MENUMBUHKAN RASA SOLIDARITAS ANTARA UMAT BERAGAMA DALAM KONTEKS SOSIAL TERBUKA. Disusun Oleh: Universitas Airlangga 2012/2013

dokumen-dokumen yang mirip
Study Excursie Mahasiswa Universitas Airlangga untuk Mengenal Kebhinekaan di Indonesia

STUDY EXCURSIE TEMA : DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA : KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP, DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

ESSAY BEBAS STUDY EXCURSIE Kebhinekaan dan Solidaritas Sosial Masyarakat Lamongan

STUDY EXCURSIE PERBEDAAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA: KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP, DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

STUDY EXCURSIE DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA: KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP, DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

MAKALAH STUDY EXCURSIE DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA KEBHINEKAAN,ETNISITAS,GAYA HIDUP,DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

ESSAY STUDY EXCURSIE KEBERAGAMAN ETNIS DAN AGAMA DALAM MASYARAKAT LAMONGAN

A. Judul. B. Pengantar

ESSAY STUDY EXCURSIE GAYA HIDUP DAN SOLIDARITAS DALAM SUATU PERBEDAAN

PERBEDAAN ADA UNTUK MENJADI BUMBU PEMERSATU DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

ESSAY INDAHNYA TOLERANSI DALAM PERBEDAAN

LAPORAN STUDY EXCURSI DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA : KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

STUDY EXCURSIE TEMA : DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA : KEBHINNEKAAN,ETNISITAS,GAYA HIDUP,DAN SOLIDARITAS SOSIAL

Perbedaan Bukan Suatu Masalah

ARTIKEL ILMIAH POPULER

PERBEDAAN ADA UNTUK MENJADI BUMBU PEMERSATU DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

ESSAY STUDY EXCURSIE SIKAP KEBHINEKAAN MENGHADAPI PERBEDAAN DALAM MENJAWAB TANTANGAN GLOBAL

STUDY EXCURSIE DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA : KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

ESSAY STUDY EXCURSIE PERBEDAAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT LAMONGAN

STUDY EXCURSIE DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA : KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

LAPORAN ESSAY STUDY EXCURSIE

ARTIKEL DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP, DAN SOLIDARITAS TERBUKA

Mengembangkan Sayap Toleransi Antar Manusia dan Lingkungan Berbasis Pancasila. Oleh : Bima Rafaela Dharma Fakultas Kesehatan Masyarakat

ESSAI STUDY EXCURSIE 2012 AROMA KEHARMONISAN KEBHINEKAAN PADA MASYARAKAT DESA PANCASILA LAMONGAN

Study Excursie bagian dari Excellent with Morallity

WARNA BUDAYA DI ATAS KERTAS NUSANTARA

Study Excursie. Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya

MEMBANGUN JIWA KEBHINEKAAN, LEADERSHIP, DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI STUDY EXCURSIE. Oleh : RIFKY OCTAVIA PRADIPTA ( )

MEMBANGUN RASA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA MELALUI STUDY EXCURSIE

STUDY EXCURSIE TEMA :

ESSAY STUDY EXCURSIE PERBEDAAN ETNIS DAN KEBHINEKAAN DALAM ANGGOTA MASYARAKAT LAMONGAN

ESSAY BEBAS. KEBHINNEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP, DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA di LAMONGAN. Oleh : : Safarini Marwah. Fakultas : Farmasi

ESSAY STUDY EXCURSIE BHINEKA TUNGGAL IKA. Della Arfentia Vadmara S1 Kedokteran Hewan UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012/2013

MENGENAL PERBEDAAN UNTUK MENCINTAI KERAGAMAN KHAZANAH BUDAYA NEGERI

STUDY EXCURSIE. Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya : Kebhinnekaan, Etnisitas, Gaya Hidup, dan Solidaritas Sosial Terbuka

ARTIKEL ILMIAH POPULER

STUDENT EXCURSI Kab.Lamongan Oktober 2012 UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dialog Lintas Agama dan Budaya: Kebhinekaan, Etnisitas, Gaya Hidup, dan Solideritas Sosial Terbuka

Judul dari Essay ini adalah Study Excursie "Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya" di Kabupaten Lamongan Jawa Timur.

DISUSUN OLEH : SRI REZEKI AMANDA FAKULTAS KEPERAWATAN ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012

STUDY EXCURSIE JADIKAN PERBEDAAN SEBAGAI JALAN UNTUK MEMPERSATUKAN BANGSA

Keaneragaman etnis dalam satu budaya

Study Excursie sebagai Lahan Peningkatan Toleransi dan tercapain ya keharmonisan

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

LAPORAN STUDY EXCURSIE LAMONGAN : DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA

TUGAS PPKN LAPORAN HASIL STUDY EXCURSIE DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA:

KEHARMONISAN MASYARAKAT ANTAR PEMELUK AGAMA

Menggali Kearifan Lokal Bumi Kediri

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) RAPAT KOORDINASI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN ANGGARAN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

HARI JAM ACARA KETERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2012 DAN HUT KE-67 PGRI

Essay bebas. Study Excursie 2012

Suasana Hangat Warnai Halal Bi Halal Civitas UNAIR

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2013 DAN HUT KE-68 PGRI

PROGRAM ACARA SIARAN & DESKRIPSI PRO 1 RRI TANJUNGPINANG 2016

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah

BAB III. PRAKTIK KEWARISAN BEDA AGAMA di DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

RAKERNAS III JKPI TAHUN 2013 DI KOTA BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus

BAB I PENDAHULUAN. Buku DP3A ini berjudul Penataan Permukiman Lingkungan Masjid Al-

pelajar non-muslim yang berkunjung ke pesantren Tebuireng

Project Luar Kelas CBDC TFI. Character Building : Agama. Judul Project :

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah

PENINGKATAN RASA SOLIDARITAS DAN IKATAN SOSIAL DIKALANGAN MASYARAKAT KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017

LAPORAN PENGAMATAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SURAKARTA MEI 2015

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian bangsa dan kelestarian lingkungan hidup. Pembangunan

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat malam, Salam sejahtera bagi kita semua. Yang kami hormati ; Bapak-Ibu Tamu Undangan, dan Hadirin yang berbahagia.

TUGAS RESUME PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PERTEMUAN KE-12 AKAL TAK SEKALI TIBA STOP...!!! SAY NO CORRUPTION.

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA

PENERAPAN SILA PERSATUAN INDONESIA DI LINGKUNGAN PERUMAHAN BTN KOLHUA KUPANG-NTT

E N G U M U M A N Nomor : 140/ 03 /PANGKAT/2017 TENTANG

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA SOSIALISASI EMPAT PILAR KEBANGSAAN KERJASAMA MPR RI DENGAN PGRI KABUPATEN MALINAU RABU, 16 MARET 2016

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah

TATA CARA BIMBINGAN TEKNIS IB, PKb DAN ATR

BAB III. Setting Penelitian

TERM OF REFERENCE (TOR)

Dua Tahun Deklarasi Sancang Membangun Relasi dan Kerjasama 10 Nopember 2009 GSG GKI Maulana Yusuf 20 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan diri dan keluarganya. Secara sosial ekonomi masyarakat sekarang

SAMBUTAN BUPATI KARANGANYAR PADA ACARA MALAM TIRAKATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE 71 TAHUN 2016

Pesan Ibu Nusantara Bagi Arah Kebangsaan Indonesia: Akui dan Penuhi Hak-hak Konstitusional Pemeluk Agama Leluhur dan Penghayat Kepercayaan

Transkripsi:

MENUMBUHKAN RASA SOLIDARITAS ANTARA UMAT BERAGAMA DALAM KONTEKS SOSIAL TERBUKA Disusun Oleh: Nama : Otto S.M. Silaen NIM : 061211132117 Fakultas/Prodi : FKH/Pend. Dokter Hewan Universitas Airlangga 2012/2013 http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ hmadib2011@gmail.com 1

A. Judul Menumbuhkan Rasa Solidaritas Antara Umat Beragama dalam Konteks Sosial Terbuka B. Pengantar Indonesia merupakan negara republik yang kaya akan budaya, etnisitas, dan agama. Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan negeri ini yang bermakna walaupun berbeda-beda tapi tetap satu juga. Keberagaman itu merupakan salah satu identitas negara Indonesia yang memperindah peradaban kebangsaan. Negara kita juga dikelola oleh keberagaman tersebut, karena itu Indonesia mempunyai ideologi Pancasila sebagai landasan kebersamaan. Dalam mengembangkan konsep kebersamaan tersebut maka diperlukan pemahaman yang dalam tentang menghormati dan saling menghargai perbedaan. Tetapi, pemahaman saja terkadang tidaklah cukup untuk menciptakan rasa solidaritas pada masyarakat terbuka. Karena itu kami mengadakan acara pembelajaran pada masyarakat Bhinneka. Kami mengunjungi beberapa tempat di kabupaten Lamongan untuk melihat secara langsung bagaimana kehidupan masyarakat yang memiliki berbagai perbedaan tapi saling menghormati dan menghargai. Adapun lokasi yang kami kunjungi adalah Kantor Bupati Lamongan Sabha Dhaksa Adiyaksa, Desa Pancasila Balun kecamatan Turi kabupaten Lamongan, dan Pondok Pesantren Sunan Drajat. Disana kita dapat melihat bagaimana kebhinnekaan itu benar-benar nyata. Masyarakat desa Balun contohnya, mereka mempunyai tiga keyakinan agama yang berbeda tetapi dapat hidup dengan rukun. Banyak hal dari mereka yang pantas untuk menjadi teladan bagi kehidupan bermasyarakat setiap warga Indonesia. C. Konsep Pokok Melalui tema kebhinnekaan, etnisitas, gaya hidup, dan solidaritas sosial terbuka maka dapat ditarik suatu konsep pokok bahwa setiap golongan masyarakat memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya berbeda dengan masyarakat lain. Tetapi, perbedaan itu tidak berarti menciptakan perselisihan antara yang satu dengan yang lain. Dengan kebhinnekaan itulah kita memperkuat persatuaan dan kesatuan Republik Indonesia bersama ideologi Pancasila.

D. Pembahasan Studium Generale dan Dialog I Dikantor Bupati Lamongan Ruang Sabha Dhaksa Adiyaksa Narasumber: 1. Fadeli, SH. (Bupati Lamongan) 2. Drs. Koko Srimulyo, M.Si. (Direktur Kemahasiswaan Unair) Moderator: Listiyono Santoso, S.S, M.Hum Laporan Kegiatan: Pada pukul 10.00 WIB, para mahasiswa dan panitia dari Universitas Airlangga tiba dilokasi pertama yaitu kantor Bupati Lamongan. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Airlangga serta pembacaan Deklarasi Kerukunan Hidup Mahasiswa Indonesia oleh masing-masing perwakilan dari setiap fakultas di Universitas Airlangga. Tetapi, para mahasiswa dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) belum dapat hadir saat pembacaan deklarasi karena ada masalah dalam rute perjalanannya. Kemudian acara dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Direktur Kemahasiswaan Unair Drs. Koko Srimulyo, M.Si. Setelah itu Bupati Lamongan Bpk. Fadeli, SH. memberikan kata sambutan dan pembelajaran tentang bagaimana pentingnya kerukunan pada kebhinnekaan masyarakat Indonesia. Sekilas beliau juga menjelaskan tentang Kabupaten Lamongan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Beliau mengharapkan bahwa dikemudian hari nanti, banyak dari mahasiswa Universitas Airlangga yang turut berpartisipasi dalam mengembangkan Kabupaten Lamongan. Selanjutnya disediakan pula sesi tanya-jawab bagi mahasiswa, yang kemudian dijawab langsung oleh Bupati Lamongan. Tepat pukul 12.00 acara Dialog I selesai, para mahasiswa diberikan waktu untuk istirahat, sholat dan makan sebelum berangkat ke lokasi selanjutnya. Studium Generale dan Dialog II Studi lapangan di Balai Desa Pancasila Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Narasumber: 1. Bapak Sumitro (Tokoh Agama Islam) 2. Bapak Sutrisno (Tokoh Agama Kristen) 3. Bapak Adi Wijono (Tokoh Agama Hindu) 4. Guntur Bisowarno, S.Si.,Apt (Budayawan) Moderator: Muchtar Lutfi, S.S.,M.Hum Laporan Kegiatan: Observasi di desa Balun dimulai pada pukul 14:00 WIB. Kegiatan pertama setelah memasuki Desa Balun adalah penyambutan oleh bapak kepala

desa. Setelah penyambutan dilanjutkan dengan dialog interaktif oleh para pemuka desa, setelah itu kami melakukan praktek lapangan dengan metode observasi pada masyarakat sekitar dan pengurus masing-masing tempat ibadah. Dari hasil observasi dan diskusi interaktif tersebut didapat bahwa desa Balun merupakan desa percontohan sekaligus desa pancasila. Dikatakan begitu karena, dalam tatanan sosial dan kehidupannya sehari-hari, desa Balun ini adalah desa yang dihuni oleh tiga agama yaitu agama Islam, kristen, dan Hindu. Di desa Balun ini terdapat 4.644 jiwa. Mata pencaharian rata-rata penduduk desa adalah bertambak dan bertani. Tingkat pendidikan masyarakat desa beragam dari tingkat SD hingga Sarjana. Penggunaan bahasa sehari-hari adalah bahasa jawa. Dari segi budaya, masyarakat desa Balun memiliki rasa toleransi yang amat tinggi di dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga melahirkan kerukunan serta keselarasan hidup bersama. Contoh kebudayaan toleransi di dalam masyarakat Balun yaitu: 1. Pada saat hari raya idul qurban bersamaan dengan kegiatan rutin gereja karena saat itu hari minggu, setelah itu maka diputuskan bahwa kegiatan idul qurban didahulukan yang pelaksanaannya hingga pukul 09:00. Setelah itu umat kristen baru memulai kegiatan rutin keagamaannya. 2. Pada hari jum at pada waktu itu ada hari raya nyepi, seperti kita ketahui bila hari jum at umat islam melakukan sholat wajib yaitu sholat jum at. Maka dari itu bentuk toleransi umat islam adalah tidak memakai speaker masjid, tetapi hanya memakai saloon yang terdengar oleh umat islam yang ada di masjid saja. 3. Pada waktu hari raya nyepi, rumah warga yang dekat dengan tetangga yang rumahnya berpenghun agama hindu dan juga yang dekat dengan pura, lampu rumahnya dimatikan tanpa adanya perintah dan himbauan. 4. Dalam satu rumah terdapat beberapa agama yang dianut penghuninya juga menjadi hal yang wajar serta tidak diherankan lagi. 5. Untuk penganutan agama pada anak yang masih kecil tradisinya mengikuti orang tua, setelah besar anak dibebaskan untuk memilih apa yang dianutnya sesuai dengan pemikiran dan pemahamannya 6. Untuk pernikahan beda agama jalan penyelesaian di desa balun ini adalah dengan diadakan perundingan kepada kedua calon mempelai untuk menyatukan agama yang akan dianut bersama, sehingga saat pernikahan cara yang dipakai dapat sesuai dan tidak bertentangan

7. Pada saat kegiatan agustusan yang merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahunnya, selalu diadakan pentas seni, pentas seni ini berisi penampilan budaya ketiga agama yang ada di desa Balun itu sendiri dan pelaksaannya digabungkan menjadi satu menjadi satu kesatuan. 8. Para pemuda yang bermain-main di daerah pelataran tempat agama bukan merupakan hal yang tabuh walaupun berbeda agama. 9. Desa Balun mengenal adanya budaya kenduri yang memperingati orang yang meninggal. Peringatan yang ada diantaranya : peringatan 3 hari, 7 hari, 30 hari, 40 hari, dan 100 hari. 10. Pada waktu kenduri bapak-bapak memakai kopyah walaupun bukan beragama islam, dan yang ibu-ibu memaikai Kkerudung. Maka jika ada kenduri maka terlihat seragam dan tidak berbeda. Studium Generale dan Dialog III Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan Narasumber: KH. Abdul Ghofur (Pengasuh Ponpes Sunan Drajat) Moderator: Sunan Fanani, S.Ag., M.Pd. Laporan Kegiatan: Pondok Pesantren Sunan Drajat didirikan oleh Raden Qosim yang dikenal sebagai Sunan Drajat. Tetapi sepeninggalnya beliau, pondok pesantren yang didirikannya mengalami kegagalan sehingga yang tertinggal hanya sumur dan musholla bekas. Hingga pada 07 September 1977 KH. Abdul Ghofur yang merupakan keturunan Sunan Drajat tergerak hatinya untuk mendirikan kembali pondok pesantren tersebut. Dengan ilmu agama dan ilmu pengobatan yang dimilikinya beliau mengumpulkan pemuda dan mulai mengajari mereka. Jumlah santrinya pun terus bertambah hingga kini ada ribuan santri yang berada di ponpes Sunan Drajat. Hal yang unik dari pondok pesantren ini adalah kemandirian dalam bidang ekonominya. Pondok pesantren Sunan Drajat ini memiliki berbagai bidang usaha yang dikembangkan oleh santri-santrinya sendiri. bidang usaha itu antara lain air minum"aidrat", pertambangan dan penyewaan alat berat, laundry, stasiun radio, bahkan stasiun TV. Semua usaha itu membantu perekonomian Ponpes Sunan Drajat, sehingga dapat berdiri hingga saat ini. Kami tiba di pondok pesantren ini sekitar pukul 20.00 WIB dan langsung disambut oleh beberapa santri yang langsung menunjukkan letak kamar kami. Tidak lama setelah itu santri-santri tersebut mengantarkan konsumsi makanan,

dengan senyum mereka melayani kami. Kebhinnekaan sangat terasa ketika kami berada didalam kamar sebab kami berasal dari berbagai etnis, agama, dan fakultas di Universitas Airlangga. Secara pribadi saya merasakan bahwa kebhinnekaan merupakan hal yang dapat menyempurnakan kita karena perbedaan itu membantu kita untuk saling melengkapi satu sama lain. Selesai makan malam, kami melakukan interview pada beberapa santri. Dari dialog saya bersama salah seorang santri bernama Indra, saya mendapat informasi tentang bagaimana perasaan santri tersebut mondok di ponpes Sunan Drajat. Indra mengatakan bahwa ia senang di ponpes ini, karena biayanya relatif murah yakni hanya Rp. 200.000/bulan. Selain itu hubungan antara para santri juga dekat, "Seperti keluarga sendiri" katanya. Ketika pagi kami pergi mengunjungi makam Sunan Drajat, disana telah banyak yang berkumpul untuk berziarah dan mendoakan Sunan Drajat. Setalah itu kami kembali ke Aula ponpes Sunan Drajat untuk berdiskusi bersama pengurus-pengurus ponpes ini. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari dialog tersebut, terutama bagi yang beragama Islam. Saya pribadi yang beragama Kristen juga mendapat informasi tentang bagaimana perjuangan bapak KH. Abdul Ghofur membangun kembali pondok pesantren ini. Selepas dari dialog itu, kami melakukan studi lapangan dengan mengunjungi stasiun radio, stasiun TV, dan tempat pembuatan Air Minum "Aidrat". Banyak pengalam baru yang kami dapat dari tempat-tempat ini, salah satu yang paling berharga buat saya adalah tentang usaha para santri di Ponpes Sunan Drajat ini. Mereka tidak memiliki pendidikan atau pengalaman sama sekali pada bidang-bidang usaha tersebut, tapi mereka berani untuk mencoba dan menjalankan usahanya. Ini membuktikan bahwa, apapun dapat kita lakukan asal kita mau mencoba. E. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil study excursie selama dua hari di Lamongan ini, dapat ditarik kesimpulan kebhinnekaan dapat dipersatukan dengan sikap saling menghormati dan saling menghargai antara yang satu dengan yang lain. Dengan demikian maka kebhinnekaan itu akan membuat hubungan tiap lapisan masyarakat dari berbagai etnis dan agama semakin erat. Saran Acara study excursie tahun 2012 di Lamongan ini sangat baik untuk membangun karakter mahasiswa dalam membina hubungan bermasyarakat bhinneka, karena itu kegiatan ini harus terus dilaksanakan setiap tahunnya

terutama bagi mahasiswa baru. Tetapi saya sedikit kecewa pada panitia acara karena pada hari Minggu, 14 Oktober 2012 tidak ada acara khusus bagi mahasiswa Kristen untuk beribadah. Ini tentu tidak sesuai dengan tema kegiatan Study Excursie 2012 yang ingin membangun toleransi dan rasa saling menghormati antara umat beragama. Kiranya kekurangan ini dapat diperbaiki pada kegiatan Study Excursie berikutnya. F. Daftar Pustaka Bisowarno Guntur, S.Si.,Apt, 2012. Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya, Surabaya. http://www.madib.blog.unair.co.id