46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desan Peneltan Jens peneltan yang dlakukan oleh penuls yatu korelasonal dan verfkatf yatu suatu metode yang dgunakan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua varabel atau seberapa jauh korelas yang ada dantara varabel yang dtelt dan menggambarkan fakta atau keadaan yang terjad pada saat peneltan berlangsung. Metode n tdak hanya mengumpulkan data-data saja tetap juga dolah, dsajkan dan danalss kekuatan hubungan antara varabel dengan teknk analss korelas Product Moment dan berapa besar pengaruh varabel X terhadap varabel Y dengan teknk analss koefsen determnas kemudan mencar hpotess dan memuat kesmpulan sehngga menjad suatu karya lmah. Dkemukakan oleh Et Rochaety, dkk (007:13) bahwa metode verfkatf adalah peneltan yang bertujuan untuk menguj hubungan-hubungan varabel dar hpotess-hpotess yang dajukan dserta data emprs. Alasan penuls menggunakan metode n karena dalam peneltan n terdapat varabel bebas dan varabel terkat. Dmana kedua varabel n akan d analss kekuatan hubungannya sehngga dapat memberkan gambaran mengena seberapa kuat pengaruh varabel X terhadap varabel Y, yang kemudan dapat membuktkan apakah hpotess awal dapat dterma atau tdak. Data yang d dapatkan selama stud lapangan kemudan dsusun, djelaskan, danalss dan akhrnya ddapat kesmpulan.
47 3.. Operasonalsas Varabel Dalam peneltan n terdapat dua varabel yatu sstem pengendalan ntern putang sebaga varabel bebas (varabel yang mempengaruh) dan kelancaran penermaan putang sebaga varabel terkat (varabel yang dpengaruh). Sstem pengendalan ntern merupakan varabel eksogen yang dber notas X, yatu varabel yang akan mempengaruh varabel Y (varabel akbat) dan akan dseldk berapa besarnya pengaruh varabel X terhadap Varabel Y. Sedangkan kelancaran penermaan putang merupakan varabel endogen yang dber notas Y yatu varabel yang akan dpengaruh sebaga akbat varabel X. Dalam suatu peneltan defns operasonal menjabarkan suatu varabel serta ndkatornya secara terpernc sehngga varabel yang ada dapat dketahu pengukurannya. Berkut n adalah tabel yang akan memaparkan defns operasonal dar masng-masng varabel, bak varabel bebas maupun varabel terkat.
48 Tabel 3.1 Operasonalsas Varabel Varabel Dmens Indkator X Sstem Pengendalan Intern Putang Organsas Dapat terlhat dar: Adanya fungs akutans Adanya fungs penaghan Adanya fungs penermaan kas Terdapat pemsahan fungs dalam kegatan organsas. Skala Ukur Interval Sstem Otorsas dan prosedur Pencatatan Dapat terlhat dar : Terdapatnya bagan organsas formal. Penggunaan formulr bernomor urut tercetak yang pemakaannya harus dpertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Pencatatan transaks harus dlakukan pada saat transaks terjad, atau segera setelah transaks terjad. Perancangan dokumen harus cukup sederhana untuk menjamn kemudahan dalam pemahaman terhadap dokumen dan catatan tersebut. Sedapat mungkn dokumen d rancang untuk memenuh berbaga keperluan sekalgus. Perancangan dokumen dan catatan yang mendorong pengsan data yang benar. Interval
49 Praktk yang Sehat Dapat terlhat dar: Dlaksanakannya pemerksaan mendadak (surprsed audt). Transaks tdak dlaksanakan dar awal sampa akhr oleh satu orang atau satu unt organsas, tanpa ada campur tangan dar orang atau unt organsas lan. Dlaksanakannya perputaran jabatan (job rotaton). Dlaksanakan keharusan pengamblan cut bag karyawan yang berhak. Secara perodk dadakan pencocokan fsk kekayaan dengan catatannya. Dadakannya Pembentukan unt organsas yang bertugas untuk mengecek efektvtas unsur-unsur sstem pengendalan ntern yang lan. Interval Y Kelancaran Penermaan Putang Tngkat Perputaran Putang Terlhat dar perbandngan antara total penjualan kredt atau total pnjaman dengan rata-rata putang Raso Untuk varabel Sstem Pengendalan Intern Putang dengan dmens catatan dan dokumen, penuls menggunakan skala ukur nterval, karena data yang dperoleh merupakan data ordnal pada awalnya yang kemudan dubah menjad nterval melalu proses MSI, sehngga data yang dperoleh merupakan data nterval.
50 3.3. Populas dan Sampel 3.3.1. Populas Populas menurut Ronny Kountur (003:137) adalah Suatu kumpulan menyeluruh dar suatu objek yang merupakan perhatan penelt. Berdasarkan defns tersebut populas dar peneltan n adalah sstem pengendalan ntern putang pada Koperas Karyawan Omedata, serta neraca dan laporan arus kas selama perode jun 004 jun 007. 3.3.. Sampel Dalam suatu peneltan tdak selalu jumlah populas harus dukur, tetap bsa juga hanya sebagan saja. Sepert dkemukakan oleh Ronny Kountur (003:137-138) bahwa Sample adalah bagan dar populas. Pada peneltan n penuls menetapkan seluruh pengurus koperas yang melaksanakan secara langsung sstem pengendalan ntern putang yang berjumlah 1 orang pada Koperas Karyawan Omedata, serta neraca dan laporan arus kas selama perode jun 004 jun 007 sebaga populas sekalgus sebaga sample, sehngga penuls menggunakan sample jenuh. Dkemukakan oleh Sugyono (003:78) bahwa sample jenuh adalah teknk penentuan sample bla semua populas dgunakan sebaga sampel.
51 3.4. Metode Pengumpulan Data Sumber data yang dgunakan oleh penuls adalah menggunakan data prmer yatu data yang ddapat dar sumber pertama bak dar ndvdu ataupun perseorangan. Data tersebut lebh bak karena asal-usul kelemahan dan kelebhannya dapat dketahu langsung dar orang yang berkepentngan langsung dengan data tersebut. Dalam suatu peneltan agar penuls dapat memaham masalah-masalah yang dtelt maka dperlukan adanya metode. Metode yang dgunakan oleh penuls dalam penyusunan tugas akhr n dengan cara mengumpulkan, menyajkan serta menganalsa data sehngga dapat memberkan nformas yang cukup jelas. Adapun teknk yang dgunakan dalam membantu metode yang dgunakan adalah sebaga berkut: a. Kuesoner adalah pengumpulan data dan nformas dengan cara penyebaran daftar pertanyaan mengena sstem pengendalan ntern putang yang penuls telt d dalam koperas. Kuesoner dsampakan langsung kepada phak-phak yang berkatan dengan objek. b. Stud dokumentas, stud n dlakuan dengan mempelajar dokumen-dokumen yang ada d koperas yang dtelt berkernaan dengan masalah yang dtelt. Dalam hal n penuls menelt dan mempelajar laporan neraca, laporan arus kas serta dokumen lannya yang ada pada koperas karyawan omedata yang berkatan dengan kepentngan peneltan. Dokumen yang dtelt yatu dokumen yang terjad atau dbuat pada jun 004 - jun 007.
5 c. Intervew ( wawancara ) adalah pengumpulan data dan nformas dengan cara melakukan Tanya jawab secara lsan kepada phak-phak yang dnla berwenang dan mengetahu lebh banyak mengena system pengendalan ntern putang dan kelancaran penermaan putang pada koperas karyawan omedata (KKO). Bertujuan untuk melengkap data mengena system pengendalan ntern dan memperjelas stud dokumentas. 3.5 Instrumen Peneltan dan Skala Pengukuran 3.5.1 Instrumen Peneltan Penyusunan nstrumen peneltan merupakan salah satu rangkaan kegtaan yang sangat pentng dalam peneltan, karena data yang dgunakan untuk menjawab masalah dperoleh melalu nstrument. Menurut Suharsm Arkunto, (1996:136) nstrument adalah sebaga alat yang dplh dan dgunakan oleh penelt dalam kegatannya mengumpulkan data agar kegatan tersebut menjad sstemats. Berkatan dengan hal tersebut, maka nstrument yang dpergunakan dalam peneltan n untuk varabel bebas (varabel X) yatu sstem pengendalan ntern putang, menggunakan angket atau kuesoner. Langkah-langkah pembuatannya: 1. membuat ks-ks angket.. merumuskan tem-tem pernyataan dan alternatve jawaban untuk jens pernyataan tertutup. 3. menetapkan krtera pemberan skor untuk setap tem pernyataan.
53 4. memperbanyak angket dan menyebarkan pada responden. Sedangkan untuk varabel terkat (varabel Y) yatu kelancaran penermaan putang, danalss menggunakan stud dokumentas dar laporan neraca, dan laporan arus kas koepras karyawan omedata. 3.5. Skala Pengukuran Sebaga varabel bebas dalam peneltan n adalah sstem pengendalan ntern putang, varabel tersebut perlu dukur dengan menggunakan skala tertentu untuk mencapa sasaran peneltan yang dharapkan. Skala pengukuran juga dapat djadkan dasar untuk menentukan jens analss data yang dgunakan. Untuk memberkan penlaan terhadap kelancaran penermaan putang, yatu dengan membandngkan unsur-unsur pengendalan ntern dengan pelaksanaan pengendalan ntern yang ada d koperas yang dperoleh melalu kuesoner dengan cara membandngkan skor deal untuk seluruh tem dengan skor yang peroleh dar peneltan. (Sugyono, 003:109). Skor deal untuk seluruh tem adalah 100 (seandanya semua menjawab selalu), yang dberkan kepada rensponden d koperas yang bersangkutan menggunakan Skala Lkert, sepert dkemukakan oleh Sugyono (003:86) Skala lkert dgunakan untuk mengukur skap, pendapat, seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosal. Skala partspas dsusun berdasarkan skala model Lkert dmana hanya terdr dar lma katagor yang bernla skala sebaga berkut :
54 Tabel 3. Skala Setap Alternatf Jawaban pada Item Pertanyaan Alternatf Jawaban Skor A 5 B 4 C 3 D E 1 Keterangan: A = sangat jelas, selalu, sangat setuju, sangat bak B = jelas, kadang-kadang, setuju, bak C = kurang jelas, jarang, kurang bak, kurang setuju D = tdak jelas, ragu-ragu, tdak setuju, tdak bak E = sangat tdak jelas, sangat tdak setuju, tdak pernah Krtera pengamblan keputusan berdasarkan nterpretas skor yang dadaptas dar Rduan (004:9) sebaga berkut: 0%-0% Sangat Tdak Efektf 1%-40% Tdak Efektf 41%-60% Cukup 61%-80% Efektf 81%-100% Sangat Efektf 3.6 Teknk Analss Data dan Rancangan Uj Hpotess 3.6.1 Metode Analss Data Data-data yang dperoleh penuls melalu teknk pengumpulan data memerlukan pengolahan dan penganalssan data yang lebh lanjut. Adapun langkah-langkah yang penuls lakukan untuk mengolah data yang penuls lakukan adalah sebaga berkut:
55 Valdtas Sebelum dlakukan analss data, terlebh dahulu dlakukan pengujan nstrumen peneltan untuk mengetahu valdtas dan relabltas nstrumen yang dgunakan dalam peneltan. Tes valdtas yang dlakukan bertujuan untuk mengetahu apakah tes tersebut dapat menjelaskan fungs ukurnya. Uj valdtas tem dalam peneltan n menggunakan rumus korelas Product Moment dar Pearson sebagamana berkut : r xy = nσx Y ( ΣX )( ΣY ) { nσx ( ΣX ) }{ nσy ( ΣY ) } (Sugyono, 003: 18) d mana: r xy = koefsen korelas n = jumlah responden uj coba X = skor tap tem Y = skor seluruh tem responden uj coba Setelah mendapatkan r xy, kemudan dbandngkan dengan r tabel yatu pada tabel nla r Product Moment, yatu r = 0.576. Bag pertanyaan yang tdak vald maka pertanyaan tersebut dbuang dan tdak dkutsertakan dalam peneltan. Relabltas Tes relabltas bertujuan untuk mengenal apakah alat pengumpul data tersebut menunjukan tngkat ketepatan, keakuratan, kestablan atau konsstens dalam mengungkapkan gejala tertentu dar sekelompok ndvdu walaupun dlaksanakan pada waktu yang berbeda. Uj relabltas, dhtung dengan
56 menggunakan metode splt half dar spearman brown, atau bsa dsebut dengan koefsen spearman, dengan rumus sebaga berkut: k Σσ n 11 = 1 k 1 σ t r (Suharsm Arkunto, 00:171) D mana: r 11 = relabltas nstrumen k = banyak butr pernyataan atau banyaknya soal σ b = Jumlah varans butr σ t = varans total Selanjutnya, nla nla r htung untuk kemudan dbandngkan dengan nla r tabel. Dengan krtera; Jka r htung r tabel Jka r htung r tabel relabel tdak relabel Dalam menla relabltas nstrumen yang dgunakan, dlakukan penlaan dengan menggunakan Uj Relabltas dengan bantuan program aplkas Mcrosoft Excel. 3.5. Teknk Pengolahan Data Adapun teknk analss data yang dgunakan dalam peneltan n adalah analsa kuanttatf yang menggunakan teknk uj korelas Product Moment. Karena skor yang dperoleh dar varabel X (sstem pengendalan ntern putang) mempunya tngkat pengukuran ordnal, maka pengukuran varabel X perlu dtngkatkan menjad nterval melalu Methode of Succesve Interval agar dapat dkorelaskan dengan perhtungan korelas Product Moment yang memprasyaratkan kedua data sekurang-kurangnya harus mempunya tngkat pengukuran nterval dalam pengukuran skap adalah menakkan tngkat pengukuran ordnal ke nterval.
57 Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformas data melalu MSI menurut Harun Al-Rasyd (Nasrun, 004: 49) adalah sebaga berkut : (1) Htung frekuens untuk masng-masng kategor responden. () Tentukan nla propors untuk masng-masng kategor responden. (3) Jumlahkan nla propors menjad propors kumulatf untuk masng-masng kategor responden. (4) Dasumskan propors kumulatf (PK) mengkut dstrbus normal baku, maka untuk setap nla PK (untuk masng-masng kategor respon) akan ddapatkan nla Z (dar tabel normal baku). (5) Htung nla denstas f (Z) untuk masng-masng nla Z. (6) Htung SV (scale value) untuk masng-masng kategor responden secara umum. Rumus yang dgunakan adalah sebaga berkut : SV = ( densty at lower lmt ) ( densty at upper lmt ) ( area under upper lmt ) ( area under upper lmt (7) Tentukan nla transformas dengan menggunakan rumus: Y = SV + k k = 1 + SV mn Dalam hal n, penngkatan varabel X dar data ordnal menjad data nterval dlakukan dengan menggunakan Methode of Succesve Interval dengan bantuan program aplkas Mcrosoft Excel. Sedangkan untuk varabel Y, data yang dperoleh sudah merupakan data raso. Kelancaran penermaan putang yang merupakan varabel Y pada penulsan
58 skrps n dapat dnla dengan cara menghtung raso perputaran putang yang drumuskan sebega berkut: Perputaran Putang = Penjualan Rata rata PuTang (K Fred Skousen, 001:315) Setelah data setap varabel dketahu, maka untuk mengetahu hubungan antara varabel X dengan varabel Y dlakukan perhtungan koefsen korelas product moment antara varabel X ( sstem pengendalan ntern putang) dengan varabel Y (kelancaran penermaan putang) dengan menggunakan rumus: r xy = nσx Y ( ΣX )( ΣY ) { nσx ( ΣX ) }{ nσy ( ΣY ) } (Sugyono, 003: 18) d mana: r xy = koefsen korelas n = jumlah responden uj coba X = nla untuk varabel X Y = nla untuk varabel Y Penafsran koefsen korelas yang dgunakan adalah pedoman yang dkemukakan oleh Sugyono (003:183), sepert terlhat dalam tabel berkut:
59 Tabel 3.3 Tngkat Keeratan Hubungan Interval Tngkat korelas 0.00 0.199 Sangat Rendah 0.0 0.399 Rendah 0.40 0.599 Sedang 0.60 0.799 Kuat 0.80 1.000 Sangat Kuat Untuk mengetahu besarnya pengaruh varabel X terhadap Y, maka penuls menggunakan koefsen determnas. Koefsen determnas adalah suatu blangan yang basanya dnyatakan dalam persen yang dperoleh dar bentuk kuadrat koefsen korelasnya yang dapat menunjukkan besarnya pengaruh varabel X terhadap Y dan drumuskan sebaga berkut: Kd = r x 100% ( Sudjana, 1997:46 ) Keterangan : r = nla dar koefsen korelas Untuk dapat menark kesmpulan dterma atau dtolaknya hpotess yang dajukan atau dengan kata lan penentuan hpotess nol (H 0 ) dan hpotess alternatf (H a ), maka setelah mendapatkan harga r Product Moment, dlakukan uj hpotess, dmana pengujan hpotess dlakukan dengan menggunakan tarf nyata 0.05 atau tngkat keyaknan 95 %. Penggunaan tngkat keyaknan 95 % n dgunakan karena angka tersebut telah umum dgunakan dalam peneltan lmu sosal, dengan kata lan dengan tolerans 5% untuk lmu sosal tdak mempunya pengaruh besar terhadap hasl yang akan dperoleh d bandng dengan lmu lannya.
60 Hpotess yang dlakukan adalah hpotess statstk yatu hpotess yang merupakan pernyataan yang berkatan dengan populas dmana penuls ngn menentukan apakah hpotess n dterma atau dtolak berdasarkan data pengamatan. Karakterstk populas yang dmaksud adalah koefsen korelas (ρ). Untuk hpotess terdapat dua varabel yang terlbat yatu sstem pengendalan ntern putang dan kelancaran penermaan putang. Hpotess peneltan n adalah Sstem Pengendalan Intern Putang berpengaruh postf terhadap Kelancaran Penermaan Putang. Kekuatan pengaruh n dapat dlhat dar besar tdaknya pengaruh sstem pengendalan ntern putang terhadap kelancaran penermaan putang dengan catatan bahwa pengaruh tersebut ddukung secara teorts. Ukuran hubungan yang akan dgunakan adalah koefsen korelas (ρ), maka hpotess statstk untuk menguj hpotess peneltan n adalah sebaga berkut : Ho : ρ = 0 Sstem pengendalan ntern putang tdak memlk pengaruh terhadap kelancaran penermaan putang. Ha : ρ 0 Sstem pengendalan ntern putang memlk pengaruh terhadap kelancaran penermaan putang.