ESSAY STUDY EXCURSIE KEBERAGAMAN ETNIS DAN AGAMA DALAM MASYARAKAT LAMONGAN

Transkripsi

1 ESSAY STUDY EXCURSIE KEBERAGAMAN ETNIS DAN AGAMA DALAM MASYARAKAT LAMONGAN NAMA : NAIMAH PUTRI FAKULTAS / JURUSAN : KEDOKTERAN HEWAN/ PEND.DOKTER HEWAN NIM : UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012/ hmadib2011@gmail.com 1

2 A. Judul Keberagaman etnis dan agama dalam kehidupan masyarakat Lamongan B. Pengantar Indonesia adalah negara yang masyarakat nya adalah masyarakat bhineka, dimana antara yang satu dengan yang lain nya terdapat perbedaan, seperti perbedaan dari segi budaya, etnisitas dan keagamaan. Namun dengan hadirnya begitu banyak perbedaan, sepatutnya kita sebagai bangsa Indonesia memiliki toleransi yang tinggi terhadap sesama warga negara Indonesia atau masyarakat yang ada di sekitar kita. Negara Indonesia sendiri, yang terdiri dari banyak suku,ras, adat istiadat yang berbeda, berarti dalam suatu negara tidak memiliki satu golongan saja, namun beragam golongan. Jangan lupa kalau kita juga mempunyai ideologi pancasila yang menggambarkan bahwa pancasila ini sebagai wadah untuk membina berbagai keragaman yang ada di Indonesia ini. Dalam menghadapi tantangan global yang semakin hari semakin menantang dengan hadirnya keberagaman perbedaan yang ada, kami telah mengadakan suatu kunjungan yang disebut STUDY EXCURSIE ke Lamongan untuk melihat langsung dan berbagi informasi tentang keberagaman seperti agama, suku/etnis dan budaya. Tentu saja disana kami menemukan banyak perbedaan. Di Lamongan kami telah mengunjungi tempat yang menjadi contoh dari keberagaman yang ada, namun mereka tetap rukun dan punya toleransi yang tinggi terhadap sesama masyarakat sekitar. Tempat yang kami kunjungi adalah Kantor Bupati Lamongan,tepatnya di ruang Sabha Dhaksa Adiyaksa,selanjutnya Desa Balun yang biasa disebut sebagai Desa Pancasila Kecamatan Turi kabupaten Lamongan dan Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan. Disana kami telah belajar tentang contoh kongkret masyarakat bhineka yang benar-benar terjadi dan saling menghormati serta saling menjaga kerukunan antar umat beragama, etnis yang berbeda dan budayanya pun berbeda. Hal ini ditujukan untuk mahasiswa agar dapat melihat langsung,serta mengajarkan bahwa perbedaan itu bukan hal yang patut dijadikan sumber masalah,karena mahasiswa merupakan generasi penerus,generasi perombak yang berperan sangat penting dalam memajukan negara Indonesia. C.Konsep Pokok Berdasarkan dari temanya tentang kebhinekaan,etnisitas,gaya hidup dan solidaritas sosial terbuka,maka konsep pokok dari tema ini adalah setiap manusia itu memiliki karakter tersendiri terlebih dalam bidang etnis,agama serta budaya.sehingga perbedaan ini seharusnya 2

3 menjadikan masyarakat itu saling menghargai,menjalani hidup dengan rukun dan terciptanya persatuan yang erat dalam hidup berdampingan. D. Pembahasan,merefleksikan pengalaman empiris yang didapatnya 1. Kantor Bupati Lamongan atau Pendopo Lamongan Tempat pertama yang saya singgahi adalah kantor Bupati Lamongan dan rombongan langsung disambut saat tiba di Pendopo, kami disambut dengan meriah meskipun kami hanya seorang mahasiswa baru sehingga timbul rasa sangat bangga manjadi mahasiswa Universitas Airlangga. Sebelum kata sambutan di isi oleh pengisi acara kami seluruh mahasiswa mendeklarasikan 7 hal,merupakan hal yang berkesan buat saya. Selanjut nya kata sambutan dari direktur kemahasiswaan Bapak Drs. Koko Srimulyo,M.Si yang intinya menekankan JUDASTANGLI (jujur,cerdas,tangguh,peduli). Diteruskan dengan pidato Bupati Lamongan Bapak Fadeli,SH. Bahwa Kabupaten Lamongan yang memiliki sektor yang paling berpotensi adalah bidang pertanian ini ternyata disini juga ada salah satu wali songo yang bernama Sunan Drajat beliau ini yang telah membawa dampak sangat baik bagi masyarakat Lamongan selama bertahun-tahun hingga sampai saat ini, baik dari segi agama maupun ekonomi. Sebelum meninggalkan tempat ini kami terlebih dahulu dibagi dalam bentuk kelompok yang terdiri dari lima orang yang berlainan fakultas,saya rasa ini adalah hal yang pertama yang harus dilakukan untuk saling mengakrabkan mahasiswa berlainan fakultas. 2. Study Lapang di Balai Desa Pancasila Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Balun adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Lamongan bagian tengah tepatnya Kecamatan Turi dan hanya mempunyai jarak 4 kilometer dari kota Lamongan. Desa Balun merupakan daerah yang terletak di dataran rendah yang banyak terdapat tambak dan bonorowo sehingga masuk daerah yang rawan banjir seperti umumnya daerah lain di kabupaten Lamongan. Desa Balun juga dibelah oleh sebuah sungai yang bermuara di Bengawan Solo. Desa ini dinamakan Desa Balun dikarenakan kata Balun berasal dari nama Mbah Alun seorang tokoh yang mengabdi dan berperan besar terhadap terbentuknya desa balun sejak tahun an. Mbah Alun yang dikenal sebagai Sunan Tawang Alun I atau Mbah Sin Arih konon adalah Raja Blambangan bernama Bedande Sakte Bhreau Arih yang bergelar Raja Tawang Alun I yang lahir di Lumajang tahun Dia merupakan anak dari Minak Lumpat yang menurut hmadib2011@gmail.com 3

4 buku babat sembar adalah keturunan Lembu Miruda dari Majapahit (Brawijaya). Mbah Alun belajar mengaji di bawah asuhan Sunan Giri IV (Sunan Prapen). Di desa Balun ini hidup secara berdampingan masyarakat dengan tiga agama yaitu Islam,Kristen,dan Hindu.Namun tidak pernah ada nya konflik,disini rasa saling menghargai itu sangat tinggi.walaupun mayoritas masyarakat nya adalah Islam tetapi tidak pernah saling menyudutkan.contoh kongkret nya adalah apabila acara keagamaan dan kebetulan di hari yang sama maka pengeras suara di masing masing tempat ibadah itu di nonaktifkan,itu dilakukan tanpa ada komando.sehingga di desa ini masyarakat bisa melaksanakan ibadah masing masing tanpa adanya gangguan.satu kata yang paling berkesan bagi saya selama diskusi dengan pemuka agama di desa Balun yaitu KEHIDUPAN BERBEDA itu INDAH 3.Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan Ponpes yang terletak di Desa Banjaranyar, Kecamatan Paciran, ini mengasuh sekitar 10 ribu santri dari tingkat ibtidaiah (SD), sanawiah (SMP), aliah (SMA), hingga perguruan tinggi. Menurut penuturan Sekjen Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kholid Syeirozi, banyak ponpes di Jawa Timur mengalami penurunan jumlah santri, tetapi tidak untuk Pesantren Sunan Drajat. "Jumlah santri di pesantren ini terus meningkat tiap tahunnya. Ini berbeda dengan pondok-pondok lainnya di Jawa Timur yang mengalami penurunan jumlah santri," tutur Kholid. Hal yang menarik dari Ponpes Sunan Drajat ialah kemandirian perekonomian ponpes yang ditopang oleh berbagai usaha. Memang, KH Abdul Ghofur berpendapat kemandirian ekonomi ponpes harus diutamakan. Selain itu, bersama para siswa SMK Sunan Drajat, ponpes juga memproduksi garam. Usaha itu dijalankan bekerja sama dengan sebuah universitas dan pemerintah daerah. Salah satu siswa SMK Sunan Drajat, Imam Nusulul, mengatakan mereka mendapat ilmu dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitar mereka yang berlokasi di tepi pantai. Salah satu usaha perekonomian Ponpes Sunan Drajat yang juga menarik ialah produksi jamu atau ekstrak buah mengkudu. Usaha itu berangkat dari sebuah penelitian yang membuktikan sari buah mengkudu memiliki kandungan vitamin C yang besar dan bisa menurunkan kandungan zat berbahaya dalam paha ayam impor. Sesampai d pesantren kami disambut hangat oleh beberapa santri,kami diberikan ruangan untuk beristirahat,disediakan air minum yang ternyata juga usaha dari pondok pesantren sendiri,nama nya Airdrat.Di ruangan yang akan digunakan untuk bermalam ini saya mengenal banyak teman dari berbagai fakultas.pagi nya kami di ajak berziarah ke makam Sunan Drajat,disana saya dan teman teman ikut membaca surat yasin.itu adalah hal yang pertama dalam hidup saya berziarah ke makam seorang pemuka agama,orang besar,orang istimewa.saya sangat senang bisa ikut melakukannya secara langsung. hmadib2011@gmail.com 4

5 E.Kesimpulan dan Saran Kesimpulan saya adalah selama mengikuti Study Excursie ini saya mendapatkan banyak hal,saya belajar banyak hal secara langsung.di desa Balun poin penting yang saya dapatkan adalah berbeda itu indah,adanya perbedaan itu bukan untuk menjadikan perpecahan tetapi harus nya lebih meningkatkan rasa saling mengharhai,menghormati,saling toleransi.sedangkan di Pondok Pesantres saya juga belajar banyak dan yang terpenting adalah Disiplin waktu itu penting. Saran saya semoga study excursie tahun depan lebih baik lagi,disiplin waktu. F. Daftar Pustaka Fadeli, SH., Lamongan, Bupati Lamongan. Drs. Koko Srimulyo, M.Si., Surabaya, Direktur Kemahasiswaan Unair. Suwito dan Sumitro, Lamongan, tokoh agama islam. Drs. Adi Wijono, Lamongan, tokoh agama hindu. Sutrisno, Lamongan, tokoh agama kristen. KH. Abdul Ghofur, Paciran, pengasuh ponpes Sunan Drajat Paciran Lamongan. 5

6 . 6