BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.2 Pengertian Internet 2.3 World Wide Web

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Orientasi Manajemen Pemasaran

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

IV. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pilihan produk kepada pelanggan sehingga pelanggan dapat saja pindah sewaktu-waktu

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

yang sangat luas dan tidak terbatas pada waktu.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berperan dalam menciptakan competitive advantage bagi perusahaan. Teknologi. menunjukkan perkembangannya yang kian pesat.

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelanggan merupakan inti dari bisnis dan keberhasilan perusahaan tergantung

IV. METODE PENELITIAN

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan meningkatnya harga produk di pasar yang menyebabkan turunnya. bertahan, perusahaan-perusahaan yang ada berusaha mempertahankan

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

VII. FORMULASI STRATEGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Studi Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Analisa Faktor Internal dan Eksternal

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PEMASARAN UNTUK PERANCANGAN APLIKASI E-CRM PADA LEMBAGA KURSUS BAHASA INGGRIS MILS

IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Rumah Sakit Di Indonesia Tahun 2014 Sumber :

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

BAB 3 METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT BERBASIS WEB (STUDI KASUS: FIRMA PERENCANAAN KEUANGAN PROTRUST ADVISORS)

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

BAB IV METODE PENELITIAN

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Rainer, Prince, & Cegielski (2015:6), Sistem informasi adalah proses mengumpulkan, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Rainer, Prince, & Cegielski (2015:31), juga menambahkan bahwa sistem informasi adalah sesuatu yang penting dari proses bisnis suatu organisasi. sistem informasi memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antar bidang fungsional yang berbeda, dan memungkinkan pertukaran dan akses data dengan mudah. Menurut Marakas & O'Brien (2013:6), sistem informasi merupakan sebuah kombinasi dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber data, kebijakan, dan prosedur mengumpulkan, menyimpan, mengubah, dan menyebarluaskan, informasi dalam sebuah organisasi. 2.2 Pengertian Internet Menurut Baltzan (2014:95), internet adalah jaringan besar yang menghubungkan komputer di seluruh dunia dan memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Menurut Rainer, Prince, & Cegielski (2015:145), Internet adalah WAN global yang menghubungkan sekitar 1 juta jaringan komputer yang ter-organisir di lebih dari 200 negara di semua benua, termasuk Antartika. Hal ini telah menjadi begitu luas bahwa fitur internet ini digunakan hampir 2 miliar orang setiap harinya. Sistem komputer yang berpartisipasi termasuk smartphone, PC, LAN, database, dan mainframe. 2.3 World Wide Web Menurut Rainer, Prince, & Cegielski (2015:148), world wide web adalah sebuah sistem universal standar untuk menyimpan, mengambil, memformat, dan menampilkan informasi melalui arsitektur client atau server. Menurut Chaffey (2011:112), world wide web adalah teknik yang paling umum untuk mempublikasikan informasi di internet. itu diakses melalui browser web yang menampilkan halaman web grafis dan HTML / XML. 9

10 2.4 WEB 2.0 Menurut Turban, King, Lee, Liang, & Turban (2012:48), web 2.0 generasi kedua layanan berbasis internet yang memungkinkan orang berkolaborasi dan berbagi informasi secara online dengan cara baru, seperti situs jejaring sosial, wiki, alat komunikasi, dan folksonomi. Menurut Baltzan (2014:109), web 2.0 adalah generasi berikutnya dari penggunaan internet. Lebih matang, platform komunikasi yang khas ditandai dengan kualitas baru seperti kolaborasi, berbagi, dan kebebasan dalam penggunaannya. Berikut adalah 4 karakteristik dari Web 2.0: 1. Berbagi konten 2. Pengguna berkontribusi dalam konten 3. Kolaborasi dalam organisasi 4. Kolaborasi diluar organisasi Menurut Rainer, Prince, & Cegielski (2015:213), Web 2.0 adalah koleksi teknologi informasi dan aplikasi. Website ini memperkaya pengalaman penggunanya dengan partisipasi mendorong pengguna untuk saling berinteraksi sosial, dan berkolaborasi. 2.5 Customer Relationship Management (CRM) Menurut Rainer, Prince, & Cegielski (2015:265), CRM adalah strategi organisasi yang berfokus pada pelanggan dan berorientasi pelanggan. yaitu, organisasi berkonsentrasi pada penilaian kebutuhan pelanggan untuk produk dan jasa dan kemudian memberikan berkualitas tinggi dan layanan responsif. CRM membangun hubungan pelanggan jangka panjang yang berkelanjutan yang menciptakan nilai bagi perusahaan serta untuk pelanggan. Satzinger, Jackson, & Burd (2010:9) menambahkan, CRM adalah sebuah sistem yang mendukung kegiatan pemasaran (marketing), penjualan (sales), dan operasi jasa (service operations) yang melibatkan direct customer interactions dan indirect customer interactions. Menurut Chaffey (2011:451), CRM adalah sebuah pendekatan untuk membangun dan mempertahankan bisnis yang berjangka panjang dengan pelanggan.

11 2.6 Fase Customer Relationship Management Menurut Marakas & O'Brien (2013:331), ada 3 fase dalam customer relationship management yaitu 1. Acquire Suatu bisnis bergantung pada perangkat lunak CRM dan database untuk membantu memperoleh pelanggan baru dengan melakukan pekerjaan yang superior dari contact management, sales prospecting, penjualan, pemasaran langsung, dan pemenuhan. tujuan fungsi CRM ini adalah untuk membantu pelanggan merasakan nilai dari produk unggulan yang ditawarkan oleh perusahaan. 2. Enhance CRM yang berbasis web dan layanan pelanggan dan alat pendukung membantu mempertahankan pelanggan yang bahagia dengan mendukung layanan superior dari tim penjualan yang responsif, spesialisasi layanan, dan partner bisnis sehingga meningkatkan profitabilitas. 3. Retain Perangkat lunak dan database dari analytical CRM membantu perusahaan mengidentifikasi secara proaktif dan memberikan hadiah kepada pelanggan yang paling loyal dan menguntungkan untuk mempertahankan dan memperluas bisnis mereka melalui pemasaran yang memiliki target dan program relationship marketing. 2.7 E-CRM Menurut Turban, King, Lee, Liang, & Turban (2012:295), e-crm adalah istilah industri yang mencakup metodologi dan perangkat lunak yang dapat membantu perusahaan memaksimalkan pengelolaan hubungan pelanggan dengan menggunakan cara yang terorganisir. Pada umumnya, perusahaan menggunakan pusat CRM yakni sebuah basis data yang luas berisi informasi pelanggan, termasuk informasi kontak pelanggan. Menurut Grover (2011:27), e-crm tidak dapat dipisahkan dari CRM. Karena e-crm dan CRM terintegrasi satu sama lain. Awalnya e-crm dilihat sebagai jenis CRM dalam bidang e-bisnis ataupun online, tetapi lambat lain e-crm diartikan sebagai sekumpulan aturan perusahaan untuk dapat melayani pelanggan kapan saja dan dimana saja.

12 Menurut Chaffey (2011:455), e-crm adalah pendekatan dengan menggunakan teknologi komunikasi digital untuk memaksimalkan penjualan kepada pelanggan yang sudah ada danmendorong terus kegunaan dari layanan online secara berkelanjutan. 2.8 Operational Customer Relationship Management Systems Menurut Rainer, Prince, & Cegielski (2015:268), operational CRM systems mendukung proses bisnis front-office. Proses front-office adalah mereka yang langsung berinteraksi dengan pelanggan; yaitu, penjualan, pemasaran, dan pelayanan. Sistem CRM operasional memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Efisiensi untuk pemasaran, penjualan, dan layanan 2. Pandangan 360 derajat dari setiap pelanggan 3. Kemampuan untuk mengakses riwayat lengkap interaksi pelanggan dengan organisasi. 2.9 Aplikasi E-CRM 2.9.1 Customer-Facing Applications Menurut Rainer, Prince, & Cegielski (2015:269), Aplikasi e-crm Customer- Facing Applicationsterbagi menjadi 4 yaitu: 1. Customer Service and Support Customer Service and Support mengacu pada sistem yang mengotomatisasi permintaan layanan, keluhan, produk, dan permintaan untuk informasi 2. Customer Force Automation Customer Force Automation adalah komponen dari sistem CRM operasional yang secara otomatis mencatat semua komponen dalam proses transaksi penjualan. 3. Marketing Cross Selling:cross selling adalah pemasaran produk-produk terkait tambahan kepada pelanggan berdasarkan pembelian sebelumnya. Up Selling: up selling adalah strategi penjualan di mana pengusaha memberikan kepada pelanggan kesempatan untuk membeli produk atau jasa dari nilai yang lebih besar terkait di tempat, awal pemilihan produk atau layanan konsumen.

13 4. Campaign Management Membantu organisasi untuk membuat rencana campaign yang mengirimkan pesan yang tepat kepada orang yang tepat dan melalui saluran yang tepat. 2.9.2 Customer-Touching Applications Menurut Rainer, Prince, & Cegielski (2015:269), Aplikasi e-crm Customer- Touching Applicationsterbagi menjadi 7 yaitu: 1. Search and Comparison Capabilities Seringkali sulit bagi pelanggan untuk menemukan apa yang mereka inginkan dari pilihan yang banyak dari produk dan layanan yang tersedia di web. Untuk membantu pelanggan, banyak toko online dan mal menawarkan pencarian dan kemampuan perbandingan. 2. Technical and Other Information and Services Banyak tawaran organisasi pengalaman pribadi untuk mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian atau untuk tetap setia. 3. Customized Products and Services Customized Products and Services lain yang digunakan banyak vendor online adalah kustomisasi massal, proses yang pelanggan dapat mengkonfigurasi sistem komputer mereka sendiri. 4. Personalized Web Pages Banyak organisasi mengizinkan pelanggan mereka untuk membuat halaman web pribadi. pelanggan menggunakan halaman ini untuk merekam pembelian dan preferensi, serta masalah dan permintaan. 5. FAQs FAQs adalah alat sederhana untuk menjawab permintaan pelanggan berulang. Pelanggan dapat menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan menggunakan alat ini, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang yang sebenarnya. 6. E-mail and Automated Response Alat yang paling populer untuk layanan pelanggan adalah e-mail. Murah dan cepat, e-mail tidak hanya digunakan untuk menjawab pertanyaan dari pelanggan tetapi juga untuk menyebarkan informasi, mengirim peringatan dan informasi produk, dan melakukan koresponden pada setiap topik.

14 7. Loyalty Programs Program loyalitasmengenali pelanggan yang berulang kali menggunakan produk vendor atau jasa. Program loyalitas yang tepat ketika dua kondisi terpenuhi: frekuensi tinggi pembelian berulang, dan kustomisasi produk terbatas untuk setiap pelanggan. 2.10 Matriks EFE (External Factor Evaluation) Menurut David (2013:110), sebuah matriks EFE memungkinkan manajer untuk merangkum dan mengevaluasi informasi tentang ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif.matriks EFE dapat dikembangkan dengan lima (5) cara sebagai berikut: 1. Urutkan faktor eksternal utama yang sudah diidentifikasi pada proses audit eksternal. Cantumkan 15 sampai dengan 20 faktor, termasuk peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan dan industri. Urutkan peluang dahulu baru kemudian ancaman. Berusahalah untuk sangat spesifik, gunakan presentase, rasio, dan angka komparatif kapanpun memungkinkan. 2. Tetapkan bobot antara 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting) pada setiap faktor. Bobot mengindikasikan kepentingan dari faktor tersebut bagi kesuksesan suatu perusahaan pada industri tersebut. Peluang seringkali mendapatkan bobot yang lebih tinggi daripada ancaman, namun ancaman dapat mendapatkan bobot lebih tinggi apabila ancaman tersebut sangat parah. Jumlah tambahan semua bobot yang telah ditetapkan harus berjumlah 1,0. 3. Tetapkan rating antara 1 sampai 4 untuk setiap faktor eksternal kunci untuk mengidentifikasikan keefektifan strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor-faktor yang telah teridentifikasi, dimana 4 = respon yang amat baik, 3 = respon di atas rata-rata, 2 = respon biasa, 1 = respon buruk. Rating didasarkan pada keefektifan strategi suatu perusahaan. 4. Kalikan bobot setiap faktor dengan rating-nya untuk menentukan skor tertimbang. 5. Jumlahkan skor tertimbang untuk tiap variabel untuk menentukan jumlah skor tertimbang untuk perusahaan tersebut. Jumlah skor tertimbang rata-rata adalah 2,5.

15 Jumlah skor tertimbang sebesar 4,0 mengindikasikan sebuah organisasi merespon dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada pada industrinya. Jumlah skor tertimbang sebesar 1,0 mengidikasikan strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman. Matriks EFE digunakan perusahaan untuk menilai sisi eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan tersebut dalam suatu industri. Sisi eksternal tersebut mencakup hal hal yang berhubungan langsung dengan bisnis, misalnya ekonomi sampai dengan hal-hal yang berkaitan dengan nilai dalam suatu masyarakat, yaitu sosial dan budaya. Matriks EFE dibentuk dengan melakukan analisis faktor yang berpengaruh terlebih dahulu kemudian melaksanakan 5 (lima)langkah yang telah diuraikan 2.11 Matriks IFE (Internal FactorEvaluation) David (2013:152), juga menjelaskan, matriks IFE merupakan alat untuk merangkum dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama pada area fungsional dari suatu bisnis. Matriks IFE juga menyediakan suatu dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antar area tersebut. Penilaian intuitif dibutuhkan dalam pengembangan matriks IFE. Matriks IFE dapat dikembangkan dengan 5 (lima) cara sebagai berikut : 1. Urutkan faktor internal kunci yang sudah diidentifikasi pada proses audit internal. Cantumkan 10 sampai dengan 20 faktor internal, termasuk kekuatan dan kelemahan. Urutkan kekuatan terlebih dahulu baru kemudian kelemahan. Berusahalah untuk se-spesifik mungkin, gunakan presentase, rasio, dan angka komparatif kapanpun memungkinkan. 2. Tetapkan bobot yang berkisar antara 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting) pada setiap faktor. Bobot yang ditetapkan pada setiap faktor mengindikasikan kepentingan relatif dari faktor tersebut bagi kesuksesan suatu perusahaan pada industri tersebut. Tanpa memperhatikan apakah sebuah faktor kunci adalah sebuah kekuatan atau kelemahan internal, faktor yang dianggap mempunyai efek paling besar pada performa perusahaan harus ditetapkan bobot yang paling besar. Jumlah dari semua bobot yang ada harus sama dengan 1,0.

16 3. Tetapkan rating 1-sampai-4 untuk setiap faktor untuk mengindikasikan apakah suatu, faktor merepresentasikan kelemahan utama (rating = 1), kelemahan kecil (rating = 2), kekuatan kecil (rating = 3), kekuatan utama (rating = 4). Ingatlah bahwa kekuatan harus menerima rating 3 atau 4 dan kelemahan harus menerima rating 1 atau 2. 4. Kalikan bobot setiap faktor dengan rating-nya untuk menentukan skor tertimbang. 5. Jumlahkan skor tertimbang untuk tiap variabel untuk menentukan jumlah skor tertimbang untuk perusahaan tersebut. Jumlah skor tertimbang rata-rata adalah 2,5. Jumlah skor tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan suatu perusahaan yang lemah secara internal, dimana jumlah skor tertimbang di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. Matriks IFE digunakan perusahaan untuk menilai sisi internal perusahaannya, yang terkait fungsi-fungsi yang ada di dalam perusahaan. Sisi internal tersebut terbagi menjadi manajemen, marketing, finance/accounting, production/operations, research and development dan menajeman sistem informasi. Matriks IFE dibentuk dengan melakukan analisis faktor yang berpengaruh terlebih dahulu kemudian melaksanakan 5 (lima) langkah yang telah diuraikan 2.12 Matriks Internal Eksternal Menurut David (2013:216), Matriks internal eksternal merupakan matriksposisi organisasi yang memiliki beberapa divisi di sembilan sel. Matriks IE dapatdiklasifikasikan ke dalam 3 bagian besar yang memiliki implikasi yang berbeda-bedayaitu: 1. Divisi yang masuk kedalam sel I,II, atau IV dapat dideskripsikan sebagai pertumbuhan dan membangun. Strategi yang intensif (penetrasi pasar, pengembanan pasar, dan pengembangan produk) atau integrative (integrasi kebelakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). 2. Divisi yang masuk kedalam sel III, V, VII dapat dideskripsikan sebagai menjaga dan mempertahankan. Strategi yang umum untuk divisi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3. Divisi yang masuk kedalam sel VI, VIII, IX adalah memanen atau divestasi.

17 Gambar 2.1 Matriks Internal External 2.13 Analisis SWOT Menurut David (2013:206), matriks SWOT adalah alat untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi. Yaitu strategi SO (strengthsopportunity), strategi WO (weakness-opportunity), strategi ST (strengths-treats), strategi WT (weakness-treats): 1. Strategi SO (strengths-opportunity) Strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Semua manajer akan menyukai organisasi mereka berada di posisi dimana kekuatan internal bisa digunakan untuk memanfaat tren dan kejadian yang eksternal. 2. Strategi WO (weakness-opportunity) Strategi yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Terkadang kunci peluang eksternal sudah ada, tetapi perusahaan mempunyai kelemahan internal yang membuat terhambatnya peluang itu di dapatkan. 3. Strategi ST (strengths-threats) Strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti organisasi yang kuat selalu menemukan ancaman di lingkungan eksternal.

18 4. Strategi WT (weakness-threats) Strategi taktik bertahan yang ditujukan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Suatu organisasi menghadapi beberapa ancaman eksternal dan juga kelemahan internal yang membuat posisi organisasi tidak aman. Matriks SWOT terdiri dari sembilan sel yang memperlihatkan, empat sel kunci faktor, empat sel strategi, dan satu sel yang dibiarkan kosong (pojok kiri atas). Empat sel strategi di beri label SO, WO, ST, dan WT, dikembangan setelah mengisi empat sel kunci faktor yang di labeli S, W, O, dan T.Berikut adalah delapan langkah dalam membuat matriks SWOT: 1. Tuliskan peluang ekstenal perusahaan. 2. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan. 3. Tuliskan kekuatan internal perusahaan. 4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan 5. Cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal, hasilnya dicatat dalam sel SO 6. Cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, hasilnya dicatat dalam sel WO. 7. Cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, hasilnya dicatat dalam sel ST. 8. Cocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, hasilnya dicatat dalam sel WT. Berikut adalah gambaran dari matriks SWOT: Tabel 2.1 Matriks SWOT Dibiarkan kosong Sel kekuatan (Strength) Sel kelemahan (Weakness) Sel peluang (Opportunities) Strategi SO Strategi WO Sel ancaman (Threats) Strategi ST Strategi WT

19 2.14 Analisis Model Lima Kekuatan Porter David (2013:105), Model Porter s Five Forces tentang competitive advantage adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri. Intensitas persaingan antarperusahaan sangat beragam dari satu industri ke industri lain. Menurut Porter, hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan dari lima kekuatan: 1. Supplier Power Supplier power memengaruhi intensitas persaingan di suatu industri, khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah lain sangat tinggi. Perusahaan mungkin saja menjalankan strategi integrasi ke belakang untuk memperoleh kontrol atau kepemilikan dari pemasok.strategi ini sangat efektif manakala pemasok tidak dapat dipercaya, terlalu mahal, atau tidak sanggup memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten. 2. Buyer Power Ketika konsumen berkonsentrasi atau berbelanja atau membeli dalam volume besar, daya tawar mereka dapat merepresentasikan kekuatan besar yang memengaruhi intensitas persaingan di suatu industri. Daya tawar konsumen menjadi lebih tinggi ketika produk yang dibeli adalah standar atau tidak terdiferensiasi. Daya tawar konsumen dapat menjadi kekuatan terpenting yang memengaruhi keunggulan kompetitif. Konsumen memiliki daya tawar yang semakin besar dalam kondisi-kondisi berikut: a. Jika mereka dapat dengan mudah dan murah beralih ke merek atau pengganti pesaing. b. Jika mereka menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual. c. Jika penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen. d. Jika mereka memegang informasi tentang produk, harga, dan biaya penjual, e. Jika mereka memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa membeli produk.

20 3. Competitive Rivalry Persaingan antar perusahaan saingan biasanya merupakan yang paling hebat dari lima kekuatan kompetitif. Strategi yag dijalankan oleh sebuah perusahaan dapat berhasil hanya sejauh ia menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan dalam strategi oleh satu perusahaan bisa jadi ditanggapi dengan langkah balasan, seperti penurunan harga, peningkatan kualitas, penambahan fitur, penyediaan layanan, perpanjangan garansi, dan pengintensifan iklan. 4. Threat of Substitution Hadirnya produk-produk pengganti meletakkan batas tertinggi (plafon) untuk harga yang dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk pengganti. Besarnya tekanan kompetitif yang berasal dari pengembangan produk pengganti biasanya ditunjukkan oleh rencana pesaing untuk memperluas kapasitas produksi, selain angka penjualan dan pertumbuhan laba mereka. Kekuatan kompetitif produk pesaing bisa diukur dengan penelitian terhadap pangsa pasar yang berhasil diraih produk itu, dan juga dari rencana perusahaan tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penetrasi pasar. 5. Threat of New Entry Perusahaan baru kadang masuk ke industri dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang substansial. Oleh karenanya, tugas penyusun strategi adalah mengidentifikasi perusahaanperusahaan baru yang berpotensi masuk ke pasar, memonitor strategi perusahaan saingan baru, menyerang balik jika diperlukan, dan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada. Ketika ancaman perusahaan baru yang masuk ke pasar kuat, perusahaan yang telah ada umumnya memperkuat posisi mereka dan mengambil tindakan untuk menghambat perusahaan baru tersebut, seperti dengan menurunkan harga, memperpanjang garansi, menambah fitur, atau menawarkan paket-paket pendanaan. 2.15 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Menurut David (2013:221), matriks QSPM merupakan suatu teknik untuk menentukan strategi alternatif yang tepat secara objektif berdasarkan faktor faktor yang ada. Matriks QSPM secara objektif dapat menunjukan strategi alternatif yang terbaik dari strategi yang ada.

21 David (2013: 221), menjabarkan enam langkah yang harus dilakukan untuk menentukan nilai total daya tarik dalam QSPM: 1. Buat daftar peluang / ancaman eksternal dan kekuatan / kelemahan internal di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi harus diambil langsung dari matriks EFE dan IFE yang sebelumnya sudah dibuat. 2. Berikan bobot pada setiap kunci faktor eksternal dan internal. Bobot ini juga diambil dari matriks EFE dan IFE. Bobot ini di catat pada kolom sebelah kanan faktor keberhasilan eksternal dan internal 3. Periksa matriks pada tahap 2 (pencocokan), dan identifkasi strategi alternatif yang perusahaan harus pertimbangkan untuk perusahaan. Catat strategi yang ini di baris paling atas QSPM. 4. Tentukan skor daya tarik (AS) definisikan sebagai nilai angka yang mengindikasikan hubungan daya tarik dari setiap strategi. Attractiveness Score (AS) ditentukan dengan cara mengamati setiap kunci eksternal atau internal, dan menanyakan apakah apakah faktor ini akan mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat? jika jawabannya adalah iya, maka strategi harus dibandingkan dengan secara relatif terhadap kunci faktor tersebut. Skor daya tarik harus diberikan kepada setiap strategi untuk menunjukan daya tarik relatif dari suatu strategi atas strategi lain. Skor daya tarik adalah 1 = tidak memiliki daya tarik, 2 = daya tarik rendah, 3 = daya tarik cukup, 4 = daya tarik tinggi. Jika jawabannya adalah tidak, bahwa faktor utama tidak mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat. Maka jangan diberikan skor gunakanlah (-) untuk menunjukan bahwa faktor itu tidak mempengaruhi pilihan yang dibuat 5. Hitunglah skor daya tarik total (TAS). TAS yaitu dengan mengalikan bobot dengan skor daya tarik di setiap barisnya. Semakin tinggi skor daya tarik totalnya, maka semakin menarik strategi alternatif tersebut. 6. Hitunglah jumlah keseluruhan daya tarik total dengan menjumlahkan skor daya tarik total disetiap kolom strategi dari QSPM. Hasil dari keseluruhan daya tarik total menunjukan strategi yang paling menarik dari setiap alternatif. Skor yang tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik, mempertimbangkan semua faktor eksternal dan internal yang relevan yang berdampak pada keputusan strategis.

22 2.16 Unified Modeling Language Satzinger, Jackson, & Burd (2012:46), Unified Modeling Language adalah suatu set standar dari suatu model dan notasi yang didefinisikan oleh Object Management Group (OMG), suatu standar bagi perusahaan untuk mengembangkan sistem. Dengan menggunakan UML, seorang analis dan pengguna akhir dapat menggambarkan dan memahami berbagai diagram khusus yang digunakan dalam proyek pengembangan sistem. 2.17 Activity Diagram Satzinger, Jackson, & Burd (2012:57), suatu activity diagram menggambarkan beberapa kegiatan user (atau sistem), seseorang yang melakukan aktivitas, dan urutan dari setiap aktivitas yang dijalankan. Gambar 2.2Activity Diagram 2.18 Use Case Diagram Satzinger, Jackson, & Burd (2012:69), use casemerupakan suatu diagram UML untuk menggambarkansuatu aktivitas yang dilakukan oleh sistem, untuk merespon permintaan dari user.

23 ambar 2.3Use Case Diagram G 2.19 Domain Model Class Diagram Satzinger, Jackson, & Burd (2012:101), Domain Model Class Diagrammerupakan suatu kategori atau klasfikasi dari sekumpulan objek dan hanya melibatkan kelaskelas dari problem domain. Gambar 2.4 Class Diagram

24 Gambar 2.5Domain Model Class Diagram 2.20 Sequence Diagram Satzinger, Jackson, & Burd (2012:126), adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan pesan antara aktor eksternal dan sistem selama use caseatau skenario. Gambar 2.6 Sequence Diagram

25 2.21 User Interface Satzinger, Jackson, & Burd (2012:189), adalah input dan output yang langsung melibatkan pengguna sistem. User interface bisa untuk pengguna internal atau eksternal, desain mereka bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti tujuan interface, karakteristik pengguna, dan karakteristik desain interface tertentu. User interface, sistem antarmuka yang secara langsung melibatkan pengguna sistem. 2.22 Kerangka Berpikir Pendahuluan: 1. Latar Belakang 2. Perumusan masalah 3. Ruang Lingkup 4. Tujuan dan Manfaat Metodologi: 1. Pengumpulan data: Observasi Wawancara Survey Studi Kepustakaan 2. Analisis dan Perancangan Sistem: Object Oriented Analysis and Design Analisis : 1. Profil Perusahaan 2. Visi dan Misi Perusahaan 3. Struktur Organisasi 4. Tugas dan Wewenang 5. Proses Bisnis Berjalan Identifikasi permasalahan Usulan permasalahan Object Oriented Analysis and Design 1. Activity Diagram 2. Usecase Diagram 3. Class Diagram 4. Sequence Diagram 5. User Interface

26 Gambar 2.7 Kerangka Berfikir