PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN. Anik Marijani

Transkripsi

1 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN Anik Marijani SMP Negeri 5 Tulungagung, Jawa Timur Abstrak Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik bermain peran dapat meningkatkan kedisiplinan tata tertib siswa. Subyek penelitian berjumlah 34 siswa kelas IX-D dengan metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, angket, dan observasi yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran dapat meningkatkan kedisiplinan tata tertib siswa Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan & Konseling Kata Kunci: Kedisiplinan Tata Tertib; Layanan Bimbingan Kelompok; Teknik Bermain Peran PENDAHULUAN Salah satu unsur pokok dalam proses pendidikan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya sekolah menjadikan siswa berkepribadian yang sehat yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri secara tepat baik terhadap diri sendiri, keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat maupun terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu ciri pribadi yang sehat adalah disiplin yaitu individu yang mampu menampilkan perilaku yang sesuai dengan batasan batasan norma/aturan yang berlaku. Kedisiplinan merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan berperilaku disiplin adalah tindakan yang dapat memberikan perasaan aman dengan mengatakan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Tindakan disiplin membantu individu untuk mendapatkan penerimaan sosial yang juga merupakan hal penting bagi keberhasilan penyesuaian diri. Perilaku disiplin yang sesuai akan mendorong individu untuk mengerjakan apa yang dibutuhkan dan dapat membantu siswa mengembangkan kata hati yang mengarahkan membuat sebuah keputusan dan pemantauan perilaku diri sendiri. Relevansi dan kualitas pendidikan SMP merupakan pondasi yang amat menentukan keberhasilan pendidikan pada jenjang selanjutnya maka upaya menciptakan kedisiplinan ber-tata tertib di sekolah sangat diharapkan. Banyak pelanggaran yang dilakukan oleh siswa kelas IX-D antara lain seperti tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), keluar kelas ketika tidak ada guru, tidak masuk sekolah tanpa ijin / membolos, keluar kelas saat pergantian jam pelajaran dan masih banyak lagi. Sering kita jumpai di lapangan banyak siswa yang kurang memperhatikan keberadaan 7

2 bimbingan dan konseling di sekolah karena pandangan siswa berurusan dengan guru BK hanya siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Banyak siswa saat berangkat dan pulang sekolah menyimpang dari tata tertib yang telah ditentukan seperti: baju dikeluarkan, merokok saat berkendara sepeda, atribut hanya di lem, ikat pinggang dan kaos kaki tidak pakai, tidak sampai di sekolah dan pergi di tempat lain, dll. Siswa dengan sengaja mencari kelemahan kelemahan tata tertib sekolah untuk bertindak sesuai dengan kemauannya sendiri baik disengaja ataupun tidak. Orang tua sering mengeluhkan dan memikirkan anaknya bahwa anak anak sekarang banyak yang dari rumah berangkat memakai seragam sekolah tetapi tidak sampai di sekolah malahan pergi ke tempat tempat hiburan, PS an, warnet, ada juga yang ke warung kopi dan bilyard. Siswa SMP pada umumnya berada dalam tahap perkembangan remaja dimana masih membutuhkan bantuan dari orang dewasa untuk membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya dengan baik, maka diperlukan adanya program layanan bimbingan di sekolah untuk mencegah dan menanggulangi pelanggaran pelanggaran disiplin. Penerapan BK memiliki fungsi yang mempunyai pengaruh sangat besar bagi siswa baik dari sikap maupun akademisnya, karena perkembangan usia SMP mengalami banyak perubahan yang dialaminya sehingga menyebabkan adanya perubahan dan ketidakstabilan emosi, hal ini dapat menyebabkan penyesuaian yang salah dan ketidaknyamanan dalam pergaulannya. Sehubungan kenyataan di lapangan banyak perilaku yang menyimpang dari ketentuan tata tertib sekolah maka layanan bimbingan kelompok perlu diberikan untuk memberikan bantuan kepada siswa agar dapat memahami tata tertib sekolah dan dapat berperilaku sesuai harapan sekolah. Salah satu layanan bimbingan kelompok yang diberikan dengan melalui bermain peran/ bermain peran / pemeranan perlunya mematuhi tata tertib sekolah. Prayitno (2012) menjelaskan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang diselenggarakan oleh peneliti yang diikuti oleh seseorang atau lebih peserta dengan disampaikannya berbagai informasi yang kemudian diolah dan digunakan oleh individu untuk kepentingan hidup dan perkembangannya. Menurut Sudrajat (2011) Teknik bermain peran digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suasana tertentu yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu. Pemanfaatan metode bermain peran mempunyai karakteristik yang menarik dan dinamis merupakan jalan keluar yang dipilih untuk dapat meningkatkan kedisiplinan bertata tertib di sekolah. Siswa akan merasa layanan yang akan disampaikan kepada teman temannya dengan bermain peran bersama kelompoknya, dan akan berperan mengungkapkan pendapat dalam kelompok untuk mengaplikasikan materi layanan dalam bermain peran. Rumusan penelitian ini yaitu apakah kedisiplinan tata tertib siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik bermain peran? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini mengetahui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik bermain peran dapat meningkatkan kedisiplinan tata tertib siswa. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan ini menggunakan model Kemmis & Mc. Taggart (1988) yang pada hakikatnya terdiri dari 4 komponen, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2013/2014 bertempat di SMP N 5 Tulungagung dengan subjek penelitian yaitu 34 siswa kelas IX-D. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, angket, dan observasi. 8

3 Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan metode bermain peran dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok dan untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan bertata tertib di sekolah. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan pada kondisi awal pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan bertata tertib sebelum menggunakan teknik bermain peran pada siswa kelas IX-D, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Hasil Kedisiplinan Tata Tertib (Kondisi Awal) Klasifikasi Jumlah Siswa Prosentase (%) Sangat Tinggi 0 0 Tinggi 3 9 Sedang Kurang Jumlah Dari Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa kedisiplinan bertata tertib siswa di sekolah kelas IX- D dari 34 siswa yang tergolong kurang atau rendah kedisiplinannya terdapat 20 siswa (59%). Siklus I 1. Perencanaan Kegiatan perencanaan pada siklus I diantaranya mempersiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan layanan, mempersiapkan materi layanan, menyusun lembar kerja observasi, instrumen penilaian, dokumentasi, menetapkan waktu dan cara pelaksanaan kegiatan layanan, merencanakan tujuan layanan, memotivasi siswa untuk mengikuti layanan dengan baik. Pengisian angket awal diberikan kepada siswa sebagai subjek penelitian, siklus I berlangsung sebanyak 2 kali pertemuan, masing-masing pertemuan 1 x 60 menit. Sebelumnya telah dibentuk menjadi 2 kelompok dan masing masing kelompok menunjuk anggotanya peran sebagai tokoh sesuai dengan naskah drama yang telah disusun dengan mendapatkan pemantapan materi layanan dari Guru BK / Peneliti. 2. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan siklus I meliputi kegiatan menyampaikan tujuan layanan, menyampaikan pentingnya materi, memotivasi siswa, pembentukan pemain drama, melaksanakan layanan bimbingan kelompok, melaksanakan permainan peran drama, pemberian motivasi dan melakukan penutupan. Pada pelaksanaan ini siswa sudah mulai bisa mengikuti jalannya kegiatan, peneliti membagi dalam 2 kelompok, peneliti melaksanakan layanan bimbingan kelompok bermain peran dan siswa mendiskusikan tentang contoh kasus yang berhubungan dengan bentuk kedisiplinan bertata tertib di sekolah. Peneliti meminta respon dari peserta dan setelah selesai peneliti dan peserta menyimpulkan hasil diskusinya. 3. Observasi Pengamatan dilakukan oleh observer, yaitu mengamati jalannya kegiatan bimbingan kelompok bermain peran, pada pertemuan pertama masih belum berjalan sesuai dengan harapan karena peserta masih belum bisa bermain peran dengan sungguh - sungguh dengan layanan yang diberikan. Tetapi pada pertemuan kedua peserta sudah bisa memerankan tokoh sesuai naskah sdrama yang telah disusun dan terlibat langsung dalam proses pelaksanaan kegiatan layanan. 9

4 Kegiatan layanan bermain peran dapat dilakukan dan dapat diikuti oleh seluruh peserta dengan baik dan penuh tanggungjawab. 4. Refleksi Refleksi penerapan layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran menurut hasil pengamatan observer masih perlu dilakukan secara maksimal, dimana dari hasil yang diperoleh pada siklus I masih ada siswa yang berada dalam kategori kurang walaupun sudah mengalami peningkatan kedisiplinan bertata tertib di sekolah dari sebelum dilakukan tindakan yaitu sebanyak 20 siswa menjadi 4 siswa sesudah dilakukan tindakan layanan. Siklus II 1. Perencanaan Pada siklus II ini, perencanaan tindakan diantaranya mempersiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan layanan, mempersiapkan materi layanan, menyusun lembar kerja observasi, instrumen penilaian, dokumentasi, menetapkan waktu dan cara pelaksanaan kegiatan layanan, merencanakan tujuan layanan, memotivasi siswa untuk mengikuti layanan dengan baik. 2. Pelaksanaan Pada siklus II, pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan menyampaikan tujuan layanan, menyampaikan pentingnya materi, memotivasi siswa, pembentukan pemain drama, melaksanakan layanan bimbingan kelompok, melaksanakan permainan peran drama, pemberian motivasi dan melakukan penutupan. 3. Observasi Pengamatan dilakukan oleh observer, yaitu mengamati jalannya kegiatan bimbingan kelompok bermain peran, pada pertemuan pertama sudah berjalan sesuai dengan harapan karena peserta benar benar menghayati tokoh yang diperankannya dalam bermain peran tersebut sesuai bimbingan peneliti yang diberikan. Dalam pertemuan kedua peserta sudah mampu dan pas dalam memerankan tokoh sesuai naskah bermain peran yang telah disusun dan terlibat langsung dalam proses pelaksanaan kegiatan layanan. Kegiatan layanan bermain peran dapat dilakukan dan dapat diikuti oleh seluruh peserta dengan baik dan penuh tanggungjawab. 4. Refleksi Dari hasil refleksi, penerapan Bimbingan Kelompok Bermain peran untuk meningkatkan kedisiplinan bertata tertib di sekolah siswa sudah mendapatkan hasil yang maksimal dan telah sesuai dengan target/ indikator keberhasilan dimana dari hasil yang diperoleh sudah tidak ada lagi yang berada dalam kategori Kurang semua berada dalam kategori Sangat Tinggi, Tinggi dan Cukup. Adapun perbandingan hasil pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan tata tertib pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Kedisiplinan Tata Tertib (Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II) Klasfikasi Kondisi Awal Siklus I Siklus II Sangat Tinggi Tinggi Sedang Kurang Jumlah Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: 10

5 Gambar 1. Hasil Kedisiplinan Tata Tertib (Kond.Awal, Siklus I dan Siklus II) SIMPULAN Layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran dapat meningkatkan kedisiplinan tata tertib siswa, dapat dilihat hasil pengamatan pada kondisi awal sebelum menggunakan teknik bermain peran pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan tata tertib siswa dari kelas IX-D 34 siswa terdapat 20 siswa yang tergolong kurang disiplin, pada siklus I setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran terdapat 4 siswa yang masih tergolong kurang disiplin dan kemudian pada pelaksanaan siklus II diberikan inovasi dari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran maka menjadi meningkat sudah tidak terdapat siswa yang kurang disiplin tata tertibnya. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Sekolah, Guru dan Siswa kelas IX-D SMP 5 Tulungagung Jawa Timur. DAFTAR PUSTAKA Kemmis, S & Mc Taggart The Action Research Planner (3rd ed). Australia : Deakin University Press Prayitno Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang Sudrajat, Akhmad Mengatasi Masalah Siswa melalui Layanan Konseling Individual. Yogyakarta : Paramitra Publishing Sugiyono, 2009, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta 11