Solusi Termodinamika Bab VIII

dokumen-dokumen yang mirip
Hukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1

Review Thermodinamika

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

KAJIAN DAN ALGORITMA PELABELAN PSEUDO EDGE-MAGIC. memiliki derajat maksimum dan tidak ada titik yang terisolasi. Jika n i adalah

Energiada adadi disekitar sekitarkita

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

Dasar-dasar Aliran Fluida

Entropi 91. Perhatikan diagram kerja P-V. setiap titik pada diagram menggambarkan keadaan seimbang, sistem tertentu

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SISTEM TERBUKA (CONTROL VOLUME)

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB 3 PRINSIP INKLUSI EKSKLUSI

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

BAB II PENDEKATAN PROBABILITAS DAN MODEL TRAFIK

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

b) Sebaliknya : interaksi kalor antara sistem dan lingkungan yang harus berlangsung kuasistatik dan disertai kenaikan suhu,

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab III Analisis Rantai Markov

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BUPATI PACriAN PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR TAHUN 2012 PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN TANG MAHA ESA BUPATI PACITAN,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

Eksistensi Bifurkasi Mundur pada Model Penyebaran Penyakit Menular dengan Vaksinasi

UJI PRIMALITAS. Sangadji *

BAB 2 LANDASAN TEORI

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

BAB III SKEMA NUMERIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

Teorema Gauss. Garis Gaya Listrik Konsep fluks. Penggunaan Teorema Gauss

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

III. PEMBAHASAN. Untuk transaksi dengan arah x y z x, maka tiap kurs dapat didefinisikan sebagai berikut:

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

IMPLEMENTASI TEOREMA BAYES UNTUK MENGANALISA KERUSAKAN PADA AIR CONDITIONER RUANGAN BERBASIS ANDROID I Putu Warma Putra

BAB VII. Apabila benda dalam kesetimbangan maka resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

Bab 3. Teori Comonotonic. 3.1 Pengurutan Variabel Acak

Transkripsi:

Solus ermodnamka Bab VIII 8. Art Proses, proses kuasstatk, dspas kalor dan sat proses reversbel: a. Art Proses dan Proses Kuasstatk Proses: Perubahan koordnat dar suatu sstem Proses Kuasstatk: Perubahan koordnat suatu system yang terjad secara perlahan-lahan, sehngga system setap saat dalam keadaan setmbang dan memenuh persamaan keadaan. b. Dspas Kalor: energ yang hlang dar suatu system masuk kedalam lngkungan karena adanya gesekan, vskostas, hambatan lstrk, hsterss dalam zat magnetc, dan lan-lan. c. Sat Proses Reversbel: Proses kuasstatk dan tdak ada dspas kalor. 8. gesekan gesekan P luar Suatu gas ddalam slnder tertutup oleh pston, massanya dabakan. Pada kelma proses dbawah n, apakah: ( Rumus đw = - PdV berlaku ( Proses tersebut reversble atau non- reversble (3 Proses tersebut kuasstatk atau non- kuasstatk a. P luar = 0 dan gesekan = 0 Rumus đw = - PdV tdak berlaku, hanya dalam hal n đw = 0, sebab tekanan yang dlawan P luar = 0 dan gesekan = 0 dan prosesnya non- kuasstatk, karena berlangsung secara cepat. Msalkan proses dtnjau adabatk dan slnder sstem tersolas. Bla gas berekspans maka volume bertambah sebesar V. = U ( W 0 = ( U W W = ( U = 0 dan suhu gas turun atau tetap; energ dalam: U = U ( atau U = U ( V, atau U = U ( P, atau U = U ( P, V. Sekarang Volume gas dkembalkan pada volume semula, gas dtekan sehngga volume menyusut sebesar V. Msalkankan dtnjau non-adabatk dan slnder sstem tak tersolas. Gas berekspans maka volume bertambah sebesar V. = U W W 0 ( =

( = U U Sekarang Volume gas dtekan, dkembalkan pada volume semula, maka: W 0 = U W W 0 ( ( = U U maka prosesnya non reversble sebab system tdak kembal ke keadaan semula. b. P luar = 0 dan gesekan 0 Rumus đw = - PdV tetap berlaku, hanya dalam hal n đw = 0, sebab P luar = 0. Karena gesekan 0 prosesnya non-reversble Gaya gesekan mash ada ( gesekan 0: Kemungknan pertama: Gesekan kecl, prosesnya berlangsung cepat sehngga prosesnya non-kuasstatk. Kemungknan kedua: Gesekan besar, prosesnya berlangsung lambat sehngga prosesnya kuasstatk. c. Sstem mendadak dtark keluar (dalam hal n P luar dan gesekan mash ada. Prosesnya berlangsung cepat maka prosesnya non-kuasstatk dan rumus đw = - PdV tdak dapat dpaka. Gesekan mash ada, jad prosesnya non-reversble Prosesnya berlangsung cepat termasuk non-kuasstatk d. Gaya gesekan ( gesekan datur perlahan-lahan, dengan catatan P luar mash ada, sehngga system mengembang perlahan-lahan: Prosesnya berlangsung perlahan-lahan, maka prosesnya kuasstatk. Rumus đw = - PdV berlaku Gaya gesekan mash ada maka prosesnya non-reversble e. Gaya gesekan ( gesekan = 0 dan P luar datur sedemkan sehngga mengembang perlahan-lahan Rumus đw = - PdV tetap berlaku Gas mengembang perlahan-lahan, maka prosesnya kuasstatk gesekan = 0, maka prosesnya reversble. Sstem dapat dkembalkan ke keadaan semula. ( U W ( U W = = Ketka gas mengembang = Ketka gas dtekan sampa ke volume semula W = W maka prosesnya reversble. 8.3 Syarat ekspermental agar gas dapat berekspans secara reversble tanpa mengalam perubahan suhu: Sstem tdak tersolas, bahkan harus dsentuhkan pada satu reservor kalor. Gaya gesekan pada pston ketka gas berekspans dbuat nol atau lcn. Prosesnya terjad secara perlahan-lahan

8.4 Keunggulan Sklus Carnot Sklus carnot menjad sklus dasar atau sklus deal. Prosesnya palng mendekat proses reversble. Esensnya tak bergantung bahan baker, karena esens (η tdak mengandung γ, Cv, Cp. Memlk esens terbesar dbandngkan dengan sklus lan dengan reservor kalor yang sama. Dperoleh hubungan: = dar esens (η 8.5 Hubungan antara Sklus Carnot, Hukum Kedua ermodnamka dan Suhu 0 K. Esens mesn carnot: η = ( η =.... ( Bla seluruh kalor yang masuk ke mesn = m berubah menjad usaha W ; maka η = Menurut Hukum Ke II, tdak mungkn membuat mesn yang mengambl kalor dar satu RK dan seluruh kalor tu berubah menjad kerja. Dlhat dar esens, maka Hukum Ke-II menjad: dak mengkn membuat mesn yang esensnya satu Dlhat dar esens: η = ; maka bla η = 0 dan dalam hal n melanggar Hukum ke-ii, sebab tu suhu mutlak = 0 K tdak mungkn tercapa. 8.6 Cara yang lebh bak untuk menakkan esens mesn Carnot: η η = = ; η Syarat mutlak ; = 0 ; berart dperbesar η η η = = ; Syarat mutlak = 0 = berart dperbesar dan tetap

8.7 Mesn Pendngn Carnot a. Mesn Pendngn Carnot ; RK W = Kalor yang dserap dar RK masuk ke mesn pendngn W = Kerja yang dlakukan pada mesn pendngn = Kalor yang keluar dar mesn pendngn dan masuk ke RK + W = ; RK Dens Daya Guna Mesn Carnot: ω = = W Pada Sklus Carnot berlaku Daya Guna: ω == ( = atau : = : ( : ( = : ( = b. Daya guna mesn Pendngn antara reservor kalor (RK bersuhu 0 o C dan RK bersuhu 7 o C: 73 73 ω = = = = 0 300 73 7 9 c. Mesn tu dbuat mesn kalor dengan suhu-suhu RK yang sama: (

η = 73 = = 9% 300