Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

III. METODE PENELITIAN

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

III KERANGKA PEMIKIRAN

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai

Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas Sebagai Energi Alternatif Berbasis Individu Dan Kelompok Peternak ABSTRACT

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB 2 LANDASAN TEORI

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

Analisis Model dan Contoh Numerik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

MODEL PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Eucheuma Cottonii DI KECAMATAN BUMIRAYA KABUPATEN MOROWALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

Vol. 1, No. 2, September 2011

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

STRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN

LATIHAN SOAL KWU XII

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

CROP LAND SUITABILITY FOR CLOVE (Eugenia aromatica L.) BASED ON AGRO-CLIMATE ASPECTS AND ECONOMIC FEASIBILITY (CASE STUDY : SOUTH SULAWESI PROVINCE)

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

FEASIBILITY STUDY of PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN HIGHWAY

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

Transkripsi:

Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname di Canigi Indramayu 77 Financial analysis of pond area exension in Pacific whie shrimp culure a Canigi Indramayu I. Diain, U. Kusumawardany Deparemen Budidaya Perairan, Fakulas Perikanan dan Ilmu Kelauan Insiu Peranian Bogor ABSTRACT Pacific whie shrimp is one of he primadona of fishery commodiies. This shrimp is superior as i resiss o diseases and also high produciviy. Jai Hasil Diri (JHD) locaed in Canigi Indramayu is one of he pacific whie shrimp culure company. In order o develop he business, his company planned o exen heir pond area from 26 o 42 Ha. This plan was herefore needed o be financially analyzed o confirm is feasibiliy. There were wo differen scenarios of area exension, firs scenario was o exen pond area wihou any echnical improvemen, and he second scenario was o exen pond area wih echnical improvemen. The resul of he sudy shows ha he pond area exension was feasible wih NPV of Rp7.221.427.150,00 and Rp29.867.006.067,00, he ne B/C of 2,62 and 7,7 and also he IRR of 47,84% and 146,55% for he firs and second scenario, respecively. Sensiiviy analysis indicaed ha he business is sill feasible o be operaed a a maximal of feed price he increase of 38,84% for he firs scenario and 119,36% for he second scenario or if he shrimp price decrease wih a maximum decrease of 18,81% and 41,12% a firs and second scenario, respecively. The firs business scenario is more sensiive as compare o he second scenario. Key words: Pacific whie shrimp, Canigi Indramayu, pond, echnical improvemen, sensiiviy analysis ABSTRAK Udang vaname merupakan salah sau komodias perikanan yang menjadi primadona, karena keunggulannya yaiu ahan erhadap penyaki dan menghasilkan produkivias yang cukup inggi. Usaha Jai Hasil Diri (JHD) di Canigi Indramayu adalah salah sau perusahaan yang bergerak dalam usaha budidaya udang vaname. Dalam rangka mengembangkan usahanya, perusahaan berencana unuk menambah luas lahan ambaknya dari 26 Ha menjadi 42 Ha. Sehingga perlu dikaji melalui analisis kelayakan finansial, apakah penambahan luas lahan ini layak aau idak unuk diusahakan. Pengembangan ini menggunakan dua skenario yaiu skenario perama adalah perluasan lahan anpa ada perbaikan eknis dan skenario ke dua adalah perluasan lahan yang diserai dengan perbaikan eknis. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengembangan luas lahan pada Usaha JHD layak unuk diusahakan dengan nilai NPV pada skenario 1 dan 2 masing-masing sebesar Rp7.221.427.150,00 dan Rp29.867.006.067,00, ne B/C sebesar 2,62 dan 7,7 dan IRR sebesar 47,84% dan 146,55%. Analisis sensiivias menunjukkan bahwa usaha masih layak dijalankan jika erjadi kenaikan harga pakan udang pada skenario 1 maksimal sebesar 38,84% dan skenario 2 sebesar 119,36%, sedangkan penurunan harga jual udang vaname maksimal pada skenario 1 sebesar 18,81% dan skenario 2 sebesar 41,12%. Pengembangan usaha pada skenario 1 lebih sensiif dibandingkan skenario 2. Kaa kunci: Udang vaname, Canigi Indramayu, ambak, perbaikan eknis, analisis sensiivias PENDAHULUAN Salah sau jenis usaha perikanan yang saa ini sedang diminai adalah usaha budidaya udang. Udang merupakan salah sau andalan ekspor non migas dan menjadi primadona perikanan Indonesia karena memberikan konribusi bagi peningkaan devisa negara dari sekor perikanan yaiu sekiar 52,9% dari seluruh nilai hasil ekspor perikanan Indonesia (Koswara, 2006). Program revialisasi pembangunan perikanan budidaya udang dilakukan dengan menerapkan sraegi pengembangan kawasan secara berahap dan berkesinambungan. Salah sau komodias unggulan yang dikem-

78 I. Diain dan U. Kusumawardany / Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) bangkan dalam revialisasi budidaya di ambak adalah udang vaname dan udang windu (DKP, 2005). Targe peningkaan produksi udang windu raa-raa adalah sebesar 10% per ahun, sedangkan udang vaname 17% per ahun (Susapoyono, 2007). Usaha budidaya udang vaname elah dilakukan oleh sejumlah pembudidaya di beberapa daerah seperi Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah, Jawa Bara, Sulawesi Selaan dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Salah sau Kabupaen di Jawa Bara yang memiliki prospek pada usaha budidaya udang vaname adalah Kabupaen Indramayu. Indramayu merupakan salah sau senra perambakan di Jawa Bara dalam memproduksi udang vaname. Salah sau perusahaan yang melakukan usaha budidaya udang vaname di Indramayu adalah Usaha JHD. Luas ambak yang diusahakan Usaha JHD elah mencapai 26 Ha dengan eknologi budidaya yang sudah inensif, unuk meningkakan keunungan yang akan diperoleh dan memanfaakan lahan Usaha JHD yang masih ersedia, maka Usaha JHD berencana unuk memperluas ambaknya menjadi 42 Ha. Dalam rangka perluasan lahan ersebu, maka perlu dilakukan analisis kelayakan finansial unuk mengeahui apakah perluasan lahan ini layak aau idak unuk dijalankan. BAHAN DAN METODE Meode peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah sudi kasus dengan sauan kasusnya adalah Usaha Jasa Hasil Diri (JHD) yang erleak di Desa Lamaran Tarung, Kecamaan Canigi, Kabupaen Indramayu, Jawa Bara. Jenis daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa ex dan daa image. Daa ex adalah daa yang berbenuk alfabe maupun numerik. Daa image adalah daa yang berupa gambar, diagram, dan abel yang dapa memberikan informasi mengenai keadaan di empa peneliian (Fauzi, 2001). Sumber daa yang digunakan dalam peneliian ini berupa daa primer dan daa sekunder. Analisis Usaha Analisis keunungan usaha Analisis keunungan usaha digunakan unuk mengeahui komponen-komponen inpu dan oupu yang erliba dalam usaha dan besarnya keunungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan (Sugiaro, 2000; Umar, 2001). Secara maemais analisis keunungan usaha dapa dirumuskan sebagai beriku: TR TC...(1) Keerangan : : Keunungan TR : Toal Revenue TC : Toal Cos Analisis imbangan penerimaan dan biaya (revenue-cos raio) Analisis imbangan penerimaan dilakukan unuk mengeahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari kegiaan usaha selama periode erenu cukup mengunungkan (Sugiaro, 2000). Secara maemais imbangan penerimaan dan biaya dapa dirumuskan sebagai beriku : Toal Re venue TR R / C...(2) Toal Cos TC Analisis waku pengembalian modal (payback period) Analisis Payback Period adalah suau analisis unuk mengeahui periode waku yang diperlukan unuk menuup kembali pengeluaran invesasi (Iniial Cash Invesmen) dengan menggunakan aliran kas (Umar, 2001). Secara maemais Payback Period dapa dirumuskan sebagai beriku: Invesasi PP x1 ahun...(3) Keunungan Analisis krieria invesasi Biaya pada usaha adalah sebagai beriku: 1. Ne presen value (NPV) Ne Presen Value adalah nilai kini dari keunungan bersih yang akan diperoleh pada masa mendaang dan merupakan selisih nilai

I. Diain dan U. Kusumawardany / Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) 79 kini dari benefi dengan nilai kini dari biaya (Kadariah e al., 1978). Secara maemais dapa dirumuskan sebagai beriku: 10 B C NPV... (4) i 0 1 Keerangan: B : Manfaa dari usaha pada ahun ke- C : Biaya dari usaha pada ahun ke- i : Tingka suku bunga (14% per ahun) : Umur proyek (10 ahun) Krieria kelayakan dalam meode NPV adalah : NPV > 0: maka usaha mengunungkan dan dapa dilakukan NPV < 0: maka usaha merugikan karena keunungan lebih kecil daripada biaya dan idak layak unuk diusahakan NPV = 0: maka usaha idak mengunungkan eapi juga idak rugi, jadi erganung penilaian subyekif pengambil kepuusan. 2. Ne benefi-cos raio (Ne B/C) Ne B/C merupakan perbandingan anara NPV dari oal benefi bersih erhadap oal biaya bersih (Gray, 1993). Ne B/C digunakan unuk ukuran efisiensi dalam penggunaan modal. Secara maemais dapa dirumuskan sebagai beriku : 10 B C 0 1 i Ne B / C, 10 B C 0 1 i Keerangan : B : Manfaa dari usaha pada ahun ke- C : Biaya dari usaha pada ahun ke- i : Tingka suku bunga (14% per ahun) : Umur proyek (10 ahun) B B C C 0 0...(5) Krieria kelayakan pada meode ini adalah: Ne B/C > 1: maka usaha yang dijalankan akan memperoleh keunungan dan dianggap layak Ne B/C < 1: maka usaha yang dijalankan akan mengalami kerugian dan usaha ini idak layak unuk diusahakan 3. Inernal rae of reurn (IRR) IRR merupakan ingka suku bunga yang menunjukan jumlah nilai sekarang neo (NPV) sama dengan seluruh ongkos proyek aau NPV sama dengan nol (Gray, 1993). Secara maemais dapa dirumuskan sebagai beriku: NPV ' IRR i' i'' i'...(6) NPV ' NPV '' Dimana : i : Tingka bunga yang menghasilkan NPV posiif i : Tingka bunga yang menghasilkan NPV negaif NPV : NPV pada ingka suku bunga i NPV : NPV pada ingka suku bunga i Krieria kelayakan pada meode IRR adalah: IRR > i: maka usaha layak unuk dijalankan IRR < i: maka usaha idak layak unuk dijalankan Analisis sensiivias Analisis sensiivias dilakukan unuk meliha respons erhadap perubahan hargaharga yang erjadi pada inpu maupun oupu peroduksi. Analisis ini dilakukan erhadap kenaikan harga pakan udang (biaya produksi unuk pakan 60-70% dari biaya produksi oal) dan penurunan harga jual udang dengan menggunakan meode swiching value. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiaan budidaya udang vaname yang diusahakan oleh Usaha Jasa Hasil Diri (JHD) dimulai sejak ahun 2003. Luas lahan yang dimilki sebanyak 26 Ha dengan jumlah peakan ambak sebanyak 26 peak ambak. Tambak yang dapa dimanfaakan sebanyak 24 peak, dengan luas peakan raa raa 5.000 m 2, sedangkan 2 peak lagi belum dimanfaakan karena srukur anahnya kurang bagus. Usaha JHD sudah menerapkan eknologi budidaya secara inensif, jumlah produksi yang dihasilkan raa-raa sekiar 5 on/peak ambak aau sekiar 10 on/hekar.

80 I. Diain dan U. Kusumawardany / Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Analisis usaha Berdasarkan hasil analisis usaha budidaya udang vaname di Usaha JHD, dapa dikeahui sebagai beriku: a. Invesasi Biaya invesasi yang dikeluarkan oleh Usaha JHD dengan luas lahan 26 Ha adalah sebesar Rp2.793.850.000,00. Biaya invesasi erbesar dikeluarkan unuk pembuaan peakan ambak yaiu sebesar 33,51% dari seluruh biaya invesasi. Hal ini disebabkan karena konsruksi ambak sebagai media uama dalam budidaya udang inensif membuuhkan biaya yang relaif besar. b. Biaya produksi Biaya yang dikeluarkan pada usaha JHD erdiri aas biaya eap dan biaya variabel. Biaya eap usaha budidaya udang vaname adalah sebesar Rp530.907.033,30 dan biaya variabel sebesar Rp2.842.444.453,50. Biaya eap yang erbesar adalah biaya penyusuan sebesar Rp264.219.333,30 (49,77%). Gaji unuk 15 orang karyawan sebesar 16,95% dari seluruh biaya eap. Unuk manajer lapang, menggunakan sisem bagi hasil yaiu 60:40. Biaya variabel erbesar dikeluarkan unuk biaya pakan yaiu sebesar 70,01% dari seluruh oal biaya variabel. c. Penerimaan usaha Penerimaan yang diperoleh perusahaan berasal dari nilai produksi seiap size udang. Harga udang yang berlaku unuk size 45 adalah sebesar Rp42.000,00 per kg, unuk size 50 sebesar Rp34.000,00 per kg sedangkan unuk size 60 ekor per kg sebesar Rp28.000,00 per kg. Jumlah produksi unuk seiap peakan ambak raa-raa sebesar 5.240 kg dalam sau ahun. Jadi oal produksi unuk keseluruhan peakan ambak selama sau ahun sebesar 125.855 kg yang erdiri aas 21.920 kg unuk size 45 aau sekiar 18%, 90.095 kg unuk size 50 aau sekiar 72% dan 13.840 kg aau sekiar 10% unuk size 60. Sehingga penerimaan oal Udang Vaname pada Usaha JHD dalam sau ahun dengan luas lahan 26 Ha adalah sebesar Rp4.371.397.000,00. d. Analisis keunungan usaha Keunungan yang diperoleh dari budidaya udang vaname dengan menggunakan eknologi secara inensif pada luas lahan 26 Ha adalah sebesar Rp998.045.513,20 dan nilai R-C Raio sebesar 1,29. Nilai ini menunjukkan bahwa seiap Rp1,00 biaya yang dikeluarkan, akan memperoleh penerimaan sebesar 1,29. Sedangkan Payback Period dari usaha ini adalah 2,80 ahun, yang berari waku yang dibuuhkan unuk mengembalikan biaya invesasi adalah 2,80 ahun. Nilai invesasi, biaya, penerimaan dan analisis usaha selengkapnya dapa diliha pada Tabel 1. Tabel 1. Biaya oal, invesasi, penerimaan oal, keunungan, R-C Raio, dan Payback Period usaha budidaya udang vaname pada Usaha JHD, Canigi Indramayu. No Keerangan Nilai (Rp) 1 Biaya Toal (TC) 3.373.351.487,00 a. Biaya Teap (TFC) 530.907.033,30 b. Biaya Variabel (TVC) 2.842.444.453,50 2 Invesasi 2.793.385.000,00 3 Penerimaan Toal (TR) 4.371.397.000,00 4 Keunungan (π) 998.045.513,20 5 R-C Raio 1,29 6 Payback Period (Tahun) 2,80

I. Diain dan U. Kusumawardany / Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) 81 Tabel 2. Pengembangan perluasan lahan budidaya udang vaname menjadi 42 Ha pada Usaha JHD, Canigi Indramayu. No Keerangan Sauan Skenario 1 Skenario 2 1 Pada Penebaran ekor per m 3 85 100 2 SR % 70 85 3 FCR - 2,03 1,5 4 Kapur g per m 2 200 150 5 Dolomi g per m 2 280 220 6 Urea g per m 2 7 5 7 TSP g per m 2 4 2 8 Viamin C g per 1 kg pakan 3 3 9 Probioik L per peak 2 2 10 Saponin g per m 2 70 60 11 Saprofon g per m 2 60 50 12 Molase g per m 2 5 3 Analisis kelayakan finansial a. Pengembangan Rencana pengembangan yang akan dilakukan oleh Usaha JHD yaiu menambah luas lahan ambak. Perluasan lahan ini menggunakan 2 skenario yakni perluasan pada keadaan akual seperi yang dilakukan saa ini dan perluasan dengan perbaikan eknis produksi pada kegiaan budidayanya. Lahan yang akan diperluas sebanyak 16 Ha, sehingga oal luas lahan adalah 42 Ha. Luas lahan 16 Ha ersebu, rencananya akan dibua 15 peak ambak dengan luas peakan masing-masing 5.000 m 2. Pola anam yang akan dilakukan erhadap peakan yang baru sama dengan peakan yang lama yaiu dilakukan secara berganian per blok dengan seiap blok erdiri dari 5 peak. Jarak anam anar blok sekiar 1-2 bulan sehingga pemanenan dapa dilakukan iap bulan. Perluasan lahan dengan skenario 1 akan disesuaikan dengan keadaan akual pada luas lahan 26 Ha. Keadaan akual ersebu erdiri dari pada penebaran 85 ekor per m 3, Survival Rae (SR) 70%, dan Feed Converion Raio (FCR) 2,03. Perluasan lahan dengan skenario 2 akan dilakukan dengan perbaikan eknis, yakni dengan cara meningkakan pada penebaran menjadi 100 ekor per m 3, meningkakan SR menjadi 85% dan menurunkan nilai FCR menjadi 1,5 (Haliman dan Adijaya, 2005). Selain iu, dilakukan juga penyesuaian pada gaji karyawan eap. Pengembangan dengan perluasan lahan dapa diliha secara lengkap pada Tabel 2. b. Perkiraan invesasi Peningkaan jumlah ambak me-nambah sarana budidaya seperi kincir 50 uni, pompa 6 uni, rumah jaga dan gudang pakan sebanyak 3 uni, sehingga invesasi yang dikeluarkan diperkirakan sebesar Rp3.982. 410.000,00. c. Perkiraan biaya produksi Biaya eap pada skenario 1 adalah sebesar Rp.855.375.700,00 dan pada skenario 2 adalah sebesar Rp.798.351. 700,00. Sedangkan biaya variabel pada skenario 1 adalah sebesar Rp5.456.501. 695,70, pada skenario 2 erjadi penambahan pada pembelian jumlah benur, pakan, kapur, pupuk, dan oba-obaan sehingga jumlahnya adalah sebesar Rp7.395.998.165,00. d. Perkiraan penerimaan Luas lahan sebesar 26 Ha erbagi menjadi 26 peak ambak, namun hanya 24 peak yang dapa dimanfaakan, sedangkan dua peak lainnya belum dimanfaakan karena srukur anahnya yang kurang bagus. Seiring dengan adanya peningkaan luas lahan sebesar 16 Ha maka jumlah peak ambak pun berambah sebanyak 15 peak. Rencananya dua peak ambak yang belum digunakan akan mulai dimanfaakan

82 I. Diain dan U. Kusumawardany / Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) bersamaan dengan peakan yang baru. Jadi jumlah oal peakan ambak yang akan digunakan sebanyak 41 peak. Jumlah produksi unuk seiap peakan ambak raa-raa unuk skenario 1 adalah sebesar 5.355 kg dalam sau ahun dan pada skenario 2 adalah sebesar 9.750 kg dalam sau ahun. Toal produksi udang vaname pada skenario 1 adalah sebesar 219.480 kg, dengan jumlah produksi unuk size 45 sebesar 39.065 kg aau 18%, unuk size 50 sebesar 159.010 kg aau 72%, dan unuk size 60 sebesar 21.405 kg aau 10%. Toal produksi udang vaname pada skenario 2 adalah sebesar 399.767 kg, dengan jumlah produksi unuk size 45 sebesar 71.150 kg aau 18%, unuk size 50 sebesar 289.630 kg aau 72%, dan unuk size 60 sebesar 38.987 kg aau 10%. Harga udang yang dijual Usaha JHD yaiu sebesar Rp42.000,00 per kg unuk size 45, Rp34.000,00 per kg unuk size 50 dan Rp28. 000,00 per kg unuk size 60. Dengan demikian penerimaan oal yang diperoleh pada skenario 1 yaiu sebesar Rp7.646. 386.802,00 dan pada skenario 2 yaiu sebesar Rp13.927.347.390,00. e. Cash flow Dalam analisis perkiraan cash flow digunakan beberapa asumsi sebagai beriku: 1) Analisis dilakukan dengan 2 skenario yaiu skenario 1 hanya dilakukan perluasan lahan anpa ada perbaikan eknis dan skenario 2 perluasan lahan yang diserai dengan perbaikan eknis. 2) Usaha anpa proyek adalah usaha ambak udang vaname yang dilakukan saa ini pada luas lahan 26 Ha (24 peak ambak). 3) Luas lahan perambakan dikembangkan menjadi 42 Ha (41 peak ambak). 4) Umur proyek selama 10 ahun, berdasarkan umur eknis konsruksi ambak 5) Toal produksi yang dihasilkan pada skenario 1 adalah 219.480 kg dan pada skenario 2 adalah 399.767 kg. Produksi udang size 45, size 50 dan size 60 masing-masing sebesar 18%, 72% dan 10% dari jumlah oal produksi. 6) Harga udang vaname dengan size 45 adalah Rp42.000,00 per kg, size 50 Rp34.000,00 per kg dan size 60 Rp28.000,00 per kg. 7) SR yang digunakan unuk skenario 1 adalah 70%, FCR sebesar 2,03 dan pada penebaran 85 ekor per m 3. 8) SR yang digunakan unuk skenario 2 adalah 85%, FCR sebesar 1,5 dan pada penebaran 100 ekor per m 3 (Haliman dan Adijaya, 2005). 9) Nilai sisa pada akhir proyek diperoleh dari barang invesasi yang masih ersisa saa umurnya elah habis (idak erpakai). 10) Discoun rae sebesar 14%/ahun (ingka suku bunga pinjaman Bank Jabar). Analisis krieria invesasi Analisis krieria invesasi pada usaha ini dapa diliha pada Tabel 3. Berdasarkan hasil analisis diperolah nilai NPV >1, Ne B/C >1 dan IRR > discoun rae. Dengan demikian usaha ambak udang vaname dengan perluasan lahan menjadi 42 Ha, baik pada skenario 1 maupun pada skenario 2 layak unuk diusahakan dan dijalankan. Pengembangan usaha pada skenario 2 lebih mengunungkan dibandingkan usaha pada skenario 1. Tabel 3. Nilai NPV, Ne B/C dan IRR Usaha Budidaya Udang Vaname pada Usaha JHD, Canigi Indramayu No Keerangan Nilai Skenario 1 Skenario 2 1 Ne Presen Value (NPV) (Rp) 7.221.427.150,00 29.867.006.067,00 2 Ne Benefi-Cos raio (Ne B/C) 2,62 7,7 3 Inernal Rae of Reurn (IRR) (%) 47,84 146,55

I. Diain dan U. Kusumawardany / Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) 83 Tabel 4. Analisis sensiivias usaha budidaya udang vaname pada Usaha JHD Canigi, Indramayu. Keerangan Skenario 1 Skenario 2 Perubahan Harga Krieria Kelayakan Invesasi Kenaikan Harga Penurunan Harga Jual Pakan (%) Udang (%) NPV (Rp) Ne B/C IRR (%) 0 0 7.221.427.150,00 2,62 47,84 38,84 0-1.589.671,74 1 14 0 18,11-1.644.542,61 1 14 0 0 29.867.006.067,00 7,7 146,55 119,36 0-141.342,49 1 14 0 41,12-5.298.317,36 1 13,97 Analisis sensiivias Komponen yang paling berpengaruh erhadap usaha pada usaha ambak udang vaname ini adalah meningkanya harga pakan udang dan menurunnya harga jual udang vaname. Hasil perhiungan analisis sensiivias dapa diliha pada Tabel 4. Usaha budidaya ambak udang vaname eap mengunungkan, asalkan kenaikan harga pakan yang erjadi kurang dari 38,84% unuk skenario 1 dan sebesar 119,36% unuk skenario 2. Selama kenaikan harga pakan idak lebih dari Rp11.108,00/kg unuk skenario 1 dan idak lebih dari Rp 17.550,00/kg unuk skenario 2, maka usaha budidaya ambak udang vaname ini masih layak unuk dijalankan. Keunungan juga masih dapa dicapai jika erjadi penurunan harga jual udang kurang dari 18,11% unuk skenario 1 dan sebesar 41,12% unuk skenario 2, usaha budidaya ambak udang vaname ini masih layak unuk dijalankan. Berdasarkan analisis sensiivias, dari dua skenario ersebu yang paling sensiif adalah kegiaan pada skenario 1. Oleh karena iu, unuk rencana perluasan lahan perlu diserai dengan perbaikan eknis (skenario 2) agar usaha ersebu dapa memberikan keunungan yang maksimal. KESIMPULAN 1) Usaha budidaya Udang Vaname pada Usaha JHD menghasilkan nilai keunungan sebesar Rp998.045.513,20 dengan R/C sebesar 1,29 dan nilai payback period sebesar 2,80 ahun. 2) Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial, maka penambahan luas lahan ini layak unuk dikembangkan dan dijalankan baik anpa perbaikan eknis (skenario 1) maupun dengan perbaikan eknis (skenario 2). 3) Usaha budidaya udang vaname pada skenario 1 lebih sensiif erhadap perubahan harga pakan udang dan harga jual udang dibandingkan dengan usaha pada skenario 2. DAFTAR PUSTAKA DKP, 2005. Revialisasi Perikanan Budidaya 2006-2009. Jakara Fauzi, A., 2001. Prinsip-prinsip Peneliian Sosial Ekonomi: Panduan Singka. Bogor: Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelauan. Fakulas Perikanan dan Ilmu Kelauan. Insiu Peranian Bogor. Gray, C., 1993. Penganar Evaluasi Proyek. Jakara: PT Gramedia Pusaka Uama. Haliman, R.W., Adijaya, D., 2005. Udang vannamei. Jakara: Penebar Swadaya Kadariah, Karlina, L., Gray, C., 1978. Penganar Evaluasi Proyek. Jakara: Universias Indonesia. Fakulas Ekonomi. Koswara, B., 2006. Revialisasi Budidaya Udang. hp://www.pikiran-rakya.com /ceak/2006/042006/08/0905.hml. Sugiaro, 2002. Ekonomi Mikro. Jakara: PT Gramedia Pusaka Uama. Susapoyono, Yogyo, 2007. Ekspor Udang Masih Andalan. Arikel pada hp:/ /www. dkp.go.id. Umar, H., 2001. Sudi Kelayakan Bisnis. Ed ke-2. Jakara: PT Gramedia Pusaka Uama.