III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

Analisis Model dan Contoh Numerik

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

Bab IV Pengembangan Model

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya dibagi ke dalam beberapa subsisem, yang erdiri aas subsisem pembenihan, subsisem pendederan, dan subsisem pembesaran. Salah sau perusahaan yang mengembangkan usaha budidaya ikan mas adalah perusahaan X yang erdapa di Desa Jabong, Kecamaan Pagaden, Kabupaen Subang, Provinsi Jawa Bara. Perusahaan X merupakan usaha budidaya ikan mas pada subsisem pendederan. Usaha budidaya ikan mas pada subsisem pendederan merupakan usaha yang cukup pening bagi usaha budidaya ikan mas pada subsisem pembesaran. Benih ikan mas hasil pendederan didisribusikan di lingkup Jawa Bara, Khususnya unuk memenuhi perminaan dari Jailuhur yang melakukan pembesaran ikan mas. Dalam rangka mengembangkan komodias ikan mas sebagai salah sau usaha budidaya, perlu dilakukan pengkajian mengenai kelayakan usaha pendederan ikan mas. Peneliian ini dilakukan unuk mengeahui sejauh mana usaha pendederan ikan mas yang dilakukan mampu memberikan keunungan sera menganalisis apakah usaha elah memenuhi krieria invesasi, sehingga layak dikembangkan di masa yang akan daang. Unuk mengeahui apakah usaha budidaya pendederan ikan mas layak aau idak layak unuk dikembangkan, maka diperlukan adanya analisis kelayakan bisnis, yang melipui aspek pasar, aspek eknis, aspek manajemen, dan aspek keuangan. Hal-hal yang dielii dalam aspek pemasaran adalah besarnya perumbuhan perminaan dan penawaran ikan mas, pangsa pasar dari ikan mas, dan bauran pemasaran yang erdiri dari produk, harga, lokasi pemasaran, dan promosi. Seelah aspek pasar dielii berikunya adalah aspek eknis yaiu mengenai kebuuhan apakah yang diperlukan dan bagaimana secara eknis proses produksi akan dilaksanakan. Beberapa hal umum yang perlu dielii adalah mengenai kapasias produksi, pemakaian peralaan, lokasi dan aa leak usaha.

Aspek lain yang akan dielii adalah aspek sumberdaya manusia yang mencakup organisasi perusahaan, kebuuhan enaga kerja, deskripsi kerja dan sisem kompensasi. Seelah aspek sumberdaya manusia dielii selanjunya dielii aspek finansial yang mencakup beberapa analisis krieria invesasi, seperi Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Ne B/C, dan Payback Period (PP). Apabila hasil dari analisis krieria invesasi menunjukan bahwa usaha ersebu idak layak unuk dilaksanakan maka sebaiknya perlu dilakukan evaluasi kegiaan usaha. Apabila usaha ersebu layak maka dilakukan analisis sensiivias, yaiu unuk mengeahui kepekaan usaha budidaya pendederan ikan mas erhadap kemungkinan perubahan inpu aaupun oupu produksi. Keseluruhan analisis ersebu diharapkan dapa menjadi bahan perimbangan pengambilan kepuusan mengenai kelangsungan usaha budidaya pendederan ikan mas pada perusahaan X. Selain iu, peneliian ini juga dapa menjadi bahan perimbangan pemilihan usaha bagi calon Invesor. Penjelasan kerangka pemikiran ersebu disajikan pada Gambar 2.

Poensi Sumberdaya Perikanan Budidaya Ikan Mas Pengembangan usaha Budidaya Pendederan Ikan Mas pada Perusahaan X di Kabupaen Subang Jawa Bara Analisis Kelayakan Usaha Aspek Nonfinansial: Aspek Pemasaran Aspek Teknis (operasional) Aspek Manajemen Aspek Finansial: Analisis Kelayakan Invesasi: NPV Ne B/C IRR Payback Period Tidak Layak Layak Re-evaluasi Analisis Sensiivias Implemenasi Keerangan : --------- : Ruang lingkup peneliian Gambar 2. Kerangka pemikiran peneliian

3.2. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan pada perusahaan X di Desa Jabong, Kecamaan Pagaden, Kabupaen Subang, Provinsi Jawa Bara. Pemilihan lokasi peneliian dilakukan dengan sengaja (purposive), dengan perimbangan bahwa perusahaan X berada di Desa Jabong yang merupakan salah sau senra usaha budidaya pendederan ikan mas di Kabupaen Subang. Waku pelaksanaan peneliian unuk pengambilan daa berlangsung sejak bulan Mare sampai dengan bulan Juli 2011. 3.3. Pengumpulan Daa Unuk keperluan analisis daa dalam membahas permasalahan, akan dilakukan pencarian dan pengumpulan daa. Pengumpulan daa ini dilakukan dengan iga meode yaiu: 1) Wawancara Wawancara aau inerview dilakukan secara langsung kepada pengusaha ikan mas di Desa Jabong, Kecamaan Pagaden, Kabupaen Subang Jawa Bara. Peranyaan yg dianyakan adalah aspek-aspek yang di elii dan dikaji yang melipui aspek pemasaran, aspek eknis, aspek manajemen, dan aspek finansial dari usaha ersebu yang sesuai dengan ujuan peneliian. 2) Observasi Meode observasi dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan aau pengamaan secara langsung pada obyek peneliian. Pengamaan mencakup keadaan aau siuasi sebenarnya yang dilakukan obyek peneliian dalam menjalankan usaha unuk mengeahui kelayakan usahanya. 3) Kepusakaan Menelaah referensi dan bahan-bahan bacaan yang berhubungan dengan masalah yang dielii agar diperoleh landasan eori. Daa sekunder dipergunakan sebagai daa ambahan dalam menunjang analisa. Daa sekunder mencakup daa-daa kuaniaif dan kaliaif yang diperoleh dari lieraurlieraur yang erkai dengan permasalahan peneliian, yaiu seperi buku, jurnal-jurnal ilmiah, majalah, Dinas aau Insansi erkai, seperi Dinas Kelauan dan Perikanan Kabupaen Subang dan Insansi lainnya yang dapa membanu unuk keersediaan daa.

3.4. Pengolahan dan Analisis Daa Pengolahan daa dilakukan secara kualiaif dan kuaniaif. Analisis secara kualiaif adalah menganalisis kelayakan usaha budidaya pendederan ikan mas diliha dari aspek pemasaran, aspek manajemen, sera aspek eknis dan produksi. Meode analisis secara kuaniaif dilakukan dengan cara menganalisis kelayakan usaha dari aspek finansial, dengan menghiung krieria-krieria invesasi, yaiu NVP, Ne B/C, IRR, Payback Period (PP), Profiabiliy Raio (PR) dan Analisis sensiivias. Ala banu yang digunakan dalam peneliian ersebu adalah Microsof Excel ahun 2003. 3.4.1 Aspek Pasar Analisis aspek pasar dalam usaha budidaya pendederan ikan mas melipui peluang pengembangan usaha di pasar, kebijakan bauran pemasaran (markeing mix) yang erdiri dari produk, harga, disribusi dan promosi yang direncanakan oleh perusahaan pendederan Ikan Mas. 3.4.2 Aspek Teknis Aspek eknis dinilai dengan cara menganalisis masalah proses produksi dan operasi, yaiu melipui lokasi berdirinya usaha, skala usaha, peralaan dan fasilias produksi, proses produksi, dan penyediaan bahan baku. 3.4.3 Aspek Manajemen Aspek ini berujuan unuk mengeahui apakah pembangunan dan implemenasi usaha dapa direncaanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan. Hal yang dianalisis pada aspek manajemen melipui fungsi manajemen yang erdiri perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (acuaing) dan pengendalian (conrolling). Keempa fungsi ini semuanya erkai dengan usaha budidaya pendederan ikan mas pada perusahaan X di Desa Jabong, Kecamaan Pagaden, Kabupaen Subang. 3.4.4 Aspek Keuangan Analisis aspek Keuangan dalam usaha budidaya pendederan ikan mas dilakukan dengan mengerjakan serangkaian perhiungan kuaniaif. Analisis yang dilakukan dalam aspek Keuangan mencakup rencana kebuuhan fisik, indeks harga, rencana anggaran biaya, biaya penyusuan, srukur modal dan rencana penerimaan, nilai arus unai (cash flow), kemudian dilakukan dengan perhiungan

beberapa krieria invesasi, yaiu Ne Presen Value (NPV), Ne Benefi Per Cos (B/C Raio), Inernal Rae Reurn (IRR) dan Payback Period (PP). Analisis ini dilakukan unuk mengeahui sejauh mana kelayakan usaha diliha dari segi keuangan pelaku usaha. Analisis dilanjukan dengan analisis sensiivias menggunakan meode swiching value. Analisis sensiivias dilakukan dengan ujuan unuk mengeahui sejauh mana kelayakan proyek apabila erjadi perubahan. Meode swiching value dilakukan dengan cara mengubah beberapa bagian dalam arus unai sampai proyek yang dijalankan idak layak. 1) Ne Presen Value (NPV) NPV adalah nilai kini dari keunungan bersih yang akan diperoleh pada masa mendaang, merupakan selisih nilai kini dari benefi dengan nilai kini dari biaya (Kadariah e al. 1999). Secara maemais Ne Presen Value dapa dirumuskan sebagai beriku : Keerangan : B C i NVP ( B C ) n 1 (1 i)...(1) = Benefi yang disebabkan adanya invesasi pada ahun ke- = Biaya ahunan yang disebabkan adanya invesasi pada ahun ke- = Tingka suku bunga pinjaman = Umur proyek suau usaha ( = 0, 1, 2, 3,, n) 1 = Discoun Rae (menggunakan raa-raa suku bunga deposio berjangka (1 i) dari 10 bank besar di Indonesia, yaiu 6,2 %) Krieria kelayakan pada meode NPV adalah : NPV > 0 ; maka usaha layak dijalankan NPV = 0 ; maka usaha ersebu mengembalikan sama besarnya nilai uang yang dianamkan NPV < 0 ; maka usaha idak layak dijalankan 2) Ne Benefi-Cos Raio (Ne B/C) Menuru Husnan S, E Pudjiasui (2004) Ne B/C merupakan angka perbandingan anara jumlah presen value yang posiif dengan jumlah presen value yang negaif. Ne B/C merupakan perbandingan sedemikian rupa, sehingga pembilangnya erdiri aas presen value (PV) oal dari benefi bersih dalam ahun-

ahun dimana benefi bersih ersebu bersifa posiif, sedangkan penyebunya erdiri aas presen value (PV) oal dari biaya (cos) bersih dalam ahun-ahun dimana benefi bersih bersifa negaif, yaiu biaya lebih besar dari benefi (Kadariah e al. 1999). Secara umum rumus perhiungan rasio ini adalah sebagai beriku : NeB / C Keerangan : B C i 0 n n 0 ( B (1 ( B (1 C ) i) C ) i) ( B ( B C ) C ) = Umur proyek suau usaha ( = 0, 1, 2, 3,, n) 1 = Discoun Rae (menggunakan raa-raa suku bunga deposio berjangka (1 i) dari 10 bank besar di Indonesia, yaiu 6,2 %) 0 0 = Benefi yang disebabkan adanya invesasi pada ahun ke-...(2) = Biaya ahunan yang disebabkan adanya invesasi pada ahun ke- = Tingka suku bunga Krieria kelayakan pada meode Ne B/C adalah : Ne B/C 1 ; maka usaha layak dilakukan Ne B/C 1 ; maka usaha idak layak dilakukan 3) Inernal Rae of Reurn (IRR) IRR merupakan ingka suku bunga yang menyamakan presen value (PV) kas masuk dengan presen value (PV) kas keluar (Husnan S, E Pudjiasui 2004). Menuru Kadariah e al. (1999) IRR adalah nilai discoun rae (i) yang membua NPV (Ne Presen Value) dari suau proyek sama dengan nol. IRR juga dapa digunakan unuk mendiskono seluruh ne cash flow dan salvage value, sehingga akan menghasilkan jumlah presen value yang sama dengan invesasi proyek. Nilai IRR yang lebih besar aau sama dengan bunga yang berlaku menunjukkan bahwa usaha layak unuk dilaksanakan. Khusus unuk usaha agribisnis, baas minimum IRR adalah sebesar 20 35 % (AIA & Associaes, 2007). Secara maemais IRR dapa dirumuskan sebagai beriku : IRR i' NPV NPV NPV x( i" i' )....(3)

Keerangan : i = Tingka suku bunga yang menyebabkan nilai NPV > 0 i = Tingka suku bunga yang menyebabkan nilai NPV < 0 NPV + = NPV pada i NPV - = NPV pada i Krieria yang berlaku : IRR i ; maka usaha layak dilanjukan IRR i ; maka usaha idak layak dilanjukan aau lebih baik dihenikan 4) Payback Period Menuru Husnan dan Muhamad (2000) Payback period adalah ala analisis unuk mengukur seberapa cepa invesasi dapa kembali, karena iu sauan hasilnya bukan persenase, eapi sauan waku. Kalau periode waku ini lebih pendek dari yang disyarakan, maka proyek dikaakan mengunungkan, sedangkan jika lebih lama proyek diolak. Problem uama dari payback period adalah sulinya menenukan periode payback periode maksimum yang disyarakan, unuk digunakan sebagai angka pembanding. Secara normaif memang idak ada pedoman yang dapa digunakan unuk menenukan payback maksimum ini. Pada umumnya perusahaalah yang menenukannya sndiri, berdasarkan perimbangan sraegi yang akan digunakan. Rumus yang digunakan unuk menghiung PP adalah I PP... (4) Ab Keerangan : PP = Jumlah waku (ahun/periode) yang diperlukan unuk unuk mengembalikan modal invesasi I = Jumlah modal invesasi Ab = Benefi aau hasil bersih perahun/ periode 5) Profiabiliy Raio (PR) Meode Profiabiliy Raio (PR) dipergunakan unuk mengukur renabilias suau kegiaan invesasi di aas iik neral sebesar 1,0 dimana NPV sama dengan 0 (nol). Meode ini merupakan indeks renabilias yang berhubungan dengan biaya

modal saja, membandingkan PV arus kas sisa benefi dikurangi biaya ruin dengan PV biaya modal. Secara maemais dapa dirumuskan sebagai beriku: PR Dimana: n 1 n 0 ( B OM ) (1 (1 K i) i)...(5) OM = Biaya ruin K = Biaya modal Jika Profiabiliy Raio (PR) 0 maka proyek layak unuk dijalankan, sebaliknya jika PR 0 maka proyek idak layak unuk dijalankan (Firdaus, 2008) 3.4.5 Analisis Sensiivias Analisis sensiivias adalah suau analisis yang dilakukan unuk menelaah kembali, sehingga dapa dikeahui pengaruh-pengaruh yang erjadi akiba keadaan yang berubah-ubah. Analisis sensiivias dilakukan dengan ujuan unuk meliha ingka kepekaan usaha ersebu apabila erjadi perubahan-perubahan erhadap variabel-variabel harga dan perhiungan biaya maupun benefi (Kadariah e al. 1978). Meode analisis sensiivias yang dilakukan yaiu dengan menggunakan meode swiching value. Meode swiching value adalah meode mengubah salah sau aau lebih nilai variabel yang dianggap paling sensiif dalam usaha budidaya pendederan ikan mas sampai usaha idak layak dijalankan aau variabel-variabel keyakan elah melewai iik impas usaha seperi beriku : NPV = 0 Ne B/C = 1 IRR = i (Discon Rae) Apabila dalam proses perhiungan elah diperoleh hasil kelayakan elah melewai iik impas, maka analisis sensiifias dihenikan dan arinya usaha yang sedang dianalisis idak layak dijalankan. Pada umumnya variabel yang diubah dalam swiching value adalah harga inpu dan oupu, kuanias produksi dengan cara menaikkannya.

3.4.6 Asumsi Dasar Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis aspek keuangan sebagai beriku: 1. Periode analisis adalah 10 ahun (2011-2020) yang dienukan berdasarkan umur eknis kolam ikan. 2. Perhiungan menggunakan basis harga eap (fixed proce) dan penenuan harga menggunakan harga yang berlaku pada iga kali periode panen erhiung dari bulan Mare 2011 sampai Juli 2011. 3. Biaya invesasi unuk invesasi barang-barang idak bergerak dikeluarkan pada ahun ke nol, yaiu sebelum proses produksi dimulai. 4. Luas lahan yang digunakan unuk pengembangan usaha budidaya pendederan ikan mas adalah lahan sewa. Lahan yang digunakan adalah seluas kurang lebih 3.000 m 2. 5. Kolam produksi membuuhkan bahan baku ikan mas ukuran 1 kg/1000 ekor sebanyak 100 kg/kolam dalam sau periode produksi. 6. Hasil produksi dianggap konsan unuk seiap periode, yaiu dengan benih 100 kg/kolam akan menghasilkan 500 kg/kolam. 7. Penjualan diasumsikan selalu habis sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan. 8. Pakan yang dihabiskan dalam sau kali periode produksi adalah 800 kg/kolam, yang disesuaikan dengan raa-raa jumlah pakan yang dihabiskan oleh seiap peani ikan senra pendederan di Desa Jabong. 9. Seiap kolam memiliki masa anam hingga lima minggu, sehingga diasumsikan masing-masing kolam memiliki 8 kali waku panen seiap ahunnya. 10. Tingka suku bunga yang digunakan adalah 6,20 persen, yaiu raa-raa suku bunga deposio berjangka (12 bulan) dari 10 bank besar di Indonesia. (www.sepuarforex.com, 2011). Suku bunga deposio digunakan karena perusahaan menggunakan modal sendiri. 11. Selama ahun analisis proyek erjadi inflasi sebesar 6,16 persen (hp://www.bi.go.id/web/id/moneer/inflasi/daa+inflasi/).

12. Pembayaran gaji unuk karyawan dieapkan berdasarkan auran yang berlaku pada senra pendederan ikan mas di Desa Jabong. Gaji dibayar sesuai hasil produksi, yaiu sebesar Rp 100.000/100 kg hasil panen. 13. Sumber modal yang digunakan adalah modal sendiri. 14. Analisis sensiivias dilakukan dengan dua perubahan, yaiu peningkaan harga inpu produksi dan penurunan volume penjualan. Hal ini dimaksudkan unuk mengeahui sampai seberapa besar pengaruh peningkaan dan penurunan ersebu erhadap krieria-krieria invesasi.