RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal. (Yogyakarta, Mei 2007)
|
|
- Teguh Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal (Yogyakarta, Mei 2007) Workshop pengembangan inovasi melalui inisiatif lokal dan pengembangan kapasitas institusi lokal diikuti oleh pelaksana kegiatan di daerah (PIU dan BPTP) serta pelaksana kegiatan di pusat (PCMU, PUSTAKA, LSM, dan konsultan). Pengembangan inovasi melalui inisiatif lokal Kegiatan pengembangan inovasi pertanian melalui inisiatif lokal merupakan model kegiatan partisipatif baru dari Badan Litbang Pertanian yang mulai diperkenalkan melalui P4MI. Badan Litbang Pertanian memfasilitasi pendanaan dan penyediaan inovasinya. Adapun teknis pelaksanaannya secara keseluruhan diserahkan oleh pelaksana di lapangan bahkan atas partisipasi masyarakat, termasuk pengembangan teknologi lokal (indigenous technology) yang dapat dipertanggungjawabkan. Inovasi teknologi yang dikembangkan merupakan: - teknologi pertanian tepat guna dan adaptif; - teknologi tradisional (indigenous technology), yang memiliki keunggulan: telah adaptif dengan kondisi sosial budaya setempat, ekonomis, mudah diaplikasikan, dan resiko kegagalannya kecil; Pelaksana kegiatan pengembangan inovasi melalui inisiatif lokal adalah: kelompok tani/individu petani, penyuluh/teknisi lapangan, universitas/perguruan tinggi, lembaga penelitian/bptp/balit, LSM, dan swasta. Prinsip-prinsip inovasi yang dikembangkan melalui inisiatif lokal adalah spesifik lokasi dan unggul, efisien, telah dianalisis secara teknis, sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Melalui kegiatan inisiatif lokal, P4MI diharapkan mampu meningkatkan performance dari teknologi indigenous agar dapat diterapkan di tingkat petani dan disebarluaskan kepada petani di lokasi lain sesuai dengan kondisi masyarakat. Hasil diskusi Kegiatan pengembangan inovasi melalui inisiatif lokal diharapkan mampu memperluas skala produk yang dihasilkan dan meningkatkan manfaat yang diperoleh melalui kegiatan agribisnis spesifik lokasi. Pelaksanaan kegiatan pengembangan inovasi pertanian melalui inisiatif lokal di daerah masih banyak mengalami hambatan, bahkan di Sulteng tahun 2006 tidak dapat dilaksanakan karena tidak ada usulan yang masuk. Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu usulan yang disampaikan adalah perlu adanya pembaharuan atau penyempurnaan Pandum Pengembangan Inovasi melalui Inisiatif Lokal yang lebih diarahkan pada peningkatan kegiatan pemberdayaan kelompok tani/petani. Modifikasi panduan dapat dilaksanakan secara partisipatif oleh BPTP berdasarkan kebutuhan spesifik lokasi.
2 Sosialisasi kegiatan pengembangan dan diseminasi inovasi pertanian yang dilaksanakan melalui P4MI perlu dilakukan secara intensif sampai ke pengguna akhir melalui berbagai media massa, pertemuan-pertemuan di tingkat KID dan FAD, maupun optimalisasi peran Fasilitator Desa dan LSM Lokal. Pemberdayaan petani diharapkan menjadi fokus kegiatan inisiatif lokal yang dilaksanakan tahun depan, khususnya untuk kegiatan yang akan dilaksanakan secara bersama dengan mengoptimalkan sinergi antara potensi sumber daya yang ada di lingkungan petani dengan sumber daya yang dimiliki BPTP. Melalui pengembangan kelembagaan, petani sudah mulai menyadari perannya dalam perencanaan pembangunan pertanian di pedesaan. Pengembangan informasi teknologi pertanian tepat guna melalui berbagai media baik konvensional maupun elektronis oleh BPTP maupun PUSTAKA/Balit diharapkan dapat melengkapi kegiatan pemberdayaan petani melalui inisiatif lokal. Pendampingan penyusunan proposal kegiatan inisiatif lokal perlu dilakukan baik oleh BPTP maupun Dinas Pertanian. Teknologi dari berbagai sumber di luar Badan Litbang Pertanian dapat dimanfaatkan untuk memperkaya inovasi yang dikembangkan di tingkat petani. Jenis teknologi yang dapat dikembangkan perlu dilakukan studi kelayakan pasar atau studi di bidang sosek (rekayasa sosial). BPTP dapat melakukan replikasi atau mengangkat inisisiatif lokal menuju ke arah penyempurnaan teknologi tersebut dan sosialisasi lebih lanjut terhadap inovasi yang berhasil dikembangkan melalui inisiatif lokal. Kegiatan pencairan dana untuk pengembangan inovasi pertanian melalui inisiatif lokal perlu diperbaiki agar lebih efisien melalui tiga tahapan, yaitu 60%; 20%; dan tahap akhir 20%. Anggaran yang disediakan untuk menampung inovasi teknologi dari daerahdaerah melalui inisiatif lokal dibatasi Rp juta. Apabila anggaran melebihi Rp 10 juta, dilakukan lewat penunjukan langsung. Adapun untuk pelaksana perorangan harus melekat dalam suatu lembaga. Untuk tahun 2007, ada penambahan dana untuk 5 unit dengan anggaran Rp 16 juta/unit. Salah satu persyaratan kegiatan pengembangan inovasi pertanian melalui inisiatif lokal adalah dukungan dari kelompok tani. Staf BPTP dapat mengajukan maksimal dua judul kegiatan dengan syarat inisiator dari kelompok tani. BPTP bersama-sama Dinas dan PIU membantu memfasilitasi petani untuk menyadari (aware) terhadap teknologi yang diperlukan serta mampu mengangkat inovasi pertanian yang diperlukan tersebut sebagai materi inisiatif lokal. BPTP perlu memperhatikan kaidah pengelolaan hak cipta teknologi (HAKI) terhadap teknologi yang dihasilkan melalui inisiatif lokal. Pengembangan informasi dan peningkatan kapasitas institusi lokal Tujuan peningkatan kapasitas institusi lokal adalah: meningkatkan pengetahuan/ keterampilan petugas dan pelaksana kegiatan di tingkat kabupaten (staf DCC, PIU, Dinas pelaksana, penyuluh, pengkaji, peneliti, kontak tani, LSM lokal, dan berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan P4MI) dalam melaksanakan fungsi masing-masing di bidang kegiatan pertukaran informasi; meningkatkan
3 pengetahuan dan keterampilan dalam mengakses dan menyebarkan informasi inovasi pertanian; sekaligus mendorong terbentuknya sistem penyebaran inovasi pertanian yang berkelanjutan. Manfaat kegiatan ini adalah: meningkatkan kemampuan institusi/dinas kabupaten/lokal sebagai pelaksana/penanggungjawab pembangunan pertanian di daerah; meningkatkan wawasan dan kepekaannya terhadap program aksi untuk mengatasi kemiskinan; dan mendorong pelaksanaan program pembangunan pertanian di daerah yang lebih terarah dan terukur. Bentuk kegiatan peningkatan kapasitas institusi lokal meliputi: pelatihan, seminar/workshop, temu informasi, temu aptek, temu usaha/agribisnis, temu lapang, gelar teknologi, dan pameran. P4MI menyediakan dana untuk memfasilitasi peningkatan kapasitas institusi lokal yang dilaksanakan oleh masing-masing BPTP di 5 kabupaten P4MI sekaligus untuk mendukung mekanisme pelaporan kegiatan ke ADB. Hasil diskusi Seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh BPTP sebaiknya dikonsultasikan dan dikoordinasikan dengan pelaksana kegiatan di kabupaten, bahkan dengan penyuluh dan petani di desa agar sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Kegiatan peningkatan kapasitas institusi lokal perlu dikaitkan dengan lahirnya UU no 16 tentang undang-undang penyuluhan dan UU 33 tentang lembaga keuangan/permodalan. Kegiatan P4MI bukan hanya peningkatan kapasitas institusi lokal, sehingga perlu disinergikan dengan kegiatan dari komponen P4MI lainnya untuk meningkatkan kinerja dalam memotivasi petani. Target kegiatan peningkatan kapasitas institusi lokal jukan bukan untuk petani langsung, namun target antara (penyuluh, dinas, dan stakeholders) yang diharapkan dapat menyampaikannya lebih lanjut kepada petani. Penyampaian inovasi pertanian tidak harus menunggu ada wadahnya agar tidak terlambat penangannya untuk sampai ke petani. Hal ini dikarenakan dalam penyampaian inovasi pertanian memerlukan proses yang memerlukan waktu cukup lama. Identifikasi faktor teknis (komponen teknologi) maupun nonteknis (sosial ekonomi) penyebab tidak dapat diadopsinya teknologi yang dikembangkan di tingkat petani perlu dilakukan. Pendekatan dengan pemanfaatan dan optimalisasi kelembagaan lokal termasuk kelembagaan keagamaan dan sosial budaya dapat dilakukan untuk media diseminasi inovasi pertanian. Kelembagaan lokal juga dapat difungsikan untuk menjembatani peningkatan nilai tambah baik dalam pemasaran produk maupun dalam kegiatan pengelolaan hasil usahatani (pengolahan/pascapanen). Pengenalan varietas baru dari berbagai komoditas lebih efektif dilaksanakan melalui gelar teknologi maupun demplot (petak-petak percontohan). Gelar teknologi juga merupakan metode diseminasi inovasi pertanian yang menarik perhatian petani serta paling mudah untuk diadopsi.
4 P4MI harus dapat melakukan kegiatan yang berpotensi untuk peningkatan kesejahteraan petani meskipun kegiatan tersebut bersifat sederhana dan berskala kecil. Pengolahan pangan dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang memiliki pangsa pasar berpotensi untuk peningkatan pendapatan. Teknologi pascapanen kelapa yang telah menghasilkan VCO tidak mengalami kendala dalam pemasarannya, namun kualitas dan kuantitasnya perlu disesuaikan dengan standar yang dikeluarkan oleh Diperindag. Kesinambungan kegiatan pengembangan inovsai perlu disinergikan dengan komponen yang lain. PIU dan daerah yang memfasilitasi, LSM yang bertanggungjawab dalam proses pendampingannya di lapangan, dan BPTP yang bertanggungjawab dalam pengenalan dan pendampingan adopsi teknologinya di tingkat petani. LSM perlu mendorong SLK agar mampu memanfaatkan informasi dari berbagai sumber agar terpacu untuk meningkatkan kinerja di wilayah masingmasing. Dukungan PUSTAKA dalam kegiatan diseminasi inovasi pertanian Kegiatan diseminasi inovasi pertanian yang dilaksanakan PUSTAKA dalam mendukung P4MI adalah: - bersama PUSDATIN mengembangkan website pertanian nasional dan pengembangan pusat informasi pertanian kabupaten; - menyediakan informasi teknologi pertanian dalam media cetak maupun elektronis yang user friendly; - mengelola informasi teknologi pertanian tepat guna secara terpadu; - mengembangkan website BPTP termasuk peningkatan kapasitas pengelola informasi di BPTP. Penyediaan informasi teknologi pertanian tepat guna melalui media tercetak telah dilaksanakan PUSTAKA melalui pembuatan folder yang dibagikan ke 5 kabupaten. Penyediaan informasi teknologi pertanian tepat guna melalui media elektronis telah dilaksanakan melalui pengemasan informasi teknologi dalam CD-interaktif ( sebanyak 3 seri yang memuat 25 topik) dan upload informasi teknologi pertanian tepat guna dalam Agritech di situs PUSTAKA yang sampai 2006 telah mencapai lebih dari 400 judul. Tahun 2006, bekerjasama dengan BPTP memproduksi 8 jujdul VCD disertai informasi tercetak dalam bentuk folder. PUSTAKA secara tidak langsung telah melaksanakan kajian efektivitas media yang digunakan untuk pengemasan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal ini telah ditindaklanjuti dengan adanya perubahan format dari bentuk CDinteraktif menjadi VCD. Tahun 2007 selain membuat 2 judul VCD, PUSTAKA juga akan melakukan recopy dan reprint informasi teknologi pertanian tepat guna yang telah dikemas dalam berbagai media cetak maupun elektronis. Pengembangan kapasitas tenaga pengelola informasi teknologi pertanian di BPTP telah dilaksanakan PUSTAKA pada tahun 2005 dan 2006, khususnya dalam pengembangan dan pengelolaan website BPTP.
5 Untuk mendukung operasionalisasi pusat informasi pertanian lokal, tahun 2007 PUSTAKA bersama PUSDATIN, dan Sekretariat Badan juga akan melakukan pendampingan pusat informasi pertanian dan mendukung penyiapan pilot proyek telecentre untuk masing-masing kabupaten. Pendampingan akan diawali dengan workshop terintegrasi peningkatan kapasitas Pusat Informasi Pertanian di lima Kabupaten (Juni-Agustus 2007) dengan rancangan materi sebagai berikut. MATERI NARA SUMBER (Koordinator) Manfaat Pusat Informasi Pertanian (UPIPK) Tim Komponen 2 (PUSDATIN) Kondisi UPIPK di lokasi: - sarana prasarana, sdm - kegiatan - masalah - rencana pengembangan Pengelola UPIPK daerah (PIU) Sosialisasi Pendampingan UPIPK Tim Komponen 2 (PUSTAKA dan BPTP) Sosialisasi Pembangunan Pusat Informasi Pertanian tingkat Desa (UPIPD) Kunjungan ke UPIPK Sosialisasi situs yang dapat dimanfaatkan untuk akses informasi pertanian dan promosi Dukungan LSM melalui Fasilitator Desa dalam operasionalisasi UPIPK dan UPIPD serta fasilitasi akses informasi dan penjaringan umpan balik informasi pertanian Dukungan PEMDA dan pihak lain dalam operasionalisasi UPIPK dan UPIPD: - Sarana prasarana dan SDM - Anggaran operasionalisasi - Jaminan keberlanjutan Diskusi dan workshop penyusunan mekanisme operasionalisasi UPIPK Tim Komponen 2 (KSH- Sekretariat Badan Litbang) Pengelola UPIPK Tim Komponen 2 LSM Lokal (ATL) dan Konsultan Lokal (DLO) BAPPEDA dan DINAS (spesifik lokasi) Tim UPIPK, LSM Lokal, dan DLO Workshop tersebut diharapkan dapat membangkitkan awareness dan dukungan pengambil kebijakan dan stakeholders di daerah. Pendampingan UPIPK perlu dilaksanakan di lapangan minimal satu minggu dan apabila memungkinkan dapat dilanjutkan dengan proses magang di pusat (PUSTAKA dan PUSDATIN) oleh staf pengelola UPIPK yang difasilitasi oleh PIU. Pendampingan UPIPK juga dapat dilaksanakan secara berkelanjutan oleh PUSDATIN, PCMU, dan KSH Sekretariat di lapangan sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan di lapangan
DRAFT RUMUSAN SEMENTARA WORKSHOP PENYUSUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN MARJINAL P4MI Denpasar, 8-10 APRIL 2007
DRAFT RUMUSAN SEMENTARA WORKSHOP PENYUSUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN MARJINAL P4MI Denpasar, 8-10 APRIL 2007 Pengarahan Ka Badan Tujuan workshop penyusunan program adalah: 1) Melaksanakan koordinasi
Lebih terperinciWorkshop dilaksanakan di Aula Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kab. Donggala, Jl. Jati Gunung Bale Donggala (Prov.
Workshop UPIPK Donggala, Kamis, 26 Juli 2007 Workshop dilaksanakan di Aula Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kab. Donggala, Jl. Jati Gunung Bale Donggala (Prov. Sulawesi Tengah) Keadaan UPIPK
Lebih terperinciRUMUSAN APRESIASI DAN WORKSHOP MANAJEMEN P4MI (Yogyakarta, Mei 2007)
RUMUSAN APRESIASI DAN WORKSHOP MANAJEMEN P4MI (Yogyakarta, 25-27 Mei 2007) Pengarahan pada saat Pembukaan Apresiasi dan Workshop manajemen P4MI dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan administrasi
Lebih terperinciRUMUSAN HASIL PERTEMUAN NSC EVALUASI PELAKSANAAN P4MI S/D TA 2005 DAN PROGRAM Cepu Desember 2005
RUMUSAN HASIL PERTEMUAN NSC EVALUASI PELAKSANAAN P4MI S/D TA 2005 DAN PROGRAM 2006-2007 Cepu 14-16 Desember 2005 PENDAHULUAN 1. P4MI diproyeksikan pelaksanaannya selama lima tahun dan kegiatannya telah
Lebih terperinciKomponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi
Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, yaitu: mobilisasi kelompok tani dan perencanaan desa, pengembangan kelembagaan, dan investasi fasilitas umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan
Lebih terperinciLAPORAN (SEMENTARA) PERTEMUAN NASIONAL P4MI TEMANGGUNG JANUARI 2007
LAPORAN (SEMENTARA) PERTEMUAN NASIONAL P4MI TEMANGGUNG 23 25 JANUARI 2007 TEMA : BELAJAR DARI IMPLEMENTASI PROGRAM 2006 DAN SINKRONISASI PROGRAM PMI PARUH WAKTU KE - 2 1. Pendahuluan: Temu Nasional Sinkronisasi
Lebih terperinciWorkshop dilaksanakan di Aula Pertemuan, Dinas Pertanian Kab. Temanggung, Jl. Suyoto No. 7 Temanggung. Telp/fax.(0293) (Prov. Jawa Tengah).
Workshop UPIPK Temangung, Sabtu, 4 Agustus 2007 Workshop dilaksanakan di Aula Pertemuan, Dinas Pertanian Kab. Temanggung, Jl. Suyoto No. 7 Temanggung. Telp/fax.(0293) 491007. (Prov. Jawa Tengah). Keterangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat
Lebih terperinciWORKSHOP SOSIALISASI RINTISAN AGRIBISNIS PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INOVASI TNGKAT KABUPATEN DONGGALA
1 WORKSHOP SOSIALISASI RINTISAN AGRIBISNIS PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INOVASI TNGKAT KABUPATEN DONGGALA 1. Pendahuluan Program Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI) merupakan
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendekatan pembangunan
Lebih terperinciKERJASAMA KEMITRAAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SPESIFIK LOKASI (KKP3SL) (PENYULUH- Kemitraan Diseminasi)
KERJASAMA KEMITRAAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SPESIFIK LOKASI (KKP3SL) (PENYULUH- Kemitraan Diseminasi) PENDAHULUAN Era pembangunan yang semakin kompetitif menuntut Badan Litbang Pertanian
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN
RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN
Lebih terperinciRAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR
RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor,
Lebih terperinciREKAYASA KELEMBAGAAN DAN KOMUNIKASI UNTUK MENGEM- BANGKAN PARTISIPASI PETANI DALAM INVESTASI INFRASTRUKTUR PERTANIAN
REKAYASA KELEMBAGAAN DAN KOMUNIKASI UNTUK MENGEM- BANGKAN PARTISIPASI PETANI DALAM INVESTASI INFRASTRUKTUR PERTANIAN (Pelajaran dari Program Peningkatan Pendapatan Petani melalui Inovasi di Kabupaten Lombok
Lebih terperinciBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 8 Januari 2014
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 8 Januari 2014 Outline: Pendahuluan Ruang Lingkup Proposal Yang Didanai 2014 Seleksi & Pelaksanaan Hasil Seleksi & Pengiriman Proposal
Lebih terperinciPENINGKATAN EFEKTIVITAS HUBUNGAN PENELITI PENYULUH PETANI. Warsana, SP. MSi
PENINGKATAN EFEKTIVITAS HUBUNGAN PENELITI PENYULUH PETANI Warsana, SP. MSi Penyuluh pertanian memerlukan informasi teknologi pertanian, baik berupa frontier technology dan teknologi yang dapat mengatasi
Lebih terperinciLAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU
LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Bengkulu dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif
Lebih terperinci5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya
5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya memiliki beberapa fungsi sistem penyuluhan yaitu: 1. Memfasilitasi
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG BARAT
BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGELOLAAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG
Lebih terperinciStandar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan. Program Inovasi Desa (PID)
Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan Program Inovasi Desa (PID) 2017 1 Selayang Pandang SOP Percepatan PID Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan Program Inovasi Desa (PID) sebagai langkah
Lebih terperinciRUMUSAN TEMU TEKNIS PEMANFAATAN ALSINTAN HASIL PEREKAYASAAN DAN PENGEMBANGAN BALITBANGTAN SERPONG, 18 AGUSTUS 2016
RUMUSAN TEMU TEKNIS PEMANFAATAN ALSINTAN HASIL PEREKAYASAAN DAN PENGEMBANGAN BALITBANGTAN SERPONG, 18 AGUSTUS 2016 1. Sejak tiga tahun yang lalu, sejak Kabinet Presiden Joko Widodo, Menteri Pertanian memberikan
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciBAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi
BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan
Lebih terperinciWorkshop dilaksanakan di Ruang Pertemuan Kantor Bappeda Kabupaten Ende (Prov. NTT)
Workshop UPIPK Ende, Selasa, 19 Juni 2007 Workshop dilaksanakan di Ruang Pertemuan Kantor Bappeda Kabupaten Ende (Prov. NTT) Keadaan UPIPK Ende pada bulan Desember 2006 Keterangan : Lokasi UPIPK Ende berada
Lebih terperinciModel Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Pendekatan Kultural Pendekatan Struktural Model Pendekatan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan 1. Pendekatan Kultural adalah program
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU
RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU WAHYUNI AMELIA WULANDARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN BPTP 1. Judul RKTM :
Lebih terperinciWorkshop dilaksanakan di Ruang PIP, Kantor Bappeda Kabupaten Lombok Timur, di Selong (Prov. NTB)
Workshop UPIPK Lombok Timur, Senin, 2 Juli 2007 Workshop dilaksanakan di Ruang PIP, Kantor Bappeda Kabupaten Lombok Timur, di Selong (Prov. NTB) Keadaan UPIPK Lombok Timur pada 9 Mei 2007 Keterangan :
Lebih terperinciprogram yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi
Lebih terperinciGambar 9. Perkembangan Anggaran Badan Litbang Pertanian, Tahun
Anggaran Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan
Lebih terperinciPERAN TEKNOLOGI PANGAN DALAM MEWUJUDKAN DESA MANDIRI PANGAN
PERAN TEKNOLOGI PANGAN DALAM MEWUJUDKAN DESA MANDIRI PANGAN Welli Yuliatmoko 1 Universitas Terbuka Email korespondensi : welli@ut.ac.id Abstrak Abstrak. Desa Mandiri Pangan adalah desa/kelurahan yang masyarakatnya
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I
Lebih terperinciJUDUL PENGUATAN KELEMBAGAAN PENELITIAN, PELATIHAN DAN WORKSHOP TAHUN ANGGARAN 2010
JUDUL PENGUATAN KELEMBAGAAN PENELITIAN, PELATIHAN DAN WORKSHOP TAHUN ANGGARAN 2010 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NTT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian
Lebih terperinciPendekatan partisipatif telah berhasil menumbuhkan rasa memiliki dalam operasi dan pemanfaatan sarana umum hasil investasi dalam:
Target P4MI sekitar 1000 desa, tetapi karena desakan dari Pemerintah Daerah jumlah yang harus ditangani sampai dengan tahun 2007 menjadi 1053 desa, belum termasuk desadesa hasil pemekaran yang berjumlah
Lebih terperinciOleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018
Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018 1 Pendahuluan Tujuan, Output, Prakiraan Manfaat & Dampak Metodologi
Lebih terperinciKEGIATAN TUKAR KUNJUNGAN/ STUDY BANDING 2006
LAPORAN AKHIR KEGIATAN TUKAR KUNJUNGAN/ STUDY BANDING 2006 Oleh: Andri Nurwati Arif Surahman BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALSINTAN PENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL KENTANG
KODE JUDUL: X-130 PENGEMBANGAN ALSINTAN PENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL KENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN Perekayasa/ Peneliti: Dr. Ir. Teguh Wikan Widodo, MSc Ir. M. Hidayat Ir. D.A.Budiman,
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian
RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN
Lebih terperinciVII. PENUTUP. 7.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil pembahasan kajian dapat disimpulkan sebagai berikut :
VII. PENUTUP 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan kajian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. UPT Pelatihan dan pengembangan melakukan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan kemampuan dan
Lebih terperinciProgram Padat Karya Pangan (PKP) MENGATASI SITUASI SULIT DENGAN UPAH BERAS
KABUPATEN PURBALINGGA Program Padat Karya Pangan (PKP) MENGATASI SITUASI SULIT DENGAN UPAH BERAS Sumber: Inovasi Kabupaten di Indonesia. Seri Pendokumentasian Best Practices, BKKSI, 2008 satu SITUASI SEBELUM
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN PETUGAS
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN PETUGAS Judul Kegiatn : Pelatihan Petugas Penanggung Jawab Kegiatan : - Nama / NIP : Ir. Kaharudin / 080.121.217 - Pangkat/ Jabatan : Penata (IIIc) / Penyuluh Pertanian
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENINGKATAN KAPASITAS SDM DALAM KOMUNIKASI DAN DISEMINASI HASIL LITKAJI (PENAS, PAMERAN, VISITOR PLOT, PEKAN AGROINOVASI, PENYUSUNAN DATABASE BAHAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciTOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK
1. Definisi TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK KM-Kab adalah tenaga konsultan manajerial profesional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten. Fungsi KM-Kab dalam PPK adalah sebagai supervisor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Upaya pembangunan perkebunan rakyat yang diselenggarakan melalui berbagai pola pengembangan telah mampu meningkatkan luas areal dan produksi perkebunan dan pendapatan nasional,
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PELAKSANAAN TEMU LAPANG DAN TEMU USAHA MENDUKUNG KEGIATAN P4MI
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN TEMU LAPANG DAN TEMU USAHA MENDUKUNG KEGIATAN P4MI OLEH : H. NOOR INGGAH H. DWI PRAPTOMO S. AWALUDIN HIPI ULYATU FITROTIN IDA ROYANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ayam kampung merupakan plasma nutfah Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan. Penampilan dari ayam kampung sangat beragam, mulai dari bentuk fisik, sifat genetik
Lebih terperinciSemakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd
BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadikan sektor pertanian yang iiandal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber
Lebih terperinciSISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN
2013/11/02 08:31 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PEMANTAPAN SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN Mendiskusikan sistem penyuluhan perikanan yang membumi
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciPENGELOLAAN LABORATORIUM DISEMINASI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN
PANDUAN PENGELOLAAN LABORATORIUM DISEMINASI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN Penanggung Jawab Dr. Ir. Nandang Sunandar, MP (Kepala BPTP Jawa Barat) Penyunting: Nadimin Nana Sutrisna Disain Cover dan Layout:
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Penciptaan inovasi pertanian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) Pertanian serta aplikasinya terus dilakukan melalui berbagai program penelitian
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU
PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.018/011/E/JUKLAK/2013
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 28/Permentan/OT.140/4/2012 TANGGAL : 23 April 2012 PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai amanat
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA. OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk
LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah
KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah (1) Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah adalah seperangkat aturan mengenai
Lebih terperinciTEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI
TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI Abstrak Kebijaksanaan pembangunan pertanian di Sulawesi Tengah diarahkan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian,
Lebih terperinciLAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk
LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA Andi Ella, dkk PENDAHULUAN Program strategis Kementerian Pertanian telah mendorong Badan Litbang Pertanian untuk memberikan dukungan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Beberapa hal yang mendasari perlunya pembaruan kebijakan pembangunan air minum dan penyehatan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL OPERASIONAL PERCEPATAN PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN MELALUI PROGRAM PRIMATANI.
LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL OPERASIONAL PERCEPATAN PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN MELALUI PROGRAM PRIMATANI Oleh : Pantjar Simatupang Achmad Djauhari Saeful Bachrein Syahyuti
Lebih terperinciPENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU
KODE: 26/1801.019/012/RDHP/2013 PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU PENELITI UTAMA Dr. Wahyu Wibawa, MP. BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI
BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah
Lebih terperinciPengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten 6.1. VISI DAN MISI 6.1.1 Visi Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Kab. Melalui Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Product 6.1.2.
Lebih terperinciKegiatan Prioritas Tahun 2010
Kementerian Perindustrian pada Tahun Anggaran 2010 mendapat alokasi pagu definitif sebesar Rp.1.665.116.721.000. Kegiatan Prioritas Tahun 2010 Pembangunan sektor industri tahun 2010 akan difokuskan pada
Lebih terperinciRAPAT KERJA BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TAHUN 2014 SERPONG, FEBRUARI 2014
RUMUSAN SEMENTARA RAPAT KERJA BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TAHUN 2014 SERPONG, 11 12 FEBRUARI 2014 Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) Serpong telah menyelenggarakan
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SOSIALISASI, TEMU INFORMASI, PAMERAN, MELATIH DI BPP)
PETUNJUK PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SOSIALISASI, TEMU INFORMASI, PAMERAN, MELATIH DI BPP) BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.018/011/A/JUKLAK/2013 1.
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 Kesimpulan Pemerintah telah berperan sebagai Koordinator, Regulator, dan Dinamisator. Diamana Pemerintah selalu bekerja bersama dengan lembaga budaya yang lain di Kotagede
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa pakar percaya penyuluhan merupakan ujung tombak pembangunan pertanian dengan membantu petani dan masyarakat disekitarnya dalam meningkatkan sumberdaya manusia
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG
- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 186 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPENCAPAIAN INDICATOR KINERJA PROGRAM P3TIP/FEATI BPTP SULAWESI SELATAN
PENCAPAIAN INDICATOR KINERJA PROGRAM P3TIP/FEATI BPTP SULAWESI SELATAN 2007 - Latar Belakang 2012 Sasaran pembangunan pertanian yang dilaksanakan adalah kesejahteraan petani dan keluarganya. Untuk mencapai
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
+- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus
Lebih terperinciMETODA DAN TEKNIK PENYULUHAN. Pusat Pengembangan Penyuluhan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan
METODA DAN TEKNIK PENYULUHAN 3 Pusat Pengembangan Penyuluhan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan METODA PENYULUHAN METODE PENYULUHAN cara yang digunakan untuk mendekatkan penyuluh dengan sasaran
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le
No.1279, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Pemberdayaan. Sosial. Adat. Terpencil. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPULIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR
Lebih terperinciRencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada tahun anggaran 2017 telah menyusun tema pembangunan daerah yang berorientasi pada upaya Pemantapan Pelayanan Publik dan Percepatan
Lebih terperinciSINERGI DAN PERAN KOMISI PENYULUHAN PERIKANAN NASIONAL (KPPN) DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
SINERGI DAN PERAN KOMISI PENYULUHAN PERIKANAN NASIONAL (KPPN) DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Oleh : Ir.Sumardi S. M.Ed dan Dr Soen an HP Komisi Penyuluhan Perikanan Nasional Disampaikan
Lebih terperinciPETA PERSAMPAHAN BANDUNG. Mengembangkan Piranti Lunak Untuk Mendorong Sistem Persampahan Berbasis Komunitas di Kota Bandung
PETA PERSAMPAHAN BANDUNG Mengembangkan Piranti Lunak Untuk Mendorong Sistem Persampahan Berbasis Komunitas di Kota Bandung permasalahan 1. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Walaupun
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita
PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan
Lebih terperinciPemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1
Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1 Oleh: Mochamad Wekas Hudoyo, APi, MPS Anggota Komisi Penyuluhan
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN TANGERANG
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang :
Lebih terperincipanduan praktis Edukasi Kesehatan
panduan praktis Edukasi Kesehatan 01 02 panduan praktis Edukasi Kesehatan Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciFORM D A. URAIAN KEGIATAN
FORM D A. URAIAN KEGIATAN Latar Belakang Masalah Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran penting di Indonesia. Namun, dalam pengembangan mengalami kendala biaya usahatani yang
Lebih terperinciBUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,
BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG POLA HUBUNGAN KERJA ANTAR PERANGKAT DAERAH DAN ANTARA KECAMATAN DENGAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan (BP4K2P) Kabupaten Jayawijaya merupakan Organsasi
Lebih terperinciPENGALAMAN BAGI PENGEMBANGAN ATP DAN ASP MENDUKUNG PROGRAM KEDAULATAN PANGAN
PENGALAMAN BAGI PENGEMBANGAN ATP DAN ASP MENDUKUNG PROGRAM KEDAULATAN PANGAN Sam Herodian Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Kampus IPB Darmaga, Kotak Pos 220, Bogor 16680 e-mail: s_herodian@ipb.ac.id PENDAHULUAN
Lebih terperinciHAMDAN SYUKRAN LILLAH, SHALATAN WA SALAMAN ALA RASULILLAH. Yang terhormat :
SAMBUTAN KADISTAN ACEH PADA ACARA WORKSHOP/PERTEMUAN PERENCANAAN WILAYAH (REVIEW MASTER PLAN) PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH DI GRAND NANGGROE HOTEL BANDA ACEH TANGGAL
Lebih terperinci- 1 - PEDOMAN UMUM PENGUKURAN DAN PENETAPAN TKT
- 1 - SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PENGUKURAN DAN PENETAPAN TINGKAT KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI PEDOMAN UMUM PENGUKURAN DAN PENETAPAN
Lebih terperinciPerencanaan dan Perjanjian Kerja
BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kerja 2.1 Rencana Strategis Renstra Bappeda Litbang disusun adalah dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Lebih terperinciChanneling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP
Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP I. PENDAHULUAN Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah suatu lembaga milik
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang
Lebih terperinciKEMITRAAN PEMASARAN BENIH PADI DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH KALIMANTAN SELATAN
KEMITRAAN PEMASARAN BENIH PADI DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH KALIMANTAN SELATAN Retna Qomariah, Yanuar Pribadi, Abdul Sabur, dan Susi Lesmayati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan
Lebih terperinciWorkshop UPIPK Blora, Selasa, 7 Agustus 2007
Workshop UPIPK Blora, Selasa, 7 Agustus 2007 Workshop dilaksanakan di di Ruang Pertemuan, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Informasi Penyuluhan Pertanian (PIPP), Jl. Raya Blora-Cepu KM 3,5 Blora.
Lebih terperinciBerdasarkan Peraturan Menpan dan RB No. 30/2014 Tentang Pedoman Inovasi Pelayanan Publik, serta Kebutuhan Inovasi LAN
Tri Widodo W Utomo Deputi Inovasi Adm. Negara LAN Berdasarkan Peraturan Menpan dan RB No. 30/2014 Tentang Pedoman Inovasi Pelayanan Publik, serta Kebutuhan Inovasi LAN Disampaikan pada Sosialisasi Pelayanan
Lebih terperinciHibah Elearning 2012 Universitas Gadjah Mada
Hibah Elearning 2012 Universitas Gadjah Mada Pusat Pengembangan Pendidikan (P3) UGM mengadakan Hibah Elearning untuk 18 penerima hibah. Hibah ditujukan bagi staf pengajar di UGM untuk memanfaatkan elisa
Lebih terperinci