PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Kustanti Prasetyaningtyas SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan

MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT

PENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK GAME TES. Praptiningsih SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN METODE SIMULASI. Wirahanteng SMP 2 Kajen Kabupaten Pekalongan

TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU OFF- TASK DALAM LAYANAN INFORMASI. Slamet Riyadi SMA Negeri 1 Subah Batang, Jawa Tengah

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu

UPAYA MENINGKATKAN EMPATI MELAUI LAYANAN INFORMASI DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK. Taruyi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG KPK DAN FPB MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA DEKAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT. Budi Sutrisno dan Heri Saptadi Ismanto

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Novi Wahyu Hidayati dan Hassana Nofari

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Sri Mulwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR MELALUI PEMANFAATAN KELOMPOK BELAJAR. Sri Lestari SMK Negeri 2 Karanganyar Jawa Tengah

Keperluan korespondensi, HP : ,

PROSIDING ISBN :

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PUISI DENGAN TEATRIKALISASI KELAS VIII A SMP NEGERI 4 TANJUNG. Afsun Aulia Nirmala

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX. Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL JIGSAW PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII SMPN 7 MUARO JAMBI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL MENGGUNAKAN PAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI PEMBELAJARAN PAIKEM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

MENINGKATKAN MINAT MELANJUTKAN STUDI MELALUI BIMBINGAN KARIR DENGAN PENDEKATAN TRAIT AND FACTOR

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Dr. Muwardi No. 84 Sukoharjo. SMA Veteran 1 Sukoharjo

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Hasil Pra Bimbingan Kelompok

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 4 NGAWI. Sri Muryani SMP Negeri 4 Ngawi

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PERKALIAN CARA SUSUN PADA SISWA KELAS IV SDN SUMBERHARJO II DENGAN METODE DEMONTRASI

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FRANSISKA YUSMITA P.A.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN. Anik Marijani

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI SD NEGERI 2 DANGURAN KLATEN SELATAN TAHUN 2013/2014

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (EDUCATION-ENTERTAINMENT)

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 3 No.2, ISSN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi AGUS AZAM A

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Prasyarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh : WAHYUNINSIH A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB III METODE PENELITIAN

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI. Hesty Nurhayati

Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Dinamika Vol. 5, No. 3, Januari 215 ISSN 854-2172 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dan untuk mengetahui hasil layanan bimbingan kelompok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode komparatif karena membandingkan antara kondisi awal, terjadinya peningkatan hasil siklus I dan siklus II. Pada siklus II diperoleh score pencapaian score motivasi belajar tinggi pada siswa sebanyak 8 orang ( 88,9 %) dan pencapaian score motivasi belajar sedang sebanyak 1 orang (11,1 %), dengan kondisi pelaksanaan layanan dalam kategori baik. Kata Kunci: bimbingan kelompok, motivasi belajar 215 Dinamika PENDAHULUAN Pendidikan di sekolah tidak hanya sekedar menyampaikan bahan ajar saja kepada peserta didik, akan tetapi lebih dari itu merupakan upaya-upaya penanaman nilai-nilai yang berharga bagi kepentingan peserta didik terutama dalam merencanakan masa depannya. Salah satu nilai yang harus ditanamkan adalah motivasi, karena motivasi merupakan elemen penting yang menjadi dasar dalam melakukan setiap kegiatan untuk mencapai prestasi yang lebih baik guna mewujudkan masa depan yang gemilang. Salah satunya adalah motivasi yang kuat dalam belajar. Motivasi belajar ini dapat ditanamkan melalui pembiasaan dan kebiasaan yang terlatih dapat diwujudkan ke dalam tindakan atau aktivitas yang lain. Oleh karena itu motivasi belajar merupakan sifat pribadi yang harus ada, tumbuh dan berkembang dalam setiap diri individu yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan hidup di berbagai lapangan kehidupan. Masalah motivasi belajar selalu menjadi hal penting untuk dibahas karena hal ini menyangkut prestasi yang akan diraih oleh setiap individu. Kecerdasan intelektual saja tidaklah cukup untuk menjamin keberhasilan seseorang. Oleh karenanya dibutuhkan adanya kecerdasan yang lain salah satunya adalah motivasi yang kuat yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam belajar guna mendapatkan prestasi yang maksimal. Motivasi belajar yang diharapkan muncul pada peserta didik indikatornya adalah : kebiasaan atau pola belajar yang rutin atau terjadwal di rumah, belajar tidak hanya kalau ada pekerjaan rumah atau ulangan saja, melakukan kegiatan-kegiatan belajar seperti membaca, membuat rangkuman, membuat kata kunci, member tanda pada catatan-catan penting, terampil dalam berpikir dan berbahasa, mau dan terampil memanfaatkan perpustakaan, dapat berkonsentrasi secara penuh pada saat belajar, mampu mengelola waktu dengan baik, terampil mengatur dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh guru, tidak meninggalkan jam pelajaran, mengikuti proses belajar mengajar di sekolah dengan baik, tetap belajar meskipun tidak ada guru, menunjukkan prestasi yang baik.

Namun kenyataan yang dihadapi berdasarkan pengamatan banyak siswa kelas IX B yang sering berada di luar kelas ketika pergantian jam pelajaran. Selain itu berdasarkan hasil dari evaluasi diri setiap peserta didik melalui angket didapatkan hasil 9 siswa memiliki motivasi belajar kurang dengan rentangan skore 35 61. Rendahnya motivasi belajar pada siswa kelas IX B dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah kurang adanya pantauan dari orang tua dalam hal belajar atau orang tua terlalu percaya kepada anak, kurangnya komunikasi antara orang tua dengan anak, kurangnya penanaman kebiasaan yang mendukung situasi belajar, misalnya orang tua menonton televisi saat jam belajar, lingkungan yang kurang mendukung, guru terlambat masuk pada saat jam pelajarannya, guru meningglkan jam pelajaran tanpa tugas yang dan alasan yang jelas, kurangnya pemahaman siswa akan arti pentingnya belajar untuk masa depannya. Kondisi motivasi belajar yang rendah ini diyakini dapat mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan pada kegiatan yang lain, sehingga akan berakibat prestasi belajar yang rendah pula. Oleh karena itu rendahnya motivasi belajar pada siswa kelas IX B merupakan persoalan yang penting. Rendahnya motivasi belajar akan dapat teratasi melalui berbagai macam layanan bimbingan dan konseling, salah satunya adalah bimbingan kelompok. Cara ini dinilai tepat karena melalui bimbingan kelompok persoalan dibicarakan dan dalam kelompok alternatif yang disetujui diformulasikan secara bersama dan dijalankan bersama-sama oleh mereka, Ketepatan ini didasarkan pada kenyataan bahwa siswa usia SMP memiliki kecenderungan untuk berkelompok sesama teman senasib. Disamping itu bimbingan kelompok juga dinilai lebih efektif karena pembahasan dan penyelesain masalah dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil. Sehingga melalui layanan bimbingan kelompok siswa kelas IX B yang memiliki motivasi belajar yang rendah dapat diajak bertukar pikiran antara guru dan murid, murid dengan murid agar motivasi belajar yang kurang, dapat dikurangi atau dihilangkan. Motivasi belajar merupakan cara pendidikan dalam membentuk karakter yang tangguh, semangat juang yang tinggi, serta keinginan yang kuat untuk berprestasi demi masa depan yang baik. Sehingga dapat menjadi dasar dalam setiap individu dalam melakukan berbagai aktivitas kehidupan, bahwa motivasi belajar itu sangatlah penting. Oleh karena itu motivasi belajar yang rendah merupakan persoalan penting yang harus segera dicarikan penyelesaiannya. Pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisikondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Haryanto, 21). Menurut Prayitno ( 1995 : 62 ) menyatakan Bimbingan kelompok berarti memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok lebih merupakan suatu upaya bimbingan kepada individu-individu melalui kelompok. Menurut Mungin Eddy Wibowo, (25:17).Tujuan bimbingan kelompok adalah untuk memberi informasi dan data untuk mempermudah pembuatan keputusan dan tingkah laku. Layananan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah sudah pernah dilaksanakan, namun belum memperoleh hasil yang maksimal. Dari hasil pengamatan terdapat 9 siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Wongsorejo masih tergolong kriteria motivasi belajar rendah. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian dengan melakukan perbaikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan kelompok akan digunakan sebagai metode untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas. Rumusan penelitian ini adalah : apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatakan melalui layanan bimbingan kelompok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil dari layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 2 Dinamika Vol. 5. No. 3. (215)

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi 4 tahapan yang lazim digunakan, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan/Observasi dan (4) Refleksi (Suharsimi Arikunto, 29). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 213 bertempat di SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi dengan subjek penelitian yaitu 9 siswa kelas IX B. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, angket dan observasi yang selanjutnya dilakukan triangulasi teknik, untuk menggali informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Teknik analisis data yang digunakan terhadap hasil pengamatan adalah analisis model Miles dan Huberman yang langkahnya meliputi pengumpulan data, reduksi data menafsirkan data dan menyimpulkan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kurangnya motivasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil skore angket evaluasi diri tentang motivasi belajar pada 9 siswa yang menjadi subyek penelitian yaitu : Tabel 1. Hasil skor evaluasi diri pada kondisi awal tentang motivasi belajar Skor Kategori Frekuensi % 3-5 Rendah 7 77,8 51-7 Sedang 2 22,2 71-9 Tinggi Jumlah 9 1 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil evaluasi diri siswa sebelum dilakukan penelitian, terdapat 7 siswa (77,8%) dengan kategori rendah dan 2 siswa (22,2%) sedang dan tidak ada siswa yang memiliki motivasi tinggi. Siklus I Tabel 2. Hasil tindakan layanan Bimbingan Kelompok pada siklus I Tahap Bimb. Kelompok Pelaksanaan Tindakan Siklus I Hasil Tindakan Ideal Pembentukan 9 15 Peralihan 6 15 Kegiatan 15 3 Pengakhiran 6 15 Jumlah 36 75 Kualitas Layanan : 36 = cukup baik Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa pelaksanaan tindakan guru BK dalam layanan bimbingan kelompok termasuk dalam kategori tindakan cukup baik. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada siklus II,maka tindakan-tindakan yang belum baik pada setiap tahapan pada siklus I perlu diketahui terlebih dahulu. PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK 3

Hasil Pengamatan terhadap Siswa Berdasarkan pengamatan terhadap siswa pada saat mengikuti kegiatan layanan Bimbingan Kelompok diperoleh temuan bahwa 7 orang (77,8%) pada level yang cukup baik, sedangkan 2 orang (22,2%) pada level kurang baik. Hasil skor motivasi belajar pada siklus I Tabel 3. Hasil skor motivasi belajar pada siklus I Skor Kategori Kondisi Awal Siklus I Frekuensi % Frekuensi % 3-5 Rendah 7 77,8 6 66,7 51-7 Sedang 2 22,2 2 22,2 71-9 Tinggi 1 11,1 Jumlah 9 1 9 1 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil evaluasi diri siswa sebelum dilakukan penelitian, terdapat 7 siswa (77,8%) dengan kategori rendah dan 2 siswa (22,2%) sedang dan tidak ada siswa yang memiliki motivasi tinggi. Sedangkan setelah dikenai tindakan layanan siswa bimbingan kelompok pada siklus I menjadi 1 siswa (11,1 %) tinggi, 2 siswa (22,2 %) sedang dan 6 siswa (66,7 %) rendah. Pada siklus I telah terjadi peningkatan motivasi namun belum mencapai indikator pencapaian, yaitu 75 % siswa memiliki motivasi belajar tinggi dengan skor minimal 8,. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini : 8 7 6 77.8 66.7 5 4 3 22.2 22.2 Tinggi Sedang Rendah 2 1 2 7 1 2 6 11.1 Frekuensi Kondisi Awal % Frekuensi Siklus I % Grafik 1. Hasil Motivasi Belajar Siswa (Kondisi Awal dan Siklus I) Refleksi Catatan peneliti dan observasi pengamat adalah : 4 Dinamika Vol. 5. No. 3. (215)

a. Peran guru BK dalam setiap tahap bimbingan kelompok yang belum dapat terlaksana dengan baik, karena kurang memberikan apresiasi positif pada saat siswa mampu memberikan jawaban b. Kondisi siswa pada saat mengikuti layanan bimbingan kelompok masuk dalam kategori cukup baik, walaupun masih menempati posisi bawah sebanyak 7 orang (77,8%), dan sebanyak 2 orang (22,2%) dalam kategori kurang baik. c. Interaksi antara guru BK dengan anggota kelompok juga antar anggota kelompok masih terlihat belum menyatu dan suasana keakraban belum terlihat. d. Pada saat guru BK akan mengakhiri kegiatan, belum terlihat kegembiraan pada anggota kelompok, hal ini menginformasikan bahwa kegiatan ini belum cukup menarik bagi mereka. Belum ada keinginan atau usulan untuk mengadakan kegiatan pertemuan selanjutnya. e. Bimbingan kelompok dilaksanakan pada siang hari sepulang sekolah, sehingga siswa merasa sudah lelah dan tidak antusias Siklus II Hasil refleksi pada siklus I ditemukan adanya beberapa hal yang belum dapat dijalankan oleh guru BK dalam melaksanakan perannya pada setiap tahapan dalam layanan bimbingan kelompok yang diselenggarakan. Fakta-fakta yang ditemukan tersebut dapat digunakan untuk perbaikan layanan bimbingan kelompok pada siklus II. Berdasarkan hasil pelaksanaan layanan Bimbingan kelompok yang telah diperbaharui pada siklus II, dapat dipaparkan sebagai berikut : Hasil Pengamatan terhadap Tindakan Guru BK dalam Layanan Bimbingan Kelompok Siklus II Tabel 4. Hasil Tindakan Layanan Bimbingan Kelompok Siklus II TAHAP PELAKSANAAN BKp HASI TINDAKAN SIKLUS I Pembentukan 15 15 Peralihan 15 15 Kegiatan 28 3 Pengakhiran 12 15 Jumlah 7 75 Kategori Layanan : BAIK HASIL TINDAKAN SIKLUS II Hasil pelaksanaan bimbingan kelompok pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan kualitas layanan. Hasil yang dicapai meskipun kelompok belum sampai pada tahap ideal, namun sudah masuk dalam kategori baik. Hasil Pengamatan terhadap Siswa dalam Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok Siklus II Kondisi Siswa dalam Pelayanan Bimbingan Kelompok 9 orang (1%) dalam kondisi level baik. Kondisi siswa pada saat mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok dapat memberikan gambaran tentang pengaruh yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat dari perlakuan layanan bimbingan kelompok yang mereka terima. Tabel 6. Hasil skor motivasi belajar pada siklus II Skor Kategori Frekuensi % 3-5 Rendah PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK 5

51-7 Sedang 1 11,1 71-9 Tinggi 8 88,9 Jumlah 9 1 Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa rata-rata motivasi belajar siswa setelah siklus II mengalami peningkatan sebanyak 66,6 %. Tabel siklus I sebanyak 1 siswa (11,1 %) tinggi, 2 siswa (22,2 %) sedang dan 6 siswa (66,7 %) rendah. Sedangkan pada siklus II sebanyak siswa ( %) rendah, 1 siswa (11,1 %) sedang dan 8 siswa (88,9 %) tinggi. 9 88,9 8 7 66,7 6 5 4 3 2 1 1 2 6 11,1 22,2 8 11,1 1 Tinggi Sedang Rendah Frekuensi Siklus I % Frekuensi Siklus II % Grafik 2. Hasil Motivasi Belajar Siswa (Siklus I dan Siklus II) Dengan mengacu pada indikator pencapaian yaitu minimal 75 % siswa yang memperoleh skor tinggi, maka peningkatan motivasi belajar dapat dikatakan signifikan. Peningkatan prosentase ini karena upaya perbaikan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dari guru BK, diantaranya adalah : a. Peran guru BK lebih melakukan penghormatan dan menghargai anggota kelompok dengan memberikan apresiasi positif dalam setiap aktivitas siswa, misal dengan memberikan pujian, mengajak tepuk tangan saat siswa dapat mengemukakan pendapatnya, sehingga siswa merasa termotivasi b. Guru BK tidak tergesa-gesa untuk memberikan penjelasan, lebih memberikan kesempatan yang sama pada semua anggota kelompok untuk berani menyampaikan pendapatnya. c. Guru BK tidak mendominasi kegiatan, dan melakukan perannya sebagai fasilitator. d. Guru BK menekankan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok e. Menambahkan yel-yel dan permainan sederhana pada tahap pembentukan, selingan pada kegiatan inti dan pengakhiran f. Menjaga kegiatan pengakhiran, sehingga anggota kelompok merasa senang g. Bimbingan kelompok dilaksanakan pada pagi hari, sehingga siswa masih merasa segar dan antusisas melaksanakan kegiatan SIMPULAN 6 Dinamika Vol. 5. No. 3. (215)

Motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Hasil penelitian ini dikatakan berhasil karena adanya peningkatan motivasi belajar. Peningkatan yang signifikan ini karena adanya perubahan pada pelaksanaan siklus II, diantaranya : 1) guru BK lebih memberikan apresiasi positif dengan memberi pujian dan mengajak siswa yang lain untuk tepuk tangan saat temannya mampu menyampaikan pendapat sehingga siswa merasa termotivasi dan dihargai, 2) pada tahap pembentukan membangun suasana yang hangat dengan game sederhana dan yel-yel penyemangat, termasuk pada kegiatan inti diberikan selingan game singkat dan diakhiri riang, 3) waktu pelaksanaan dirubah menjadi pagi hari. Diperoleh skore pencapaian motivasi belajar dalam kategori tinggi ada 8 orang ( 88,9 %) dan skore pencapaian motivasi belajar sedang ada 1 orang (11,1 %), dengan kondisi pelaksanaan layanan dalam kategori BAIK. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa bimbingan kelompok dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IX B SMPN 1 Wongoserejo Semester I Tahun pelajaran 213-214. Saran yang peneliti berikan adalah agar guru BK dapat semakin meningkatkan kualitas layanan BK, serta masih diperlukan pemantauan dan motivasi secara terus menerus untuk peningkatan motivasi belajar siswa, sehingga bimbingan kelompok perlu dilaksanakan secara rutin. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 29. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara Eddy, Wibowo Mungin. 25. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes Press. Haryanto. 21. Motivasi Belajar. Diunduh di http://belajarpsikologi.com tanggal 5 Oktober 214 Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : Ghalia Indonesia. Sukiman. 211. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Pembimbing. Yogyakarta : Paramitra. PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK 7