KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Transkripsi

1 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN Peluncuran Dkumen Kebijakan Respnsif Gender: Kertas Kebijakan: Pengarusutamaan Gender dalam Adaptasi Perubahan Iklim (PUG API) & Kajian Awal: Penyusunan Indeks Kesetaraan dan Keadilan Gender (IKKG) dan Indikatr Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (IKPUG) Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan DisampaikanpadaPeluncuran Dkumen Kebijakan Respnsif Gender Bappenas Disampaikan pada Peluncuran Dkumen Kebijakan Respnsif Gender Bappenas Jakarta, 28 Nvember 2012

2

3

4 Namun, hingga saat ini masih terjadi kesenjangan dalam hal akses, partisipasi, kntrl terhadap sumber daya, dan manfaat pembangunan yang didapatkan leh penduduk Indnesia, baik klaki laki, l k maupun perempuan, di berbagai b bidang pembangunan, termasuk dalam perubahan iklim. Pada Knferensi Ri +20 bulan Juni 2012, Presiden Republik Indnesia, Susil Bambang Yudhyn, sebagai salah satu ketua Panel Tingkat Tinggi PBB untuk Pembangunan Pasca 2015, menggarisbawahi bahwa "masa depan dari i keberlanjutan' tidak khanya diperlukan, tetapi juga sesuatu yang mutlak dan mungkin dilakukan. Beliau menyampaikan kepeduliannya terutama t pada dua hal, yaitu perubahan iklim dan pemerataan.

5 Presiden menekankan bahwa upaya Indnesia untuk mengejar kebijakan "pertumbuhan dengan pemerataan", perlu diubah menjadi sesuatu yang mendrng "pertumbuhan berkelanjutan dengan pemerataan. Visi ini jelas sesuai dengan niat pemerintah kita dan banyak pemangku kepentingan, untuk tidak hanya mendukung gprses intensif mitigasi perubahan iklim, tetapi juga mendrng adaptasi perubahan iklim.

6 Di samping itu,mewujudkan kesetaraan gender merupakan tantangan tersendiri bagi Indnesia, namun pemerintah telah secara aktif menerapkan kebijakan dan undang undang d terkait hal ini. Integrasi kedua isu penting ini, merupakan penjabaran dari Peraturan Presiden N. 5/2010 tentang RPJMN , yang mencantumkan gender dan pembangunan berkelanjutan sebagai strategi pengarustamaan dalam pembangunan nasinal, dan Keputusan Menteri PPN/Kepala Bappenas N. 30/M.PPN/HK/03/2009, yang merupakan inisiatif Perencanaan dan Penganggaran yang Respnsif ifgender di Indnesia.

7 Perubahan iklim berdampak luas terhadap kehidupan umat manusia. Perempuan, laki laki, anak anak perempuan dan anak laki laki terkena dampak yang berbeda, tapi masing masing memegang peran penting dalam menghadapi dan beradaptasi terhadap dampak tersebut. Kertas Kebijakan tentang Pengarusutamaan Gender dalam Adaptasi Perubahan Iklim (PUG API) ini disusun dengan tujuan untuk menginspirasi dan mendrng pengarusutamaan gender dalam kebijakan dan penerapan adaptasi perubahan iklim di Indnesia. Dkumen ini i menjelaskan pentingnya hal tersebut, dan memberikan panduan, kerangka k pemikiran, dan rekmendasi untuk mengintegrasikan isu gender dalam adaptasi perubahan iklim.

8 Pada saat ini, Rencana Aksi Nasinal Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) Indnesia sedang disusun. Kertas kebijakan ini bukan hanya memberikan masukan bagi prses penyusunan RAN API, tetapi lebih jauh lagi: tidak hanya terpusat pada kebijakan di tingkat nasinal, tetapi juga di tingkat lembaga, termasuk kementerian, mekanisme pembiayaan, penelitian dan peningkatan kapasitas, prgram dan kegiatan di daerah. Penyusunan Kertas Kebijakan ini adalah bentuk kerjasama antara Bappenas dan UN Wmen, didukung leh UNDP, dan merupakan prses knsultasi yang singkat tetapi intensif dengan para pemangku kepentingan terkait.

9 Di samping itu, sebagaimana telah disampaikan, Pengarusutamaan Gender (PUG) adalah salah satu dari tiga pengarusutamaan, yang juga merupakan priritas nasinal dalam RPJMN RPJMN tersebut juga mencantumkan tiga isu/kebijakan nasinal terkait pengarusutamaan gender, yaitu: 1) peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan; 2) perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan; dan 3) peningkatan kapasitas kelembagaan PUGd dan pemberdayaan perempuan. Hingga saat ini, indikatr indikatr gender yang ada masih belum dapat mencerminkan pencapaian pembangunan kesetaraan gender di Indnesia, terutama yang terkait dengan perlindungan terhadap berbagai b tindak kkekerasan. k

10 Oleh sebab itu, maka disusunlah Kajian IKKG dan IKPUG ini, sebagai langkah awal untuk menyusun indikatr yang diharapkan dapat digunakan dalam mengukur pencapaian pembangunan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di Indnesia pada umumnya, dan hasil hasil capaian RPJMN pada khususnya. Hasil kajian awal ini terutama adalah knsep dan metde perhitungan IKKG, serta knsep awal untuk IKPUG. Pada dasarnya IKKG mengukur sasaran pertama dan kedua dari RPJMN , yaitu terkait dengan kualitas hidup perempuan dan perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan.

11 IKKG ini meliputi 5 aspek, yaitu: 1) kesehatan reprduksi; 2) pencapaian pendidikan; 3) partisipasi i i eknmi; 4) keterwakilan kil di jabatan publik; dan 5) perlindungan terhadap kekerasan, yang diturunkan menjadi 12 indikatr IKKG, yang juga meliputi rasi antara jumlah kasus kekerasan yang dialami perempuan atau laki laki di luar rumah atau di tempat kerja; dan rasi jumlah kekerasan yang dialami perempuan atau laki laki di dalam rumah tangga atau dmestik. Sedangkan IKPUG mengukur sasaran ketiga dari RPJMN , yaitu tentang penguatan kelembagaan PUG, yang meliputi 4 kmpnen: 1) kebijakan dan peraturan perundang undangan yang respnsif gender; 2) kelembagaan yang mendukung prses pelaksanaan PUG; 3) sumber daya manusia yang mendukung prses pelaksanaan PUG ; dan 4) dukungan masyarakat dan dunia usaha dalam prses pelaksanaan PUG.

12 Di samping itu, telah dilakukan pula exercise perhitungan IKKG untuk tahun 2007 dan 2010, baik di tingkat nasinal, maupun prvinsi, dengan data yang tersedia. Pada tahun 2007, tingkat pencapaian kesetaraan dan keadilan gender di Indnesia dalam lima aspek pembangunan yang diukur adalah sebesar 79,3 persen (nilai IKKG sebesar 0,793). Nilai ini memberikan indikasi adanya 20,7 persen kerugian/kegagalan pencapaian pembangunan manusia akibat dari adanya ketidaksetaraan gender terkait dengan kualitas hidup dan perlindungan terhadap kekerasan k di Indnesia. Kesenjangan gender bervariasi antarprvinsi, berkisar antara yang tertinggi 87,5 persen di DKI Jakarta, hingga yang terendah h396 39,6 persen di Bali.

13 Sementara itu perhitungan IKKG Indnesia tahun 2010, yaitu sebesar ,796, memperlihatkan tidak adanya perbaikan yang cukup berarti dalam pencapaian kesetaraan dan keadilan gender dalam 3 tahun pembangunan. Kesenjangan hanya berkurang sebesar 0,3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa isu isu gender yang termanifestasi dalam bentuk kesenjangan gender di berbagai aspek pembangunan merupakan suatu permasalahan yang sulit untuk diatasi i tanpa suatu upaya yang serius, knsisten, dan berkesinambungan. Terlebih lagi adanya keterkaitan yang erat antara isu gender di satu aspek dengan isu gender di aspek yang lain. Kesetaraan dan keadilan gender juga merupakan kmpnen yang sangat dibutuhkan bagi pembangunan eknmi. Lapran Bank Dunia (2012) memperlihatkan bahwa menyamaratakan peluang bagi laki laki dan perempuan dalam partisipasi eknmi di kawasan Asia Pasifik, dapat meningkatkan prduktivitas pekerja di kawasan sebesar 7 hingga 18 persen. Kenaikan ini memiliki dampak yang luas pada pertumbuhan eknmi dan pengurangan kemiskinan. Oleh sebab itu, kebijakan menjadi salah satu alat kreksi yang dapat digunakan leh negara untuk mengurangi kesenjangan gender Deputi yang SDMK-Bappenas ada di berbagai aspek pembangunan.

14 Beberapa alternatif kebijakan yang dapat dilakukan misalnya: memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan reprduksi, dan pembangunan infrastruktur daerah; meningkatkan keterlibatan perempuan di parlemen (dan juga lembaga eksekutif dan yudikatif); mendrng adanya refrmasi internal dalam partai plitik untuk mempertimbangkan aspek kesetaraan dan keadilan gender, melakukan penguatan kapasitas perempuan dengan berjenjang dan terencana secara baik, serta memastikan platfrm dari partai partai plitik respnsif terhadap isu isu i gender; meningkatkan partisipasi eknmi khususnya pada perempuan; dan meningkatkan perlindungan terhadap kekerasan terhadap perempuan, terutama dengan memastikan tersedianya pusat pusat pelayanan secara merata di luar Pulau Jawa, baik yang disediakan leh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat, yang dapat menjalankan fungsinya dengan berkrdinasi dengan berbagai instansi pemerintah

15 Sedangkan IKPUG mengukur sasaran ketiga dari RPJMN , yaitu tentang t penguatan kelembagaan PUG, yang meliputi 4 kmpnen: 1) kebijakan dan peraturan perundang undangan yang respnsif gender; 2) kelembagaan yang mendukung prses pelaksanaan PUG; 3) sumber daya manusia yang mendukung prses pelaksanaan PUG ; dan 4) dukungan masyarakat dan dunia usaha dalam prses pelaksanaan PUG. Dalam penyusunan kajian ini, Bappenas melibatkan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan terkait, baik dari kementerian/lembaga, rganisasi masyarakat sipil, mitra pembangunan, maupun pemerintah daerah di tiga prvinsi terpilih untuk uji cba, yaitu: Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur. Kami harapkan kedua dkumen kebijakan yang respnsif gender ini dapat memberikan input bagi penerapan PUG dan percepatannya melalui PPRG di berbagai bidang pembangunan, baik di tingkat nasinal, maupun daerah.

16