Indonesia Strategy. Getting Back on Track. Samuel Equity Research. Strategy Update. 17 December 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Telecommunication (Overweight)

Cement (Underweight) 8M17 cement sales jumped on Java s demand hike. Sector Update. Samuel Equity Research 14 September 2017

Banking Sector. Push for lower lending rate. Overweight (Maintain) Samuel Equity Research. Sector Update

Summarecon Agung Bloomberg: SMRA.IJ Reuters: SMRA.JK

RISET SAHAM HARIAN. IHSG diprediksi bergerak melemah

Page 2 of 7

RISET SAHAM HARIAN. IHSG berpeluang naik, namun terbatas

Indonesia Outlook

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

SAMUEL MARKET CHARTS. Daily Edition, February 18, 2016

Jasa Marga Bloomberg: JSMR.IJ Reuters: JSMR.JK

Perusahaan Gas Negara Bloomberg: PGAS.IJ Reuters: PGAS.JK

Semen Indonesia. Earnings Flash

Indosat. Enjoying online transportation boon. BUY (Maintain) Company Update. Samuel Equity Research 25 April 2017

RISET SAHAM HARIAN. IHSG di tengah-tengah pelemahan bursa global

RISET SAHAM HARIAN. IHSG nantikan earnings season 1Q16. Samuel Equity Research Thursday, 21 April 2016

Indonesia Strategy Bloomberg: JCI:IND Reuters: ^JKSE

Ramayana Lestari Sentosa Bloomberg: RALS.IJ Reuters: RALS.JK

Summarecon Agung Bloomberg: SMRA.IJ Reuters: SMRA.JK

SAMUEL MARKET CHARTS. Daily Edition, January 11, 2016

Riset Saham Harian. Komitmen investasi Raja Salman menjadi sentiment positif untuk bursa. Highlights. Samuel Research 03 Maret 2017

Indonesia Market Outlook Weekly 2H17 Brief

Indofood Sukses Makmur (INDF) Bloomberg: INDF.IJ Reuters: INDF.JK

Commodity Sector. Higher supply expectations! Sector Update. Samuel Research 20 April 2017

Malindo Feedmill Bloomberg: MAIN.IJ Reuters: MAIN.JK

Indonesia Strategy Bloomberg: JCI:IND Reuters: ^JKSE

Nippon Indosari Corpindo Bloomberg: ROTI.IJ Reuters: ROTI.JK

Riset Saham Harian. Minim sentiment penggerak, IHSG cenderung flat. Highlights. Samuel Research 15 Maret 2017

AKR Corporindo Bloomberg: AKRA.IJ Reuters: AKRA.JK

Sector Update : Otomotif (Astra Group)

Semen Baturaja (Persero)

Retailer Sector (Neutral)

Riset Teknikal Saham Harian

DAILY MARKET CHARTS. Daily Edition, May 16, 2016

Riset Teknikal Saham Harian

Buy Dec 2017 TP (IDR) 10,200 Consensus Price (IDR) 9,138 TP to Consensus Price +11.6% vs. Last Price +16.2%

Riset Teknikal Saham Harian

Update 1Q: Technical Outlook 2015

Thursday, June 30th 2016 Menegaskan Arah di Tengah Gelombang Persaingan Semen Indonesia Tbk Sejarah Singkat Perusahaan. Bisnis & Operasi SMGR.

Riset Teknikal Saham Harian

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

Riset Saham Harian. IHSG berpotensi tertekan pada hari ini. Highlights. Samuel Research 07 Maret 2017

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Prospek Ekonomi & Indonesia 2010

Riset Teknikal Saham Harian

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

RISET SAHAM HARIAN SAMUEL SEKURITAS INDONESIA. Bursa global masih terkoreksi. jcii Wei mi S wwei uwei. Kamis, 07 Januari 2016.

Tinjauan Ekonomi & Pasar Modal 2015

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Juni 2017 RESEARCH TEAM

Riset Teknikal Saham Harian

LAPORAN Oktober 2016 KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Riset Teknikal Saham Harian

Ekspektasi pada Rally Berkesinambungan

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

MARKET OUTLOOK OKTOBER 2013: FLAT SAMPAI AKHIR TAHUN (?) PT. Universal Broker Indonesia

Fundamental Analysis. Prepared by Research Team etrading Securities

Sector Update : Metal Mining June 2009

Riset Saham Harian. Sejumlah event dapat mewarnai IHSG di minggu ini

RISET SAHAM HARIAN. IHSG berpotensi melanjutkan penurunan

Hold Dec 2018 TP (IDR) 1,050 Consensus Price (IDR) 1,140 TP to Consensus Price -7.9% vs. Last Price +6.6%

Ace Hardware Indonesia Bloomberg: ACES.IJ Reuters: ACES.JK

TINJAUAN EKONOMI Januari 2010

RISET SAHAM HARIAN SAMUEL SEKURITAS INDONESIA. jcii Wei mi S wwei uwei. Senin, 21 Maret Sejumlah sentimen berpotensi mewarnai IHSG

Market outlook. Total Score Accuracy Stock Shoot Ticker Call Point Potential Open Close Score

Laporan Ekonomi Bulanan

Riset Teknikal Saham Harian

Mudahnya berinvestasi dengan. Menabung Saham

MNC Gemesin CALL MNC CENTER Sekuritas :

Indonesia Market Outlook Merebut 2H17 Momentum

Riset Teknikal Saham Harian

BAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari

Buy Dec 2017 TP (IDR) 85,550 Consensus Price (IDR) 77,068 TP to Consensus Price +11.0% vs. Last Price +22.0%

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Market outlook. Total Score Accuracy Stock Shoot Ticker Call Point Potential Open Close Score

RISET SAHAM HARIAN. IHSG diwarnai beragam sentimen

Bank Tabungan Negara Bloomberg: BBTN:IJ Reuters: BBTN.JK

RISET SAHAM HARIAN. Waspadai pelemahan rupiah

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

RISET SAHAM HARIAN SAMUEL SEKURITAS INDONESIA. jcii Wei mi S wwei uwei. Senin, 11 Januari Kekhawatiran akan China masih berlanjut.

Riset Saham Harian. Kinerja 1H17 warnai IHSG. Highlights. Samuel Research 19 Juli 2017

Cipaganti Citra Graha

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Strategy Update Indonesia Strategy 17 December 2015 Samuel Equity Research Getting Back on Track Keputusan The Fed menaikkan suku bunganya secara bertahap adalah sesuai ekspektasi pasar sehingga menurunkan faktor ketidakpastian yang ada selama ini. Kami melihat tantangan di tahun depan tidaklah mudah, termasuk situasi ekonomi China yang merupakan faktor eksternal dan program infrastruktur dalam negeri sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kami menargetkan IHSG naik ke level 5.300 (14,7x PE2016F / 12,6x PE2017F) pada tahun depan didorong terutama oleh pertumbuhan EPS. Untuk sektornya, kami overweight pada banking, construction, telecommunication, consumer, dan healthcare. BBCA, BBRI, ICBP, ROTI, WSKT, EXCL, BSDE, dan LSIP merupakan saham pilihan utama kami. Kenaikan suku bunga AS sesuai ekspektasi. Keputusan The Fed menaikkan suku bunganya 25 bps menjadi 0,25-0,5% dalam FOMC meeting kemarin adalah sesuai ekspektasi pasar. Ke depannya, kenaikannya diyakini akan berlanjut secara bertahap. Keputusan tersebut secara siknifikan menurunkan resiko ketidakpastian yang ada sehingga merupakan angin segar bagi bursa saham. Tantangan ke depan tidak mudah. Perlambatan pertumbuhan ekonomi China sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia dan ancaman kredit macet di negara itu berpotensi mempengaruhi perekonomian secara global termasuk Indonesia yang memiliki hubungan dagang siknifikan dengan China. Selain itu, efek dari masuknya CNY ke dalam SDR IMF yang berpeluang melemahkan CNY dan mendorong penguatan USD juga perlu diwaspadai. Dari dalam negeri, program pembangunan infrastruktur masih perlu dicermati sebagai penopang pertumbuhan ekonomi. Meski pada tahun ini, belanja modal untuk proyek infrastruktur pemerintah terlihat lambat dan pelemahan nilai tukar rupiah semakin membebankan anggaran, kami percaya proyek-proyek tersebut tetap akan berjalan pada tahun depan. Sejumlah kebijakan pemerintah yang memberikan stimulus dan kemudahan bagi perusahaan maupun individu diperkirakan akan ikut mendukung proyek-proyek tersebut dan membantu menjaga daya beli masyarakat. Valuasi IHSG telah menjadi lebih murah. Penurunan harga yang tajam sepanjang tahun ini (-13% ytd) telah menurunkan PE IHSG. Spread antara yield obligasi pemerintah 10 tahun dan forward earnings yield IHSG telah berada di bawah ratarata 10 tahun terakhir (figure 1 dan 2), menandakan valuasi IHSG yang telah menjadi lebih murah. Demikian pula dengan spread antara forward PE IHSG dan forward PE MSCI emerging market index yang telah turun ke bawah rata-rata 10 tahun terakhirnya (figure 3), mengindikasikan valuasi IHSG yang relatif murah. Target IHSG pada 5.300 di tahun depan. Saat ini, forward PE IHSG berada di posisi 12,8x atau sekitar rata-rata 10 tahun terakhir. Di tahun depan, kami melihat kecil kemungkinan terjadinya ekspansi PE secara siknifikan. Secara historis, IHSG beberapa kali menyentuh valuasi di sekitar standar deviasi +1 atau 15,8x (figure 4) disebabkan oleh kenaikan harga komoditas (tahun 2007-2008), quantitative easing (QE) di AS (tahun 2013), dan ekspektasi dari terpilihnya Jokowi sebagai Presiden (tahun 2014). Di tahun depan, kami tidak melihat hal-hal tersebut akan terjadi lagi. Sementara hasil bottom-up kami mendapatkan pertumbuhan EPS IHSG tahun depan sebesar 14%. Kami menargetkan IHSG di tahun 2016 pada level 5.300 (14,7x PE2016F / 12,6x PE2017F) yang terutama didorong oleh pertumbuhan EPS. Overweight pada 5 sektor. Pilihan sektor kami untuk tahun depan didasarkan pada pandangan makro kami bahwa pertumbuhan ekonomi akan membaik ditopang oleh belanja pemerintah yang terus berjalan terutama untuk proyek infrastruktur serta konsumsi masyarakat yang akan mulai membaik. Harga komoditas diperkirakan masih akan relatif tidak berubah, kecuali minyak yang berpotensi menguat ke level USD 60 per barel. Kami memberikan rating overweight pada sektor banking, construction, telecommunication, consumer, dan healthcare. Saham pilihan utamanya adalah BBCA, BBRI, ICBP, ROTI, WSKT, EXCL, BSDE, dan LSIP. Page 1 of 9 DISCLAIMERS: Analyst Certification: The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others. Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia.

Figure 1. 10-year government bond yield vs IHSG (JCI) forward earnings yield Source: Bloomberg, SSI Research Figure 2. Spread between 10-year government bond yield and IHSG (JCI) forward earnings yield Source: Bloomberg, SSI Research Figure 3. IHSG (JCI) forward PE vs MSCI emerging market index forward PE Source: Bloomberg, SSI Research Figure 4. IHSG (JCI) PE band Source: Bloomberg, SSI Research www.samuel.co.id Page 2 of 9

Banking Overweight. Kami overweight terhadap sektor perbankan karena pertumbuhan kredit yang diperkirakan meningkat pada tahun depan seiring likuiditas yang telah membaik, NPL yang lebih stabil, dan program infrastruktur pemerintah. BI rate diperkirakan turun pada tahun depan. Selain itu, valuasi saat ini masih relatif murah dengan saham-saham dalam coverage kami rata-rata diperdagangkan pada rentang 1 dan 2 standar deviasi di bawah rata-rata. BBCA dan BBRI adalah top picks kami untuk sektor perbankan. Construction Overweight. Realisasi anggaran infrastruktur pemerintah sempat lambat pada periode 1H15 namun mengalami akselerasi hingga mencapai 70% dari anggaran pada periode 10M15. Eksekusi yang lambat pada awal tahun 2015 lebih diakibatkan oleh mutasi jabatan dan penyelesaian administratif terkait penggabungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat menjadi satu, Kemenpupera. Kami percaya realisasi anggaran infrastruktur pemerintah akan mengalami percepatan pada tahun 2016. Kemenpupera dijadwalkan akan memulai tender infrastruktur sejak Januari 2016. Empat emiten konstruksi BUMN dalam cakupan analisa kami akan diuntungkan oleh percepatan eksekusi proyek infrastruktur ini. WSKT merupakan pilihan utama kami dalam sektor konstruksi karena kami berpandangan WSKT masih akan memiliki earnings momentum terbaik dibanding pemain lain, karena pencapaian kontrak baru yang paling tinggi di industri dan eksekusi penyelesaian proyek dengan rasio carry over project terhadap revenues sebesar 1.7x.Kami memberi rekomendasi Buy WSKT (TP: Rp2,200, upside: 32%), Buy ADHI (TP: Rp2,700, upside: 25%), Hold PTPP (TP: Rp4,000, upside: 6%) dan Hold WIKA (TP: Rp3,300, upside: 22%). Utilities Neutral. Kami memberikan rating neutral untuk sektor utilities seiring perbaikan kinerja keuangan di 2016 dan profil defensif dari sektor tersebut terkompensasi oleh resiko perubahan regulasi/kebijakan oleh pemerintah. Membaiknya pertumbuhan ekonomi dan fokus pemerintah untuk mempercepat pengembangan sektor infrastruktur di 2016 akan menjadi katalis positif bagi sektor ini dari sisi fundamental. Namun demikian, seiring profil sektor ini yang highly regulated, adanya perubahan regulasi/kebijakan yang dilakukan pemerintah seringkali menjadi katalis negatif dan menimbulkan uncertainty bagi pelaku pasar antara lain: 1) pengenaan PPn untuk tarif tol, 2) Penundaan persetujuan PMN di 2016; 3) Intervensi harga gas industri; dan 4) Rencana penggabungan/merger operator gas di Indonesia. Cement Neutral. Kami memberikan rating neutral untuk sektor semen seiring membaiknya permintaan semen di tahun depan belum akan cukup untuk menurunkan tensi kompetisi yang meningkat khususnya di pasar Jawa. Hal ini akan membuat produsen kesulitan untuk menaikkan harga jual karena resiko kehilangan market share oleh kompetitor. Dengan kondisi ini, kami mengekspektasikan profitabilitas sektor akan relatif flat di tahun depan seiring cost pressure masih akan relatif tinggi terutama di semester pertama 2016. Katalis utama untuk sektor ini adalah membaiknya permintaan semen di tahun depan yang ditopang oleh eksekusi proyek infrastruktur pemerintah dan yang lebih penting adalah membaiknya kinerja sektor properti. Resiko yang dihadapi sektor ini antara lain: 1) Pelemahan Rupiah, 2) Kenaikan suku bunga dan 3) Perlambatan ekonomi. Telecommunication Overweight. Kami memberikan rating overweight untuk sektor telco seiring membaiknya iklim kompetisi di industri membuat operator mampu mengambil langkah rasional menaikkan tarif, baik di segmen voice maupun data, tanpa secara signifikan menurunkan volume penggunaan. Hal ini berdampak langsung pada membaiknya profitabilitas meski pertumbuhan top line tetap berada di level high single digit. Kami mengekspektasikan EBITDA sektor tumbuh 10.1% CAGR dalam 3 tahun ke depan, lebih tinggi dari 6.4% di 3 tahun terakhir, meski pendapatan hanya tumbuh 7.7% CAGR. Capex cycle untuk sektor juga relatif stabil seiring ekspansi jaringan 3G yang telah dilakukan dalam 4 tahun terakhir sehingga operator dapat lebih fokus untuk meningkatkan profitabilitas dan kinerja keuangannya. Consumer Overweight. Kami memberikan rating overweight pada sektor konsumsi untuk barang kebutuhan pokok (staples) sejalan dengan pandangan makro kami bahwa konsumsi akan mulai membaik di tahun depan. Saat ini daya beli masyarakat secara umum relatif lemah bahkan untuk mencukupi barang kebutuhan yang bersifat pokok, sehingga ketika terjadi perbaikan pada daya beli, masyarakat diperkirakan akan mencukupi kebutuhan pokoknya terlebih dahulu baru kemudian kebutuhan sekunder. Kami menyukai emiten-emiten yang merupakan pemimpin pasar dan/atau memiliki brand image kuat sehingga mampu menaikkan harga jual produknya apabila dibutuhkan, di tengah-tengah kompetisi ketat dan relatif lemahnya daya beli masyarakat saat ini. ICBP dan ROTI adalah pilihan kami. www.samuel.co.id Page 3 of 9

Healthcare Overweight. Kami memberikan rating overweight pada sektor healthcare seiring dengan potensi pasar yang menjanjikan kedepannya. Investasi pada sektor ini memang dalam jangka panjang dan bukan 1tahun, terlebih bila mengingat tingkat PE yang premium. Pendorong pertumbuhan (1) Angka pertumbuhan health expenditure public maupun private yang masih sangat rendah (2) Ukuran pasar yang masih kecil dan membutuhkan ekspansi yang massive (jumlah rumah sakit, tempat tidur, dokter dan suster per 1000 penduduk) (3) Kebutuhan dan permintaan layanan RS yang konsisten dan akan meningkat (4) Industri asuransi yang masih bertumbuh positif kedepannya (5) Program JKN yang akan untungkan RS partner. Potensi perbaikan aktivitas perekonomian tahun depan akan berikan dampak positif, selain pertumbuhan premi asuransi dan program JKN. Kenaikan UMP kami lihat potensi dorong belanja kesehatan lebih tinggi dari tahun ini. Retail Neutral. Dengan pertumbuhan PDB di bawah 5% pada 2015 dan indeks keyakinan konsumen turun ke bawah 100 per Sep 2015, level terendah dalam 5 tahun terakhir, kami melihat terjadinya pelemahan penjualan ritel seperti tercermin dalam pertumbuhan indeks penjualan ritel yang turun ke single digit pada 2H15. Berlanjutnya penurunan harga komoditas (Bloomberg commodity index saat ini pada level terendahnya sejak 1999) telah melemahkan daya beli masyarakat terutama di daerah yang ekonominya bergantung pada komoditas di luar Jawa. Kami memberikan rating neutral pada sektor ritel karena kenaikan harga saham yang relatif tinggi sejak 1 Oktober 2015 pada ketiga saham dalam coverage kami membuat potential upside-nya terbatas, kecuali MAPI yang akan sangat diuntungkan oleh penguatan rupiah yang menyebabkan marjinnya akan meningkat lebih kuat dari ACES dan RALS. Kami memberi rekomendasi Buy MAPI (TP: Rp5,000, upside: 28%), sementara kami menilai ACES saat ini sudah berada pada harga wajarnya dengan propek pertumbuhan yang terbatas ke depannya (Hold, TP: Rp750, upside: -5%) dan RALS akan tetap mengalami kesulitan untuk tumbuh (Hold, TP: Rp610, upside: -5%). Cigarette Neutral. Kami memberikan rating neutral pada sektor rokok seiring dengan kontinuitas kenaikan cukai dan PPN rokok yang akan dilakukan oleh pemerintah serta konsistensi kampanye intens anti rokok. Pergerakan harga bahan baku tembakau dan cengkeh menjadi hal krusial yang dapat pengaruhi operasional usaha. Tantangan lain akan datang dari penandatanganan FCTC dan ratifikasinya. Kenaikan harga ASP sebagai upaya untuk jaga marjin pertumbuhan di satu titik kami lihat memiliki ruang yang terbatas, kecuali pertumbuhan daya beli akan tercatat lebih tinggi dari perkiraan. Dalam jangka yang lebih panjang potensi pasar masih besar karena (1) Pertumbuhan penduduk yang berkelanjutan (2) Struktur umur masyarakat Indonesia yang unik (3) Tingkat prevalence rokok yang stabil (4) Potensi naiknya daya beli sebagai akibat kenaikan UMP. Automotive Neutral. Kami memberikan rating neutral pada sektor automotive seiring dengan konfirmasi pemulihan pertumbuhan industri yang belum terlihat sepenuhnya. Pertumbuhan 4W dan 2W sales tahun depan kami perkirakan sekitar 5%. Anggapan bottomnya penjualan mobil dan motor kami lihat masih membutuhkan bukti data di sisa 2 bulan tahun ini dan kuartal pertama tahun depan. Loan channeled untuk kebutuhan kredit mobil juga masih belum dilaporkan menguat secara stabil. Dalam jangka yang lebih panjang, pasar otomotif masih menarik karena (1) Penetrasi mobil dan motor yang masih rendah (2) Akselerasi infrastruktur jalan yang akan memberikan dampak positif (3) Potensi akselerasi middle income class growth. Sementara tekanan potensi datang dari (1) Siklus bisnis yang kembali melemah (2) Akselerasi transportasi publik yang nyaman (3) Siklus industri yang kembali positif namun tidak diikuti dengan akselerasi infrastruktur jalan. (4) Perubahan gaya hidup. Aviation Neutral. Kami memberikan rating neutral untuk sektor aviation seiring dengan masih dibutuhkannya waktu untuk memperoleh benefit yang massive dari potensi pasar yang besar. ASEAN open skies dan penerapannya secara menyeluruh akan berdampak minor dan jutsru cenderung negatif saat industri belum siap (contoh: kesiapan crew pesawat dan kemahiran ATC). Pergerakan harga minyak dunia berperan sangat vital. Persaingan pada LCCs kami lihat akan semakin menajam sementara untuk FSCs masih akan didominasi oleh maskapi besar. Persaingan rute domestik juga akan tetap meningkat termasuk upaya perolehan rute baru, sedangkan rute internasional kami perkirakan tidak akan memiliki peran se-massive rute domestik. Tantangan menjaga kinerja RPK, ASK, dan load faktor masih akan terjadi dengan fare war yang tetap meruncing. Dalam jangka yang lebih panjang pertumbuhan masih menjanjikan didorong oleh (1) Letak geografis dan struktur demografis yang menguntungkan (2) Penerapan ASEAN Open skies secara menyeluruh dan kesiapan industri (3) Kontinuitas pertumbuhan industri tourism. www.samuel.co.id Page 4 of 9

Property Neutral. Kami memberikan rating neutral untuk sektor properti seiring dengan tekanan pada pra penjualan yang terjadi tahun ini mengindikasikan akan tantangan yang berpotensi berlanjut tahun depan. Peningkatan loan channeled untuk kebutuhan rumah tinggal (KPR), ruko, dan KPA masih belum terlihat stabil dan masih cenderung melambat. IHPK dan IHPR masih dilaporkan tertekan. Potensi pasar second house dapat bertumbuh namun tidak massive. Penerapan PPnBM tidak akan berdampak massive karena dapat dikompensasikan dengan strategi ruang dan harga. Pergerakan harga semen juga akan memberikan pengaruh. Kami melihat pasar rumah tapak masih akan mampu bertahan. High rise apartemen dan retail juga kami pandang masih lebih baik dan berpotensi bertumbuh dibandingkan dengan high rise office (stagnan karena over supply) dan industrial land (stagnan karena membutuhkan perbaikan pertumbuhan ragam industri). Heavy Equipment Neutral. Rating sektor heavy equipment adalah neutral. Kami melihat sektor heavy equipment tahun depan masih akan mengalami tantangan. Perlambatan volume penjualan dapat kembali terjadi seiring dengan ketergantungan sektor pada industri coal dan agri yang sangat tinggi. Meskipun porsi konstruksi telah melampaui porsi volume penjualan sektor coal, namun penjualan alat berat dari sektor konstruksi dan kehutanan tahun depan kami lihat tidak akan memberikan dampak yang massive dan membuat penjualan industri melonjak melampaui volume penjualan tahun 2014 maupun tahun ini. Efisiensi akan berperan penting untuk menjaga margin pelaku usaha. Kunci another boom kedepannya didorong oleh (1) Stabilnya pemulihan ekonomi global (2) Kembali menggeliatnya harga komoditas (3) Akselerasi ekspansi perusahaan maupun industri yang terkorelasi dengan kebutuhan alat berat serta pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari ekspektasi. Coal Neutral. Permintaan import batubara China kami perkirakan akan tetap rendah pada tahun 2016 (estimasi: -20 juta ton), sementara kenaikan kebutuhan dari tambahan kapasitas PLTU baru di India sebesar 12GW (konsumsi batubara ~50 juta ton per tahun) kami perkirakan akan menyebabkan tambahan volume import sekitar 35 juta ton). Kami memberikan rating Neutral atas sektor batubara dengan asumsi harga batubara 2016 mencapai US$55 per ton (-5% YoY). PTBA merupakan top-pick kami karena kinerja keuangan pada 9M15 memperlihatkan PTBA memiliki ruang untuk menjaga harga jual rata-rata ditengah tren penurunan harga batubara dengan lebih banyak menjual produk yang memiliki tingkat kalori dan harga jual lebih tinggi. Kami memberikan rekomendasi Buy PTBA (TP: Rp7,800, upside: 64%), Buy ADRO (TP: Rp700, upside: 37%) dan Buy ITMG (TP: 9,000, upside: 51%). Metal Neutral. Kami perkirakan harga nikel dan timah pada YE16 akan mengalami kenaikan dari posisinya di YE15, akan tetapi secara rata-rata harga kedua komoditas ini relatif tidak berubah. Pergerakan naik kedua komoditas ini lebih dikarenakan perbaikan permintaan global dan menurunnya tingkat persediaan LME kedua komoditas tersebut, menurut pandangan kami. Kami memperkirakan harga nikel akan mencapai US$13,000 per ton pada YE16 dengan rata-rata FY16 sekitar US$12,000 per ton. Sedangkan harga timah kami proyeksikan akan mencapai US$17,000 per ton pada YE16 dengan rata-rata FY16 sekitar US$16,000 per ton. INCO merupakan top-pick kami karena kualitas perusahaan yang bagus, program efisiensi biaya yang berhasil dan valuasi yang sangat menarik dengan PBV 16E sebesar 0.7x. Kami memberikan rekomendasi Buy INCO (TP: Rp2,400, upside: 56%), Buy TINS (TP: Rp650, upside: 30%) dan Buy ANTM (TP: 375, upside: 22%). Plantation Neutral. Tanpa adanya EL-Nino yang dapat menahan laju pertumbuhan pasokan CPO, kami perkirakan kondisi over-supply di pasar minyak makanan termasuk di dalamnya CPO akan tetap berlanjut. Rendahnya harga minyak dunia, persediaan dan panen kedelai dari US dan Brazil yang melimpah, kenaikan pasokan kelapa sawit sebagai impas penanaman masif yang terjadi 3-7 tahun yang lalu, merupakan faktor-faktor negatif yang menyelimuti karga CPO. Kami perkirakan dampak EL-Nino akan menyebabkan kekeringan pada semester pertama 2016 setelah meredanya dampak angin munson barat. Sehingga kami percaya harga CPO dapat naik moderat dengan rata-rata tahun 2016 sebesar MYR2,300 per ton dan tahun 2017 sebesar MYR2,400 per ton. LSIP (Rec: Buy, TP: Rp1,800, upside: 36%) merupakan pilihan utama kami dalam sektor perkebunan, dengan posisi keuangan yang kuat (zero debt), profitabilitas paling besar dan area kebun yang terletak di daerah yang memiliki curah hujan lebih baik. Kami memberikan rekomendasi Buy atas SIMP (TP: Rp550, upside: 58%) dan Buy atas AALI (TP: Rp20,000, upside: 21%). www.samuel.co.id Page 5 of 9

Figure 5. Top picks for 2016 Ticker Rec. Market cap Last price Target price Upside PE PBV ROE (Rp bn) (Rp) (Rp) (%) 15E 16E 17E 15E 16E 17E 15E 16E 17E BBCA BUY 330,376 13,400 15,300 14.2 18.6 17.0 14.6 3.6 3.1 2.6 19.3% 18.1% 17.9% BBRI BUY 282,462 11,450 13,000 13.5 11.3 10.4 9.0 2.5 2.1 1.8 21.6% 20.1% 19.9% ICBP BUY 73,762 12,650 15,600 23.3 23.6 21.5 18.8 4.8 4.2 3.8 20.2% 19.7% 20.1% ROTI BUY 6,201 1,225 1,435 17.1 23.8 20.3 17.8 5.2 4.2 3.6 21.7% 20.8% 20.1% EXCL BUY 32,884 3,850 4,500 16.9 89.5 43.8 25.0 2.3 2.2 2.1 2.6% 5.1% 8.5% WSKT BUY 22,666 1,670 2,200 31.7 35.5 27.4 21.4 2.6 2.4 2.1 7.2% 8.6% 10.0% BSDE BUY 32,334 1,680 1,950 16.1 11.1 10.2 9.1 1.8 1.6 1.4 16.4% 15.6% 15.2% LSIP BUY 9,040 1,325 1,800 35.8 13.8 10.5 8.8 1.2 1.1 1.0 8.7% 10.6% 11.7% Source: SSI Research BBCA. Meski target pertumbuhan kredit di 2016 tergolong rendah dibandingkan rata-rata kompetitor sejenisnya, kami menyukai bank ini seiring track record dan kemampuannya dalam menjaga kualitas aset sehingga semakin memperkecil downside risk-nya. Selain itu, ruang untuk peningkatan kredit masih besar sehingga kredit masih dapat digenjot apabila kondisi makro menjadi lebih kondusif. Saham ini layak mendapat valuasi premium seiring track record kinerja profitabilitas dan kualitas aset yang baik serta brand image yang kuat. Target price kami Rp 15.300 pada 3,5x PBV 2016F. BBRI. Basis segmen mikro yang kuat, bukan hanya sebagai konsumen kredit yang memiliki NPL rendah namun juga sebagai sumber dana murah, diperkirakan tetap akan sangat membantu kinerja bank ini. Selain itu, BBRI berpotensi mendapat sebagian besar dari program KUR bersubsidi pemerintah pada tahun depan yang rencananya sebesar Rp 100-120 triliun, sehingga dapat meningkatkan penyaluran kredit dan membantu memperbesar pangsa pasar. Target harga saham ini adalah Rp 13.000 pada 2,4x PBV 2016F. ICBP. ICBP telah menunjukkan kinerja yang relatif baik pada 9M15 di tengahtengah pelemahan daya beli masyarakat. Hal ini didukung oleh penurunan harga bahan baku seperti terigu yang lebih dalam dari depresiasi rupiah. Selain itu, sebagai pemimpin pasar dengan brand name yang solid, perusahaan juga memiliki kemampuan yang relatif baik dalam menaikkan harga jual di tengah-tengah kompetisi yang ketat. Sejalan dengan pandangan makro kami bahwa konsumsi akan mulai membaik di tahun depan, kami percaya ICBP akan diuntungkan dan memberikan target price Rp 15.600 (26,5x PE 2016F). ROTI. ROTI merupakan salah satu top-pick kami di sektor konsumsi karena terus mencatatkan pertumbuhan penjualan yang solid dengan marjin yang kuat seiring penurunan biaya bahan baku karena harga gandum yang turun. Dengan laba bersih yang naik 46% yoy pada 9M15, ROTI masih on track untuk dapat mencapai pertumbuhan laba bersih sebesar 38% pada 2015. Pada tahun 2016 kami perkirakan laba bersih ROTI akan naik 22% YoY ditopang oleh pertumbuhan penjualan sebesar 18% YoY yang salah satunya disumbangkan oleh beroperasinya Block W di Bekasi yang akan menambah kapastisa produksi sebesar 7%. Kami memberikan rekomendasi Buy dengan target harga Rp1.435 dan 17% potensi kenaikan. Target kami tersebut merefleksikan PE 16E sebesar 23.8x. WSKT. Diantara emiten dalam cakupan analisa kami, WSKT kami percayai akan membukukan kenaikan laba bersih paling tinggi dengan CAGR 2015-18 sebesar 29% per tahun, lebih besar dari rata-rata industry dengan tingkat pertumbuhan laba bersih 22.3% per tahun (CAGR 2015-18). Kenaikan laba bersih ini terutama ditopang oleh kenaikan pendapatan, dan juga meningkatnya marjin keuntungan dari sektor pra-cetak. Dalam periode 2016-18 kami memperkirakan pendapatan WSKT akan mengalami peningkatan dengan rerata pertumbuhan per tahun sebesar 24%. Sementara laba bersih kami perkirakan akan mengalami kenaikan 31% YoY pada tahun 2016. Kami memberikan rekomendasi BUY atas WSKT dengan target harga sebesar Rp2,200/saham dan potensi kenaikan sebesar 32%. EXCL. Efek negatif di kinerja keuangan EXCL pasca penerapan strategi baru telah sepenuhnya terfaktorkan di 2015. Hal ini akan membuat perbaikan kinerja EXCL di 2016 akan terlihat jauh lebih signifikan dibandingkan peers-nya. Katalis positif berikutnya adalah penjualan tower untuk menurunkan leverage profile perseroan. Kami merekomendasikan Buy dengan target price Rp4,500 (6.7x EV/EBITDA 16E) dan memilih EXCL sebagai stock pick. www.samuel.co.id Page 6 of 9

BSDE. Kami menyukai BSDE karena (1) Capaian kinerja dan marketing sales 9M15 yang lebih baik dibanding yang lain (2) Cadangan lahan yang massive untuk menjaga pertumbuhan kedepannya dan rencana master plan 6,000ha (3) Pengembang kota satelit dengan reputasi yang tidak diragukan didalam melipat gandakan nilai tanah dan bangunan (4) Porsi pendapatan pengembangan dan pendapatn berulang yang solid (5) Portfolio yang terdiversifikasi tersebar di 9 kota besar di Indonesia, dengan cakupan segmen menengah hingga kalangan atas (6) Strong footprint proyek di Greater Jakarta (7) Dukungan kerjasama JV dan top tenant bisnis recurring. LSIP. LSIP perusahaan yang memiliki marjin tertinggi dalam coverage kami, ditambah posisi keuangan yang kuat, memungkinkan LSIP untuk bertahan dalam kondisi ketidakpastian dalam industri kelapa sawit terutama terkait fluktuasi harga CPO. Pada 9M15, kami mencatat ditengah penurunan laba operasional industri sebesar 43% YoY dan penurunan laba bersih sebesar 78% YoY, LSIP membukukan penurunan laba operasional hanya sebesar 35% YoY sementara laba bersih LSIP tercatat hanya turun 33% YoY, lebih baik dari kinerja pemain lainnya di industri kelapa sawit. LSIP merupakan pilihan utama kami dalam industri perkebunan dengan target harga DCF sebesar Rp1,800 per saham, dividend yield 2016 sebesar 2.9%, dan 36% upside menuju TP kami. BUY! www.samuel.co.id Page 7 of 9

Figure 6. Valuation Table Summary Ticker Rec. Market cap Last price Target price Upside PE PBV ROE (Rp bn) (Rp) (Rp) (%) 15E 16E 17E 15E 16E 17E 15E 16E 17E Banks BMRI BUY 210,583 9,025 10,200 13.0 11.0 9.4 7.9 1.8 1.6 1.4 16.5% 16.8% 17.4% BBCA BUY 330,376 13,400 15,300 14.2 18.6 17.0 14.6 3.6 3.1 2.6 19.3% 18.1% 17.9% BBRI BUY 282,462 11,450 13,000 13.5 11.3 10.4 9.0 2.5 2.1 1.8 21.6% 20.1% 19.9% BBNI BUY 94,642 5,075 5,900 16.3 10.2 7.7 6.7 1.4 1.3 1.1 14.1% 16.3% 16.4% Consumer (Staples) ICBP BUY 73,762 12,650 15,600 23.3 23.6 21.5 18.8 4.8 4.2 3.8 20.2% 19.7% 20.1% INDF BUY 44,780 5,100 7,000 37.3 16.5 12.1 10.1 1.7 1.6 1.4 10.3% 12.9% 14.2% KLBF BUY 59,063 1,260 1,610 27.8 30.0 27.4 22.9 5.7 5.1 4.4 18.8% 18.5% 19.4% ROTI BUY 6,201 1,225 1,435 17.1 23.8 20.3 17.8 5.2 4.2 3.6 21.7% 20.8% 20.1% ULTJ BUY 11,438 3,960 4,800 21.2 21.8 19.2 16.6 4.1 3.5 2.9 19.0% 18.0% 17.5% UNVR HOLD 275,443 36,100 39,000 8.0 47.6 42.5 38.9 59.2 51.6 46.3 124.4% 121.5% 119.1% Cigarette HMSP BUY 448,406 96,375 109,750 13.9 41.6 39.3 35.2 30.7 28.9 28.0 73.7% 73.5% 79.4% GGRM BUY 100,293 52,125 59,500 14.1 21.1 16.7 14.7 2.8 2.5 2.3 13.3% 15.2% 15.7% Healthcare MIKA BUY 34,704 2,385 2,950 23.7 61.2 55.5 49.7 10.5 9.5 8.8 17.1% 17.2% 17.6% SILO BUY 11,532 9,975 12,500 25.3 153.5 118.8 93.2 6.1 5.0 4.1 3.9% 4.2% 4.4% Retail MAPI BUY 6,474 3,900 5,000 28.2 84.8 28.1 14.8 2.1 2.0 1.8 2.5% 7.0% 11.9% RALS HOLD 4,577 645 610 (5.4) 14.3 14.7 13.2 1.3 1.3 1.2 9.2% 8.6% 9.1% ACES HOLD 13,549 790 750 (5.1) 23.2 20.8 19.3 5.1 4.3 3.6 21.9% 20.5% 18.7% Telco EXCL BUY 32,884 3,850 4,500 16.9 89.5 43.8 25.0 2.3 2.2 2.1 2.6% 5.1% 8.5% ISAT HOLD 29,479 5,425 5,550 2.3 61.0 25.2 17.6 1.7 1.3 1.1 2.7% 5.3% 6.5% TLKM HOLD 310,464 3,080 3,300 7.1 20.7 18.6 16.5 4.2 3.8 3.4 20.4% 20.5% 20.5% Auto and HE ASII HOLD 259,095 6,400 6,000 (6.3) 14.2 14.0 13.5 2.6 2.5 2.4 18.4% 17.7% 17.5% UNTR BUY 58,936 15,800 17,900 13.3 10.0 9.1 8.4 1.5 1.3 1.2 14.7% 14.8% 14.7% Aviation GIAA BUY 7,942 307 370 20.5 11.1 11.1 7.4 0.6 0.6 0.4 5.0% 5.0% 6.0% Property BSDE BUY 32,334 1,680 1,950 16.1 11.1 10.2 9.1 1.8 1.6 1.4 16.4% 15.6% 15.2% PWON HOLD 21,913 455 465 2.2 13.4 10.6 9.5 3.0 2.4 2.0 22.5% 23.0% 21.3% KPIG BUY 9,302 1,350 1,810 34.1 18.8 31.4 26.5 1.1 1.1 1.1 6.1% 3.5% 4.1% ASRI HOLD 6,877 350 350-12.5 10.6 8.8 1.1 1.0 0.9 8.5% 9.1% 10.1% SMRA BUY 22,145 1,535 1,750 14.0 15.8 14.3 12.6 3.2 2.7 2.4 20.0% 19.1% 19.0% Construction PTPP HOLD 18,304 3,780 4,000 5.8 27.2 22.5 18.5 6.3 5.2 4.3 23.2% 23.1% 23.2% ADHI BUY 7,709 2,165 2,700 24.7 22.8 20.2 16.8 1.6 1.5 1.4 7.2% 7.6% 8.6% WSKT BUY 22,666 1,670 2,200 31.7 35.5 27.4 21.4 2.6 2.4 2.1 7.2% 8.6% 10.0% WIKA BUY 16,603 2,700 3,300 22.2 25.5 22.1 18.5 3.8 3.4 3.0 14.9% 15.4% 16.4% Cement INTP HOLD 77,030 20,925 22,500 7.5 16.0 15.6 13.3 3.1 2.9 2.6 19.3% 18.6% 19.5% SMGR BUY 63,764 10,750 13,700 27.4 11.5 10.3 8.9 2.4 2.1 1.9 20.5% 20.2% 21.2% SMCB HOLD 7,893 1,030 1,070 3.9 (51.5) 73.6 35.5 1.0 1.0 1.0-2.0% 1.4% 2.9% Utility PGAS BUY 64,482 2,660 3,400 27.8 11.3 12.0 10.1 1.8 1.7 1.5 15.5% 13.8% 14.7% JSMR BUY 33,660 4,950 6,500 31.3 23.1 20.6 19.4 3.2 2.9 2.7 13.6% 13.9% 13.7% Coal and Metal ANTM BUY 7,401 308 375 21.8 (6.6) (17.1) 28.0 0.5 0.5 0.5-8.1% -3.2% 1.9% INCO BUY 15,302 1,540 2,400 55.8 27.9 55.8 13.9 0.6 0.6 0.6 2.2% 1.1% 4.2% TINS BUY 3,724 500 650 30.0 16.1 12.2 10.0 0.6 0.6 0.6 4.0% 5.1% 6.0% ITMG BUY 6,751 5,975 9,000 50.6 3.9 5.4 4.3 0.6 0.6 0.6 14.1% 10.3% 12.8% ADRO BUY 16,313 510 700 37.3 7.2 9.0 7.0 0.4 0.3 0.3 4.9% 3.8% 4.8% PTBA BUY 10,979 4,765 7,800 63.7 6.1 6.8 5.3 1.1 1.0 0.9 18.4% 15.4% 17.7% Plantation AALI BUY 26,023 16,525 20,000 21.0 27.5 19.9 17.1 2.2 2.1 1.9 8.2% 10.4% 11.1% LSIP BUY 9,040 1,325 1,800 35.8 13.8 10.5 8.8 1.2 1.1 1.0 8.7% 10.6% 11.7% SIMP BUY 5,504 348 550 58.0 13.9 10.2 8.7 0.4 0.4 0.4 2.7% 3.6% 4.1% Other Sectors AKRA HOLD 27,841 7,050 7,000 (0.7) 25.3 22.7 18.2 4.3 3.8 3.4 17.2% 16.9% 18.4% DOID BUY 488 59 95 61.0 4.3 1.4 1.4 0.4 0.3 0.3 8.3% 21.4% 17.6% WINS BUY 666 165 200 21.2 (12.0) (13.3) 17.1 0.2 0.2 0.2-1.6% -1.5% 1.1% Source: SSI Research www.samuel.co.id Page 8 of 9

www.samuel.co.id Page 9 of 9