PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BADAN USAHA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

PENGARUH RETURN ON ASSET

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

OVERVIEW 1/40

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BADAN USAHA Fla Pusptasar dan Endang Ernawat Unverstas Surabaya, emal: endangernawat@yahoo.com Abstract Nowdays, most researches n corporate governance feld are conducted by researchers based on rsng of many frms to become publc corporaton. Accordng to ths stuaton, they have to separate ther functons on ownershp and control of the frm. As result, t wll arse agency conflct between owners and managers. The corporaton enable solve the problem by apply the corporate governance mechansm optmally. Ths research s a replcaton research s conducted by Sanda et al (2005). It s explaned the specfc study about the mpact of corporate governance mechansm nclude manageral ownershp, board sze, outsde drectors, ownershp concentraton, and debt toward fnancal performance that measured by ROA, ROE, PER, and TOBINS Q. The samples of ths research are all corporatons whch lsted at Bursa Efek Indonesa (BEI) by all sectors that delvered fnancal statement on tme by regulaton. The perod of tme n ths research determned on 2005-2007. The model s extended by quadratc of manageral ownershp, quadratc of board sze, quadratc of ownershp concentraton, CEO foregn and frm sze as control varables, and sectoral dummy. The result of ths research explaned that corporate governance mechansm smultaneously nfluence to ROA and ROE sgnfcantly. On partally, ROA s nfluenced by CEO foregn, debt, and frm sze sgnfcantly. And ROE s nluenced by CEO foregn, frm sze, and sector of basc ndustry sgnfcantly. Keywords: corporate governance, fnancal performance. PENDAHULUAN Sejak 1999 (pasca krss 1998), jumlah badan usaha yang mendaftarkan dr ke Bursa Efek Indonesa (BEI) menunjukkan penngkatan yang cukup sgnfkan. Hal n berart bahwa semakn banyak badan usaha yang harus melakukan pemsahan fungs antara fungs kepemlkan dan pengelolaan. Fungs kepemlkan berada d tangan pemegang saham atau pemlk, sedangkan fungs pengelolaan dlaksanakan oleh para manajer badan usaha. 189

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat Teor keagenan (agency theory) mengemukakan, jka antara phak prncpal (pemlk) dan agent (manajer) memlk kepentngan yang berbeda, maka akan muncul konflk yang dnamakan agency conflct (Jensen dan Mecklng, 1976). Pemsahan kepemlkan akan menmbulkan konflk dalam pengendalan dan pelaksanaan pengelolaan badan usaha, dsebabkan para manajer tdak bertndak sesua kengnan pemlk (pemegang saham). Benhart dan Rosensten (1998) menyatakan suatu mekansme yang dapat mengatas masalah keagenan tersebut, yatu mekansme corporate governance. Dalam mekansme corporate governance, terdapat mekansme nternal, sepert struktur dan kepemlkan dewan komsars, serta mekansme eksternal, sepert pasar modal. Corporate governance berkatan erat dengan mekansme dalam suatu badan usaha d mana berbaga phak yang berkepentngan terhadap badan usaha tersebut dapat memastkan bahwa phak manajer dan phak nternal badan usaha lannya dapat memenuh kepentngan stakeholder. Pemerntah Indonesa dan IMF (Internatonal Monetary Fund) memperkenalkan konsep Good Corporate Governance (GCG) sebaga tata kelola badan usaha yang sehat (Sulstyanto dan Warastut, 2003). Dengan adanya Good Corporate Governance dharapkan profesonalsme phak manajer dapat dtngkatkan, sehngga kesejahteraan pemegang saham menngkat dan kepentngan stakeholder lan tdak dabakan. Lma (5) komponen utama yang dgunakan untuk menla penerapan GCG (Swa no.26/xxii/11, 20 Desember 2006, halaman 62) adalah transparans, pengungkapan (dsclosure), kemandran, akuntabltas, dan keadlan. Corporate Governance Percepton Index (CGPI) adalah rset dan pemerngkatan penerapan GCG d badan usaha publk yang tercatat d BEI. CGPI dlakukan oleh IICG (The Indonesan Insttute for Corporate Governance). Pelaksanaan CGPI dlandas oleh pemkran tentang pentngnya mengetahu sejauh mana badan usaha publk telah menerapkan GCG. CGPI dmula pada 2001. Hasl rset dalam pemerngkatan yang telah dlakukan menunjukkan adanya proses pendekatan, penjabaran, dan penyempurnaan penerapan prnsp-prnsp GCG secara berkelanjutan, sehngga dapat dungkap permasalahan yang serng muncul dan konsstens kepatuhan terhadap regulas yang ada. Dalam pelaksanaan CGPI, IICG menjaln kerja sama dengan SWA, yang dkenal sebaga salah satu majalah bsns unggul d Indonesa. Tabel 1 berkut n menunjukkan jumlah peserta CGPI perode 2002-2007. Tabel 1 Jumlah Badan Usaha Peserta CGPI Badan Usaha 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Peserta CGPI 33 31 22 22 22 23 190

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat (11,1%) (10,2%) (7,1%) (7,0%) (6,9%) (6,3%) Nonpeserta CGPI 296 302 309 314 317 364 Sumber: www.swa.co.d Dar Tabel 1, dapat dlhat bahwa CGPI hanya dkut oleh sebagan kecl badan usaha, dbandngkan dengan jumlah badan usaha yang terdaftar d BEI. Oleh karena tu, dalam peneltan n, tdak dgunakan obyek badan usaha-badan usaha berdasarkan data CGPI. Hal n dkarenakan badan usaha yang tdak mengkut CGPI belum tentu tdak menerapkan corporate governance. Dengan menerapkan GCG, maka konflk keagenan menjad berkurang, sehngga phak manajer dapat menngkatkan kemakmuran pemlk (pemegang saham). Dengan kata lan, corporate governance merupakan suatu sstem yang mengatur dan mengendalkan badan usaha yang dharapkan dapat menngkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan stakeholders lannya. Sallagan dan Machfoedz (2006) mengemukakan bahwa corporate governance yang efektf dalam jangka panjang dapat menngkatkan knerja badan usaha dan menguntungkan pemegang saham. Corporate governance merupakan topk yang menark untuk dbahas. Oleh karena tu, hngga saat n semakn banyak peneltan mengena corporate governance, terutama berhubungan dengan knerja keuangan badan usaha khususnya knerja jangka panjang. Beberapa peneltan tentang corporate governance yang telah dlakukan sebelumnya. Sanda et al. (2005) menelt pengaruh mekansme corporate governance terhadap knerja keuangan badan usaha d Ngera, Lefort dan Walker (2005) menelt pengaruh corporate governance dalam penlaan pasar badan usaha serta kebjakan dvden d Chl, Javed dan Iqbal (2007) menelt hubungan ndkator-ndkator corporate governance terhadap nla badan usaha, yang dtunjukkan dengan Tobn s Q, dan Nur (2007) menelt pengaruh praktk corporate governance terhadap kesultan keuangan badan usaha. Peneltan n merupakan replkas dar peneltan yang dlakukan oleh Sanda et al. (2005) berjudul Corporate Governance Mechansms and Frm Fnancal Performance n Ngera. Sanda et al. (2005) menelt pengaruh mekansme corporate governance terhadap knerja keuangan badan usaha. Mekansme corporate governance terdr dar dmens-dmens corporate governance, yatu kepemlkan manajeral, jumlah dewan komsars, propors komsars ndependen, konsentras kepemlkan, dan propors utang (leverage). Dalam peneltan dtambahkan varabel dummy status CEO (untuk menguj efek nonlnear board ndependence) dan varabel dummy CEO ekspatrat atau lokal, yang merujuk pada peneltan Lang dan Wer (1999) serta Estrn et al. (2001). Sampel yang dtelt melput badan 191

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat usaha yang terdaftar d Ngeran Stock Exchange perode 1996 sampa dengan 1999 dan memlk data mengena komsars, lembar saham yang dmlk oleh phak manajer dan jumlah lembar saham yang beredar, nla aset total, nla modal saham dan keuntungan pertahun (proft after tax). Varabel dependen yang dgunakan adalah PER, ROA, ROE, Modfed Tobn s Q. Varabel ndependen yang dgunakan adalah kepemlkan manajeral (INDSHARE), ukuran dewan komsars (BOARDSIZE), komsars ndependen (OUTSIDE), konsentras kepemlkan (CONCENT), debt, frm sze (FIRMSIZE), CEO status, CEO foregn, dan sectoral dummmes (SD j). Peneltan n menggunakan obyek semua badan usaha yang terdaftar d BEI perode 2005 sampa dengan 2007, tdak terbatas pada sektor tertentu. Ruang lngkup obyek peneltan n dbatas hanya pada badan usaha yang secara konssten tepat waktu menyerahkan laporan keuangan pada BEI, sesua dengan salah satu unsur corporate governance, yatu akuntabltas. Peneltan n bertujuan mengetahu pengaruh mekansme corporate governance terhadap knerja keuangan badan usaha yang terdaftar d BEI perode 2005-2007. Prortas peneltan adalah mekansme nternal corporate governance. Oleh karena tu, model peneltan dkembangkan berdasarkan mekansme nternal corporate governance. Selan tu, peneltan n juga bertujuan mengetahu besarnya pengaruh serta arah (postf/ negatf) pengaruh tersebut terhadap knerja keuangan badan usaha. Dengan demkan, dapat dketahu dmens corporate governance yang palng berpengaruh dalam rangka menngkatkan knerja badan usaha. Berdasarkan latar belakang yang telah dkemukakan, rumusan masalah dalam peneltan n, yatu: apakah mekansme corporate governance bak nternal maupun eksternal berpengaruh terhadap knerja keuangan badan usaha-badan usaha yang terdaftar d Bursa Efek Indonesa selama perode 2005-2007? LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Corporate Governance Istlah corporate governance secara luas telah dkenal dalam duna usaha. OECD dalam Sswanto dan Aldrdge (2005:2) mendefnskan corporate governance sebaga suatu sstem pengendalan dan pengawasan pada suatu badan usaha yang memlk tujuan untuk mencapa knerja badan usaha semaksmal mungkn tanpa merugkan stakeholdernya. Setap badan usaha memlk phak-phak yang berkepentngan terhadap badan usaha tersebut, antara lan phak manajer, pemegang saham (yang dwakl oleh dewan komsars), 192

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat karyawan, serta stakeholder lannya, sepert masyarakat, konsumen, pemerntah, pers, dan lan-lan. Corporate governance sebaga varabel ndependen dukur dengan menggunakan mekansme corporate governance. Mekansme corporate governance adalah syarat-syarat pelaksanaan sstem dalam suatu badan usaha d mana berbaga phak yang berkepentngan terhadap badan usaha tersebut dapat memastkan bahwa phak manajer dan phak nternal badan usaha lannya dapat memenuh kepentngan stakeholder (Sanda et al., 2005). Mekansme corporate governance yang bak akan menghaslkan knerja badan usaha yang lebh bak. Mekansme corporate governance terdr dar dmens-dmens corporate governance. Mekansme tersebut terbag menjad mekansme nternal dan mekansme eksternal (Sanda et al., 2005). Yang termasuk dalam mekansme nternal adalah kepemlkan manajeral, ukuran dewan komsars, komsars ndependen, dan konsentras kepemlkan. Utang (leverage) merupakan mekansme eksternal corporate governance. Selan menggunakan mekansme corporate governance, Sanda et al. juga memasukkan varabel kontrol dalam peneltannya, yatu CEO ekspatrat, ukuran badan usaha, dan sektor. Kay (1992) mengatakan bahwa kepemlkan manajeral merupakan kepemlkan sejumlah saham badan usaha oleh phak eksekutf sehngga membuat eksekutf yang melakukan akuss saham badan usaha memlk knerja lebh bak dbandngkan eksekutf yang tdak memlk saham badan usaha. Daves et al. (2002) menyatakan bahwa: Manageral ownershp s equty ownershp by nsde company managers n provdng ncentves to maxmze the value of ther company. Kepemlkan manajeral dukur dengan perbandngan jumlah saham yang dmlk oleh phak manajer terhadap jumlah saham beredar (Sanda et al. 2005). Ukuran dewan komsars merupakan jumlah yang tepat agar dewan komsars dapat bekerja secara efektf dan menjalankan corporate governance dengan bertanggung jawab kepada pemegang saham (Ruvsky, 2005). Jumlah yang tepat berart jumlah yang danggap proporsonal untuk mewakl pemegang saham. Jad, ukuran dewan komsars merupakan jumlah yang danggap proporsonal untuk mewakl pemegang saham badan usaha agar dewan komsars dapat bekerja secara efektf dan menjalankan corporate governance dengan bertanggung jawab kepada pemegang saham. Dewan komsars ndependen menunjukkan keberadaan wakl dar pemegang saham secara ndependen dan juga mewakl kepentngan nvestor. Peraturan Bank Indonesa no.8/ 4/ PBI/ 2006 pasal 4 mengena komsars ndependen: Komsars Independen adalah 193

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat anggota dewan komsars yang tdak memlk hubungan keuangan, kepengurusan, kepemlkan saham dan/ atau hubungan keluarga dengan anggota dewan komsars lannya, dreks dan/ atau pemegang saham pengendal atau hubungan lan yang dapat mempengaruh kemampuannya untuk bertndak ndependen. Komsars ndependen dukur dengan menggunakan propors komsars ndependen yang duduk pada jajaran dewan komsars (Sanda et al., 2005). Sanda et al. (2005) menyatakan bahwa konsentras kepemlkan merupakan propors lembar saham badan usaha yang dmlk oleh pemegang saham terbesar. Menurut Mtton (2002): Ownershp concentraton s cumulatve stock ownershp of shareholder who owns at least 5 percent n the frm. Jad, konsentras kepemlkan merupakan propors lembar saham badan usaha yang dmlk oleh pemegang saham terbesar dengan syarat kepemlkan palng sedkt 5% dar jumlah lembar saham yang beredar. Untuk mengukur konsentras kepemlkan, dgunakan formula jumlah lembar saham badan usaha yang dmlk oleh pemegang saham terbesar dbandngkan dengan jumlah lembar saham yang beredar (Sanda et al., 2005). Utang merupakan sarana pembayaan yang mempunya klam kontraktual atas arus kas dan aset badan usaha, mencptakan penghematan pajak, mempunya umur tertentu, dan memlk klam pertama atas arus kas selama perode operas maupun kebangkrutan (Damodaran, 2001:483). Menurut Jensen dan Mecklng (1976), kebjakan utang dapat berperan sebaga mekansme penjamn bag phak manajer untuk menunjukkan nat baknya kepada pemegang saham. Hal n dkarenakan penggunaan utang menunjukkan bahwa phak manajer berseda untuk menerma rsko kehlangan kendal atas badan usahanya jka gagal bekerja secara efektf (Smart, Meggnson, dan Gtman, 2004:455). Alat ukur utang yang dgunakan dalam peneltan n merujuk pada Sanda et al. (2005), yatu propors utang terhadap ekutas (share captal). Peran phak manajer dalam keberhaslan badan usaha sangat pentng. Pengalaman bekerja dan jwa kewrausahaan mempengaruh knerja suatu badan usaha. Sanda et al. (2005) membandngkan knerja antara CEO asng (ekspatrat) dengan CEO lokal (berasal dar Ngera). Perbedaan negara asal tersebut menyebabkan perbedaan pengetahuan dan keahlan yang dmlk. Ukuran badan usaha dapat dlhat dar aset total badan usaha pada akhr perode fskal. Badan usaha yang memlk aset besar dapat dengan mudah mengakses pasar modal. Dengan adanya kemudahan untuk mengakses pasar modal, berart badan usaha tersebut memlk fleksbltas dan kemampuan mendapatkan dana. Meggnson (1997:375) menyatakan ukuran badan usaha yang besar cenderung membagkan dvden untuk 194

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat menghndar konflk keagenan antara phak manajer dengan pemlk. Dalam peneltannya, Sanda et al. (2005) menggunakan natural log aset total sebaga varabel kontrol. Hal n dmaksudkan menghndar bas karena perbedaan ukuran badan usaha. Sanda et al. (2005) menyatakan bahwa setap sektor memlk rsko bsns yang berbeda. Pengaruh masng-masng sektor terhadap efektvtas corporate governance berbeda. Oleh karena tu, dalam peneltan dlakukan pengukuran terhadap masng-masng sektor terhadap efektvtas corporate governance. Knerja Keuangan Knerja keuangan sebaga varabel dependen dukur dengan menggunakan raso proftabltas dan raso pasar. Raso proftabltas yang dgunakan adalah ROA dan ROE, sedangkan PER dan Tobn Q mewakl raso pasar. ROA (Return on Asset) merupakan sebuah pengukuran mengena efektvtas aset badan usaha yang dgunakan untuk menghaslkan laba (Gtman, 2003:65). Efektvtas terkat dengan kemampuan phak manajer dalam mengelola sumber daya badan usaha. Jad, ROA (Return on Asset) merupakan pengukuran mengena kemampuan phak manajer badan usaha dalam mengelola aset yang dgunakan untuk menghaslkan laba. ROA dapat dperoleh dengan cara membandngkan net proft terhadap total assets. Sedangkan ROE (Return on Equty) adalah raso laba bersh sesudah pajak terhadap modal sendr untuk mengukur tngkat hasl nvestas pemegang saham (Weston dan Copeland, 1987:233). Nla ROE yang semakn tngg mengndkaskan tngkat hasl yang lebh bak kepada pemegang saham atas nvestasnya. Selan tu, nla ROE yang tngg menunjukkan penermaan badan usaha atas nvestas yang sangat bak dan manajemen baya yang efektf (Sabard, 1995:116). ROE dapat dhtung dengan membandngkan net proft terhadap equty value. PER (Prce per Earnng Rato) merupakan sebuah raso antara share prce dbandngkan earnng per share (Mon, Abdul, 2003:175). Sementara laba perlembar saham adalah net ncome dbag number shares outstandng. Sedangkan Tobn's Q s defned as the rato of market value of debt and equty of the frm to the replacement cost of the frm (Nor et al., 1999). Dar pernyataan tersebut, dapat djelaskan bahwa Tobns Q merupakan raso nla pasar utang dan ekutas badan usaha terhadap baya penggantan badan usaha tersebut. Menurut Sanda et al. (2005) merujuk pada peneltan Demrguc-Kunt (1992), dalam perhtungan Tobn s Q, dgunakan book value of total assets sebaga proks replacement cost karena nformas replacement cost sult dakses. Selan tu, pendekatan kaptalsas pasar pada akhr tahun dgunakan untuk modfkas Tobns Q. Tobns Q dapat dperoleh dar year 195

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat end market captalzaton dbag book value of total assets. Sedangkan year end market captalzaton dperoleh dengan mengalkan number shares outstandng dengan share prce. Pengaruh Kepemlkan Manajeral terhadap Knerja Keuangan Gudono (2000) menelt mengena dampak kepemlkan saham oleh phak manajer terhadap prestas badan usaha dbandngkan dengan kontrak kompensas. Hasl peneltan menunjukkan kepemlkan saham oleh phak manajer memlk pengaruh sgnfkan postf terhadap knerja keuangan (kombnas dar ROA, ROE, PER). Phak manajer yang memlk saham badan usaha cenderung melakukan strateg untuk menngkatkan knerja badan usaha dalam jangka panjang. Contoh strateg yang dambl adalah ntegras terhadap badan usaha lan dengan mempertmbangkan penngkatan penjualan jangka panjang. Mehran (1994) mengungkapkan hasl peneltan senada dengan menyatakan bahwa terdapat pengaruh sgnfkan postf antara persentase saham yang dmlk phak manajer dengan knerja keuangan badan usaha. Insentf berupa saham yang dberkan kepada phak manajer memacu mereka untuk bekerja lebh keras dan cerdas dalam menngkatkan nla badan usaha, yang juga merupakan mlk phak manajer. Sanda et al. (2005) menelt adanya efek nonlnear kepemlkan manajeral terhadap knerja keuangan badan usaha. Pada ttk tertentu, hubungan tersebut menjad berlawanan dengan konds awal. Oleh karena tu, dgunakan persamaan kuadrat kepemlkan manajemen untuk menelt efek nonlnearnya. Short dan Keasey (1999) dalam Nur (2007) menyatakan hal senada dengan Sanda et al. (2005), yatu terdapat hubungan nonlnear antara kepemlkan manajeral dengan nla badan usaha d Inggrs. Hubungan lnear tersebut juga dtunjukkan terhadap knerja badan usaha. Pengaruh Ukuran Dewan Komsars terhadap Knerja Keuangan Yang et al. (2006) menelt pengaruh jumlah dewan komsars terhadap knerja keuangan badan usaha. Hasl peneltan tersebut adalah ukuran dewan komsars berpengaruh negatf terhadap knerja badan usaha. Hal n mendukung hasl peneltan Sanda et al. (2005). Jumlah dewan komsars yang terlalu besar menyebabkan lambatnya proses pengamblan keputusan. Hal n dsebabkan keputusan yang dambl harus ddskuskan terlebh dahulu dan dambl kesepakatan dar semua dewan komsars. Selan tu, keputusan tdak bersfat dnams, karena untuk mengubah suatu keputusan yang telah dambl, membutuhkan waktu lebh lama untuk berundng dan memperoleh kesepakatan bersama. Dengan demkan, 196

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat efektvtas pengamblan keputusan menjad berkurang dan mengakbatkan penurunan knerja badan usaha. Keputusan yang dmaksud adalah keputusan non-manageral. Keputusan yang menjad wewenang dewan komsars adalah keputusan mengena hal-hal yang dtetapkan dalam anggaran dasar atau peraturan perundangan. Pengamblan keputusan tersebut dlakukan dalam fungs dewan komsars sebaga pengawas, sehngga keputusan yang menyangkut kegatan operasonal tetap menjad tanggung jawab phak manajer. Kewenangan yang ada pada dewan komsars tetap dlakukan dalam fungsnya sebaga pengawas dan penasehat. Contoh keputusan yang dambl oleh dewan komsars adalah mengenakan sanks kepada anggota manajemen, membentuk komte guna kelancaran knerja badan usaha. Sanda et al. (2005) menelt adanya efek nonlnear jumlah dewan komsars terhadap knerja keuangan badan usaha. Pada ttk tertentu, hubungan tersebut menjad berlawanan dengan konds awal. Oleh karena tu, dgunakan persamaan kuadrat jumlah dewan komsars untuk menelt efek nonlnearnya. Pengaruh Komsars Independen terhadap Knerja Keuangan Mehran (1994) mengemukakan bahwa propors komsars ndependen berpengaruh postf terhadap knerja badan usaha (terutama terhadap ROA dan Tobns Q). There s a growng body of evdence that outsde drectors are more ndependent of top management and thus better represent the nterest of shareholders than do nsde drectors. Dengan adanya komsars ndependen, maka kepentngan pemegang saham, bak mayortas dan mnortas tdak dabakan, karena komsars ndependen lebh berskap netral terhadap keputusan yang dbuat oleh phak manajer. Rosensten dan Wyatt (1990) dalam Mehran (1994) menyatakan bahwa penunjukkan komsars ndependen berpengaruh postf terhadap harga saham secara rata-rata. Dengan kata lan akan menngkatkan nla PER (Prce per Earnng Rato). Kenakan harga saham tersebut mengndkaskan kepercayaan nvestor terhadap komsars ndependen, yang danggap lebh tdak memhak dalam menjalankan fungsnya sebaga wakl pemegang saham. Fama dan Jensen (1983) dalam Nur (2007) menyatakan bahwa komsars ndependen akan lebh efektf dalam memontor phak manajer. Pemontoran oleh komsars ndependen atau eksternal dnla mampu memecahkan masalah keagenan. Selan tu, komsars ndependen dapat memberkan kontrbus terhadap nla badan usaha. Komsars ndependen dapat memberkan kontrbus terhadap nla badan usaha melalu aktvtas evaluas dan keputusan stratejk. Informas yang dberkan tersebut dharapkan mampu menjad panduan bag phak 197

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat manajer dalam menjalankan badan usaha. Dengan demkan, potens msmanagement yang berakbat pada kesultan keuangan dapat dmnmumkan. Berkurangnya msmanagement menyebabkan penngkatan knerja badan usaha, karena efektvtas dan efsens pengelolaan akan tercapa. Pengaruh Konsentras Kepemlkan terhadap Knerja Keuangan Chantrataragul (2007) menelt mengena konsentras kepemlkan dalam hubungannya dengan knerja keuangan badan usaha d Thaland. Hasl peneltan adalah semakn tngg konsentras kepemlkan, maka akan menghaslkan knerja keuangan yang lebh bak (terutama dalam hal Tobn s Q). Jka pemontoran phak manajer dlakukan oleh pemegang saham yang memlk kepemlkan saham tersebar (persentase kepemlkan kecl), maka tekanan untuk mengawas phak manajer rendah. Sebaga akbatnya, phak manajer dapat bertndak sesua dengan kepentngannya sendr. Jka kepemlkan saham terkonsentras, maka pengawasan terhadap phak manajer akan lebh ketat. Selan tu, dengan adanya konsentras kepemlkan pada tngkat tngg, maka keragaman kepentngan pemegang saham berkurang, sehngga kemungknan terbentuknya kerja sama antara phak manajer dan pemegang saham untuk menngkatkan nla badan usaha semakn tngg. Dengan demkan, konsentras kepemlkan berpengaruh postf terhadap knerja keuangan badan usaha. Sanda et al. (2005) melakukan peneltan terhadap adanya efek nonlnear konsentras kepemlkan terhadap knerja keuangan badan usaha. Pada ttk tertentu, hubungan tersebut menjad berlawanan dengan konds awal. Oleh karena tu, dgunakan persamaan kuadrat konsentras kepemlkan untuk menelt efek nonlnearnya. Pengaruh Utang terhadap Knerja Keuangan Tandelln dan Wlberforce (2000) menelt mengena kepemlkan manajeral, kebjakan dvden dan kebjakan utang dalam hubungannya dengan knerja keuangan badan usaha. Hasl peneltan menunjukkan bahwa utang berpengaruh negatf terhadap knerja keuangan badan usaha, terutama dalam hal proftabltas. Sanda et al. (2005) menyatakan bahwa pengaruh negatf utang terhadap knerja keuangan badan usaha dsebabkan oleh kemungknan konflk kepentngan antara phak debtholder (yang basanya memlk perwaklan dalam dewan komsars) dengan pemegang saham. Debtholder mengngnkan badan usaha memlk stabltas agar dapat membayar utang, sehngga debtholder tdak menghendak adanya strateg badan usaha yang mengancam kemampuan badan usaha 198

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat untuk membayar utang. Dengan kata lan, debtholder mengngnkan badan usaha tdak menngkatkan rsko gagal bayar. D phak lan, pemegang saham bertujuan memaksmumkan kemakmurannya, sehngga pemegang saham mengngnkan badan usaha melakukan strateg yang dapat menakkan harga saham. Perbedaan kepentngan antara debtholder dan pemegang saham n merupakan bentuk lan dar konflk keagenan, selan konflk kepentngan antara pemegang saham dengan phak manajer badan usaha. Secara teorts, konflk keagenan antara pemegang saham dan phak manajer dapat dkurang dengan menghadrkan phak ketga, yatu debtholder (Jensen dan Mecklng, 1976). Namun, karena kehadran phak ketga tersebut, muncul konflk keagenan dalam bentuk lan. Artnya, keputusan terhadap pendanaan dengan utang memlk rsko tersendr. Utang merupakan mekansme eksternal corporate governance. Mekansme eksternal corporate governance n memlk pengaruh negatf terhadap knerja keuangan badan usaha karena memunculkan konflk keagenan yang lan. Jad, utang berpengaruh negatf terhadap knerja keuangan badan usaha. Pengaruh CEO Ekspatrat terhadap Knerja Keuangan Hasl peneltan Sanda et al. (2005) mengena pengaruh CEO ekpatrat dan lokal terhadap knerja badan usaha adalah badan usaha yang dkelola oleh CEO ekspatrat cenderung menghaslkan knerja keuangan yang lebh bak darpada badan usaha yang memlk CEO lokal saja. CEO ekspatrat berpengaruh sgnfkan postf terhadap ROA dan ROE. CEO ekspatrat, terutama yang berasal dar negara yang lebh maju dar Ngera, cenderung membawa teknk manajemen yang lebh modern dan memlk pengetahuan dan keahlan nternasonal yang lebh bak. Jka CEO ekspatrat yang berasal dar negara yang memlk pengetahuan dan teknolog lebh bak, maka badan usaha akan mengharapkan terjadnya technology spllover atau knowledge spllover. Dengan adanya transfer pengetahuan dan teknolog dar negara yang lebh maju melalu CEO ekspatrat, maka efektvtas dan efsens pengelolaan badan usaha dapat dtngkatkan. Hal n secara langsung berdampak pada knerja keuangan badan usaha. Hpotess Berdasarkan fakta, permasalahan, dan telaah teorts yang telah drumuskan sebelumya, maka dapat dbuat dugaan sementara (hpotess) yang harus duj kebenarannya. Hpotess yang telah drumuskan adalah sebaga berkut: Dduga mekansme corporate governance 199

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat bak nternal maupun eksternal berpengaruh terhadap knerja keuangan badan usahabadan usaha yang terdaftar d Bursa Efek Indonesa selama perode 2005-2007. METODE PENELITIAN Populas peneltan n adalah semua badan usaha yang terdaftar d BEI badan usaha yang konssten mempublkaskan laporan keuangan yang telah daudt atau menyerahkan laporan keuangan yang telah daudt kepada BEI dengan tepat waktu perode 2005-2007. Dar screenng yang telah dlakukan dperoleh 112 badan usaha yang secara konssten tepat waktu menyampakan laporan keuangan perode 2005-2007. Penarkan sampel dlakukan dengan teknk smple random samplng menggunakan pendekatan Yamane (1973) dalam Ferdnand (2006) dengan rumus n = N/(1+Nd 2 ), dmana n adalah jumlah sampel, N adalah ukuran populas, dan d adalah press yang dtetapkan atau persentase kelonggaran ketdakteltan karena kesalahan pengamblan sampel yang mash dapat dtolerans atau dngnkan. Dengan menggunakan d = 10%, maka dperoleh sampel sebanyak 53 badan usaha. Data laporan keuangan yang telah daudt dperoleh dar stus BEI (www.dx.co.d), Indonesan Captal Market Drectory (ICMD), dan stus resm masng-masng badan usaha. Data harga saham dperoleh melalu stus http://fnance.yahoo.com. Sedangkan data status kewarganegaraan CEO ddapatkan melalu annual report masng-masng badan usaha dan stus-stus meda massa. Varabel dan Defns Operasonal Varabel sepert terlhat pada Tabel 2 berkut: Tabel 2 Varabel, Defns, dan Pengukurannya Varabel Defns Pengukuran MANAGERSHARE Kepemlkan manajeral propors kepemlkan saham oleh phak manajer terhadap jumlah lembar saham yang beredar BOARDSIZE Ukuran dewan komsars jumlah orang yang duduk sebaga dewan komsars OUTSIDE CONCENT Komsars ndependen Komsars ndependen propors anggota dewan komsars yang dplh karena keahlan atau pengetahuan yang dmlk terhadap jumlah dewan komsars propors anggota dewan komsars yang dplh karena keahlan atau pengetahuan yang dmlk terhadap jumlah dewan komsars DEBT Utang perbandngan utang total terhadap ekutas total CEOFOREIGN CEO ekspatrat atau lokal dgunakan varabel dummy, yatu 1 untuk CEO ekspatrat dan 0 untuk CEO lokal FIRMSIZE Ukuran badan Ukuran badan usaha dalam peneltan n 200

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat usaha menggunakan natural log (Ln) aset total SD j Sectoral Dummes Semblan (9) varabel dummy yang mewakl taptap sektor MANAGERSHAREQ Bentuk kuadrat Kuadrat dar kepemlkan manajeral BOARDSIZEQ Bentuk kuadrat Kuadrat dar ukuran dewan komsars CONCENTQ Bentuk kuadrat Komsars ndependen ROA Return on Asset perbandngan net proft dengan total assets ROE Return on Equty raso laba bersh sesudah pajak terhadap modal sendr PER Prce Earnng Rato raso antara harga saham perlembar dengan laba perlembar saham Tobns Q Modfed Tobns Q nla kaptalsas saham pada akhr tahun (year end market captalzaton) terhadap nla buku aset total (book value of total assets) Model yang dgunakan dalam peneltan adalah regres berganda. Levne et al. (2006:577) merumuskan model regres berganda dengan k varabel ndependen: Y = β + β X + β X + β X +... + β X + µ 0 1 1 2 2 3 3 k k Peneltan n merupakan replkas dar peneltan Sanda et al. (2005). Ada tujuh model yang dkembangkan oleh Sanda et al. dan masng-masng terbag atas 4 persamaan, karena ada 4 varabel dependen, yatu ROA, ROE, PER, dan TOBINS Q. Model 1 merupakan model nduk yang menggunakan varabel ndependen kepemlkan manajeral (MANAGERSHARE), ukuran dewan komsars (BOARDSIZE), komsars ndependen (OUTSIDE), dan konsentras kepemlkan (CONCENT). ROA = β + β 4 ROE = β + β 4 PER = β + β 4 0 + β 1 CONCENT 0 β 1 CONCENT 0 + + β 1 CONCENT MANAGERSHARE + β 2 BOARDSIZE + β 3 OUTSIDE + µ...(1.1) MANAGERSHARE + β 2 BOARDSIZE β 3 OUTSIDE + µ...(1.2) MANAGERSHARE + β 2 BOARDSIZE + β 3 OUTSIDE + µ...(1.3) + TOBINS' Q = β + β 4 CONCENT 0 + + β 1 2 µ...(1.4) MANAGERSHARE + β BOARDSIZE + β 3 OUTSIDE Model regres 1 merupakan model regres yang akan dkena uj normaltas dan uj asums klask. Uj normaltas menggunakan One Sample Kolmogorov Smrnov. Uj autokorelas, multkolneartas, dan heteroskedaststas menggunakan uj Glejser. Jka data tdak lolos uj normaltas dan asums klask, maka dlakukan transformas data. Transformas data dapat 201

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat dlakukan antara lan dengan menggunakan logartma, logartma natural, atau bentuk turunan pertama. Model 2 hngga 7 dalam peneltan Sanda et al. merupakan pengembangan dar model 1 dengan menambahkan secara bertahap varabel ndependen kuadratk kepemlkan manajeral (MANAGERSHAREQ), kuadratk ukuran dewan komsars (BOARDSIZEQ), kuadratk konsentras kepemlkan (CONCENTQ), CEO ekspatrat (CEOFOERIGN) sebaga varabel kontrol, utang (DEBT), ukuran badan usaha (FIRMSIZE) sebaga varabel kontrol, dan sectoral dummy (D j) terdr dar 9 sektor juga sebaga varabel kontrol. Peneltan n hanya berfokus pada model 7 yang merupakan model terakhr dalam peneltan Sanda et al. dengan perluasan varabel ndependen yang palng lengkap melput varabel kuadratk untuk mendeteks pengaruh nonlnear dan varabel kontrol. ROA = ω 0 1 MANAGERSHARE MANAGERSHARESQ BOARDSIZE 2 4 BOARDSIZESQ 5OUTSIDE 6CONCENT 7CONCENTSQ 8CEOFOREIGN 9 FIRMSIZE 10 DEBT + θ j D j + µ...(7.1) ROE = ω 0 1 MANAGERSHARE MANAGERSHARESQ BOARDSIZE 2 4 BOARDSIZESQ 5OUTSIDE 6CONCENT 7CONCENTSQ 8CEOFOREIGN 9 FIRMSIZE 10 DEBT + θ j D j + µ...(7.2) PER = ω 0 1 MANAGERSHARE MANAGERSHARESQ BOARDSIZE 2 4 BOARDSIZESQ 5OUTSIDE 6CONCENT 7CONCENTSQ 8CEOFOREIGN 9 FIRMSIZE 10 DEBT + θ j D j + µ...(7.3) TOBINS' Q = ω 0 1 MANAGERSHARE MANAGERSHARESQ BOARDSIZE 4 BOARDSIZESQ 5OUTSIDE 6CONCENT 7CONCENTSQ 8CEOFOREIGN 9 FIRMSIZE 10 DEBT + θ j D j + µ...(7.4) 2 3 3 3 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasl pengolahan statstk deskrptf berupa nla rata-rata (mean), standar devas, varans, nla maksmum dan nla mnmum dtamplkan pada tabel 3. Tabel 3 Data Deskrptf Varabel Peneltan pada Badan Usaha-Badan Usaha Yang Terdaftar D BEI Perode 2005-2007 N Mnmum Maxmum Mean Std. Devaton ROA 159-3,3908 0,6927 0,0313 0,2941 ROE 159-3,6593 4,4231 0,1098 0,4898 PER 159-73,0894 436,5075 21,9502 58,1032 202

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat Tobns Q 159 0,0079 3,5585 1,1302 2,9691 MANAGERSHARE 159 0,0000 0,5100 0,0107 0,0687 BOARDSIZE 159 2 12 4,82 1,964 OUTSIDE 159 0,0000 0,7143 0,3484 0,1542 CONCENT 159 0,1081 0,9795 0,5497 0,2128 CEOFOREIGN 159 0 1 0,33 0,473 DEBT 159-2,4125 20,2542 2,4249 3,6926 Vald N (lstwse) 159 Sumber: Stus resm badan usaha yang bersangkutan, stus BEI, dan http://fnance.yahoo.com/ (data dolah) Hasl uj normaltas menunjukkan bahwa hampr seluruh varabel memlk tngkat sgnfkans kurang dar 5%, yang berart data tdak berdstrbus normal. Namun, karena jumlah observas cukup besar, yatu 159, maka data danggap berdstrbus normal. Hal n sesua dengan pernyataan Gujarat (1995: 103) bahwa apabla ada sejumlah besar varabel ndependen dan secara dentk berdstrbus acak, maka dengan sedkt pengecualan data tersebut cenderung berdstrbus normal. Pengolahan data dmula dar varabel-varabel yang menyangkut mekansme nternal badan usaha. Varabel(sekalgus menjad dmens corporate governance) tersebut adalah kepemlkan manajeral, ukuran dewan komsars, komsars ndepeden dan konsentras kepemlkan. Varabel dependen adalah ROA, ROE, PER dan Tobns Q. Model 1 merupakan model regres nduk. Kemudan, model 1 n dperluas menjad model 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Tabel 4 Hasl Regres Model 7 Varabel dependen ROA ROE PER TOBINS Q MANAGERSHARE 1,371 (0,848) -3,961 (0,750) -140,771 (0,927) -68,821 (0,376) MANAGERSHAREQ -2,013 (0,887) 8,953 (0,716) 185,971 (0,951) 134,723 (0,380) BOARDSIZE 0,039 (0,489) 0,103 (0,300) -17,210 (0,161) 0,610 (0,323) BOARDSIZEQ -0,004 (0,441) -0,009 (0,300) 0,797 (0,447) -0,033 (0,533) OUTSIDE -0,189 (0,247) -0,280 (0,324) 52,371 (0,137) 0,293 (0,868) CONCENT 0,138 (0,795) -0,744 (0,418) 10,062 (0,929) 2,305 (0,687) CONCENTQ -0,028 (0,954) 0,760 (0,358) -22,460 (0,826) -2,241 (0,664) CEOFOREIGN -0,113 (0,047) ** -0,210 (0,033) ** 14,642 (0,229) 1,015 (0,099) * DEBT -0,018 (0,028) ** -0,021 (0,138) -0,883 (0,612) 0,005 (0,954) FIRMSIZE 0,072 0,093 5,154-0,425 203

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat (0,000) *** (0,001) *** (0,115) (0,010) *** Agrculture 0,028 (0,820) -0,068 (0,751) 3,348 (0,900) -0,040 (0,976) BascInd 0,052 (0,569) 0,281 (0,077) * 41,854 (0,034) ** -0,144 (0,884) Consumer 0,166 (0,137) 0,246 (0,202) 0,875 (0,971) 1,118 (0,353) Infrastructure -0,131 (0,187) -0,138 (0,424) 38,171 (0,075) 1,344 (0,212) Mnng 0,000 (0,998) 0,008 (0,964) -4,788 (0,823) 1,852 (0,087) * MscInd 0,028 (0,834) 0,095 (0,681) -9,131 (0,749) -0,448 (0,756) Property 0,002 (0,979) -0,013 (0,935) 11,964 (0,538) -0,159 (0,871) Trade -0,052 (0,477) -0,026 (0,836) 2,040 (0,896) 0,977 (0,215) R 2 0,258 0,193 0,121 0,145 F 0,001 *** 0,023 ** 0,390 0,183 (*) sgnfkan 10%, (**) sgnfkan 5%, (***) sgnfkan 1% Model 7 merupakan perluasan dar model 1 hngga 6, dengan penambahan utang sebaga leverage badan usaha. Dalam peneltan n, utang tdak dmasukkan ke dalam mekansme nternal badan usaha melankan sebaga mekansme eksternal, karena terkat dengan phak d luar badan usaha. Hasl yang dperoleh, model regres dengan varabel dependen ROA dan ROE yang sgnfkan. Pembahasan hasl peneltan dlakukan pada model 7, karena model 7 terdr dar varabel ndependen palng lengkap, yatu 5 dmens corporate governance yang terdr dar mekansme nternal dan mekansme eksternal beserta varabel kuadratk (kepemlkan manajeral, kepemlkan manajeral kuadrat, ukuran dewan komsars, ukuran dewan komsars kuadrat, komsars ndependen, konsentras kepemlkan, konsentras kepemlkan kuadrat dan utang), dummy varable CEO ekspatrat, control varable aset total, dan sectoral dummes. Kepemlkan manajeral berpengaruh negatf terhadap semua varabel dependen, kecual terhadap ROA yang berpengaruh postf. Hasl uj secara parsal (uj t) tdak menunjukkan pengaruh sgnfkan kepemlkan manajeral. Hal n tdak mendukung hasl peneltan Gudono (2000) dan Mehran (1994), yatu kepemlkan saham oleh phak manajer memlk pengaruh sgnfkan postf terhadap knerja keuangan. Dalam hubungannya dengan efek nonlnear, kepemlkan manajeral kuadrat memlk pengaruh sebalknya, yatu postf tdak sgnfkan terhadap ROE, PER dan Tobns Q. Jka dgambarkan dengan kurva nonlnear, kepemlkan manajeral tersebut berbentuk U. Pada awalnya, penngkatan kepemlkan manajeral akan 204

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat berpengaruh negatf pada knerja keuangan badan usaha karena phak manajer yang hanya memlk persentase saham dalam jumlah kecl (mnortas) akan membuat pemegang saham lan akan berusaha mengawas dan mempengaruh pengamblan keputusan oleh manajer. Dengan demkan, proses keputusan yang dambl tdak fleksbel dan lebh lambat. Hal n mungkn terjad mengngat terdapat sfat paternalstk d Indonesa, d mana pemegang saham mayortas mash ngn kut serta dalam pengamblan keputusan manajeral. Trend n berubah pada ttk tertentu, yatu menjad postf. Persentase saham yang dmlk phak manajer menngkat, sehngga phak manajer tdak menjad pemegang saham mnortas. Phak manajer lebh memlk kekuasaan mengambl keputusan darpada sebelumnya sehngga proses pengamblan keputusan lebh cepat dan fleksbel. Hal n berdampak postf terhadap knerja keuangan badan usaha. Hasl peneltan bahwa kepemlkan manajeral kuadrat berpengaruh postf tdak sgnfkan terhadap ROE, PER dan Tobns Q kurang mendukung Gudono (2000) dan Mehran (1994). Kedua penelt tersebut menyatakan bahwa kepemlkan manajeral berpengaruh sgnfkan postf terhadap knerja keuangan badan usaha. Insentf berupa saham yang dberkan kepada phak manajer memacu phak manajer untuk bekerja lebh keras dan cerdas dalam menngkatkan nla badan usaha, yang juga merupakan mlk phak manajer. Efek nonlnear kepemlkan manajeral terhadap ROA adalah kepemlkan manajeral berpengaruh postf pada konds awal, kemudan pada ttk tertentu pengaruh tersebut berubah menjad negatf. Penjelasan untuk hal tersebut berkatan dengan manageral entrenchment theory. Jong dan Veld (2000) mengemukakan bahwa pada umumnya, besarnya kompensas yang dberkan kepada phak manajer tergantung oleh besarnya aset badan usaha yang dkelola serta efektvtas phak manajer dalam mengelola aset tersebut. Ketka phak manajer memlk sedkt saham, maka phak manajer gat dalam mengelola aset badan usaha, dem mendapatkan kompensas. Kompensas yang dperoleh dapat berupa kepemlkan (saham) atau ops. Hal n memacu phak manajer untuk menngkatkan nla ROA. Namun, ketka kepemlkan oleh phak manajer semakn tngg, maka phak manajer ngn mempertahankan kekayaan badan usaha (yang juga merupakan mlk phak manajer). Phak manajer tdak beran mengambl proyek-proyek yang memlk rsko tngg, karena phak manajer mengganggap hal tersebut dapat menngkatkan rsko kehlangan kekayaan yang dmlknya. Proyek yang memlk rsko rendah menjad plhan phak manajer sehngga tngkat hasl atas proyek yang dambl juga rendah. Hal n dapat membawa pengaruh negatf terhadap nla ROA. 205

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat Efek nonlnear kepemlkan manajeral terhadap ROE, PER dan Tobns Q mendukung hasl peneltan Sanda et al. (2005), yatu kepemlkan manajeral berpengaruh negatf terhadap knerja keuangan pada awalnya, kemudan setelah melewat ttk tertentu akan berpengaruh postf. Adanya efek nonlnear kepemlkan manajeral terhadap knerja keuangan n mendukung hasl peneltan Short dan Keasey (1999) dalam Nur (2007) dan Sanda et al. (2005), yatu terdapat hubungan nonlnear antara kepemlkan manajeral dengan nla badan usaha. Efek nonlnear ukuran dewan komsars dmlk oleh model regres dengan semua varabel dependen. Ukuran dewan komsars berpengaruh postf terhadap ROA, ROE, dan Tobns Q pada mulanya, kemudan memlk pengaruh berlawanan setelah melewat ttk tertentu. Dalam konteks nonlnear, ukuran dewan komsars (ukuran dewan komsars kuadrat) memlk pengaruh berlawanan dengan konds semula, yatu negatf tdak sgnfkan terhadap ROA, ROE, dan Tobns Q. Ukuran komsars optmal merupakan ttk maksmal jumlah komsars agar knerja keuangan menngkat. Dalam peneltan Sanda et al. (2005), jumlah optmal adalah 10. Melewat ttk tersebut, berart badan usaha telah mempekerjakan terlalu banyak komsars sehngga knerja keuangan menurun. Ketka ukuran dewan komsars d bawah ttk optmal, penngkatan jumlah dewan komsars hngga ttk tersebut akan menngkatkan knerja keuangan badan usaha. Komsars dtunjuk untuk mewakl pemegang saham mengawas operasonal badan usaha. Penngkatan jumlah komsars (hngga d bawah ttk optmal) menyebabkan adanya pengawasan lebh ketat terhadap phak manajer, sehngga phak manajer lebh gat dalam menngkatkan performa badan usaha dan kemungknan tmbul penyelewengan terhadap sumber daya badan usaha rendah. Namun, setelah melewat ttk optmal, jumlah komsars terlalu banyak. Akbatnya, proses pengamblan keputusan berjalan lebh lamban karena harus memnta pendapat semua komsars. Keputusan menjad tdak fleksbel. Karena ketdakefektfan pengamblan keputusan, maka peluang-peluang bsns yang ada tdak dmanfaatkan dengan maksmal. Secara langsung, hal n berdampak pada penurunan knerja badan usaha. Ukuran dewan komsars berpengaruh negatf (setelah melewat ttk tertentu) terhadap knerja keuangan badan usaha (ROA, ROE, dan Tobns Q) mendukung hasl peneltan Yang et al. (2006). Ukuran dewan komsars berpengaruh negatf terhadap PER, kemudan pada ttk tertentu berpengaruh postf. Hal n mengndkaskan tngkat kepercayaan nvestor yang rendah jka jumlah komsars bertambah hngga mencapa ttk tertentu. Harga saham dapat mencermnkan tngkat kepercayaan nvestor terhadap ukuran dewan komsars. Ketka jumlah anggota dewan komsars dtambah, dan komsars baru tersebut danggap kurang kompeten atau semakn mengabakan kepentngan pemegang saham mnortas, maka 206

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat nvestor dan pemegang saham mnortas akan memandang ss buruk dar penambahan komsars tersebut. Efek nonlnear berupa pengaruh postf terhadap PER mengndkaskan bahwa jka terlalu banyak anggota dewan komsars non ndependen, maka pengangkatan komsars berkutnya adalah komsars ndependen. Sesua dengan pedoman GCG (2006) bahwa komsars ndependen dperlukan untuk menjamn mekansme pengawasan berjalan secara efektf sesua peraturan perundang-undangan. Investor memandang bak terhadap komsars ndependen. Dengan demkan harga pasar saham menngkat, dkut penngkatan nla PER. Komsars ndependen berpengaruh negatf tdak sgnfkan terhadap ROA dan ROE serta berpengaruh postf tdak sgnfkan terhadap PER dan Tobns Q. Dalam hal ROA dan ROE, hasl peneltan n mendukung Sanda et al. (2005) yang menyatakan bahwa komsars ndependen tdak memberkan kontrbus yang postf bag knerja keuangan badan usaha. Sebalknya, komsars ndependen berpengaruh postf tdak sgnfkan terhadap PER dan Tobns Q. Investor menganggap komsars ndependen lebh berskap netral terhadap kebjakan phak manajer dan lebh memperjuangkan kepentngan pemegang saham mnortas. Oleh karena tu, tngkat kepercayaan nvestor menngkat dengan adanya komsars ndependen, sehngga harga saham menngkat dan secara langsung menngkatkan nla PER dan Tobns Q. Rosensten dan Wyatt (1990) dalam Mehran (1994) menyatakan bahwa penunjukkan komsars ndependen berpengaruh postf terhadap harga saham secara rata-rata. Dengan kata lan akan menngkatkan nla PER (Prce per Earnng Rato). Kenakan harga saham tersebut mengndkaskan kepercayaan nvestor terhadap komsars ndependen, yang danggap lebh tdak memhak dalam menjalankan fungsnya sebaga wakl pemegang saham. Fama dan Jensen (1983) dalam Nur (2007) menyatakan bahwa komsars ndependen akan lebh efektf dalam memontor phak manajer. Pemontoran oleh komsars ndependen atau eksternal dnla mampu memecahkan masalah keagenan. Selan tu, komsars ndependen dapat memberkan kontrbus terhadap nla badan usaha. Komsars ndependen dapat memberkan kontrbus terhadap nla badan usaha melalu aktvtas evaluas dan keputusan stratejk. Informas yang dberkan tersebut dharapkan mampu menjad panduan bag phak manajer dalam menjalankan badan usaha. Dengan demkan, potens msmanagement yang berakbat pada kesultan keuangan dapat dmnmumkan. Berkurangnya msmanagement menyebabkan penngkatan knerja badan usaha, karena efektvtas dan efsens pengelolaan akan tercapa. Dengan demkan, penambahan komsars ndependen danggap sebaga hal postf oleh nvestor, sehngga dapat menngkatkan harga saham. 207

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat Konsentras kepemlkan memlk efek nonlnear terhadap knerja keuangan badan usaha. Hasl model regres 7 menunjukkan bahwa konsentras kepemlkan memlk efek nonlnear terhadap ROA, ROE, PER dan Tobns Q. Terkat dengan raso proftabltas, yatu ROE, konsentras kepemlkan berpengaruh negatf pada ttk awal, namun pengaruh tersebut berubah menjad postf setelah melewat ttk tertentu. Ketka konsentras kepemlkan mash relatf kecl, maka masng-masng pemegang saham merasa memlk tngkat kekuasaan yang sama kuat dalam mempengaruh pengamblan keputusan melalu dewan komsars. Karena setap pemegang saham memlk pendapat yang berbeda, maka kesatuan pendapat akan sult dcapa. Masng-masng pemegang saham menghendak phak manajer bertndak sesua dengan kengnan masng-masng pemegang saham. Dengan demkan, ketdakefsenan pengamblan keputusan (terutama yang dapat mempengaruh knerja phak manajer) akan terjad. Namun, pada ttk tertentu, yatu ketka konsentras kepemlkan semakn tngg, pemegang saham yang dapat dkatakan sebaga pemegang saham mayortas tersebut telah memlk kekuasaan yang lebh mutlak dalam mempengaruh pengamblan keputusan melalu dewan komsars. Kerja sama dengan phak manajer akan lebh mudah tercapa karena tujuan yang ngn dcapa tdak beragam, sepert ketka konsentras kepemlkan rendah. Pengamblan keputusan oleh phak manajer akan lebh terarah dan dapat lebh efsen dalam menngkatan ROE. Dengan konsentras kepemlkan yang tngg, Drobetz et al. (2004) menyatakan bahwa terjad penngkatan hak atas alran kas dar pemegang saham terbesar, maka akan menmbulkan dampak postf pada nla saham yang dmlk (pemegang saham terbesar). Dengan demkan, para pemegang saham tersebut akan memlk nsentf dalam menngkatkan kualtas corporate governance badan usaha yang bersangkutan. Konsentras kepemlkan berpengaruh postf terhadap market rato, yatu PER dan Tobns Q, namun setelah melewat ttk tertentu, pengaruh tersebut berubah menjad negatf. Analss untuk hal n adalah nvestor (calon nvestor) yang akan menanamkan modalnya dalam suatu badan usaha akan melhat struktur kepemlkan dalam badan usaha tersebut. Sebuah badan usaha yang memlk konsentras kepemlkan rendah menjad lebh menark bag nvestor, karena pengaruh pemegang saham mayortas tdak mutlak. Dalam dr nvestor, terdapat kengnan untuk kut serta dalam pengamblan keputusan badan usaha. Semakn menyebarnya konsentras kepemlkan, maka hak penyampaan pendapat pemegang saham (nvestor) hampr sama. Dengan demkan, bak nvestor yang ngn memlk sebagan kecl saham atau pemegang saham mnortas tetap memlk kesempatan mempengaruh pengamblan keputusan dalam badan usaha melalu dewan komsars. Karena alasan 208

Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat tersebut, harga saham semakn tngg, yang berdampak pada kenakan nla PER dan Tobns Q. Semakn tngg konsentras kepemlkan akan menmbulkan adanya kekuasaan pemegang saham mayortas. Investor memandang hal n sebaga sesuatu yang buruk. Dengan adanya pemegang saham mayortas (dengan persentase kepemlkan saham tngg), maka pemegang saham mnortas tdak memlk andl yang juga mnortas dalam badan usaha. Segala keputusan melalu dewan komsars dtentukan oleh pemegang saham mayortas. Pandangan nvestor mengena hal tersebut tercermn dar rendahnya harga saham badan usaha, yang berdampak terhadap menurunnya nla PER dan Tobns Q. Hasl peneltan tersebut tdak mendukung Chantrataragul (2007) menelt mengena konsentras kepemlkan dalam hubungannya dengan knerja keuangan badan usaha d Thaland dan menemukan hasl peneltan semakn tngg konsentras kepemlkan, maka akan menghaslkan knerja keuangan yang lebh bak (terutama dalam hal Tobn s Q). Hasl peneltan pengaruh non lnear konsentras kepemlkan terhadap market rato (PER dan Tobns Q) mendukung hasl peneltan Sanda et al. (2005), yatu konsentras kepemlkan berpengaruh postf terhadap PER dan Tobns Q pada awalnya, namun setelah melewat ttk tertentu, konsentras kepemlkan berpengaruh negatf terhadap PER dan Tobns Q. Utang sebaga mekansme eksternal corporate governance dmasukkan ke dalam model regres untuk melengkap pengaruh mekansme corporate governance terhadap knerja badan usaha. Hasl model regres 7 menunjukkan bahwa utang berpengaruh negatf terhadap semua varabel dependen, kecual terhadap Tobns Q. Namun nla koefsen utang terhadap Tobns Q dan nla uj t sangat kecl, sehngga danggap tdak berpengaruh. Utang berpengaruh sgnfkan negatf terhadap ROA. Pengaruh negatf utang terhadap ROA, ROE dan PER mendukung hasl peneltan Tandelln dan Wlberforce (2000) bahwa utang berpengaruh negatf tdak sgnfkan terhadap knerja keuangan badan usaha, terutama dalam hal proftabltas. Sanda et al. (2005) menyatakan pengaruh negatf dsebabkan adanya kemungknan konflk kepentngan antara phak debtholder (yang basanya memlk perwaklan dalam dewan komsars) dengan pemegang saham. Debtholder mengngnkan badan usaha memlk stabltas agar dapat membayar utang, sehngga debtholder tdak menghendak adanya strateg badan usaha yang mengancam kemampuan badan usaha untuk membayar utang. Sedangkan pemegang saham bertujuan memaksmumkan kemakmurannya, sehngga pemegang saham mengngnkan badan usaha melakukan strateg yang dapat menakkan harga saham. Dar hasl model 7, dapat dketahu bahwa CEO ekspatrat berpengaruh postf tdak sgnfkan terhadap PER dan sgnfkan pada 10% terhadap Tobns Q, serta berpengaruh 209