PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO"

Transkripsi

1 PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO Ira Daniati Universitas Negeri Malang Abstrak Observasi awal diketahui bahwa metode pembelajaran Geografi yang dilakukan di MAN 2 Probolinggo adalah ceramah, pemberian tugas, dan kerja kelompok. Metode yang digunakan masih kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa cenderung hanya menerima apa yang diberikan oleh guru. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Hal itu terlihat dari hasil belajar siswa dengan ketuntasan klasikal sebesar 34% dan rata-rata kelasnya sebesar 69,4. Jumlah ketuntasan belajar siswa itu kurang dari standar ketuntasan minimal (SKM) untuk mata pelajaran Geografi sebesar > 7 dan ketuntasan belajar klasikalnya sebesar > 85%. Hasil belajar tersebut perlu diperbaiki dengan menerapkan metode Inkuiri, karena metode ini mengajak siswa untuk lebih aktif dan membangun pengetahuan siswa, sehingga dengan diskusi yang membangun pengetahuan siswa, diharapkan pengetahuan siswa akan bertambah, dan hasil belajarnya juga meningkat. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada bulan Oktober-Nopember 211. Subjek penelitian yaitu siswa kelas XI IPS yang berjumlah 32 siswa. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, Teknik pengumpulan data melalui tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan mulai dari pra tindakan ke siklus 1 dan siklus 1 ke siklus 2. Rata-rata hasil belajar siswa pada pra tindakan sebesar 69,4 pada siklus 1 meningkat menjadi 74,5 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 84,8. Ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan, pada proses pembelajaran pra tindakan sebesar 34%, siklus 1 sebesar 63%, dan pada siklus 2 menjadi 88%. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan: (1) bagi guru geografi agar menggunakan metode Inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (2) bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran agar menggunakan metode Inkuiri dengan subjek penelitian yang berbeda. (3) guru harus bisa membatasi waktu untuk presentasi hasil diskusi masing-masing kelompok. (4) guru harus menjelaskan kepada siswa tahapan-tahapan dalam memecahkan masalah agar siswa tidak bingung. Kata Kunci : Pembelajaran Inkuiri dan Hasil Belajar

2 Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran geografi terus dilakukan oleh berbagai pihak, terutama guru geografi yang berkaitan langsung dengan permasalahan. Salah satu upaya peningkatan kualitas pembelajaran geografi diarahkan pada metodologi pembelajaran. Perbaikan dimaksudkan agar pembelajaran geografi dapat memenuhi hakekatnya, yaitu meningkatkan kemampuan intelektual, grafis, keterampilan dalam berkomunikasi, kemampuan sosial, politis dan ekonomi (Astina, 25:45). Pencapaian tujuan pembelajaran tidak mudah, karena beberapa faktor, misalnya metode yang digunakan kurang menarik siswa, keinginan siswa untuk belajar geografi kurang dan keterbatasan media atau guru tidak mampu untuk menghubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Dalam Standar Isi mata pelajaran geografi yang telah ditetapkan tujuan mata pelajaran geografi. Ada tiga tujuan mata pelajaran geografi, yakni: (1) Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang berkaitan. (2) Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi. (3) Menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi terhadap keragaman budaya masyarakat. (Permendiknas, 22/26). Menelaah tujuan mata pelajaran geografi secara keseluruhan sudah cukup memadai. Secara substansial, tujuan mata pelajaran geografi tidak hanya mencakup aspek kognitif berupa pengetahuan peserta didik tentang pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang berkaitan dengannya, tetapi juga mencakup aspek keterampilan yang berupa keterampilan untuk memperoleh, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya, serta aspek afektif yang berupa kepedulian pada lingkungan dan toleransi terhadap keragaman budaya tempat siswa berada. Hal yang perlu dikembangkan adalah nilai-nilai yang dibutuhkan bagi peserta didik agar tujuan tersebut dapat mengarahkan anak didik pada kehidupan sekarang dan kehidupan di masa yang akan datang. Pembelajaran geografi merupakan suatu pembelajaran yang mempelajari tentang fakta. Konsep, prinsip, teori dan keterampilan dalam mengungkap gejala alam dan kehidupan di muka bumi dengan berbagai pendekaan geografi. Geografi dan pengajaran geografi yang menyajikan fakta, gejala dan masalah kehidupan sebagai hasil hubungan keruangan di permukaan bumi, dapat mengembangkan penalaran, kesadaran dan keterampilan, sehingga pengetahuan serta kemampuannya bertambah (Suwarna, 24:18). Pembelajaran geografi bukan sekedar memberikan materi saja, tetapi juga menghubungkan pelajaran dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Siswa dituntut untuk mencari tahu apa penyebab terjadinya permasalahannya, menjelaskan kesimpulan apa yang telah diperoleh dan bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pembelajaran geografi menurut Rifai (1972) bukan untuk menjadikan anak didik sebagai geograf, melainkan untuk membekali siswa nilai-nilai, sikap dan pengetahuan agar menjadi warga negara Indonesia yang hidupnya lebih baik, bermanfaat dan lebih bertanggung jawab. Pelajaran geografi bukan menjadikan seorang anak harus tahu tentang semua yang ada di dalam geografi, tetapi siswa

3 diajarkan untuk mengenal lingkungan sekitar dan agar mereka dapat bersosialisasi dengan alam ataupun masyarakat. Siswa juga diajarkan untuk dapat memanfaatkan pengetahuannya di dalam ilmu-ilmu yang berkaitan dengan geografi. Pembelajaran geografi yang dilakukan di MAN 2 Probolinggo memiliki Standar Ketuntasan Minimal (SKM) 7. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, menunjukkan ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS masih rendah yaitu sebesar 34% dan rata-rata kelasnya sebesar 69,4%. Ketuntasan belajar tersebut menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai < 7 sebanyak 21 siswa, siswa yang mendapat nilai 7 sebanyak 4 siswa dan siswa yang mendapat nilai > 7 sebanyak 7 siswa, sehingga ketuntasan belajar siswa masih rendah atau hampir setengah lebih siswa kelas XI IPS tidak tuntas dalam pembelajaran geografi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada bulan September 211 di kelas XI IPS diketahui bahwa dalam pembelajaran geografi masih menggunakan metode ceramah, pemberian tugas dan kerja kelompok. Metode yang digunakan masih kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa cenderung hanya menerima apa yang diberikan oleh guru dan jarang secara mandiri berupaya memperoleh pengetahuan. Sebagai dampaknya penguasaan materi dalam kompetensi yang dipelajari belum optimal. Di dalam kegiatan diskusi juga belum diterapkan diskusi yang membangun pengetahuan siswa. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, guru kurang memperhatikan karakteristik siswa dalam pembentukan kelompok. Guru menyerahkan sepenuhnya kepada siswa untuk memilih teman dalam kelompok, sehingga siswa lebih cenderung berkelompok dengan teman yang disukai saja atau siswa yang pandai. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, ada siswa yang memiliki kemampuan rendah, sedang dan tinggi. Hal ini menyebabkan proses belajar bersama belum tercapai secara optimal. Kondisi belajar yang demikian menuntut alternatif metode yang bisa membantu perbaikan untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan dapat memberikan kesempatan siswa untuk lebih aktif bekerja sama dengan teman yang lain dan juga dapat membangun pengembangan pengetahuan siswa. Salah satu solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah penerapan metode inkuiri, dalam metode ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 6 orang siswa. Peneliti memilih metode inkuiri, karena metode ini mengajak siswa untuk lebih aktif dan membangun kemampuan berpikir siswa secara individu maupun kelompok, sehingga dengan diskusi yang membangun pengembangan pengetahuan siswa, diharapkan kemampuan siswa akan bertambah dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Dengan adanya metode inkuiri diharapkan pengetahuan siswa akan berkembang dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran geografi. Adapun keunggulan dari metode inkuiri adalah (1) dapat mengembangkan siswa yang mandiri dan bertanggung jawab, (2) dapat membantu pertumbuhan keinginan belajar yang positif, karena belajar merupakan sesuatu yang menggembirakan bagi siswa, (3) siswa dapat belajar berorientasi di dalam lingkungan kelas, (4) siswa tidak hanya dapat mempraktekkan keterampilan berpartisipasi dalam kelompok, tetapi juga mengerti manfaat kerja sama di dalam

4 kelompok, (5) sebagai sarana yang alami untuk mentransfer pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak belajar sendiri. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar Metodologi Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini dilakukan pada kelas XI IPS MAN 2 Probolinggo dengan tujuan untuk memperbaiki suatu keadaan pembelajaran di kelas dengan melakukan tindakan-tindakan agar terjadi pembaharuan ke arah perbaikan. Penelitian ini merupakan kolaboratif antara peneliti dan guru bidang studi geografi yang mengajar di kelas XI IPS MAN 2 Probolinggo. Peneliti sebagai pelaksana penelitian tindakan kelas dan guru sebagai observer. Instrumen penelitian yang dibuat oleh peneliti berdasarkan persetujuan guru dan dosen pembimbing. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran itu dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan rancangan penelitiannya yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dan dilakukan dua siklus.penelitian tindakan kelas dalam satu siklus terdiri dari empat langkah yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi. Tahap Refleksi dilakukan setelah data hasil observasi diperoleh. Dari hasil observasi dan evaluasi yang telah dilakukan guru dapat merefleksi diri, apakah kegiatan (tindakan) yang telah dilaksanakan telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil analisis ini akan digunakan untuk perencanaan pada siklus II. Refleksi dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya agar hasil belajar dapat diperbaiki dan semakin meningkat. Data yang diperoleh adalah kuantitatif yang selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif. Data ini diperoleh dari hasil tes akhir pada setiap siklus, data ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat pada peningkatan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya. Selain itu, keberhasilan tindakan pada penelitian ini dapat diketahui dari nilai rata-rata kelas dan hasil pengamatan aktivitas siswa. Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehiungga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan. P = Rata-rata nilai x = Jumlah nilai keseluruhan n = Jumlah siswa Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar, maka pada penelitian ini ratarata skor hasil belajar pada siklus I akan dibandingkan dengan rata-rata skor hasil belajar pada siklus II. Analisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang ditentukan dengan ketuntasan belajar siswa secara individual dan secara klasikal. Kriteria peningkatan penguasaan minimal dengan hasil belajar yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Individual, dianggap telah tuntas belajar apabila daya serap mencapai 7%

5 2. Klasikal, dianggap telah tuntas belajar apabila mencapai 85% dari jumlah yang mencapai daya serap 7% Untuk mengetahui Ketuntasan Belajar (TB) secara klasikal menggunakan rumus sebagai berikut. TB= siswa yang memperoleh skor > 7 x 1% seluruh siswa Tabel 3.1 Penentuan Taraf Keberhasilan Hasil Belajar Nilai Interval Huruf Kriteria A B C D E Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi dan catatan lapangan dalam penelitian. Lembar observasi berisi jabaran aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Data ini digunakan sebagai dasar untuk refleksi sehingga ada perbaikan pada siklus selanjutnya Paparan Data dan Temuan Permasalahan pembelajaran Geografi di MAN 2 Probolinggo dapat diketahui dengan melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas, serta wawancara dengan Guru Geografi. Kegiatan observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Tujuan dilaksanakan observasi awal untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa di dan untuk mengetahui metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran Geografi selama ini. Berdasarkan wawancara yang dilaksanakan pada bulan September 211 dengan guru Geografi MAN 2 Probolinggo kelas XI, diketahui bahwa terjadi permasalahan pembelajaran Geografi di kelas XI IPS yaitu ceramah, dengan menggunakan metode seperti itu siswa kurang bisa memecahkan masalah dan keaktifan siswa kurang sekali. Data yang diperoleh sebelum diadakan penelitian pada observasi yaitu hanya 7 siswa yang mempunyai nilai baik, 4 siswa yang mempunyai nilai sedang dan siswa yang nilainya kurang sebanyak 21 siswa. Kebanyakan siswa tidak mendengarkan temannya saat presentasi, mereka lebih asik berbicara dengan teman sebangkunya dan ada yang izin keluar dengan alasan ke belakang. Dengan adanya metode inkuiri diharapkan siswa dapat memecahkan masalah apalagi diberi permasalahan mengenai kehidupan sehari-hari. Selain itu, berbagai tingkah laku yang ditunjukkan siswa saat pembelajaran berlangsung yaitu mengobrol, melamun, sibuk mengerjakan tugas pelajaran lain. Kondisi tersebut disebabkan mata pelajaran Geografi berlangsung pada jam terakhir yaitu pada jam ke 7-8 sehingga siswa sudah merasa lelah. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS tahun ajaran Jumlah siswa di kelas tersebut adalah sebanyak 32 orang. Sebelum dilakukan siklus I, terlebih dahulu menganalisis data awal yang diperoleh dari hasil ulangan harian yang dilakukan sebelum proses pembelajaran. Data awal dijadikan sebagai bahan untuk melakukan refleksi sebelum mengadakan penelitian. Dari hasil refleksi awal akan dijadikan sebagai bahan perbandingan pada siklus I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

6 pada siklus I. Data awal diperoleh dari hasil ulangan harian di kelas XI IPS pada materi sebelumnya sebagai berikut. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan di Kelas XI IPS Tahun Pelajaran 211/212 Interval Nilai Frekuensi Persen Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah 32 1 Berdasarakan Tabel 4.1, ketuntasan individu siswa yang dapat dinyatakan tuntas sebesar 34% siswa, karena telah mampu mencapai tingkat ketuntasan siswa > 7, sedangkan sebanyak 66% siswa belum mampu mencapai ketuntasan belajar karena nilainya masih di bawah 7, jika dibandingkan dengan standar atau patokan ketuntasan individual, maka siswa yang dianggap telah tuntas apabila mendapat nilai ketuntasan > 7. Tabel 4.1 tersebut menunjukkan bahwa tidak ada nilai siswa yang tergolong sangat baik, sehingga proses pembelajaran ini harus dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk mencapai kompetensi. Hasil perhitungan dari data yang diperoleh, ketuntasan klasikal kelas XI IPS diperoleh sebesar 34%. Nilai ketuntasan tersebut masih dikatakan belum tuntas secara klasikal karena belum mencapai ketuntasan > 85%, hal itu membutuhkan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar tercapai ketuntasan dan dapat mencapai kompetensi pembelajaran. Hasil kegiatan pada siklus I diperoleh data tentang hasil belajar siswa. Data hasil belajar yang diperoleh pada siklus I adalah ketuntasan individu dan klasikal. Data tersebut diperoleh melalui tes belajar di akhir siklus I. Berikut ini adalah data nilai hasil belajar siswa. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I di Kelas XI IPS Tahun Pelajaran 211/212 Interval Nilai Frekuensi Persen Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah 32 1 Berdasarkan Tabel 4.2 ketuntasan individu siswa yang dapat dinyatakan tuntas sebanyak 62% siswa, karena telah mampu mencapai nilai ketuntasan siswa > 7, sedangkan sebanyak 38% siswa belum mampu mencapai ketuntasan belajar karena nilainya masih di bawah 7. Jika dibandingkan dengan standar atau patokan ketuntasan individual, maka siswa yang dianggap telah tuntas apabila mandapat nilai ketuntasan > 7. Tabel 4.2 ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang dilihat dari jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar ini karena diterapkan metode Inkuiri. Hasil perhitungan dari data hasil belajar siswa kelas XI IPS pada siklus I adalah sebesar 63%. Nilai ketuntasan tersebut masih dikatakan belum tuntas secara klasikal karena belum mencapai ketuntasan > 85%. Hal itu membutuhkan

7 perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar tercapai ketuntasan dan dapat mencapai kompetensi pembelajaran. Hasil kegiatan pada siklus II diperoleh data tentang hasil belajar siswa. Data hasil belajar yang diperoleh pada siklus II adalah ketuntasan individu dan klasikal. Data tersebut diperoleh melalui tes belajar di akhir siklus II. Berikut ini adalah data nilai hasil belajar siswa. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II di Kelas XI IPS Tahun Pelajaran 211/212 Interval Nilai Frekuensi Persen Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah 32 1 Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa siswa yang digolongkan nilai sangat baik sebanyak 14 siswa dengan persen 44% dan siswa yang digolongkan dengan nilai baik sebanyak 14 siswa dengan persen 44%, dan siswa yang digolongkan dengan nilai cukup sebanyak 4 siswa dengan persen 12%. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dengan banyak siswa yang tuntas secara individu. Hanya 1 siswa saja yang tidak tuntas. Peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dengan menerapkan metode Inkuiri yang dilakukan untuk mencapai ketuntasan belajar siswa. Hasil perhitungan ketuntasan belajar siswa diperoleh data ketuntasan klasikal kelas XI IPS adalah 88%. Nilai ketuntasan tersebut sudah dikatakan tuntas secara klasikal karena sudah mencapai ketuntasan > 85%. Hal itu karena proses pembelajaran siswa yang dilakukan berjalan dengan baik. Peningkatan hasil belajar pada tahap pra tindakan, siklus I, dan siklus II akan dipaparkan dalam tabel Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa di Kelas XI IPS Tahun Pelajaran 211/212 Tahapan Hasil Rata-rata Kelas Hasil Belajar Siswa Ketuntasan Individual Tuntas Tidak Ketuntasan Klasikal Pra Tindakan 69, % Siklus I 74, % Siklus II 84, % Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terjadi kenaikan rata-rata kelas siswa sebelum dan setelah tindakan. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74,5 dan ketuntasannya 63%. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan data awal (pra tindakan) yaitu 69,4 dengan nilai ketuntasanya 34%, kemudian meningkat pada siklus II sebesar 84,8 dengan nilai ketuntasan 88%. Jumlah siswa yang sudah tuntas sebelum tindakan sebesar 11 siswa kemudian pada siklus I meningkat menjadi 2 siswa, dan pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa. Berdasarkan diskripsi tersebut diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari data awal sebelum penelitian, siklus I dan siklus II.

8 Pembahasan Hasil analisis data yang diperoleh dari tahap pra tindakan menunjukkkan nilai rata-rata kelas sebesar 69,4. Nilai ini berada pada kategori cukup. Siswa yang sudah dianggap tuntas pada tahap pra tindakan ini baru sejumlah 11 atau 34% siswa, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 21 atau 66% siswa. Dilihat dari hasil belajar siswa pada tahap pra tindakan ternyata siswa masih belum optimal dalam penguasaan materi yang telah diberikan oleh guru. Salah satu penyebab adalah kurangnya konsentrasi siswa selama proses pembelajaran, dan metode pembelajaran yang digunakan belum mampu meningkatkan kemampuan berfikir dalam mencapai kompetensi pembelajaran, dalam kegiatan diskusi kelompok kurang adanya variasi, dan juga tidak ada kegiatan diskusi yang membangun pengetahuan siswa, sehingga di kelompok dia tidak dapat menemukan ide baru. Pada hasil tahap pra tindakan, proses pembelajaran perlu diperbaiki dengan menggunakan metode Inkuiri. Metode ini mengajak siswa untuk lebih aktif dan membangun kemampuan berpikir siswa secara individual maupun kelompok. Sehingga dengan diskusi yang membangun pengembangan pengetahuan siswa, diharapkan pengetahuan siswa akan bertambah, dan hasil belajarnya juga meningkat. Pada siklus I didapat hasil belajar siswa mengalami kenaikan. Hasil penelitian pada siklus I didapat data bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 74,5 dengan kategori baik, hal ini menunjukkan kenaikan rata-rata kelas dari rata-rata awal dengan nilai 69,4 menjadi 74,5. Jumlah siswa yang berhasil mencapai tingkat ketuntasan juga bertambah dari 11 siswa menjadi 2 siswa, sedangkan yang tidak tuntas mengalami penurunan dari 21 siswa menjadi 12 siswa. Pada siklus I ketuntasan klasikalnya sebesar 63%. Jumlah ini telah mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data awal yaitu 34%, hal itu berarti ketuntasan klasikal telah meningkat sebesar 29%. Peningkatan terjadi akibat dari penerapan metode Inkuiri. Penerapan metode tersebut dapat menambah pengetahuan siswa pada saat berdiskusi. Kegiatan diskusi ini akan membentuk pengetahuan siswa agar pengetahuan tersebut menjadi kompleks. Kegiatan mengobservasi, merumuskan masalah, membuat hipotesis, menganalisis data dan membuat kesimpulan, serta mempresentasikan hasil diskusi dapat meningkatkan pengembangan pengetahuan siswa, dan siswa menjadi lebih aktif dalam berdiskusi, serta memberikan informasi baru kepada kelompok lain pada saat presentasi, hal itu sejalan dengan pendapat Nurhadi, 24: 73) mengemukakan bahwa selama proses inkuiri berlangsung, seorang guru dapat mengajukan suatu pertanyaan atau mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, sehingga siswa dihadapkan pada suatu masalah, kemudian siswa dilatih untuk memecahkan masalah, membuat keputusan dan memperoleh keterampilan. Dari teori tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran diskusi dapat meningkatkan kemampuan siswa secara individual melalui proses kerja sama yang baik dalam pencapaian kompetensi siswa, seperti yang telah dicobakan dalam penelitian ini. Pembelajaran Inkuiri dilakukan dengan pendekatan kelompok yang diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina kesetiakawanan sosial. Anak didik dibiasakan hidup bersama,

9 bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Anak didik yang mempunyai kelebihan diharapkan dapat membantu mereka yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan tanpa rasa minder. Persaingan positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar yang optimal (Djamarah, 22: 63-64). Hal ini berarti bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan kelompok terdapat pembelajaran antar siswa, sehingga tercapai hasil belajar yang optimal. Dengan adanya kegiatan kelompok maka siswa lebih aktif menemukan sendiri atau bersama kelompoknya terhadap suatu permasalahan yang diberikan guru. Pada siklus I siswa yang sebelumnya kurang aktif dalam belajar kelompok dapat menjadi lebih aktif karena adanya pembagian tugas yang jelas untuk saling bertukar pendapat dengan anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, apabila salah satu anggota kelompok mengalami kesulitan, maka anggota tersebut dapat memecahkan kesulitan itu dengan cara bertukar pendapat dengan anggota kelompoknya. Berdasarkan pengamatan peneliti, jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran semakin meningkat. Pembelajaran Inkuiri ini selain dapat meningkatkan keaktifan, siswa juga berlatih untuk menghargai pendapat orang lain, hal ini juga merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki metode Inkuiri. Dalam metode Inkuiri kecenderungan siswa menjadi lebih bermakna. Kelemahan metode Inkuiri adalah membutuhkan waktu yang banyak untuk melakukan observasi, merumuskan masalah, membuat hipotesis, menganalisis data dan membuat kesimpulan, serta mempresentasikan kepada kelompok lain. Proses pembelajaran yang menerapkan metode Inkuiri dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berkerjasama dan belajar bersama dengan teman sebaya. Peningkatan hasil belajar siswa masih relatif kecil karena adanya hambatan pada siklus I. Hambatan-hambatan yang dimaksud dalam siklus ini, antara lain, (1) siswa belum terbiasa dengan metode Inkuiri. (2) Sebagian besar siswa tidak mempunyai buku pegangan, mereka hanya memiliki LKS saja. (3) Dalam kegiatan mengobservasi gambar, merumuskan masalah, membuat hipotesis, menganalisis data dan membuat kesimpulan siswa masih kesulitan, karena hanya beberapa siswa yang aktif. Hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I harus dapat diantisipasi agar hasil penelitian pada siklus II memperoleh hasil yang lebih optimal. Siklus II metode pembelajaran yang digunakan masih menggunakan metode Inkuiri. Pada siklus II ini siswa diharapkan sudah lebih paham dengan metode Inkuiri. Selain itu berusaha melengkapi kekurangan yang ditemui pada siklus I. Dalam siklus II ini kegiatan mengobservasi gambar, merumuskan masalah, membuat hipotesis, menganalisis data dan membuat kesimpulan siswa masih kesulitan, maka guru memberikan sedikit pengarahan kembali kepada siswa dan mengajak siswa untuk lebih semangat dan aktif dalam berdiskusi dengan demikian pengembangan pengetahuan siswa dapat berjalan dengan baik, sehingga mereka dapat menemukan ide-ide dari beberapa anggota kelompok. Siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 84,8 yang dikategorikan sangat baik. Hal ini berarti terjadi kenaikan nilai rata-rata siswa dari siklus I dengan siklus II dari nilai rata-rata 74,5 menjadi 84,8. Pada siklus II menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Keberhasilan ketuntasan

10 belajar siswa ini, meningkat dari 2 orang menjadi 28 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas mengalami penurunan dari 12 orang pada siklus I menjadi 4 siswa pada siklus II. Pada siklus II ketuntasan klasikalnya juga mengalami peningkatan dari 63% menjadi 88%. Hal ini berarti terjadi kenaikan ketuntasan klasikal sebesar 25%. Dari perhitungan ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus II, dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan karena sudah mencapai lebih dari 85%. Peningkatan hasil belajar terjadi karena dengan kegiatan diskusi dengan menggunakan metode Inkuiri, dapat menambah pengetahuan siswa. Dengan demikian, jika salah satu anggota kelompok tidak dapat menemukan ide, maka anggota kelompoknya mencari informasi dari buku pegangan lain atau dari handout yang telah diberikan oleg guru supaya bisa menemukan ide baru. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan metode Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam secara arif. Peningkatan hasil belajar tersebut terlihat pada perubahan hasil belajar siswa dengan ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 63% dengan nilai rata-rata 74,5 menjadi 88% dengan nilai rata-rata 84,8 pada siklus II. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka diajukan beberapa saran yang perlu dipertimbangkan yaitu: 1. Bagi guru geografi agar menggunakan metode Inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran agar menggunakan metode Inkuiri dengan subjek penelitian yang berbeda. 3. Guru harus bisa membatasi waktu untuk presentasi hasil diskusi masingmasing kelompok. 4. Guru harus menjelaskan kepada siswa tahapan-tahapan dalam memecahkan masalah agar siswa tidak bingung. Daftar Rujukan Busami. 23. Pengajaran dengan Pendekatan Kontekstual Metodel Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas 1 MAN Sumenep tahun pelajaran 23/24. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UM. Royani, E. 25. Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Minat Mempelajari Geografi dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Kerangka Pembelajaran Konstruktivisme di SMP Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UM Sunarya, Y. Dkk. 21. Pengembangan Medote Inkuiri dalam Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Jurnal Pengajaran MIPA UPI,Vol.2:

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang Agustin Eka Ariestari Universitas Negeri Malang Abstrak Hasil observasi

Lebih terperinci

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 PURWOSARI KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER SEMESTER GENAP 2011/2012

Lebih terperinci

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang. 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING Bahrudin, Zainuddin, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail: malyaulfa@ymail.com

Lebih terperinci

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Sri Wahyuni, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

Dwi Ambarwati 1.   PENDAHULUAN TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84

Lebih terperinci

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONSTRASI IRAMA PADA BIDANG STUDI SENI MUSIK DI KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kundari Agustianingsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kundari Agustianingsih, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan dapat dikatakan sebagai upaya sadar dan terencana dari manusia untuk mengenyam ilmu pengetahuan sebagai bekal hidupnya seperti keterampilan dan

Lebih terperinci

Penerapan Teori Konstruktivisme

Penerapan Teori Konstruktivisme Penerapan Teori Konstruktivisme untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Nilai Kebersamaan dalam Merumuskan Pancasila Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Sumberagung Eko Supriyadi 1 1 SDN 4 Sumberagung, Tulungagung

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.2014/2015 Martogi Bangun Sianturi Guru Mata Pelajaran Fisika SMA

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA 1) Suluk Fithria Nur Rahman; 2) Sudarno Herlambang; 3) Purwanto Jurusan Geografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fisika merupakan pelajaran yang sangat sulit, banyak rumus, dan membosankan. Begitulah keluhan yang sering diucapkan oleh siswa ketika ditanya pendapatnya mengenai

Lebih terperinci

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Hasil penelitian tindakan kelas selama dua siklus terbagi dalam beberapa tahap, diantaranya adalah : (i) Kondisi awal sebelum pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu pelajaran yang sampai saat ini kurang diminati siswa adalah pelajaran fisika. Padahal fisika adalah salah satu bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam yang sangat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN T.SERI AMINAH Guru SMP Negeri 29 Medan Email : bangunsardiana@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Rosmian Situmorang Guru IPS SMPN 1 Lubuk Pakam Surel : rosmian.situmorang@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan observasi awal MI Negeri Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika Fatma SDN 12 Palu Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 67 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pra Siklus Pelaksanaan pra siklus pada minggu ke-2 dan ke-3 bulan Oktober 2012 mata pelajaran IPA tentang tumbuhan hijau dengan hasil belajar yang sangat mengecewakan.

Lebih terperinci

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengalaman merupakan hal yang penting bagi generasi muda, bukan hanya sekedar diingat tetapi juga sebagai cara bagi anak-anak untuk berkenalan dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Table 8. Kategori aktivitas belajar siswa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Table 8. Kategori aktivitas belajar siswa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian Kategori aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran, diklasifikasikan menjadi siswa yang aktif dan siswa yang tidak aktif. Sebagaimana disajikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX. Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX. Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus ABSTRAK Pembelajaran secara konvensional materi perubahan zat belum menghasilkan prestasi

Lebih terperinci

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-MIA 1 SMA Negeri 1 Gondang Tulungagung Puspa Handaru Rachmadhani,

Lebih terperinci

2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian yang dilaksanakan di MI Sendangkulon Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal pada siswa kelas IV ini merupakan

2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian yang dilaksanakan di MI Sendangkulon Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal pada siswa kelas IV ini merupakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TENTANG PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI POKOK MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW A. Analisis Data Per

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Asna Khuroidah 1, Dwiyono H. U. 2, Yuswanti A. W. 3 Abstrak: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Proses pembelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri Tondokerto Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diadakan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI SD Negeri 01 Kebonsari,

Lebih terperinci

Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA

Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA MARIA ULFAH, AGUS SUYUDI, EDI SUPRIANA Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum sekolah dasar yang diajarkan mulai dari kelas I sampai kelas VI. IPS memuat tentang ilmu-ilmu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG 1 PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG Suhartik Wahyuni ¹, Dwi Haryoto², Sumarjono³, 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penilitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) Suharsimi Arikunto (2012: 3) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

48 Media Bina Ilmiah ISSN No 48 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV DI SDN 1 GONTORAN OLEH

Lebih terperinci

MUSLIKA 49. Kata Kunci : REACT, Hasil Belajar. 49 Muslika, S.Pd adalah Guru di SMP Negeri 1 Mumbusari Jember

MUSLIKA 49. Kata Kunci : REACT, Hasil Belajar. 49 Muslika, S.Pd adalah Guru di SMP Negeri 1 Mumbusari Jember MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 MUMBULSARI JEMBER PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DENGAN MODEL REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANSFERRING) TAHUN 2012/2013

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

* Keperluan korespondensi:

* Keperluan korespondensi: Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil penelitian ini menggambarkan tentang pengamatan dan tindakan pembelajaran pra siklus, tindakan pada siklus I yang dilaksanakan pada hari

Lebih terperinci

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi di Kelas IIIB SD Integral Rahmatullah Tolitoli Sarina Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN TIC TAC TOE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 SUTOJAYAN BLITAR Alifa Hamiim Farida,

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Minarni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS

Lebih terperinci

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Konsentrasi Larutan dan Perhitungan Kimia Kelas X Teknik Gambar Bangunan A SMK Negeri 3 Palu Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Arif Abdul Karim Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel : Jurnal Handayani Vol. 5 (2) Juni 2016 MENINGKATKAN SIKAP BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) PADA SISWA KELAS VIII-2 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil penelitian ini menggambarkan tentang pengamatan dan tindakan pembelajaran pra siklus, tindakan pada siklus I yang dilaksanakan pada hari

Lebih terperinci

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: 2407-1269 Halaman 263-268 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C pada Materi Pencemaran Lingkungan Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle di SMP Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB. MALANG TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh : Emmy Suaida, emisuaida@gmail.com

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII-4 SMP NEGERI 1 PANGKATAN

Lebih terperinci

Amalia Karella Pilihan, K. Anom W., Rodi Edi (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

Amalia Karella Pilihan, K. Anom W., Rodi Edi (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya) PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI PENERAPAN MODEL FORMULATE, SHARE, LISTEN, AND CREATE (FSLC) DI KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 9 PALEMBANG Amalia Karella Pilihan, K. Anom W.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR. Murni Wijayanti...

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR. Murni Wijayanti... PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR Murni Wijayanti...... Abstract: The research aims at exploring the implementation of constructivism

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio Berlian Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD 166492 TEBING TINGGI Usdin Simbolon Surel: usdinsimbolon23@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

Lebih terperinci

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi pra- penelitian yang peneliti lakukan di SMP Negeri 19 Bandung khususnya di kelas VIII F, peneliti menemukan masalah ketika pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan 2 siklus dengan tahapan-tahapan antara lain sebagai berikut : tahap perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tindakan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berlangsung dengan 2 (dua) siklus (lampilan 1). Pada setiap siklus ada 4 tahapan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR Oleh: Venny Eka Putri vennyekaputri882@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBASIS TIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS II SD NEGERI 1 KARANGTANJUNG Syifa Khoerunnisa, Susilailiy Rahmawati, Muhamad Chamdani Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK ERIKA NADAPDAP Guru SMP Negeri 1 Patumbak Email : seriussembiring@gmail.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN Ika Widya Elnada, Mastuang, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR SHARE (TPS) PADA POKOK BAHASAN PELUANG SISWA KELAS

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SEGI EMPAT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fisika merupakan salah satu mata pelajaran pada tingkat sekolah menengah atas (SMA) yang sering dikategorikan siswa sebagai mata pelajaran yang sulit. Fisika seringkali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Diskripsi Kondisi Awal Berdasarkan pada hasil pengamatan yang diperoleh pada pembelajaran matematika pada siswa kelas IV, ditemukan bahwa pembelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 163 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap data hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMP Negeri di kota Bandung kelas VIII-B semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Beberapa kelemahan dan kekurangan pada pelaksanaan pembelajaran Pra Siklus, berhasil di identifikasi dengan teman sejawat. Kelemahan-kelemahan

Lebih terperinci

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek Dewi Fatimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan 329 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI METODE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II TAHUN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal ini terjadi ketika seseorang sedang belajar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE Sanusi Sibuea SMP Negeri 2 Buntu Pane Satu Atap, kab. Asahan Abstract: This research is a Classroom Action Research which

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Keals II SD Kecil Poraegoa Indah Paranggi Kecamatan Ampibabo Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Metode Pemberian Tugas Individu Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar 19 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dirancang secara sistematis dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat melakukan penelitian dengan tujuan memperoleh data yang berasal dari subjek penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research (CAR) atau sering disebut dengan PTK. PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

Lebih terperinci

Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM

Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM PENERAPAN METODE DEMONTRASI PADA MATERI THREE-DIMENSIONAL SPACE DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-6 (KELAS BILINGUAL) SMA NEGERI 10 MALANG Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi

Lebih terperinci