KOMPARASI PENGGUNAAN METODE TRUTH TABLE DAN PROOF BY FALSIFICATION DALAM PENENTUAN VALIDITAS ARGUMEN. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
ARGUMENTASI. Kalimat Deklaratif Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya.

MODUL 3 OPERATOR LOGIKA

Logika Proposisi. Pertemuan 2 (Chapter 10 Schaum, Set Theory) (Chapter 3/4 Schaum, Theory Logic)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Silogisme Hipotesis Ekspresi Jika A maka B. Jika B maka C. Diperoleh, jika A maka C

MATEMATIKA DISKRIT. Logika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV LOGIKA A. Pernyataan B. Operasi uner

IMPLEMENTASI STRATEGI PERLAWANAN UNTUK PEMBUKTIAN VALIDITAS ARGUMEN DENGAN METODE REDUCTIO AD ABSURDUM

BAB I LOGIKA MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?

MATERI 1 PROPOSITIONAL LOGIC

SINTAKS DAN SEMANTIK PADA LOGIKA PROPOSISI. Matematika Logika Semester Ganjil 2011/2012

Logika Matematika. ILFA STEPHANE, M.Si. September Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

BAB III DASAR DASAR LOGIKA

Logika Proposisi. Adri Priadana ilkomadri.com

Matematika Industri I

METHOD OF PROOF Lecture 7. DR. Herlina Jayadianti, ST.MT

BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

PERTEMUAN TAUTOLOGI, KONTRADIKSI, DAN CONTINGENT

Representasi Kalimat Logika ke dalam Matriks Trivia

PENARIKAN KESIMPULAN/ INFERENSI

Proposition Logic. (Logika Proposisional) Bimo Sunarfri Hantono

Logika Informatika. Bambang Pujiarto

DASAR DASAR LOGIKA. Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya.

Argumen premis konklusi jika dan hanya jika Tautolog

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si.

LOGIKA INFORMATIKA. Bahan Ajar

BAB 4 PROPOSISI. 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran

Dian Wirdasari, S.Si.,M.Kom

PERNYATAAN (PROPOSISI)

TABEL KEBENARAN. Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si. P a g e 8

Berpikir Komputasi. Sisilia Thya Safitri, MT Citra Wiguna, M.Kom. 3 Logika Proposisional (I)

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

Logika Matematika. Cece Kustiawan, FPMIPA, UPI

kusnawi.s.kom, M.Eng version

LOGIKA Matematika Industri I

Soal Ujian Akhir Semester Pendek TA. 2006/2007 D3-Manajemen Informatika

LOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014

6. LOGIKA MATEMATIKA

Logika & Himpunan 2013 LOGIKA MATEMATIKA. Oleh NUR INSANI, M.SC. Disadur dari BUDIHARTI, S.Si.

I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi

Logika Matematika BAGUS PRIAMBODO. Silogisme Silogisme Hipotesis Penambahan Disjungsi Penyederhanaan Konjungsi. Modul ke: Fakultas FASILKOM

Logika. Apakah kesimpulan dari argumen di atas valid? Alat bantu untuk memahami argumen tsb adalah Logika

LOGIKA PROPOSISI. Bagian Keempat : Logika Proposisi

ALGORITMA STRUCTURED ENGLISH DAN PSEUDOCODE

BAB 3 TABEL KEBENARAN

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit

Logika Matematika BAGUS PRIAMBODO. Tautologi dan Kontradiksi Argumen 1/Penarikan kesimpulan yang valid: modus ponen, modus tolen.

PROPOSISI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan

Dasar Logika Matematika

Artificial Intelegence. Representasi Logica Knowledge

STMIK Banjarbaru EKUIVALENSI LOGIKA. 10/15/2012 H. Fitriyadi & F. Soesianto

Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa p q = q p.

Dasar-dasar Logika. (Review)

Logika hanya berhubngan dengan bentukbentuk logika dari argumen-argumen, serta penarikan kesimpulan tentang validitas dari argumen tersebut.

LOGIKA INFORMATIKA. Bahan Ajar

Logika Matematika. Bab 2: Kalkulus Proposisi. Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika STT Telkom Lab. Sistem Komputer dan Jaringan

LOGIKA MATEMATIKA. d. 6 + a > -4 e. 7 adalah faktor dari 63. c. 4 x 6 2. Tentukan variabel dan himpunan penyelesaian dari: a.

Teknik Informatika POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT BY: VJ REFERENSI: UNIV TRUNOJOYO & PTIIK

LOGIKA MATEMATIKA. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X

ALGORITMA STRUCTURED ENGLISH DAN PSEUDOCODE

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012

kusnawi.s.kom, M.Eng version

- Mahasiswa memahami dan mampu membuat kalimat, mengevaluasi kalimat dan menentukan validitas suatu kalimat

ARGUMEN DAN METODE PENARIKAN KESIMPULAN

Modul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI.

REPRESENTASI PENGETAHUAN

BAB 6 LOGIKA MATEMATIKA

LOGIKA. Arum Handini Primandari

Logika Proposisional Ema Utami STMIK AMIKOM Yogyakarta

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I, 2012/2013. Rinovia Simanjuntak & Edy Tri Baskoro

KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks

LOGIKA. Ratna Wardani Pendidikan Teknik Informatika. 2 September 2007 Pertemuan-1-2 1

METODA PEMBUKTIAN DALAM MATEMATIKA

Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MATEMATIKA Logika Matematika Teori Himpunan Teori fungsi

BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA

LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA)

MATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

1. Memahami pengertian proposisi dan predikat. 3. Memahami penggunaan penghubung dan tabel kebenaran

Knowledge Representation

Selamat Datang. MA 2251 Matematika Diskrit. Semester II, 2016/2017. Rinovia Simanjuntak & Saladin Uttunggadewa

LOGIKA PROPOSISI 3.1 Proposisi logika proposisional. Contoh : tautologi yaitu proposisi-proposisi yang nilainya selalu benar. Contoh 3.

2.1. Definisi Logika Proposisi Logika proposisi Atomic proposition compound proposition

METODA PEMBUKTIAN DALAM MATEMATIKA

Pengantar Logika. Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat UIGM

LANDASAN MATEMATIKA Handout 3 (Kalkulus Proposisi)

PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN NILAI KEBENARAN LOGIKA PROPOSISI BERBASIS DESKTOP

REPRESENTASI PENGETAHUAN

TEKNIK PEMBUKTIAN. (Yus Mochamad Cholily)

A. Pengertian Logika B. Pernyataan C. Nilai Kebenaran

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN

4. LOGIKA MATEMATIKA

Matematika diskrit Bagian dari matematika yang mempelajari objek diskrit.

Transkripsi:

Komparasi Penggunaan Metode Truth Table Dan Proof By Falsification Untuk Penentuan Validitas Argumen (Yani Prihati) KOMPARASI PENGGUNAAN METODE TRUTH TABLE DAN PROOF BY FALSIFICATION DALAM PENENTUAN VALIDITAS ARGUMEN Yani Prihati Fakultas Ilmu Komputer, Universitas AKI e-mail: yani.prihati@unaki.ac.id Abstrak Dalam banyak kasus, kesimpulan dapat diambil melalui satu atau lebih fakta yang diketahui sebelumnya nilai kebenarannya. Hal ini dinyatakan sebagai sebuah argumen. Kesimpulan yang dapat dibuat adalah benar atau sebaliknya, adalah salah. Oleh karena itu, validitas argumen ini harus ditentukan kebenarannya menggunakan metode sesuai dengan aturan logika. Penulisan ini mempertimbangkan dua metode untuk menentukan validitas argumen: metode tabel thruth dan pembuktian kesalahan. Menggunakan metode tabel kebenaran, setiap tahap proses ini benar-benar dan jelas didokumentasikan tetapi akan tidak praktis jika pernyataan semakin panjang. Menggunakan pembuktian kesalahan, proses penentuan validitas tidak semua didokumentasikan dengan baik tapi tetap praktis meskipun pernyataan itu semakin panjang. Kata kunci: argumen, tabel kebenaran, pembuktian kesalahan, validitas 1. Pendahuluan Komputer bekerja dan melakukan proses sesuai dengan satu atau sekumpulan instruksi. Instruksi-instruksi tersebut merupakan penerjemahan dari aktifitas yang dikerjakan bila proses tersebut dilakukan oleh manusia. Dengan input yang sama, agar proses yang dilakukan oleh komputer menghasilkan output yang sama dengan bila proses dilakukan oleh manusia, serangkaian instruksi yang menyebabkan proses berlangsung harus disusun dalam urutan yang logis dan diterjemahkan dengan prosedur yang tepat sehingga bisa dipahami oleh komputer. Agar serangkaian instruksi tersebut menjadi logis maka harus dituliskan sesuai dengan kaidah-kaidah logika. Oleh sebab itu, pemahaman tentang kaidah-kaidah logika sangat diperlukan. Setiap instruksi merupakan sebuah pernyataan atau preposisi. Pernyataan atau preposisi atau yang sering disebut juga sebagai kalimat terbuka merupakan sekumpulan simbol yang memiliki nilai kebenaran yaitu benar atau salah dan tidak mungkin keduanya pada saat bersamaan. Jika pernyataan selalu bernilai benar maka pernyataan dikatakan valid. Dalam banyak kasus, terkadang sebuah kesimpulan harus ditarik berdasarkan satu atau beberapa fakta yang telah terlebih dahulu diketahui nilai 102

KOMPUTAKI Vol. 1 No. 1 Februari 2016 kebenarannya. Hal ini disebut sebagai argumen. Penarikan kesimpulan yang dilakukan bisa saja bernilai benar atau sebaliknya, bernilai salah. Oleh sebab itu, argumen harus ditentukan validitasnya, menggunakan metode yang sesuai dengan kaidah-kaidah logika. Metode untuk menentukan validitas argumen yaitu metode truth table dan proof by falsification di mana kedua metode tersebut akan dikomparasi. 2. Kajian Pustaka Menurut Prihati (2008), pernyataan (statement) adalah sekumpulan simbol yang memiliki nilai kebenaran, yaitu benar atau salah dan tidak mungkin keduaduanya. Kadang-kadang, pernyataan disebut juga sebagai kalimat terbuka. Pernyataan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pernyataan tunggal dan pernyataan tidak tunggal. Pernyataan tunggal adalah pernyataan yang hanya terdiri dari satu pernyataan sedangkan pernyataan tidak tunggal adalah pernyataan yang tersusun dari dua atau lebih pernyataan tunggal yang dihubungkan oleh kata hubung. Nilai kebenaran suatu pernyataan tidak tunggal biasa disajikan dengan tabel kebenaran atau truth table (Acharjya, 2009). Negasi (not) dari pernyataan P adalah merupakan ingkaran dan pernyataan P. Negasi dari pernyataan P dinyatakan dengan not P. Nilai kebenaran dari negasi dinyatakan dalam Tabel 1. Tabel 1. Nilai kebenaran negasi (Susanna, 2011) P B S Not P S B Sebarang dua pernyataan dapat digabungkan oleh kata dan (and) dan membentuk konjungsi, sehingga akan berbentuk P and Q. Nilai kebenaran dari konjungsi dinyatakan dalam Tabel 2 Tabel 2. Nilai kebenaran konjungsi (Susanna, 2011) P Q P AND Q B B B B S S S B S S S S Sebarang dua pernyataan dapat digabungkan oleh kata atau (or) dan membentuk disjungsi, sehingga akan berbentuk P or Q. Nilai kebenaran dari konjungsi dinyatakan dalam Tabel 3. Tabel 3. Nilai kebenaran disjungsi (Susanna, 2011) P Q P OR Q B B B B S B S B B S S S Implikasi dari pernyataan P dan Q dituliskan sebagai: if P then Q. Nilai 103

Komparasi Penggunaan Metode Truth Table Dan Proof By Falsification Untuk Penentuan Validitas Argumen (Yani Prihati) kebenaran dari implikasi dinyatakan dalam Tabel 4. Tabel 4. Nilai kebenaran implikasi (Susanna, 2011) P Q IF P THEN Q B B B B S S S B B S S B Bi-implikasi dari pernyataan P dan Q dituliskan sebagai: P if and only if Q. Nilai kebenaran dari implikasi dinyatakan dalam Tabel 5. Tabel 5. Nilai kebenaran bi-implikasi (Susanna, 2011) P Q P IF AND ONLY IF Q B B B B S S S B S S S B Interpretasi adalah pemasangan nilai kebenaran (B atau S) pada setiap simbol pernyataan. Suatu pernyataan P disebut valid/tautology bila untuk sebarang interpretasi, P selalu bernilai benar. Suatu pernyataan P disebut kontradiksi bila untuk sembarang interpretasi, P selalu bernilai salah (Prihati, 2008). Argumen adalah penegasan suatu kesimpulan, yang disebut konklusi, dari beberapa pernyataan yang telah diketahui nilai kebenarannya, yang disebut premis (Prihati, 2008) Konklusi disimbolkan dengan Q, premis disimbolkan dengan P1, P2,,Pn. Suatu argument dituliskan dengan: P1, P2,,Pn Q Contoh. If P then Q, If Q then R If P then R adalah sebuah argumen If P then Q dan If Q then R adalah premis sedangkan If P then R disebut konklusi Suatu argument adalah valid bila pernyataan If [ P1 and P2 and and P3] then Q adalah valid 3. Metode Untuk menentukan validitas suatu pernyataan, terdapat tiga metode yang dapat digunakan yaitu tabel kebenaran (truth table), pohon semantik (semantic tree) dan pengandaian (proof by falsification). Dalam artikel ini akan dibandingkan dua metode yaitu truth table dan proof by falsification. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Menentukan Validitas Pernyataan dengan Metode Truth Table Algoritma untuk menentukan validitas suatu pernyataan dengan metode ini adalah sebagai berikut: a. Buat tabel dengan kolom-kolom yang sesuai dengan pernyataan yang akan ditentukan validitasnya. Mulai dari yang berada di dalam tanda kurung yang terdalam. 104

b. Tentukan nilai kebenaran untuk setiap baris. c. Bila kolom terkanan semua bernilai benar, disimpulkan bahwa pernyataan valid. d. Bila kolom terkanan tidak semua bernilai benar, disimpulkan bahwa pernyataan tidak valid. KOMPUTAKI Vol. 1 No. 1 Februari 2016 Contoh 1. Dengan truth table akan ditentukan validitas dari pernyataan P or not (P and Q). Tabel 6. Nilai kebenaran P or not (P and Q) Pertama, dibuat tabel dengan kolom-kolom yang sesuai dengan pernyataan yang akan ditentukan validitasnya lalu akan ditentukan nilai kebenaran setiap baris. P Q P and Q not (P and Q) P or not (P and Q) B B B S B B S S B B S B S B B S S S B B Karena kolom terkanan dari tabel di atas semuanya bernilai benar, disimpulkan bahwa pernyataan P or not (P and Q) adalah valid. Contoh 2. Dengan truth table, akan ditentukan validitas pernyataan P or (not P and Q). Nilai kebenaran untuk setiap baris disajikan pada Tabel 7. Karena kolom terkanan dari tabel di atas tidak semuanya bernilai benar, disimpulkan bahwa pernyataan P or (not P and Q) adalah tidak valid. Tabel 7. Nilai kebenaran P or (not P and Q) P Q not P not P and Q P or (not P and Q) B B S S B B S S S B S B B B B S S B S S Contoh 3. Dengan truth table, akan ditentukan validitas pernyataan (If P then not Q)if and only if not (P and Q). Nilai kebenaran untuk setiap baris disajikan pada Tabel 8. 105

Komparasi Penggunaan Metode Truth Table Dan Proof By Falsification Untuk Penentuan Validitas Argumen (Yani Prihati) Tabel 8. Nilai kebenaran (If P then not Q)if and only if not (P and Q) P Q not Q if P then not Q P and Q not (P and Q) (if P then not Q) if and only if not (P and Q) B B S S B S B B S B B S B B S B S B S B B S S B B S B B Karena kolom terkanan dari tabel diatas semuanya bernilai benar, disimpulkan bahwa pernyataan (if P then not Q) if and only if not ( P and Q) adalah valid. 4.2 Menentukan Validitas Pernyataan dengan Metode Proof By Falsification Algoritma untuk menentukan validitas suatu pernyataan dengan metode ini adalah sebagai berikut: a. Pernyataan diandaikan salah b. Masing-masing simbol pernyataan diselidiki nilai kebenarannya c. Bila terjadi kontradiksi, pengandaian semula (pengandaian bahwa pernyataan salah) adalah salah dan disimpulkan bahwa pernyataan valid d. Bila tidak terjadi kontradiksi, pengandaian semula (pengandaian bahwa pernyataan salah) adalah benar sehingga disimpulkan bahwa pernyataan tidak valid Contoh 1. Dengan proof by falsification, akan ditentukan validitas pernyataan P or not (P) and Q. Untuk disjungsi, nilai kebenaran S akan terjadi jika dan hanya jika kedua pernyataan yang dihubungkan juga bernilai salah. Ini berarti P harus bernilai salah dan demikian juga pernyataan not (P and Q) juga harus salah. Bila not (P and Q) bernilai salah maka P and Q pasti bernilai benar. P and Q akan bernilai benar jika dan hanya jika P benar dan Q juga benar. Setelah masing-masing simbol pernyataan diselidiki nilai kebenarannya, terlihat bahwa ternyata terjadi kontradiksi sebab P sekaligus memiliki nilai kebenaran benar dan salah. Ini menunjukkan bahwa pengandaian semula salah dan dan berarti bahwa pernyataan ini tidak mungkin bernilai salah. Bisa disimpulkan bahwa pernyataan tersebut valid. Contoh 2. Dengan proof by falsification, akan ditentukan validitas pernyataan P or (not P and Q). 106

KOMPUTAKI Vol. 1 No. 1 Februari 2016 Untuk disjungsi, nilai kebenaran S akan terjadi hanya kalau kedua pernyataan yang dihubungkan juga bernilai salah. Ini berarti P harus bernilai salah dan demikian juga pernyataan (notp and Q) juga harus salah. Karena (notp and Q) bernilai salah maka terdapat tiga kemungkinan kondisi. Kemungkinan pertama, not P bernilai salah dan Q bernilai benar. Kemungkinan kedua, not P bernilai benar dan Q bernilai salah dan kemungkinan ketiga, not P bernilai salah dan Q juga bernilai salah. Karena terdapat kemungkinan untuk memilih, nilai kebenaran untuk P harus disesuaikan dengan nilai kebenaran P yang telah diketahui sebelumnya yaitu salah sehingga not P bernilai benar. Setelah masing-masing simbol pernyataan diselidiki nilai kebenarannya, terlihat bahwa ternyata tidak terjadi kontradiksi dan berarti bahwa pernyataan ini mungkin salah yaitu pada saat P memiliki nilai kebenaran salah dan Q bernilai salah. Bisa disimpulkan bahwa pernyataan tersebut tidak valid. Contoh 3. Dengan pengandaian, akan ditentukan validitas pernyataan (If P then not Q) if and only if not (P and Q). Untuk bi-implikasi, nilai kebenaran salah akan terjadi bila kedua pernyataan yang dihubungkan memiliki nilai kebenaran yang tidak sama sehingga terdapat dua kemungkinan nilai salah yaitu B if and only if S dan S if and only if B. Kedua kemungkinan tersebut harus diselidiki validitasnya. Kemungkinan 1: Pernyataan di sebelah kiri, if P then not Q, harus bernilai benar sehingga terdapat tiga kemungkinan sedangkan pernyataan di sebelah kiri, not (P and Q), bernilai salah sehingga (P and Q) bernilai benar hanya memiliki satu kemungkinan. Penentuan nilai kebenaran untuk masingmasing simbol akan dimulai dari sebelah kanan, yang memiliki kemungkinan lebih sedikit. Agar P and Q bernilai benar maka P harus benar dan Q juga harus benar. Informasi tentang nilai kebenaran masingmasing untuk P dan Q akan digunakan untuk menentukan nilai kebenaran P serta Q pada pernyataan if P then not Q. Pada pernyataan if P then not Q, bila P ditentukan terlebih dahulu bernilai benar maka not Q juga harus benar sehingga Q bernilai salah. Nilai kebenaran Q pada pernyataan if P then not Q kontradiksi 107

Komparasi Penggunaan Metode Truth Table Dan Proof By Falsification Untuk Penentuan Validitas Argumen (Yani Prihati) dengan nilai kebenaran Q pada pernyataan not (P and Q). Pada pernyataan if P then not Q, bila Q ditentukan terlebih dahulu bernilai benar maka not Q bernilai salah. Dengan demikian P juga harus bernilai salah. Nilai kebenaran P pada pernyataan if P then not Q kontradiksi dengan nilai kebenaran P pada pernyataan not (P and Q). Terlihat bahwa, baik yang ditentukan terlebih dahulu adalah nilai kebenaran untuk P maupun Q, selalu terjadi kontradiksi sehingga bisa disimpulkan untuk kemungkinan pertama ini, pernyataan (If P then not Q )if and only if not (P and Q) adalah valid Kemungkinan 2: Pernyataan di sebelah kiri, if P then not Q, harus bernilai salah dan hanya memiliki satu kemungkinan sedangkan pernyataan di sebelah kiri, not (P and Q), bernilai benar sehingga (P and Q) bernilai salah dan memiliki tiga kemungkinan. Penentuan nilai kebenaran untuk masingmasing simbol akan dimulai dari sebelah kiri, yang memiliki kemungkinan lebih sedikit. Pernyataan if P then not Q harus bernilai salah sehingga P harus bernilai benar dan not Q bernilai salah Ini berarti bahwa Q bernilai benar. Informasi tentang nilai kebenaran masing-masing untuk P dan Q akan digunakan untuk menentukan nilai kebenaran P serta Q pada pernyataan not (P and Q). Karena not (P and Q) harus bernilai salah berarti P and Q harus bernilai benar. terlebih dahulu bernilai benar maka not Q juga harus benar sehingga Q bernilai salah. Jika P ditentukan terlebih dahulu bernilai benar maka Q harus bernilai salah. Nilai kebenaran Q pada pernyataan not (P and Q) kontradiksi dengan nilai kebenaran Q pada pernyataan if P then not Q. Pada pernyataan if not (P and Q), bila P ditentukan terlebih dahulu bernilai benar maka Q bernilai benar. Nilai kebenaran P pada pernyataan not (P and Q) kontradiksi dengan nilai kebenaran P pada pernyataan if P then not Q. Terlihat bahwa, baik yang ditentukan terlebih dahulu adalah nilai kebenaran untuk P maupun Q, selalu terjadi kontradiksi sehingga bisa disimpulkan untuk kemungkinan kedua ini, pernyataan (If P then not Q)if and only if not (P and Q) adalah valid. Karena kemungkinan pertama dan kedua menghasilkan kesimpulan valid maka disimpulkan bahwa pernyataan tersebut adalah valid. 108

KOMPUTAKI Vol. 1 No. 1 Februari 2016 4.3 Menentukan Validitas Argumen Pada prinsipnya, argumen bukan sebuah pernyataan sehingga tidak memiliki nilai kebenaran dan berarti juga tidak bisa ditentukan validitasnya. Agar bisa ditentukan validitasnya, argumen harus diubah bentuknya menjadi sebuah pernyataan. Algoritma untuk menentukan validitas sebuah argumen adalah sebagai berikut: 1. Ubah argumen menjadi sebuah pernyataan yang berbentuk If [P1 and P2 and and P3] then Q di mana P1, P2,..., Pn adalah premis dan Q adalah konklusi 2. Tentukan validitas dari pernyataan yang terbentuk 3. Bila pernyataan valid maka disimpulkan argumen juga valid 4. Bila pernyataan tidak valid maka disimpulkan argumen juga tidak valid 4.4 Menentukan Validitas Argumen Menggunakan Truth Table Misalkan akan ditentukan validitas dari argumen berikut ini: If P then Q, If Q then R If P then R Argumen tersebut diubah menjadi sebuah pernyataan yang berbentuk: If [(if P then Q) and (if Q then R) then (if P then R) Nilai validitas pernyataan tersebut akan ditentukan dengan metode truth table. Bila pernyataan valid maka argumen valid dan demikian juga sebaliknya Tabel 9. Nilai kebenaran If [(if P then Q) and (if Q then R) then (if P then R) P Q R If P then Q (1) If Q then R (2) (1) and (2) If P then R (3) If [(1) and (2)] then (3) B B B B B B B B B B S B S S S B B S B S B S B B B S S S B S S B S B B B B B B B S B S B S S B B S S B B B B B B S S S B B B B B Dari kolom paling kanan terlihat bahwa untuk sebarang interpretasi, pernyataan selalu bernilai benar. Disimpulkan bahwa pernyataan valid. Karena pernyataan valid maka disimpulkan bahwa argumen juga valid. 4.5 Menentukan Validitas Argumen Menggunakan Proof by Falsification 109

Komparasi Penggunaan Metode Truth Table Dan Proof By Falsification Untuk Penentuan Validitas Argumen (Yani Prihati) Misalkan akan ditentukan validitas dari argumen If P then Q, If Q then R If P then R. Argumen tersebut diubah menjadi sebuah pernyataan yang berbentuk If [(if P then Q) and (if Q then R) then (if P then R) Nilai validitas pernyataan tersebut akan ditentukan dengan metode proof by falsification. Pertama kali, pernyataan diandaikan salah. Karena pernyataan berbentuk if-then dan bernilai salah maka [(if P then Q) and (if Q then R)] harus bernilai benar sedangkan (if P then R) harus bernilai salah. Karena if P then R bernilai salah maka hanya terdapat satu kemungkinan yaitu P harus bernilai benar dan R harus bernilai salah. [(if P then Q) and (if Q then R)] bernilai salah sehingga (if P then Q) serta (if Q then R) masing-masing harus bernilai benar. (if P then Q) bernilai benar dan telah diketahui sebelumnya bahwa P bernilai benar. Jadi Q juga harus bernilai benar. (if Q then R) juga bernilai benar dan R salah. Berarti bahwa Q harus bernilai benar. Terlihat bahwa pada pernyataan ini, Q memiliki nilai kebenaran sekaligus benar dan salah. Disimpulkan bahwa pengandaian salah dan berarti bahwa pernyataan tidak mungkin bernilai salah. Disimpulkan bahwa pernyataan valid. Karena pernyataan valid maka disimpulkan bahwa argumen juga valid. Studi Kasus 1 Akan ditentukan validitas untuk argumen berikut ini: Jika hari hujan, maka Ali akan sakit Hari ini tidak hujan Ali tidak sakit Bila H = hari hujan dan A = Ali sakit maka argumen di atas dapat dinotasikan sebagai: If H then A, not H not A Sebelum ditentukan validitasnya, argumen harus diubah menjadi sebuah pernyataan yang berbentuk: If [(if H then A) and not H] then not A. Dengan metode truth table diperoleh hasil: 110

KOMPUTAKI Vol. 1 No. 1 Februari 2016 Tabel 10. Nilai kebenaran If [(if H then A) and not H] then not A. H A not H (1) not A (2) if H then A (3) (3) and (1) if [(3) and (1)] then (2) B B S S B S B B S S B S S B S B B S B B S S S B B B B B Karena kolom paling kanan tidak semua bernilai benar maka disimpulkan bahwa pernyataan tidak valid dan ini berarti bahwa argumen juga tidak valid. Dengan metode proof by falsification: Terlihat bahwa pernyataan di atas mungkin bernilai salah yaitu pada saat H bernilai salah dan A bernilai benar. Karena mungkin bernilai salah maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan di atas tidak valid dan argumen juga tidak valid. Tidak validnya argumen menunjukkan bahwa bila diketahui fakta bahwa jika hari hujan Ali akan sakit dan diketahui juga bahwa hari ini tidak hujan kemudian disimpulkan bahwa Ali tidak sakit, maka penarikan kesimpulan tersebut adalah tidak valid. Studi Kasus 2 Akan ditentukan validitas untuk argumen berikut ini: Jika hari hujan, maka Ali akan sakit Ali tidak sakit Hari ini tidak hujan Bila H = hari hujan dan A = Ali sakit maka argumen di atas dapat dinotasikan sebagai: If H then A, not A not H Sebelum ditentukan validitasnya, argumen harus diubah menjadi sebuah pernyataan yang berbentuk: If [(if H then A) and not A] then not H. Dengan metode truth table diperoleh hasil: 111

Komparasi Penggunaan Metode Truth Table Dan Proof By Falsification Untuk Penentuan Validitas Argumen (Yani Prihati) Tabel 11. Nilai kebenaran If [(if H then A) H A not H (1) and not A] then not H not A (2) if H then A (3) (3) and (2) if [(3) and (2)] then (1) B B S S B S B B S S B S S B S B B S B S B S S B B B B B Karena kolom paling kanan semua bernilai benar maka disimpulkan bahwa pernyataan valid dan ini berarti bahwa argumen juga valid. Dengan metode proof by falsification: Terlihat bahwa pernyataan H sekaligus bernilai benar dan salah. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan tersebut tidak mungkin salah. Karena tidak mungkin bernilai salah maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan di atas valid dan argumen juga valid. Validnya argumen menunjukkan bahwa bila diketahui fakta bahwa jika hari hujan Ali akan sakit dan diketahui juga bahwa Ali tidak sakit lalu disimpulkan bahwa Hari ini tidak hujan, maka penarikan kesimpulan tersebut adalah valid. 4.6 Komparasi Metode Truth Table dan Proof By Falsification Kedua metode untuk menentukan validitas selalu akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Walaupun demikian terdapat kelemahan dan kelebihan pada masing-masing metode. Pada metode truth table, proses penentuan nilai kebenaran untuk setiap simbol preposisi yang bertujuan untuk menentukan validitas pernyataan secara keseluruhan dilakukan bertahap dan terdokumentasi dengan jelas sehingga mudah terlihat dan dilakukan penelusuran ulang bila diperlukan. Pada metode proof by falsification, dokumentasi seperti ini tidak tersedia sehingga apabila diperlukan penelusuran ulang harus dilakukan dari awal. Kelemahan utama dari metode truth table adalah kurang praktis. Semakin panjang pernyataan yang akan ditentukan validitasnya, akan semakin banyak kolom yang harus dibuat. Beberapa bagian dari pernyataan juga harus ditulis berulang karena digunakan untuk penamaan kolom. Bila kolom yang harus dibuat cukup banyak maka penamaan kolom harus dilakukan dengan lebih hati-hati untuk menghindari kesalahan. Pada metode proof by falsification, pengulangan satu atau beberapa bagian dari pernyataan yang akan ditentukan 112

KOMPUTAKI Vol. 1 No. 1 Februari 2016 validitasnya tidak diperlukan karena pernyataan cukup dituliskan satu kali saja. Selain itu, agar bisa ditentukan validitasnya argumen selalu diubah menjadi sebuah pernyataan yang berbentuk if-then yang hanya memiliki satu kemungkinan bernilai salah sehingga proses penentuan validitas menjadi lebih cepat. 5. Kesimpulan 1. Dengan metode truth table setiap tahap untuk menentukan validitas terdokumentasi dengan lengkap dan jelas tetapi akan menjadi tidak praktis bila pernyataan yang akan ditentukan validitasnya semakin panjang. 2. Dengan metode proof by falsification proses penentuan validitas tidak semua terdokumentasi dengan lengkap tetapi tetap praktis walaupun pernyataan yang akan ditentukan validitasnya semakin panjang. 6. Daftar Pustaka Acharjya, S. 2009. Fundamental Approach to Discrete Mathematics. New Delhi: New Age International. Prihati, Y. 2008. Diktat Logika Matematika. Semarang: Universitas AKI. Stein, C., Drysdale, R. 2011. Discrete Mathematics for Computer Scientists. Boston: Addison-Wesley. Susanna, E. P. P. 2011. Discrete Mathematics with Application. Canada: Cengage Learning 113