9 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d kawasan TNTN yang berbatasan dengan perkebunan kelapa sawt PT. Int Indosawt Subur Kecamatan Uku, Kabupaten Pelalawan, Propns Rau. Pengamatan dlakukan selama lebh kurang dua bulan mula tanggal 1 Maret sampa dengan 10 Me 2008. Peta lokas pengamatan dtunjukkan pada Gambar 1. 1 : 25000 Gambar 1 Peta lokas peneltan TNTN dan kebun kelapa sawt PT. Int Indosawt Subur Uku, Kabupaten Pelalawan, Propns Rau. (Ctra Landsat BTIC Baotrof- Bogor dan WWF Indonesa Rau Program).
Letak koordnat jalur peneltan d areal TNTN yang berbatasan dengan kebun kelapa sawt PT. Int Indosawt Subur Uku, Kabupaten Pelalawan, Propns Rau dtunjukan pada Tabel 1 d bawah n. Tabel 1. Jalur peneltan d areal kawasan TNTN No. Jalur Pengamatan Koordnat Awal Koordnat Akhr 1 Jalur I 00 14'44.8" S 00 15'45.4" S 102 02'31.0" E 102 02'31.0" E 2 Jalur II 00 16'18.6" S 00 17'19.2" S 102 01'28.1" E 102 01'28.1" E 3 Jalur III 00 17'26.3" S 00 18'26,9" S 102 01'34.1" E 102 01'34.1" E 4 Jalur IV 00 18'24.1" S 00 19'24.7" S 102 01'46.0" E 102 01'46.0" E 5 Jalur V 00 19'18.8" S 00 20'19.4" S 6 Jalur VI 00 20'20.7" S 00 21'21.3" S 7 Jalur VII 00 21'01.1" S 00 22'01.7" S 10 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang dgunakan dalam kegatan peneltan n antara lan: tal tambang (50 m), tal rafa (dua gulung), pta berwarna, buku panduan lapang Prmata Indonesa, buku dentfkas tumbuhan Check Lst Tumbuhan Sumatera, buku dentfkas jens mamala Ser Buku Panduan Lapangan Mamala D Kalmantan, Sabah, Serawak & Brune Darussalam, peta kerja, tally sheet dan obat-obatan (P3K). Sedangkan alat-alat yang dgunakan dalam kegatan peneltan n antara lan: pengukur waktu (stopwatch), kamera dgtal, golok, bnokuler, meteran, kompas, GPS (Global Postonng System), guntng dan alat tuls, PC. Komputer dengan perangkat lunak Arc. GIS dan Mntab 14. 3.3. Metode Pengumpulan Data 3.3.1. Inventarsas mamala Kegatan nventarsas mamala dlakukan untuk mendapatkan data mengena jens mamala serta jumlah ndvdu setap jens. Data dkumpulkan berdasarkan perjumpaan langsung dan perjumpaan tdak langsung dengan satwa.
11 Data hasl perjumpaan tdak langsung berupa jejak kak, kotoran, suara, serta bekas makanan yang danggap sebaga satu tanda. NRC (1981) dalam Sugardjto et.al (1997) menyatakan bahwa pengamblan data lapangan untuk prmata menggunakan metode transek gars (lne transect). Namun untuk peneltan n dgunakan metode transek jalur (strp transect) (Gambar 2). Jalur pengamatan adalah jalur d areal TNTN yang berbatasan dengan kebun kelapa sawt PT. Int Indosawt Subur. Jumlah jalur yang dgunakan sebanyak tujuh jalur pengamatan. 50 m 50 m Jalur transek 2 km Gambar 2 Bentuk transek gars pengamatan mamala. Pengamatan dlakukan pag, sang, dan sore har yatu pukul 06.00-18.00 WIB. Pengulangan dlakukan sebanyak 3 kal untuk setap jalur pengamatan. Panjang jalur pengamatan lebh kurang 2000 meter dengan setap jalur memlk lebar 100 meter. Dengan menggunakan ntenstas samplng 1 % dar luas arael yang dtelt sebesar 13.500 ha, maka ddapatkan total luas unt contoh yang harus damat adalah 135 ha. Dengan total luas unt contoh tersebut dan luas setap unt contohnya 20 ha maka jumlah jalur yang harus damat sebanyak 7 jalur. 3.3.2. Inventarsas vegetas Kegatan nventarsas vegetas dlakukan pada jalur yang sama dengan jalur pengamatan mamala dengan tujuan mengetahu konds dan komposs vegetasnya. Data yang dkumpulkan untuk tngkat pohon dan tang adalah jens, jumlah ndvdu setap jens, dameter dada (130 cm), tngg bebas cabang dan tngg total. Sedangkan data yang dkumpulkan untuk pertumbuhan sema dan pancang hanyalah jens dan jumlah ndvdu setap jens yang dtemukan.
12 Metode yang dgunakan dalam analss vegetas yatu metode gars berpetak (Soeranegara dan Indrawan 2002) (Gambar 3). Panjang jalur yang dgunakan selang 100 m dengan lebar 20 m, sehngga luas setap jalur sebesar 0,2 ha. Soeranegara dan Indrawan (2002) menjelaskan bahwa pada tngkat pertumbuhan sema (a) dgunakan ukuran dengan besar 2x2 m, tngkat pertumbuhan pancang (b) ukurannya sebesar 5x5 m, tngkat pertumbuhan tang (c) ukurannya sebesar 10x10 m, dan tngkat pertumbuhan pohon (d) ukuran yang dgunakan sebesar 20x20 m. c 10 m b a 10 m d 100 m Gambar 3 Bentuk unt contoh metode gars berpetak dalam nventarsas vegetas. 3.3.3. Karakterstk bofsk kawasan Data bofsk kawasan yang dkumpulkan melput ketnggan tempat, temperatur udara, d lokas pengamatan. Pengukuran ketnggan tempat dlakukan sebelum penentuan unt contoh dengan menggunakan GPS Garmn 76 Csx. Penentuan temperatur udara dengan menggunakan thermometer. 3.4. Analss Data 3.4.1. Analss vegetas Analss vegetas yang dlakukan untuk menentukan komposs domnas suatu jens pohon pada suatu komuntas. Soeranegara & Indrawan (2002) menyatakan bahwa persamaan yang dgunakan dalam menentukan komposss vegetas adalah sebaga berkut: Kerapatan Jens (K) = jumlah ndvdu jens ke luas total petak contoh
13 kerapatan jens ke Kerapatan Relatf (KR) = x100% kerapatan seluruh jens Frekuens Jens (F) = jumlah petak dtemukannya jens ke jumlah seluruh petak contoh frekuens kerpatan jens ke Frekuens Relatf (FR) = x100% jumlah frekuens seluruh jens Domnans Jens (D) = luas bdang dasar jens ke luas total petak contoh domnans jens ke Domnans Relatf (DR) = x100% domnans seluruh jens Indek Nla Pentng (INP) Ket: Luas bdang dasar jens ke- = 3.4.2. Indeks kekayaan jens = KR + DR + FR 2 1/ 4 π d Kekayaan jens mamala dhtung dengan menggunakan metode Margalef Ludwg & Reynolds (1988). Persamaan untuk menentukan jumlah kekayaan jens adalah sebaga berkut: Dmg = S 1 ln (N) Keterangan: Dmg = Indeks Margalef, N = Jumlah ndvdu seluruh jens, S = Jumlah jens mamala besar 3.4.3. Indeks keanekaragaman jens (H ) Ludwg & Reynolds (1988) menyatakan bahwa keanekaragaman jens mamala dtentukan dengan menggunakan Indeks keanekargaman Shannon- Wener dengan rumus sebaga berkut: H = - p ln p; dmana p = n/n Keterangan: H = Indeks Shannon-Wener n = Jumlah ndvdu setap jens N = Jumlah ndvdu seluruh jens 3.4.4. Indeks kemerataan jens (J )
14 Ludwg & Reynolds (1988) menyatakan bahwa propors kelmpahan jens mamala dhtung dengan menggunakan ndeks kemerataan, yatu: J = H /ln S Penentuan nla ndeks kemerataan n berfungs untuk mengetahu kemerataan setap jens mamala dalam areal pengamatan yang dtentukan, sehngga dapat dketahu keberadaan domnans jens mamala besar. 3.4.5. Kesamaan komuntas mamala besar Komuntas mamala besar dtentukan dengan menggunakan ndeks koefsen Jaccard dgunakan untuk membandngkan dantara komuntas mamala besar secara kualtatf (Krebs 1989) dengan memperlhatkan keberadaan mamala besar, dgabungkan antara pertemuan langsung dan tdak langsung. Persamaan yang dgunakan untuk mendapatkan nla ndeks Jaccard, adalah: JI = a a + b + c Keterangan: a = Pada kedua habtat dtemukan jens yang sama b = Mamala besar hanya dtemukan pada habtat A c = Mamala besar hanya dtemukan pada habtat B 3.4.6. Sebaran mamala besar d areal TNTN Pola sebaran spasal suatu komuntas ekolog dtentukan dengan menggunakan ndeks penyebaran (Ludwg dan Reynold 1988). ID = S 2 /X Keterangan: ID = Indeks Penyebaran S 2 = Ragam contoh X = Rata-rata contoh Dalam penentuan pola sebarannya, dgunakan uj Ch Square dengan persamaan sebaga berkut: µ 2 = ID (N-1) Keterangan: N = Ukuran contoh atau jumlah Jalur Persamaan dgunakan untuk ukuran contoh kecl (N < 30), maka nla keragaman populas membentuk 3 pola, yatu: Jka µ 2 < µ 2 0,975, maka terjad sebaran seragam
15 µ 2 0,975 µ 2 µ 2 0,025, maka terjad sebaran acak µ 2 > µ 2 0,025, maka terjad sebaran kelompok 3.4.7. Status perlndungan mamala besar Perlndungan terhadap jens-jens mamala besar dtanda dengan status konservas yang dmlk setap jens mamala besar. Status konservas dberkan oleh Pemerntah RI (PP No. 7 Tahun 1999), CITES (Conventon on Internatonal Trade n Endengered Speces of Wld Flora and Fauna), IUCN (Internatonal Unon for Conservaton of Nature and Natural Resources). Beberapa kategor dalam CITES, (Vulnerable = VU) rawan dterapkan pada takson yang tdak termasuk dalam kategor krts (Crtcally Endangered = CR) atau gentng (Endengered = EN) namun mengalam resko kepunahan yang sangat tngg d alam dalam waktu dekat sehngga dapat dgolongkan punah n-stu (Excnct n the wld = EW). Sedangkan untuk kekhawatran mnmal (Least Concern = LC) dterapkan pada takson kategor yang cukup mendapat perhatan karena jumlah satwa yang mula berkurang d alam. Data belum lengkap (Data Defcen = DD). Dterapkan pada takson yang konds bolognya mungkn telah dketahu, tetap data persebaran dan populasnya belum lengkap sehngga analss status kelangkaannya kurang memada. Beberapa kategor dalam IUCN, dantaranya: Appendx I berart daftar yang memuat jens-jens yang telah terancam punah (endangered) sehngga perdagangan nternasonal spesmen yang berasal dar habtat alam harus dkontrol dengan ketat dan hanya dperkenankan untuk kepentngan tertentu dan hanya dengan zn khusus. Appendx II berart daftar yang memuat jens-jens yang saat n belum terancam punah, namun dapat menjad terancam punah apabla perdagangan nternasonalnya tdak dkendalkan. Appendx III berart daftar yang memuat jens-jens yang ddentfkas sebaga bahan perdagangan yang dapat dterapkan sesua dengan peraturan d semua wlayah, dengan maksud mencegah atau membatas eksplotas lewat kerjasama dengan semua phak terkat dalam pengawasan perdagangan (Soehartono dan Mardastut 2003).
16 3.4.8. Pemanfaatan waktu aktvtas dan stratfkas hutan Analss pemanfaatan stratfkas dan waktu aktftas, yatu dengan memperhatkan jumlah ndvdu setap jens mamala besar dalam memanfaatkan strata hutan serta waktu untuk beraktvtas. 3.4.9. Pengaruh kebun kelapa sawt terhadap keanekargaman jens mamala besar Analss pengaruh dar kebun kelapa sawt terhadap keanekargaman mamala besar yang dtemukan berdasarkan uj korelas menggunakan software komputer Mntab 14.