Manajemen Prgram Kegiatan manajemen pryek meliputi kegiatan untuk mendukung persiapan pelaksanaan pryek, penyediaan fasilitas dalam perasinal, krdinasi kegiatan pryek di pusat maupun daerah, dan pelaksanaan mnitring dan evaluasi (mnev). - Perencanaan dan Penyusunan Prgram 1. Persiapan PFI3P telah dilaksanakan sejak tahun 2001 sampai pada akhirnya mendapatkan persetujuan untuk dapat dilaksanakan. Kegiatan mulai dilaksanakan tahun 2003. Hasil perencanaan dan penyusunan prgram PFI3P selama tahun 2003 hingga tahun 2005 adalah : Tahun 2003 : 13 tlk ukur dan 26 kegiatan Tahun 2004 : 15 tlk ukur dan 35 kegiatan Tahun 2005 : 13 subkegiatan/tlk ukur 1. Penyusunan Panduan Pelaksanaan Pryek Panduan yang telah disusun meliputi panduan aministratif dan panduan teknis, sebanyak enam buah, yaitu: 1) Panduan Penyusunan Lapran Kepryekan; 2) Panduan Mnitring dan Evaluasi PFI3P; 3) Pedman Pengadaan Barang PFI3P; 4) Panduan Umum Pembentukan 10 Desa Pilt Pryek; 5) Panduan Pemanfaatan Internet dan Pengperasian CD-ROM untuk Akses Infrmasi menunjang Pengembangan Pertanian Lahan Marjinal; dan 6) Panduan Pelaksanaan Pengembangan dan Diseminasi Invasi Teknlgi Pertanian pad PFI3P. Seluruh panduan telah dissialisasikan ke unit implementasi pryek di daerah, khususnya PIU di 5 Kabupaten baik melalui wrkshp di tingkat pusat maupun ssialisasi di daerah. 1. Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Pryek PFI3P merupakan pryek yang ditujukan untuk menyiapkan atau merekayasa sistem agribisnis. Dalam situasi, kndisi, dan waktu yang terbatas telah memaksa agar kegiatan dilaksanakan dengan segera. Mutu kerja yang tinggi dengan dukungan kmitmen terhadap keikhlasan dalam bekerja dan tim kerja yang slid antara PCMU dengan PIU juga dengan prvinsi dan desa sangat dibutuhkan demi tercapainya idialisme PFI3P yaitu berpartisipasi dalam mewujudkan millennium gal, yaitu berkurangnya tingkat kemiskinan dunia sebesar 50% pada tahun 2015. 1 / 12
Manajemen Prgram Oleh karena itu, persamaan persepsi terhadap prsedur-prsedur yang harus dilaksanakan dalam implementasi pryek sangat penting untuk menghindari ineligible. Berdasarkan hasil wrkshp untuk peningkatan manajemen kelembagaan di Cisarua pada Bulan September 2003, disepakati bahwa PIU harus mampu menumbuhkan dinamika kelmpk yang psitif sehingga petani dan kelembagaannya siap untuk mengimplementasikan pryek. PIU juga harus dapat menumbuhkan kerjasama yang baik dengan LSM untuk bantu petani dalam pelaksanaan pryek secara keseluruhan. Kegiatan PIU tahun 2003 secara umum terdiri atas: pembentukan kelembagaan, pelatihan persnel dalam kelembagaan yang terbentuk, identifikasi dan penentuan 10 desa cnth, serta implementasi pryek. Seluruh PIU telah melaksanakan kegiatan pembentukan kelembagaan, ssialisasi prgram, dan pelatihan di tingkat Frum Antar Desa dan Kmisi Investasi Desa (KID). PIU yang telah membentuk KID di seluruh desa lkasi pryek perlu diperhatikan apakah dari segi prsedur pembentukannya sudah sesuai dengan PAM. Tugas knsultan dan NGO lkal adalah memverifikasi kembali kegiatan yang telah dilaksanakan leh PIU. Hal ini membantu tugas knsultan dan NGO lkal. Secara umum, pemilihan anggta KID telah dilaksanakan secara partisipatif dan telah disahkan melalui penerbitan SK Camat atau Bupati. 1. Penyusunan Sistem Manajemen Kinerja Pryek PCMU memiliki tanggung jawab untuk mnitring dan evaluasi implementasi pryek secara keseluruhan. Kegiatan ini akan mendapatkan bantuan dari knsultan dalam mendesain, melaksanakan, dan manganalisis data dasar, lapran tengah tahunan, dan penyelesaian survei sesuai dengan kegiatan dan jenis mnev yang diminta leh pryek. Prject Perfrmance Management System (PPMS) akan didisain leh PCMU untuk: (i) menjaga agar implementasi fisik senantiasa relevan dengan tujuan dan sasaran; (ii) mengkrdinasikan dan mengkaji berbagai input/masukan untuk pencapaian target pelaksanaan pryek; (iv) mengkaji impact kualitas dan kuantitas dari aspek ssial, lingkungan, gender, dan impact secara eknmi; dan (v) menghasilkan data untuk tujuan pelapran. Indikatr yang disusun untuk menilai kinerja pryek termasuk data evaluasi dan mnitring lingkungan dan keuntungan gender-spesific. 1. Pengembangan Prgram Penelitian Pertanian Lahan Marjinal Pengembangan prgram penelitian pertanian lahan marjinal dilaksanakan untuk menyusun prgram yang sesuai untuk dikembangkan di lahan marjinal, khususnya di 5 kabupaten lkasi 2 / 12
Manajemen Prgram PFI3P. Melalui kegiatan ini, telah dilaksanakan wrkshp pengembangan prgram secara menyeluruh dengan melibatkan 4 BPTP (Jateng, NTT, NTB, dan Sulteng), PIU dari 5 kabupaten, dan pelaksana kegiatan kmpnen pengembangan sumber infrmasi pertanian nasinal dan lkal dari PUSTAKA dan PUSDATIN. Pengembangan prgram penelitian pertanian lahan marjinal dilaksanakan berdasarkan permintaan daerah. Oleh karena itu, kegiatan penelitian pengembangan yang akan dilaksanakan leh BPTP maupun Puslit/Puslitbang/Balit/BB harus menyesuaikan dengan kebutuhan daerah. Melalui kegiatan wrkshp pengembangan prgram penelitian pertanian lahan marjinal, telah pula dilakukan perumusan pengembangan agribisnis yang akan dilaksanakan di 5 kabupaten PFI3P sebagai berikut: PIU Dnggala: Pengembangan agribddisnis sapi ptng Pengembangan agribisnis bawang merah berbasis hme industry Pengembangan agribisnis kaka PIU Blra: Pengembangan agribisnis jagung Pengembangan agribisnis kambing dan ayam buras Pengembangan agribisnis jambu mete (penekanan pada teknlgi pascapanen) 3 / 12
Manajemen Prgram Pengembangan agribisnis bawang merah (pascapanen) dan cabai (pascapanen: penglahan cabai bubuk) PIU Lmbk Timur Pengembangan agribisnis jagung Pengembangan agribisnis cabai Pengembangan agribisnis kelapa (penekanan pada penglahan hasil dan pemanfaatan serabut kelapa) Pengembangan agribisnis tembakau (penekanan pada teknlgi pascapanen) Pengembangan agribisnis sapi ptng (penggemukan sapi ptng) PIU Ende Pengembangan agribisnis jagung Pengembangan agribisnis pisang Pengembangan agribisnis jambu mete, kaka, dan kemiri 4 / 12
Manajemen Prgram Pengembangan agribisnis babi PU Temanggung Pengembangan agribisnis jagung Pengembangan agribisnis cabai Pengembangan agribisnis ayam buras Pengembangan agribisnis jeruk Pengembangan agribisnis vanili Pengembangan agribisnis lengkeng 1. Pengadaan Barang dan Jasa : Rekrutmen Knsultan dan NGO/LSM Jasa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan knsultan diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan PFI3P. Perekrutan LSM dan knsultan dilaksanakan melalui pembentukan panitia pengadaan knsultan dan LSM. Pembentukan panitia pengadaan jasa LSM dituangkan dalam SK Pemimpin PFI3P Nmr 11/KP.210/IV/PFI3P/2003 dan untuk pembentukan panitia pengadaan perusahaan knsultan untuk PFI3P dituangkan dalam SK Kepala Badan Litbang Pertanian Nmr RC.210.17.2003. 5 / 12
Manajemen Prgram Panitia pengadaan jasa knsultan telah melaksanakan prses seleksi knsultan. Sedangkan kegiatan rekruitmen LSM telah menghasilkan: 1) tata cara teknis penyelenggaraan prakualifikasi; 2) TOR dan metde evaluasi perusahaan Nn Gvernment Organizatin/Lembaga Swadaya Masyarakat (NGO/LSM); 3) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta harga perkiraan sendiri (HPS); 4) penyusunan daftar perusahaan NGO/LSM dalam lnglist; 5) prakualifikasi NGO/LSMl; 6) shrtlist terdiri atas 7 NGO/LSM terpilih; 7) Pembukaan penawaran; 8) Evaluasi. Sampai dengan Oktber, sedang menunggu persetujuan dari ADB berkaitan dengan hasil evaluasi akhir prses rekruitmen LSM. 1. Krdinasi Kelembagaan Pelaksana Pryek (NSC) Natinal Steering Cmmittee (NSC) yang diketuai leh Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian dibentuk leh Departemen Pertanian. Pembentukan NSC telah dikukuhkan melalui Keputusan Mentei Pertanian Nmr : 453/Kpts/KP.150/7/2002 tentang Pembentukan Tim Pengarah Tingkat Pusat Pryek Peningkatan Pendapatan Petani Miskin melalui Invasi Secara umum, tugas Tim Pengarah (NSC) adalah : a) Memberikan pengarahan untuk kebijakan implementasi dan krdinasi kegiatan pryek ; b) Melakukan krdinasi dengan instansi terkait dalam perencanaan, pelaksanaan, serta mnitring kegiatan pryek secara keseluruhan ; dan c) Memfasilitasi hubungan kerjasama antara pusat dan daerah dalam pelaksanaan dan krdinasi kegiatan pryek. Guna memperlancar krdinasi antarpelaksana kegiatan PFI3P tingkat pusat, NSC telah merumuskan mekanisme perasinal teknis dan krdinasi antarpelaksana pryek yang dikukuhkan dalam : Keputusan Ketua Tim Pengarah Tingkat Pusat Pryek Peningkatan Pendapatan Petani Miskin melalui Invasi (PFI3P) Nmr 564/RC.120/A/7/03 tentang Peran dan Tanggung Jawab serta Tata Cara Aliran Dana pada Pryek Peningkatan Pendapatan Petani Miskin melalui Invasi (PFI3P). Dalam SK tersebut, dinyatakan bahwa peran dan tanggung jawab untuk masing-masing pelaksana kegiatan adalah : Departemen Pertanian menetapkan arah, kebijakan, dan krdinasi dalam pelaksanaan pryek secara nasinal; Departemen Keuangan menetapkan arah dan kebijakan di bidang keuangan dalam pelaksanaan pryek; 6 / 12
Manajemen Prgram BAPPENAS menetapkan arah dan kebijakan prgram pembangunan nasinal dalam pelaksanaan pryek ; dan Pemerintah Kabupaten menetapkan arah, kebijakan, dan krdinasi dalam pelaksanaan pryek di tingkat Kabupaten. Kegiatan krdinasi pryek tingkat nasinal leh Natinal Steering Cmmittee (NSC) meliputi : Pertemuan anggta NSC membahas prgram dan mekanisme krdinasi di tingkat pusat dan daerah (Bappenas, Direktrat Jendral Anggaran, Bir Perencanaan Deptan, ADB, Pemda kabupaten, dan pihak terkait lainnya) ; dan Penyusunan mekanisme perasinal teknis dan krdinasi antar pelaksana pryek. 1. Mnitring dan Evaluasi Kegiatan PFI3P Selama tahun 2003 dan 2004, PCMU telah menyelenggarakan kegiatan mnitring dan evaluasi implementasi pryek di tingkat desa di lima kabupaten PFI3P untuk pelaksanaan investasi desa. Hasil mnev kegiatan PFI3P di 5 PIU Kabupaten PFI3P secara ringkas adalah sebagai beikut Implementasi pryek di PIU Temanggung Kegiatan pelaksanaan pryek pada Tahun Anggaran 2003 dan 2004 berjalan dengan baik, administrasi kepryekan sudah dijalankan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Beberapa kegiatan belum dapat terealisasi baik secara fisik maupun keuangan disebabkan karena faktr keterbatasan waktu dari saat dana mulai dapat dicairkan dengan kegiatan pelaksanaan mnitring dan evaluasi. Kelengkapan rganisasi pryek yang disyaratkan dalam Prject Administrtin Memrandum 7 / 12
Manajemen Prgram (PAM) seperti: DCC, PIU, FAD, KID dan Fasilitatr Desa sudah dibentuk dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan (SK) Bupati, dan dalam pelaksanaan tugasnya nampak sudah berjalan meskipun dalam hal krdinasi masih perlu ditingkatkan lagi. Untuk meningkatkan kinerja Bagian Pryek disarankan agar ssialisasi kegiatan PFI3P terus ditingkatkan, demikian juga peningkatan pengetahuan dalam pengellaan manajemen kegiatan pryek, terutama bagi anggta FAD, KID dan Fasilitatr Desa masih harus ditingkatkan. Kegiatan investasi desa TA 2004 sebagian besar merupakan kegiatan pengkajian dan diseminasi invasi pertanian berupa demplt dan pelatihan petani dengan disertai studi banding. Penggunaan dana investasi desa, terutama pada tahun berikutnya sebaiknya digunakan untuk membangun atau memperbaiki infrastruktur yang dapat digunakan dalam waktu yang panjang dan sebesar-besarnya bermanfaat bagi masyarakat umum, terutama petani miskin. Implementasi pryek di PIU Blra Pkk-pkk hasil mnev di PIU Blra adalah sebagai berikut: Kelembagaan implementasi PFI3P telah dibentuk. PIU Kabupaten Blra dibentuk melalui penunjukan langsung Bupati Blra setelah melalui prses musyawarah di tingkat Kabupaten. Kegiatan yang dilakukan leh PIU Blra secara umum adalah: penyusunan 5 judul panduan teknis, ssialisasi prgram, pelatihan anggta VPIC dan PIVF, serta mnitring dan krdinasi pelaksanaan pryek di lapangan. Prses pemilihan desa target telah dilaksanakan secara demkratis dan memperhatikan kriteria yang telah diberikan leh PCMU. Prses administrasi dan pelaksanaan prgram investasi di 10 desa pilt pryek TA 2003 untuk PIU Blra mengikuti SE-DJA dan aturan dari KPKN. Sementara itu, SE-DJA yang diterbitkan masih terdapat kesalahan dan saat mnev dilaksanakan sedang dalam tahap revisi. 8 / 12
Manajemen Prgram Perkembangan pelaksanaan kegiatan fisik maupun keuangan di PIU Kabupaten Blra, sampai dengan mnev TA 2004 untuk investasi desa TA 2003 sudah seluruhnya dilaksanakan (100%). Adapun untuk TA 2004 sudah dalam tahap pencairan dana tahap I (40%). Administrasi pelapran baik fisik maupun keuangan di PIU Kabupaten Blra secara umum masih memerlukan bimbingan. Guna memperbaiki implementasi kegiatan PFI3P di Blra maka disarankan hal-hal sebagai berikut: Pembentukan kelembagaan yang telah dibentuk leh PIU, khususnya berkaitan dengan KID dan FAD perlu ditinjau kembali agar tidak menyalahi prsedur dan persyaratan pembentukan kelembagaan yang tercantum dalam PAM. Jenis investasi desa yang akan dilaksanakan masih memerlukan kegiatan evaluasi kembali agar terhindar dari pengeluaran yang ineligible, khususnya yang berkaitan dengan perasinal KID. Panduan teknis yang telah disusun leh PIU disempurnakan kembali disesuaikan dengan pedman yang tercantum dalam PAM. Prses penerbitan SP3 yang ditujukan ke BPD harus disesuaikan dengan SE-DJA yang sudah direvisi. Implementasi pryek di PIU Lmbk Timur Secara umum hasil mnev di Lmbk Timur adalah sebagai berikut: PIU Lmbk Timur telah melakukan ssialisasi kepada masyarakat di desa target, hasil 9 / 12
Manajemen Prgram ssialisasi ditindak lanjuti dengan membentuk Kmisi Investasi Desa dan pemilihan Fasilitatr Desa. Pemilihan Fasilitatr Desa dirasa sudah cukup memadai, dimana sebagian besar dari Fasilitatr Desa berpendidikan Sarjana (S-1). Pada saat mnev TA 2003, PIU Lmbk Timur belum membuat struktur rganisasi pryek, jadwal kegiatan pelaksanaan pryek dan peraturan serta ketentuan yang berlaku dan menjadi pedman pelaksanaan pryek. Kegiatan pembentukan kelembagaan di tingkat desa dan kecamatan dalam rangka pemberdayaan petani miskin belum dilengkapi dengan berita acara yang memadai. Prses pembentukan KID dan perencanaan investasi desa di 10 desa cnth belum sepenuhnya bersifat partisipatif dan kurang melibatkan masyarakat lapisan bawah yang menjadi target dari PFI3P karena lebih ditentukan leh glngan elite desa saja. Frmat SK kelembagaan desa (seperti KID, FAD dan Pendamping PIU Lmbk Timur) belum seragam dan kelengkapannya tidak sama. Berdasarkan hasil mnev di PIU Lmbk Timur, telah direkmendasikan untuk perbaikan implementasi pryek di lapangan, yaitu: Perlu dibuatkan SK Pimbagpr dan struktur rganisasi kepryekan untuk kelancaran pelaksanaan pryek. Perlu segera dilengkapi berkas atau arsip dari kelembagaan ditingkat desa, kecamatan dan kabupaten tentang berita acara pemebntukan kelembagaan desa, serta lapran atau ntulen pertemuan Kmisi Krdinasi Tingkat Kabupaten. Fasilitatr Desa (dan nanti juga LSM-Lkal) agar memfkuskan pembinaan pemberdayaan petani/kelmpk tani. 10 / 12
Manajemen Prgram Pedman Teknis yang telah dibuat leh PIU Kabupaten Lmbk Timur perlu diperbaiki dan disesuaikan dengan kesepakatan dan Pedman yang telah diterbitkan PCMU, serta Pedman, Panduan, Mdul Pelatihan dan Pendekatan Prgram yang akan disusun leh Tim Knsultan dan Tim LSM Nasinal PFI3P. PIU perlu menetapkan Tim Pengadaan, Tim Pemeriksaan Barang dan Penerima Barang melalui SK PIU yang diperkuat leh SK Ketua Bappeda (dalam amar keputusannya). Selain itu juga diperlukan Petunjuk Pelaksanaan dari masing-masing SK yang dibuat. Perlu dibuat berita acara untuk semua pertemuan frmal yang dilakukan dan melaprkannya kepada PIU serta DCC ditingkat Kabupaten. PIU perlu menyusun Buku Kas Umum sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan dan pembuatan daftar infentaris yang dimiliki pryek. PIU perlu memperhatikan kewenangan dan tanggung jawabnya dalam pembinaan dan ssialisasi prgram serta kewajiban untuk memfasilitasi kegiatan kelembagaan investasi desa. Implementasi pryek di PIU Dnggala Secara umum, prses pembentukan kelembagaan telah dilaksanakan sebelum pryek diimplementasikan. Berdasarkan hasil mnev di lapangan, diketahui bahwa hampir seluruh desa sasaran PFI3P memiliki anggta KID/VPIC yang seragam sebanyak 3 (tiga) rang sesuai dengan panduan yang berasal PIU. Di sisi lain, dalam PAM dinyatakan bahwa jumlah anggta KID harus berjumlah 5 (lima) rang. Oleh karena itu, untuk ke depan diharapkan anggta KID adalah sebanyak lima rang sesuai dengan ketentuan PAM. Namun demikian, untuk implementasi pryek TA 2004, anggta KID sudah berjumlah 5 rang. Pada saat mnev TA. 2004 dilaksanakan, kegiatan investasi desa untuk TA 2003 masih dalam tahap penyempurnaan. Adapun untuk TA 2004, PIU Dnggala telah merencanakan investasi 11 / 12
Manajemen Prgram desa di 60 desa terpilih. Secara umum jenis investasi desa yang dilaksanakan di PIU Dnggala adalah jalan usahatani dan saluran irigasi. Berdasarkan hasil mnev, diketahui bahwa partisipasi masyarakat masih rendah, sehingga untuk implementasi pryek selanjutnya perlu dilakukan ssialisasi secara intensif sampai di tingkat kelmpk masyarakat desa target. Implementasi pryek di PIU Ende Secara umum, kelembagaan sarana penunjang implementasi PFI3P, khususnya untuk investasi desa telah terbentuk di PIU Ende. KID di 10 desa pilt pryek dengan dibantu leh tim pendamping yang dikrdinasikan leh PIU telah merencanakan kegiatan investasi desa secara partisipatif. Sebagian besar jenis investasi desa yang dilaksanakan leh desa pilt pryek di PIU Ende adalah pembuatan jalan usaha tani. Pelaksanaan kegiatan investasi desa di PIU Ende secara umum masih rendah partisipasi masyarakatnya. Hal ini mengingat pemahaman masyarakat terhadap pryek PFI3P masih rendah, sehingga dianggap sebagai pryek yang tidak harus didukung leh masyarakat. Masyarakat hanyalah sebagai penerima manfaat dari pryek yang telah dilaksanakan leh PFI3P. 12 / 12