LAPORAN STUDY EXCURSI DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA : KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

Transkripsi

1 LAPORAN STUDY EXCURSI DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA : KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA Disusun oleh : PUTRI RATNASARI FAKULTAS FARMASI KELOMPOK : 6 Putri Ratnasari Novi Neisya Monita Fakultas Farmasi Fakultas Sains dan Ilmu Politik Fakultas Kesehatan Masyarakat Fakultas Perikanan dan Kelautan UNIVERSITAS AIRLANGGA SEMESTER GASAL 2012/ hmadib2011@gmail.com 1

2 A. JUDUL Study Excursie Menilik Budaya Unik Lintas Agama B. PENGANTAR Study Excursie merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk dapat mencapai pengalaman belajar di luar kelas bagi peserta pembelajaran baik Dosen maupun mahasiswa Matakuliah PPKn yang diselenggarakan oleh MKWU (Mata Kuliah Wajib Universitas) Direktorat Pendidikan dan Direktorat Kemahasiswaan Universitas Airlangga. Study Excursie ini dilaksanakan di tiga tempat yang berbeda, yakni pendopo kabupaten Lamongan, masyarakat Desa Balun, Kecamatan Turi, dan Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan. Di tiga tempat tersebut yang pertama yaitu di pendopo kabupaten Lamongan, rombongan Study Excursie disambut dan dihadiri oleh Bupati Lamongan Bpk. Fadeli, SH. Beliau menerangkan mengenai kabupaten Lamongan yang memiliki budaya yang unggul dan segala potensi yang ada di kabupaten lamongan. Di lokasi dua yakni di Desa Balun, Kecamatan Turi yang terkenal sebagai desa Pancasila yang memiliki budaya yang khas serta budaya asli juga dapat mempengaruhi interaksi multi agama yang terjadi. Di desa Balun masyarakatnya sangat menjunjung tinggi nilai toleransi antar umat dan saling menghargai sehingga walaupun hidup dengan berbeda agama (islam, Kristen, dan budha) namun di antara mereka tidak ada konflik agama mereka hidup rukun berdampingan. Di lokasi terakhir yakni di Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan. Pondok Pesantren yang memiliki bangunan yang bagus serta berbagai bidang usaha guna menopang kehidupan di Pondok merupakan suatu poin lebih dimana patut di pelajari lebih dalam yang dapat menambah wawasan kita tentang entrepreneur. Study Excursi yang dilaksanakan tanggal 13 sampai 14 Oktober di Lamongan Jawa Timur diharapkan dapat memberi manfaat bagi peserta khususnya yaitu mahasiswa Universitas Airlangga untuk langsung terjun mengetahui fakta masyarakat yang ada. Sehingga dapat menambah pengetahuan mahasiswa yang tidak hanya belajar dari teori melainkan juga ada praktik. C. KONSEP POKOK Di lokasi pertama yakni di pendopo Kantor Bupati Lamongan, rombongan Study Excursie disambut dan dihadiri oleh Bupati Lamongan Bpk. Fadeli, SH. Beliau menerangkan mengenai kabupaten Lamongan yang memiliki budaya yang unggul dan masyarakat Islam Lamongan adalah yang terbesar di pulau jawa. Di lokasi dua yakni di Desa Balun, Kecamatan Turi yang terkenal sebagai desa Pancasila yang memiliki 2

3 budaya yang khas serta budaya asli juga dapat mempengaruhi interaksi multi agama yang terjadi. Di desa Balun masyarakatnya sangat menjunjung tinggi nilai toleransi antar umat dan saling menghargai sehingga walaupun hidup dengan berbeda agama (islam, Kristen, dan budha) namun di antara mereka tidak ada konflik agama mereka hidup rukun berdampingan. Di lokasi terakhir yakni di Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan. Pondok Pesantren yang memiliki bangunan yang bagus serta berbagai bidang usaha guna menopang kehidupan di Pondok merupakan suatu poin lebih dimana patut di pelajari lebih dalam yang dapat menambah wawasan kita tentang entrepreneur. D. PEMBAHASAN STADIUM GENERALE DAN DIALOG I Pagi hari sekitar pukuk peserta Study Excursi berkumpul di depan Kantor Manajemen Universitas Airlangga. Setelah melakukan Re-Registrasi kami peserta Study Excursi diberikan sedikit pengantar tentang kegiatan Study Excursi oleh Pak Adib selaku panitia dari kegiatan. Saya memperoleh kata penting dari beliau yakni ada tiga persoalan besar yaitu kesombongan, mengambil sesuatu yang bukan hak kita dan iri. Kami memulai perjalanan ke Kanto Bupati Lamongan Ruang Sabha Dhaksa Adiyaksa. Di sana kami melakukan Stadium Generale dan Dialog I bersama bupati lamongan yakni Bpk. Fadeli, SH. Pertama kami diputarkan video tentang kabupaten Lamongan mengenai masyarakatnya, kegiatan pembangunannya, juga daerah wisata yang terkenal yakni wisata bahari lamongan atau biasa disebut WBL. Pertama kami mendengarkan sambutan dari Pak Adib selaku ketua panitia dalam sambutannya beliau menerangkan semakin kita memahami dan menghargai keragaman sebagai suatu kekuatan yang harus disyukuri. Juga kami harus menjadi individu yang JurDasTangLi Jujur Cerdas Tangguh dan Peduli yang dikaitkan dengan Excellent with Morality yang menjadi karakter mahasiswa UA. Sambutan yang kedua yaitu dari Direktur Kemahasiswaan Universitas Airlangga Pak Koko Srimulya. Yang menerangkan seperti yang diberikan oleh Pak Adib yaitu tentang 3 dosa besar juga implementasi atau contoh. Pertama yaitu sombong, dengan kesombongan maka harmoni tidak akan terwujud. Kedua yaitu mengambil sesuatu yang bukan hak kita kalau itu biasa kita lakukan maka apabila kita menjadi pemimpin nanti akan banyak kejadian korupsi. Yang ketiga yaitu iri, iri atas sesuatu yang dicapai oleh kelompok lain misalnya di suatu daerah diadakan suatu pembangunan maka darah lain merasa iri sehingga timbul perseteruan yang seharusnya tidak terjadi apabila masing-masing individu tidak memiliki rasa iri. Sambutan selanjutnya yaitu dari Bpk. Fadeli, SH. Beliau selama menjadi pemimpin mendapatkan berbagai penghargaan. Penghargaan Pemberdayaan Ekonomi Lokal dan hmadib2011@gmail.com 3

4 yang terbaru yaitu dari Gubernur Jawa Timur Kabupaten Lamongan adalah Kabupaten Sehat tingkat Propinsi se-jawa Timur. Beliau juga menceritakan tentang masyarakat di desa Balun yang disebut desa Pancasila yang secara garis besar hidup rukuk berdamai masyarakat beragama islam, kristen dan hindu. Di kabupaten Lamongan jumlah pondok pesantren sebanyak 273, 4200 langgar atau mushola, 670 masjid, 12 gereja, dan 2 pura. Dan di kabupaten Lamongan merupakan kabupaten dengan masyarakat beragama islam terbesar. Acara Stadium Generale dan Dialog I ditutup dengan pemberian cindera mata dari kedua belah pihak yakni dari Unair ke pemerintah Lamongan dan dari pemerintah Lamongan ke pihak Unair. Dari sini kita dapat pelajaran bagaimana serang pemimpin yang sukses membawa masyarakatnya untuk bersatu padu menuju kebaikan serta dapat meraih prestasi-prestasi yang dapat dibanggakan dan kita sebagai mahasiswa dengan bermodal pendidikan pancasila dan kewarganegaraan harus bisa mengambil sikap untuk bisqa seperti bapak Fadeli. STADIUM GENERALE DAN DIALOG II Kunjungan kedua yakni di desa Balun, kecamatan Turi yang jaraknya 4 km dari pusat kota. Di desa Balun kami disambut baik dan kami merasa langsung akrab dengan bapakbapak yang ada di kantor kelurahan karena mereka begitu ramah. Acara Stadium Generale dan Dialog II dimulai dengan sambutan yang pertama dari Bapak Kepala Desa yaitu Pak Sudarjo yang menceritakan bahwa desa Balun adalah desa percontohan dan juga menjadi desa kunjungan. Desa Balun disebut desa Pancasila karena ada tiga agama hidup berdampingan dan sejahtera. Di desa Balun inidibangun tempat ibadah yang saling berdekatan, disana bahkan satu rumah bisa berbeda agama. Dengan mengangkat visi terwujudnya kesejahteraan desa Balun dengan menerapkan system gotong royong. Disini perlu kita pahami arti dari gotong royong, gotong royong adalah kegiatan bersama-sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan semangat gotong royong suatu tujuan akan dapat dicapai secara mudah. Wilayah desa Balun 621,100 hektar yaitu terluas di kecamatan Turi.dengan jumlah penduduk 4736 jiwa. Desa Balun juga merupakan desa dengan pelunasan PBB tercepat sesuatu yang patut kita contoh. Mata pencaharian penduduk di desa Balun mayoritas adalah petani dan ada beberapa yang berdagang. Bpk. Sudarjo berpesan bahwa orang sukses itu tidak harus pegawai negri tetapi orang sukses adalah orang yang mampu memberi manfaat bagi orang lain. Sambutan kedua yaitu dari Bapak Sumitro selaku tokoh agama islam di desa Balun. Karena multikulturalnya desa Balun disebut desa Pancasila setelah 1965 sudah ada berbagai agama. Dengan sebutan tersebut maka desa Balun berusaha semaksimal mun hmadib2011@gmail.com 4

5 gkin sangat menghargai kerukunan dengan toleransi yang tinggi. Contoh toleransinya yaitu ketika hari minggu ada kegiatan di gereja namun bertepatan dengan hari raya qurban jadi kegiatan qurban didahulukan mulai pagi setelah jam Sembilan baru kegiatan di gereja di mulai. Selain itu contoh yang lain ketika bulan puasa masyarakat islam mengerjakan sholat taraweh maka orang budha menyesiaikan kegiatan orang budha di majukan menjadi jam empat sore sebaliknya saat warga hindhu ada kegiatan maka yang ada dimasjid melkukan adzan tanpa pengeras suara. Contoh lain yaitu pada saat kenduri orang kristen maupun hindhu juga memakai kopyah mereka membaur menjadi satu tanpa memandang perbedaan agama. Sambutan ketiga yaitu dari Drs. Adi Wijono yang merupakan tokoh agama budha beliau mengatakan bahwa masalah kerukunan dan toleransi merupakan sesuatu yang sudah nyata ada di desa Balun. Bukan merupakan toleransi yang dibuat-buat maupun disutradarai. Pak Adi juga mengatakan bahwa beliau juga tidak dapat menjelaskan apa sebenarnya resep rahasia umat beragama hidup rukun disini beliau hanya mengatakan mungkin sudah menjadi anugrah untuk bisa hidup rukun. Meskipun umat hindhu sedikit tetapi bisa melaksanakan ibadah dengan tenang. Pernah peringatan nyepi bertepatan dengan hari jum at. Pada pelaksanaan sholat jum at khotbahnya tidak memakai speaker. Dan pada saat nyepi semua lampu di pure dimatikan, di masjid pun lampunya ikut dimatikan tanpa ada perintah atau suruhan. Begitulah contoh ketoleransian antar umat beragama. Sambutan selanjutnya yaitu dari Bapak Sutrisno yang merupakan tokoh agama kristen beliau mengatakan toleransi umat beragama sangat baik sekali disini. Apa yang menjadikan rukun hal ini tidak terlepas dari peran kepala desa juga para tokoh agama dimana terdapat aturan supaya diantara umat yang satu dengan umat yang lain tidak dergejolak. Peran lain misalnya acara kendurinya orang yang meninggal tidak hanya orang yang beragama sama dengan orang yang meninggal tersebut yang diundang tetapi semuanya. Kalau ada khitanan atau mantenan sebelumnya diadakan kenduri yang dihadiri 200 sampai 400 orang. Pertama ada sambutan dari Pak Kades yang memberikan wejangan agar masyarakatnya tetap rukun. Sebenarnya perbedaan itu ada namun perbedaan itu tidak dipertentangkan namun di indahkan sehingga dapat diterima dan kerukunan dapat terjaga. Pesan dari beliau adalah kembangkanlah daerah lain di Indonesia seperti halnya desa Balun agar tetap terjaga kerukunan antar umat beragama. Kemudian yang terakhir adalah sambutan dari Bpk. Guntur Bisowarno yang menyinggung tentang 13 pusaka manjing waroko, pusaka yang artinya harus bersatu dengan kerangkanya. Beliau mengatakan orang yang kaya kalau tidak mau bekerjasama maka orang tersebut tidak merdeka. Orang yang berbhineka tunggal ika atau orang yang 5

6 mau bekerjasama adalah orang yang merdeka. Beliau juga bertanya pusaka apakah yang dibawa mahasiswa ke sini, dan pusaka yang dimaksud adalah budaya. Lalu dimulailah sesi Tanya jawab ada satu pertanyaan yang menarik bagi saya yakni pertanyaan dari Ika bagaimana orangtua mengajarkan demokrasi kebebasan beragama kepada anak-anaknya?. Kalau anak tersebut masih SD, SMP ataupun SMA kebanyakan mereka hanya mengikuti orang tua. Dan umumnya memang mengikuti orang tua namun tidak sedikit yang pindah agama pada saat pernikahan karena aturan pernikahan menurut pemerintah haus satu agama jadi itu juga diterapkan disini. Kami disana juga melihat tempat ibadah yang dibangun bedekatan. Antara masjid dengan pura hanya dipisahkan dengan jalan kecil sedangkan masjid dengan gereja hanya dipisahkan dengan lapangan. Tempat ibadahnyapun dibangun sangat bagus dan megah. Setelah mengunjungi desa Balun kami melanjutkan perjalanan ke Pondok Pesantren Sunan Drajat di Paciran Lamongan. Dan rombongan Study Excursi tiba disana WIB. Setelah tiba disana kami kami disambut sangat ramah setelah itu kami istirahat mandi dan sholat setelah itu saya sempat melakukan wawancara dengan salah seorang santri bagaimana tentang kehidupan di perantren dan ternyata kehidupan di pesantern menurut saya pribadi amatlah berat mula dari bangun tidur yang dibangunkan pukul dinihari dan harus melaksanakan sholat subuh berjamaah. Sehari-hari mandi harus antri terlebih dahulu dan setiap santri dilarang membawa hp pada saat ada kegiatan di pondok. Hari minggupun ketika saya disana kegiatan belajar mengajar masih tetap berjalan sedang hari libur bagi mereka adalah hari jum at saja dan juga pada saat ada hari libur nasional. Setelah bermalam di Pondok Pesantren Sunan Drajat paginya kami diajak jalan-jalan menuju makam Sunan Drajat yang tidak jauh lokasinya dari POndok Pesantren. STADIUM GENERALE DAN DIALOG III Setelah kami mengunjungi makam Sunan Drajat kami kembali lagi ke pesantren untk makan pagi dan istirahat. Sekitar pukul pagi kami berkumpul di Aula Pondok Pesantren untuk melaksanakan Stadium Generale dan Dialog III. Setelah acara pembukaan dan pembacaan ayat-ayat suci al quran sambutan yang pertama yaitu dari Bpk. Adib yang menjelaskan mengapa study excursi memilih lokasi di Pondok Pesantren Sunan Drajat. Itu dikarenakan Pondok Pesantren Sunan Drajat setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan jumlah santri yang sampai kini mencapai hingga 9000 santri. Dengan bertambahnya santri setiap tahunnya disini juga dilakukan pembangunan terusmenerus guna memberikan fasilitas yang baik bagi santri. Terbukti dengan adanya gedung tingkat empat, adanya sekolah SMK bagi santri yang diajari skill agar setelah 6

7 lulus bisa langsung terjun ke masyarakat dan mandiri. Selain itu UA mengunjungi Pondok Pesantren Sunan Drajat yang terkenal dengan enterpreneurnya sehingga para mahasiswa dapat pengetahuan dan juga wawasan tentang cara mandiri dalam hal ekonomi. Sambutan selanjutnya yakni dari pihak pesantren yang mengatakan bahwa pesantren ini memang beda dari pesantren lainnya namun perbedaan yang positif. Pondok Pesantren Sunan Drajat mempunyai mitra tokoh agama hindhu dari India dan juga tokoh agama kristen. Tokoh agama hindhu mendapatkan wahyu untuk mencari pondok pesantren ini dua tahun mereka mencari keberadaan podok pesantren ini hingga akhirnya pada tahun 2001 sampailah mereka disini, sesampainya disini mereka meletakkan cakra ditengahtengah masjid. Selain bermitra dengan orang asing pondok pesantren ini mengharapkan ilmu yang dibekalkan kepada santri dapat bermanfaat bagi masyarakat dan tidak hanya dibekali moral yang baik melainkan juga menekankan dengan enterpreneurnya dapat membuat para santri mandiri secara ekonomi. Di Pondok Pesantren ini banyak bidang usaha yang dikembangkan mulai dari PT. SDL (Sunan Drajat Lamongan) yang bergerak pada bisnis pupuk, pertambangan dan persewaan alat-alat berat, air minum dalam kemasan (AIDRAT), Toserba Sunan Drajat, foto copy Sunan Drajat, jus mengkudu SUNAN, garam samudra, Persada TV, Radio Persada dan masih banyak lagi. Dari beberapa pertanyaan yang diajukan dalam dialog saya mendapatkan wawasan tambahan mengenai awal berdirinya pondok pesantren ini awalnya KH. Abdul Ghofur mengajar ngaji masyarakat sekitar lalu mendirikan pencak silat dan pencak silatnya pun terus berkembang hingga banyak yang mengikuti pencak silat lalu beliau mendirikan SMP 45 lalu MTS Al-Amanah dan terus berkembang hingga banyak orang dari Madura, Gresik yang tinggal di Pondok Pesantren ini. Sampai sekarang ada 9 cabang dari pondok pesantren ini cabang-cabang tersebut dipimpin para alumnus dari sini yang setelah lulus mereka kembali ke tempat mereka masing-masing lalu mereka mendirikan pesantren sesuai dengan ilmu dan pengalaman yang telah mereka dapatkan selama menempuh pendidikan di pesantren. E. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Perjalanan Study Excursie yang diadakan di Lamongan sangat memberi manfaat bagi para mahasiswa tentang pengalaman belajar di luar kelas. Kegiatan yang dilaksanakan di tiga tempat yang berbeda, yakni pendopo kabupaten Lamongan, masyarakat Desa Balun, Kecamatan Turi, dan Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan ini dapat hmadib2011@gmail.com 7

8 memberikan kesempatan study lapangan mengenai fakta yang ada di masyarakat tentang peradaban lintas agama dan budaya yang meliputi kebhinekaan, etnisitas, gaya hidup dan solidaritas sosial terbuka. SARAN Acara Study Excursie yang akan datang harus lebih baik dan dengan fasilitas yang lebih baik pula misalnya untuk tempat menginap juga masalah manajemen waktunya agar acara Study Excursi bisa berjalan dengan lancar. F. DAFTAR PUSTAKA 1. Naya Sujana, I Nyoman dkk,-, Excellence With Morality, UNAIR, Surabaya. 2. Direktorat Pendidikan Universitas Airlangga,-, Airlangga Character, Universitas Airlangga, Surabaya. 3. Direktorat Pendidikan Universitas Airlangga, 2011, Pendidikan Karakter untuk Penguatan Wawasan Bangsa dan Jatidiri Mahasiswa Universitas Airlangga, UNAIR, Surabaya. hmadib2011@gmail.com 8