BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Progdi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang berada pada Jalan Diponegoro No. 52-60 Salatiga. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) semula lahir dengan nama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPG-KI). Diresmikan pada tanggal 30 November 1956 dengan lima jurusan, yaitu Pendidikan, Sejarah, Bahasa Inggris, Hukum, dan Ekonomi. PTPG-KI Satya Wacana berubah menjadi FKIP-KI pada tanggal 17 Juli 1959. Kemudian pada tanggal 5 Desember 1959 diresmikan menjadi Universitas Kristen Satya Wacana dengan kehadiran Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum yang kemudian diikuti dengan pembukaan beberapa Fakultas dan Program Studi baru. Walaupun demikian, UKSW baru dibuka pada tanggal 1 Oktober 1960 dengan Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jurusan jurusan dalam FKIP berstatus terdaftar sampai dengan tingkat Sarjana Lengkap. Dengan Surat Keputusan Mendikbud No. 22/1963 yang bertanggal 20 Maret 1963 status Jurusan Ilmu Pendidikan dan jurusan lainnya dalam FKIP ditingkatkan menjadi status Diakui sampai dengantingkat Sarjana Lengkap. 1
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang kini melewati usia emasnya, Satya Wacanya yang berarti Setia Kepada Firman Tuhan, terus berkembang dan mendapat kepercayaan baik dari masyarakat maupun pemerintah. 4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Program Studi Bimbingan dan Konseling Visi Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah mengupayakan terwujudnya lulusan yang kreatif dan professional dalam Bimbingan dan Konseling yang berakar budaya Indonesia di tengah era globalisasi. Misi Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah peningkatan kualitas, relevansi dan efisiensi lulusan. Tujuan Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah menghasilkan Sarjana Bimbingan dan Konseling yang mampu bekerja sebagai konselor professional di berbagai lingkungan kerja baik di industri dan jasa maupun di lembaga pendidikan dan lembaga/komunitas. 4.2.Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Perijinan Sebelum pengumpulan data peneliti meminta surat ijin penelitian kepada Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk melakukan penelitian di Progdi Bimbimbingan Konseling Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Surat ijin dari Fakultas pada tanggal 18 Juni 2012, diantar ke Progdi Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW Salatiga dan peneliti diberikan ijin penelitian mulai tanggal 25 Juni 2012. 2
4.2.2. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilaksanakan tanggal 25 Juni 2012 hari senin, penelitian berlangsung pada hari senin jam 09.00didalam lingkungan kampus UKSW Salatiga dengan menyebarkan skala determinasi diri dan skala komunikasi interpersonal kepada responden. Pertama penulis memberikan salam kepada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2009 dilanjutkan denganperkenalan diri bahwa penulis adalah mahasiswa bimbingan dan konseling yang ingin mangambil data penelitian kepada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2009. Peneliti membagikan skala determinasi diri kepada masing-masing mahasiswa. Peneliti menyuruh responden untuk mengisi lembar soal dengan nama dan nomor induk mahasiswa dilanjutkan dengan membacakan cara pengisian dan mencontohkan satu pernyataan agar responden memahami cara pengisian secara benar. Responden diminta mengisi secara jujur dan apa adanya, peneliti melihat satu per satu jawaban tiap responden. Waktu pengisian, responden tidak ada yang bertanya dan mahasiswa semua mengerjakan dengan baik. Waktu yang diberikan hanya 30 menit cukup untuk pengisian skala determinasi diri dan komunikasi interpersonal. Setelah selesai penulis mengucapkan terimakasih kepada respondenyang telah bersedia mengisi skala determinasi diri dan skala komunikasi interpersonl. Peneliti mengecek kelengkapan dan jumlah responden sebanyak 101orang mahasiswa. 3
4.2.3 Determinasi Diri Skala determinasi diri terdiri dari 24 item soal. Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel determinasi diri pilihan jawaban 4 dengan skor 5 (sepenuhnya tepat), 4 (amat tepat),3 (cukup tepat),2 (amat tidak tepat),1(sepenuhnya tidak tepat). Lebar interval dapat dihitung sebagai berikut. Perhitungan determinasi diri : I= skor tertinggi terendah Banyaknya kategori I= 120-24 = 19 5 4.2.4 Komunikasi Interpersonal Skala komunikasi interpersonal terdiri dari 40 item soal. untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil pengukuran variable komunikasi interpersonal digunakan 5 kategori pilihan dengan skor 4 (selalu),3 (sering),2 (jarang),1 (tidak pernah). Lebar interval dapat dihitung sebagai beriku : Perhitungan komunikasi interpersonal I= skor tertinggi - terendah Banyaknya kategori I= 160-40 = 24 5 4
41
Tabel 4.1 Kategori Determinasi Diri pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW Kategori Range/ Skor Frekuensi Prosentase (%) Sangat tinggi 100 120 12 11.9% Tinggi 81 99 20 19,8% Sedang 62 80 42 41,6% Rendah 43 61 18 17,8% Sangat Rendah 24 42 9 8,9% Jumlah 101 100% Dari table 4.1 prosentase determinasi diri mahasiswa BK FKIP UKSW Salatiga terbesar pada kategori Sedang(41,6%). Tabel 4.2 Kategori Skala Komunikasi Interpersonal pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW Kategori Range/ Skor Frekuensi Prosentase (%) Sangat tinggi 136 160 8 8% Tinggi 112 135 18 17,8% Sedang 88 111 45 44,6% Rendah 64 87 19 18,8% Sangat Rendah 40 63 11 10,8% Jumlah 101 100% Dari tabel 4.2 diperoleh prosentase komunikasi interpersonal pada mahasiswa BK FKIP UKSW Salatiga terbesar pada kategori Sedang (44,6%). 4.2.5 Analisis Korelasi Menurut Sugiyono (2010) penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel adalah menggunakan korelasi Pearson Product Moment, salah satu syarat penggunaan korelasi Pearson Product Moment adalah sebaran data variabel harus normal, maka perlu diuji normalitas sebaran data. Uji normalitas yang 42
digunakan dalam penelitian ini adalah uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Apabila ditemukan koefisien < 0,05 maka sebaran data tidak berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila koefisien signifikansi > 0,05 maka sebaran data berdistribusi normal. Jika hasil uji normalitas data menunjukkan sebaran data tidak normal maka tidak boleh menggunakan statistik parametrik sehingga harus menggunakan statistik non parametrik. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Variabel Determinasi Diri dan Komunikasi Interpersonal One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Dtr Kom N 101 101 Normal Parameters a Mean 168.5050 50.0126 Std. Deviation 48.27602 7.68529 Most Extreme Differences Absolute.089.084 Positive.064.084 Negative -.089 -.067 Kolmogorov-Smirnov Z.898.846 Asymp. Sig. (2-tailed).023.002 Tabel 4.3 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data variabel determinasi diri dan variabel komunikasi interpersonal. Asyimp. Sig. 2- tailed sebesar 0, 023 < 0, 05 untuk variabel determinasi diri, sedangkan untuk komunikasi interpersonal sebesar 0, 002 < 0, 05, artinya sebaran data variabel determinasi diri dan skala komunikasi interpersonal berdistribusi tidak normal. Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebaran data variabel determinasi diri dan variabel komunikasi interpersonal 43
berdistribusi tidak normal, maka penulis menggunakan teknik analisis Kendall's tau_b. Analisis korelasi Kendall's tau_b antara determinasi diri dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW Salatiga, dilaporkan pada : Kendall's tau_b Tabel 4.4 Hasil Uji Correlation antara Determinasi Diri dan Komunikasi Interpersonal Percentile Group of determnasi diri Percentile Group of Kom interprsnal Correlations Correlation Coefficient Percentile Group of VAR00001 Percentile Group of VAR00025 1.000 0.266* Sig. (2-tailed)..003 N 101 101 Correlation Coefficient *.Correlation is significant at the. 01 level (2-tailed) 0.266* 1.000 Sig. (2-tailed).003. N 101 101 Dari tabel 4.3 koefisien korelasi antara determinasi diri dengan komunikasi interpersonal mahasiswa sebesar r xy = 0,266* dan p = 0,003 <0,05, dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara determinasi diri dan komunikasi interpersonal pada mahasiswa angkatan 2009 bimbingang konseling Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan UKSW Salatiga. Artinya bila skor determinasi diri naik akan diikuti dengan naiknya skor komunikasi interpersonal, sebaliknya bila skor determinasi diri mahasiswa turun akan diikuti dengan penurunan skor komunikasi interpersonal. 44
4.2.6 Uji Hipotesis Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka hipotesis yang dikemukakan penulis pada bab 2 akan diuji, yaitu : Ada hubungan yang signifikan antara determinasi diri dan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2009 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga. Hasil analisis : Diperoleh signifikansi r xy = 0,266,p= 0,003 < 0,05 dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara determinasi diri dan komunikasi interpersonal pada mahasiswa angkatan 2009 Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga, maka hipotesis Diterima. 4.2.7 Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan koefisien korelasi sebesar r xy = 0,266 dan p = 0,003 < 0,05. Artinya Ada hubungan yang signifikan antara determinasi diri dan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingang Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga, dari hasil pengkategorian Tabel 4. 1 dan Tabel 4. 2 menunjukkan pada determinasi diri sebagian besar pada Kategori Sedang (41,6%) dan komunikasi interpersonal sebagian besar pada Kategori Sedang ( 44,6%), jadi ada hubungan yang signifikan antara determinasi diri dan komunikasi interpersonal. Berikutnya hal kedua yang dapat dijadikan alasan ada hubungan antara determinasi diri dan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2009 Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan UKSW Salatiga adalah Hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi oleh berbagai 45
komponen belajar mengajar, diantaranya adalah hubungan antara mahasiswa dan dosen (Suprapto, 2006). Hubungan dosen dengan mahasiswa didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga mahasiswa ingin belajar dan dosen nyaman dalam mengajar. Menurut Muhibbin (2003) salah satu faktor pendukung yaitu komunikasi yang baik antara dosen dan mahasiswa maupun mahasiswa dengan teman sebaya. Keinginan mahasiswa untuk berkomunikasi yang baik diimbangi dengan determinasi diri, determinasi diri yang baik dapat meningkatkan komunikasi interpersonal seseorang. 46