SURVEI PERSEPSI PASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURVEI PERSEPSI PASAR"

Transkripsi

1 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada triwulan II-29 responden memperkirakan perekonomian akan tumbuh pada kisaran 4,1-4,5% (yoy) dan selama tahun 29 diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,6-5,%. Mencermati perkembangan harga (inflasi) di awal tahun 29, diperkirakan tekanan inflasi pada triwulan II dan selama tahun 29 akan semakin berkurang. Menurut responden, depresiasi nilai tukar rupiah, ekspektasi inflasi serta kebijakan pemerintah di bidang harga & pendapatan merupakan faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi inflasi 29. Pada triwulan II-29 inflasi diperkirakan berada pada kisaran 8,1-9,% dan selama tahun 29 diproyeksikan akan berada pada kisaran 7,6-8,%. Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 21 diperkirakan relatif sama dengan perkiraan tahun 29, dimana laju inflasi berkisar 7,6-8,%, nilai tukar terhadap USD berkisar Rp dan tingkat penggangguran berkisar 8,1-1,%. Namun pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yakni berkisar 5,6-6,%. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 diperkirakan melambat. Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan II-29 Hasil Survei Persepsi Pasar (SPP-BI) terhadap 65 responden yang dilakukan pada triwulan I-29 memperkirakan bahwa kondisi ekonomi makro pada triwulan II-29 akan melambat dibandingkan perkiraan pada hasil survei triwulan sebelumnya dan realisasi triwulan II-28. Perekonomian secara tahunan (yoy) pada triwulan II-29 akan tumbuh pada kisaran 4,1-4,5%, laju inflasi berkisar antara 8,1-9,%, dan neraca perdagangan mengalami defisit antara,1-1,5% dari PDB. Ekspor dan impor barang diperkirakan akan mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu lebih dari 1% secara tahunan. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap USD juga diperkirakan akan melemah dan berada dalam kisaran Rp Berdasarkan jawaban responden, diperoleh informasi bahwa sebanyak 28,1% responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 akan berada pada kisaran 4,1-4,5% atau melambat dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya (6,44%) dan perkiraan pada hasil survei periode sebelumnya (5,1-5,5%). Perkembangan harga di awal tahun 29 yang cukup terkendali dan menunjukkan tren penurunan, serta laju inflasi pada bulan Maret 29 yang relatif rendah dan tercatat sebesar 7,92%, mengindikasikan bahwa tekanan inflasi juga semakin berkurang sehingga pada triwulan II-29 tingkat inflasi diperkirakan berada pada level moderat (8,1-9,%). Namun demikian, responden menyebutkan bahwa potensi inflasi dapat muncul dari pergerakan nilai tukar rupiah terhadap USD yang saat ini berada pada level lebih dari Rp11./USD, dan dari faktor ekspektasi kenaikan harga. Sebanyak 35,9% responden memperkirakan nilai tukar rupiah pada triwulan II- 29 akan berada pada kisaran Rp /USD. Metodologi Survei Persepsi Pasar merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak Triwulan IV-21 terhadap responden yang terdiri dari para ekonom, pengamat/peneliti ekonomi, analis pasar uang/modal serta akademisi. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Saat ini responden survei berjumlah sekitar 1 orang yang tersebar di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Bandar Lampung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Manado dan Kendari. Pengumpulan data dilakukan melalui mail, faksimili maupun . Response rate setiap periode survei berkisar antara 65%-8%. Hasil survei disajikan dengan metode pooling (persentase responden yang menjawab paling banyak). Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 1

2 Tabel 1 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Triwulanan No. Indikator Ekonomi Realisasi Perkiraan Tw. II-28 Tw. III-28 Tw. IV-28 Tw. I-29 Tw. III-28 Tw. IV-28 Tw. I-29 Tw. II Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 6.44%*** 6,4%*** 5,18%*** n/a 6,1-6,5% 6,1-6,5% 5,1-5,5% 4,1-4,5% 2. Inflasi (y-o-y) 11,3% 12,14% 11,6% 7,92% >1,1% 11,1-12,% 8,1-9,% 8,1-9,% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) (,76) (,65) (,19) n/a 1,5-3,%,1-1,5% (,1-1,5%) (,1-1,5%) 5. Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) 27,88% 26,9% (8,47%) n/a 15,1-22,5% 22,6-3,% 15,1-22,5% >(1,%), rata-rata -18,82 6. Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) 51,23% 43,46% 9,53% n/a 15,1-22,5% 22,6-3,% 22,6-3,% >(1,%), rata-rata -21,53 Keterangan : ***) : angka sangat sangat sementara n/a : data belum tersedia Pada bagian neraca perdagangan, pertumbuhan ekspor dan impor barang pada triwulan II-29 diperkirakan akan mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekspor dan impor barang secara tahunan pada triwulan II-29 diperkirakan akan mengalami penurunan lebih dari 1%. Sebanyak 32,3% responden memperkirakan rata-rata penurunan pertumbuhan ekspor barang sebesar 18,82% dan sebanyak 3,2% responden memperkirakan rata-rata penurunan pertumbuhan impor barang sebesar 21,53%. Sebanyak 5,8% responden memperkirakan transaksi berjalan akan mengalami defisit sebesar,1 s.d.1,5% dari PDB pada triwulan II-29. Kondisi ekonomi makro tahun 29 diperkirakan akan mengalami perlambatan Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 29 Belum terlihatnya tanda-tanda pemulihan kondisi perekonomian dunia yang masih terpuruk menjadi salah satu penyebab masih melambatnya perekonomian nasional pada tahun 29. Sebanyak 3,6% responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 29 akan melambat dan berada dalam kisaran 4,6-5,% atau relatif sama dengan perkiraan pertumbuhan setelah disepakatinya Paket Kebijakan Stimulus Fiskal Tahun 29 pada tanggal 24 Februari 29 yakni sebesar 4-5%. Selain kondisi krisis ekonomi global, beberapa faktor yang menurut responden sangat menghambat pertumbuhan ekonomi 29 khususnya dari dalam negeri adalah korupsi dan masih lemahnya penegakan hukum. Sementara itu, koordinasi antar menteri dalam kabinet dan hubungan eksekutif dan legislatif diperkirakan menjadi faktor yang memiliki risiko politik cukup besar selama tahun 29 mengingat agenda besar pemilu yang berlangsung pada tahun tersebut. Tabel 2 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi 27-28, Perkiraan 29 dan Asumsi Makro APBN 29 Realisasi Perkiraan 27 Perkiraan 28 Perkiraan 29 Asumsi Makro No. Indikator Ekonomi Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei APBN Triwulan III-27 Triwulan III-28 Triwulan IV-28 Triwulan I Paket Kebijakan Stimulus Fiskal 1 1. Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 6,32% ** 6,6%*** 6,1-7,% 6,1-6,5% 4,6-5,% 4,6-5,% 6,% 4-5% 2. Inflasi (y-o-y) 6,59% 11,6% 6,1-7,% 11,1-12,% 7,6-8,% 7,6-8,% 6,2% 6,% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 9.4 Rp Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) 2,86% 11,68% 1,5-3,%,1-1,5% (,1-1,5%) (,1-1,5%) Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) 13,99% 18,3% 15,1-22,5% 22,6-3,% 15,1-22,5% >(1,%), rata-rata -19, Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) 14,98% 36,3% 7,6-15,% >3,% 22,6-3,% >(1,%), rata-rata -18, Anggaran Pemerintah (% defisit dari PDB) 1,55% 2,1% 2,1-2,5% 1,1-1,5% 1,1-1,5% 2,1% - 2,5% 1,% 2,5% 8. Tingkat Pengangguran 9,11% 8,39% 1,1-11,% 9,1-1,% 9,1-1,% 9,1-1,% - - Keterangan : **) : angka sangat sementara ***) : angka sangat sangat sementara 1) : Paket Kebijakan Stimulus Fiskal yang diajukan Pemerintah telah disepakati oleh Panitia Anggaran DPR-RI dalam rangka antisipasi dampak krisis global pada tanggal 24 Februari 29 Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 2

3 Tekanan inflasi pada tahun 29 diperkirakan akan semakin berkurang. Sebanyak 33,3% responden memperkirakan tingkat inflasi pada tahun 29 berada pada level 7,6-8,%, lebih rendah dari realisasi inflasi selama tahun 28 yaitu 11,6%. Namun, perkiraan inflasi tersebut masih lebih tinggi dari target inflasi Bank Indonesia sebesar 4,5+1% dan Paket Kebijakan Stimulus Fiskal tahun 29 sebesar 6,%. Tekanan imported inflation pada tahun 29 akan berasal dari adanya dampak depresiasi rupiah terhadap komoditas impor dan adanya kenaikan harga komoditas internasional. Sementara itu, ekspektasi kenaikan harga dan kebijakan pemerintah di bidang harga & pendapatan menurut responden merupakan beberapa faktor domestik yang akan mempengaruhi perkembangan harga selama tahun 29. Nilai tukar rupiah terhadap USD diperkirakan berada pada kisaran Rp atau terdepresiasi dibandingkan tahun sebelumnya (Rp9.666/USD). Perkiraan tersebut sedikit lebih tinggi dari asumsi nilai tukar pada Paket Kebijakan Stimulus Fiskal tahun 29 yakni sebesar Rp 11./USD. Tabel 3 Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor Risiko 29 Tidak Kurang Cukup (% Responden) Sangat A.FAKTOR INTERNAL 1. Laju Inflasi 11,11 22,22 34,92 26,98 4,76 2. Tingkat suku bunga dalam negeri 3,17 2,63 33,33 38,1 4,76 3. Volatilitas nilai tukar Rupiah, 1,61 25,81 56,45 16,13 4. Kondisi stimulus fiskal yang masih terbatas 4,92 16,39 4,98 31,15 6,56 5. Penurunan kapasitas produksi terpakai 3,17 12,7 3,16 39,68 14,29 6. Tingkat keyakinan konsumen 4,76 15,87 41,27 31,75 6,35 7. Tingkat pengangguran 1,59 7,94 17,46 57,14 15,87 8. Situasi perburuhan yang belum kondusif 1,59 19,5 34,92 41,27 3,17 9. Tingkat upah 1,59 19,5 44,44 33,33 1,59 1. Tingkat kemiskinan, 11,11 22,22 47,62 19,5 11. Prosedur/perizinan untuk melakukan investasi 4,84 2,97 24,19 33,87 16, Prosedur melakukan repatriasi keuntungan 13,11 37,7 31,15 16,39 1, Kerusuhan sosial (misal : penjarahan) 19,35 35,48 19,35 12,9 12,9 14. Unjuk rasa yang bersifat anarkis 14,29 26,98 19,5 26,98 12,7 15. Ancaman disintegrasi 26,98 39,68 15,87 7,94 9, Korupsi, 4,84 19,35 32,26 43, Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang bersih & profesional 3,23 11,29 25,81 38,71 2, Konflik SARA 17,74 33,87 24,19 17,74 6, Lemahnya penegakan hukum, 11,11 22,22 3,16 36,51 Pengaruh faktor-faktor internal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 29* 6,92 19,4 27,72 32,65 13,31 B. FAKTOR EKSTERNAL 1. Perekonomian dunia yang lesu,, 7,94 46,3 46,3 2. Politik dunia yang tidak stabil dan ancaman perang 6,35 28,57 33,33 28,57 3,17 3. Tingkat suku bunga internasional 6,35 31,75 3,16 28,57 3,17 4. Wabah Penyakit 27,42 37,1 29,3 6,45, Pengaruh faktor-faktor eksternal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 29* 1,3 24,35 25,12 27,41 13,1 Pengaruh faktor-faktor risiko politik selama 29 FAKTOR PENGHAMBAT PERTUMBUHAN EKONOMI Pengaruh faktor-faktor internal/ekstenal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia 29 FAKTOR RISIKO Tidak Kurang Cukup (% Responden) Sangat 1. Koordinasi dalam kabinet 6,45 22,58 3,65 29,3 11,29 2. Hubungan Eksekutif dan Legislatif 3,23 19,35 3,65 38,71 8,6 3. Dukungan publik terhadap kebijakan pemerintah 8,6 2,97 45,16 19,35 6,45 4. Dukungan militer terhadap pemerintah 17,74 41,94 2,97 16,13 3,23 5. Inkonsistensi kebijakan pemerintah 1,61 12,9 33,87 3,65 2,97 6. Transparansi dalam pelaksanaan kebijakan 4,84 16,13 37,1 37,1 4,84 7. Efek Desentralisasi (Masalah yang terkait dengan Otonomi Daerah) 3,28 19,67 37,7 34,43 4,92 8. Situasi keamanan dan politik yang belum stabil 6,45 37,1 3,65 24,19 1,61 9. Gangguan hubungan diplomatik 3,65 38,71 19,35 9,68 1,61 1. Tekanan Internasional 22,58 27,42 27,42 16,13 6, Ancaman Perang (misal : Konflik Perbatasan) 35,48 38,71 16,13 8,6 1,61 Kondisi faktor-faktor risiko politik tersebut secara umum pada 29* 12,76 26,86 29,97 23,95 6,46 * dihitung dengan metode rata-rata setiap kolom Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 3

4 Kondisi keuangan pemerintah (APBN) diperkirakan masih akan mengalami defisit. Sebanyak 36,7% responden memperkirakan defisit fiskal akan berada pada kisaran 2,1-2,5% dari PDB pada tahun 29 atau lebih tinggi dari -2,1% pada tahun 28. Perkiraan responden mengenai defisit Keuangan pemerintah pada tahun 29 tersebut relatif sama dengan perubahan defisit anggaran yang meningkat dari 1% menjadi 2,5% dari PDB setelah disepakatinya Paket Kebijakan Stimulus Fiskal tahun 29. Dari sisi perdagangan luar negeri, masih suramnya perekonomian dunia menyebabkan kinerja ekspor pada tahun 29 diperkirakan akan turun lebih dari 1% (rata-rata -19,59%). Sementara itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik dan turunnya ekspor produk yang menggunakan komponen bahan impor membuat kebutuhan bahan baku impor juga mengalami penurunan lebih dari 1% (rata-rata -18,85%). Berdasarkan kondisi tersebut perkembangan transaksi berjalan selama tahun 29 diperkirakan mengalami defisit berkisar,1 s.d. 1,5% dari PDB. Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 21 Kondisi ekonomi makro tahun 21 diperkirakan akan relatif sama dengan perkiraan tahun 29 Besaran beberapa indikator makro perekonomian Indonesia pada tahun 21 diperkirakan relatif sama dengan perkiraan tahun 29, kecuali pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yakni berkisar 5,6-6,%. Apabila dibandingkan dengan hasil survei pada triwulan sebelumnya, optimisme responden terhadap pemulihan ekonomi di tahun 21 semakin menurun. Sebanyak 25,4% responden SPP memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada rentang 5,6 6,% lebih rendah dibandingkan persentase hasil survei sebelumnya (32,4% responden). Sementara itu, tingkat inflasi diperkirakan antara 7,6-8,% atau lebih tinggi dibandingkan hasil survei triwulan sebelumnya (6,1-6,5%). Nilai tukar rupiah terhadap USD berada dalam kisaran Rp atau semakin melebar dibandingkan perkiraan tahun 29 yang berkisar antara Rp Tingkat penggangguran juga diperkirakan akan melebar dari 8,1-9,% menjadi 8,1-1,%. Tabel 4 Perkembangan Perkiraan Beberapa Indikator Ekonomi 21 No. Indikator Ekonomi Perkiraan 21 Hasil Survei Hasil Survei Triwulan IV-28 Triwulan I Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 5,6-6,% 5,6-6,% 2. Inflasi (y-o-y) 6,1-6,5% 7,6-8,% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Tingkat Pengangguran 8,1-9,% 8,1-1,% Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 4

5 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI TRIWULANAN Grafik 1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (yoy) Grafik 2 Perkiraan Inflasi pada Triwulan II-29 (yoy) 6,6-7,% 6,1-6,5% 5,6-6,% 5,1-5,5% 4,6-5,% 4,1-4,5% 2.8% 9.7% 18.8% 15.7% 26.4% % 26.6% 25.% 28.1% 48.6% 11,1-12,% 1,1-11,% 9,1-1,% 8,1-9,% 7,1-8,% 18.1% 2.8% 28.1% <4,1% < 7,1% 14.1% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Tw II-29 Tw I-29 Tw IV-28 Pertumbuhan ekonomi (y-o-y) pada triwulan II- 29 diperkirakan pada kisaran 4,1-4,5% oleh 28,1% responden. Grafik 3 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Triwulanan % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% Tw. II-29 Tw. I-29 Sebanyak 28,1% responden memperkirakan tingkat inflasi pada triwulan II-29 pada kisaran 8,1-9,% (y-o-y). Grafik 4 Perkiraan Transaksi Berjalan Triwulanan (% dari PDB) >Rp 12.5 Rp Rp Rp Rp Rp % 6.9% 12.5% 21.9% 2.8% 29.2% 35.9% 37.5% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% Tw. II-29 Tw. I-29 Pada triwulan II-29, nilai tukar Rp/USD diperkirakan oleh 35,9% responden pada kisaran Rp Grafik 5 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang Tahunan >3.% %.1-1.5% (.1-1.5%) (1.6-3.%) <(3.%) 2.1% 14.3% 12.5% 25.4% 5.8% 81.3% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% Q. II-29 Q. I-29 Transaksi berjalan pada triwulan II-29 diperkirakan mengalami defisit pada kisaran,1-1,5% terhadap PDB oleh 5,8% responden. Grafik 6 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang Tahunan >1,% 5,1-1,%,1-5,% 8.1% 17.7% 2.8% 27.1% 25.% 2.% 37.5% 5 >1,% 5,1-1,%,1-5,% 2.6% 9.5% 2 2.% 17.5% 14.3% % 57.1% (,1-5,%) 11.3% (,1-5,%) 15.7% (5,1-1,%) 11.3% (5,1-1,%) <(1,%) 32.3% <(1,%) 3.2% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Tw. II-29 Tw. I-29 Tw. IV-28 % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Tw. II-29 Tw. I-29 Tw. IV-28 Pertumbuhan tahunan (y-o-y) ekspor barang pada triwulan II-29 diperkirakan turun lebih dari 1,% oleh 32,3% responden. Sebanyak 3,2% responden memperkirakan pertumbuhan tahunan (y-o-y) impor barang pada triwulan II-29 akan turun lebih dari 1,%. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 5

6 Grafik 7 Perkiraan Kegiatan Investasi Tidak 86.2% 77.8% % Ya 13.8% 22.2% 27.1% 32.5% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 1% Tw. II-29 Tw. I-29 Tw. IV-28 Tw. III-28 Hanya sebanyak 13,8% responden menyatakan bahwa triwulan II-29 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 29 Grafik 8 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 29 Grafik 9 Perkiraan Inflasi 29 6,1-6,5% 5,6-6,% 5,1-5,5% 4.6-5,% 4,1-4,5% 3,5-4,% 3,1-3,5% 8.8% 9.5% 14.3% 1 2.6% 25.% 23.8% 3.2% 29.4% >8,% 7,6-8,% 7,1-7,5% 6,6-7,% 6,1-6,5% 5,6-6,% 17.5% 13.6% 9.5% 1.6% 7.6% 27.3% 33.3% < 3,1% 5,1-5,5% 7.6% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% % 1% 2% 3% 4% Survei Tw I-29 Survei Tw IV-28 Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 29 diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,6-5,% (y-o-y) oleh 3,2% responden. Grafik 1 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 29 Laju inflasi tahun 29 diperkirakan akan berada pada range 7,6-8,% oleh 33,3% responden. Grafik 11 Perkiraan Transaksi Berjalan 29 (% dari PDB) >Rp 12.5 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp % 2.6% 22.2% 22.5% 19.7% 31.% 33.3% >3,% 1,6-3,%,1-1,5% (,1-1,5%) (1,6-3,%) <(3,%) 2.1% 4.9% 11.5% 6.6% 2.8% 24.6% 49.2% 66.7% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% Nilai tukar Rp/USD tahun 29 diperkirakan pada kisaran Rp oleh 33,3% responden. Defisit transaksi berjalan tahun 29 diperkirakan akan berada pada kisaran,1-1,5% oleh 49,2% responden. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 6

7 Grafik 12 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang 29 Grafik 13 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang 29 >1,% 5,1-1,%,1-5,% 8.2% 16.4% 21.7% 19.7% 36.2% >1,% 5,1-1,%,1-5,% 4.9% 16.4% 19.7% 43.5% (,1-5,%) 16.4% (,1-5,%) 4.9% 14.8% (5,1-1,%) 9.8% (5,1-1,%) 8.2% <(1,%) 29.5% <(1,%) 31.1% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% % 1% 2% 3% 4% 5% Ekspor barang tahun 29 diperkirakan tumbuh negatif lebih dari 1,% oleh 29,5% responden. Grafik 14 Perkiraan Defisit Anggaran Pemerintah 29 > 2,5% 2,1-2,5% 1,6-2,% 1,1-1,5% <1,1% 5.% 11.7% 17.5% 13.3% 23.8% 36.7% 49.2% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Anggaran Penerimaan dan Belanja Pemerintah (APBN) tahun 29 diperkirakan akan mengalami defisit pada kisaran 2,1-2,5% dari PDB oleh 36,7% responden. Impor barang tahun 29 diperkirakan turun lebih dari 1,% oleh 31,1% responden. >14,% 13,1-14,% 12,1-13,% 11,1-12,% 1,1-11,% 9,1-1,% 8,1-9,% < 8,1% Grafik 15 Perkiraan Tingkat Pengangguran % 4.7% 2.8% 2.8% 15.6% 16.9% 12.7% 23.4% 25.4% 31.3% 35.2% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% Tingkat pengangguran tahun 29 diperkirakan akan berada pada kisaran 9,1-1,% oleh 31,3% responden. Grafik 16 Perkiraan Kegiatan Investasi 29 Tidak 7.8% 7.8% Ya 29.2% 29.2% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% Hanya sebanyak 29,2% responden menyatakan bahwa tahun 29 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 7

8 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 21 Grafik 17 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 21 Grafik 18 Perkiraan Inflasi 21 7,1% - 7,5% 6,6% - 7,% 6,1% - 6,5% 5,6% - 6,% 5,1% - 5,5% 4.6% - 5,% 4,1% - 4,5% < 4,1% 4.8% 9.9% 14.3% 12.7% 9.9% 7.9% 22.2% 25.4% 31.% 32.4% >8,% 7,6-8,% 7,1-7,5% 6,6-7,% 6,1-6,5% 5,6-6,% 5,1-5,5% <5,1% 1.9% 8.5% 12.5% 12.7% 4.7% 11.3% 7.% 7.% 16.9% 16.9% 19.7% 31.3% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% Survei Tw I-29 Survei Tw IV-28 % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 21 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,6-6,% (y-o-y) oleh 25,4% responden. Grafik 19 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 21 Laju inflasi tahun 21 diperkirakan akan berada pada kisaran 7,6-8,% oleh 31,3% responden. Grafik 2 Perkiraan Tingkat Pengangguran 21 >Rp 12.5 Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % 31.9% Rp % Rp % < Rp 9.1 % 1% 2% 3% 4% >14,% 13,1-14,% 12,1-13,% 4.8% 11,1-12,% 1.% 1,1-11,% 25.4% 24.3% 9,1-1,% 24.3% 3.2% 8,1-9,% 27.% 28.6% < 8,1% 5.7% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% Nilai tukar Rp/USD tahun 21 diperkirakan pada kisaran Rp oleh 64,1% responden. Tingkat pengangguran tahun 21 diperkirakan akan berada pada kisaran 8,1-1,% oleh 57,1% responden. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 8

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2008 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV-2008 dan selama tahun 2008 diperkirakan akan mengalami tekanan akibat perekonomian dunia yang lesu dan krisis keuangan global.

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 29 Perekonomian Indonesia di tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun 28. Mayoritas responden (48,1%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2008 Responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan II-2008 relatif sama dengan triwulan II-2007, namun tingkat inflasi pada triwulan II-2008 diperkirakan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2008 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan III-2007, tingkat inflasi diperkirakan diatas 10%, dan nilai tukar

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2010 Aktivitas perekonomian pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2010. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006 SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan II 2006 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan I- 2006 diperkirakan membaik Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2006 diperkirakan melambat dibanding pertumbuhan triwulan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan III-2005 diperkirakan membaik Kondisi ekonomi makro Indonesia 2005 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2004 Responden optimis

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan IV - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan I-2006 diperkirakan masih sama dengan kondisi ekonomi pada triwulan IV-2005 Kondisi ekonomi 2006 yang diperkirakan membaik, dianggap

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2007 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan II- 2007 diperkirakan membaik? Perkiraan inflasi, pergerakan nilai tukar Rp/USD dan surplus transaksi berjalan yang relatif

Lebih terperinci

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan III - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan IV-2005 dan keseluruhan diperkirakan memburuk, dengan tingkat inflasi dan pengangguran yang meningkat Responden optimis kondisi

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2007 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 2007 diperkirakan relatif sama dengan realisasi triwulan IV 2006. Kondisi ekonomi makro pada 2007 diperkirakan lebih baik

Lebih terperinci

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Triwulan II 2017 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2017 Diperkirakan Membaik Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia periode triwulan II-2017 mengindikasikan

Lebih terperinci

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Triwulan I - 215 SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 215 Diperkirakan Meningkat Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia pada triwulan I-215

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I 8 Baik secara triwulanan maupun tahunan, harga Properti Residensial Triwulan I-8 mengalami kenaikan. Kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada Triwulan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I - 1 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan (,7%) maupun tahunan (,53%). Kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN I-2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan peningkatan harga mengalami perlambatan Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan II - 21 Harga dan Volume Penjualan Properti Residensial pada triwulan II-21 mengalami kenaikan. Indeks Harga Properti Residensial masih menunjukkan kenaikan,

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN IV-2004 Harga properti residensial meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan harga masih melambat. Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan IV - 9 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-9 menunjukkan kenaikan, baik secara triwulanan (,69%) maupun tahunan (,31%). Kenaikan harga yang terjadi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... i iii iv vi vii BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF... I-1 A. PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003... I-1 B. TANTANGAN DAN

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan IV - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih meningkat Perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN I-2004 Harga properti residensial pada triwulan I-2004 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN IV-2003 Harga properti residensial pada triwulan IV-2003 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan II 2006 Harga properti residensial di triwulan II melambat Pada triwulan III mendatang diperkirakan harga properti akan meningkat

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan III 2006 Harga properti residensial di triwulan III meningkat Pada triwulan IV mendatang diperkirakan harga properti akan melambat

Lebih terperinci

SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY

SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan III - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang dip erkirakan harga properti tumbuh melambat Perkembangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan mengacu pada Trilogi Pembangunan (Rochmat Soemitro,

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN III-2004 Harga properti residensial pada Triwulan III-2004 meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Keterbukaan Indonesia terhadap modal asing baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan I 2006 Harga properti residensial melambat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih melambat Perkembangan Harga

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor sering kali dibingungkan apabila ingin melakukan investasi atas dana yang dimilikinya ketika tingkat bunga mengalami penurunan. Sementara itu, kebutuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH Asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ merupakan salah satu indikator makro penting dalam penyusunan APBN. Nilai tukar rupiah terhadap US$ sangat berpengaruh

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Kegiatan usaha pada triwulan II-2003 mengalami ekspansi, demikian juga prakiraan pada triwulan III-2003 Namun sesuai dengan polanya,

Lebih terperinci

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012 Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012 I. Pendahuluan Setelah melalui perdebatan, pemerintah dan Komisi XI DPR RI akhirnya menyetujui asumsi makro dalam RAPBN 2012 yang terkait

Lebih terperinci

PROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA

PROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA PROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA 2009-2013 Biro Riset LMFEUI Gejolak makroekonomi mulai terjadi sejalan dengan fluktuasi harga energi dan komoditas sejak semester kedua 2007. Fluktuasi tersebut disusul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sering terjadi pada perekonomian suatu negara. Gejala-gejala inflasi pada perekonomian ditandai dengan kenaikan harga-harga secara

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Indonesia sedang mengalami penyesuaian ekonomi yang cukup berarti yang didorong oleh perlemahan neraca eksternalnya yang membawa perlambatan pertumbuhan dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang menerima simpanan dan membuat pinjaman serta sebagai lembaga perantara interaksi antara pihak yang kelebihan dana dan kekurangan

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru diindikasikan mengalami peningkatan Kondisi tersebut diprakirakan akan berlanjut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 Penyusun: 1. Bilmar Parhusip 2. Basuki Rachmad Lay Out Budi Hartadi Bantuan dan Dukungan Teknis Seluruh Pejabat/Staf Direktorat Akuntansi

Lebih terperinci

Diskusi Terbuka INFID

Diskusi Terbuka INFID Diskusi Terbuka INFID Dr. Edi Prio Pambudi Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 10 September 2015 PERSOALAN SAAT INI Tantangan Global Pemulihan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks 94 BAB V Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga,

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q3 sekitar 5.0% (y.o.y) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.2% ŸKeberhasilan program pengampunnan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y Triwulan I-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru mengalami peningkatan, namun mengalami perlambatan yang cukup besar Kondisi tersebut

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara masih menjadi acuan dalam pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi perekonomian negara dimana pertumbuhan

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q2 sekitar 5.0% (yoy) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.0-5.3% (yoy) ŸPertumbuhan didominasi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kompleknya keterkaitan dan hubungan antarnegara didalam kancah internasional menyebabkan pemerintah juga ikut serta dalam hal meregulasi dan mengatur

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2008 Sebagai dampak dari krisis keuangan global, kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Kegiatan usaha pada triwulan II-2004 mengalami ekspansi yang cukup signifikan dan diperkirakan berlanjut pada triwulan berikutnya.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, Manajemen Proyek PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, SOSIAL DAN BUDAYA Aspek Politik UMUMNYA ASPEK POLITIK YANG BERKAIT DENGAN MANAJEMEN PROYEK ADALAH : A. STABILITAS POLITIK B. ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Mei 2017 Penjualan eceran tumbuh meningkat pada Mei 2017. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Penjualan Riil (IPR) hasil Survei Penjualan Eceran Mei 2017 yang tumbuh 4,3% (yoy),

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001 Kondisi ekonomi makro bulan Juni 2001 tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kepercayaan masyarakat

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Melihat ke tahun 2014, Indonesia menghadapi perlambatan pertumbuhan dan risiko-risiko ekonomi yang signifikan yang membutuhkan fokus kebijakan tidak

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 Highlight Ÿ Petumbuhan PDB Q1 2017 sekitar 5.0% (y.o.y.), PDB 2017 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.3% (y.o.y.); Ÿ Pertumbuhan konsumsi domestik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan II 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan II 2004, Bank Indonesia Selama

Lebih terperinci