TANGGUNG JAWAB DPR DAN PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROLEGNAS"

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TANGGUNG JAWAB DPR DAN PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROLEGNAS""

Benny Rachman
7 tahun lalu
Tontonan:

1 TANGGUNG JAWAB DPR DAN PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROLEGNAS" Oleh: Ignatius Mulyn 1 A. LA TAR BELAKANG Adanya perubahan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indnesia Tahun 1945 membawa perubahan penting dalam sistem ketatanegaraan Indnesia khususnya dalam hal kekuasaan membentuk undang-undang. Terjadi perubahan kekuasaan membentuk undang-undang dari Presiden kepada DPR. Perubahan tersebut membawa implikasi terhadap peningkatan peran dan tanggung jawab DPR dalam bidang pembentukan undang-undang, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Peningkatan peran dan tanggung jawab DPR dalam pembuatan undang-undang kemudian diatur lebih lanjut dengan Undang-Undang Nmr 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nmr 12Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan. Berdasarkan UU Nmr 12 Tahun 2011 tersebut, terdapat peningkatan peran dan tanggung jawab DPR dalam pembentukan undang-undang yang dimulai dari perencanaan, persiapan teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan sampai dengan pengundangan dan penyebarluasan. Dalam tahapan perencanaan DPR diberikan kewenangan untuk melakukan perencanaan 8 penyusunan undang-undang melalui instrumen Prgram Legislasi Nasinal (Prlegnas). Prlegnas disusun secara berencana, terpadu, dan sistematis yang memuat daftar undangundang yang disusun berdasarkan metde dan parameter tertentu serta dijiwai leh visi dan misi pembangunan hukum nasinal. Prlegnas kemudian dipahami sebagai skala printas prgram pembentukan undang-undang dalam rangka mewujudkan sistem hukum nasinal. Tentu saja dalam penyusunan prlegnas tersebut DPR tidak bekerja sendiri tetapi bersama-sama dengan pemerintah dalam menetapkan Prlegnas baik dalam jangka menengah maupun dalam tahunan. PENYUSUNAN DAN PROLEGNAS PENGELOLAAN Berdasarkan Pasal 20 ayat (1) Undang Undang Nmr 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan disebutkan bahwa penyusunan Prlegnas dilaksanakan leh DPR dan Pemerintah. Prlegnas ditetapkan untuk jangka menengah dan tahunan berdasarkan skala priritas pembentukan rancangan undang-undang. Penyusunan Prlegnas dilakukan bersama leh DPR Rl dan Pemerintah, dan dikrdinasikan leh DPR melalui alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi yaitu Badan legislasi. Pada Makalah disampaikan dalam Frum Dialg Nasinal Bidang Hukum dan Nn Hukum yang diselenggarakan leh BPHN tanggal 5-7 Oktber 2011 di Htel Bidakara Jakarta. 1 Ketua Badan Legislasi DPR Rl Peride

2 tahap awal penyusunan Prlegnas dilakukan secara paralel baik di pemerintah maupun di OPR Rl. Penyusunan di lingkungan Pemerintah dilakukan leh Badan Pembinaan Hukum Nasinal (BPHN) yang dikrdinasikan leh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham). Sementara di lingkungan OPR Rl, penyusunan Prlegnas dikrdinasikan leh alat kelengkapan yang menangani bidang legislasi yaitu Badan Legislasi (Baleg). Hasil penyusunan di lingkungan pemerintah dan OPR kemudian dibahas bersama untuk disepakati, dan selanjutnya akan dituangkan dalam keputusan OPR sebagai dkumen resmi Prlegnas. Untuk DPR masa bakti keanggtaan peride telah terdapat tiga prduk prlegnas yang dibuat yakni Prlegnas jangka menengah Prlegnas , Prlegnas Priritas Tahun 2010 dan Prlegnas Priritas Tahun 2011 yang selengkapnya dijabarkan sebagai berikut: a. Penyusunan Prlegnas Penyusunan dan penetapan Prlegnas jangka menengah dilakukan pada awal masa keanggtaan DPR dan terdapat psi bahwa Prlegnas jangka menengah dapat dievaluasi setiap akhir tahun bersamaan dengan penyusunan dan penetapan Prlegnas priritas tahunan. Berdasarkan pada kewenangan yang diberikan undang-undang tersebut, OPR Peride bersama-sama dengan Pemerintah melalui Keputusan DPR Nmr 41AIDPR Rl/ yang kemudian dirubah melalui Keputusan DPR Nmr 02G/ DPR Rl/ tentang perubahan penetapan prgram legislasi nasinal tahun telah menetapkan 248 judul RUU yang menjadi tanggung jawab DPR Rl dan Pemerintah untuk diselesaikan hingga tahun Oengan Perincianterdapatsebanyak 119 judul RUU yang akan diinisiasi leh OPR dan terdapat sebanyak 65 RUU yang akan diinisiasi leh Pemerintah dan terdapat 64 RUU yang belum ditentukan akan diinisiasi leh Pemerintah atau OPR Rl. Berikut disampaikan skenari pengellaan penyelesaian prlegnas jangka menengah, Prlegnas : 1 Januan Januari J_.,u.; 20U 1 Januarl Januan 2014 JO.Sep-14 : OciO!t!.Mf!.ltR I 15MlSTU -~0 ~0 ~0 ~ S\II.STEJI ~Jii.Sl!'ll ~r.ett~ 'IMfSlU 'I " ' " ' " ' " '... ~"... w "'' """ """ ~" _, w S.ltiiiUUPIIIIl ~ ~uu& ~ MfiJIIIJIII,_.. -.~ IIUU& ~ - w,,_ ~.. ~UO& ~ ''" - 70RUU 1'(1fi0U ww ww u~uu b. Penyusunan dan Pengellaan Prlegnas Tahun 2011

3 . Berdasarkan Prlegnas jangka menengah yang berisi 248 judul RUU, Pemerintah dan DPR telah menetapkan Prlegnas priritas tahun 2010 dan tahun Melalui keputusan Dewan PeJWakilan Rakyat Republik Indnesia Nmr 028/DPR Rl/ tentang Prgram Legislasi Nasinal Priritas Tahun 2011 Ieiah ditetapkan sebanyak 70 RUU yang akan diselesaikan pada Tahun Dari 70 RUU yang ditetapkan untuk diselesaikan pada tahun 2011 ~terdapat sebanyak 37 RUU yang Naskah Akademik dan draf RUUnya menjadi tugas dan tanggung jawab DPR Rl dan terdapat sebanyak 33 RUU yang Naskah Akademik dan drat RUUnya menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah Rl. Dari 37 RUU yang Naskah Akademik dan draft RUUnya disusun leh DPR Rl dilakukan pembagian tugas di mana 23 RUU disusun dan disiapkan leh Kmisi dan 14 RUU disusun dan disiapkan leh Badan legislasi DPR Rl. Berdasarkan data terakhir yang dimiliki leh Badan Legislasi dapat disampaikan pengellaan prlegnas yang dilakukan kmisi sebagai berikut: Dari data di atas dapat dilihat bahwa dari 23 AKD Jumlah Yang Yang Ieiah masuk Yangtelah Yangbelum RUU dlhannniusi pembahasan selesai dlajukan Prlrltas Kmisi I 1 1 Kmisi II Kmisi Ill 2 2 Kmisi IV Kmisi V 3 3 Kmisi VI 0 0 Kmisi VII 1 1 Kmisi VIII Kmisi IX 4 4.

4 RUU yang menjadi tanggung jawab kmisi terdapat 5 RUU yang telah diselesaikan dan masih terdapat 17 RUU yang akan diselesaikan penyusunannya leh kmisi hingga Desember AKD Jumlah RUU Yang telah masuk Prlritas pembahasan Sementara itu dari 14 RUU yang menjadi tugas dan tanggung jawab baleg dapat dilaprkan sebagai berikut: Yang Yang ditargetkan ditargetkan selesal masa selesai masa sldang sidang 2 BADAN LEG ISLAS I Dengan demikian dari data tersebut terlihat bahwa dari 37 RUU yang menjadi tanggung jawab DPR terdapat 8 RUU yang telah diselesaikan dan terdapat 10 RUU yang akan diselesaikan penyusunannya pada masa sidang I. lni berarti hingga september 2011 masih terdapat 19 RUU yang menjadi tanggung jawab DPR Rl untuk diselesaikan pada masa sidang II hingga Desember Sebaliknya data yang dimiliki Badan Legislasi menunjukkan bahwa dari 33 RUU yan g penyusunannya menjadi tanggung jawab pemerintah, hingga 21 Juni 2011 baru terdapat sebanyak 4 RUU yang telah disetujui leh Presiden Rl untuk menjadi RUU usul inisiatif Pemerintah. Dengan demikian masih terdapat 29 RUU dan yang merupakan tanggung jawab Pemerintah belum diajukan ke DPR Rl. Di samping itu dalam keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indnesia Nmr 026/DPR Rl/ tentang Prgram Legislasi Nasinal Priritas Tahun 2011 ditetapkan juga judul RUU yang diluncurkan Pembahasannya dari Prlegnas priritas Tahun 2010 yaitu sebanyak 21 RUU. Dari 21 RUU yang diluncurkan pembahasannya dari tahun 2010 Terdapat 13 RUU yang telah disahkan menjadi Undang-Undang. 8 RUU lainnya masih dalam pembahasan dan ditargetkan dapat selesai pada bulan Desember C. PENGELOLAAN PROLEGNAS Berdasarkan pada data-data di atas maka badan Legislasi berpendapat bahwa belum tercapainya target penyelesaian prlegnas priritas tahun 2011 disebabkan leh hal-hal sebagai berikut: a. Pada tahapan penyusunan RUU: penyusunan RUU baik dilingkungan pemerintah maupun di lingkungan DPR Rl berjalan dengan lambat. Di lingkungan DPR Rl hal ini disebabkan: Kmisi yang dipercayakan menyusun RUU belum mendapatkan bantuan sumber daya maksimal dalam hal teknik penyusunan Undang-Undang sehingga masih terdapat sekitar 18 RUU yang belum dapat diselesaikan di Kmisi. Masih kurangnya tenaga ahli yang dimiliki leh kmisi khususnya dalam bidang peraturan perundangundangan. Dilingkungan disebabkan: Pemerintah hal ini, Lambatnya prses penyusunan RUU di instansi kementerian masingmasing. Lambatnya prses harmnisasi, sinkrnisasi dan pembulatan knsepsi yang ~lakukan di kementerian hukum dan HAM. b. Pada tahapan Pembahasan: pembahasan sebuah RUU antara DPR Rl dengan pemerintah seringka/i melampui ketentuan yang telah diatur da/am tata tertib DPR Rl yaitu maksimal 2 kali masa sidang. Di samping itu terdapat faktr nn teknis seperti ketersediaan waktu dan anggaran dalam masa pembahasan. Terhadap permasalahan di atas maka Badan Legislasi OPR dapat menyampaikan slusi sebagaiberikut:

5 a. Pada tahap penyusunan RUU: perlu diperkuat tenaga pendukung di DPR Rl khususnya disetiap kmisi dengan menambah tenaga pendukung yang memahami teknik penyusunan sebuah RUU. b. Pada tahap pembahasan RUU: pertama, perlu dilakukan kesepakatan antara pemerintah dengan DPR terkait dengan masalah waktu pembahasan sebuah RUU, kedua, pembahasan antara DPR dengan D. PENUTUP Pemerintah hanya pada persalan substansial tidak pada rumusan yang bersifat redaksinal. Kinerja Legislasi tahun 2011 seygianya merupakan tanggung jawab bersama antara DPR Rl dengan Pemerintah. Oleh karena itu dibutuhkan keseriusan yang mendalam di antara pemerintah dan DPR agar peningkatan kinerja legislasi pada Tahun 2011 dapat tercapai.

dokumen-dokumen yang mirip

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA