperti rumah, atau ruko), sedangkan daerah pedesaan dengan penduduk bermata pencaharian sebagai petani akan lebih memilih bentuk lahan atau sawah yang dapat diolah sendiri. Alasan tersebut menuntut penduduk untuk lebih jeli dalam memilih tempat tinggalnya. Pada tabel 1.2 akan diberikan data jumlah penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menurut jenis kelamin tiap kabupaten/kota tahun Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta, 2015 Jumlah Penduduk (jiwa) No Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah % 1 Kulon Progo 202, , , Bantul 486, , ,164 3 Gunung Kidul 344, , ,579 4 Sleman 590, ,789 1,172,965 5 Yogyakarta , ,440 DIY 1,120,477 1,866,467 3,691, Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Istimewa Yogyakarta dengan Kepadatan Penduduk, 2015 Pada tabel 1.2 dapat dijabarkan jumlah penduduk tetinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta berada di Kabupaten Sleman dengan 1,172,965 jiwa, selisih 191,801 jiwa dari Kabupaten Sleman berada di Kabupaten Bantul dengan 981,164 2

3 jiwa, kemudian Kabupaten Gunung Kidul berjumlah 713,579 jiwa selisih 267,585 jiwa dari Kabupaten Bantul, serta dua daerah lainnya yaitu Kabupaten Kulon Progo dan Kota Yogyakarta masing-masing jumlah penduduknya 412,049 jiwa dan 411,440 jiwa dengan selisih hanya 609 jiwa. Persentase jumlah penduduk tiap kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akan diberikan dalam diagram 2. Persentase Jumlah Penduduk Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun % 11% 11% 19% 27% 1. Kulonprogo 2. Bantul 3. Gunungkidul 4. Sleman 5. Yogyakarta Diagram 1.1 Persentase Jumlah Penduduk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menurut Jenis Kelamin, 2015 Pada diagram 1.1 memberikan gambaran bahwa Kabupaten Sleman menjadi wilayah strategis yang dipilih untuk ditempati pada tahun Jumlah penduduk Kabupaten Sleman sebanyak 1,172,965 jiwa atau persen dari keseluruhan jumlah penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Daya tarik sektor pendidikan, budaya dan pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta sebagian besar berada di Kabupaten Sleman sehingga sebagian besar penduduk memilih tinggal di kabupaten ini. Alasan yang ada menyebabkan Daerah Istimewa Yogyakarta harus siap dengan pertambahan penduduk setiap tahunnya. 3

4 14 kota besar di Indonesia yaitu Jabodetabek dan Banten, Bandung, Surabaya, Semarang, Daerah Istimewa Yogyakarta, Manado, Makasar, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Bandar Lampung, Palembang, Padang, dan Medan telah disurvey secara triwulanan untuk penentuan indeks dan pertumbuhan harga properti residensial. Dari 14 kota besar didapatkan data mengenai perkembangan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang tertuang dalam grafik 1 dan telah dirilis oleh Bank Indonesia. *) Angka perkiraan Sumber: Bank Indonesia, Diolah Grafik 1.1 Pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial TW II-2016 Pada grafik 1.1 pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial sesuai dengan hasil survey pada triwulan II-2016 melambat baik secara triwulanan yaitu pada level atau meningkat 0.64 persen (qtq), namun melambat dibanding triwulan sebelumnya (0.99 persen, qtq). Perlambatan kenaikan harga rumah diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan III Kenaikan harga bahan bangunan (34.43 persen) dan upah pekerja (24.63 persen) masih menjadi faktor utama penyebab kenaikan harga properti residensial dalam periode laporan. Sedangkan hasil survey di Provinsi Daerah Yogyakarta memberikan data 4

5 pertumbuhan harga properti residensial triwulan II-2016 yang dirilis oleh Bank Indonesia tertuang dalam tabel 1.3 sebagai berikut: Tabel 1.3 Pertumbuhan Harga Properti Residensial TW II-2016 Daerah Istimewa Yogyakarta % Pertumbuhan Triwulanan (Q-t-Q) Kota Tipe Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III* Yogyakarta Kecil Menengah Besar Total *) Angka perkiraan Sumber: Bank Indonesia, Diolah Tabel 1.3 menunjukkan harga properti residensial TW II-2016 Daerah Istimewa Yogyakarta selama dua tahun mengalami pertumbuhan fluktuatif pada triwulanan (qtq). Tahun 2015 rata-rata pertumbuhannya untuk semua tipe sebesar 0.59 persen tetapi pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0.18 persen sehingga rata-rata pertumbuhannya untuk semua tipe sebesar 0.41 persen. Pada triwulan pertama dan kedua tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0.34 persen dan 0.1 persen, namun diperkirakan pada triwulan ketiga tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0.61 persen menjadi 0.79 persen. Menurut pendapat Harjanto dan Hidayati (2014:20), salah satu faktor yang mempengaruhi nilai properti pada permintaan dan penawaran adalah kependudukan. Penawaran properti dipasaran tidak bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, maka hal ini akan menyebabkan kenaikan nilai properti diberbagai sektor. Padatnya jumlah penduduk di Kabupaten Sleman sesuai dengan pendapat tersebut yakni terjadinya kenaikan permintaan akan tanah dan bangunan tempat tinggal. Bangunan tempat tinggal atau rumah yang 5

6 merupakan kebutuhan primer ini tentu menjadi sangat penting bagi kehidupan. Keberadaan rumah tinggal tentunya tak lepas dari ketersediaan lahan atau tanah. Namun tanah yang dikehendaki masih kurang. Hal inilah yang menyebabkan kenaikan harga properti akan tanah sesuai dalam Tabel 1.3. Keadaan tersebut mengharuskan penilaian akan properti, sehingga membutuhkan penilai untuk mengetahui indikasi nilai properti yang akan diperjual belikan. Indikasi nilai yang diberikan penilai digunakan untuk acuan oleh penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi, agar penjual tidak menjual asetnya dengan harga terlalu tinggi yang dapat merugikan pembeli atau menyebabkan aset yang dijual membutuhkan waktu yang lama untuk laku dan penjual tidak menjual dengan harga terlalu rendah yang dapat merugikan penjual itu sendiri sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan dari hasil transaksi tersebut. Harga yang ditentukan oleh penilai merupakan harga pasar yang mengacu pada kondisi pasar sekitar aset tersebut. Penilaian terhadap properti yang dimiliki sebelum melakukan transaksi jual beli sangatlah penting karena untuk mengetahui Nilai Pasar dari properti tersebut, sehingga bisa menentukan nilai yang wajar sesuai dengan kondisi pasar properti dalam kepentingan jual beli. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam Penilaian ini adalah belum adanya standar Nilai Pasar untuk penetapan harga jual beli rumah tinggal di Randusari Gang 03 No 189 Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. 6

7 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, tujuan dari Penilaian ini yaitu untuk menentukan Nilai Pasar rumah tinggal yang beralamat di Randusari Gang 03 No 189 Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman untuk tujuan jual beli. 1.4 Kerangka Penulisan Latar Belakang 1. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan rumah tinggal 2. Penetapan harga jual rumah tinggal yang belum sesuai dengan harga pasar Rumusan Masalah Belum adanya standar Nilai Pasar untuk penetapan harga jual properti rumah tinggal tipe sederhana Pengumpulan Data 1. Wawancara 2. Inspeksi Lapangan 3. Studi Kepustakaan Data Umum 1. Lokasional 2. Ekonomi Data Khusus 1. Data Properti Objek 2. Data Pembanding Alat Analisis HBU dan Pendekatan Biaya Kesimpulan Nilai Pasar Gambar 1. 1 Kerangka Penulisan Tugas Akhir 7

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN IV-2004 Harga properti residensial meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan harga masih melambat. Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN I-2004 Harga properti residensial pada triwulan I-2004 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan IV - 9 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-9 menunjukkan kenaikan, baik secara triwulanan (,69%) maupun tahunan (,31%). Kenaikan harga yang terjadi

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I 8 Baik secara triwulanan maupun tahunan, harga Properti Residensial Triwulan I-8 mengalami kenaikan. Kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada Triwulan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN III-2004 Harga properti residensial pada Triwulan III-2004 meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I - 1 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan (,7%) maupun tahunan (,53%). Kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan III 2006 Harga properti residensial di triwulan III meningkat Pada triwulan IV mendatang diperkirakan harga properti akan melambat

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN I-2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan peningkatan harga mengalami perlambatan Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan IV - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih meningkat Perkembangan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan II - 21 Harga dan Volume Penjualan Properti Residensial pada triwulan II-21 mengalami kenaikan. Indeks Harga Properti Residensial masih menunjukkan kenaikan,

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan II 2006 Harga properti residensial di triwulan II melambat Pada triwulan III mendatang diperkirakan harga properti akan meningkat

Lebih terperinci

SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY

SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan III - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang dip erkirakan harga properti tumbuh melambat Perkembangan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN IV-2003 Harga properti residensial pada triwulan IV-2003 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Provinsi DIY dan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Provinsi DIY dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Provinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat dua yang berstatus kota di samping empat daerah tingkat dua lainnya

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan I 2006 Harga properti residensial melambat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih melambat Perkembangan Harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi di Indonesia yang dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk yang cukup padat. Berdasarkan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan IV - 2016 Harga Properti Residensial pada Triwulan IV-2016 Meningkat Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-2016 tumbuh sebesar 0,37% (qtq), sedikit

Lebih terperinci

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P PROVINSI PENDUDUK N0. KABUPATEN/KOTA 1. KOTA YOGYAKARTA 216,396 221,881 438,277 29 22 51 438,328 2. BANTUL 500,911 510,971 1,011,882 16 14 30 1,011,912 3. KULONPROGO 231,984 237,000 468,984 0 0 0 468,984

Lebih terperinci

JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P

JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P PROVINSI PENDUDUK 1. KOTA YOGYAKARTA 228,788 230,735 459,523 83 137 220 459,743 2. BANTUL 473,665 474,481 948,146 16 14 30 948,176 3. KULONPROGO 238,673 246,842 485,515 0 0 0 485,515 4. GUNUNGKIDUL 382,444

Lebih terperinci

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN PROVINSI PENDUDUK N0. KABUPATEN/KOTA 1. KOTA YOGYAKARTA 224,689 226,485 451,174 105 164 269 451,443 2. BANTUL 463,800 473,996 937,796 26 14 40 937,836 3. KULONPROGO 237,902 245,742 483,644 0 0 0 483,644

Lebih terperinci

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN PROVINSI PENDUDUK N0. KABUPATEN/KOTA 1. KOTA YOGYAKARTA 215,659 220,966 436,625 0 0 0 436,625 2. BANTUL 513,009 525,301 1,038,310 16 14 30 1,038,340 3. KULONPROGO 230,996 237,996 468,992 0 0 0 468,992

Lebih terperinci

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN PROVINSI PENDUDUK N0. KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P 1. KOTA YOGYAKARTA 225,751 227,485 453,236 86 125 211 453,447 2. BANTUL 464,807 475,265 940,072 26 14 40 940,112

Lebih terperinci

JUMLAH PENDUDUK W N I

JUMLAH PENDUDUK W N I PROVINSI PENDUDUK 1. KOTA YOGYAKARTA 227,079 228,867 455,946 86 125 211 456,157 2. BANTUL 466,121 476,233 942,354 16 14 30 942,384 3. KULONPROGO 240,096 247,975 488,071 0 0 0 488,071 4. GUNUNGKIDUL 371,632

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017 SURVEI KONSUMEN Juli 2017 Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen meningkat, sebagaimana tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juli 2017 yang naik 1,0 poin dari

Lebih terperinci

JUMLAH PENDUDUK W N I

JUMLAH PENDUDUK W N I PROVINSI PENDUDUK 1. KOTA YOGYAKARTA 228,177 230,075 458,252 83 137 220 458,472 2. BANTUL 472,327 473,237 945,564 16 14 30 945,594 3. KULONPROGO 241,053 248,879 489,932 0 0 0 489,932 4. GUNUNGKIDUL 371,778

Lebih terperinci

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN PROVINSI PENDUDUK N0. KABUPATEN/KOTA 1. KOTA YOGYAKARTA 215,316 220,588 435,904 0 0 0 435,904 2. BANTUL 498,430 508,376 1,006,806 16 14 30 1,006,836 3. KULONPROGO 231,738 238,770 470,508 0 0 0 470,508

Lebih terperinci

JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P

JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P PROVINSI PENDUDUK PEREMPUAN L + P PEREMPUAN L + P 1. KOTA YOGYAKARTA 228,568 229,982 458,550 0 0 0 458,550 2. BANTUL 475,155 475,796 950,951 16 14 30 950,981 3. KULONPROGO 237,761 245,850 483,611 0 0 0

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut, BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang terletak di pulau jawa bagian selatan tengah.

Lebih terperinci

2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI PROPERTI RESIDENSIAL DI INDONESIA

2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI PROPERTI RESIDENSIAL DI INDONESIA 2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI PROPERTI RESIDENSIAL DI INDONESIA DAFTAR ISI BAB I. PERTUMBUHAN INDUSTRI PROPERTI 1 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2 Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009 2016

Lebih terperinci

REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL A. PENDUDUK DAN KEPALA KELUARGA TRIWULAN : IV (Oktober s.d. Desember) PENDUDUK KEPALA KELUARGA ( KK ) N0. KABUPATEN/KOTA WNA () WNA () 1. KULONPROGO

Lebih terperinci

REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENDATAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN REKAPITULASI DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL A. PENDUDUK DAN KEPALA KELUARGA PROVINSI

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN Maret 2015 Survei menunjukkan bahwa tingkat keyakinan konsumen pada Maret 2015 masih cukup tinggi dan optimis. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2015 yang tercatat

Lebih terperinci

Profil Responden Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

Profil Responden Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Agustus 2013 1 2 3 4 A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) - Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks Kondisi Ekonomi saat ini -

Lebih terperinci

Studi Kinerja Industri Properti Residensial Pertumbuhan Harga, Penjualan, Pembiayaan, & Faktor Yang Mempengaruhinya.

Studi Kinerja Industri Properti Residensial Pertumbuhan Harga, Penjualan, Pembiayaan, & Faktor Yang Mempengaruhinya. LAPORAN INDUSTRI Januari 2014 Studi Kinerja Industri Properti Residensial Pertumbuhan Harga, Penjualan, Pembiayaan, & Faktor Yang Mempengaruhinya. DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.... 1.1 Kata Pengantar. 1.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang dihadapi oleh seluruh Negara, terutama di Negara berkembang seperti Indonesia. Pemerintah Indonesia telah memberlakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Perkembangan pembangunan secara tidak langsung merubah struktur

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Perkembangan pembangunan secara tidak langsung merubah struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam beberapa tahun belakangan ini menimbulkan dampak positif yang cukup besar terutama meningkatnya kesejahteraan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Survei Konsumen Mei 2015 (hal. 1) Survei Penjualan Eceran April 2015 (hal. 13) PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 Alamat Redaksi :

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang terletak di pulau jawa bagian selatan tengah.

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Februari 2009 Trend peningkatan IKK kembali terjadi pada Februari 2009 meskipun belum mencapai level optimis yang tercatat pada indeks 96,4. Beberapa isu positif terkait

Lebih terperinci

REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL REKAPITULASI DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL A. PENDUDUK DAN KEPALA KELUARGA REKAPITULASI DATA KEPENDUDUKAN PROVINSI PENDUDUK KEPALA KELUARGA ( KK ) N0. KABUPATEN/KOTA WNA () WNA () 1. KULONPROGO

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 29 Perekonomian Indonesia di tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun 28. Mayoritas responden (48,1%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. April 2015

SURVEI KONSUMEN. April 2015 SURVEI KONSUMEN April Survei mengindikasikan bahwa tingkat keyakinan konsumen pada April melemah, namun masih berada pada level optimis (>100). Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April

Lebih terperinci

JUMLAH PENDUDUK W N I LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN

JUMLAH PENDUDUK W N I LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN PROVINSI PENDUDUK () 1. KOTA YOGYAKARTA 227,766 229,902 457,668 0 0 0 457,668 2. BANTUL 476,333 476,932 953,265 16 14 30 953,295 3. KULONPROGO 231,672 238,848 470,520 0 0 0 470,520 4. GUNUNGKIDUL 368,169

Lebih terperinci

2

2 Januari 2015 1 2 3 4 5 A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) - Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks Kondisi Ekonomi (kondisi

Lebih terperinci

2

2 Desember 2016 1 2 3 4 5 6 A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) - Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks Kondisi Ekonomi (kondisi

Lebih terperinci

REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL A. PENDUDUK DAN KEPALA KELUARGA TRIWULAN : III (Juli s.d. September) PENDUDUK KEPALA KELUARGA ( KK ) N0. KABUPATEN/KOTA WNA () WNA () 1. KULONPROGO

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terdiri dari empat kabupaten dan satu kota dengan 78 kecamatan dan 438 kelurahan/desa: 1. Kabupaten Kulonprogo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY Gambaran Umum Kelistrikan Produksi Listrik Persentase (%) Grafik Persentase Tingkat Pertumbuhan Produksi Listrik (KWh) 020 018 016 014 012 010 008 006 004 002 000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanganan yang tepat agar dapat segera teratasi. Indonesia merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. penanganan yang tepat agar dapat segera teratasi. Indonesia merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemiskinan menjadi permasalahan sosial yang sangat komplek, dimana kemiskinan sering menjadi isu Global maupun Nasional yang menimbulkan keprihatinan oleh banyak pihak,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Secara administratif Kota Yogyakarta berada di bawah pemerintahan Propinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang merupakan propinsi terkecil setelah Propinsi

Lebih terperinci

KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Januari 2008 Pada Januari 2008 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih berada pada level pesimis sebesar 94,5 Responden memperkirakan harga secara umum pada tiga dan enam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan data statistik kependudukan khususnya angka fertilitas dan mortalitas dalam beberapa tahun terakhir ini sangat meningkat khususnya untuk masukan proyeksi

Lebih terperinci

A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) B. Indeks Ekspektasi Harga 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) B. Indeks Ekspektasi Harga 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) November 2014 1 2 3 4 A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) - Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks Kondisi Ekonomi (kondisi

Lebih terperinci

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2013 Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,4 poin. Hal ini

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2013 Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,4 poin. Hal ini PESIMIS OPTIMIS Juni 2013 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,4 poin. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan konsumsi rumah tangga Optimisme konsumen diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau, dengan populasi lebih dari 237 juta jiwa pada tahun 2010, Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. pulau, dengan populasi lebih dari 237 juta jiwa pada tahun 2010, Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau, dengan populasi lebih dari 237 juta jiwa pada tahun 2010, Indonesia adalah negara

Lebih terperinci

Indeks Keyakinan Konsumen

Indeks Keyakinan Konsumen PESIMIS OPTIMIS Setelah melambat pada bulan sebelumnya, tingkat konsumsi rumah tangga pada Februari 2013 mengalami peningkatan. Hal ini terutama dipengaruhi oleh menguatnya optimisme konsumen untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3. 54 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km 2 dengan perbatasan wilayah dari arah Timur : Kabupaten Wonogiri di

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN Desember 2013 Konsumsi rumah tangga diindikasikan semakin menguat pada bulan Desember 2013. Hal ini tercermin dari meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2013 menjadi 116,5

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2010 Aktivitas perekonomian pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2010. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Pemukiman dan perumahan adalah merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh manusia. Perumahan dan pemukiman tidak hanya

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Trimurti memiliki luas

Lebih terperinci

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp www.indoanalisis.co.id Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : Januari 2014 Halaman : 112 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2007 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 2007 diperkirakan relatif sama dengan realisasi triwulan IV 2006. Kondisi ekonomi makro pada 2007 diperkirakan lebih baik

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak diantara koordinat 110 o o Bujur Timur,

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak diantara koordinat 110 o o Bujur Timur, IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul adalah salah satu wilayah kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dijadikan sebagai objek

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2008 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV-2008 dan selama tahun 2008 diperkirakan akan mengalami tekanan akibat perekonomian dunia yang lesu dan krisis keuangan global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang terintegrasi dan komprehensif dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang tidak terpisahkan. Di samping mengandalkan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006 SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan II 2006 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan I- 2006 diperkirakan membaik Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2006 diperkirakan melambat dibanding pertumbuhan triwulan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara dan erat kaitanya dengan perkonomian, hampir semua kegiatan yang berkaitan dengan lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dengan pemerintah Republik Indonesia dalam kegiatan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dengan pemerintah Republik Indonesia dalam kegiatan sosial, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan sebuah lembaga independen yang memiliki jaringan dengan Palang Merah Internasional, Palang Merah Indonesia bekerja sama dengan

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Optimis. Pesimis. Kenaikan Harga BBM

SURVEI KONSUMEN. Optimis. Pesimis. Kenaikan Harga BBM SURVEI KONSUMEN Juni 2010 Indeks Keyakinan Konsumen pada Juni 2010 kembali meningkat setelah bulan sebelumnya sedikit mengalami penurunan. Berita seputar rencana realisasi pembayaran gaji ke-13 PNS tampaknya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 dusun. Secara

KEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 dusun. Secara IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL A. Letak Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten dari 5 kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk konsumsi, investasi, atau modal usaha. Dalam pemenuhan kebutuhan itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk konsumsi, investasi, atau modal usaha. Dalam pemenuhan kebutuhan itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan masyarakat dapat dikatakan tidak lepas dari uang, baik untuk konsumsi, investasi, atau modal usaha. Dalam pemenuhan kebutuhan itu, seringkali masyarakat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Alam 1. Letak geografis dan batas administrasi Desa Banjararum merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sering dikaitkan dalam perkembangan ekonomi suatu negara dengan tujuan sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta BAB IV GAMBARAN UMUM GAMBAR 4.1 Peta Daerah Istimewa Yogyakarta B. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi

Lebih terperinci

BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sumber : Google Map Gambar 4.1 Denah lokasi pasar tradisional Wates Pada gambar diatas terdapat lingkaran merah yang merupakan lokasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata kedua di Indonesia setelah Bali. DIY juga menjadi salah satu propinsi yang menjadi pusat pengembangan

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota di DIY (Jiwa)

Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota di DIY (Jiwa) BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan ekonomi saat ini sedang dibangun oleh pemerintah, karena pembangunan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan nasional. Pembangunan ekonomi merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak, masih dianggap belum dapat menjadi primadona. Jika diperhatikan. dialihfungsikan menjadi lahan non-pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. banyak, masih dianggap belum dapat menjadi primadona. Jika diperhatikan. dialihfungsikan menjadi lahan non-pertanian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk kemakmuran rakyat, memerlukan keseimbangan antar berbagai sektor. Sektor pertanian yang selama ini merupakan aset penting karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan yang beroperasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambahan penduduk biasanya diikuti pula dengan bertambahnya kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat disetiap bidangnya. Salah satu

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan III-2005 diperkirakan membaik Kondisi ekonomi makro Indonesia 2005 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2004 Responden optimis

Lebih terperinci

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di 40 IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 4,47 km beribukota di Kampung Gedung Aji yang berjarak 36 km dari Ibu Kota Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Kabupaten Sleman 1. Kondisi Geografis Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis Kabupaten Sleman terletak diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan terbesar terjadi di tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 hingga

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan terbesar terjadi di tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 hingga Persentase Jumlah Penduduk BAB I PENDAHULUAN..Latar Belakang Berdasarkan gambar., jumlah penduduk Kabupaten Sleman mengalami peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Namun jika dilihat dalam persentase

Lebih terperinci

Sisi Permintaan. Sisi Penawaran

Sisi Permintaan. Sisi Penawaran SURVEI KONSUMEN Sisi Permintaan Perkembangan Sektor Riil Pengeluaran Konsumsi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran TUJUAN SURVEI KONSUMEN Merupakan survei bulanan yang bersifat mikro, bertujuan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks

Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks PESIMIS OPTIMIS Maret 2013 Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tidak mengalami perubahan dibandingkan bulan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Penduduk per Kabupaten di DIY Tahun Kabupaten / Kota Gunung-

BAB I PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Penduduk per Kabupaten di DIY Tahun Kabupaten / Kota Gunung- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Rumah tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer manusia untuk melangsungkan hidup. Kebutuhan akan rumah tinggal terus meningkat

Lebih terperinci

4.3 Pengaruh Ketimpangan Wilayah Terhadap Kondisi Hunian BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran...

4.3 Pengaruh Ketimpangan Wilayah Terhadap Kondisi Hunian BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran... DAFTAR ISI Intisari... i Abstract... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan sangat pesat. Masyarakat berbondong-bondong datang ke kota

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan sangat pesat. Masyarakat berbondong-bondong datang ke kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi di Indonesia terutama di kota besar terjadi sangat cepat dan sangat pesat. Masyarakat berbondong-bondong datang ke kota besar dengan tujuan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY

BAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Rumah tinggal pada dasarnya merupakan suatu wadah dasar manusia ataupun keluarga untuk melangsungkan hidup yang berfungsi untuk

Lebih terperinci